• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi pada Produk Kecantikan di Supermarket Chandra dan Ramayana Kota Bandar Lampung)

Tesis

diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh : M. Yusuf Bahtiar NPM : 1323030007

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Suharto, SH., MA Pembimbing II : Dr. Bunyana Solihin, M.Ag.

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARIAH

KONSENTRASI PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : M. Yusuf Bahtiar

NPM : 1323030007

Program Study : Ekonomi Syari‟ah

Konsentrasi : Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PRODUK KECANTIKAN DI SUPERMARKET CHANDRA DAN RAMAYANA KOTA BANDAR LAMPUNG)” adalah benar-benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan didalamnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Bandar Lampung, Agustus 2016 Yang menyatakan,

(3)

PERSETUJUAN

Judul Tesis : PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK

DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PRODUK KECANTIKAN DI SUPERMARKET CHANDRA DAN

RAMAYANA KOTA BANDAR LAMPUNG) Nama Mahasiswa : M. Yusuf Bahtiar

Nomor Pokok Mahasiswa : 1323030007 Program Studi : Ekonomi Syariah

Konsentrasi : Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah

telah disetujui untuk diajukan dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

Bandar Lampung, Agustus 2016 MENYETUJUI

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Suharto, SH, MA Dr. Bunyana Solihin, M.Ag. NIP. 195304231980031003 NIP. 195707051989031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ekonomi Syariah,

(4)

PERSETUJUAN

Tesis ini berjudul “PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PRODUK KECANTIKAN DI SUPERMARKET CHANDRA DAN RAMAYANA KOTA BANDAR LAMPUNG)”, ditulis oleh : M. Yusuf Bahtiar, NPM. 1323030007 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, Oktober 2016

TIM PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. Idham Khalid, M.Ag ...

Sekretaris : Dr. Bunyana Solihin, M.Ag ...

Penguji I : Dr. Moh. Bahrudin, MA ...

Penguji II : Prof. Dr. H. Suharto, SH, MA ...

(5)

PENGESAHAN

Tesis ini berjudul “PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PRODUK KECANTIKAN DI SUPERMARKET CHANDRA DAN RAMAYANA KOTA BANDAR LAMPUNG)”, ditulis oleh : M. Yusuf Bahtiar, NPM. 1323030007 telah diujikan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, Oktober 2016

TIM PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. Idham Khalid, M.Ag ...

Sekretaris : Dr. Bunyana Solihin, M.Ag ...

Penguji I : Dr. Moh. Bahrudin, MA ...

Penguji II : Prof. Dr. H. Suharto, SH, MA ...

Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

Prof. Dr. Idham Khalid, M.Ag NIP. 196010201988031005

(6)

HALAMAN MOTTO



































(Q.S. Al-Baqarah

168)1 Atinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

1

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dipersembahkan kepada :

1. Bapak dan Emak yang senantiasa mendo‟akan, mendidik, menyayangi dan membimbingku terima kasih banyak, ananda takkan pernah mampu membalasnya dengan suatu yang berharga sekalipun, semoga Allah Ta‟ala senantiasa melimpahkan berkah ataa segala nikmat dan karunianya.

2. Adik ku Yunus Arif Sholeh, S.Pd., Elisa Tazkiyatun Nufus dan Syahidah Asama „Ama Nina yang senantiasa menghibur dan menemani saat penulisan Tesis ini, semoga adinda kelak menjadi anak yang sholeh dan sholehah menjadi kebanggan keluarga.

3. Teruntuk istriku Erlinawati, S.Pd, yang senantiasa setia membantu, mendoakan, memotifasi. Jazakillah khoiron katsiran atas semuanya, semoga Allah Ta‟ala membalas atas segala kebaikan dan memberi kemudahan, tetap

tegar, sabar dan istiqomah.

4. Kepada Bapak Direktur Prof. Dr. Idham Khalid, M.Ag., Para Dosen beserta Staff Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung, terima kasih telah membantu dan memfasilitasi selama mengenyam pendidikan di Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung.

(8)

6. Teman-teman Ekonomi Syariah seangkatan, di Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung, terima kasih atas kebersamaan, dukungan, motifasi, dan kenangan selama kuliah, semoga Allah Ta‟ala memberkahi ilmu yang telah didapat dan semoga bermanfaat bagi bangsa, negara, dan Agama.

(9)

ABSTRAK

Masyarakat kota Kota Bandar Lampung yang terkenal religius dengan Islam sebagai agama mayoritas penduduk. Struktur penduduk yang lebih banyak perempuan yang beragaman Islam menyebabkan kota ini menjadi pasar produk kecantikan yang begitu potensial dan menjadi incaran produsen dalam dan luar negeri. Rumusan permasalahan yang menjadi titik fokus studi ini adalah bagaimana label halal dan harga produk kecantikan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk kecantikan mengingat produk yang tersedia di pasaran belum seluruhnya memiliki logo halal dari MUI. Dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh label halal dan harga terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen produk kecantikan.

Menyadari permasalahan penelitian yang ada, studi ini menggunakan pendekatan kualitatif (naturalistik) yang dipercaya akan dapat menjelaskan fenomena yang ada dengan lebih komprehensif dalam melihat pengaruh label halal pada produk dalam kemasan dan harga terhadap keputusan pembelian yang terjadi pada produk kecantikan di supermarket chandra dan supermarket ramayana kota Bandar Lampung ? dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data, serta menginterpretasikannya.

(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab-Indonesia

Transliterasi Arab-Indonesia yang digunakan dalam penilisan disertasi ini mengacu kepada Pedoman Penulisan Tesis yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana IAIN Raden intan Lampung 2015 dengan tambahan penulis. 1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا

Tidak dilambangkan

ب

B Be

ت

T Te

ث

Ts Te dan Es

ج

J Je

ح

H Ha dengan garis dibawah

خ

Kh Ka dan Ha

د

D De

ذ

Dz De dan Zet

ر

R Er

ز

Z Zet

س

S Es

ش

Sy Es dan Ye

ص

S Es dengan garis dibawah

ض

D De dengan garis dibawah

ط

T Te dengan garis dibawah

ظ

Z Zet dengan garis dibawah

ع

Koma terbalik diatas hadap kanan

غ

Gh Ge dan Ha

ف

F Ef

ق

Q Qi

ل

L El

م

M Em

ن

N En

و

W We

ه

H Ha

ء

Apostrof
(11)

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, sepeti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong da vokal rangkap atau diftong.

