• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

JURNAL

Oleh:

ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

Oleh:

Andi Prima Kurnia *

Dr. Yuzarion Zubir, S.Ag., SPs.I. M.si. **

Septya Suarja, M.Pd. **

Student Guidance and Counseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by the student who reacted that there are student who are still verry low regulation itself in learning. The purpose of this study was to determine: (1) Self- regulation of student in class XI SMA Negeri 2 Sijunjung, (2) Self-regulation of student in class XI SMA Negeri 2 Sijunjung seen from the aspect of metacognitive, (3) Self-regulation of student in class XI SMA Negeri 2 Sijunjung seen from the aspect of the motivation, (4) Self-regulation of student in class XI SMA Negeri 2 Sijunjung seen from the aspect of behavior. This type of research is quantitative descriptive method. Population in this research were 235 student. Sampling using proportional random sampling. The number of samples obtained by 148 students. Data collection was conducted by questionnaire. Result of the study revealed that (1) Self-regulation of student in class XI SMA Negeri 2 Sijunjung at high category, (2) Self-regulation of student in class XI SMA Negeri 2 Sijunjung views of metacognitive at high category, (3) Self-regulation of student in class XI SMA Negeri 2 Sijunjung views of motivation at high category, (4) Self- regulation of student in class XI SMA Negeri 2 Sijunjung seen from the behavior at high category.

The results of this research was recommended to teachers guidance and counseling, should provide services relating to the material how regulate them selves in order to learn to be very high and to the principal, in order to support and facilitate the implementation of the guidance and counseling, especially in the activities of service delivery to student.

Keyword: Self-regulation, Learning, Student.

PENDAHULUAN

Peserta didik adalah pelajar yang sedang tumbuh dan berkembang di dunia pendidikan.

Dalam rangka melaksanakan serta memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai seorang pelajar. Peserta didik yang baik adalah peserta didik yang mampu menjalani dan memenuhi hak serta kewajiban mereka sebagai pelajar. Peserta didik yang selalu menjaga sikap, patuh dan disiplin terhadap peraturan-peraturan yang ada di sekolah dalam menjalankan pendidikan tidak lain adalah peserta didik yang menyadari dirinya, serta mampu mengendalikan dirinya dari pengaruh-pengaruh buruk lingkungannya.

Menurut Dalyono (2007:212) menjelaskan

“belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk”.

Maka sesuai dengan keinginan bangsa dan negara seperti yang disampaikan di atas, tentunya sangat penting adanya pengelolaan diri peserta didik. Berbicara tentang pengelolaan diri, pakar psikologi sering mengatakan bahwa pengelolaan diri itu dengan sebutan regulasi diri (self regulation).

Ghufron & Rini (2010:57) menyatakan regulasi diri(self regulation) merupakan aspek penting dalam menentukan perilaku seseorang.

Regulasi diri (self regulation) adalah upaya individu untuk mengatur diri dalam suatu aktivitas dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi dan perilaku aktif.

Berdasarkan observasi selama PPLBK Sekolah dan PPLBK Kependidikan mulai dari tanggal 11 Agustus sampai 20 Desember 2014 terhadap peserta didik di SMA Negeri 2 Sijunjung, terlihat bahwa ada peserta didik yang masih sangat rendah regulasi dirinya dalam

1

(3)

belajar, karena masih ditemukan peserta didik yang usil terhadap temannya di saat proses belajar, peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas, peserta didik yang bergelut di saat proses belajar, ada juga peserta didik yang tidak memperhatikan saat proses belajar, peserta didik yang meribut di saat proses belajar, peserta didik yang berkelahi dengan teman-temannya di saat proses belajar berlangsung, dan peserta didik yang terlambat datang ke sekolah.

Keterangan yang juga diperoleh melalui wawancara dengan sebagian guru mata pelajaran, guru BK, dan dengan beberapa orang peserta didik yang hasilnya peserta didik bangga dengan perilaku yang dia lakukan bahkan menjadi kebiasaan bagi peserta didik.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Batasan masalah umum.

