• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALIDITAS ID-MIGRAINE TM VERSI INDONESIA SEBAGAI ALAT SKRINING MIGRAIN PADA PELAJAR SMU 6 BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VALIDITAS ID-MIGRAINE TM VERSI INDONESIA SEBAGAI ALAT SKRINING MIGRAIN PADA PELAJAR SMU 6 BANDUNG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Artikel Penelitian  

VALIDITAS ID-MIGRAINE

TM

VERSI INDONESIA

SEBAGAI ALAT SKRINING MIGRAIN

PADA PELAJAR SMU 6 BANDUNG

THE VALIDATION OF ID-MIGRAINE

TM

INDONESIAN VERSION

AS A SCREENING TEST IN SMU 6 BANDUNG STUDENT

Yusmahenry Galindra*, Yusuf Wibisono**, Thamrin Syamsudin**

ABSTRACT

Introduction: The increasing prevalence of migraine in school-age children resulted in the

decrease of live quality and the normal daily activity, for that reason, it is imperative to diagnose migraine accurately in a huge population, therefore an effective and efficient screening tool is needed. The ID-MigraineTM is a screening tool which has a proven validity, widely used in many countries, and translated in many language. However, the Indonesian translation has never been used.

Aims: The goal of this study is to assess the validity of the ID-MigraineTM as a screening tool.

Methods: This is a cross-sectional observation study which has been conducted from

March–April 2013 on students from SMU 6 Bandung. Every students is enrolled in pre-screening, continued by using an ID Migraine screening tool which has been translated to Indonesian. The results is confirmed by a neurologist (as a gold standard) using migraine diagnosis in accordance with the 2nd edition of International Headache Society.

Results: The study found that the validity of ID-MigraineTM in sensitivity test is 81.9%, in specificity test is 82.4%, the positive prediction value is 70.5 %, the negative prediction value is 82.3%, and the reliability of ID-MigraineTM with Kappa index=0.5<0.7.

Discussions: It is concluded from this study that ID Migraine is truly a measurement tool

with a proven validity even if it has a low reliability, which can be used easily and effectively to screen migraine in school-age children population.

Keywords: ID migraine questionnaire, school age children, validity test.

ABSTRAK

Pendahuluan: Prevalensi migrain yang meningkat pada anak usia sekolah telah berdampak

pada gangguan kualitas hidup dan kemampuan beraktivitas normal, sehingga diperlukan alat skrining untuk menentukan diagnosis migrain secara cepat dan tepat. ID-MigraineTM merupakan alat skrining migrain yang telah terbukti validitasnya dan secara luas telah dipergunakan dan diterjemahkan ke dalam bahasa beberapa negara, tetapi terjemahan dalam Bahasa Indonesia belum pernah digunakan.

Tujuan: Mengetahui validitas ID-MigraineTM pada anak usia sekolah.

Metode: Penelitian observasional potong silang yang dilakukan pada siswa SMU 6

Bandung periode Maret-April 2013. Seluruh siswa dilakukan pra skrining kemudian dilakukan skrining menggunakan ID-MigraineTM yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kemudian dikonfirmasi dengan dokter spesialis saraf (sebagai baku emas).

Hasil: Didapatkan validasi uji sensitifitas ID Migrain 81,9%, uji spesifisitas 82,4%, nilai

prediksi positif 70,5%, nilai prediksi negatif 82,3%, dan reliabilitas ID-Migraine dengan indeks Kappa=0,5<0,7. ID-MigraineTM versi Bahasa Indonesia memiliki validitas (p=0,0000).

Diskusi: Dari penelitian ini disimpulkan ID-MigraineTM merupakan suatu alat ukur yang terbukti validitasnya walaupun reliabilitas masih kurang sehingga dapat digunakan secara mudah, praktis, dan tepat untuk skrining migrain pada populasi anak sekolah.

(2)

Artikel Penelitian  

Kata kunci: Anak usia sekolah, ID-MigraineTM, uji validasi.

*Peserta Program Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf Departemen Neurologi FK Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, **Staf pengajar Departemen Neurologi FK Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Korespondensi: dryusma@yahoo.com.

PENDAHULUAN

Migrain merupakan nyeri kepala primer yang episodik dan berulang yang dapat menimbulkan disabilitas, sering terjadi pada anak, dan insidennya meningkat pada remaja usia sekolah dengan prevalensi 3% pada usia 3-7 tahun, 4%-11% pada usia 7-11 tahun, dan 8%-23% pada usia 7-11-15 tahun keatas. Onset migrain diketahui usia 7,2 tahun pada anak laki-laki dan 10,9 tahun pada anak perempuan.1,2.3,4 Migrain merupakan

penyakit yang termasuk ke dalam lima besar masalah kesehatan pada anak dan remaja.4,5,6

Prevalensi migrain yang mencapai 10% pada anak usia sekolah ini terbukti menimbulkan gangguan kualitas hidup dan kemampuan beraktivitas normal. Sekitar 65-80% anak-anak dengan migrain terganggu kehidupan normalnya. 6,7,8,9,10 Penelitian Split

dkk menyatakan dampak migrain pada umur 5-15 tahun sekitar 10,6%, umur 15-19 tahun sekitar 28%.

