• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan sikap kepribardian, kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan sikap kepribardian, kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa."

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN SIKAP KEPRIBADIAN, KREATIVITAS DAN

INOVASI TERHADAP SIKAP MINAT BERWIRAUSAHA

MAHASISWA

Studi Kasus terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Kekhususan Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Veronica Sehesti Wulandari NIM: 121334067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku Persembahkan Karya Ini Untuk:

 TUHAN YESUS dan BUNDA MARIA sumber segala

rahmat yang selalu melindungi dan menyertai setiap

langkah dan proses saya dalam menjalankan aktivitas

sehari-hari.

 Orang tua saya Bapak Fx. Suwartana dan Ibu Ch. Pujiati

yang sangat saya cintai.

 Kakak MM. Ambaryani dan Yulius yang sangat saya

sayangi.

 Inspirasiku Bpk. Agustinus Heri Nugroho yang sangat

saya cintai.

 Vemon yang menjadikan kekuatan dan penghiburan bagi

saya dalam setiap proses.

 Sahabat- sahabatku yang aku sayangi dan tidak bisa saya

sebut satu per satu.

 Teman – teman Pendidikan Akuntansi 2012.

(5)

v

MOTTO

Aku pernah terjatuh

Lalu kemudian bangkit

Bangkit bukan karena malu

Melainkan bangkit karena itulah

Satu-satunya pilihan yang takkan membuatku

Mati dalam raga yang bernafas (Fariz Gobel)

Aku akan minta kepada Bapa

Dan ia akan memberikan

Kepadamu seorang peolong yang lain

Supaya ia menyertai kamu

Selama-lamanya

Yohanes, 14:16

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak

Dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang

lain, karena hidup hanyalah sekali

Dan kepada Tuhan apapun dan di manapun kita berada

(Mario Teguh)

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP KEPRIBADIAN, KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP SIKAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Kekhususan Pendidikan Akuntansi

Veronica Sehesti Wulandari Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Sanata Dharma, 2) hubungan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Sanata Dharma.

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2016. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari angkatan 2012, 2013, dan 2014 berjumlah 164 mahasiswa. Sampel sebanyak 116 mahasiswa diambil dengan teknik proportional accidental sampling dengan kriteria telah menempuh atau sedang menempuh mata kuliah kewirausahaan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan teknik Chi-square.

(9)

ix

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PERSONALITY, CREATIVITY AND INNOVATION TOWARD STUDENTS INTEREST IN

ENTREPRENEURSHIP

A Case Study of the Students of Economic Study Program of Accounting Education

Veronica Sehesti Wulandari Sanata Dharma University

2016

This research aims to find out: 1) the correlation of the personality towards the interest of students of Sanata Dharma University in enterrpreneurship, 2) the correlation of creativity and innovation toward the interest of students of Sanata Dharma University in enterpreneurship.

This type of research is a case study. The research was carried out from August to September 2016. The population of this research were 164 students of economics education of accounting education program, 2012, 2013, and 2014 batches. The samples were 116 students who had taken or had been taking the course of enterpreneurship. The Samples were taken by proportional accidental sampling technique. The data were collected by using a questionnaire and analyzed by using Chi square technique.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, karena berkat dan kasihNya yang luar biasa sehingga skripsi ini yang berjudul Hubungan Sikap Kepribadian, Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha Mahasiswa dapat penulis selesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

(11)

xi

4. Bapak dan Ibu selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan berbagai pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan;

6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan administrasi kemahasiswaan; 7. Bapak dan Ibu saya Fx. Suwartana dan Ch. Pujiati yang sudah memberikan

doa, dukungan, dorongan, cinta kasih, perhatian, semangat dan segala kerja keras untuk membiayai penulis hingga dapat memperoleh gelar sarjana;

8. Vemon yang selalu setia mendampingi, menjadi kekuatan dan penghiburan, mendengar keluh kesahku, memberikan doa, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini;

9. Kakak saya MM. Ambaryani dan Yulius yang memberikan dukungan agar terwujudnya skripsi ini;

10. Teman-teman satu dosen bimbingan semangat untuk lulus bersama-sama dan menjadi sukses Prety, Bima, Marsel, Astry, Tina, Tio;

