• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Infusa Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mencit.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Infusa Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mencit."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

:\BSTRAK

PENGARUH INFUSA RAT ANG RROTOW ALl (JJNO,,,'PO/?A CRISPA (L) MIERS) TERHAOAP KAD/\R GLUKOSA OARAH PAOA MENClT

Karina Tirta. 2005 : Pembimbing I : Lusiana Oarsono. dr.. MKes.

Pembimbing II: Penny Setyawati M. dr.. Sp.PK.. MKes.

Diabetes mellitus (DM) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia. OM timbul sebagai akibat dari defisiensi insulin baik relatif maupun absolut sehingga metabolismc glukosa terganggu. OM merupakan penyakit yang serius

dan sering berakibat fatal karena timbulnya berbagai komplikasi misalnya

nefropati diabetik. retinopati diabetik dan hipoglikemi. Brotowali (Iinospora

CriSpo) merupakan salah satu dari terapi herbal yang digunakan untuk

menurunkan kadar glukosa darah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi infusa batang

brotowali dalam menurunkan kadar glllkosa darah.

Penelitian ini menggllnakan mcneit janran galur Balb/C yang berumur 8 minggll. bC.ut antara 20-25 f,.'Tamyang dibagi menjadi 5 kelompok secara acak. Setelah meneit d ipuasakan selama 16 jam. kadar gIlikosa darahnya diukur dengan glllkometer A ccltCheck"A clive. Larutan glllkosa diberikan seeara oral 30 menit setelah infusa batang brotowali diherika.TJ. Kemudian kadar glukosa darahr.jL

diukur pada waktll-waktu yang telah ditentukan. Sebagai kontrol digunabJ.1

glibenklamid dan air sliling. Data dianalisis dengan ANOVA Repealed

A1eusuremenldan Fukey HSf).

Hasil: Kadar glukosa darah setelah pemberian infusa batang brotowali 14% seeara statistik menllnjukkan perbedaan penunman yang tidak bemlakna dengan kelompok glibel'klamid.

Kesimpulan: infusa batang brotowali 14% dapat menurunkan kadar glukosa darah pada meneit.

Kala kllnei : Brotowali. glllkosa darah

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT

OF TlNOSPORA CRISPA STEM INFUSION TO MICE'S

BLOOD GLUCOSE LEVEL

Karina Tirta. 2005: Tulor I : Lusiana Darsono, dr.. M.Kes.

ii/lOr /I : Penny Setyawati M, dr., Sp PK., M.Kes.

IJwhetes mel",us (OM) has hecame one (d"the health prohIem in the world. It has occured as a result oj" iJl.\1Ilin deficiency either ahsolute or relative which dis/Urh Klucose metaho"sm. lJM is a very seruJlls disease and ofien become fatal hecause oj" il's comphcation sllch as diahetic nephropathy, diabetic retinopathy and hYfHJKhcaemia. IInfJ.\pora crispa is one (d herhal medicine which use to reduce hlood Klucose leve/.

Ille aim of this study ~ms to know the potency ~f Tinospora crispa stem 111fils/Onto decrease h!ood Klucose leve/.

JllIs stU(~V used male /1l1ces Halh (' strain hich R weeks old. weigthing heA;'em 20 to 25 grams divided into 5 treatmt;nt groups at random. A.tier the mice fastedfiJr aholl1 f( hours. 11'.'1Mood sugar level measured by glucometer

Accu( 'heck(~Aclil'e. (ilucose soil/lion given by oral administration ]0 minutes afier j";mJ.\poru cri.\pa stem infilsion was given. Then blood glucose level mcm:ured at ~'erlam time. lhe coni'/.;I used ~lihenc/amide and aquadest. The dala tl'(lSmla~v;:cd using A N() VA Repeaied Mea.\1Irement and Tl/key HSD.

Ihe decreasing (?j"hlood glucose level q{ter giving Tino.\pora cri.\pa stem

infusion 1-1% statistically not d!fferent with glihenc/amide.