Untuk vokal tunggal, ketentuan ahli alih aksaranya sbb:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

_____ A Fathah

I Kasrah

_____ U Dhammah

Untuk vokal rangkap, kertentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

____ ي Ai A dan i

____ Au A dan U

Untuk tanda bacaan panjang, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A A dengan topi diatas I I dengan topi diatas U U dengan topi diatas

3. Kata Sandang

Kata sandang Arab dilambangkan dengan huruf ا, menjadi huruf N,

diikuti huruf syamsiyah dan huruf qomariyah, contoh: al-rijal bukan

ar-rijal.

4. Syaddah (Tasydid)

(12)

huruf-huruf syamsiyah misalnya, kata ةر ر لا tidak ditulis ad-darurah, meleinkan al-darurah,dst.

5. Ta Marbuthoh

Huruf ta marbuthoh (ة) terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf /h/.

Contoh 1: hal yang sama ta marbuthoh (ة) diikuti oleh kata sifat (na’t) Contoh 2: jika huruf ta marbuthoh (ة) diikuti kata benda (ism) maka huruf itu dialih aksarakan menjadi huruf /t/

Contoh 3:

No Kata Arab Alih Aksara

1 ةقير Tariqah

2 ةيماساا ةعماجلا al-jami’ah al-islamiyah

3 د ج لا ة ح Wahdat al-wujud

6. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem penulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf lapital digunakan dalam EYD bahasa Indonesia, seperti menulis permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dll. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri. Contoh: al-Kindi bukan Al-Kindi.

Cara penulisan kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism) maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah.

Contoh :

No Kata Arab Alih Aksara

1 داتساا به Dzahaba al-ustadzu

2 ةيرصعلا ةكرحلا Al-harakah al-‘asyiyyah

(13)

B. Singkatan

as. : „Alaihi al-salam ed. : editor

cet. : cetakan j. : jilid vol. : volume tpn. : tanpa penerbit tth. : tanpa tahun M. : tahun masehi Q.S. : Qur‟an surat h. : halaman ttp. : tanpa tempat

SWT. : subhanahu wa ta’ala

SAW. : salla Allahu ‘alaihi wa salam ra. : radiya Allahu ‘anhu

(14)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil „alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat, karunia, hidayah, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, beliaulah uswatun hasanah yang telah membawa risalah Islam yang indah.

Penulisan tesis ini adalah salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Pascasarjana (S2) IAIN Raden Intan Lampung, guna memperoleh gelar Magister Ekonomi Syariah (M.E.Sy).

Dalam upaya penyelesaian tesis ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Direktur Prof. Dr. Idham Khalid, M.Ag, Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

2. Bapak Prof. Dr. H. Suharto, SH, MA selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Bunyana Solihin, M.Ag. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, serta waktunya.

3. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung, yang telah menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka pengumpulan data.

(15)

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini, saran dan kritik diharapkan serta akan diterima dengan lapang dada. Semoga hasil penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi pengetahuan agama Islam.

Kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini sangat diharapkan dan diterima dengan lapang hati. Semoga hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Bandar Lampung, September 2016 Peneliti,

(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENYATAAN ORISINILITAS ... ii

PERSETUJUAN UJIAN TERTUTUP ... iii

PERSETUJUAN UJIAN TERBUKA ... iv

PENGESAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... ix

PEDOMAN TRANSLASI ARAB-LATIN ... x

KATA PENGANTAR ... xiv

DAFTAR ISI ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Kegunaan dan Tujuan Penelitian ... 9

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 11

G. Kerangka Pikir ... 13

H. Sistematika Penulisan ... 18

(17)

1. Pengertian Ekonomi Islam ... 22

2. Dasar Hukum Ekonomi Islam ... 24

3. Karakteristik Ekonomi Islam ... 26

4. Tujuan Ekonomi Islam ... 29

B. Pengertian Label ... 29

C. Brand Image (Citra Merek) ... 34

1. Pengertian Brand Image ... 34

2. Ciri-ciri Brand Image ... 40

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Brand Image ... 41

D. Pengertian dan Dasar Hukum Halal ... 42

E. Label Halal ... 44

F. Label Halal LPPOM MUI ... 47

G. Harga ... 53

1. Pengertian Harga Menurut Para Ahli ... 53

2. Penetapan Harga ... 54

3. Tujuan Penetapan Harga ... 58

4. Harga Dalam Ekonomi Islam ... 62

H. Keputusan Pembelian ... 70

BAB III METODE PENELITIAN A. Sifat dan Jenis Penelitian ... 73

1. Sifat Penelitian ... 73

2. Jenis Penelitian ... 73

B. Jenis Data ... 74

(18)

1. Populasi ... 74

2. Sampel ... 75

D. Sumber Data ... 75

1. Sumber Data Primer ... 76

2. Sumber Data Sekunder ... 76

E. Teknik Pengumpulan Data ... 76

1. Wawancara ... 77

2. Observasi ... 77

3. Dokumentasi... 78

F. Teknik Analisis Data ... 78

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 78

2. Penyajan Data (Data Display)... 78

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusi Data) ... 79

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data ... 80

1. Produk Kecantikan Berlabel Halal ... 83

2. Visi dan Misi Perusahaan ... 85

3. Struktur Organisasi ... 85

4. Lokasi ... 86

B. Analisis Data ... 87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 105

(19)
(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunitas Muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola khusus mereka dalam mengkonsumsi suatu produk. Pola konsumsi ini diatur dalam ajaran Islam yang disebut dengan

Syariat. Dalam ajaran Syariat, tidak diperkenankan bagi kaum muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandungnya atau proses yang menyertainya tidak sesuai dengan ajaran Syariat tersebut. Dengan adanya aturan yang tegas ini maka para pemasar memiliki kesempatan untuk mengincar pasar khusus kaum Muslimin.

