ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan sintasan benih patin jambal. Kadar garam yang diamati sebagai perlakuan yaitu: (A) 1‰; (B) 2‰; (C) 3‰; dan (D) 0‰ (kontrol) dengan tiga kali ulangan. Benih dipelihara dalam 9 buah akuarium berukuran 95 cm x 45 cm x 45 cm dengan volume air 100 liter. Pengamatan benih patin jambal dilakukan tiap 7 hari sekali dengan cara sampling selama 40 hari pemeliharaan. Selama pemeliharaan diberikan pakan pelet komersial dengan dosis 3% dari total biomassa per hari. Parameter yang diamati adalah laju pertumbuhan panjang, sintasan, serta beberapa parameter kualitas air. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil percobaan menunjukkan rata-rata pertumbuhan panjang tertinggi diperoleh pada salinitas 2‰ (4,35 ± 0,07 cm), 3‰ (4,25 ± 0,49 cm), 1‰ (3,75 ± 0,92 cm), kemudian 0‰ (3,60 ± 0,57cm). Nilai sintasan benih patin jambal tertinggi ditunjukkan pada perlakuan salinitas 1‰ (32,14%), diikuti salinitas 2‰ (28,93%); kemudian salinitas 0‰
(27,14%), dan terendah salinitas 3‰ (25,00%).
KATA KUNCI: salinitas, Pangasius djambal, benih dan sintasan PENDAHULUAN
Ikan patin banyak terdapat di perairan umum dan memiliki prospek yang baik serta nilai ekonomis yang tinggi sebagai ikan konsumsi. Dari berbagai jenis ikan ekonomis penting yang masih hidup dan berkembang biak secara liar di perairan umum, patin jambal merupakan salah satu jenis ikan yang potensial untuk dibudidayakan. Hal ini bukan saja karena harganya yang mahal serta banyak penggemarnya, melainkan juga karena dukungan aspek biologinya seperti ukuran per individunya yang besar, sifat makannya yang omnivorus dan fekunditasnya yang tinggi (Arifin, 1990). Usaha pembudidayaannya telah dilakukan baik dalam skala pembenihan maupun pembesarannya, di mana salah satu kunci keberhasilan budidayanya yaitu penyediaan benih berkualitas yang kontinu.
Peningkatan jumlah produksi dapat terwujud apabila kondisi lingkungan budidaya mendukung sehingga daya tahan tubuh ikan meningkat selama masa pemeliharaan. Seperti dinyatakan Hardjamulia et al. (1986) bahwa peningkatan produksi perlu dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pembenihan dan tahap budidaya. Selain itu, salinitas berpengaruh besar terhadap sintasan benih patin jambal.
Dalam rangka peningkatan produksi benih, penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap pertumbuhan dan sintasan benih patin jambal. Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat menjadi informasi dalam memperbaiki kualitas benih patin jambal (Pangasius djambal).
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di farm pembenihan yang berlokasi di Desa Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya Depok, Jawa Barat selama 40 hari mulai bulan September sampai dengan Oktober 2009. Sebanyak 9 buah akuarium berukuran 95 cm x 45 cm x 45 cm digunakan selama pemeliharaan. Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benih patin jambal (panjang rata- rata 0,47 cm/ekor) hasil pembenihan Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Sukamandi. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian dengan perbedaan kadar garam yaitu:
(A) 1 ‰; (B) 2 ‰; (C) 3 ‰, dan (D) 0 ‰ (sebagai kontrol) dengan tiga kali ulangan. Awal pemeliharaan (umur 2 sampai dengan 7 hari) benih diberi pakan artemia, dan umur 8 sampai dengan 15 hari dilanjutkan pemberian pakan cacing sutera atau tubifex dan pada umur 16 sampai dengan 40 hari
PENGARUH PERBEDAAN SALINITAS PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN JAMBAL ( Pangasius djambal ) DALAM AKUARIUM
Nurbakti Listyanto dan Septyan Andriyanto Pusat Riset Perikanan Budidaya
Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
e-mail: lintang@cria.indosat.net.id
pemeliharaan diberi pakan pelet komersial dengan dosis pemberian sebesar 3% dari total biomassa per hari.
Pengamatan pertumbuhan dilakukan seminggu sekali dengan peubah yang diamati meliputi pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan harian, dan laju pertumbuhan spesifik. Dalam menentukan laju pertumbuhan harian benih patin jambal dihitung berdasarkan rumus Zhu et al. (2002):
Keterangan:
DGR : Laju pertumbuhan harian panjang tubuh biota uji (cm) L
o: Panjang rata-rata biota uji pada awal penelitian (cm) L
t: Panjang rata-rata biota uji pada akhir penelitian (cm) T : Lama pemeliharaan (hari)
Laju pertumbuhan spesifik serta sintasan dihitung berdasarkan rumus Hardjamulia et al. (1986):
Keterangan:
SGR : Laju pertumbuhan harian spesifik (%/hari)
W
t: Bobot/panjang rata-rata ikan pada akhir percobaan (g/cm) W
o: Bobot/panjang rata-rata ikan pada awal percobaan (g/cm) t : Lamanya percobaan
t
o: Awal percobaan
Adapun rumus penghitungan sintasan adalah :
Keterangan:
SR : Sintasan (%)
No : Jumlah ikan pada awal pengamatan (ekor) Nt : Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekor)
Beberapa parameter kualitas air diamati sebagai faktor pendukung dalam pemeliharaan benih patin jambal meliputi suhu, pH, dan kadar oksigen terlarut (DO).
1000 T x
L - DGR = L
t ohari / 100%
t x - t
W Ln - W SGR Ln
o o
=
t100%
N x SR N
o