LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PEMANFAATAN PRODUK ASAL TERNAK SEBAGAI PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI MASYARAKAT DI KELURAHAN GANJAR AGUNG
KECAMATAN METRO BARAT PADA MASA PANDEMIC COVID 19
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN TERNAK JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
ii HALAMAN PENGESAHAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNGGULAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul : Pemanfaatan Produk Asal Ternak sebagai Pemenuhan Kebutuhan Gizi Masyarakat di Kelurahan Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat pada Masa Pandemic Covid 19 Manfaat sosial ekonomi :
Ketua Pengusul a. Nama lengkap b. Jabatan Fungsional c. Program Studi d. SINTA ID e. Nomor Hp
f. Alamat Surel (e-mail)
: : : : :
Agung Kusuma Wijaya, S.Pt., M.P.
Asisten Ahli
Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak 40497
08125240633
agung.kusumawijaya@fp.unila.ac.id Anggota Pengusul (1)
a. Nama Lengkap b. Program Studi c. SINTA ID
: : :
Liman, S.Pt., M.Si
Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak 6153245
Anggota Pengusul (2) a. Nama Lengkap b. Program Studi c. SINTA ID
: : :
Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz, M.Gizi.
Pendidikan Dokter 6666684
Jumlah mahasiswa yang terlibat : 3 mahasiswa (Adinda Widi, Titik Nur Fadilah dan Sapturi)
Jumlah alumni yang terlibat : - Jumlah staf yang terlibat : 1 orang
Lokasi kegiatan : Kelurahan Ganjar Agung, Metro Barat, Kota Metro
Lama kegiatan : 6 bulan
Biaya Penelitian : Rp 20.000.000,00
Sumber dana : BLU Universitas Lampung
Bandar Lampung, 21 September 2021 Mengetahui,
An. Dekan Fakultas Pertanian Unila Wakil Dekan Akademik dan Kerjasama
Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S.
NIP. 196406131987031002
Ketua PKMU,
Agung Kusuma Wijaya, S.Pt., M.P.
NIP. 198403052014041001 Menyetujui,
Sekertaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lampung
Rudy, S.H., LL.M, LL.D.
NIP. 198101042003121001
iii DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PENGESAHAN ………. ii
DAFTAR ISI ……… iii
DAFTAR TABEL ……… v
DAFTAR GAMBAR ……….. vi
RINGKASAN………...………... vii
BAB I PENDAHULUAN …..………...………... 1
1.1 Analisis Situasi ………. 1
1.2 Permasalahan mitra…....…..………... 2
1.3 Tujuan kegiatan... 2
1.4 Manfaat kegiatan ……….. 2
BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN………... 3
2.1 Solusi ……… 3
2.2 Target Luaran ………... 3
2.3 Tinjauan Pustaka ……….. 4
BAB III METODE PELAKSANAAN………...………... 12
3.1 Metode dan Tahapan Kegiatan ……… 12
3.2 Deskripsi Kegiatan ……….. 12
3.3 Prosedur Kerja ………. 12
3.4 Pihak yang Terlibat ………. 13
3.5 Keterlibatan Mitra ……… 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………..……… 14
4.1 Koordinasi Kegiatan dengan Posyandu Melati II ……… 15
4.2 Koordinasi Kegiatan dengan Puskesmas Ganjar Agung ……… 16
4.3 Penyuluhan Kader Posyandu ………. 17
4.4 Support Asupan Gizi kepada Tenaga Kesehatan ……… 20
4.5 Kampanye Gizi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Konsultasi Kesehatan pada Ibu serta Balita ……… 21
4.6 Evaluasi Kegiatan ……… 22
iv
BAB V SIMPULAN DAN HASIL………. 25
5.1 Simpulan ……….……….……… 25
5.2 Saran ………. 25
DAFTAR PUSTAKA ………... 26
LAMPIRAN ………. 27
v DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Kerangka Pemecahan Masalah ………. 3
2 Target dan Jenis Luaran ……… 3
3 Capaian Kegiatan Pengabdian ……….. 24
vi DAFTAR GMBAR
Gambar Halaman
1 Struktur Asam Amino ………..………. 5
2 Beberapa Struktur Karbohidrat ….……… 6
3 Struktur Lemak ……….……… 7
4 Penggunaan AKG untuk Penilaian Asupan Gizi dan Perencanaan ……….. 8
5 Bagan Penyebab Kurang Gizi ………... 9
6 Peta Jalan Kegiatan Pengabdian ……… 11
7 Kondisi Pandemic Covid 19 pada bulan Juli dan Agustus 2021 ………….. 14
8 Kegiatan Rutin Pemeriksaan Kesehatan dan Imunisasi oleh Dr. Dewi …… 16
9 Penyuluhan Kader Posyandu ……… 17
10 Agung Kusuma Wijaya, S.Pt, M.P. menyampaikan Materi ………. 19
11 Telur direbus selama 10 menit dan 15 menit ……… 20
12 Kampanye Gizi ………. 21
13 Grafik Nilai Pre-test dan Post-test ……… 23
vii PEMANFAATAN PRODUK ASAL TERNAK SEBAGAI PEMENUHAN
KEBUTUHAN GIZI MASYARAKAT DI KELURAHAN GANJAR AGUNG KECAMATAN METRO BARAT PADA MASA PANDEMIC COVID 19
RINGKASAN
Sektor peternakan diharapkan dapat mengisi pembangunan dengan memenuhi kebutuhan akan protein hewani masyrakat dengan tujuan meningkatkan Kesehatan serta kecerdasan masyrakatnya. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga September 2021 bertempat di Posyandu Melati II dan Puskesmas Kelurahan Ganjar Agung. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat memilih produk asal ternak yang masuk dalam kriteria ASUH, membentuk dan memperkuat jaringan antara penghasil teknologi dan pengguna IPTEK. Manfaat dari kegiatan pengabdian ini yaitu meningkatkan Kesehatan masyarakat dan meningkatkan daya serap produk ternak oleh masyarakat.