Penelitian Daniel I. Rees dkk, Carolina Population Center at the University of North Carolina at Chapel Hill menyatakan bahwa dampak migrain dapat memperberat terjadinya disabilitas berupa penurunan prestasi belajar, jarang masuk sekolah, serta kurang dapat melakukan aktivitas belajar dan sosial sehari-hari dengan baik.10

Dengan meningkatnya insidensi migrain pada remaja, maka diperlukan alat skrining yang baik untuk mendiagnosis penyakit ini secara tepat sehingga diharapkan akan mengurangi dampak tersebut diatas. Berdasarkan beberapa survei yang dilakukan beberapa waktu lalu menyatakan bahwa hanya setengah dari keseluruhan penderita migrain dinyatakan terdiagnosis migrain oleh dokter dan hanya sepertiga dari seluruh penderita migrain tersebut yang menerima pengobatan.11,12,13

Diagnosis migrain pada usia sekolah lebih sulit ditentukan dibandingkan pada usia dewasa karena karakteristik migrain pada anak usia sekolah tidak begitu jelas. Menurut International Headache Society (IHS) terdapat 2 perbedaan karakteristik antara remaja dan dewasa: 1) durasi nyeri kepala pada anak dan remaja lebih singkat dibandingkan dewasa, 2) pada anak dan remaja nyeri kepalanya bersifat bilateral.15 Karena pentingnya akurasi diagnosis migrain ini, maka telah dikembangkan beberapa alat skrining untuk dapat men-skrining migrain secara cepat dan tepat dalam populasi yang besar.16 Saat ini alat skrining migrain yang telah secara luas dipergunakan dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa adalah ID-MigraineTM,16-17 tetapi terjemahan dalam Bahasa Indonesia belum pernah dipergunakan.

ID-MigraineTM ini adalah sebuah alat skrining migrain yang telah tervalidasi di

berbagai negara dan terbukti efektif digunakan di sarana kesehatan primer (praktek dokter umum) di Amerika, Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Italia, dan di lingkungan kerja.18,19,20

Peningkatan kejadian migrain pada anak usia sekolah yang tidak terdiagnosis secara dini menandakan semakin dibutuhkannya alat skrining migrain yang sudah terbukti validitasnya. Saat ini di Indonesia belum ada penelitian mengenai validitas alat skrining migrain ID-MigraineTM yang dilakukan pada anak usia sekolah, maka penulis merasa perlu untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas pada ID-MigraineTM .

TUJUAN

Mengetahui validitas dan reliabilitas ID-MigraineTM sebagai salah satu alat skrining

(3)

Artikel Penelitian  

METODE

Suatu penelitian observasional secara potong silang yang dilakukan pada siswa kelas I sampai III SMU 6 Bandung yang menderita nyeri kepala selama 3 bulan terakhir, dari bulan Maret hingga April 2013. Besar sampel adalah 267 subjek dengan kriteria inklusi mengalami nyeri kepala sebanyak 2x atau lebih selama 3 bulan terakhir dan kriteria eksklusi jika tidak hadir saat dikonfirmasi diagnostik oleh dokter Spesialis Saraf.

Penelitian dimulai dengan menerjemahan kuesioner ID-MigraineTM dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia oleh 2 penerjemah mahir profesional, lalu dikaji dan dikoreksi ketepatan isinya oleh 2 orang dokter Spesialis Saraf. Kuesioner ID-MigraineTM yang telah dikoreksi inilah yang digunakan dalam penelitian. Terdapat 3 pertanyaan tertulis, yaitu: selama 3 bulan terakhir, apakah nyeri kepala anda disertai dengan beberapa gejala berikut; 1) merasa mual atau muntah? 2) cahaya/sinar membuat anda terganggu ketika Anda mengalami nyeri kepala? 3) nyeri kepala membatasi Anda dari kegiatan bekerja atau bersekolah atau melakukan pekerjaan yang harus Anda lakukan setidaknya selama 1 hari?

Analisis data dilakukan dengan program Stat-Soft, yang merupakan analisis validitas (berupa sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, dan indeks validitas) dan reliabilitas dengan indeks Kappa.

