OPTIMASI JUMLAH, WAKTU DAN SUHU PADA REAKSI DEHIDRASI RISINOLEAT MINYAK JARAK
(Castor Oil) DENGAN DEHIDRATOR P2O5
Oleh :
Ardiansyah NIM. 409210002 Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada
penulis sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan
sejak bulan Juni – September 2013 adalah “Optimasi Jumlah, Waktu Dan Suhu
Pada Reaksi Dehidrasi Risinoleat Minyak Jarak (Castor Oil) Dengan Dehidrator P2O5”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sain, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Dr.
Marham Sitorus, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si., Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si.,
dan Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si., sebagai dosen-dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai
penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si selaku
dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku Ketua
Jurusan Kimia, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si, Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si,
Dra. Ani Sutiani, M.Si dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah
mendidik dan membantu penulis selama melaksanakan studi di kampus UNIMED.
Tak lupa pula terima kasih pada seluruh staff pegawai Laboratorium Kimia
UNIMED , Bang Jhon, Bang Eriadi, Bang Nizam, Bang Helmi, Bang Daniel, Kak
Tia, Kak Sherry, dan Kak Minda. Serta Staff Laboratorium Penelitian SOCI (Sinar
Oleochemical International) yang telah membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Turimun,
Ibunda Andriani, Kekasih Riski rilana dan saudara-saudara saya yang tiada henti
berdoa dan memberikan dorongan baik moril maupun materil, semangat dan kasih
studi di UNIMED. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman
seperjuangan NK’09 yang telah mengukir kenangan indah bersama selama studi di
UNIMED, khususnya sahabat ku rusli, ika, winda, aisyah dan seluruh
sahabat-sahabat yang tidak bisa disebutkan satu demi satu yang telah banyak membantu
saya dalam pelaksanaan penelitian, memberi saran, semangat, dan dukungan dalam
segala hal. Kepada semua abang/kakak senior dan adik-adik junior yang telah mau
berbagi ilmu dan pengalaman kepada penulis, serta pada semua pihak terkait yang
tak dapat penulis sebutkan satu per satu..
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah penelitian.
Medan, 28 Januari 2014 Penulis,
iii
OPTIMASI JUMLAH, WAKTU DAN SUHU PADA REAKSI DEHIDRASI RISINOLEAT MINYAK JARAK (Castor Oil) DENGAN
DEHIDRATOR P2O5
Ardiansyah (NIM 409210002)
Penelitian ini untuk menghasilkan CLA (conjugated linoleat acid) yang murah dan mudah didapatkan. Pengkajian dilakukan berdasarkan laju penurunan kadar risinoleat dan kenaikan kadar DCO [campuran LA (linoleic acid) dan CLA (conjugated linoleic acid) paling optimal. Bahan dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak jarak. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa variasi jumlah dehidrator (1; 1,5; 2; 2,5 ;3) %w/w, variasi suhu (100; 125; 150; 175; 200) oC dan variasi waktu (0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3;) jam. Pengkajian tiap faktor dilakukan
pada dua kondisi lain pada keadaan yang identik dengan pengertian jika salah satu faktor di analisis atau variabel control sedangkan dua faktor yang lain adalah variabel tetap. Masing-masing DCO akan dianalisis menggunakan GC (kromatografi gas) dengan mengesterifikasikan terlebih dahulu untuk menurunkan titik didih sampel dengan menggunakan Na-Metoksi 1% (dengan mereaksikan logam Natrium dengan Metanol) yang direfluks pada kondisi suhu 60-90oC selama ½ jam. Hasil refluks didinginkan dan lapisan metil ester asam lemak (fatty acid methyl esthers = FAME) diambil (bagian atas) dan dinetralkan dengan akuades yang dipantau dengan indikator pH universal. Setelah netral dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrus dan digoyang selama satu jam, selanjutnya disaring. Analisis yang dilakukan adalah perubahan komposisi risinoleat dan campuran LA dan CLA dengan GC paling optimal. Hasil analisis paling optimal pada kondisi Jumlah dehidrator 3% w/w, suhu 200oC selama 2,5 jam dengan penurunan risinoleat dengan kadar 73,38% dan pembentukan LA dan CLA dengan kadar 44,13%.