• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DASAR SERTA RISIKO PENYAKIT PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DASAR SERTA RISIKO PENYAKIT PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA SURABAYA"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DASAR SERTA RISIKO PENYAKIT PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA SURABAYA

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sanitasi merupakan upaya untuk menigkatkan derajat kesehatan manusia dengan pengendalian lingkungan. Sanitasi menunjang usaha kesehatan di lembaga pendidikan termasuk diantaranya sekolah dan pondok pesantren. Hal ini menjadi salah satu amanat undang-undang, khususnya UU No 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang kesehatan yang menegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup peserta didik dalam lingkungan sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas”. Beberapa penelitian menunjukkan ketersediaan sanitasi yang memadai akan memberikan dampak yang luar biasa pada beerpa sektor, terutama kesehatan.

Menurut Edmond dkk 2009 penyediaan air minum yang aman di sekolah dapat meningkatkan konsentrasi siswa hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi akademik (Edmons dkk, 2009).

Sebagai lembaga Pendidikan, pondok pesantren berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama umat Islam. Salah satu komponen penunjang dalam peningkatan sumber daya manusia adalah sanitasi.Pondok pesantren merupakan salah satu Lembaga Pendidikan yang memiliki masalah sanitasi

Pondok pesantren merupakan tempat belajar para santri. Secara etimologis pesantren asalnya dari pesantrian yang berarti tempat santri. Santri atau murid mempelajari agama dari seorang kyai di pondok pesantren (Ridwan&Nasir, 2005). Pondok pesantren masih menjadi tempat belajar mengajar yang menjadi pilihan bagi masyarakat, hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah santri di pondok pesantren dari tahun ke tahun.

Masalah sanitasi yang umum di pondok pesantren disebabkan keterbatasan sarana sanitasi dan serta perilaku hidup bersih dan sehat santri. Hasil observasi pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan yang dilakukan oleh tim IWINS USAID menunjukkan sebagian besar sarana sanitasi pesantren masih jauh dari kelayakan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Hampir semua pesantren sudah memiliki sarana MCK, namun dari segi kuantitas belum memenuhi standart proporsi jumlah MCK dengan jumlah santri. Sebagai contoh disalah satu pesantren dengan jumlah santri 2500 jiwa, hanya terdapat 60 unit kamar mandi/wc padahal idealnya harus tersedia 165 unit kamar mandi/wc.Kondisi sarananya juga tidak layak, tidak bersih dan cenderung kumuh (Dardiri, 2014).

(3)

Penyakit yang akan ditemukan pada kondisi sanitasi lingkungan yang kurang bersih dan PHBS perorangan yang buruk, antara lain skabies, malaria dan dangue (DBD) (Nugraeni, 2010).Berdasarkan penelitian yang dilakukan tahun 2015 di Pondok Pesantren se-Kota Kendari menyatakan bahwa 54% responden menderita keluhan skabies (Syahputra, 2016).

Pulau Jawa memiliki jumlah santri tertinggi sekitar 78,6% dari total pesantren di Indonesia. Jawa timur sendiri meiliki jumlah pondok pesantren terbesar kedua setelah Jawa Barat yaitu sekitar 6003 atau 22,05 % dari total jumlah pondok pesantren di Indonesia.Pondok pesantren tersebut tersebar di seluruh Provinsi Jawa Timur , termasuk di Kota Surabaya. Berdasarkan data Kemenag Kota Surabaya tahun 2015 pondok pesantren di Kota Surabaya kurang lebih 136 pondok pesantren. Sebagai ibukota Jawa Timur, Kota Surabaya adalah kota yang dekat dengan fasilitas akses informasi dan akses pemerintah.

Faktanya masih ada pondok pesantren di Surabaya yang belum memenuhi persyaratan sanitasi yang baik.