111e conclusion is Tin(}.\pora crispa stem in.fusion 1-1% was capahle of declining hlood glucose level on mice.

Keyword.. Tinospora cr/.\pa. blood glucose

(3)

DA FT AR iSJ

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURA T PERNY A T AAN iii

ABSTRAK ...iv

AB,,'lRA( 'j' ... v

PRAKATA vi

DAFT AR ISI ... viii

DAFT AR T ABEL xi

DAFT AR GAMBAR xii

DAFT AR GRAfI K xiii

DAFT AR DIAGRAM xiv

DAFT AR LAMPI RAN xv

BAB I.PE!'iDAHULtJ!t..N

] .] . Latar Belakang I

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan 2

1.4. KebrunaaI1 Penelitian

Kegunaan akademis 3

Kegunaan Praktis 3

].5. Kerangka Pemikiran 3

] .6. Hipotesis 4

1.7. Metodologi 4

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2. i . Giukosa Darah 5

2.2. Diabetes mellitus 6

2.2.1. Pengertian dan Epidemiologi 6

2.2.2. Etiologi 7

(4)

2.2.3. G~iala umum Di'ibctes mellitus 8

2.2.4. Diagnosis dan Pemeriksaan Penyaring 9

2.2.4.1. Pemeriksaan Glikohemoglobin (HbA Ic) II

2.2.5. Komplikasi Diabetes mellitus 14

2.2.6. Pengelolaan ... 17

2.3. Anatomi dan Fisiologi Pankreas 20

2.4. Hormon Insulin.. 22

2.5. Insulin-like Growth Factor-I (IGF-Ij 25

2.6. Gbat Hipoglikemik ... 26

2.7. Brotowali 29

2.7.1. Taksonomi 29

2.7.2. Sinonim ... 30

2.7.3. Asal dan keb'1ll1aa.ntanaman brotowali 30

2.7.4. Uraian tanaman brotowali 31

2.7.5. Kandungan I<imiadan manfaat tanaman brotowali 33

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan 35

3.3.1. Bahan y:mg digunakan 35

3.3.2. Alat yang digunakan 35

3.2. Hewan Percobaan 36

3.3. Desain PeneJitian 36

3.3.1. Metode penarikan sampel 36

3.3.2. Variabel percobaan 36

3.3.2.1. Variabel terkendali 36

3.3.2.2. Variabel perlakuan 37

3.3.2.3. Variabel respon 37

3.3.3. Prosedur ketja 37

3.3.3.1. Pemilihan bahan tanaman 37

3.3.3.2. Pembuatan sediaan infusa batang brotowali 37

3.3.3.3. Pembuatan larutan glukosa (beban) 38

(5)

3.3.3.4. Pembliataa!amtJI1 Gli~enklamld (kcntrol pos;tif) 38

3.3.3.5. Hewan uji 38

3.3.3.6. Pengujian efek toleransi glukosa 39

3.3.3.7. Glukometer 39

3.3.3.8. Analisis Data 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 41

4.2. Pem bah as an 45

4.3. Uji Hipotesis 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 47

5.2. Saran 47

DAFT AR PUS TAKA 48

LA.MPIRAN 50

RIW AYAT HIDUP 59

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan

penyaring dan diagnosis OM 10

TabeI2.2. Ciri-ciri umum 100M dan NIOOM 13

Tabel 4.1. Rata-rata kadar glukosa darah tiap kelompok dan tiap waktu 41

TabeI4.2. Persentase penurunan kadar glukosa darah (TI-T3) 43

TabeI4.3.Analisis statistik penunman kadar glukosa daral1 mencit memakai

ujiANOVA Repealed Measurement dan Tukey H.,,'f) 44

(7)

DAFTAR GAMBAR

Galnbar 2.1. Pankreas 21

Gambar 2.2. Pankreas dan pulau Langerhans 22

Gambar 2.3. Insulin ... 23

Gambar 2.4. Batang brotowali 32

Gambar 2.5. Tanaman brotowali 32

Gambar 2.6. RlImllS bangun N-acetyl-nomllciferin 34 Uambar 2.7. RlImlls bangun N-fonnil-nomuciferin 34

Gambllr 2.8. Rumlls bangun N-tonnil-annonain 34

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.]. Rata-rata kadar glukosa darah tiap kelompok dan tiap waktu 42

XIII

(9)

---DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Rata-rata persentase penurunan kadar glukosa darah (TI-T3 ) 43

(10)

.