Batasan masalah umum penelitian ini adalah regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung.

2. Batasan masalah khusus.

Batasan masalah khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari metakognitif.

b. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari motivasi.

c. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari perilaku.

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk melihat:

1. Tujuan penelitian umum.

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengungkap regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung.

2. Tujuan penelitian khusus.

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk:

a. Mengetahui regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari metakognitif.

b. Mengetahui regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari motivasi.

c. Mengetahui regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari perilaku.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif untuk menggambarkan keakuratan suatu fenomena.

Yusuf (2007:83) mengemukakan penelitian

“deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”.

Menurut Margono, 1997 (Darmawan, 2013:37) yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.

Populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi fokus penelitian. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI di SMA Negeri 2 Sijunjung yang berjumlah 235 orang peserta didik.

Teknik sampel yang digunakan yaitu proporsional random sampling. Sedangkan, menurut Yusuf (2007:186) “sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi”. Sampel dalam penelitian ini yaitu 148 orang peserta didik.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Riduwan (2010:85) “data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data yaitu angket. Jadi, data yang diintervalkan dalam penelitian ini adalah regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung.

Agar pengumpulan data berjalan dengan lancar maka peneliti menjalankan prosedur sebagai berikut:

1. Membaca teori yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti yaitu mengenai regulasi diri belajar peserta didik.

2. Membuat kisi-kisi angket penelitian yang berhubungan langsung dengan objek yang akan diteliti.

3. Menyusun pernyataan yang menggambarkan keseluruhan lingkup objek yang akan diukur.

Terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Peneliti menggunakan 5 alternatif jawaban yang disediakan dalam penelitian ini yaitu “Sangat Sesuai”, “Sesuai”, “Cukup Sesuai”, “Kurang Sesuai” dan “Sangat Tidak Sesuai”.

4. Selanjutnya angket penelitian dikonsultasikan kepada 2 orang pembimbing. Kemudian diuji ahli oleh 2 orang dosen Program Studi

(4)

Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat.

5. Setelah di judge kemudian angket penelitian diperbaiki dandikonsultasikan kembali kepada pembimbing, lalu angket penelitian diuji coba terlebih dahulu kepada peserta didik kelas XI di SMA Negeri 2 Sijunjung yang berjumlah 30 orang responden guna mencari validitas dan reliabilitas.

6. Setelah instrumen penelitian uji coba diadministrasikan,angket penelitian diskor dan diolah dengan menggunakan program Statistical Program For Social Science (SPSS) Versi 20.00 untuk melihat validitas dan reliabilitas dari butir angket.

Analisis data dalam penelitian ini, menggunakan analisis statistik deskriptif dengan bantuan software SPSS versi 20.00 dan program Microsoft excel 2007. Analisis dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Mengimput data mentah hasil penelitian ke dalam Microsoft excel 2007.

2. Mengkonfrom data mentah kedalam software SPSS versi 20.00 dan melakukan analisis statistic deskriptif.

3. Menetapkan interval skor berdasarkan skala 5, untuk variabel regulasi diri belajar peserta didik dan indikatornya, menggunakan rumus.

Menurut Sturgess (Mangkuatmodjo, 2003:37) mencari interval skor sebagai berikut:

4. Menetapkan lima kategori berdasarkan kriteria kurva normal, untuk variabel dan masing-masing indikator. Variabel regulasi diri belajar peserta didik dengan kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi.

5. Mencari frekuensi untuk setiap total skor pernyataan subyek penelitian, dengan mengelompokkan dalam lima kategori skor interval yang ditetapkan.

6. Mencermati hasil analisis dan mendeskripsikannya serta menarik kesimpulan penelitian dengan memperhatikan skor minimum, maksimum, mean, median, dan standar deviasi.