Kualitas kebersihan lingkungan menjadi pokok utama dalam menjaga kelangsungan hidup manusia. Salah satu aspek utama yang mencerminkan kondisi kualitas kebersihan lingkungan ialah adanya sistem sanitasi yang baik. Terwujudnya sistem sanitasi yang baik tidaklah mudah, diperlukan upaya – upaya pengendalian terhadap seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi, salah satunya dengan melakukan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi, misalnya penyediaan fasilitas pengeloaan sampah yang baik.

Informasi tentang kondisi sanitasi dasar dan jenis penyakit pada pondok pesantren diperlukan agar hal ini dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, yaitu perangkat lunak (software) Sistim Informasi Geografi (SIG) sebagai sarana pemetaan.

Dalam bidang kesehatan lingkungan, dapat digunakan untuk melihat serta melakukan pemantauan lingkungan seperti pencemaran perairan, evaluasi pengendapan lumpur/sedimen di sekitar perairan, permodelan pencemaran udara, permodelan pencemaran limbah berbahaya dan sebagainya (Prahasta, 2005).Data yang didapat dari pemetaan dapat digunakan untuk perencanaan maupun intervensi untuk memecahkan beberapa masalah kesehatan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan pemetaan kondisi sanitasi dasar serta risiko penyakit pada pondok pesantren di Kota Surabaya.

(4)

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan kondisi sanitasi dasar serta risiko penyakit pada pondok pesantren di Kota Surabaya

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diajukan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi sanitasi dasar pondok pesantren di Kota Surabaya?

2. Bagaimana risiko penyakit yang ada pada pondok pesantren di Kota Surabaya?

3. Bagaimana sebaran kondisi sanitasi dasar serta risiko penyakit pondok pesantren di Kota Surabaya?

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pondok Pesantren

Pesantren merupakan tempat untuk menimba ilmu agama Islam untuk para santri sekaligus temapat tinggalnya (Qomar,2007). Pesantren selalu diidentikkan di masyarakat dengan lingkungan yang kumuh, tidak sehat dan kehidupan santrinya yang terkesan lusuh dan kotor serta perilakunya tidak menunjang kehidupan sehat.

Salah satu penyakit yang sering ditemukan di pondok pesantren adalah scabies hal ini dikarenakan perilaku santri yang suka pinjam meminjam barang seperti handuk, sarung, pakaian (Hendri, 2008). Scabies merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh tungau Saccoptesscabiei. Scabies menyerang kulit dan mudah menular dari orang ke orang dan dari hewan ke orang (Buchart, 1997; Rosendal 1997).

2.2 Sanitasi

Menurut WHO sanitasi adalah suatu usaha yang mengawasi beberapafaktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadaphal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan,dan kelangsungan hidup.

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untukmenyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang

(6)

menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

2.3 Upaya Sanitasi

Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.

2.3.1 Penyediaan Air Bersih

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkanoleh manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang eratdengan kesehatan.

Apabila tidak diperhatikan maka air yangdipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. untukmendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat inimenjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar olehbermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah darikegiatan industri dan kegiatan lainnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.416/MenKes/Per/IX/1990, yang dimaksud air bersih adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhisyarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersihmerupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standarkehidupan manusia secara sehat.

ketersediaan air yang terjangkau danberkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yangtinggal di perkotaan maupun di perdesaan.

(7)

Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan danperlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapamacam yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumurpompa tangan dalam , tempat penampungan air hujan, penampunganmata air, dan perpipaan.Sirkulasi air, pemanfaatan air, serta sifat-sifat air memungkinkanterjadinya pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus, pengaruh airterhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.

A. Manfaat Air

1) Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah 2) Untuk keperluan air minum.

3) Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat dapur,dan lain- lain).

4) Untuk kebutuhan rumah tangga II (gelontor, siram-siramhalaman) 5) Untuk konservasi sumber baku PAM.

6) Taman Rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cucitangan).

7) Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkandengan proses kegiatan bahan-bahan/ minuman, WC dan lain-lain).

8) Perindustrian I (untuk bahan baku yang langsung dikaitkandalam proses membuat makanan, minuman seperti the botol,coca cola, perusahaan roti dan lain-lain).