Ajaran tegas Syariat Islam untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan membuat konsumen Muslim bukanlah konsumen yang permissive dalam pola konsumsinya. Mereka dibatasi oleh kehalalan dan keharaman yang dimuat dalam nash Al Qur‟an dan Al Hadist yang menjadi panduan utama bagi

mereka.

(21)

Tabel I

Komposisi Penduduk Indonesia Menurut Agama

Sumber:1

Tabel I

Komposisi Penduduk Provinsi Lampung Menurut Agama

Sumber:2

1

Sensus Penduduk, (Jakarta-Indonesia : Badan Pusat Statistik), 15 Mei 2010 2

Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

No. Agama Jumlah Persentase

1 Islam 207.176.162 87.18

2 Kristen 16.528.513 6.96

3 Katolik 6.907.873 2.91

4 Hindu 4.012.116 1.69

5 Buddha 1.703.254 0.72

6 Khong Hu Chu 117.091 0.05

7 Lainnya 299.617 0.13

8 Tidak terjawab 139.582 0.06

9 Tidak ditanyakan 757.118 0.32

Jumlah 237.614.326 100.00

No. Agama Jumlah Persentase

1 Islam 7.264.783 95,75

2 Kristen 115.255 1,52

3 Katolik 69.014 0,91

4 Hindu 113.512 1,50

5 Buddha 24.122 0,32

6 Khong Hu Chu 596 0,01

(22)

Berdasarkan Tabel I dan II tersebut populasi kaum Muslimin mencapai 87,18% dari jumlah total Warga Negara Indonesia dan mencapai 95,75% dari jumlah total penduduk Provinsi Lampung, maka pasar Indonesia didominasi konsumen Muslim yang sangat besar. Hal ini berdampak pada produsen yang memasarkan produknya di wilayah Indonesia harus memperhatikan komposisi produk yang dijualnya, yaitu harus sesuai dengan Syariat Islam. Allah SWT berfirman dalam QS An-Nahl ayat 114 sebagai berikut:





























(Q.S.

An-Nahl: 114)

Artinya : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.3

Dari sisi sektor perdagangan akan ada banyak keuntungan bagi pelaku industri, yaitu:

1. Pertama standar jaminan halal merupakan bentuk klaim bahwa barang produknya yang halal yang dapat dikategorikan sebagai produk yang bermutu dan higienis.

2. Memberikan perlindungan untuk pelaku industri lokal dari serangan perdagangan impor barang-barang luar negeri.4

Pemahaman yang semakin baik tentang agama semakin membuat konsumen Muslim menjadi semakin selektif dalam pemilihan produk yang

3

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Teremahnya, (Jakarta : CV. Toha Putra, 1971),

h. 419 4

Imam Masykoer Alie, Buku Pedoman Strategi Kampanye Sosial Produk Halal (Jakarta :

(23)

digunakan. Di Indonesia konsumen Muslim dilindungi oleh lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengaudit produk-produk yang dikonsumsi oleh konsumen Muslim di Indonesia. Lembaga ini adalah Lembaga Pengawasan dan Peredaran Obat dan Makanan – Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI). Lembaga ini mengawasi produk yang beredar di masyarakat dengan cara memberikan sertifikat halal sehingga produk yang telah memiliki sertifikat halal tersebut dapat memberi label halal pada produknya. Artinya produk tersebut secara proses dan kandungannya telah lulus diperiksa dan terbebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh ajaran agama Islam, atau produk tersebut telah menjadi kategori produk halal dan tidak mengandung unsur haram dan dapat digunakan secara aman oleh konsumen Muslim.

(24)

melakukan pemeriksaan sendiri kondisi kehalalan suatu produk menjadi hal yang kurang memungkinkan. Hal ini berkaitan dengan masalah teknis dalam memeriksa kehalalan suatu produk, seperti uji kimia, pengamatan proses serta pemeriksaan kandungan produk.

Adanya LPPOM-MUI dapat membantu masyarakat memudahkan proses pemeriksaan kehalalan suatu produk. Dengan mendaftarkan produk untuk diaudit keabsahan halalnya oleh LPPOM-MUI sehingga produknya bisa mencantukan label halal, hal itu berarti produk tersebut telah halal untuk dikonsumsi ummat Muslim. Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka gunakan, tentu produk yang memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya. Secara teori maka untuk para pemeluk agama Islam yang taat pilihan produk kecantikan yang mereka pilih adalah produk halal yang diwakili dengan label halal.

(25)

kedalam daftar produk halal atau dianggap masih diragukan kehalalannya. Ketidak adaan label itu akan membuat konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut.

(26)

Produk halal menurut definisi LPPOM-MUI adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari‟at Islam5, kenyataan yang berlaku pada saat ini adalah bahwa LPPOM-MUI memberikan sertifikat halal kepada produsen-produsen obat dan makanan yang secara sukarela mendaftarkan produknya untuk diaudit LPPOM-MUI. Dengan begitu produk yang beredar dikalangan konsumen Muslim bukanlah produk-produk yang secara keseluruhan memiliki label halal yang dicantumkan pada kemasannya. Artinya masih banyak produk-produk yang beredar dimasyarakat belum memiliki sertifikat halal yang diwakili dengan label halal yang ada pada kemasan produknya. Dengan demikian konsumen Muslim akan dihadapkan pada produk-produk halal yang diwakili dengan label halal yang ada kemasannya dan produk yang tidak memiliki label halal pada kemasannya sehingga diragukan kehalalan produk tersebut. Maka keputusan untuk membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak akan ada sepenuhnya di tangan konsumen sendiri.

Selain label halal persoalan harga juga menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk. Harga juga merupakan salah satu faktor konsumen untuk menentukan keputusan pembelian pada produk. Dimana harga sebagai nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang6. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian sangatlah penting, karena dengan tingkat harga yang ditetapkan oleh perusahaan dapat berpengaruh terhadap permintaan suatu produk. Penetapan harga yang salah atas suatu produk dapat

5

Ibid., h. : 7 6

(27)

mengakibatkan jumlah penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan penjualan menurun dan pangsa pasarnya berkurang. Oleh sebab itu, dalam penetapan harga perusahaan harus dapat menentukan harga penjualan sesuai dengan pangsa pasar yang dituju agar penjualan produk dan pangsa pasar semakin meningkat. Kehalalan dan harga produk sangat berdampak terhadap keputusan pembelian, sebagai contoh produk kecantikan pada supermarket ramayana yang disajikan dengan telah mempunyai label halal dari lembaga yang berwenang dan produk kecantikan pada supermarket chandra yang disajikan tanpa label halal yang mempunyai harga lebih terjangkau. Hal ini sangat layak apabila produk kecantikan dijadikan sebagai obyek penelitian.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh label halal dan haga terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk kecantikan perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Karena itu akan dilakukan penelitian dengan menjadikan beberapa konsumen yang ada pada supermarket chandra dan supermarket ramayana sebagai sumber informasi dalam hal mempertimbangkan label halal dan harga produk kecantikan. Atas dasar latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh label halal dan harga tersebut dalam keputusan pembelian.