HASIL

Dari 1083 siswa di SMA 6 Bandung didapatkan 289 subjek (26,7%) dengan nyeri kepala selama 3 bulan terakhir. Sebanyak 153 subjek (52,9%) dianggap sebagai migrain berdasarkan kuesioner dan 132 subjek (45,7%) menurut dokter Spesialis Saraf (Tabel 1). Didapatkan nilai uji sensitivitas 81,9%, spesifisitas 82,3%, nilai prediksi positif (NPP) 70,5%, dan nilai prediksi negatif (NPN) 82,3%.

Tabel 1. Diagnosis Migrain Menurut ID-MigraineTM dan Dokter Spesialis Saraf

Dokter Spesialis Saraf

Jumlah Kuesioner

ID Migraine Migrain Non-migrain

Migrain 108 45 153

Non-migrain 24 112 136

Jumlah 132 157 289

Berdasarkan tabel 1 uji sensitifitas ID-MigraineTM

Tabel 2. Spearman Rank Correlations ID-MigraineTM dengan Dokter Spesialis Saraf

Tabel 2 menunjukkan terdapat korelasi yang sangat bermakna antara diagnosis ID-MigraineTM dengan diagnosis dokter Spesialis Saraf (p<0,05). Dari analisis reliabilitas didapatkan Indeks Kappa 0,52<0,7, yang berarti reliabilitas ID-MigraineTM masih kurang.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan dari 289 subjek terdapat 153 subjek (52,9%) yang dianggap sebagai migrain berdasarkan kuesioner dan 132 subjek (45,7%) menurut dokter

N R t(N-2) P level

ID Migraine TM & Dokter Spesialis Saraf

289 0,530484 10,60164 0,000

indeks Validasi=0,5305 Karena p<0,05 maka validasi baik.

(4)

Artikel Penelitian  

Spesialis Saraf. Adanya sedikit perbedaan (±7,2%) ini dapat disebabkan oleh perbedaan situasi dan kondisi saat pemeriksaan dan perbedaan analisis/pengertian subjek dalam menerjemahkan kuesioner.

Dari penelitian ini, ID-MigraineTM terbukti sebagai salah satu alat skrining yang

baik untuk anak-anak usia sekolah (Gambar 1) dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas 81,9% dan 82,3%. Hasil ini hampir sama dengan beberapa penelitian diantaranya oleh Pfizer Inc.16 yang telah tervalidasi pada layanan kesehatan primer (sensitivitas 81% dan

spesifisitas 75%), dan lebih baik dari penelitian yang dilakukan di tempat kerja di Turki (sensitivitas 70,9%, spesifisitas 79,1%),17 serta pada populasi anak-anak usia sekolah usia

12-17 tahun.20 Sensitivitas untuk ID-MigraineTM pada anak usia sekolah ini adalah 62,1%

dan spesifisitasnya adalah 71,1%.

Gambar 1. Grafik Perbandingan Penelitian Validasi ID Migrain di Beberapa Negara

Hubungan korelasi antara ID-MigraineTM dengan dokter Spesialis Saraf pada penelitian ini didapatkan bermakna (p<0,05), sesuai dengan validasi ID-MigraineTM oleh Lipton dkk.9

Pada penelitian ini penggunaan kuesioner memungkinkan subjektivitas yang tinggi namun keterbatasan penelitian dapat diminimalisir karena dilakukan pemeriksaan lagi oleh dokter Spesialis Saraf sebagai gold standar dalam uji validitas ini.

KESIMPULAN

Diagnosis ID-MigraineTM terbukti valid dengan nilai sensitivitas 81,9%, spesifisitas 82,43%, NPP 70,5%, dan NPN 82,3%, namun reliabilitasnya rendah (indeks Kappa=0,5<0,7).

SARAN

Penelitian validasi ID-MigraineTM ini karena baru pertama kali di Indonesia, maka diperlukan penelitian-penelitian lanjutan, karena adanya perbedaan bahasa, budaya, dan pendidikan akan sangat mempengaruhi sensitivitas dan spesifisitas ID-MigraineTM ini. Dengan terbuktinya validitas ID MigraneTM pada penelitian ini dan penelitian lainnya, maka dapat dipertimbangkan sebagai alat skrining pasien migrain pada populasi tertentu dan luas sehingga dapat diterapi sedini mungkin dan mencegah disabilitas pada pasien. DAFTAR PUSTAKA

1. Lewis DW, Aswal S, Dahl G. Practice Parameter: evaluation of children and adolescent with

recurrent headaches: report of the quality standard subcomittee of the american academy of

0.00%   20.00%   40.00%   60.00%   80.00%   100.00%   Validasi SMA 6 Validasi Pfizer Validasi Turki Validasi turki 12-17 thn Validasi UGD RS ITALIA Sensitivitas Spesifitas

(5)

Artikel Penelitian  

neurology and the practice commite of the child neurology society. Neurology. 2002;27:59(4):490-8.