9) Pertanian/ irigasi

(8)

10) Perikanan.

B. Syarat Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas.

- Syarat Kuantitatif

Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan air akansemakin besar.Secara kuantitas di Indonesia diperkirakan dibutuhkan airsebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu untukmandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter,kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter.

- Syarat Kualitatif

Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi syaratkesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

C. Parameter Fisik

Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yangtidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara dan jumlah zat padat terlarut(TDS) yang rendah

1. Bau

(9)

Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akandisukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberipetunjuk akan kualitas air.

2. Rasa

Air yang bersih biasanya tidak memberirasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkankehadiran berbagai zat yang dapat membahayakankesehatan.

3. Warna

Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetisdan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa khloroform yang beracun. Warnapun dapat berasal dari buangan industri.

4. Kekeruhan

Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yangtersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yangorganik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukanbatuan dan logam, sedangkan yang organik dapatberasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buanganindustri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.

(10)

5. Suhu

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutamaagar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada padasaluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan,menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalamsaluran/pipa, mikroorganisme pathogen tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum air dapatmenghilangkan dahaga.

6. Jumlah Zat Padat Terlarut

Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiriatas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.

D. Parameter Mikrobiologis

Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri pathogen.Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan pathogen, namum bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.

E. Parameter Radioaktifitas

Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentukradioaktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkankerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat

(11)

berupakematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi danapabila tidak seluruh sel mati.

Perubahan genetis dapatmenimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi.

F. Parameter Kimia

Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimiayang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg),alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe),Flourida (F), Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya.Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (Netral)untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5

Pengaruh air bagi Kesehatan Air dalam keadaan manusia, selain memberikan manfaat yang menguntungkan dapat juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan. Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut

G. Penyakit yang dapat ditularkan melalui air 1) Water Borne Disease

Adalah penyakit yang di tularkan langsung melalui air minum, dimana air minum tersebut mengandung kuman pathogen dan terminum oleh

(12)

manusiamaka dapat menimbulkan penyakit. Penyakit- penyakit tersebut antara lain adalah penyakit

cholera, Thypoid, Hepatitis infektiosa ,Dysentri dan Gastroentritis.

2) Water Washed Disease

Adalah penyakit yang disebabkanoleh kurangnya air. untuk pemeliharaan hygiene perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alatmakan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya airyang cukup maka penularan penyakit-penyakit tertentu padamanusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat dipengaruhi olehcara penularan, diantaranya adalah penyakit infeksi saluranpencernaan. Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaanadalah diare, penularannya bersifat fecal-oral.

3) Water Based Disease

Adalah penyakit yang ditularkanoleh bibit penyakit yang sebagian besar siklus hidupnya di air seperti Schistosomiasis. Larva schistoma hidup di dalam keongair. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi rcaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada didalam air tersebut

4) Water Related Insect Vectors

Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung pada airmisalnya malaria, demam berdarah, filariasis,yellow fever dan sebagainya.

(13)

2.3.2 Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakailagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zatyang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faces), airseni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan. Pembuangan Kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya disebut latrine, jamban atau kakus.

Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasiyang cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air. Beberapa penyakityang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain ; thypus, disentri,kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang dan pita), schistosomiasis dan sebagainya.

Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban dikatan sehat jika

memenuhi syarat sebagi berikut:

1) Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban.

2) Tidak mengotori air permukaan disekitarnya.

3) Tidak mengotori air tanah disekitarnya.

4) Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa danbinatang lainnya.

(14)

5) Tidak menimbulkan bau.

6) Mudah digunakan dan dipelihara 7) Desainnya sederhana

8) Murah

2.3.3 Pembuangan Air Limbah

Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi.Dalam kehidupan sehari-hari pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara menyalurkan air limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah.

A. Pengolahan Air Limbah

Ponpes harus memiliki sistem pengelolaan air limbah sendiri yang memenuhi persyaratan teknis apabila belum ada atau tidak terjangkau oleh sistem pengolahan air limbah perkotaan. Air buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media perkembangbiakan mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun serangga yang dapat menjadi media transmisi penyakit.