Kecukupan gizi masyarakat dalam menanggulangi kebutuhan gizi pada masa pandemic covid 19. Metode kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi, pelatihan, kampanye gizi, pengolahan produk peternakan dan evaluasi pelaksanaan. Materi ceramah terdiri dari materi pengenalan produk ternak ASUH, pengenalan kandungan gizi pada makanan sumber produk ternak, dan pengukuran kebutuhan gizi masyarakat. Pelatihan terdiri dari pengolahan produk ternak secara sederhana dan penyusunan diet seimbang. Kampaney gizi dengan memberikan produk ternak seperti telur dan susu di kelompok masyarakat yang ada di Kelurahan Ganjar Agung.
Pengabdian ini menghasilkan peningkatan kemampuan dan pemahaman masyarakat sebesar 19% tenang pengolahan dan penyimpanan produk asal hewan ternak. Diharapkan mampu menurunkan kejadian gizi buruk di wilayah Kelurahan Ganjar Agung
Kata kunci: Asuh, covid 19, Ganjar Agung, gizi
1 BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Kelurahan Ganjar Agung merupakan salah satu kelurahan yang sedang berkembang dalam pembangunan manusia maupun wilayahnya. Sektor peternakan diharapkan dapat mengisi pembangunan dengan memenuhi kebutuhan akan protein hewani masyrakat dengan tujuan meningkatkan Kesehatan serta kecerdasan masyrakatnya. Diketahui saat ini sedang terjadi pandemi virus covid 19, sehingga pemenuhan kebutuhan sangat diperlukan sekali bagi masyarakat khususnya di Kelurahan Ganjar Agung.
Keadaan Geografis
Kecamatan Metro Barat memiliki 4 Kelurahan yaitu Ganjar Agung, Ganjra Asri, Mulyojati dan Mulyosari. Luas wilayah Kelurahan Ganjar Agung yaitu 2,88 km
2/sq.m. merupakan daerah dataran rendah dimana didominasi oleh lahan persawahan. Secara administrative letak Kelurahan Ganjar Agung berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Desa Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah
Sebelah Selatan : Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan Sebelah Timur : Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat
Sebelah Barat : Desa Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah
Keadaan Iklim
Iklim di Kelurahan Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat termasuk
kedalam tipe iklim sedang dengan rata-rata curan hujan 414 mm per
tahun.Keadaan suhu yang terjadi berkisar antara 230C sampai 290C. Curah hujan
berkisar 2500–3000mm dan jumlah hari hujan antara 99–121 hari per tahun.
2 1.2 Permasalahan Mitra
Berdasarkan analisis situasi dan pembahasan mengenai konsep dan permasalahan yang ada di Kelurahan Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat, Tim Pengabdian Universitas Lampung dapat merumuskan persoalan prioritas pada Program Pengabdian kepada Masyarakat:
1. Masyarakat belum mampu mendapatkan produk ternak ASUH
2. Belum mampunya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi pada masa pandemi Covid 19
3. Masyarakat kurang mengetahui sumber gizi asal ternak sesuai kebutuhan masa tumbuh
1.3 Tujuan
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu:
1. meningkatnya kemampuan masyarakat memilih produk asal ternak yang masuk dalam kriteria ASUH
2. membentuk dan memperkuat jaringan antara penghasil teknologi dan pengguna IPTEK
1.4 Manfaat
Manfaat dari kegiatan pengabdian ini yaitu meningkatkan Kesehatan masyarakat dan meningkatkan daya serap produk ternak oleh masyarakat.
Kecukupan gizi masyarakat dalam menanggulangi kebutuhan gizi pada masa
pandemic covid 19.
3 BAB II. SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 Solusi
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan oleh Tim Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian dan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang berjumlah 3 (tiga) orang. Guna memberikan pengetahuan dan pemecahan masalah yang ada saat ini, kerangka pemecahan masalah dapat dirumsukan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Kerangka pemecahan masalah
Permasalahan Solusi Capaian
1. Masyarakat belum mampu mendapatkan produk ternak ASUH
1. Memberikan
penyuluhan mengenai produk hasil ternak ASUH
1. Masyarakat mampu mengetahui
pemilihan produk ternak yang ASUH 2. Kemampuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi pada masa pandemic
2. Kampanye gizi mengenai pemenuhan kebutuhan gizi
masyarakat
3. Masyarakat terpenuhi kebutuhan gizinya
3. Masyarakat kurang mengetahui sumber gizi asal ternak sesuai kebutuhan masa tumbuh
3. Memberikan penyuluhan tentang sumber gizi asal ternak
3. Masyarakat
mengetahui sumber gizi asal ternak yang dibutuhkan
2.2 Target Luaran
Tabel 2. Target dan jenis luaran
No. Jenis Luaran Capaian 1. Publikasi pada jurnal ber ISSN Submitted 2. Publikasi pada media cetak/on
line/repository
LPPM Universitas Lampung Bersama Posyandu Melati II Ganjar Agung, Gelar Penyuluhan Asupan Nutrisi Hewani (lampung7.com)
3. Peningkatan daya
saing(peningkatan kualitas, kuantitas, diversifikasi produk)
Peningkatan kesehatan masyarakat dan produktifitas
4. Peningkatan penerapan iptek di masyarakat
Adanya penigkatan penerpan iptek dan Kesehatan masyarakat
5. Video Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Produk Asal Ternak untuk
Memenuhi Kebutuhan Gizi - YouTube
4 2.3 Tinjauan Pustaka
1. Produk Asal Ternak yang ASUH
Bahan pangan yang berkualitas baik haruslah aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) yang berarti bahan tersebut harus bebas dari kontaminasi bahan berbahaya dan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, serta memberikan keamanan bagi konsumen. Kebijakan pemerintah dalam penyediaan pangan asal hewan di Indonesia didasarkan atas pangan yang aman, sehat, utuh dan halal atau dikenal dengan ASUH. Hal tersebut sejalan dengan keamanan (safety) dan kelayakan (suitability) pangan untuk dikonsumsi manusia yang ditetapkan oleh Codex Alimentarius. Aman berarti tidak mengandung penyakit dan residu, serta unsur lain yang dapat menyebabkan penyakit dan mengganggu kesehatan manusia. Sehat berarti mengandung zat-zat yang berguna dan seimbang bagi kesehatan dan pertumbuhan tubuh. Tujuannya adalah melindungi manusia dari resiko yang ditimbulkan dari bahan tambahan (additives) dalam pangan, cemaran (contaminans), racun (toxins) atau organisme penyebab penyakit dalam makanan atau penyakit zoonosis (Bahri, 1997).