11. Sahabatku Prety, Amel, Pater, Chrismas, Tomy, Yosep, Ayug, Paul, yang selalu memberikan perhatian dan memberikan dukungan kepada penulis supaya penulis selalu semangat dan tidak putus asa;

(12)

xii

13. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena atas keterbatasan dan kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 17 November 2016

Veronica Sehesti Wulandari

(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 11

5. Pengukuran Sikap Minat Berwirausaha ... 13

B. Kepribadian ... 14

1. Pengertian Kepribadian ... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ... 15

3. Tipe-tipe Kepribadian ... 18

4. Indikator Sikap Kepribadian dalam Aktivitas Berwirausaha 22 C. Kreativitas ... 25

1. Pengertian Kreativitas ... 25

2. Tingkatan Kreativitas ... 26

3. Indikator Sikap Kreativitas dalam Aktivitas Berwirausaha 28

D. Inovasi ... 29

1. Pengertian Inovasi ... 29

2. Proses Inovasi ... 30

3. Karakteristik Inovasi ... 32

(14)

xiv

E. Penelitian yang Relevan ... 35

1. Hubungan Sikap Kepribadian terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 35

2. Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 37

F. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ... 38

1. Hubungan Sikap Kepribadian terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 39

2. Hipotesis I ... 41

3. Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 41

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 46

1. Populasi Penelitian ... 46

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan ... 61

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66

(15)

xv

2. Hubungan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi ... 82

BAB V PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan Penelitian ... 86

C. Saran ... 87

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Proporsi Sampel Mahasiswa Setiap Angkatan ... 49

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sikap Minat Berwirausaha ... 50

Tabel 3.4 Penilaian Skala Likert Variabel Sikap Minat Berwirausaha .... 51

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sikap Kepribadian ... 51

Tabel 3.6 Penilaian Skala Likert Variabel Sikap Kepribadian ... 52

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sikap Kreativitas dan Inovasi .. 53

Tabel 3.8 Penilaian Skala Likert Variabel Sikap Kreativitas dan Inovasi ... 54

Tabel 3.9 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 58

Tabel 3.10 Kriteria Rasio C/Cmax ... 63

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Tahun Angkatan ... 67

Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Sikap Minat Berwirausaha ... 68

Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Sikap Kepribadian ... 69

Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Sikap Kreativitas dan Inovasi ... 70

Tabel 4.6 Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel Penelitian ... 71

Tabel 4.7 Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Hubungan Sikap Kepribadian Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 72

Tabel 4.8 Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Sikap Kepribadian Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 74

Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Kontigensi Hubungan Sikap Kepribadian Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 74

Tabel 4.10 Tabel Kontigensi dan Frekuensi harapan Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha 76

Tabel 4.11 Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 77

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 95

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 102

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 117

Lampiran 4 Deskripsi Data ... 121

Lampiran 5 Pengujian Normalitas ... 129

Lampiran 6 Pengujian Hipotesis ... 132

(19)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat hingga akhir tahun 2013 terdapat 187.205 pengangguran di kota Jogja, dengan 16.097 diantaranya mayoritas lulusan sarjana. Selanjutnya data Dinsosnakertrans mencatat presentase penacari kerja (pencaker) terdiri dari 0,24% lulusan SD, 1,68% lulusan SMP, 26,89% lulusan SMA, 5,05% lulusan Diploma dan 60,14% lulusan strata (Febriarni 2014). Data tersebut mencerminkan bahwa lulusan strata adalah termasuk pengangguran yang paling banyak yaitu sejumlah 60,14%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alma (2011:6) menyatakan dengan bekal pendidikan tinggi yang diperoleh di bangku kuliah dan idelisme yang terbentuk, lulusan perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi seorang wirausahawan dan bukan sebaliknya lulusan perguruan tinggi hanya bisa menunggu lowongan kerja bahkan menjadi pengangguran yang pada hakekatnya merupakan beban pembangunan. Berdasarkan survei yang dihelat Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2014 jumlah wirausahawan 44,20 juta orang dari 118,17 juta orang penduduk indonesia yang bekerja. Hal ini mengindikasikan bahwa minat untuk berwirausaha masih sangat kecil bila dibandingkan dengan minat menjadi pegawai.

(20)

menjadi wirausaha melalui mata kuliah kewirausahaan, khususnya para mahasiswa yang mengambil Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi. Sejumlah aktivitas telah dilakukan pada mata kuliah kewirausahaan, yaitu tentang teori-teori dan praktek kewirausahaan dengan menciptakan beberapa jenis produk. Dengan melakukan aktivitas tersebut, dapat membuat para mahasiswa memiliki mental berwirausaha dan mendorong untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya setelah mereka diwisuda.