B. Sarana pembuangan limbah

Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut:

(15)

1) Tidak mencemari sumber air bersih.

2) Tidak menimbulkan genangan air yang menjadi sarangserangga/nyamuk.

3) Tidak menimbulkan bau.

4) Tidak menimbulkan becek, kelembaban dan pandangan yang tidakmenyenangkan.

C. Dampak dari Pencemaran Limbah

Pengelolaan air buangan yang tidak baik akan berakibat buruk terhadaplingkungan dan kesehatan masyarakat. Beberapa akibatnya yaitu 1) Akibat Terhadap Lingkungan

Air buangan limbah dapat menjadi sumber pengotoran,sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkanpencemaran terhadap air permukaan, tanah atau lingkungan hidupdan terkadang dapat dapat menimbulkan bau serta pemandanganyang tidak menyenangkan.

2) Akibat Terhadap Kesehatan Masyarakat

Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan dapat menjadi media tempat berkembang biaknya mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun serangga lainnya dan juga dapat menjadi media transmisi penyakit seperti cholera, thypus dan lainnya.

(16)

2.3.4 Pengelolaan Sampah

Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatuyang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi ataupun sesuatu yangdibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengansendirinya.

Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan danpemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampahtidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.

A. Penyimpanan sampah

Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelumsampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang(dimusnakan) dan untuk itu perlu disediakan tempat yang berbeda untukmacam dan jenis sampah tertentu.maksud dari pemisahan danpenyimpanan disini ialah untuk memudahkan pemusnahannya. Syarat-syarat tempat sampah antara lain:

1. Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegahberseraknya sampah.

2. Mempunyai tutup,mudah dibuka, dikosongkan isinya sertadibersihkan, sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibukaatau ditutup tanpa mengotori tangan.

3. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkutoleh satu orang.

(17)

B. Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu setiap rumah tangga atau institusi harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah, kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke TempatPenampungan Sementara (TPS) dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).Mekanisme sistem atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang didukung oleh partisipan masyarakat produksi sampah, khusunya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah perdesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampahnya umumnya dibakar atau dijadikan pupuk.

C. Pemusnahan Sampah

Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain

1) Ditanam landfill

yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas tanah kemudian sampah dimasukan dan ditimbun dengan sampah.

2) Dibakar incenarator

yaitu memusnahkan sampah dengan jalanmembakar didalam tengku pembakaran.

3) Dijadikan pupuk composting

(18)

yaitu pengelolaan sampah menjadikan pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan,sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk.

D. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan pengaruh negative terhadap masyarakat dan lingkungan. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut antara lain:

1) Terhadap Kesehatan

Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menyediakan tempat yang baik bagi vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang- binatang pengerat untuk mencari makan dan berkembang biak dengancepat sehingga dapat menimbulkan penyakit.

2) Terhadap Lingkungan

Dapat menggangu estetika serta kesegaran udara lingkunganmasyarakat akibat gas-gas tertentu yang dihasilkan dari prosespembusukan sampah oleh mikroorganisme. Debu-debu yang berterbangan dapat menggangu mata sertapernafasan.Bila terjadi proses pembakaran dari sampah maka asapnya dapat menggangu pernafasan, penglihatan dan penurunankualitas udara karena ada asap di udara.

Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan menyebabkan estetika yang terganggu, memyebabkan pendangkalan saluranserta mengurangi kemampuan daya aliran saluran. Dapat menyebabkan banjir apabila sampah dibuang ke saluranyang daya serap alirannya sudah menurun. Pembuangan sampah ke selokan atau badan air akanmenyebabkan terjadinya pengotoran badan air.

(19)

E. Sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu

1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah dibagi menjadi :

- Sampah an-organik adalah sampah yang umumnya tidakdapat membusuk, misalnya logam/besi, pecahan gelas,plastik dan sebagainya.

- Sampah organik adalah sampah yang umumnya dapatmembusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan,buah-buahan dan sebagainya.b.