.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Perhitungan dosis 50

LAMPIRAN 2 Prosedur keIja 52

LAMPIRAN 3 Kadar glukosa darah mencit 53

Rata-rata dan simpangan baku kadar glukosa darah mencit.. 54

Tabe1 ANOV A untuk pengujian waktu pengamatan 55

Tabel ANOV A untuk penb'1ljian perlakuan 55

Uji setelah ANOV A untuk waktu pengamatan 56

Tllkey HSD

... 57

LAMPIRAN 4 Gambar-gambar saat percobaan 58

(11)

L'\.\ fPIRAN 1

PERHITUNGAN OOSIS

LARUT AN GLUKOSA

.

Oosis glukosa untuk manusia: 75 g dilamtkan dalam 250 ml air suling

.

Konversi Oosis Manusia (OM) ke mencit dengan berat badan :i 20 g =

0.0026

.

Volume lambung mencit = 0,5 ml

.

Oosis untuk mencit = 75 x 0,0026 = 0.195 g

GLIBENKLAM:D

.

Oosis Glib~klamjd untuk manllsia: 5 mg dilarutkan dalam 200 mi air suling

.

Konv~r~.; OM kt mencit dengan berat badan :i 20 g = 0.0016

.

Volume lambung Illencit = 0,5 1111

.

Oosis llntuk mencit = 5 x 0.0026 = 0,013 mg

DOSIS I BROTOWALI (Tino...pora cri.\pa)

.

Oosis tikus = 500 mg

.

Oosis llntuk tikus 200 g = 200/1000 x 500 = 100 mg

.

Konversi dari tikus 200 g ke Illencit 20 g = 0,14

.

Oasis untuk mencit 25 g = 25/20 x 0,14 x 100 mg = 17,5 mg

.

Volume lambung mencit = 0.5 ml

.

] 7,5/0.5 = 35/ I = 3500 mg:' 100 ml = 3.5 g! I00 ml~ 3.5%

.

Jadi harus dibuat sediaan infusa 3,5%

DOSIS 2 BROTOWALI (Tino...pora cri.\pa)

.

Dosis tikus = 1000 mg

.

Oasis untuk tikus 200 g =20011000 x 1000 = 200 mg
(12)

.

Konversi dari tikus 200 g ke meneit 20 g = 0 14

.

Dosis w1tuk meneit 25 g =25/20 x 0.14 x 200 mg = 35 mg

·

Volume lambung meneit = 0,5 ml

.

35! 05 = 70 / ! = 7000 mg 1100 ml = 7 g / I00 ml~ 7%

·

Jadi harns dibuat sediaan infusa 7%

DOSIS 3 BROTOW.\LI (Tinm;pora cri..pa)

·

Oosis tikus = 2000 mg

.

Oosis untuk tikus 200 g = 200/1000 x 2000 = 400 mg

·

Konversi dari tikus 200 g ke meneit 20 g = 0,14

·

Oosis untuk menei! 25 g =

25/20

x 0.14 x 400 mg = 70 mg

.

Volwne lambung meneit = 0.5 ml

.

7010,5 = 14011 = 14000 mg/iOO ml = 14 g1100 ml~ 14%

·

:d(j hams dibuat sediaan infusa ] 4%

Cara pembuatan infusa 3,5%, 7%, dan 140/0

.

Pertama buat infusa 7%):7 g brotowali dalam 100 ml air suJing

·

Infusa 3.5% dibuat dengan cara mengencerkan infusa 7%

~ 10 ml infusa 7% -L 10 ml air suling --) 20 ml infusa 35%

.