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar iv
Daftar Tabel v
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5 1.6. Manfaat Penelitian 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Tanaman Jarak 6 2.2. Minyak Jarak 6 2.2.1. Komposisi Kimia Minyak Jarak 8 2.2.2. Sifat Fisik dan Kimia Minyak Jarak 9 2.3. Transformasi Risinoleat Minyak Jarak Menjadi Senyawa Lain Yang Lebih Bermanfaat 10
2.3.1. Transformasi Risinoleat menjadi linoleat dan linoleat terkonjugasi melalui reaksi dehidrasi 11 2.3.2. Dehidrasi Minyak Jarak 13 2.3.3. Agen Penarik Air (Dehidrator) P2O5 15
vii
2.4.2. Pengaruh Waktu, Suhu Dan Jumlah Pereaksi Terhadap Laju Reaksi 18
2.5. Kromatografi Gas 24
2.5.1. Analisa Kualitatif 24
2.5.2. Analisa Kuantitatif 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 26
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 26
3.2. Alat dan Bahan 28
3.3. Prosedur Penelitian 28
3.3.1. Preparasi sampel minyak jarak dan minyak jarak terdehidrasi
untuk analisis dengan GC 26
3.3.2. Dehidrasi Risinoleat Minyak Jarak 27
3.3.2.1. Penentuan jumlah dehidrator optimum terhadap dehidrasi
minyak jarak 27
3.3.2.2. Penentuan waktu reaksi optimum pada jumlah dehidrator
optimum terhadap dehidrasi minyak jarak 27
3.3.2.3. Penentuan suhu optimum pada jumlah dehidrator, waktu reaksi
optimum terhadap dehidrasi minyak jarak 27
3.3.2.4. Optimasi Jumlah, suhu dan waktu pada reaksi dehidrasi risinoleat
minyak jarak 28
3.4. Bagan Alir 28
3.4.1. Preparasi sampel minyak jarak dan minyak jarak terdehidrasi
untuk analisis dengan GC 29
3.4.2. Penentuan jumlah dehidrator optimum terhadap dehidrasi
minyak jarak 30
3.4.3. Penentuan waktu reaksi optimum pada jumlah dehidrator optimum
terhadap dehidrasi minyak jarak 31
3.4.4. Penentuan suhu optimum pada jumlah dehidrator, waktu
reaksi optimum terhadap dehidrasi minyak jarak 32
3.4.5. Optimasi Jumlah, Suhu dan Waktu Pada Reaksi Dehidrasi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 4.1. Karakteristik dan Komposisi Minyak Jarak 34
4.2. Dehidrasi Risinoleat Minyak Jarak 35
4.2.1. Penentuan Jumlah Dehidrator Optimum Terhadap Dehidrasi
Minyak Jarak 38
4.2.2. Penentuan Suhu Optimum pada Jumlah Dehidrator Optimum
Terhadap Dehidrasi Minyak Jarak 40
4.2.3. Penentuan Waktu Optimum pada Jumlah Dehidrator, Suhu
Optimum Terhadap Dehidrasi Minyak Jarak 42
4.2.4. Optimasi Jumlah, Suhu dan Waktu Pada Reaksi Dehidrasi
Risinoleat Minyak Jarak 45
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 47
5.1. Kesimpulan 47
5.2. Saran 47
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Reaksi Dehidrasi Risinoleat 12
Gambar 2.2. Struktur P2O5 15
Gambar 2.3. Diagram Energi Dehidrasi Alkohol Sekunder (Mekanisme
E-1)
20
Gambar 2.4. Hubungan Laju Pengurangan Konsentrasi Dengan Waktu 21
Gambar 2.5. Jumlah Fraksi Molekul Yang Bertumbukan Pada Dua Suhu
Yang Berbeda 22
Gambar 2.6. Hubungan Konstanta Kecepatan Reaksi Dengan Suhu 23
Gambar 4.1 Kadar risinoleat sampel minyak jarak 34
Gambar 4.2. Perubahan kadar risinoleat dan kadar LA dan CLA pada
Dehidrasi risinoleat minyak jarak pada 150oC selama 2 jam
Dengan variasi jumlah dehidrator 39
Gambar 4.3. Perubahan kadar risinoleat dan kadar LA dan CLA pada