2) Berdasarkan dapat tidaknya dibakar

- Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu,plastik, kain bekas dan sebagainya.

- Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca dan sebagainya.

2.3.5 Penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk.

Berdasarkan Agen penyakit

A. Bakteri

(20)

- Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan olehinfeksi usus karena bakteri

- vibrio cholera.

- Demam Tifoid (Typhoid Fever)

adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, ditandai dengandemam insidius yang berlangsung lama dan kambuhan.

- Diare adalah suatu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Bakteri penyebab diare yang sering menyerang adalah bakteri Entero Pathogenic Escherichia Coli (EPEC).

- Disenteri adalah diare berdarah yang disebabkan oleh shigella B. Virus

Hepatitis A adalah penyakit yang ditandai dengan demam,malaise, anoreksia, nausea dan gangguan abdominal serta diikuti munculnya ikterik beberapa hari.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A kelompok Hepatovirus famili picornaviridae.

Hepatitis E adalah penyakit yang secara gejala klinis miripHepatitis A, yang disebabkan oleh virus Hepatitis E famili Caliciviridae

Gastroenteritis adalah penyakit yang ditandai dengandemam,muntah dan berak cair, disebabkan oleh Rotavirusdan sering menyerang anak-anak.

C. Parasit

(21)

1) Cacing - Ascariasis

adalah penyakit yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides dengan sedikit gejala bahkantanpa gejala sama sekali. Cacing yang keluar bersamakotoran adalah sebagai tanda awal adanya infeksi.

- Hookworms atau penyakit cacing tambang adalah infeksi parasit kronis yang muncul dengan berbagaigejala, gejala terbanyak adalah anemia. Penyakit inidisebabkan oleh

- Necator americanus atau Ancylostoma duodenale - Schistosomiasis

adalah infeksi oleh cacing trematodayang hidup pada pembuluh darah vena. Penyebab penyakit adalah Schistisoma mansoni.

2) Protozoa

- Giardiasis adalah infeksi protozoa pada usus halus bagian atas, yang disebabkan oleh Giardiaintestinalis

- Scabies adalah parasit pada kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei sejenis kutu.

- Trachoma Adalah Conjuncivitis yang disebabkan oleh infeksi Chlamydia trachomatis, yang disebarkan oleh Musca sorbens

sejenis lalat.

(22)

D. Berdasarkan rantai penularan

- Waterborne Disease

adalah penyakit yang penularannya melalui air yang terkontaminasi

oleh pathogen dari penderita atau

karier. Contoh penyakit diare, disenteri, kolera, hepatitis dan demam typhoid.

- Water-washed Disease

adalah penyakit yang ditularkan melaluikontak dari orang ke orang karena kurangnya kebersihan diri dan pencemaran air. Contoh penyakit skabies dan trakhoma.

- Water-based

adalah penyakit yang ditularkan melalui air sebagai perantara host.

Contoh penyakit Shistosomiasis - Water-related insect vector

adalah penyakit yang ditularkan olehserangga yang hidup di air atau dekat air. Contoh penyakit Dengue, malaria,Trypanosoma

2.4. GIS

Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan), atau dalam arti yang lebih sempit, SIG merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memasukan, mengelola, dan menganalisis data spasial (bereferensi geografis) untuk menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat (Aronoff, 1989). Misalnya data yang

(23)

diidentifikasimenurut lokasinya, dalam sebuah database. Salah satu kemampuan penting dari SIG adalah kemampuannya dalam melakukan analisis dan pemodelan spasial untukmenghasilkan informasi baru. Pemodelan spasial merupakan kumpulan aturan dan prosedur melaksanakan analisis spasial untuk memperoleh informasi baru yang dapat dianalisa untuk membantu dalam penyelesaian masalah dan perencanaan yangberkaitan dengan lokasi, bentuk, dan hubungan di antara feature geografi (PC Understanding GIS The Arc/Info Method, 1989). Dari pengertian diatas, suatu

sistem informasi geografis selalu terdiri dari modul- modul yaitu perolehan data (masukan), penyimpanan data, analisis data, dan visualisasi dari suatu data spasial (hasil).