Infusa 14% dibuat dengan memekatkan infusa 7%

~ 20 ml innlsa 7% diuapkan ! dipanaskan sampai menjadi 10m] ~ 10 ml infusa 14%

(13)

LAMP:RAN 2

Prosedur kerja

Pembelian 15 ekor mendt Pembelian batang brotowali

~

Aklimatisasi mencit Persiapan batang brotowali

~

Mencit dipllasakan :t16 jam sebelum percobaan

~

Pembuatan infllsa batang brotowali 3.5%; 7%: 14% Pembllatan larutan glukosa

Pemtm3tan Imtltan ~Iibenk'amid

Pengelompokan mencit secara acak dengan ditandai pada bagian ekomya

,!,

Setiap kelompok diukur kadar glukosa darah puasanya

,!,

Setiap kelompok diberi perlakuan yang berbeda

,j,

.Setiap kelompok diberi larutan beban glukosa

i

Setiap kelompok dillkur kadar glllkosanya 30 menit,60 menit dan 120 menit setelah diberi lamtan beban glukosa

,!,

Pencatatan data yang diperoleh

,!,

Analisis data

(14)

LA1'vlP1Rr\:-.; 3

Perlakuan

Kontrol ( + )

Kadar Glukosa Oarah Mencit

Kadar Glukosa Oarah Mencit (m dl)

Puasa

30 Menit

60 Menit

120 Menit

i

167 355 230 167 I

163 347 201 104

I

161 376 277 127.

193 191 173 173

I

165 161 137 137

i

176 235 215 165

I

131 196 200 191

i

124 189 167 160

+-_135 167 170 161

! 164 187 184 170

202 LN 133 130

153 159 148 142

155 448 235 137

157 349 326 166

159 335 241 146

Kontrol (

-

)

I

i

Dosis I

f---I

1 Dosis 2

i !

I

I .

l_ OaSIS3

(15)

KEL Mean Std. Deviation N

PUASA KONTROL (+) 1636667 3.0551 3

kONTROL (-) 178.0000 14.1067 3

DOSIS 1 130.0000 5.5678 3

DOSIS 2 173.0000 25.7099 3

DOSIS 3 157.0000 2.0000 3

30 MENIT KONTROL (+) 359.3333 14.9778 3

kONTROL (-) 195.6667 37.2201 3

DOSIS 1 184.0000 15.1327 3

DOSIS 2 161.6667 24.1109 3

DOSIS 3 377.3333 61.5982 3

EOMENIT KONTROL (+) 236.0000

I

38.3536 3

kONTROL (-) 175.0000 39.0384 3

DOSIS 1 1l9.0000 18.2483 , 3

I

DOSIS 2 155.0000 26.2107 3 I

DOSIS 3 267.3333 50.8953 3

120 MEN IT KONTROL (+) 132.6667 31.8800 3

kONTROL (-) 158.3333

I

18.9033 3

DOSIS 1 170.6667 17.6163 3

DOSIS 2 147.3333

I

20.5264 3

DOSIS 3 149.6667 14.8436 3

Rata-rata dan Simpangan Baku Kadar Glukosa Darah Mendt

Descriptive Statistics

(16)

Value F Hypothesis df Error df Sig.

Pillai's trace .933 37.424a 3.000 8.000 .000

Wilks' lambda .061 37.424a 3.000 8.000 000

Hotellings trace 14034 37.424a 3.000 8.000 000

Roy's largest root 14.034 37.424a 3.000 8.000 .000

Sum of

Source Squares df Mean Square F Sig

Contrast 15121.733 4 3780.433 12.824 .001

[image:16.595.84.437.163.241.2] [image:16.595.84.399.430.491.2]

Error 2948.000 10 294.800

Tabel Anova lJntuk Pengujian Waktu Pengamatan

Multivariate Tests

Each F tests the multivariate effect of WAKTU. These tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.

a. Exact statistic

Tabel Anova lIntuk Pengujian Perlakuan

Test Results Measure: MEASURE_1

Transformed Variable: AVERAGE

(17)

