ABSTRAK
Latzr
belakangKasus
Diskusi
Katu Kunci ABSTRACT
Background
Case
IMPETIGO HERPETIFORMIS YANG MEITYERUPAI
PUSTT'LOSIS
EKSANTEMA
GEhI-ERALISATA
AKUT
Lusita Sylvia Encep Kusnandar, *Sri L€stari
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS.Dr.A.Mochtar
I
* Bagian llmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS.Dr.M.Djamil
/
Fak-ultas Kedokleran Universitas Andalas, Padang, Indonesia
:
knpetigo herpetiformis (IFI) adalah bentuk jarang dari pustular psoriasis,yang
muncul pada
masa kehamilan.Lesi
biasanya sembuh setelah melahirkan tetapi dapat muncul pada kehamilan berikutnya.:
Dilaporkan seorang wanita (19 tahun) primigravida 10 minggu, dengan pustul-pustul generalisata. Mulanya, terdapat papul-papul eritem dan plak eritem disertai skuama pada kedua siku sejak6
bulan yanglalu.
Pada kehamilanl0
minggu, terdapat pustul-pustulmilier
di
atas plak eritem. Sebagian pustul menyatu membentuk danau pus dan pecah kemudian kering menjadi krusta. Lesi terasa nyeri dan sedikit gatal. Mukosa membran tidak dikenai. Pasien demam dan malaise. Hasil kultur dan tes sensitivitassteril.
Diagnosisawal
pustulosis eksantema generalisataakut
(PEGA).Hasil
histopatologi terdapat absesMunro,
papilomatosis, vasodilatasi subepidermisyang
sesuai dengantH.
Terapi
:
deksametason (iv) 2x5m{ day, mebhidrolina 2x50mgiday, krim fluocinolon asetonide 0,25yo. Pada penurunan dosis deksametason sampai 7,5mglesi
aktif
kembali. Pasien mengalami keguguran pada kehamilanl5
minggu dan lesi sembuh secara spontan.: Impetigo herpetiformis biasanya muncul pada trimester ketiga kehamilan. Namun pada kasus
ini
muncul pada trimester p€rtama. Diragukan dengan PEGA karena PEGA memiliki gambaran klinis yang mirip denganIH
dan pasien mengkonsumsi sejumlah obat sebelum lesi-lesi tersebut muncul.Den gan pemeriksaan h i stopatolo gi kita dapat membedakannya.
: Impetigo herpetifomis, psoriasis pustulosa, kehamilan, PEGA.
:
Impetigo herpetiformis (IH) is a rare form of pustular psoriasis occurringin
pregrrancy. The lesions usually resolve after delivery but can recur in subsequent pregnancies.:
A
19 year old, primigravida 10 weeks gestation woman with generalized pustuleswas
reported.Initially,
therewere
erytematous papules and erythematous plaques with scales on her both elbow since 6 months ago.At
l0
we,eks gestation, there weremilier
pustules on erytematous plaques. Some of pustules were confluence became lake of pus and spares became crusts. Membrane mucosa was not affected. The lesions were pain and rather itchy. She got fever and malaise. Culture and sensitivity test from pustuleswere sterile.
The
first
diagnosiswas
acute
generalized exanthematous pustulosis(AcEP). Histopatholory examination revealed munro abces, papilomatosis, vasodilatation on subepidermal that suitablewith IH.
Therapy:
dexamethasone(iv)Zxlmg/day,
mebhidrolina 2x50mg/day, fluocinolon asetonide crearn A,25yo. When we taperedoff
Discussion
Eq'*,ords
:
lmpetigo herpetiformis usually occured in third trimesterof
pregnancy. However,this
case occurredat first
trimester. We doubtedwith
AGEP becauseit
had similar clinical appeanrncewith
IH
and shetook
some medicine before the lesions appeared. Histopathologr examination could differentiate them.: Impetigo herpetifumis, pustular psoriasis, pregnancy, AGEP.