Dehidrasi risinoleat dengan 3 % w/w P2O5 dengan variasi
Suhu 41
Gambar 4.4. Perubahan kadar risinoleat dan kadar LA dan CLA pada
Dehidrasi risinoleat dengan 3 % w/w P2O5 pada suhu
200oC dengan variasi waktu 44
Gambar 4.6. Perubahan kadar risinoleat dan kadar LA dan CLA pada
dehidrasi risinoleat pada kondisi optimal dengan volume
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Dehidrator 50
Lampiran 2. Alat dan Bahan yang digunakan pada penelitian 51
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian 52
Lampiran 4. Kromatogram MEFA Minyak Jarak 54
Lampiran 5. Kromatogram MEFA DCO P2O5 1 %w/w; T = 150oC;
t = 2 jam Variasi Jumlah dehidrator 55
Lampiran 6. Kromatogram MEFA DCO P2O5 1,5 %w/w; T = 150oC;
t = 2 jam Variasi Jumlah dehidrator 56
Lampiran 7. Kromatogram MEFA DCO P2O5 2 %w/w; T = 150oC;
t = 2 jam Variasi Jumlah dehidrator 57
Lampiran 8. Kromatogram MEFA DCO P2O5 2,5 %w/w; T = 150oC;
t = 2 jam Variasi Jumlah dehidrator 58
Lampiran 9. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 150oC;
t = 2 jam Variasi Jumlah dehidrator 59
Lampiran 10. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 100oC;
t = 2 jam Variasi Suhu 60
Lampiran 11. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 125oC;
t = 2 jam Variasi Suhu 61
Lampiran 12. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 150oC;
t = 2 jam Variasi Suhu 62
Lampiran 13. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 175oC;
t = 2 jam Variasi Suhu 63
Lampiran 14. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 2 jam Variasi Suhu 64
Lampiran 15. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 0,5 jam Variasi Waktu 65
Lampiran 16. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
xii
Lampiran 17. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 1,5 jam Variasi Waktu 67
Lampiran 18. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 2 jam Variasi Waktu 68
Lampiran 19. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 2,5 jam Variasi Waktu 69
Lampiran 20. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 3 jam Variasi Waktu 70
Lampiran 21. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 1 jam Variasi Waktu 71
Lampiran 22. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 2 jam Variasi Waktu 72
Lampiran 23. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
t = 3 jam Variasi Waktu 73
Lampiran 24. Kromatogram MEFA DCO P2O5 3 %w/w; T = 200oC;
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Minyak Jarak (castor oil) dihasilkan dari biji tanaman jarak (Ricinus
Communis) yang dengan mudah tumbuh di daerah tropis dan sub tropis salah
satunya seperti di Indonesia. Pada tahun 2000, luas area tanaman jarak di
Indonesia telah mencapai 12.791 hektar dengan produksi biji jarak sebesar 1.504
ton/tahun. Produksi biji jarak di Indonesia terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Sampai akhir tahun 2003, produksi biji jarak Indonesia telah
mencapai 2.978 ton/tahun. (Maysaroh, 2013)
Komponen utama minyak jarak adalah risinoleat yang dapat mencapai
90%. sehingga minyak jarak dikenal dengan nama minyak risinoleat. Risinoleat
mempunyai struktur yang tidak lazim seperti lemak pada umumnya, karena
mempunyai gugus hidroksi (-OH) pada rantai samping (-R) dengan notasi
[C18:1(9),12-OH] dengan nama kimia 12-hidroksi-9-cis enoat. (Pakpahan, 2011).
Transformasi minyak jarak dengan cara dehidrasi akan menjadi sumber
linoleat yang baru. Transformasi risinoleat yang merupakan komponen utama
yang tidak essensial menjadi essensial yang menghasilkan dua jenis linoleat yaitu
ω-6 dengan notasi 18 : 2 (9,12) dan linoleat terkonjugasi dengan notasi 18 : 2 (9,11) melalui reaksi eliminasi air (dehidrasi dengan suatu dehidrator) yang
selektif.