Daging
Daging merupakan salah satu komoditi peternakan yang menjadi andalan
sumber protein hewani dan sangat menunjang untuk memenuhi kebutuhan dasar
bahan pangan di Indonesia. Daging terbagi ke dalam dua jenis, yaitu daging
ternak besar seperti sapi dan kerbau, maupun daging ternak kecil seperti domba,
kambing, dan babi. Meski dengan adanya berbagai ragam jenis daging, produk
utama penjualan komoditi peternakan adalah daging sapi potong (Astawan, 2004)
Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging sapi
merupakan salah satu bahan pangan asal ternak yang mengandung nutrisi berupa
air, protein, Komposisi daging sapi terdiri atas 19% protein, 5% lemak, 70% air,
3,5% zat - zat non protein, dan 2,5% mineral (Forrest et al.,1992). Sumber lain
menyatakan bahwa daging sapi terdiri atas 75% air, 19% protein, 3,5% substansi
non protein yang larut, dan 2,5% lemak
5 2. Kandungan Gizi
Protein
Manfaat protein bagi tubuh berhubungan dengan hampir segala aktivitas yang dilakukan seseorang setiap harinya. Apalagi protein merupakan salah satu zat yang paling melimpat di setiap sel dalam tubuh manusia.
Molekul protein sendiri terbuat dari rantai asam amino. Proses pembuatannya dimulai dari tubuh mencerna protein yang didapat dari makanan, mengubahnya menjadi asam amino yang kemudian diserap ke dalam aliran darah. Sel kemudian menggunakan asam amino ini untuk menghasilkan protein spesifik yang dibutuhkan sesuai fungsinya masing-masing. Manfaat protein bagi tubuh bisa didapatkan dari berbagai jenis makanan. Sumber protein yang terdapat dalam makanan meliputi daging, termasuk daging unggas, ikan, produk susu, telur, kacang polong atau kacang lentil. Sebagian besar ahli gizi menganjurkan makan daging tanpa lemak dan susu rendah lemak.
Albumin pada protein untuk menjaga tekanan osmosis, protombin dan fibrinogen untuk proses pembekuan darah serta gamma-globulin sebagai kekebalan.
Gambar 1. Struktur asam amino
Karbohidrat
Karbohidrat juga merupakan zat gizi utama yang terdapat dalam sajian
makanan sehari-hari dan dibutuhkan oleh tubuh. Oleh sebab itu, fungsi
karbohidrat cukup penting bagi tubuh manusia. Sebaiknya 45-65 persen kalori
yang dikonsumsi setiap hari berasal dari karbohidrat. Bahkan, karbohidrat dapat
memberikan energi dan membantu mengendalikan berat badan. Selain itu, fungsi
karbohidrat lainnya adalah bermanfaat bagi hati dan mempromosikan sistem
pencernaan yang sehat. Bahkan, ada karbohidrat yang dapat mengendalikan kadar
kolesterol dalam tubuh.
6 Karbohidrat terbagi menjadi dua macam, yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Sesuai namanya, karbohidrat kompleks mengandung banyak molekul gula dan kaya akan serat, sehingga memerlukan proses yang lebih lama untuk dicerna dalam tubuh. Kelebihannya, karbohidrat kompleks akan memberikan energi secara konsisten, tanpa membuat tubuh mendapat asupan kalori berlebihan secara tiba-tiba.
Gambar 2. Beberapa struktur Karbohidrat
Selain itu karbohidrat kompleks memiliki risiko lebih kecil untuk menumpuk lemak di dalam tubuh. Sedangkan karbohidrat sederhana memiliki kandungan molekul gula yang lebih sedikit, sehingga proses pencernaannya pun menjadi lebih cepat. Gula merupakan bentuk yang paling sederhana dari karbohidrat, sementara tepung dan serat merupakan karbohidrat kompleks. Gula sederhana termasuk fruktosa, serta sukrosa dan laktosa dalam buah, sayur, susu, dan produk olahan susu.
Lemak
Lemak adalah nutrisi penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Lemak
memiliki beberapa jenis, mulai dari lemak yang baik bagi tubuh hingga lemak
jahat yang tidak baik bagi kesehatan tubuh. lemak sangat penting karena
memainkan beberapa fungsi pada tubuh. Fungsi lemak yang paling utama antara
lain sebagai sumber energi dan pelindung bagi kerangka dan saraf. Lemak juga
merupakan komponen yang dibutuhkan tubuh karena membantu nutrisi lain dalam
melakukan fungsinya.