PE\DAHULUAIT
Impetigo herpetiformis
(IH)
adalah bentuk jarang dari pustular psoriasis, yangmuncul
pada masa kehamilan. Biasanyamuncul
padatrimester ketiga
kehamilan, walaupun dapat muncul lebih awal seperti pada trimester pertam a. r'2'3lmpetigo herpetifonnis
merupakan kasusjarang.
IH
dilaporkan pertamakali
oleh
von
Hebrath
1,872 padalima
wanita harnil,
empatdari
merekameninggal.
IBagian
kami belum
ada laporan
kasus mengenaiIH
sebelumnya
Lesi
biasanya sembuh setelah melahirkan, namun rekurensi dapat terjadi pada kehamilanberikutrya
dan
pada pengguna'n
kontrasepsioral.
Peningkatanhormon
progesteron diduga sebagai salah satufaktor
presipitasiIH.
Impetigo herpetiformis dapat menyebabkan komplikasi yang serius pada ibu danjanin
seperti padaibu
berupa delirium.konmlsi,
dan
kejang, serta
kematianjanin
atau
abnormalitaspada
bayi
yang
disebabkan insufisiensi plasenta WalaupunIH diyakini
sebagai varian pusnrlar psoriasis namun biasanyaIH
tidak^memiliki riwayat
psoriasisbaik
pada penderita maupun anggota keluarga lainnya. l'2'3Impetigo herpetiformis
ditandai
dengan pustul-
pustul superfisialdi
atastlak
eritem. Lesi berawal pada daerah lipatan seperti inguinal, paha bagian dalam,
aksila
dan
lipat
leher, yang
kemudian dapat meluas
mengenaihampir
seluruh
tubuh. Membran mukosa" wajah, tangan dankaki jarang
dikenai. Hipokalsemia dan gejalakonstitusional seperti
demam,menggigil, mual,
muntah,
diare dan
lemah
sering ditemukan Oada IH.,Pustul padaIH
steril, kecualijika
terjadiinfeksi
sekunder selama perjalan penyakit. r':Histopatologi
IH
sama dengan psoriasis pustulosa. Padaditandai
dengan adanyamikropustul
(absesKogoj),
sedangkanlesi lesi
awai
danaktif
lanjut
ditandai denganmakropustul berupa kelompokan
neutrofil diatas stratum
spinosum
dan granulosum (abses Munro). Parakeratosis dan elongasi rete ridge sering ditemukan.aKortikosteroid
sistemik merupakan terapipilihan untuk
IH,
dengan dosis 60-8Omglhari. Etretinate oral 35mglharijuga
menunjukkan hasil yang bagus untuk terapiIH.,',
Pustulosis eksantema generalisata akut
(PEGA)
adalah erupsi obat alergi akut yang ditandai pustul-pustulmilier
non-folikular
di
ataskulit
yangeritem,
sehingga sering diragukan dengan psoriasis pustulosa.Lebih
dan 90% PEGA disebabkan olehalergi
obat
namun dapatjuga
disebabkanoleh
reaksi enteroviral, hipersensistivitas terhadapmerkuri,
dan dermatitiskontak.
Obatyang
sering sebagai penyebab yaituantibiotik
p-Laktam(seperti: penisilin,
aminopenisilin, sefalosporin) dan golonganmakrolid,
diikuti
bloker
kalsium
channel,
antimalari4 terbinafiru
nistatin, metronidazol, isoniazid, vankomisin, dan doksisiklin. 5'6Lesi
seringdimulai
di
wajah,aksila
daninguinal
yang kemudian menyebar luas dalam beberapajam.