(21)

bahwa kreativitas adalah “Berpikir Sesuatu yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang. Sedangkan inovasi merupakan “Sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecakan persoalan dan peluang untuk

meningkatkan dan memperkaya kehidupan”.

(22)

wirausaha karena dipengaruhi terhadap faktor kepribadian. Sehingga mereka memiliki mental wirausaha dan memiliki rasa percaya diri akan berhasil berwirausaha.

(23)

mereka memiliki minat terhadap wirausaha karena mereka menyukai hal-hal yang bersifat kreatif dan inovatif.

Dari fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap “Hubungan Sikap Kepribadian, Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha” pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah terumuskan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan signifikan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi?

2. Apakah ada hubungan signifikan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah terumuskan di atas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

(24)

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan signifikan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, dosen atau pendidik dan mahasiswa.

1. Dunia Pendidikan

Sebagai bahan dan referensi dalam memperbaiki program pendidikan khususnya program pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan sikap minat mahasiswa berwirausaha.

2. Dosen atau Pendidik

Sebagai salah satu acuhan untuk mengawasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk menumbuhkan sikap minat berwirausaha sehingga ilmu yang diajarkan selaras program kewirausahaan.

3. Mahasiswa

(25)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Definisi Minat

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Minat merupakan salah satu faktor psikologis manusia yang dapat membantu untuk menentukan kemajuan dan keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu hal. Minat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:744), artinya adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Djaali (2012:121) menyatakan bahwa:

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Seseorang memiliki minat terhadap suatu subyek tertentu akan cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tertentu.

Minat muncul dalam diri seseorang berdasarkan kesadarannya sendiri. Hal ini ditandai dengan adanya pemusatan perhatian yang lebih besar terhadap suatu subyek sehingga ia terus berusaha untuk mendapatkannya. Besar kecilnya minat seseorang terhadap suatu hal akan berpengaruh terhadap usaha yang akan dilakukan seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Djaali (2012:121) bahwa:

(26)

sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.

Menurut Mamat Ruhimat, dkk (2006:363) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat terhadap obyek dapat berupa minat terhadap barang, kegiatan atau organisasi. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan partisipasi dalam kegiatan.

Pada dasarnya minat dapat dibentuk dan ditumbuhkan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya. Ini berarti bahwa minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2003:180) bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Minat merupakan suatu pemusatan perhatian seseorang kepada suatu hal karena hal tersebut menyenangkan dan ada kaitannya dengan orang tersebut, yang diikuti dengan keinginan untuk mempelajari dan mendekati lebih lanjut. Minat tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dari dalam diri individu. Minat akan muncul pada diri seseorang melalui proses. Minat dapat dikembangkan dengan adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan. Munculnya minat ini biasanya ditandai dengan adanya dorongan, perhatian, rasa senang, kemampuan dan kecocokan atau kesesuaian.

(27)

lebih besar terhadap suatu hal kemudian dipelajari dan terus dikembangkan secara mendalam hingga tujuan yang diinginkannya tercapai.

2. Definisi Wirausaha

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usaha atau bisnisnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelola, dan mengendalikan semua usahanya. Menurut Winarno (2011:10), wirausaha adalah seseorang yang mampu menghasilkan atau menciptakan nilai tambah melalui pematangan ide-idenya dan menyatukan sumber daya yang dimilikinya serta mewujudkannya. Kasmir (2006: 16) menyatakan bahwa wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Sementara itu, Ating Tedjasutisna (2004: 14) mengemukakan bahwa:

Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber data yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan.

(28)

guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan. Selain itu, wirausaha juga disebut pemimpin yang akan memimpin orang-orang yang bekerja bersamanya.

3. Definisi Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha adalah kecenderungan atau gejala yang menunjukkan seseorang tertarik, atau senang pada dunia wirausaha. Seorang mahasiswa berminat berwirausaha karena mahasiswa tersebut mempunyai pengalaman yang menyenangkan sehingga ingin dapat terus terlibat dalam kegiatan kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Buchari Alma (2006:5-6) bahwa:

Faktor yang mendorong minat berwirausaha adalah lingkungan yang banyak dijumpai kegiatan-kegiatan berusaha, guru sekolah dan sekolah yang mengajarkan kewirausahaan, teman pergaulan, lingkungan famili, sahabat yang dapat diajak berdiskusi tentang ide wirausaha, pendidikan formal, pengalaman bisnis kecil- kecilan.