7. Menganalisis data hasil penelitian dan pembahasan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung.

Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung jumlah responden 148 peserta didik berada pada kategori sedang sebanyak 5 peserta didik dengan persentase 3.4%, tinggi sebanyak 130 peserta didik dengan persentase 87.8%, dan sangat tinggi sebanyak 13 peserta didik dengan persentase 8.8%. Data ini diperkuat oleh mean skor peserta didik 4,05 dan standar deviasi 0,346. Hal ini mengungkapkan bahwa hasil analisis deskriptif regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung rata-rata berada pada kategori tinggi dengan persentase 87.8% sebanyak 130 peserta didik.

Ghufron & Rini (2010:57) menyatakan regulasi diri (self regulation) merupakan aspek penting dalam menentukan perilaku seseorang. Regulasi diri (self regulation) adalah upaya individu untuk mengatur diri dalam suatu aktivitas dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi dan perilaku aktif.

Berdasarkan pendapat di atas peserta didik harus bisa meregulasi diri dalam belajar. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung berkategori tinggi sebanyak 130 peserta didik, walaupun berkategori tinggi penting sekali bagi peserta didik untuk meningkatkan regulasi diri belajar menjadi sangat tinggi.

2. Regulasi Diri Belajar Peserta Didik di Kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari Metakognitif.

Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari indikator metakognitif berada pada kategori sedang sebanyak 13 peserta didik dengan persentase 8.8%, tinggi sebanyak 118 peserta didik dengan persentase 79.7%, dan sangat tinggi sebanyak 17 peserta didik dengan persentase 11.5%. Data ini diperkuat oleh mean metakognitif 4.03 dan standar deviasi 0.451.

Sesuai dengan pendapat Matlin, 1989 (Ghufron & Rini, 2010:59-61) mengemukakan metakognisi adalah pemahaman dan kesadaran tentang proses kognitif atau pikiran tentang berpikir.

Metakognisi merupakan suatu proses penting, karena pengetahuan seseorang tentang kognisinya dapat membimbing dirinya mengatur atau menata peristiwa yang akan

(5)

dihadapi dan memilih strategi yang sesuai agar dapat meningkatkan kinerja kognitifnya ke depan.

Berdasarkan temuan dilapangan bahwa regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari indikator metakognitif berada pada kategori tinggi. Metakognitif peserta didik berada pada kategori tinggi sebanyak 118 peserta didik dan kategori sedang sebanyak 13 peserta didik. Artinya ada 13 peserta didik yang kurang pemahaman tentang pentingnya aspek metakognitif. Disinilah perlu mendapatkan layanan bimbingan dan konseling terhadap 13 peserta didik tersebut agar peserta didik bisa meningkatkan aspek metakognitif dalam proses belajar.

3. Regulasi Diri Belajar Peserta Didik di Kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari Motivasi.

Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari indikator motivasi berada pada kategori sedang sebanyak 9 peserta didik dengan persentase 6.1%, tinggi sebanyak 113 peserta didik dengan persentase 76.4%, dan sangat tinggi 26 peserta didik dengan persentase 17.6%. Data ini diperkuat oleh mean motivasi 4.11 dan standar deviasi 0.474.

Ghufron dan Rini (2010:60) mengemukakan motivasi adalah fungsi dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan kemampuan yang ada pada setiap diri individu.

Berdasarkan temuan dilapangan bahwa Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari indikator motivasi berada pada kategori tinggi. Motivasi peserta didik berada pada kategori tinggi sebanyak 113 peserta didik dan kategori sedang sebanyak 9 peserta didik.

Artinya ada 9 peserta didik yang kurang pemahaman tentang aspek motivasi. Disinilah perlu mendapatkan layanan bimbingan dan konseling terhadap 9 peserta didik tersebut agar peserta didik lebih bisa meningkatkan motivasi dirinya dalam belajar.