Lesi biasanya muncul kurang dzn2 hari
setelah konsumsi obat. Edem padawajah
dan tangan,purpur4
vesikel,
bula
lesi
eritemamultiforme
papilare,
vaskulitis
daninfultrat
limfohistiositik
perivaskuler.-Kelainan laboratoriummeliputi
eosinofilia
ringan
hingga
sedang,
disfungsi
renal
sementara
dan hipokalsemia5'6'7LAPORAN
KASUS
Dilaporkan
seoftlngwanita
19 tahun,
ibu
rumah tangga
dirawat inap
diRS.Dr.A.Mochtar
sejaktanggal
16Juni 2006
hingga tanggal28 Juni 2006
dengan keluhan utama pustul*
pustul pada sebagian besar tubuh sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Empathari
sebelum masuk rumah sakit pasien berobat ke bidan dengan keluhan bercak kemerahandi
siku danlipat
siku kanan yang terasa nyeri.Dari
bidan pasien mendapatkan kapsul berwarna hitam merah3xlkapsui,
Alleron@(klorfeniraminmaleat
4mg)
3xltablet,
Pgidol@(parasetamol500mg),
3xltablet,
dan
tablet
kecil
berwarnahijau 3xltablet.
Sehari setelah mengkonsumsi semua obat-obatandi
atas,muncul bercak
-
bercak merahdi
keduaketiak,
leher dandi
kedualipat
paha yang diatasnya terdapat gelembung-
gelembungkecil
berisi nanah. Keluhan terus meluas pada hari berikutnya. Pasien demam danletih
lesu. Kemudian pasien pergi ke dokter urnurrl, pasien didugaalergi
obat. Pasien disarankanuntuk
menghentikan konsumsiobat
dari
bidan dan
diberi
sejumlah
obat-obatan.Sayangnya
kami tidak
bisa mengetahuijenis
obat-obatan yangdiberikan dokter umum
karena pasien langsung membuang obat-obat tersebut. Namun setelah mengkonsumsi obat-obatan dari dokter ulnrun,tidak
ada perbaikan sama sekali malahan keluhan yang sama muncul hampir diseluruh badan pasien, kecuali wajah, kedua tangan, dan kaki.Sebelumnya
pasien
telah
menderita
bercak
kemerahanyang
di
atasnya terdapat skuamadi
keduasiku
sejak6
bulan
sebelum masuk rumahsakit.
Bercak tersebuttidak
gatal. Pasien berobatke bidan
dan mendapat obat yang sama sepertiyang
telah
diterangkansebelumny4
kecuali
kapsul
hitam
merah
tersebut. Setiap mengkonsumsi obat-obatan tersebut penyakit pasien sembuh, namunmulai
kambuh lagi beberapa hari setelah obat tersebut habis.Pasien belum pernah menderita sakit seperti
ini
sebelumnya. Pasienmemiliki
riwayat alergi
obat
golonganpenisilin. Tidak
adariwayat
anggota keluarga yang menderita sakit sepertiini.
Pada pemeriksaan
fisik
didapatkan kesadaran komposmentis,tampak
sakit sedang,gizi
baik, tekanan darahll0/70
mmHg,
frekuensinadi
9Ox/manit, frekuensi nafas24x/menit, suhu
38,6oC.Membran
mukosamat4 mulut
dan genitalia
tidak dikenai. Pada hampir seluruh badan, kecuali wajah, kedua lengan bawahl/3
bawah, kedua tangan, keduatungkai
bawah 213 bawah dan keduakaki,
tampakplak
eritem denganpustul-pustul
milier
di
atasnya(gambar
14 lb,
dan
1c).
Sebagian pustul menyatu membentuklake
ofpus
yang kemudian pecah dankering menjadi
krustaputih
kekuningan. Pada pemeriksaanlaboratorium,
didapatkan pemeriksaan darahrutir;
kimia
darah, dan urinrutin
dalam batas normal.Pasien didiagnosis dengan
PEGA
dengan diagnosis banding
psoriasis pustulosa.Dilakukan
biopsijaringan
sertakultur
dan tessensitifiti
pus. Semua obatyang didapat
sebelumnyadihentikan. Pasien
diterapi
dengan
deksametason(iv)
2x5mglhari, gentamisinsulfat
(iv) 2x80mg/hai,
mebhidrolina 2x50mg/hari, antasid sirup3xlsdm/hari,
infus dekstrosa 5% :NaCl
0,9Yo= 3:1,krim fluocinolon
asetonide 0,25Yo.masih terasa agak
nyeri
dan pasien sudahtidak
demamlagi
(36,8'C).