B. Identifikasi Masalah

(28)

1. Masih terdapat produk-produk yang belum memiliki label halal 2. Tidak semua produk yang beredar memiliki label halal

3. Pengaruh label halal pada produk dalam kemasan dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen

4. Keputusan pembelian terhadap produk-produk sepenuhnya di tangan konsumen

5. Konsumen muslim merupakan pasar yang sangat besar

C. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, biaya dan sebagainya yang ada pada diri peneliti, maka semua permasalahan yang teridentifikasi tidak dapat seluruhnya diteliti, karena itu peneliti memberikan batasan permasalahan yang akan diteliti yaitu pengaruh label halal pada produk dalam kemasan dan harga terhadap keputusan pembelian (studi pada produk kecantikan di supermarket chandra dan ramayana kota Bandar Lampung).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan permasalahan, yaitu bagaimana pengaruh label halal pada produk dalam kemasan dan harga terhadap keputusan pembelian (studi pada produk kecantikan di supermarket chandra dan ramayana kota Bandar Lampung) ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

(29)

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh label halal pada produk dalam kemasan dan harga terhadap keputusan pembelian (studi pada produk kecantikan di supermarket chandra dan ramayana Kota Bandar Lampung).

Dilakukannya penelitian ini untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data, serta menginterpretasikannya. Hasilnya akan digunakan sebagai bahan penyusunan tesis yang akan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian magister pada Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Praktis

Kegunaan bagi perusahaan adalah mengetahui tanggapan konsumen mengenai label halal pada produknya dan harga serta mengetahui bagaimana pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Informasi tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam usaha melabelisasikan produknya dengan label halal dimasa yang akan datang.

2. Kegunaan Akademis

Dapat menjadi bahan masukan bagi semua pihak yang berminat terhadap bidang manajemen pemasaran terutama yang berkaitan dengan

(30)

berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika dalam rangka memberikan sumbangan pemikiran.

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan menyusun dalam bidang manajemen pemasaran, yaitu yang berkaitan dengan retailing, perilaku konsumen, dan komunikasi pemasaran, khususnya mengenai pengaruh label halal pada produk dalam kemasan dan harga terhadap keputusan pembelian.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

(31)

mendukung hasil penelitian Rambe dan Afifuddin tahun 2012 bahwa pencantuman label halal memberikan pengaruh sebesar 31,1% terhadap minat beli.7

Penelitian yang lainnya yaitu tentang harga yang dilakukan oleh Nanang Susanto di kota Semarang menyebutkan Besar t-hitung variabel harga adalah sebesar 7,343 > t tabel 1,985 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari batas signifikansi 0,05. Dengan demikian keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga secara individual variabel harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian . Semakin menariknya harga produk serta didukung dengan kualitas produk yang ada maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap pemakaian produk. Dengan ini berarti bahwa harga mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tedjakusuma tahun 2008 yang menyatakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian8.

Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk membeli. Pengertian harga menurut Buchari Alma ia mendefinisikan: “Harga (price) sebagai nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.9

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulunya adalah sama-sama meneliti hasil akhir dari sebuah proses penjualan yang dipengaruhi oleh

7

eprints.dinus.ac.id/8845/1/jurnal_13711.pdf 8

eprints.dinus.ac.id/5065/1/11974.pdf 9

(32)

suatu faktor. Jika dalam penelitian sebelumnya peneliti menggunakan label halal mempengaruhi terhadap keputusan pembelian dan harga mempengaruhi terhadap keptutusan pembelian dengan masing-masing terpisah, penelitian ini mengabungkan keduanya dengan menggunakan label halal dan harga mempengaruhi terhadap keputusan pembelian.

Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.10

G. Kerangka Pikir

Islam merupakan agama yang menjadi ideologis, sistem dan aturan hidup, kerangka berpikir, pedoman terhadap konsep dan pengembangan integritas diri, menjadi tolok ukur keabsahan suatu tindakan, serta sumber inspirasi bagi sebagian besar teori peradaban. Sebagai ideologi, Islam memiliki aturan yang lengkap menyeluruh, serta komprehensif.

Konsep Syumuliatul Islam makin dipertegas oleh nash Al Qur‟an yang

berbunyi,



























10

Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan

(33)









(Q.S.

Al-Baqarah : 168)

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.11

Syumuliyah Islam oleh para pemeluknya berusaha diaplikasikan dalam tataran praktis. Salah satu contoh praktis adalah yang diterapkan dalam pola konsumsi masyarakat muslim di Indonesia. Produk-produk yang dikonsumsi oleh umat Islam merupakan produk halal. Kehalalan produk tersebut dapat diketahui dari label yang tercantum di kemasan produk, label tersebut dikenal sebagai label halal.

Temuan MUI (Majelis Ulama Indonesia) tentang beredarnya produk tidak halal yang ada pada masyarakat mendapat tanggapan reaktif dari konsumen berupa pemboikotan produk tersebut dengan cara tidak mau mengkonsumsi dan mengedarkan. Ini membuat produsen-produsen produk makanan melakukan pemberian label halal pada produk mereka (labelisasi halal)

Menurut KMA RI Pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam12. Proses-proses yang menyertai dalam suatu produksi produk kecantikan yang termasuk dalam klasifikasi halal adalah proses yang sesuai dengan standard halal yang telah ditentukan oleh agama Islam. Diantara standard-standard itu adalah :

11

Departemen Agama RI, Op,. Cit, h. 41

12

KMA RI No. 518 Tahun 2001, Tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan dan

(34)

1. Tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal dari babi.

2. Daging yang digunakan berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syariat Islam.

3. Tidak menggunakan alkohol sebagai ingridient yang sengaja ditambahkan. 4. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya, tempat tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari‟at Islam13

.