2. Rasmussen BK. Epidemiology of headaches. Cephalalgia. 2001;21:774–77.

3. Linet MS, Stewart WF, Celentano DD, Ziegler D, Sprecher M. An epidemiologic study of headache among adolescents and young adults. JAMA. 2001;261:2211–16.

4. Lewis DW. Pediatric migraine. Neurol Clin. 2009;27:481-501.

5. Sillanpaa M. Prevalence of migraine and other headache in finnish children starting school. Headache. 2000;15:288–90.

6. Erny, Saharso D, Prastiya E. Pendekatan diagnostik dan tata laksana migrain pada anak. Problem neurologis dan tumbuh kembang anak dalam praktek sehari-hari. Malang: PKB IKA 1;2009.hlm.40-55.

7. Kalra V, Shah UB. Pediatric migraine. Internat J Pediatry. 2009;10:1155.

8. Headache society. The international clasisification of headache disorder 2nd ed. Cephalgian. 2004;24:1.

9. Lipton RB, Bigal ME. Migraine: epidemiology, impact, and risk factors for progression. Headache. 2005;45 (suppl 1):S3–S13.

10. Rees DI, Jose. The effect of migraine headache on educational attainment, carolina

population center at the university of north carolina at chapel hill. 2000.

11. Lipton RB, Stewart WF, Diamond S, Daimond ML, Reed M. Prevalence and burden of migraine in the united states: data from the american migraine study II. Headache. 2001; 41:646–57.

12. Olesen J, Bousser M-G, Diener H. Headache classification committee of the international headache society. The international classification of headache disorders, 2nd edn. Cephalalgia. 2004;24 (Suppl. 1):1–159.

13. Lipton RB, Bigal ME, Amatniek JC, Stewart WF. Tools for diagnosing migraine and measuring its severity. Headache. 2004;44:387–98.

14. Lipton RB, Dodick D, Sadovsky R, Kolodner K, Endicott J, Hettiarachchi J, dkk. A self-administered screener for migraine in primary care: the ID-migraineTM validation study. Neurology. 2003;61:375–82.

15. Mostardini C, d’Agostino VC, Dugoni DE, Cerbo R. A possible role of ID-migraine™ in the emergency department: study of an emergency department out-patient population. Cephalalgia. 2009. London. ISSN 0333-1024.

16. Siva A, Zarifoglu M, Ertas M.Validity of the ID-migraine screener in the workplace. Neurology. 2008;70;1337.

17. M Zarifog˘ lu, N Karli, Ö Tas¸kapılıog˘ lu. Can ID-MigraineTM be used as a screening test for adolescent migraine? Cephalalgia. 2008;28:65–71.

18. World Health Organization. International classification of functioning, disability and health. Geneva: WHO;2001.

19. Goadsby PJ. Migraine pathophysiology. Headache. 2005;45:14–24. 20. Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 2011.hlm.70-79.

21. Dahlan MS. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. 2012.hlm.131.

Gambar

Tabel 2.  Spearman Rank Correlations ID-Migraine TM  dengan Dokter Spesialis Saraf
Gambar 1. Grafik Perbandingan Penelitian Validasi ID Migrain di Beberapa Negara

Referensi

Dokumen terkait

Pola Penggunaan Media dan Kepuasan Pengguna (Studi Korelasi Pola Penggunaan Fitur Line Today pada Media Sosial Line dengan Kepuasan Atas Pemenuhan Kebutuhan

Dengan menggunakan metode Weighted Product, diharapkan dapat dikembangkan software sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh suatu instansi, karena

Kurkuminoid merupakan kumpulan tiga jenis senyawa yaitu bis-metoksi, demetoksi dan kurkumin yang dapat berpotensi sebagai sunscreen, sehingga sediaan yang akan dibuat

Analisis trade-off terhadap efisiensi dan robustness ini diharapkan dapat memberikan alternatif metode untuk memilih pemasok pada perusaahaan dengan

Penelitian dengan pendekatan pengelolahan tanaman terpadu (PTT) pada jagung dilaksanakan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada musim kemarau 2006, pada lahan sawah

Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah Kesiapan Guru Kelas dalam Pengelolaan Kelas pada mata pelajaran tematik kelas II SD Pahlawan. Penelitian ini

Motivasi yang melatarbelakangi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Belitung antara lain faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors).

Dari pengertian tentang anak tunarungu dan karakteristik anak tuna- rungu oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu merupakan anak yang memiliki