(29)

menanggung resiko kegagalan. Kebanyakan wirausaha berasal dari kalangan yang pendidikannya tidak terlalu tinggi. Biasanya, wirausaha adalah mereka yang berpendidikan rendah yang tertarik menekuni dunia wirausaha. Hal ini bisa terjadi karena mereka sulit mendapatkan pekerjaan. Atau mereka harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dengan orang yang berpendidikan lebih tinggi, sehingga lebih memilih untuk berwirausaha.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha adalah suatu gejala atau kecenderungan yang menunjukkan perasaan senang, ketertarikan, kemauan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha, pemusatan perhatian dan kecenderungan menjadikan wirausaha sebagai pilihan pekerjaannya dengan menggunakan pengetahuan, kreativitas, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki karena ada persepsi dan perasaan yang baik pada kegiatan wirausaha serta dorongan dari berbagai faktor.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

(30)

seseorang terjun ke bidang wirausaha dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor dari dalam diri dirinya (intern) yang terdiri dari faktor bakat, kepribadian, serta kemampuan maupun faktor dari luar dirinya (faktor ekstern) yaitu sarana prasarana, pendidikan, dan lingkungan sosial.

Minat berwirausaha muncul dalam diri seseorang tidak dengan begitu saja. Banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga muncul minat dalam diri seseorang. Bygrave (Buchari Alma, 2013:11) membagi faktor pendorong berwirausaha antara lain:

a. Faktor personal, menyangkut aspek kepribadian diantaranya: 1) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang

2) Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain

3) Dorongan karena faktor usia 4) Komitmen/minat tinggi pada bisnis

b. Faktor Environment, menyangkut hubungan dengan lingkungan fisik:

1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan

2) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan seperti modal, tabungan, warisan, bangunan, dan lokasi strategis 3) Mengikuti latihan kursus bisnis atau incubator bisnis

4) Kebijaksanaan pemerintah, adanya kemudahan lokasi berusaha, fasilitas kredit dan bimbingan usaha

c. Faktor Sosiological, menyangkut hubungan dengan family dan sebagainya:

1) Adanya hubungan-hubungan atau relasi bagi orang lain 2) Adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha 3) Adanya dorongan dari orangtua untuk membuka usaha 4) Adanya bantuan family dalam berbagai kemudahan 5) Adanya pengalaman bisnis sebelumnya

(31)

maupun dari orang lain, pengalaman, serta pendidikan. Seseorang mulai berminat terhadap suatu hal biasanya ditunjukkan dengan suatu pernyataan yang menunjukkan seseorang lebih tertarik pada suatu obyek dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang tertarik dan senang pada suatu usaha akan menunjukkannya dalam kegiatan mempelajari, memahami, dan berkecimpung dalam usaha itu. Seseorang yang berminat dalam dunia wirausaha akan merasa senang melakukan berbagai tindakan yang berhubungan dengan wirausaha. Minat bersifat pribadi, karena itu, minat antara individu satu dengan individu yang lain berbeda.

Jadi minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bakat, kepribadian, kemampuan diri, sarana prasarana, pendidikan, lingkungan sosial, motivasi, dan pengalaman.

5. Pengukuran Sikap Minat Berwirausaha

Sikap minat berwirausaha dapat diukur dengan beberapa cara. Sumarwan (2003:147) mengatakan “pengukuran minat dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan struktur pembentukkan minat”. Menurut Sukardi (1993:109), seorang yang mempunyai sikap minat pada obyek tertentu dapat diketahui dari pengungkapan/ucapan, tindakan/perbuatan, dan dengan menjawab sejumlah pertanyaan.

a. Pengungkapan/ucapan (Expresed Interest)

Seseorang yang mempunyai minat berwirausaha dalam suatu bidang usaha, akan diekspresikan (Expresed Interest) dengan ucapan atau pengungkapan. Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu.

b. Tindakan/perbuatan (Manivest Interest)