7 Gambar 3. Strutur Lemak
Lemak adalah sumber energi yang sangat efektif bagi tubuh karena menyediakan dua kali lipat produksi energi karbohidrat. Namun, tubuh Anda tidak akan menggunakan lemak sebagai sumber energi utama jika masih memiliki kadar karbohidrat yang cukup. Jika pasokan karbohidrat tubuh Anda telah berkurang, lemak akan memecah cadangan lemak dan mengubah lemak menjadi energi yang memperkuat aktivitas metabolisme.
3. Kebutuhan Gizi Masyarakat
Masyarakat pada umumnya mengenal kebutuhan gizinya dilihat dari nilai
asupan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Kecukupan gizi
pada masyarakat dibedakan menurut kelompok umur, jenis kelamin, berat badan
dan tinggi badannya. Kebutuhan gizi masayarakat dapat dilihat dari Angka
Kecukupan Gizi (AKG). Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk
Masyarakat Indonesia yang selanjutnya disingkat AKG adalah suatu nilai yang
menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari
bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis
kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat. AKG
digunakan pada tingkat konsumsi yang meliputi kecukupan energi, protein, lemak,
karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral. (Menteri Kesehatan, 2019)
8 Pada dasarnya penggunaan AKG dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu untuk penilaian asupan zat gizi dari konsumsi pangan dan untuk perencanaan konsumsi pangan.
Gambar 4. Penggunaan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk penilaian asupan gizi dan perencanaan konsumi pangan (Institute of Medicine, 2005)
Sejak ditetapkannya AKG dan pembaharuannya secara berkala hingga kini, berbagai kebijakan dan program telah menggunakan AKG, antara lain perencanaan penyediaan pangan, penggunaan AKG untuk penetapan garis kemiskinan, penggunaan AKG untuk penetapan upah minimum, penggunaan AKG untuk penetapan skor Pola Pangan Harapan (PPH), penggunaan AKG untuk penetapan panduan gizi seimbang, dan penggunaan AKG untuk Penetapan Acuan Label Gizi (ALG). (Menteri Kesehatan, 2019)
Untuk melakukan evaluasi, perencanaan konsumsi dan ketersediaan pangan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan penduduk rata-rata secara makro nasional
dan berbagai kebutuhan lainnya, dalam AKG ditetapkan estimasi rata-rata angka
kecukupan energi dan rata-rata angka kecukupan protein bagi masyarakat
Indonesia. Rata-rata angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 57 (lima puluh tujuh) gram per
orang per hari pada tingkat konsumsi. (Menteri Kesehatan, 2019)
9 Gambar 5. Bagan Penyebab Kurang Gizi Menurut UNICEF 1998
Menurut bagan di atas dapat diketahui bahwa yang menentukan status gizi di Masyarakat adalah asupan makan yang tidak seimbang dan status penyakit infeksi. Asupan makan merupakan fator non klinis yang dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain adalah kurangnya persediaan pangan serta pola asuh anak yang tidak memadai. Sehingga dengan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti peternak dapat meningkatkan dalam peran memenuhi ketahanan pangan sehingga dapat diperoleh kecukupan gizi yang adekuat.
Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang ikut menentukan mudah
tidaknya seseorang menyerap dan menekuni pengetahuan yang
diperoleh.Masukan gizi anak sangat tergantung pada sumber-sumber yang ada di
lingkungan sosialnya, salah satu yang menentukan adalah ibu. Peranan orang tua,
khususnya ibu, dalam menyediakan dan menyajikan makanan bergizi bagi
keluarga, khususnya anak menjadi penting. Kualitas pelayanan ibu dalam keluarga
ditentukan oleh penguasaan informasi dan faktor ketersediaan waktu yang
memadai. Kedua faktor tersebut merupakan faktor determinan yang dapat
ditentukan dengan tingkat pendidikan, interaksi sosial dan pekerjaan. (Arlius et al.,
2017) Protein hewani dibutuhkan untuk pertumbuhan anak-anak, pemenuhan
protein hewani dapat dipenuhi dari produk-produk peternakan diantaranya susu,
telur, daging, sapi, daging domba, dan daging ayam. Anakanak biasanya sulit
10 untuk mengkonsumsi daging secara utuh, sehingga diperlukan proses pengolahan daging menjadi produk olahan seperti sosis, burger, baso dan nugget. (Hidayati et al., 2019)
Asupan protein hewani dalam pola konsumsi makan perseorangan sangat menentukan untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurangnya asupan protein dapat berpengaruh terhadap terjadinya masalah gizi. Protein hewani memiliki fungsi yang sangat menentukan dalam mencerdaskan manusia karena asam aminonya tidak dapat tergantikan (irreversible) oleh bahan makanan lainnya. Sehingga kebutuhan protein adalah kebutuhan yang mutlak. Menurut Suryana menjelaskan dalam penelitiannya bahwa di daerah produsen sapi sekalipun, sumber protein hewani asal ternak yang banyak dikonsumsi masyarakat (angka partisipasi konsumsi dan konsumsi per kapita terbesar) adalah daging ayam dan telur ayam.(Suryana et al., 2019) Karena itu upaya peningkatan produksi dan ketersediaan produk unggas ini perlu terus dilakukan secara berkelanjutan agar ketersediannya cukup dan harganya terjangkau secara baik. Pemeliharaan hewan ternak untuk dikonsumsi seperti ayam, itik atau kambing juga mempermudah keluarga dalam memperoleh makanan sumber protein. (Natalia, 2013)
Kemudahan keluarga dalam memperoleh sumber pangan ini akan mempengaruhi tingkat kecukupan gizi keluarga. Bila pola makan keluarga baik artinya tidak ada pengurangan frekuensi dan ukuran makan, variasi makanan juga beragam dan tidak menderita penyakit atau infeksi maka dapat dipastikan tingkat kecukupan gizi keluarga juga baik. keluarga yang sehat atau tidak menderita penyakit atau infeksi dengan tingkat kecukupan gizi yang baik akan dapat memperbaiki atau meningkatkan dan mempertahankan status gizi yang baik.