Menurut Prahasta (2001) Sistem Informasi Geografis merupakan sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi- informasi geografi khususnya data spasial. Teknologi ini semakin berkembang mengikuti perkembangan teknologi komputer atau informatika. Hal ini dikarenakan dengan semakin berkembangnya teknologi komputer maka akan dapat memproses data dalam jumlah yang besar dan cepat serta menampilkan pada berbagai media, berupa hard copy (cetak) dan softcopy (cd interaktif, internet, dsb). Akan tetapi sistem informasi geografis ini tidak boleh hanya dipandang sebagai teknologi yang merubah data atau peta konvensional ke dalam bentuk peta atau data digital. Ini dikarenakan SIG mempunyai kemampuan untuk memanipulasi dan menganalisa data masukan sehingga akan diperoleh suatu hasil yang berupa informasi sesuai apa yang diperintahkan atau diprogramkan padanya (Aronoff, 1989). SIG sebagai sarana

(24)

Tinjauan Studi Terdahulu

Penelitian terdahulu berjudul “Pemetaan Sanitasi Dasar Dengan Penyakit Diare Pada Masyarakat Desa Pesisir Kecamatan Manggoli Timur Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara Tahun 2018” oleh Firdaus Duwila, Trijoko, Hanan Lanang, Nikie Astorina , 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi dasar dengan penyakit diare pada masyarakat di desa pesisir.

Hasil penelitian terdahulu “ Kajian Sanitasi Lingkungan Pemukiman di Bantaran Sungai Musi Kota Plembang” oleh Inoy Trisnaini, Haerawati Idris, Imelda Gernauli Purba, 2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sanitasi lingkungan pemukiman serta program dan kebijakn yang berlaku bagi pemukiman di bantaran Sungai Musi Kecamatan Sebrang Ulu I Kota Palembang.

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif untuk memetakan kondisi sanitasi dasar dan risiko penyakit di Pondok Pesantren di Kota Surabaya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Surabaya

(26)

3.2.2 Waktu Penelitian Februari-Oktober 2021 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pondok pesantren di Surabaya yang berjumlah 61 pondok

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang termasuk pada non probability sampling. Sampel diambil berdasarkan kriteria, yaitu:

1. Berada pada wilayah Kota Surabaya

2. Mengijinkan orang luar masuk ke dalam pondok pesantren selama pandemic covid 19.

3. Bersedia menjadi sampel penelitian

Dari kriteria di atas yang memenuhi syarat ada 29 Pondok Pesantren. Pondok pesantren tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya. Lokasi pondok pesantren yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

(27)

Gambar 3.1 Lokasi Pengambilan sampel

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data kondisi sarana dan prasarana sanitasi dasar yang meliputi Sanitasi dasar Air bersih, Sarana Pembuangan Air Limbah, Kamar Mandi dan Pengelolaan Sampah serta data tiga penyakit terbanyak di pondok pesantren.Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi ke pondok pesantren.

3.4.2 Data Sekunder

data jumlah santri, profil pondok pesantren, luasan pondok pesantren

3.5 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis spasial menggunakan software GIS. Data disebar dalam peta tematik

a) Peta kondisi sanitasi dasar pondok pesantren (meliputi air bersih, air limbah, dan persampahan)

b) Kondisi sanitasi akan dikategorikan berdasarkan elemen penilaian sanitasi seperti meliputi air bersih, air limbah, sarana toilet dan kamar mandi dan persampahan).

Kondisi sanitasi dikategorikan menggunakan skala likert, dengan kategori kondisi sanitasi sebagai berikut:

Kondisi Sanitas Kriteria

0-25% Kurang

26-50% Cukup

(28)

51-75% Baik

76-100% Sangat Baik

Cara mengukur kondisi sanitasi Nilai indeks maksimum=

c) Peta overlay jenis penyakit dengan kondisi pondok pesantren

3.6 Analisa Data

Analisa data bertujuan agar data lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut:

1) Editing

Setelah data yang diperlukan terkumpul, pertama-tama yang dilakukan adalah editing, yaitu pemeriksaan berkas-berkas jawaban responden, apakah data yang telah masuk telah lengkap atau belum (Suharsimi Arikunto, 2006 : 235), sehingga dapat disiapkan untuk analisis selanjutnya.