-Mean 95% Confidence Interval for

Difference Differences

(I) WAKTU (J) WAKTU (I-J) Std. Error Siqs Lower Bound Upper Bound

1 2 -95.267* 10.346

I

.000 -118.320 -72.214

3 -42 133" 10.283 .002 -65.046 -19.221

A

8.600 6.474 .214 -5.825 23.025

""<

2 1 95.267" 10.346 .000 72.214 118.320

3 53133"1 11.555 .001 I 27.387 78.880

4 103.81)7"

i

9.908 000 81.790 125.943

3 1 42.133"' 10.283 .002 19.221 65.046

2 -53 133"1 11.555 .001 -78.880 -27.387

4 50.733" 7.426 .000 34.188 67.279

4 1 -8.600 6.474 .214 - ~1.025 5.825

2 -103.867* 9.908

i

.000

I

.175.943 -81.790

3 -50.733" 7.426 .000 -67.279 -34.188

56

lji Setelah ANOVA untuk Waktu Pengamatan

Pairwise Comparisons

Measure MEASURE 1

Based on estimated marginal means

" The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no

(18)

I

Mean

I

Difference i 95% Confidence Interval (I) KEL (J) KEL (I-J) Std. Error SiQ I

Lower Bound Upper Bound KONTROL (+) kONTROL (-) 46.1667' 140190 .050 2.811E-02 92.3052

DOSIS 1 570000< 14.0190 .015 10.8614 103.1386 DOSIS 2 63.6667' 140190 007 175281 109.8052 DOSIS 3 -14.9167 14.0190 .820 61.0552 31.2219 kONTROL (-) KONTROL (+) 46.1667* 14.0190 .050 -92.3052 -2.8111 E-02

DOSIS 1 10.8333 140190 .933 -3530<;2 56.9719 OOSiS 2 175GOO 140190 7213 -28.6386 63.6386 DOSIS 3 -610833< 14.0190 .010 -107.2219 -14.9448 DOSIS 1 KONTROL (+) -570000'1 14.0190 .015 -103.1386 -10.8614 kONTROL (-) -10.8333 14.0190 .933

I

-56.9719 35.3052 DOSIS 2 66667 14.0190 988

I

-39.4719

I

52.8052

IDOSIS 2 -

-DOSIS 3 -71.9167* 14.0190 .003

i

-118.0552 -25.7781 KONTROL (+) 63.6667* 14.0190 .007

I

-109.8052 -17.5281 kONTROL (-) -17.5000 140190 .726

I

-63.6386 28.6386 DOSIS 1 -6 6667 140190 9881 -52.8052 39.4719 DOSIS 3 -78.5833' 14.0190 .002 -124.7219 -32.4448 DOSIS 3 KONTROL (+) 14.9167 140190 .820

I

-31.2219 61.0552 kONTROL (-) 61.0833< 140190 .010 14.9448 107.2219 DOSIS 1 71.9167' 14.0190 .003

I

25.7781 118.0552

DOSIS 2 78.5833< 140190 .002 32.4448 124.7219

57

Post

Hoc Tests

KEL

Multiple Comparisons

Measure: MEASURE_1 Tukey HSD

Based on observed means.

<. The mean difference is significant at the .05Ieve!.

(19)
(20)

---~---RIW A Y A T HfOUP'

Nama : Karina Tirta

Nomor Pokok Mahasiswa : 01 10068

Tempat dan tanggallahir : Bandung, 26 Februari 1982

Alamat :.II.Mulyasari 1 no 3 Bandung

Riwavat Pendidikan

SO Santo Yusuf L Handling, 1994

SLTP Aloysius L Bandung, 1497

SMU Aloysius 2, 3andung, 2000

(21)

BAli I

PENDAHlILlIAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (OM) masih merupakan salah satu masalah kesehatan

dunia. OM merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dati polifagi. polidipsi.

poliuria. hiperhidrosis. pruritus akibat gangguan metabolisme karbohidrat. OM

timbul akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif sehingga metabolisme glukosa terganggu dengan akibat peningkatan kadar glukosa darah

(Setiawan. 1996; Endang. 2001).