(Lucia, 2012)
11 Road Map Pengabdian Kepada Masyarakat
Gambar 6. Peta jalan kegiatan pengabdian Riset
Pemanfaatan limbah agroindustry sebagai pakan ternak untuk meningkatkan produksi susu kambing
Riset
Pemanfaatan tanaman herbal sebagai pakan ayam petelur untuk
menghasilkan telur herbal
Pengembangan produk peternakan sebagai sumber
gizi masyarakat
Penerapan teknologi dalam pengolahan produk asal ternak
Penyusunan menu makanan seimbang bagi masyarakat berbasis produk peternakan Telah dilaksanakan
Diseminasi produk hasil ternak kepada wilayah sekitar dalam pemenuhan gizi di masa pandemi Tahun I
Pengolahan pangan dengan teknologi dengan aman
Mambuat produk olahan asal ternak secara komersil dan meningkatkan pendapatan
masyarakat
12 BAB III. METODE PELAKSANAAN
a. Metode dan Tahapan Kegiatan
Metode kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi, pelatihan, kampanye gizi, pengolahan produk peternakan dan evaluasi pelaksanaan. Materi ceramah terdiri dari materi pengenalan produk ternak ASUH, pengenalan kandungan gizi pada makanan sumber produk ternak, dan pengukuran kebutuhan gizi masyarakat.
Pelatihan terdiri dari pengolahan produk ternak secara sederhana dan penyusunan diet seimbang. Kampaney gizi dengan memberikan produk ternak seperti telur dan susu di kelompok masyarakat yang ada di Kelurahan Ganjar Agung. Evaluasi pelaksanaan terdiri dari evaluasi awal, proses dan evaluasi akhir.
b. Deskripsi Kegiatan
Deskripsi kegiatan secara rinci metode yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menjelaskan kepada peserta pelatihan mengenai produk ternak ASUH, mulai dari bagaimana tentang pemeliharaannya, proses menghasilkan produksinya dan pengolahan.
2. Menjelaskan kepada peserta pelatihan mengenai menentukan produk ternak yang berkualitas dengan uji organoleptic dan juga kualitas
3. Penyusunan menu makanan yang sesuai dengan komposisinya dan kebutuhannya.
4. Hasil uji coba selanjutnya dipresentasikan untuk bahan diskusi dan selanjutnya siap didiseminasikan masyarakat lainnya.
c. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dilaksanakan dengan melaksanakan kegiatan evaluasi.
Evaluasi yang akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses, dan evaluasi akhir. Kegiatan dapat dirinci sebagai berikut:
1. Pengurusan administrasi dan koordinasi dengan pengurus kelompok
masyarakat, melaksanakan proses perizinan dengan dengan kepala
aparatur kelurahan.
13 2. Pada tahap awal dilakukan penyuluhan produk asal ternak yang ASUH, Pada tahapan ini dilaksanakan evaluasi awal dimana dilakukan dengan metode pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat.
3. Penyuluhan mengenai kandungan gizi pada panga nasal ternak, kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas atau posyandu yang ada di Kelurahan Ganjar Agung.
4. Demonstrasi dan kampanye gizi penyusunan diet yang seimbang. Kegiatan ini dilakukan dengan cara demostrasi di kelompok masyarakat.
5. Melaksanakan evaluasi akhir dilaksanakan dengan metode post-test dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan masyarakat tentang materi kegiatan setelah dilakukan ceramah, diskusi, dan demonstrasi.
6. Penyusunan Laporan
d. Pihak yang Terlibat
Kegiatan pembinaan ini dilaksanakan oleh Tim Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian berjumlah 2 (dua) orang yang berlatar belakang nutrisi dan makanan pakan ternak serta Dosen Faklutas Kedokteran berjumlah 1 (satu) orang dalam bidang gizi masyarakat. Selain itu dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) sehingga dapat menyampaikan IPTEKS kepada masyarakat.
e. Keterlibatan Mitra
Kegiatan pembinaan mempunyai keterkaitan yang erat dengan Kelompok
Posyandu Melati II Kelurahan Ganjar Agung. Dengan adanya pembinaan ini
diharapkan kelompok masyarakat dapat lebih berkembang dalam menjalankan
kegiatan kesahatan masyarakat. Keterkaitan lainnya yaitu dengan aparat
pemerintahan desa setempat. Kontribusinya adalah dengan memberikan masukan
mengenai potensi kader posyandu setempat, dan juga penyediaan tempat
penyuluhan .
14 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui 5 tahapan proses pelaksanaan, pada tahap pertama mengenai koordinasi kegiatan dengan kader Posyandu Melati II, tahapan kedua berkoordinasi dengan Puskesmas Ganjar Agung, tahapan ketiga penyuluhan kader posyandu Kelurahan Ganjar Agung dan Ganjar Asri, tahapan keempat yaitu penyerahan support gizi berupa produk asal ternak dan juga pada tahap pelaksananaan terakhir yaitu kampanye gizi dan pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu anak yang hadir pada kegiatan posyandu. Kegiatan ini seyogyanya dilaksanakan mulai bulan Juni 2021, dikarenakan kondisi pandemic covid 19 dan ada edaran pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk semua wilayah Provinsi Lampung menyebabkan terjadinya penundaan kegiatan secara langsung.