Terapi yangsama
dilanjutkan.
Pada
hari
keempat
dosis
deksametasonditurunkan
%
ampul (2,5mg), sedangkan terapi lainnya tetap dilanjutkan.Pada hari ke-5
timbul
lesi barudi
leher bagian depan, kedua mandibula" kedua lenganbawah
1/3 bawah, dan keduatungkai bawah
l/3
atas.Dosis
deksarnetasondinaikkan
kembali menjadi 2x5mg,
gentamisin
diganti
dengan
eritromisin 3x500mg/hari, terapi lainnya dilanjutkan. Pada hari ke-6 dan ke-7 terdapat perbaikan,lesi
pada mandibula" leher,lengan bawah dantungkai
bawahjauh
berkuiang. Dosis deksametason kembali diturunkan 2,5m9.Pada
hari
ke-8timbul
lesi barudi
leher, perut, rusukkiri
dan kanan, pingguldan pinggang.
Dosis
deksametasondinaikkan kembali
menjadi 2x5mg,
antibotik dihentikan. Pada tanggal24 Juni
2006
didapatkanhasil
pemeriksaan histopatologi menunjukan adanya absesMunro,
papilomatosis,vasodilatasi
subepidermis yang sesuai dengan psoriasis pustulosa.Hasil
kultur
dan tes sensistivitas pus dinyatakan steril. Pada hariitu
pasien mengaku telat menstruasi, lalu dilakukan tes kehamilan danpasien dinyatakan
positif
hamil
1l
minggu.
Akhirny4
berdasarkan anamnesis, pemeriksaanfisik
dan pemeriksaan penunjang diatas, diagnosis pasienlebih
sesuai dengan impetigo herpetiformis yang merupakan salah satu varian psoriasis pustulosa yang dicetuskan oleh kehamilan.Pada hari ke-9 hinggake-L2 dengan terapi yang saln4 terdapat perbaikan yang signifikan. Pada hari ke-12 semrur bercak kemerahan dan pustul
-
pustul telah hilang, dan meninggalkan makula hiperpigmentasi serta striaeputih
pada kedua lengan atasbagian dalam,
perut,
dan pinggang (gambar 2a"2b,2c,
2d
dan 2e).
Pasien minta pulang paksa dengan dosis terakhir deksametason 2x5mgArari. Pada saat rawat jalan,lesi
barukembali muncul
setelatr dosis deksametason diturunkan 2,5mg. Kemudian pasien tidak melanjutkan terapi lagi. Didapatkan informasi dari pasien dia mengalami keguguranpada kehamilan
15 minggg dan
semualesi
yang ada
secara spontan mengalami resolusi dalam waktu + 2 minggu tanpa pengobatan.DISKUSI
Psoriasis pustulosa
tipe von
Zumbusch sering diragukan dengan pustulosis eksantema generalisataakut (PEGA)
karena pustul-pustul yangmuncul
pada keduapenyakit
ini
seqlra
klinis
sulit
dibedakan.