(32)

dengan minatnya. Seseorang yang memiliki minat berwirausaha dalam bidang tertentu akan melakukan tindakan- tindakan yang akan mendukung usahanya tersebut.

c. Menjawab Sejumlah Pertanyaan (Inventaried Interest)

Minat seseorang dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

Sikap minat berwirausaha mahasiswa dapat diketahui berdasarkan tiga langkah tersebut. Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan yaitu untuk mengukur sikap minat berwirausaha mahasiswa. Pengukuran dalam penelitian dilakukan dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu yang mengindikasikan sikap minat berwirausaha mahasiswa. Hal pertama yang dilakukan yaitu membuat instrumen penelitian minat berwirausaha yang berupa angket/kuesioner. Dari angket/kuesioner inilah mahasiswa akan menjawab sesuai dengan keadaan dirinya, sehingga dapat terlihat hasil pengukuran sikap minat berwirausaha sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh mahasiswa.

B. Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

(33)

(2008:5) menjelaskan bahwa kepribadian merupakan seperangkat asumsi tentang kualitas tingkah laku manusia beserta definisi empirisnya.

Pada dasarnya kepribadian berkaitan dengan proses pemilihan karir seseorang, termasuk menjadi seorang wirausahawan. Menurut Anoraga (2009:1), kepribadian seseorang mempengaruhi dirinya dalam memilih pekerjaan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Holland. Menurut Holland, yang diterjemahkan oleh Sukardi (2004:7), seseorang akan merasa nyaman dalam bekerja apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan kepribadian.

Aktivitas berwirausaha pada dasarnya dipengaruhi oleh kepribadian dari seorang pelaku usaha. Apabila dirinya memiliki kepribadian baik yang mendukung karirnya sebagai wirausahawan, maka hal tersebut akan menjadi faktor pendorong keberhasilan usahanya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan sifat khas yang dimiliki seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain yang akan mempengaruhi kualitas tingkah laku orang tersebut.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

(34)

bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang, mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media audiovisual seperti TV dan VCD atau media cetak seperti koran, majalan, dan lain sebagainya. Yusuf (2008:19) menjelaskan bahwa:

Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor hereditas dan lingkungan. Faktor hereditas yang mempengaruhi kepribadian antara lain: bentuk tubuh, cairan tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Adapun faktor lingkungan antara lain lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Di samping itu, meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, kenyataannya sering ditemukan perubahan kepribadian. Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan.

Kemudian Yusuf (2009:128) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian secara lebih rinci yang mana kepribadian tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik, intelegensi, keluarga, teman sebaya, dan kebudayaan.

(35)

Faktor kedua yang dianggap mempengaruhi kepribadian yaitu tingkat inteligensi individu. Tingkat intelegensi dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Individu yang inteligensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Faktor ketiga yaitu keluarga. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, dalam pengertian, orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam kehidupan berkeluarga, perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Sedangkan anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orang tua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami distorsi atau kelainan dalam penyesuaian dirinya (maladjustment).

(36)

Selanjutnya faktor terakhir yang dianggap mempengaruhi kepribadian seseorang adalah kebudayaan. Tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik yang menyangkut cara berpikir (seperti cara memandang sesuatu), bersikap atau cara berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian dapat dilihat dari adanya perbedaan antara masyarakat modern dengan masyarakat primitif, misalnya dalam hal cara makan, berpakaian, hubungan interpersonal atau cara memandang waktu.

3. Tipe-Tipe Kepribadian

Menurut Holland (dalam Sukardi, 2004:48-50) terdapat enam tipe kepribadian, yaitu tipe realistik, tipe intelektual, tipe sosial, tipe konvensional, tipe enterprising (usaha), tipe artistik. Holland lebih lanjut menjelaskan keenam tipe kepribadian tersebut. Tipe realistik bersifat kelaki-lakian, kuat jasmani, tidak sosial, agresif; memiliki kecakapan dan koordinasi gerak (motorik) yang baik; kurang memiliki kemampuan verbal dan keterampilan hubungan antar pribadi; lebih menyenangi masalah yang konkret daripada masalah yang abstrak; menganggap dirinya sebagai orang yang agresif dan jantan; serta memiliki nilai ekonomi dan politik yang konvensional.

(37)

pemahaman; menyenangi tugas-tugas kerja yang kabur; memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional.