Gambar 7. Kondisi pandemic covid 19 pada bulan Juli dan Agustus 2021
Melihat perkembangan Gambar 7 di atas maka kegiatan yang dilaksanakan
dijadwal ulang pada akhir Agutus. Pada bulan Juli Kota Metro berada di Zona
Orange dan pada Bulan Agustus meningkat menjadi Zona Merah. Oleh karena itu
untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang terdampak pandemic covid 19
perlu pemberian asupan makanan tambahan terutama yang bersumber dari hewan
ternak dapat berupa daging, telur maupun susu. Kondisi perekonomian
masyarakat yang menurun akibat dampak pandemic ini menyebabkan sebagian
besar masyarakat tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Sehingga
15 kegiatan ini dirasa perlu untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terutama yang memiliki balita untuk mengedepankan kecukapan gizinya. Sasaran vaksin masih sebatas dewasa dan lansia, sehingga untuk meningkatkan imunitas dan kebutuhan gizi anak-anak cukup dengan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang.
4.1 Koordinasi Kegiatan dengan Posyandu Melati II
Koordinasi kegiatan ini dilaksnakan pada bulan Agutus 2021 menentukan lokasi kegiatan dan peserta. Koordinasi dilaksanakan di kediaman Ketua Kader Posyandu Melati II yaitu Ibu Nur Seleksi Handayani yang dihadiri oleh Tim Pengabdian dan kader posyandu Yuyun Apriliyani yang merupakan kader gizi Posyandu Melati II. Melalui data awal diketahui bahwa kegiatan posyandu di masa pandemic ditiadakan, namun pelayanan konsultasi kesehatan dan gizi tetap dilaksanakan dengan mendatangi rumah atau kediaman setiap peserta posyandu.
Dalam kegiatan posyandu rutin, kader posyandu melaksanakan penimbangan badan, pemberian makanan tambahan dan jika ada balita yang waktunya vaksin akan diberikan vaksin oleh dokter dari Puskesmas Ganjar Agung.
Dari koordinasi awal juga ini didapatkan informasi bahwa kegiatan
posyandu Melati II dilaksanakan tanggal 20 pada setiap bulannya. Jumlah
partisipan pada posyandu Melati II ini sekitar 150 peserta. Pada kondisi normal
kegiatan posyandu meliputi penimbangan balita, pengukuran tinggi badan,
pemberian vitamin dan obat cacing serta program makanan tambahan. Pada
program pemberian makanan tambahan pada umumnya dengan memberikan
bubur kacang hijau dan juga sari kedelai, sehingga dirasa perlu diberikan alternatif
pemberian lain yaitu dengan memberikan produk-produk asal hewan ternak
berupa telur, daging maupun susu. Dalam kondisi pandemic kegiatan dibatasi
dengan yang hanya mendapatkan imunisasi yang hadir, sedangkan yang lain
dilakukan home visit. Pada kegiatan ini juga diputuskan untuk berkoordinasi
dengan Puskesmas Ganjar Agung untuk pelaksanaan kegiatannya.
16 4.2 Koordinasi Kegiatan dengan Puskesmas Ganjar Agung
Koordinasi dengan pihak puskesmas dilaksanakan pada tanggal 10 September 2021 dikarenakan selama bulan Agustus diberlakukan PPKM untuk kota Metro dan Bandar Lampung. Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Ganjar Agung dengan dihadiri oleh Tim Pengabdian, kader Posyandu Melati Yuyun Apriliyani dan dari pihak Puskesmas diwakili oleh dr Dewi. Dalam kesempatan kali ini pihak Puskesmas Ganjar Agung masih terfokus pada penanganan Kesehatan masyarakat, dikarenakan meningkatnya kasus positif pada wilayah Kelurahan Ganjar Agung.
Gambar 8. Kegiatan rutin pemeriksaan kesehatan dan imunisasi oleh dr. Dewi
Keadaan pandemic ini membuat tenaga kesehatan yang berada di kelurahan focus pada penanganan masyarakat yang terserang. Sehingga pada kegiatan posyandu hanya terfokus dilaksanakan oleh kader saja. Masih lebih lanjut dr.
Dewi menjelaskan kondisi stunting di Wilayah Kelurahan Ganjar Agung masih ada, kondisi ini terjadi dikarenakan tingkat pemahamana atas kebutuhan gizi keluarga rendah. Selain rendahnya pengetahuan, kondisi perekonomian membuat susahnya untun mendapatkan asupan gizi yang seimbang.
Dari koordinasi ini berkaitan dengan perizinan pelaksanaan kegiatan pada
masa pandemic ditentukan bahwa akan dilaksanakan kegiatan penyuluhan dan
kampanye gizi dengan protocol kesehatan dengan menghadirkan perwakilan dari
kader posyandu dan juga peserta posyandu.
17 4.3 Penyuluhan Kader Posyandu
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 15 September 2021 dengan peserta sebanyak 15 orang. Perwakilan kader posyandu diwakili oleh kader gizi masing-masing posyandu. Perwakilan ini terdiri dari posyandu yang berada di Kelurahan Ganjar Agung dan Ganjar Asri yaitu 7 posyandu Ganjar Agung dan 6 posyandu Ganjar Asri. Pada penyuluhan kali ini tim pengabdian kepada masyarak Unila memberikan materi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Dalam kegiatan ini juga diikuti oleh perwakilan dari Puskesmas Ganjar Agung. Materi yang pertama disampaikan oleh Liman, S.Pt, M.Si dengan tema Zat-zat Gizi berkaitan Fungsi, Sumber dan Defisiensi (materi terlampir).
