• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : PER-687/K/D4/2012

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INSTANSI PEMERINTAH (SPIP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, Menimbang : a. bahwa untuk kemudahan dan kelancaran

penyelenggaraan SPIP, perlu adanya pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah konkret yang dilaksanakan dalam bentuk desain penyelenggaraan;

b. bahwa agar penyusunan desain penyelenggaraan SPIP memenuhi standar dan panduan yang ada, maka perlu dibuatkan Pedoman Penyusunan Desain penyelenggaraan SPIP;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4890);

2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non- Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;

3. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non- Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005;

4. Keputusan Presiden Nomor 68/M Tahun 2010;

5. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-1326/K/LB/2009 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH.

(2)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ini, yang dimaksud dengan:

(1) Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah kerangka bentuk atau rancangan proses pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam mengembangkan masing-masing unsur sebagai bentuk konkret penyelenggaraan SPIP.

(2) Instansi Pemerintah adalah unsur penyelenggara pemerintahan pusat atau unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

(3) Level entitas Penyelenggaraan SPIP adalah Penyelenggaraan SPIP pada tingkatan Kementerian/ Lembaga/ Pemda atau unit eselon I/ II atau unit mandiri yang meliputi aspek strategis dan organisasional.

(4) Level aktivitas Penyelenggaraan SPIP adalah Penyelenggaraan SPIP pada tingkatan aktivitas yang berkaitan dengan aspek operasional.

(5) Aspek strategis adalah aspek yang menjadi tanggung jawab menteri, kepala lembaga, gubernur atau bupati/walikota.

(6) Aspek organisasional adalah aspek yang bersifat manajerial yang menjadi tanggung jawab eselon I, eselon II atau eselon mandiri lainnya (entitas pelaporan).

(7) Aspek operasional adalah pada tingkat kegiatan operasional.

(8) Quick win Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan SPIP yang akan dicapai dalam jangka waktu 3 bulan atau 100 hari.

(9) Tujuan jangka pendek Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan SPIP yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 tahun.

(10) Tujuan jangka menengah Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan SPIP yang akan dicapai dalam jangka waktu 5 tahun.

BAB II

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP

Pasal 2

(1) Penyusunan desain penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk:

a. Mengintegrasikan rencana pengembangan SPIP di lingkungan kementerian atau lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (Pemda) sesuai dengan PP 60 Tahun 2008;

b. Memberikan gambaran bagi K/L/Pemda tentang strategi penerapan SPIP;

c. Menjadi substansi (lampiran) Keputusan Menteri atau Kepala Lembaga tentang penerapan SPIP di organisasinya;

d. Mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan percepatan penyelenggaraan SPIP;

e. Mengarahkan aktivitas pengembangan dan mengukur keberhasilan penyelenggaraan SPIP.

(2) Ruang lingkup Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP terdiri atas penyelenggaraan SPIP pada level entitas dan level aktivitas institusi K/L/Pemda.

(3) Level entitas meliputi aspek strategis dan organisasional, sedangkan level aktivitas berkaitan dengan aspek operasionalnya.

(3)

BAB III

SASARAN PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP Pasal 3

Sasaran Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP meliputi:

a. Penyiapan prakondisi rencana penerapan SPIP dioperasionalkan;

b. Rencana pengembangan SPIP;

c. Tahap-tahap pengembangan detil SPIP;

d. Identifikasi tentang tahap-tahap pengembangan SPIP dan tentang semua unit organisasi (khususnya unit mandiri) yang akan mengembangkan SPIP;

e. Dasar perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda;

f. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian seluruh K/L/Pemda, termasuk tentang perlunya komitmen bersama untuk melaksanakan penyelenggaraan SPIP.

BAB IV

PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP Bagian Kesatu

Pendahuluan Pasal 4

Desain Penyelenggaraan SPIP harus disesuaikan dengan karakteristik, fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas unit kerja dan perencanaan penganggarannya.

Pasal 5

Untuk kemudahan dan kelancaran penyelenggaraan SPIP, harus ada pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam mengembangkan masing-masing unsur sebagai bentuk konkret penyelenggaraan SPIP.

Bagian Kedua

Strategi Penyelenggaraan SPIP Pasal 6

(1) Para penanggung jawab tugas pada K/L/Pemda wajib memahami tugas dan fungsi organisasi sebagai dasar pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan organisasi.

(2) Untuk mendesain SPIP diperlukan pemahaman terhadap ketatalaksanaan dan ketatausahaan (bussiness process) K/L/Pemda serta struktur organisasinya.

Pasal 7

Untuk memudahkan operasionalisasi dan komunikasi konsep kepada semua personel dalam menerapkan SPIP, harus dibuat gambar visual tentang konsep SPIP dan adaptasi definisi SPIP ke suatu organisasi.

Pasal 8

Ruang lingkup penyelenggaraan SPIP disusun secara spesifik dan memadai, dengan prakondisi unit organisasi K/L/Pemda harus sudah memiliki analisis lingkungan, rencana kinerja, serta batasan tentang kegiatan utama yang akan dilakukan dalam menjalankan perannya atau mencapai kinerjanya.

(4)

Pasal 9

K/L/ Pemda wajib merumuskan tujuan penyelenggaraan SPIP dan menetapkan prioritas pencapaian tujuan SPIP sesuai dengan kondisi dan kebutuhan K/L/Pemda dan masing-masing unit kerjanya.