Tipe sosial bersifat sosial, bertanggung jawab, kewanitaan, kemanusiaan, keagamaan, membutuhkan perhatian; memiliki kecakapan verbal dan hubungan antar pribadi; menghindari pemecahan masalah secara intelektual; aktivitas fisik, dan kegiatan yang terurai secara rinci; menyukai pemecahan masalah melalui perasaan dan pemanfaatan hubungan antar pribadi.

Tipe konvensional menyukai bahasa yang tersusun dengan baik dan aktivitas yang berhubungan dengan angka, konfirmasi; menghindari situasi yang kabur dan masalah-masalah yang melibatkan hubungan antar pribadi dan kemampuan fisik; mengerjakan secara efektif tugas pekerjaan yang tersusun baik; mengidentifikasikan dirinya dengan kekuasaan; memberi nilai yang tinggi atas status dan kekayaan materi.

(38)

Tipe artistik bersifat tidak sosial; menghindari masalah-masalah yang telah tersusun atau yang memerlukan keterampilan fisik yang besar; serupa dengan tipe intelektual, yaitu sukar menyesuaikan diri dan tidak sosial tetapi berbeda dengan tipe tersebut bahwa tipe artistik ini memerlukan bentuk-bentuk ekspresi yang bersifat kewanitaan, dan acap tipe ini mengalami hambatan emosional, lebih menyukai menghadapi persoalan yang terjadi dalam lingkungannya melalui ekspresi diri dalam media seni.

Sedangkan Gunadi (dalam Sjarkawi, 2008:11-12) menyebutkan bahwa terdapat lima tipe kepribadian, yaitu tipe sanguin, tipe flegmatik, tipe melankolik, tipe kolerik, tipe asertif. Secara terperinci, Gunadi menjelaskan kelima tipe kepribadian tersebut. Tipe sanguin, memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini pun memiliki kelemahan, antara lain: cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri lemah, cenderung mudah jatuh ke dalam percobaan karena godaan dari luar dapat dengan mudah memikatnya dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.

(39)

cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan lebih introspektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya.

Tipe melankolik memiliki ciri-ciri antara lain: terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan sangat sensitif. Orang yang memiliki tipe ini memiliki kelemahan antara lain: sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan perasaan yang cenderung mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Oleh karena itu, orang yang bertipe ini tidak mudah untuk terangkat, senang atau tertawa terbahak-bahak.

Tipe kolerik memiliki ciri-ciri antara lain: cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, memiliki disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab atas tugas yang diembannya. Orang yang bertipe ini memiliki kelemahan antara lain: kurang mampu merasakan perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada orang yang sedang menderita, dan perasaannya kurang bermain.

(40)

perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur, dan tepat.

4. Indikator Sikap Kepribadian dalam Aktivitas Berwirausaha

Menurut Lauster (dalam Sujanto, 2006:159), beberapa aspek psikis yang dapat digunakan dalam meningkatkan sikap kepribadian seseorang yaitu (1) kepercayaan kepada diri sendiri, (2) sikap optimis, (3) sikap berhati-hati, (4) sikap tergantung kepada orang lain, (5) sikap mementingkan diri sendiri, (6) ketahanan menghadapi cobaan, (7) toleransi, (8) ambisi, dan (9) kepekaan sosial.

Marbun (dalam Alma, 2011:52-57) dalam penelitiannya di Amerika Serikat menyebutkan bahwa sifat yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah (1) percaya diri, (2) berorientasi pada tugas dan hasil, (3) pengambilan risiko, (4) kepemimpinan, (5) keorisinilan, dan (6) berorientasi ke masa depan.

Dari paparan tentang indikator sikap kepribadian wirausaha yang didasarkan pada uraian teori Lauster dan penelitian yang dilakukan oleh Marbun tersebut, peneliti memilih lima indikator sikap kepribadian yang berkaitan dengan kepribadian seseorang terkait keberlangsungan atas aktivitas berwirausaha yang dijalankannya dengan penjelasan yaitu sebagai berikut:

a. Kepercayaan kepada diri sendiri

(41)

memiliki rasa percaya diri dan optimisme yang tinggi, baik percaya pada kemampuan yang dimilikinya maupun pada usaha yang dimilikinya. Dirinya memiliki tingkat pertimbangan yang kritis terhadap opini maupun pendapat orang lain, sehingga dirinya tidak mudah terombang-ambing dalam menentukan keputusan yang akan diambilnya.