Dalam pemaparannya bahwa masyarakat perlu Menyusun menu yang seimbang, dimana menu seimbang yaitu adanya sumber energi, sumber protein, sumber vitamin, sumber mineral dan air. Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Akbar &
Aidha, 2020).
Gambar 9. Penyuluhan kader posyandu
Sumber Protein Protein dapat diperoleh baik dari sumber hewani maupun
nabati. pada umumnya, makanan asal hewani mengandung lebih banyak protein
dibandingkan dengan makanan asal nabati, walaupun beberapa sayuran seperti
kedelai mempunyai kandungan protein yang tinggi. Susu dan telur termasuk pada
18 sumber protein hewani berkualitas tinggi. ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak. sumber protein nabati termasuk sereal (gandum, gandum hitam, beras, jagung, jelai), kacangkacangan (kacang tanah, biji kering, kacang polong kering, kacang kedelai) dan biji-bijian
Materi kedua disampaikan oleh Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz, M.Gz dengan tema Gizi Seimbang pada Balita Umur Dibawah Dua Tahun. Angka kecukupan gizi balita dirasa sangat penting sekali menunjang pertumbuhan pada saat dewasa nanti. Dengan gizi seimbang ini diharapakan anak-anak yang sedang mendapatkan asupan ASI eksklusif juga perlu adanya Makanan Pendamping ASI (MPASI). prevalensi gizi kurang secara nasional bersifat fluktuatif karena pada tahun 2007 prevalensi gizi kurang 18,4% dan mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu 17,9%, tetapi pada tahun 2013 prevalensi gizi kurang mengalami peningkatan kembali 19,6% yang terdiri dari 13,9% gizi kurang dan 5,7% gizi buruk (Akbar & Aidha, 2020). Kurangnya pemahaman orang tua terhadap MPASI ini dirasa juga menjadi faktor pendorong banyaknya anak-anak memiliki kondisi kekurangan gizi.
Agar bayi dan anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal, orang tua
harus memperhatikan ASI dan makanan yang dikonsumsinya. ASI merupakan
satu-satunya makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. Namun dengan bertambahnya usia bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah
ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI atau yang biasa
disebut dengan MPASI. Jika penggunakan MPASI tidak tepat makan akan
menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare, sulit BAB (Buang Air Besar),
dan muntah. Gangguan menyusui seperti mengurangi keinginan bayi untuk
menyusu sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusu berkurang yang
berakibat produksi ASI juga berkurang. Yang paling sering yaitu meningkatkan
resiko terkena infeksi (penyakit menular)
19 Gambar 10. Agung Kusuma Wijaya, S.Pt, M.P. menyampaikan materi mengenai
sumber gizi asal hewan ternak
Materi terakhir disampaikan oleh Agung Kusuma Wijaya, S.Pt, M.P.
mengenai Produk Asal Ternak sebagai Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Masa Pandemic Covid 19. Dijelaskan di atas bahwa panga nasal hewan merupakan salah satu sumber pangan yang memiliki gizi tinggi. Rata-rata tingkat konsumsi daging di Indonesia juga masih jauh di bawah rata-rata tingkat konsumsi dunia yang mencapai 6,4 kg daging sapi, 14 kg daging ayam, 12,2 daging babi, dan 1,7 kg daging kambing. Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan bahwa tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia pada 2017 masih tertinggal dari negara-negara maju bahkan dengan beberapa negara ASEAN. Dari total konsumsi protein, konsumsi protein hewani Indonesia baru mencapai 8 persen, sementara Malaysia mencapai 30 persen, Thailand 24 persen, dan Filipina mencapai 21 persen. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dirilis pada 2018, konsumsi daging pada masyarakat Indonesia pada 2017 baru mencapai rata-rata 1,8 kg untuk daging sapi, 7 kg daging ayam, 2,3 kg daging babi, dan 0,4 kg daging kambing.
Untuk meningkatkan kebermanfaatan produk asala hewan juga perlu
diperhatikan bagaimana menyimpan dan mengolahnya. Kandungan gizi makanan
bisa hilang atau rusak dikarenakan adanya kesalahan proses seperti pemasakan,
penjemuran, pencucian dan lain sebagainya. Contoh pada kegiatan penyuluhan ini
20 yaitu, para peserta ditunjukkan bagaimana cara merebus telur yang baik, sehingga tidak rusak kandungan gizinya. Telur sebaiknya dimasak selama 10 menit setelah air mendidih. Hal ini dilakukan karena pada telur yang mengandung protein tinggi akan terdenaturasi jika terkena panas dalam waktu yang lama dan dengan suhu yang tinggi. Pemasakan yang terlalu lama juga akan merubah tekstur dari telur tersebut. Telur merupakan sumber protein yang termurah dibanding sumber protein lain.
Gambar 11. Telur direbus selama 10 menit dan 15 menit
4.4 Support Asupan Gizi kepada Tenaga Kesehatan
Sebagai wujud kepedulian kepada tenaga Kesehatan, kegiatan pengabdian ini juga memberikan supporting asupan gizi berupa telur yang berasal dari peternak yang ada di Kota Metro yang tergabung pada Pinsar Petelur Nasional (PPN) serta anggota Ikatan Insinyur dan Sarjana Peternakan (ISPI) Metro.
Kegiatan ini juga wujud implementasi kegiatan Kerjasama antara Fakultas Pertanian dengan dengan PPN dan ISPI. Kondisi pandemic ini memberikan dampak yang sangat besar dari semua sektor salah satunya sektor peternakan.