Melalui tahapan eliminasi air (dehidrasi), risinoleat dapat ditransformasi
menjadi asam linoleat terkonjugasi (CLA). Reaksi eliminasi air (dehidrasi)
menghasilkan minyak jarak terdehidrasi (DCO = dehydrated castor oil).
Risinoleat mempunyai dua Hidrogen alfa (Hα) terhadap gugus (- OH) yaitu pada
C10 dan C11, sehingga dehidrasinya akan menghasilkan dua produk yaitu linoleat
(LA = linoleic acid) dengan notasi struktur [C18 : 2 (9, 12)] dan asam linoleat
terkonjugasi (CLA = conjugated linoleic acid) dengan notasi struktur [C18 : 2 (9,
2
Tahap dehidrasi bertujuan untuk menentukan dehidrator kemoselektif,
kondisi (suhu, waktu, dan jumlah dehidrator) optimal sehingga menghasilkan
DCO yang maksimal. Implementasi tahap pertama adalah melakukan dehidrasi
dengan P2O5.
Agar dapat menghasilkan linoleat dalam DCO menjadi CLA dengan tahap
isomerisasi. Asam linoleat terkonjugasi (CLA = conjugated linoleic acid) adalah
suatu asam lemak C18 dengan dua ketidak jenuhan dengan posisi terkonjugasi.
Senyawa CLA adalah esensial dan sangat bermanfaat, namun permasalahannya
adalah terbatas diproduksi oleh makhluk hidup.
Senyawa CLA berkhasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai
macam penyakit. Beberapa bioaktivitas CLA yang dipublikasikan adalah untuk
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit seperti hipertensi, kanker dan
tumor, antioksidan, anti osteoartritis, anti peradangan, antibodi dan serum, anti
atheroskeloresis, mencegah obesitas dan antioksidan. Selanjutnya CLA diyakini
dapat juga berfungsi seperti PUFA (poly unsututated fatty acid) seperti DHA
(docosa heksanoat acid) dan EPA (eicosa pentanoic acid) yang berperan dalam
perkembangan otak balita dan kesehatan indera mata.
Permasalahannya adalah CLA masih sangat sulit diperoleh karena harga
bahan konsumsi yang mengandung CLA yang relatif mahal dan sebaran secara
alamiah sangat terbatas yaitu hanya sebagai hewani pada ternak ruminansia
dengan kadar yang sangat rendah. Dengan demikian pencarian sumber alternatif
CLA yang murah, melimpah, kadar tinggi dan terbaharukan adalah hal yang perlu
dan merupakan bidang kajian penelitian yang potensial dan berprospek ekonomi
tinggi, karena isolasi dari produk alami tidak efisien karena kelimpahannya yang
sangat rendah (Sitorus, 2011).
Setiap reaksi mempunyai energi aktivasi (Ea) yang spesifik yang tidak
dapat dimanipulasi atau dirubah. Bila Ea makin besar, maka laju reaksinya makin
lambat sehingga waktu reaksi makin lama. Untuk mempercepat laju reaksi maka
dilakukan manipulasi faktor eksternal agar dihasilkan jalur reaksi lain dengan Ea
yang lebih rendah. Dalam penelitian ini dikaji tiga faktor eksternal yaitu waktu
mendapatkan kondisi yang optimal. Dehidrator yang dipakai yaitu P2O5. Tujuan
utama Penelitian ini mengkaji reaksi dehidrasi risinoleat agar dihasilkan DCO
yang maksimal atau rendemen (yield) tinggi.