Produk kosmetik memang tidak dimakan dan dimasukkan ke dalam tubuh. Oleh karena itu, kosmetik biasanya dikaitkan dengan suci dan najis. Produk tersebut bisa dikatakan haram jika produk kosmetik tersebut mengandung bahan-bahan najis, seperti turunan hewan (kolagen) ataupun bagian dari tubuh manusia misalnya plasenta.

Dalam sebuah hadist dijelaskan:

ـبا ع

ّ وسر ع س اـق ا ـنع ّ يضر ر يشب ب ا عـّـنلا ّ د بع ي

ا ـن يبو ِيب ارحـ ـلا َ او ِيب لحـ ـلا َ ا : وـقي َـ سو ه يـ ع ّ ىَـ ص

ـ عي ا ا ـباشـ ر و ا

دـقـف ا بّشلا ىـقَـ ا ـف ساَـنلا ر يثـك َ

ىعاَرلاـك ارحـ ـلا يف عـقو ا بّشلا يف عـقو و هض رعو هن يدل أر بـ سا

ِ ـ ل َ او اا ه يف عـ ري ا كش وي ى حـ ـلا وح ىع ري

َ او اا ى ح ك

هّـ ـك دسج ـلا ح ص ح ص ا ا ةـغ ض دسج ـلا يف َ او اا ه راح ّ ى ح

ب ـ ـق ـلا يهو اا هّـ ـك دسج ـلا دسـف دسـف ا او

) س و راخبلا اور(

Artinya: “Dari Abi Abdillah An-Nu‟man bin Basyir rodhiyallohu ‘anhu berkata, aku telah mendengar Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi

Wasallambersabda: “Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal musyabbihat (syubhat /

13

(35)

samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.”

Dalam hadits di atas jelas Rasullullah SAW mengajarkan kepada kaumnya untuk menghindari perkara subhat. Perkara subhat adalah perkara yang belum jelas halal-haramnya.

Dengan demikian Label Halal adalah label yang diberikan pada produk-produk yang telah memenuhi kriteria halal menurut agama Islam. Perusahaan-perusahaan yang mencantumkan produknya dengan label halal maka perusahaan tersebut telah melakukan prosesi halal pada produknya.

Mengacu pada klasifikasi label yang diberikan oleh Stanton, maka label halal masuk dalam klasifikasi Descriptive Label yaitu label yang menginformasikan tentang yang sesuai standar halal :

1. Konstruksi atau pembuatan 2. Ingredient atau bahan baku dan;

3. Efek yang ditimbulkan (other characteristic)

(36)

membeli, memakai, dan membuang barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka, jadi perilaku konsumen merupakan rangkaian keputusan-keputusan yang diambil konsumen terhadap suatu produk.

Keputusan konsumen meliputi keputusan untuk menentukan akan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan, dari siapa, dan seberapa sering membeli barang atau jasa. Perilaku pembelian konsumen dibentuk karakteristik individu yang terdiri dari pribadi, psikologis, budaya dan sosial. Dalam hal ini unsur agama termasuk kedalam faktor budaya14.

Dengan adanya label halal yang tercantum pada suatu produk, maka konsumen terlibat pada pembelian yang rumit karena mereka memiliki keterlibatan yang tinggi (high involvement) dalam membeli suatu produk karena menyadari adanya perbedaan yang signifikan dari produk-produk tersebut. Dengan begitu konsumen akan melalui tahapan keputusan pembelian terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.

Tahapan keputusan tersebut adalah :

1. Problem Recognition (pengenalan masalah) merupakan tahapan dimana pembeli mengenali masalah atau kebutuhannya. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal maupun eksternal.

14

Berman, Berry and Joel R. Evans. Retail Management A Strategic aproach 7th Edition

(37)

2. Information Search (pencarian informasi) merupakan tahapan diamana konsumen berusahan mencari informasi lebih banyak tentang hal-hal yang telah dikenali sebagai kebutuhannya. Konsumen memperoleh informasi dari sumber pribadi, komersial, publik dan sumber pengalaman

3. Alternatives Evaluation (evaluasi alternatif) merupakan tahapan dimna konsumen memperoleh informasi tentang suatu objek dan membuat penilaian akhir. Pada tahap ini konsumen menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih berdasarkan besarnya kesesuaian antara manfaat yang diinginkan dengan yang bisa diberikan oleh plihan produk yang tersedia.

4. Purchase Decision (keputusan pembelian) merupakan tahapan dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap melakukan transaksi pembelian atau pertukaran antara uang atau janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa.15

Proses keputusan konsumen jika dipandang dari sudut barang atau jasa apa yang akan dibelinya (“what”) konsumen akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti bentuk, daya tahan, keunikan, nilai, kemudahan, penggunaan, bahan baku dan lain sebagianya yang ada pada suatu barang.16

Dengan begitu produk apapun yang akan dibeli konsumen akan melalui tahapan-tahapan tersebut, begitu pula dengan produk makanan dalam kemasan yang kini menjadi objek penelitian penulis.

15

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT.

Prenhallindo, 1998), h. : 215 16

(38)

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Dengan maksud agar dalam penyusunan tesis ini lebih sistematis dan terfokus pada satu pemikiran, maka penulis sajikan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum penulisan tesis ini. Pertama adalah bagian formalitas yang meliputi: halaman judul, halaman nota dinas, halaman pengesahan, halaman moto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi. Kedua adalah bagian isi, dimana tesis ini terdiri atas lima bab yang meliputi:

(39)

Bab Kedua menguraikan studi pustaka yang berhubungan dengan topik, selanjutnya dituangkan menjadi suatu gambaran kerangka pemikiran teoritis. Dalam bab ini penyusun membagi beberapa sub bab, antara lain membahas tentang ekonomi Islam, kedua tentang label dan brand image, ketiga membahas mengenai konsep halal dan harga dalam jual beli. keempat membahas tentang keputusan pembelian.