DM sudah dike:lal sejak kira-kira 2000 tahun yang laiiJ (Endang. 200 i).

Istilah DM berasaI dari bahasa YunaIJI. Diabetes artinya mengalir terus sedangkan

mellitus berarti madu atau manis (Setiawan, 1996; Endang, 2001).

DM merupakan penyakn yang serius dan serllg berakibat fatal karena

timbulnya berbagai komplikasi antara lain nefropati diabetik, retinopati diabetik,

aterosklercsis dan ketoasidosis diabetik (Setiawan. 1996; Prapti. 2003).

Komplikasi-komplikasi ini berkaitan dengan hiperglikemia yang berkepanjangan

(Ganong, 1998).

WHO melaporkan bahwa kira-kira 2% dari total penduduk dunia menderita

DM pad a tahun ] 990 (Endang. 200]). Menurut berbagai penelitian yang telah

dilakukan di Indonesia. penderita OM berkisar antara ],2 - 2.3% dari jumlah

penduduk yang berusia di atas ] 5 tahun (Setiawan. ]996; PERKENI, 2002).

Obat-obat anti diabetes

yang ada saat ini harganya relatif mahal dan

pemakaian

obat-obat ini

perlu untuk jangka waktu lama, sedangkan penderita DM

blsa mengcnai / menyerang siapa sa]a. dari goJongan atas sampai terbawah.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi dan meringankan masalah DM

terscbut. antara lain dengan dikembangkannya terapi herbal.

Terapi herbal adalah terapi dengan menggunakaIl ramuan berbagai tanaman

yang bcti(hasiat obat. Terapi herbal ini populer di kalanga.n masyarakat karena

dinilai sebagai pengobatan yang mempunyai efek samping sedikit. murah, dan

(22)

---2

mudah didapat. Biasanya terapi herbal digunakan sebagai penpbatan altema!if.

namun ada sebagian masyarakat yang sengaja melakukannya sebagai tindakan

pencegahan terhadap suatu penyakit (Prapti. 2003). Tan aman yang digunakan

sebagai obat altematif untuk DM antara lain sambiloto. lidah buaya, kumis

kucing. brotowali, mahoni. dan pare (Setiawan, 1996: Budi. 2003; Prapti, 2003).

Brotowali sudah dikenal secara turun .temurun sebagai obat untuk mengatasi

kadar gula darah yang tinggi di Ma1aysia dan Filipina. Oi Indonesia. baru pad a

awal abad ke-20 brotowali mulai banyak digunakan untuk mengobati penyakit

OM (Budi. 2003: asia maya, 2004).

Brotowali merupakan tanaman yang cukup dikenal oleh sebagian besar

masyarakat di Indonesia. bahkan mun!-!kin lebih dikenal daripada obat-obat anti

diabetes yang hanya dikellal kalangan tertentu. Bagian tumbuhall yang digunakan

ada1ah batang. Tan aman i:1i sudah lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat

tradisiona1, tetapi belum banyak data ilmia11yang dapat dipertanggungjawabkan,

sehingga peneliti merasa tertarik untuk meneliti tanam&1 ini.

1.2 Identifikasi masalah

Apakah infusa batang brotowali mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadar

glukosa darah ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan penelitian Mengetahui efek brotowali terhadap penurunan kadar gula

darah

Maksud penelitian Mencari altematif terapj OM yang cfeh:tif dan lebih

(23)

3

1.4 Kt:gu~aan K~u~.a Tulis Ihni»11

Kcgunaan akademis

Menambah wawasan ilmu farmakolo!:-r1mengenai brotowali

Kegunaan prdktis

Bila pengaruh brotowali untuk menurunkan kadar glukosa darah dapat dibuktikan.

maka masyarakat dapat menggunakan brotowali sebagai salah satu obat altematif

untuk mengobati diabetes.

1.5 Kerdngka Pemikir.m

OM timbul akibat tubuh kekurangan insulin baik abso!ut maupun relatif

(Setiawan. 1996), dimana salah satu gejala yang khas adalah meningkatnya kadar

giukosa darah.