Studi faktor waktu, suhu dan jumlah pereaksi adalah melalui pengkajian
hubungan antara laju reaksi dengan ketiga faktor tersebut, melalui parameter
perubahan konsentrasi baik laju pengurangan reaktan maupun laju pertambahan
produk. Berdasarkan persamaan laju reaksi maka hubungan konsentrasi dengan
waktu adalah asimtotis. Dengan demikian suatu reaksi akan sempurna pada waktu
tak berhingga. Waktu optimal diperoleh dengan suatu asumsi yang didasarkan
pada yield yang diperoleh. Selanjutnya reaksi senyawa organik pada umumnya
membutuhkan pemanasan untuk menambah frekuensi tumbukan antara molekul
pereaksi. Berdasarkan persamaan distribusi Maxwell-Boltzmann bila suhu makin
tinggi, maka fraksi molekul reaktan yang mengalami tumbukan efektif (mencapai
Ea) makin besar sehingga yield reaksi makin besar. Secara umum kenaikan suhu
akan menaikkan laju reaksi (meningkatkan yield), namun menurut persamaan
Arhenius (k = AEa/RT) hubungan laju reaksi adalah asimtotis yang berarti setiap
reaksi mempunyai suhu optimal yang spesifik. Secara umum laju persamaan suatu
laju reaksi adalah : r = k Cn, dengan r adalah laju reaksi (rate), k konstanta
kecepatan reaksi, C konsentrasi dan n orde atau tingkat reaksi. Dengan demikian
laju reaksi akan semakin naik apabila konsentrasi reaktan (substrat) makin tinggi.
Jumlah pereaksi secara teoritis dihitung secara stiokiometri berdasarkan koefisien
persamaan reaksi. Bila pereaksinya sekaligus bersifat sebagai katalis, maka
jumlah pereaksi tidak dihitung secara stoikiometri, karena sesudah terbentuk
produk maka katalis akan lepas kembali untuk selanjutnya mengaktivasi molekul
reaktan yang belum bereaksi.
Studi terhadap waktu reaksi, suhu dan jumlah dehidrator paling
kemoselektif untuk mendehidrasi risinoleat minyak jarak menjadi DCO dilakukan
pada penelitian ini. Pengkajian tiap faktor dilakukan pada dua kondisi lain pada
keadaan yang identik. Pengkajian dilakukan berdasarkan laju penurunan kadar
risinoleat dan kenaikan kadar DCO (campuran LA dan CLA). Analisis perubahan
4
dehidrator optimal adalah yang menghasilkan laju penurunan risinoleat dan laju
kenaikan DCO paling tinggi. Selanjutnya dilakukan dehidrasi pada kondisi
optimal untuk menentukan besarnya konversi (yield) dehidrasi (Sitorus, 2011).
1.2.Ruang Lingkup masalah
Minyak jarak (castor oil) mengandung komponen asam lemak yang 90%
terdiri dari asam risinoleat. Penelitian ini akan melakukan tahapan dehidrasi
risinoleat yang menghasilkan dua jenis linoleat yaitu ω-6 dengan notasi 18 : 2 (9,12) dan linoleat terkonjugasi dengan notasi 18 : 2 (9,11) melalui reaksi
eliminasi air (dehidrasi dengan suatu dehidrator) yang selektif. Dehidrator yang
digunakan adalah P2O5 dengan variasi suhu, waktu, dan jumlah dehidrator
terhadap optimasi hasil reaksi dehidrasi risinoleat.
1.3.Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada optimasi suhu, waktu, dan jumlah dehidrator
pada reaksi dehidrasi risinoleat pada minyak jarak dengan dehidrator P2O5.
1.4.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh suhu, waktu, dan jumlah dehidrator terhadap reaksi
dehidrasi risinoleat pada minyak jarak dengan dehidrator P2O5 ?
2. Bagaimana kondisi suhu, waktu dan jumlah dehidrator yang optimal ?
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi yang optimal
untuk dehidrasi risinoleat dalam minyak jarak menggunakan dehidrator P2O5
dengan variasi suhu, waktu, dan jumlah dehidrator.
1.6.Manfaat Penelitian
1. Sebagai pelatihan bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
minyak jarak.
2. Menjadi acuan untuk kajian lanjut yang lebih mendalam untuk menjadikan
risinoleat minyak jarak menjadi sumber asam linoleat terkonjugasi (CLA)
alternatif yang murah, berkadar tinggi dan terbarukan (renewable).
3. Menaikkan nilai ekonomis minyak jarak secara khusus dan tanaman jarak
(Ricinus communis Linn) secara umum yang pembudidayaannya relatif
mudah namun sejauh ini pemanfaatannya belum optimal, sehingga
selanjutnya tanaman jarak ini dapat dipertimbangkan untuk dijadikan
48
DAFTAR PUSTAKA
Ansyah,Andri.(2010).Pengaruh Variasi PEG 1000 (Polietilena Glikol 1000) Dalam Pembuatan Perekat Poliuretan Dengan Campuran MDI (4,4 Diphenilmetana Diisosianat) dan Minyak Jarak.Skripsi jurusan kimia FMIPA UNIMED, Medan.