Bab ketiga merupakan metode penelitian yang mengurai tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.Lebih jelasnya bab ini adalah penguraian tentang alasan penggunaan pendekatan kualitatif, posisi atau peran peneliti di lokasi penelitian, penjelasan keadaan secara konkrit lokasi penelitian, dan strategi penelitian yang digunakan agar dihasilkan penelitian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan secara kaidah keilmiahan yang universal.

[image:39.595.125.513.275.578.2]
(40)
(41)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ekonomi Islam

1. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang menyoroti masalah perekonomian. Sama seperti konsep ekonomi konvensional lainnya. Hanya dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai Islam menjadi landasan dan dasar dalam setiap aktifitasnya.

Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas dalam kerangka syariah. Namun, definisi tersebut mengandung kelemahan karena menghasilkan konsep yang tidak kompatibel dan tidak universal. Karena dari definisi tersebut mendorong seseorang terperangkap dalam keputusan yang apriori (apriory judgement) benar atau salah tetap harus diterima. 1

Definisi yang lebih lengkap harus mengakomodasikan sejumlah prasyarat yaitu karakteristik dari pandangan hidup islam. Syarat utama adalah memasukkan nilai-nilai syariah dalam ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi islam adalah ilmu sosial yang tentu saja tidak bebas dari nilai-nilai moral. Nilai-nilai-nilai moral merupakan aspek normatif yang harus

1

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, (Jakarta:

(42)

dimasukkan dalam analisis fenomena ekonomi serta dalam pengambilan keputusan yang dibingkai syariah.

a. Muhammad Abdul Manan

Islamic economics is a sosial science which studies the economics

problems of a people imbued with the values of Islam.2 Jadi, menurut Abdul Manan ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

b. M. Umer Chapra

Islami economics was defined as that branch which helps realize

human well-being through and allocation and distribution of scarce

resources that is inconfinnity with Islamic teaching without unduly

curbing Individual fredom or creating continued macroeconomic and

ecological imbalances. Jadi, menurut Chapra ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya relisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memeberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.3

2

Muhammad Abdul Manan, Islamic Economics, Theory and Practice, (India: Idarah

Adabiyah, 1980), h. 3. 3

Mustafa Edwin Nasution dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,

(43)

c. Menurut Syed Nawab Haider Naqvi, ilmu ekonomi Islam, singkatnya merupakan kajian tentang perilaku ekonomi orang Islam representatif dalam masyarakat muslim moderen.4

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam

adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang,

menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi

dengan cara-cara yang Islami.

Menurut Abdul Mannan, ilmu ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu sosial melainkan juga manusia dengan bakat religius manusia itu sendiri.5

Ilmu Ekonomi Syari‟ah adalah ilmu yang mempelajari aktivitas

atau perilaku manusia secara aktual dan empirikal, baik dalam produksi, distribusi, maupun konsumsi berdasarkan Syari‟at Islam yang bersumber Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta Ijma‟ para ulama dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.6

2. Dasar Hukum Ekonomi Islam

Sebuah ilmu tentu memiliki landasan hukum agar bisa dinyatakan sebagai sebuah bagian dari konsep pengetahuan. Demikian pula dengan penerapan syariah di bidang ekonomi bertujuan sebagai transformasi masyarakat yang berbudaya Islami.

4

Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, terj. M. Saiful Anam dan

Muhammad Ufuqul Mubin, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 28 5

Muhammad Abdul Mannan, Teori Dan Praktik Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT.

Dana Bhakti Wakaf, 1997), h. 20-22. 6

Abdul Mannan, Hukum Ekonomi Syari’ah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan

(44)

Aktifitas ekonomi sering melakukan berbagai bentuk perjanjian. Perjanjian merupakan pengikat antara individu yang melahirkan hak dan kewajiban. Untuk mengatur hubungan antara individu yang mengandunng unsur pemenuhan hak dan kewajiban dalam jangka waktu lama, dalam prinsip syariah diwajibkan untuk dibuat secara tertulis yanng disebut akad. ekonomi dalam Islam. Ada beberapa hukum yang menjadi landasan pemikiran dan penentuan konsep ekonomi dalam Islam.

Beberapa dasar hukum Islam tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an memberikan ketentuan-ketentuan hukum muamalat yang sebagian besar berbentuk kaidah-kaidah umum; kecuali itu jumlahnya pun sedikit. Misalnya, dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 188 terdapat larangan makan harta dengan cara yang tidak sah, antara lain melalui suap yaitu sebagai berikut,





































(188 Q.S. Al-bb(Q.S. Al-Baqarah: 188) Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian

(45)

harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui”.7

Dalam Q.S. An-Nisa ayat 29 terdapat ketentuan bahwa perdagangan atas dasar suka rela merupakan salah satu bentuk Muamalat yang halal yaitu sebagai berikut,

















































(Q.S. An-Nisa : 29) Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.8

b. Hadits

Hadist memberikan ketentuan-ketentuan hukum muamalat yang lebih terperinci dari pada Al-Qur‟an, hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ad-Daruquthni, dan lain – lain dari Sa‟id Al-khudri ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda :

رارض او ررضا

Artinya : “Janganlah merugikan diri sendiri dan janganlah merugikan orang lain”.9

3. Karakteristik Ekonomi Islam

7

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Teremahnya, (Jakarta : CV. Toha Putra, 1971),

h. 46 8

Ibid., h. 122. 9

(46)

Tidak banyak yang dikemukakan dalam alquran dan banyak prinsip-prinsip yang mendasar saja, karena dasar-dasar yag sangat tepat, alquran dan sunah banyak sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum muslimin berprilaku sebagai konsumen produsen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit system ekonomi. Ekonomi syariah menekankan kepada 4 sifat, antara lain:

a. Kesatuan (unity)

b. Keseimbangan (equilibrium) c. Kebebasan (free will)

d. Tanggung Jawab (responsibility)

Al-Qur‟an mendorong umat Islam untuk mengusai dan memanfaatkan sektor-sektor dan kegiatan ekonomi dalam skala yang lebih luas dan komprehensif, seperti perdagangan, industri, pertanian, keuangan jasa, dan sebagainya, yang ditujukan untuk kemaslahatan dan kepentingan bersama.10

Sebagaimana firman Allah :































































10
(47)















(QS. Al-Hasyr : 7)

Artinya : “ Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang-orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.11







































(QS. An-Nuur : 37) 

Artinya : “ laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.”12



























































































(QS. Al-Baqarah : 275) 

11

Depatemen Agama RI, Op. Cit., h. 916.