Zat aktif dari brotowah yang diduga memiliki efek untuk menurunkan kadar

glukosa darah adalall alkaloid (Setiawan. 1996: Budi, 2003: Prapti. 2003).

Alkaloid beketja menstimulasi hipotalamus sehingga tetjadi peningkatan

sekresi Growth Hormone ReleasinR Hormone (GHRH), akibatnya sekresi Growth

Hormone (GH) oleh hipofise meningkat. Kadar GH yang tinggj akan

menstimulasi hati untuk mensckresikan Insulin-like Growth Factor- I (lGF-1)

(Bunting, 1996: Wells, 2004). Melalui neRative feedback system, IGF-I akan

menormalkan kadar GH. IGF-I mempunyai efek menginduksi hipoglikemia dan

menurunkan glukoneogenesis sehingga kadar glukosa darah dapat turun dan

kebutuhan insulin menurun. (Bunting, 1996).

Efek hipoglikemlk lain dari brotowali diperkirakan berhubungan dengan

meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta.

(Nour H, Hammands P. Sunon R. Ashcroft SJ. 1989: Noor H. Ashcroft SJ, 1998).

(24)

----4

!.() HipOtesis

Infusa batang brotowali (J/f1().\J)OrlJ CriSpO (L) Miers) mempllnyal pengaruh terhadap penllmnan k:1dar glukosa darah.

1.7 Metodologi

Penclilian ini bcrsifat prospcktif ckspcrimcntallaboratoris sungguhan dengan naneangan Acak Lengkap (R AI.) dcngan prl.' and posl Il.'sl JeslRI1. Metodc yang digllnakan adalah TTGO (lcs Toleransi Gilikosa Oral). Menggllnakan 15 ekor mcneit .~antan galur RalblC usia 8 minggll yang dibagi dalam lima kclompok periakuan (3 ekorikeiompokJ Kadar glukosa darah diukUl dengan AL'L'U-(.heck'AcIII'e. Hasil pcngukuran dianalisis dengan A NO/<4 l?epealeJ At/:'uslir/:'fllenldilanjulk,U\ dengan iilk/:'v HSIJ.

1.8 Lokasi dan Waktu Pcnclitian

(25)

RARV

KESI!\1PlILAN

DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Infusa batang brotowali 140,0memiliki efek dalam menumnkan kadar glukosa

darah pada mencit

5.2 Saran

·

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai zat-zat akti[ khasiat lain dan uji toksisitas dari batang brotowali

·

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengamh brotowali terhadap kadar glukosa darah pada mencil ya'1g :eilth tiibuat o;abetes deng'jjl

metode aloksan.

·

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengamh brotov:ali terhadap

kadar glukosa darah pada mcncit dengan jumlah sampel yang Icbih

bam/ak.

(26)

DAFTAR PlJSTAKA

Asman Manaf. 2004. Future option in the mal1agel~lcntof type 2 diabetes mellitus: early. comprehensiVt: and consistent. Dalam: Sri Hartini KS Kariadi. Johan

S Masjhur.ed. Lndokrinologi kfinik V-200.1. Bandung. Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia. p. 448-61

Budi Kresnady dan Tim Lentera. 2003. Khaswt don manfaat hrotowali si pahlt

yang ml!nvl!mhuhkan.Jakarta: A!,,'ToMediaPustaka.

Bunting D.L. 1996.. Alas.\'1\!e 1I7sulin resIstance and the treatmefll Vo'ithI(iF I and I(iF II.. httl)://intmcdwcb.wfubmc.cdu/2rand rounds/I 996/i2f.html.. 26 April 2004.