Pasal 10

(1) K/L/Pemda wajib mengetahui dengan jelas tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan quick win penerapan SPIP yang akan dicapai berdasarkan telaahan yang dilakukan.

(2) Pertimbangan yang perlu dilakukan meliputi permasalahan yang dihadapi, unit kerja terkait yang melaksanakan ketercapaian tahapan tujuan SPIP, dan sumber daya yang dimiliki.

(3) Pertimbangan tersebut dilakukan agar permasalahan yang dihadapi K/L/Pemda saat ini dapat teratasi, demikian pula potensi atas risiko berulangnya permasalahan tersebut dapat diantisipasi.

Bagian Ketiga

Rencana Kerja Penyelenggaraan SPIP Pasal 11

(1) Efektivitas Lingkungan Pengendalian harus dinilai untuk mengenali risiko bawaannya dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek dalam Lingkungan Pengendalian yang berpengaruh dalam penilaian risiko.

(2) Lingkungan Pengendalian terkait dengan faktor manusia, sehingga penilaian harus dilaksanakan secara obyektif untuk mendapatkan hasil yang optimal.

(3) Hasil penilaian efektivitas Lingkungan Pengendalian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari risiko yang teridentifikasi.

Pasal 12

(1) Pimpinan K/L/Pemda wajib melakukan penilaian risiko pada level entitas dan level kegiatannya.

(2) Penilaian risiko mencakup identifikasi dan analisis risiko-risiko yang dihadapi Instansi Pemerintah dalam pencapaian tujuannya.

(3) Identifikasi dan analisis risiko dilakukan dengan metodologi yang sesuai dengan karakteristik kegiatan utama organisasi.

Pasal 13

(1) Penguatan Lingkungan Pengendalian harus dilakukan untuk menindaklanjuti temuan tentang inefektivitas Lingkungan Pengendalian dan mengaitkannya dengan risiko yang telah dipetakan pada penilaian risiko.

(2) Penguatan Lingkungan Pengendalian merupakan bagian dari aktivitas pengendalian, khususnya tentang penegakan aturan yang menunjukkan penambahan kesadaran (kultur) pengendalian dalam suatu unit kerja K/L/Pemda.

(3) Unsur-unsur yang harus dikuatkan oleh unit kerja tergantung dari hasil penilaian efektivitas Lingkungan Pengendalian.

Pasal 14

(1) Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan K/L/Pemda untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko.

(5)

(2) Kegiatan pengendalian dirancang dengan mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat (cost-benefit).

(3) Kegiatan pengendalian dilakukan untuk membantu pimpinan instansi/unit kerja memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama penilaian risiko.

Pasal 15

Untuk memastikan pencapaian tujuan penyelenggaraan SPIP dan tujuan penyusunan rencana kerja penerapan SPIP, pengembangan SPIP harus dipantau secara terus menerus.

Bagian Keempat Penutup Pasal 16

K/L/Pemda atau unit organisasi yang mengembangkan SPIP perlu memperhatikan manfaat-biaya pengembangan SPIP, sifat kekhususan desain penyelenggaraan SPIP, dan keterbatasan kompetensi auditor internal dalam menguatkan penyelenggaraan SPIP.

Pasal 17

(1) Komitmen dari manajemen puncak merupakan dukungan yang sangat ideal untuk menyelenggarakan SPIP pada tingkat K/L/Pemda secara menyeluruh.

(2) Dalam hal dukungan dari manajemen puncak belum diperoleh, maka pengembangan SPIP dapat dilakukan dari unit eselon I, eselon II atau unit mandiri yang mau menjadi pionir pengembangan pada suatu K/L/Pemda, dengan tetap mengupayakan dukungan pimpinan puncak agar dapat mengupayakan pengembangan SPIP secara menyeluruh.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 18

Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala BPKP ini.

Pasal 19

Peraturan Kepala BPKP ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2012

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

ttd

MARDIASMOAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP

Referensi

Dokumen terkait

Keterangan mengenai marjin diuraikan dalam Lampiran I Perjanjian ini yang merupakan bahagian yang tidak dapat dipisahjkan satu sama lainnya ; Pihak Pertama melakukan transfer hak

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 32/PJ/2011 dijelaskan bahwa Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Arm’s Length Principle) merupakan prinsip yang

Output penyelenggaraan kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan SOP untuk semua kegiatan manajerial yang telah diidentifikasi di dalam Desain Penyelenggaraan SPIP

Penggunaan bambu apus yang relatif mudah ditemukan dan murah, menghasilkan karakteristik suara yang khas. Kontrol kualitas pada angklung bambu apus harus selalu

Dari hasil ini diperoleh suatu informasi bahwa minat belajar siswa sekolah dasar Gugus V di Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone sudah baik hal sejalan dengan pendapat

PENGARUH PENGALAMAN TINGGAL DI PESANTREN, JENIS KELAMIN, DAN LATAR BELAKANG FAKULTAS TERHADAP STRATEGY COPING MAHASISWA BARU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada penelitian di bidang analisa model bisnis pada industri yang terdapat di dalam sharing economy dengan

Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS, dari hasil dari analisa statistik diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam pekerjaan earthwork