12

(48)

Artinya : “ orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.13

Dalam melakukan kegiatan ekonomi, Al-Qur‟an melarang Umat Islam mempergunakan cara-cara yang batil seperti dengan melakukan kegiatan riba, melakukan penipuan, mempermainkan takaran, dan timbangan, berjudi, melakukan praktik suap-menyuap, dan cara-cara batil lainnya.

4. Tujuan Ekonomi Islam

Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk:

a. Memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia.

b. Nilai Islam bukan semata hanya untuk kehidupan muslim saja tetapi seluruh makluk hidup dimuka bumi.

c. Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nlai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah).

Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya, dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam

13

(49)

mampu mampu menangkap nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber teori Ekonomi Islam.

B. Pengertian Label

Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas.14

Basu Swastha mendefinisikan label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualannya.15

Adapun sejumlah keterangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apakah produk yang dibeli mengandung unsur-unsur yang diharamkan atau membahayakan bagi kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Keterangan Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang tidak digunakan sebagai bahan utama yang ditambahkan dalam proses teknologi produksi.16

2. Komposisi dan Nilai Gizi

Secara umum informasi gizi yang diberikan adalah kadar air, kadar protein, kadar lemak, vitamin dan mineral. Yang perlu dicermati oleh

14

Anton Apriyantono dan Nurbowo, Panduan Belanja dan Konsumsi Halal, (Jakarta :

Khairul Bayan, 2003), h. 68-69. 15

Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 2007), h.

141. 16

Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Tanya Jawab Seputar Produksi Halal, (Jakarta :

(50)

konsumen terutama adalah iklan yang bombastis atau berlebihan mengenai manfaat maupun khasiat produk padahal seringkali kondisi sebenarnya tidak seperti yang diiklankan

3. Batas Kedaluwarsa

Sebuah produk harus dilengkapi dengan tanggal kedaluwarsa yang menyatakan umur pemakaian dan kelayakan pemakaian atau penggunaan produk. Menurut PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pasal 27 Ayat 2 berbunyi: “Baik digunakan sebelum tanggal sesuai dengan jenis dan daya tahan produk yang bersangkutan”.

Sedangkan Ayat 3 berbunyi “Dalam hal produk pangan yang kedaluwarsa lebih dari tiga bulan dibolehkan hanya mencantumkan bulan dan tahun

kedaluwarsa saja”.17 4. Keterangan Legalitas

Keterangan legalitas memberikan informasibahwa produk telah terdaftar di badan pengawasan obat dan makanan (Badan POM), berupa kode nomor registrasi. Kode MD dan SP adalah untuk makanan lokal dan ML untuk makanan impor. Namun masih banyak produk yang berlabel halal, akan tetapi tidak terdaftar sebagai produk yang telah disertifikasi halal, hal ini khususnya produk yang berkode SP atau tidak berkode sama sekali. Untuk produk-produk yang demikian, maka pengetahuan konsumen yang menentukan apakah diragukan kehalalanya atau tidak, jika ragu-ragu maka sikap yang terbaik adalah tidak membeli

17

Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta : PT. Rajagrafindo

(51)

produk yang diragukan kehalalanya.18

Untuk memenuhi keinginan konsumen yang kritis, produsen memberikan label yang telah mereka dapatkan dari lembaga yang berwenang pada kemasan produk yang mereka keluarkan. Label digunakan sebagai jaminan bahwa produk mereka layak untuk dikonsumsi. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelakan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan”.19

Labeling berkaitan erat dengan pemasaran. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjualan. Secara garis besar terdapat tiga macam label, yaitu:

1. Brand Label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.

2. Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.

3. Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk dengan suatu huruf, angka, atau kata. 20

Henri Sinamora pun membagi label kedalam 4 macam secara spesifik yaitu sebagai berikut :

18

Anton Apriyantono dan Nurbowo, Op.Cit., h. 69-71.

19

Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1996 20

(52)

1. Label produk (product label) adalah bagian dari pengemasan sebuah produk yang mengandung informasi mengenai produk atau penjualan produk.

2. Label merek (brand label) adalah nama merek yang diletakkan pada pengemasan produk.

3. Label tingkat (grade label) mengidentifikasi mutu produk, label ini bisa terdiri dari huruf, angka atau metode lainnya untuk menunjukkan tingkat kualitas dari produk itu sendiri.

4. Label deskriptif (descriptive label) mendaftar isi, menggambarkan pemakaian dan mendaftar ciri-ciri produk yang lainnya. Pemberian label (labeling) merupakan elemen produk yang sangat penting yang patut memperoleh perhatian seksama dengan tujuan untuk menarik para konsumen.21

Menurut Krasovec dan Klimchuk dalam bukunya Desain kemasan: Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan, label diartikan secara umum : “Label biasanya terbuat dari kertas, laminasi kertas atau film plastik dengan atau tanpa tambahan perekat (sensitif terhadap tekanan), label dapat mencakup keseluruhan kemasan atau hanya setempat saja, dapat dipotong dalam berbagai bentuk berbeda untuk melengkapi kontur suatu bentuk kemasan.”22

21

Henry Sinamora, Manajemen Pemasaran Internasional, ( Jakarta : Salemba Empat,

2000, Cet. 1, Jilid 1), h. 502. 22

Karosev n Klimchuk, Desain Kemasan : Perencanaan merek produk yang berhasil

(53)

Menutrut Kotler label mempunyai beberapa fungsi, yaitu:23

1. Identifies (mengidentifikasi), yaitu label dapat menerangkan mengenai produk.

2. Grade (nilai/kelas), yaitu label dapat menunjukkan nilai/kelas dari produk. Produk buah peach kalengan diberi nilai A, B, dan C menunjukkan tingkat mutu.

3. Describe (memberikan keterangan), yaitu label menunjukkan keterangan mengenai siapa produsen dari produk, dimana produk dibuat, kapan produk dibuat, apa komposisi dari produk dan bagaimana cara penggunaan produk secara aman.