Ginting,Mimpin; Herlince Sihotang; Keling Ginting.(2006).Dehidrasi Risinoleat Menjadi Linoleat Yang Terdapat Dalam Minyak Jarak (Ricinus communis L.) Menggunakan Molekular Shieve Secara Refluks Dalam Beberapa
Pelarut Organik.Jurnal Komunikasi Penelitian Volume 18 (3) 2006.
Ibrahim,Sanusi;Sitorus,Marham.(2013).Teknik Laboratorium Kimia
Organik.Yogyakarta.Graha Ilmu.
Liestiyani, D., (2000), Pengaruh Suhu Pemanasan Biji Jarak, Waktu dan Tekanan Pengempaan Dingin Terhadap Mutu Minyak Biji Jarak (Ricinus communis L.), Skripsi, FT, IPB, Bogor.
Manurung,Purnama E sulastri.(2010).Pengaruh Jumlah Dehidrator Dan Suhu Reaksi Pada Dehidrasi Risinoleat Minyak Jarak (Ricinus communis L).
Skripsi jurusan kimia FMIPA UNIMED, Medan.
Maysaroh, (2013), Sintesis Asam Azelat Dari Risinoleat Yang Terkandung Dalam
Minyak Jarak (Cator Oil), Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Pakpahan, N., (2011), Studi Isomerisasi Metil Ester Linoleat Hasil Dehidrasi Risinoleat Minyak Jarak Menjadi Asam Linoleat Terkonjugasi Dengan
Katalis KOH dan Na-t-Butoksida, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Rafani, Tri Febriyanti.(2005).Dehidrasi Parsial Minyak Jarak Dengan Katalis Campuran Atapulgit dan Natrium Bisulfat Untuk Meningkatkan Indeks Viskositas Sebagai Bahan Dasar Pelumas.Tesis S2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian IPB BOGOR.
Silitoga,Preddy.(2006).Sintesa Iodo Metil Risinoleat Dari Minyak Jarak (Castor
Oil).Skripsi jurusan kimia FMIPA UNIMED, Medan.
Sitorus, Marham., (2009), Transformasi Of Ricinoleic Of Castor Oil Into Linoleic (Omega-6) and Conjugated Linoleic By Dehydration, jurnal sains kimia.
Sitorus, Marham., (2011), Studi Dehidrasi dan Isomerisasi Risinoleat Minyak Jarak Menjadi Asam Linoleat Terkonjugasi Serta Pemisahannya dengan Kromatografi Kolom Silikagel yang Diimpregnasi dengan Perak Nitrat,
Sitorus,Marham;Sanusi Ibrahim;Hazli Nurdin;Djaswir Darwis.(2011).Studi Dehidrasi Risinoleat Minyak Jarak Dengan P2O5.Jurnal Ilmu dasar Vol. 12
: 167-176.
Sukardjo.(1990).Kimia Anorganik.Jakarta:Penerbit rineka cipta.
Suryadarma,Prayoga;Irawadi Jamaran dan M.Ghozin Ghazali.(2005).Kinetika Dehidrasi Minyak Jarak Dengan Katalis Campuran Natrium Bisulfat Dan Atapulgit.Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Standar Nasional Indonesia (SNI): 01 – 1904 – 1990; (1990) ; Minyak Biji Jarak; Dewan Standar Nasional (DSN) Jakarta.
Wahyuni, Eka.,(2005), Peran Katalis, Suhu, dan Lama Reaksi Dehidrasi Terhadap Kandungan Asam Lemak Terkonjugasi Minyak Jarak Sebagai Bahan Dasar Pelumas, Skripsi, Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor.
Widianingsih, Nany.,(2003), Kajian Pengaruh Konsentrasi Atapulgit, Suhu dan Lama Reaksi Dehidrasi Terhadap Indeks Viskositas Minyak Jarak Terdehidrasi Sebagai Bahan Dasar Minyak Pelumas, Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.