b. Ketahanan menghadapi cobaan

Saat menjalankan usaha yang dimilikinya, seorang wirausahawan sudah tentu akan menghadapi masalah dan cobaan, bahkan kegagalan. Wirausahawan yang baik idealnya memiliki sifat ketahanan dalam menghadapi cobaan yang ada. Dirinya tidak pantang menyerah dan tidak mudah putus asa ketika dihadapkan pada sebuah masalah. Bahkan, ia akan secepat mungkin bangkit dan berusaha memperbaiki hal-hal yang menyebabkan masalah itu datang.

c. Berani dalam mengambil risiko

(42)

d. Kepemimpinan

Kepermimpinan merupakan salah satu sifat penting yang juga harus dimiliki seorang wirausahawan. Pemimpin yang baik idealnya dapat mengarahkan anggota yang dipimpinnya ke arah yang baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Selain itu pemimpin idealnya juga pandai bergaul dengan siapa pun, serta dapat menerima saran dan kritik yang ada dengan lapang dan terbuka demi kemajuan usaha yang dimilikinya.

e. Berorientasi ke masa depan

Wirausahawan yang baik idealnya memiliki orientasi dan tujuan yang jelas ke depannya, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Tujuan dan orientasi yang jelas dapat menjadi acuan dalam menentukan langkah dan strategi yang diambil bagi keberlangsungan usaha dan mencapai target yang diinginkannya.

(43)

C. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta, 1982:526), kreatif adalah memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk mencipta, bersifat mencipta.

Kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapkan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna (Julius Chandra, 1994:17). Kreativitas merupakan sikap pribadi seseorang individu (bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas pada dasarnya adalah hasil dari sikap hidup kita sendiri. Jika kita malas, enggan untuk berpikir secara produktif, maka kita pun kurang kreatif. Demikian pula apabila kita sudah terbiasa dengan sikap pasif dalam belajar, atau memiliki kecenderungan untuk mencari mudahnya saja maka akan sukar mengembangkan pandangan kreatif. Jadi, kreatifitas adalah sikap pribadi seseorang individu yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap dan perilakunya yang ditandai dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

(44)

bertindak kreatif selalu ada unsur resiko, sehingga dalam hal ini dibutuhkan tekad untuk mencoba (memroses perwujudan ide). Kreativitas itu meningkat secara berangsur-angsur, dimana tingkat pengukurannya adalah ditengarai melalui kemajuan-kemajuan yang kecil yang dirasakan sendiri oleh seseorang yang betindak seara kreatif, untuk itu diperlukan sasaran yang sederhana.

Menurut Winardi (2003:247) mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru untuk memandang masalah serta peluang. Ini terkait dengan inovasi dimana inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang tersebut. Para enterpreneur dalam hal ini akan memiliki keberhasilan melalui kegiatan berpikir dalam melaksanakan hal baru atau lama dengan cara baru.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, wirausaha yang kreatif selalu mempunyai keingintahuan yang besar, mencoba hal-hal yang baru, tidak tergantung pada orang lain, menerapkan dan menemukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain dan selalu mengembangkan potensinya yang ada di dalam dirinya.

2. Tingkatan Kreativitas

(45)

a. Ekspresif

Intinya adalah ekspresi bebas mengenai berbagai keterampilan serta originalitas, sedangkan jenis produk bukanlah hal yang penting. Hal yang dapat dilihat dan paling menonjol pada orang-orang di tingkatan ini adalah dua sifat, yaitu spontanitas dan kebebasan berekspresi. b. Produktif

Orang-orang mengalami peralihan dari tingkatan ekspresif menuju tingkatan produktif dalam kreativitas ketika keterampilannya berkembang sehingga mereka dapat menghasilkan karya-karya sempurna. Produk itu dikatakan kreatif, ketika seorang mencapai tingkat keberhasilan tertentu. Dengan demikian, produk tersebut tidak diilhami dari karya orang lain secara mutlak, tetapi merupakan karya tersendiri yang belum ada sebelumnya.

c. Inovatif

Tingkatan krativitas ini tidak membutuhkan keterampilan atau kepandaian, tetapi menurut fleksibilitas dalam memahami hubungan-hubungan baru yang tidak dikenal antara beberapa bagian yang saling terhubung dan telah ada sebelumnya.

d. Kreatif

(46)

e. Ilmunisasi

Ini adalah gambaran pemahaman paling tinggi yang mengandung suatu konsepsi dari prinsip yang benar-benar baru dalam tingkatan yang paling banyak abstraknya.