[image:53.595.122.516.240.595.2]

4. Promote (mempromosikan), yaitu label mempromosikan produk lewat gambar an warna yang menarik.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa label adalah keterangan yang menggambarkan dan melangkapi suatu produk kemasan barang yang berisi tentang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat barang tersebut ,cara pengggunaan,efek samping dan sebagainya.

C. Brand Image (Citra Merek)

1. Pengertian Brand Image

Kotler mendefinisikan brand adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok

23

(54)

penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.24 Merek mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Karena mereklah yang menjadi penentu pembelian pelanggan. Maka dapat dikatakan bahwa strategi pemasaran apapun yang dilakukan oleh perusahaan sesungguhnya merupakan bagian dari upaya membangun merek itu sendiri. Merek juga dapat diartikan sebagai tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang-barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal untuk menyatakan nama dan sebagainya.25

Rangkuti sendiri juga menyatakan bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.26

Menurut Rangkuti merek memiliki enam tingkatan pengertian sebagai berikut :

a. Atribut

Setiap merek memiliki atribut, atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek.

b. Manfaat

Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen

24

Philip Kotler dan A. B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia Jilid 2, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), h. 575.

25

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-2.

(Jakarta : Balai Pustaka, 1996), h. 656. 26

Freddy Rangkuti, The Power of Brands : Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi

(55)

tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Produsen harus dapat menerjemahkan atribut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional.

c. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.

d. Budaya

Merek juga mencerminkan budaya tertentu, suatu produk dalam promosinya selalu memberikan ciri khas tersendiri, sehingga memungkinkan konsumen untuk dapat menghasilkan hasil yang sama seperti yang sudah tertera pada setiap iklannya.

e. Kepribadian

Merek ini juga mencerminkan kepribadian tertentu. Seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian tingkatan usia untuk mendongkrak atau menopang merek produknya. Sebagai contoh, kemasan yang baru, iklan yang menarik.

f. Pemakai

Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk penggunaan mereknya.27

27

(56)

Beberapa definisi tersebut, dapat diketahui bahwa merek merupakan suatu nama atau simbol yang mengidentifikasikan suatu produk yang membedakannya dengan produk-produk lain sehingga mudah di kenali oleh konsumen ketika hendak membeli sebuah produk. Keberadaan merek sangatlah penting bagi sebuah produk atau jasa. Bahkan tidak mengherankan jika merek seringkali dijadikan sebagai kriteria dalam mengevaluasi suatu produk.

Pengertian Image/citra pada Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa citra adalah gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk.28

Pride dan Ferrell mengemukakan bahwa untuk menarik konsumen maka sebuah iklan pada produk harus memperhitungkan suatu image atau citra yaitu gambaran fungsional dan gambaran psikologis dalam pikiran konsumen.29

Menurut Rakhmat citra atau image adalah dunia menurut persepsi kita.30 Kotler juga mendefinisikan citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan, yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu obyek.31

Sedangkan image dalam pandangan Islam tertera dalam Al-Qur‟an Surat Al-Ahzab ayat 21, yakni :

28

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), h. 169. 29

W. M. Pride dan Ferrell, O. C., Pemasaran dan Praktek Sehari- hari, terjm. Oleh Daniel Wirajaya, Edisi VII, (Jakarta : Binarupa aksara, 1989), h. 156.

30

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996),

h. 223 31

(57)





































(Q.S. Al-Ahzab : 21) Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”32

Berdasarkan firman Allah SWT diatas yang mengindikasikan sesuatu yang telah dilakukan oleh seseorang tidak lepas dari apa yang telah dipaparkan dalam ajaran Islam, maka timbul kesan yang baik. Dan jika seseorang tersebut berbuat sebaliknya maka kesan yang timbul tersebut bukanlah kesan yang baik bahkan buruk.

Gronroos mengidentifikasi terdapat empat peran citra bagi suatu organisasi. Pertama, Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut ke mulut. Kedua, Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan. Kualitas teknis dan khususnya kualitas fungsional dilihat melalui saringan ini. Ketiga, citra adalah fungsi dari pengalaman an juga harapan konsumen. Keempat, citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen. Dengan kata lain citra mempunyai dampak internal.33

Paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa citra dalah gambaran yang ada di dalam pikiran individu mengenai suatu obyek. Citra ini

32

Departemen Agama RI, Op.Cit., h. 670

33

Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaan, (Bandung : Remaja

(58)

mengandung pengetahuan, kepercayaan, ide-ide dan kesan individu terhadap suatu obyek sehingga brand image memiliki peranan yang sangat penting bagi konsumen dalam menentukan minat pembeliannya.

Simamora mendefinisikan bahwa citra adalah konsep yang mudah dimengerti, tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya yang abstrak. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek.34

Sedangkan Rangkuti mendefinisikan bahwa “brand image

adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen”.35

Susanto mendef

Gambar

Tabel I Komposisi Penduduk Indonesia Menurut Agama
gambaran umum yang berkaitan dengan produk kecantikan yang telah
gambar an warna yang menarik.
gambaran, kesan-kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang
+5

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis proses pencatatan transaksi yang dilakukan UD Bina Mitra, untuk mengetahui kesesuaian antara pembukuan UD Bina

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang memperlajari secara mendalam tantang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak

Kecerdasan emosi berperan penting dalam keseharian individu. Peranannya adalah individu tersebut dapat bertindak dengan baik dari.. apayang telah individu tersebut

Kata-kata kunci : air sisa destilasi; bunga cengkeh; Caryophylli Flos; daya antibakteri; minyak atsiri; Staphylococcus aureus; Streptococcus mutans

Indonesia merupakan salah satu negara yang paling suka dikunjungi oleh masyrakat asing, namun dengan adanya wabah virus Corona atau covid19, maka semua hal yang berkaitan

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kelancaran dan kemudahan dalam

Selain sumber atau faktor eksternal yang dapat menimbulkan kecemasan pada ibu hamil yang dikemukakan Kartono tahun 2007 tersebut, ada sumber atau faktor lain yang dapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji densitas zat gizi dan energi pangan, densitas asupan zat gizi dan energi, morbiditas, serta hubungannya dengan status gizi BB/U, TB/U,