4. Regulasi Diri Belajar Peserta Didik di Kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari Perilaku.

Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari indikator perilaku berada pada kategori sedang sebanyak 7 peserta didik dengan persentase 4,7%, tinggi sebanyak 125 peserta

didik dengan persentase 84.5%, dan sangat tinggi sebanyak 16 peserta didik dengan persentase 10.8%. Data ini diperkuat oleh mean perilaku 4.06 dan standar deviasi 0.391.

Ghufron & Rini (2010:61) perilaku merupakan upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi, dan memanfaatkan, maupun menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitasnya. Perilaku ini, individu memilih, menyusun, dan menciptakan lingkungan sosial dan fisik seimbang untuk mengoptimalkan pencapaian atas aktivitas yang dilakukan.

Berdasarkan temuan dilapangan bahwa regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari indikator perilaku berada pada kategori tinggi. Perilaku peserta didik berada pada kategori tinggi sebanyak 125 peserta didik dan pada kategori sedang baik sebanyak 7 peserta didik. Artinya ada 7 peserta didik yang kurang paham tentang aspek perilaku.

Maka dari itu perlu diberikan layanan bimbingan dan konseling terhadap 7 peserta didik tersebut agar peserta didik lebih bisa meningkatkan aspek perilaku dalam belajar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung secara keseluruhan berada pada kategori tinggi.

2. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari metakognitif berada pada kategori tinggi.

3. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari motivasi berada pada kategori tinggi.

4. Regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari perilaku berada pada kategori tinggi.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran bagi:

1. Peserta didik, agar peserta didik dapat mengetahui gambaran dari aspek-aspek regulasi diri belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung.

2. Guru Bimbingan dan Konseling, setelah mengetahui regulasi diri belajar peserta didik, guru bimbingan dan konseling dapat memberi layanan berkaitan dengan materi bagaimana

(6)

cara meregulasi diri dalam belajar supaya menjadi sangat tinggi.

3. Kepala SMA Negeri 2 Sijunjung, agar dapat mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling terutama dalam kegiatan pemberian layanan kepada peserta didik.

4. Pengelola program studi bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar dapat lebih meningkatkan potensi dan kemampuan calon guru bimbingan dan konseling untuk kedepannya.

5. Penelitian selanjutnya, agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dan acuan serta dapat melanjutkan penelitian ini dengan melihat variabel yang berbeda.

KEPUSTAKAAN

Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta

Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ghufron Nur dan Risniwita S, Rini. (2010).

Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.

Mangkuatmodjo, Soegyarto. (2003). Pengantar Statistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, A. Muri. (2007). Metodologi Penelitian.

Padang: UNP Press

Yusuf & Nurihsan. (2005). Landasan Bimbingan

& Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

5 Dana program Publikasi Ilmiah/Penerbitan pada tahun 2018 ini dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Daftar Isian Pelaksanaan

Walwiringwesi. Ia menjadi raja yang amat terkenal. Ia menguasai dunia. Demikianlah kisc::h lokosuruh menjadi raja," kata Ketut Tamas. Wayan Cita senang mendengar

[r]

Dan dasar perencanaannya diambil dari dimensi pelat andas (panjang dan lebar), akibat kebutuhan ruang penempatan angkur.. Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang

“Faktor-faktor yang mempengaruhi Profit Distribution Management atas Simpanan Deposan Pada Bank Syariah di Indonesia”.. Skripsi S1 Universitas

Dalam studi pustaka ini, ditemukan bahwa daun adalah bagian yang paling umum digunakan dari tanaman sebagai bahan aktif larvasida nabati, namun ternyata minyak

Perusahaan yang telah mendaftar untuk mengikuti pelelangan umum untuk pekerjaan Pembuatan. Seragam pada Trade Expo Indonesia ke 27 website http://lpse.kemendag.go.id sebanyak

b. Munculnya hama spesies baru yang lebih tahan terhadap takaran pestisida. Oleh karena itu, diperlukan dosis pemakaian pestisida yang lebih tinggi atau pestisida lain yang