Berdasarkanliteratur,
terdapat
dua perbedaan utama antara psoriasis pustulosa dan PEGA yaitu pada PEGA bersifat akut dan adariwayat
alergl obat. Pada pasienini
terpenuhikriteria
tersebut. Oleh karenaitu
diagnosisawal
pasienini
adalah PEGA.5'6Diduga kuat
penyebabpEGA
pada pasienini
adalah obat berupa kapsul hitam merah yang diperkirakan berisiantibiotik
golongan penisilin. Pasien diterapi dengan kostikosteroid sistemik.Namun
setelahdilakukan penuru&m dosis kortikosteroid
yaitu
pada
dosis 7,5mg deksametason(iv),
lesiaktif
kembali. Pada PEGA biasanya pustul-pustul cepat menghilang sebelum7
han
diikuti
oleh deskuamasi selama beberapahari
dan tidakdipengaruhi
oleh
penurunan kortikosteroid.6 Keraguan diagnosis
awal
semakinterbukti
dengan
keluarnya
hasil
pemeriksaan
histopatologi yang
menunjukkan gambaran psoriasis pusfulosa
Diagnosis impetigo
herpetiformis
(IH)
muncul setelah diketahui pasien hamil,dan diperkuat
dengan adanya
resolusi
spontan setelah kehamilan
berakhir. IH
IH
dapatterjadi
lebih
awal. Demikianjuga
pada pasienini
lesi muncul
lebih
awal yaitu pada trimester pertama kehamilan (kehamilan 10 minggu).IH
adalah benhrk psoriasis pustulosa yangjarang, yang muncul
pada masa keharrrilan. Lesi akan menghilang setelah pengakhiran kehamilan, dan dapat rekuren pada kehalnilanberikutrya
atau penggunaan kontrasepsi oral.IH
dapat menyebabkankomplikasi yang
seriuspada
ibu
danjanin.
Biasanya pada pasienIH
ditemukan hipokalsemia yangjuga
diperkirakan sebagai faktor pencetusIH.
Namun pada pasienini
tidak terjadihipokalsemiatrr
Kortikosteroid sistemik
merupakan
terapi
pilihan
IH
untuk
mencegatrkomplikasi pada
ibu
dan
janin
selamakehamilan dengan
dosis
60-80mg/hari.3 Prognosis quoad vitam dubia ad
bonamjika
tidak
dilakukan penatalaksanaan yang tepat dan cepat,prognosis
quoad
sanationam bonamjika
kehamilan berakhir, dan prognosis quo adfunctionam bonam karena tidak terjadi kerusakan fungsikulit.
lc
2c
2d(Gambar
242b,2c,2d,
dan 2e : setelah pengobatan)DAITIAIT
PUSTAKA
l.
Lawley
TJ,
Yancey
KB.
Skin chlnges and
diseasesin
pregnancy.Dalam
:Freedbrerg
IM,
Eisen
AZ, Wolff
K,
Austen
KF,
Goldsmith
LA,
Katz
SI,Fitzpatrick
TB,
eds. Dermatology
in
general medicine.
6ft
ed.
New
York
:McGraw
Hill,
2003: 1364-5.2.
John
H,
Lyons.
Generalized
pustular psoriasis. lnternational Journal
of
Dermatolo
gy
1987 ;26(7) :409- I 8.3.
Bukhari
IA.
Impetigo herpetiformisin
aprimigravida
:
successful treatmentwith
4.
Mobini
N,
ToussaintS, Kamino
H.
Noninfectious
erythematous,popular,
and squamous diseases. Dala:n : Elder DE, Elenitsas R, JohnsonBL, Murphy
GF, eds.Lever's
histopathologyof
the skin. 9e
ed. Philadelphia
:
A.
Walters Kluwer
Company, 2005:184-8.Refuz J, Allanore
LV.
Drug reaction. Dalam : BologniaIL, Jonno
JL, Rapini RP, eds. Dermatology.I't
ed. Philadelphia : ElsevierLimited Mosby,2003
: 341.Hamzah
M.
Erupsi obat alergit. Dalam
:
Djuanda
A,
Hamzah
M,
Aisah
S,eds.Ihnu
penyakit
kulit
dan kelamin.
3th ed.
Jakarta
:
Balai
Penerbit FKUI,
2402:141.Horn
TD, Hiatt
KM.
Cutaneoustoxicities of
drug- Dalom : Elder DE, Elenitsas R, JohnsonBL,
Murphy GF, eds. Lever's
histopathology
of
the
skin.
9ft
ed. Philadelphia:A.
WaltersKluwer
Company,2005:3234.
5.
6.