2) Koding

Tahapan pengolahan data dengan pemberian simbol-simbol dan skor pada jawaban guna memudahkan dalam analisis sesuai dengan buku koding.

3) Tabulating

Adalah proses pengolahan data dengan memasukkan data yang telah terkumpul, telah diperiksa dan telah diberi kode dan

(29)

skor ke dalam tabel frekuensi. Data dari tabel frekuensi tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan.

(30)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1) Pondok Pesantren Tahfidz Sulaimaniyah Jatim

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Jemursari Timur III Blok-JK No. 1b - Jemur Wonosari - Wonocolo

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan sumber air sumur gali dan PDAM yang digunakan untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari.

Air Limbah Air limbah blackwater dialirkan di septick tank.

Sedangkan grey water sisa pencucian dan mandi dibuang ke drainase.

Kamar Mandi Jumlah kamar mandi dan jamban sebanyak 12.

Kondisi Persampahan Pengelolaan sampah dilengkapi oleh wadah yang tertutup di setiap ruang. Sehingga sampah tidak berceceran. Pengangkutan dilakukan setiap 1 minggu sekali

2) Hikmatun Najiyah

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Sidosermo 3 no. 16 a dan b Kel. Sidosermo - Sidosermo - Wonocolo

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan sumber PDAM yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Air Limbah Air limbah blackwater dialirkan di septick tank.

Sedangkan grey water sisa pencucian dan mandi dibuang ke drainase.

(31)

Kamar Mandi Jumlah kamar mandi 4 dan 3 kamar mandi yang dilengkapi jamban.

Kondisi Persampahan Pengelolaan sampah dilengkapi oleh wadah yang tertutup di setiap ruang. Sehingga sampah tidak berceceran. Pengangkutan dilakukan setiap 1 minggu sekali

3) Al-Jihad

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Jemursari Utara III/9 Kecamatan Wonocolo

Surabaya - Wonocolo - Wonocolo 2. Tahun Berdiri

3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan sumber PDAM yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Air Limbah Air limbah blackwater dialirkan di septick tank.

Sedangkan grey water sisa pencucian dan mandi dibuang ke drainase.

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah tertutup dan terdapat gerobak yang digunakan untuk pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(32)

4) Tafsir Shohihuddin 2

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Masjid Gang Buntu No. 1-d Prapen - Panjang Jiwo - Tenggilis Mejoyo

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan sumber PDAM yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih. Jumlah kamar mandi 4 dan 3 kamar mandi

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah tertutup, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(33)

5) An Nur Wonocolo

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Wonocolo Gg. Modin 10-A RT/RW: 009/005 - Jemur

Wonosari – Wonocolo 2. Tahun Berdiri

3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan sumber PDAM dan Sumur.

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Proporsi kamar mandi sudah sesuai dengan jumlah santri

Gambar bak penampungan air di kamar mandi

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah tertutup dan terdapat gerobak yang digunakan untuk pengangkutan sampah yang rutin dilakukan beberapa kali dalam seminggu.