Davis S.N.. Granner D.K. 2001. Insulin. oral hypoglychemic agents. and the pharmacology of the endocrine pancreas In: Hardman J.G.. Limbird LE.. editors: (;oodmall & (;i!/J1an's the phar/J1acolo1!.lcal hasls of therapeutics. Tenth ed. New York: Tk \1cGraw-Hill Companies. Inc. p. 1680

Endang Lanywati. 2001. f)iahetes mellitus pen.vakit kellcing manis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Foster D. W. 2000. Diabetes mellitus. Dalam Harrison: Prinsip-pr1l7sip ilmu penyakit dalam. Edisi 13. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 2] 96

- 2217

Ganong. W.F. 1998. Fungsi endokrin pankreas dan pengaturan metabolisme

karbohidrat. Dalam: H1Iku A/ar Fi.\'iologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktcran EGC. p.328 - 350'

Guy10n. 1997. Insulin. glukagon dan diabetes melitus. Dalam: Huku Ajar Fisiologi

Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. ] 221

-1237

Marks 0.8.. Marks A.D.. Smith C.M. 2000. Pemeliharaan kadar glukosa darah. Dalam: Hiokimia kedokteran dasar' Sliatu penelitian klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 462 - 477

. Pembentukan dan penguraian glikogen. Dalam: Hiokwl1a kedokteran da.mr: '1Ia!Upenelitwn klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p.

399- 414

'oar H. Ashcroft 5J. 1998. PharmacologIcal characterisatTOn of the antihypergzvcael111c properties o/'t1l7ospora crispa extract. Pub Med.

(27)

49

Noor H. Ha.'11m~ds P. Sutton R. Ashcroft S1. 1989. '{he h.\:fJog/vcJellllc ami ill.\1llinotropic activitl' oft/I/ospora cn\pa: studies with humal/ al/d Tatls/ets

al/d HIT-rJ 5H cells. Pub Med, 28 Desember 2004.

PERKENI. 2002. KOl/sel/slIs pengelo/aan diahetes me/itus lipe 2 di Indonesia 2002. Semarang: PB PERJ..:.ENI.

Prapti Utami dan Tim LCI1tCra 2003. '{anaman ohal unluk mengalasi diahetes mellill/s. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Setiawan Dalimartha. 1996. Naflllllll1 Irad/slOna/ ul/tllk pengohatan dwhetes mellitus. Jakarta: Pencbar Swadava

Snell. 1997. Rongga abdomen. Dalam: AnaloJJ/i Klinik Edisi 3. Jakarta: Penerbit Bllkll Kedokteran EGC. p 217-42

Sob;3tta. 2000. AlIas ana:oJJ/.' JJilll1l'.\U}.Jilid 2. Jakarta: Pencrbit Buku Kedokteran EGC. p. 150

Slldarsono, AgllS P, Didik G. Subagus W. Imono A D. M.DrajaL dkk. Brotowali. Dalam: Jilll/hlllwn ()haf Yogyakarta: Pusat PeneIitian Tradisiona! Universitas Gadjah Ml'da p 144

-

48

1996. Obat

Swa Kumiati.2004. Pemikiran praktis pcngclolaan diabetes mclitus tipe 2 dalam praktek sehari-hari. Mafa/ah Kedokteran Atmafaya vol 3. Jakarta. p. 29.30-5

WeIls,L 2004. f(iF-l and f)whetes., httu://www.thc1!:ro\\thhormonc.com/i1!:f-l-and-diabetes.html. 26 April 2004.

Gambar

Tabel Anova lIntuk Pengujian

Referensi

Dokumen terkait

The duration of storage also insignificantly affects the lactose content of breast milk but has an effect on the protein and fat content of breast milk.. The

Jl. Iklan Layanan masyarakat ini juga mempunyai alur cerita yang berbeda-beda sesuai dengan tema dan seting yang dibuat dan digunakan, tetapi semuanya memiliki

Yang dimaksud hadiah dalam Pasal 12 a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Sebagai simpulan dari pengaruh Learning Approach terhadap Prestasi Belajar adalah bahwa dari uji korelasi antara Surface Approach terhadap Prestasi Belajar, antara

[r]

Semakin tinggi tekanan maka daya adiabatik yang diperlukan akanf.

Setelah data diseleksi, maka langkah selanjutnya dengan mengumpulkan hasil instrumen secara keseluruhan berdasarkan pada variabel penelitian, yakni untuk variabel X

[r]