Harga pakan ternak yang tinggi menyebabkan harga telur juga tinggi. Namun
dalam kondisi saat ini harga telur sangat rendah sekali, yang seharusnya mampu
dijangkau oleh masyarakat, namun kenyataannya tidak demikian.
21 Gambar 12. Perwakilan Tim PKM Unila, Kader Posyandu, PPN dan ISPI
memberikan support kepada tenaga Kesehatan Puskesmas Ganjar Agung
Tenaga Kesehatan termasuk garda terdepan dalam penanganan pandemic covid 19. Dalam kegiatan pengabdian ini tim Kesehatan dari Puskesmas Ganjar Agung juga memberikan pesan kepada peserta penyuluhan dan juga tim PKM Unila untuk tetap mengedepankan protocol Kesehatan seperti penggunaan masker, hand sanitizer, cuci tangan menggunakan sabun dan juga mengatur jarak pada saat ada pertemuan. Pada bulan Juli dan Agustus, staff tenaga Kesehatan Puskesmas Ganjar Agung ini juga beberapa terpapar virus covid 19, namun pada saat kegiatan sudah pulih dan Kembali berakifitas normal.
4.5 Kampanye gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) dan Konsultasi Kesahatan pada ibu serta balita
Kampanye gizi ini merupakan upaya dari mengenalkan masyarakat sumber-
sumber makanan bergizi yang berasal dari hewan ternak. Produk ternak yang
diberikan pada kampanye gizi kali ini yaitu berupa telur, susu UHT dan susu
kambing. Dalam kesempatan kampanye gizi ini dihadiri oleh seluru kader
Posyandu dan juga penggiat Sekolah Ramah Anak (SRA) Kota Metro. Target
kegiatan kampanye ini yaitu para masyarakat yang melaksanakan posyandu untuk
22 anaknya. Kegiatan posyandu ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2021 bertempat di Gedung Posyandu Melati II Ganjar Agung.
Kegiatan diawali dengan diskusi ringan mengenai kebutuhan gizi oleh Tim PKM Unila dilanjutkan dengan pendataan yang dilaksanakan oleh Kader Posyandu Melati II. Rangkaian kegiatan dari kampanye ini juga dilakukan penimbangan rutin anak-anak, pemberian vitamin dan obat cacing. Untuk bayi usia dibawah dua tahun tidak diperkenankan mengkonsumsi susu UHT maupun susu kambing, hal ini merupakan wujud dari dukungan pada peraturan pemerintah bahwa anak-anak dibawah usia dua tahun harus diberikan ASI eksklusif.
4.6 Evaluasi Kegiatan
Tingkat keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini perlu evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan. Evaluasi dilaksanakan di awal melalui pre-test, kemudian evaluasi proses dengan melakukan tanya jawab langsung dan evaluasi akhir yaitu dengan memberikan post-test. Post-test dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader posyandu di awal sebelum pelaksanaan Pengabdian kepada masyarakat.
Pada kegiatan pengabdian ini evaluasi awal dilakukan dengan memberikan pre-test kepada peserta. Kuisioner yang digunakan sebanyak 10 pertanyaan yang berkaitan dengan gizi, kebutuhannya dan cara mendapatkannya. Dari kuisioner yang ada menunjukkan bahwa pada pengabdian ini sebanyak 15 kader posyandu memiliki nilai rata-rata sebesar 70,73. Skor peserta dilihat dari daftar kriteria rendah bila skor 0,00 – 40,00, sedang bila skor >40,00 – 70,00, tinggi bila skor >
70,00 – 100,00. Dalam kegiatan ini skor sudah dalam skor sedang dimana lebih
dari masih diangka 70. Dari semua pertanyaan yang ada di kuisioner
menunjukkan bahwa pertanyaan no 4 tentang fungis zat makan, no 5 tentang
sumber asam lemak esensial omega-3 dan no 10 tentang cara penyimpanan susu
memiliki nilai yang rendah. Data rata-rata nilai per pertanyaan tersaji pada
Gambar 13 di bawah.
23 Gambar 13. Grafik nilai pre-test dan post-test
Grafik di atas menunjukkan bahwa para peserta masih menganggap bahwa zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan yaitu sebatas karbohidrat, protein dan vitamin dengan nilai yang didapat sebesar 6,47. Karena jumlah yang dibutuhkan sangat sedikit sehingga dianggap tidak ada pada bahan makanan, perlu adanya penambahan. Sedangkan nilai rendah berikutnya yaitu tentang fungsi protein, dimana masyarakat masih menganggap protein digunakan sebatas untuk pertumbuhan dengan nilai sebesar 6,53. Menurut angka kecukupan konsumsi zat- zat gizi (AKKZG), seseorang membutuhkan 1 g protein per kg berat badan, tetapi ada atlet yang membutuhkan lebih banyak, misalnya seorang pelari yang sedang berlatih intensif, atau seseorang yang sedang berdiet yang mengkonsumsi rendah kalori, atau seorang pemula yang bam mulai berlatih. Di bawah ini diilustrasikan anjuran konsumsi protein (Rismayanthi, 2015).
Nilai rendah yang lain yaitu pada pemahaman masyarakat pada proses penyimpanan susu. Masyarakat beranggapan bahwa untuk menyimpan susu cukup dikemas dalam botol transparan dan tempat teduh yaitu dengan rata-rata nilai 6,67.
Setelah dilaksanakannya penyampaian materi terjadi peningkatan disetiap pemahaman masyarakat. Hal ini terlihat pada setiap pertanyaan mengalami
7,47 6,47 7,33
6,53 6,93 7,47 7,60 7,20 7,07 6,67 8,53 8,53 9,20 9,07 8,80 8,93 8,53 8,80 8,67 8,67
Chart Title
Pre-test Post-test