(34)

6) Anwar Qosim

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jalan Manyar Sabrangan 36 - Manyar Sabrangan – Mulyorejo

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air sumur bor dengan kualitas yang sudah memuaskan Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan

drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(35)

7) Nurul Khoir

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Wonorejo Gg. Masjid No. 2 Rungkut Surabaya - Wonorejo - Rungkut

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air sumur bor dengan kualitas yang sudah memuaskan Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan

drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan gerobak terbuka dan terlihat berserakan, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari

(36)

8) Safinatul Huda

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Rungkut Tengah III No 33 - Rungkut Tengah - Gunung Anyar

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air sumur bor

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah tertutup, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(37)

9) Al.Jawi

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Jemur Wonosari Gg. Masjid No. 31 - Jemur Wonosari - Wonocolo

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(38)

10) Nurul Faizah

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Jemur Wonosari Gg. Masjid No. 31 - Jemur Wonosari - Wonocolo

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(39)

11) Umul Quro

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Semolowaru No. 110 Surabaya - Semolowaru - Sukolilo

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(40)

12) As Sholihin

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jalan Keputih Gang III no. 52 - Keputih - Sukolilo 2. Tahun Berdiri

3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(41)

13) Uniq

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Petukangan No. 8/9 - Ampel - Semampir

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(42)

14) Nurul Huda

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jatipurwo 4 / 25 Ujung - - Semampir

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(43)

15) Madzahibul Arbaah Al Hasby

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Dukuh Bulak Banteng Sekolahan Gang IX.A No.36 - Bulak Banteng - Kenjeran

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(44)

16) Miftahul Ulum

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Sidonipah VII / 1-C - Simolawang – Simokerto

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(45)

17) Darut Ta’lim Bulak Banteng

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Bulak Banteng Lor Bhineka F 1 Kec. Kenjeran - Bulak Banteng - Kenjeran

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(46)

18) An. Nur

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl.Bulak Banteng Wetan Gg. 18 Kec. Kenjeran - - Semampir

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(47)

19) Asy Syahadah

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl.Bulak Banteng Wetan Gg. 18 Kec. Kenjeran - - Semampir

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(48)

20) Daarut Ta’lim

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl.Srengganan Lebar No 30 Surabaya - Sidodadi - Simokerto

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi bersih.

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(49)

21) Darul Barokah

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Jatipurwo Iv / 14A Kota Surabaya - Ujung - Semampir

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi kotor

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(50)

22) Miftahul Ulum

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Tambak Pring Utama II A / 19 - Asemrowo -

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi kotor

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(51)

23) Miftahul Ulum

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Tambak Pring Utama II A / 19 - Asemrowo -

2. Tahun Berdiri 3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi kotor

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

(52)

24) Himatun Ayat

No Uraian Keterangan

1 Lokasi Jl. Dukuh Kupang XX/40 Surabaya - Dukuh Kupang -

Dukuh Pakis 2. Tahun Berdiri

3 Jumlah Santri

4. Air Bersih Air bersih menggunakan air kemasan bermerk dan air ledeng PDAM

Air Limbah Air limbah gray water dibuang menuju selokan drainase sedangkan air limbah black water dibuang menuju saptic tank

Kamar Mandi Kamar mandi telah mencukupi untuk memfasilitasi santri, kamar mandi dalam kondisi kotor

Kondisi Persampahan Tempat sampah di pondok menggunakan tempat sampah terbuka, pengangkutan sampah yang rutin dilakukan setiap hari.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Metode kriging merupakan sebuah metode yang memberikan estimasi linier terbaik dari suatu titik atau rata-rata blok, yaitu memberikan nilai variansi minimum. Metode ini dikenal

• Proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencampuran bahan organik dan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur

Hasil analisis parameter fisika kimia perairan pada Tabel 1 terlihat bahwa pada masing-masing sampel air laut yang diambil di Perairan Porong Sidoarjo memiliki

Kadar fosfat dan oksigen terlarut di perairan Bolaang Mongondow umumnya bervariasi dan berbeda antara lapisan permukaan dengan di dekat dasar, sedangkan kadar nitrat di

Penggunaan media uang yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa adalah dengan cara melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media uang sesuai

Bentuk tugas akhir siswa berbasis digital yang sesuai untuk Kompetensi Keahlian Busana Butik dapat berupa catatan siswa pada blog, siswa diarahkan membuat channel youtube

Sedari itu penulis membuat penelitian mengenai sistem pembuangan sampah yang menggunakan sensor sebagai indikator dari kapasitas sampah dan motor DC atau servo sebagai