3. Indikator Sikap Kreativitas dalam Aktivitas Berwirausaha

Untuk dapat mengukur seberapa jauh sikap kreativitas sudah tertanam dalam diri pribadi seorang wirausahawan dibutuhkan segi-segi mental. Menururt Julius Chandra (1994:49) segi-segi mental orang kreatif diantaranya adalah sebagai berikut):

a. HASRAT-mampu membuat perubahan hal-hal disekelilingnya menjadi lebih baik.

b. KEPEKAAN-bersikap terbuka dan tanggap terhadap segala sesuatu. c. MINAT-rasa ketertarikan terhadap sesuatu dan berusaha

mempelajarinya.

d. MEMPUNYAI IDE-IDE BARU-mampu membuat gagasan kreativitas dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda sebagai sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.

e. RASA INGIN TAHU-semangat yang tak pernah berhenti untuk mempertanyakan.

f. MENDALAM DALAM BERPIKIR-sikap yang mengarahkan untuk pemahaman yang mendalam pula.

(47)

h. SIAP MENCOBA DAN MELAKSANAKAN- bersedia mencurahkan tenaga dan waktu untuk mencari dan mengembangkan.

i. KESABARAN-untuk memecahkan permasalahan dalam detailnya. j. OPTIMISME-memadukan antusiasme (kegairahan) dan rasa percaya

diri.

k. MAMPU BEKERJA SAMA-sanggup berikhtisar secara poduktif bersama orang lain.

Faktor sikap kreativitas berwirausaha mahasiswa dapat diketahui berdasarkan indikator mampu membuat perubahan, memiliki kepekaan, mempunyai ide-ide baru, optimis, dan mampu bekerjasama. Dalam penelitian ini indikator pengukuran yang digunakan untuk mengukur hubungan variabel sikap kreativitas terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa adalah kelima aspek tersebut.

D. Inovasi

1. Pengertian Inovasi

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Suryana (2008), inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki.

(48)

hipotesis baru, atau sebuah metode baru untuk manajemen sebuah organisasi dan usaha.

c. Menurut Thomas W.Zimmerer dan Norman M.Scarborough (2008), inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang.

Inovasi juga merupakan salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap enterpreneur atau wirausaha. Wirausaha yang inovatif adalah wirausaha yang mampu menunjukkan bahwa ia mampu menciptakan hal-hal baru untuk terus berkembang. Seorang wirausahawan yang inovatif, dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki untuk mengimplementasikan setiap ide-ide kreatif yang ia pikirkan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan inovasi merupakan pengimplementasian ide-ide kreatif untuk menciptakan peluang.

2. Proses Inovasi

Proses inovasi menurut De Jong & Den Hartog (2003) adalah sebagai berikut:

a. Melihat peluang

(49)

b. Mengeluarkan Ide

Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai masalah maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide yang sebanyak-banyaknya terhadap masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat diperlukan.

c. Mengkaji Ide

Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide yang muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah satu dasar pertimbangan adalah seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan keuntungan. Ide yang realistik yang diterima, sementara ide yang kurang realistik dibuang. Kajian dilakukan terus menerus sampai ditemukan alternatif yang mempunyai probabilitas sukses yang paling besar.

d. Implementasi

Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan. Resiko berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan.

(50)

3. Karakteristik Inovasi

Lima karakteristik Inovasi menurut Rogers (1983) adalah sebagai berikut:

a. Keunggulan Relatif (relative advantage)

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dll. Semakin besar keungglan relatif yang dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.

b. Kompatibilitas/Kesesuaian (compatibility)

Kompatibilitas/kesesuaian adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap sejalan dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).

c. Kerumitan (complexity)

(51)

d. Kemampuan diujicobakan (trialibility)

Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diujicoba dalam batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukkan kenggulannya.

4. Indikator Sikap Inovasi dalam Aktivitas Berwirausaha

Daniele (dalam Praswati: 2014) menemukan bahwa inovasi, keberanian untuk mengambil resiko, dan keluarga yang menjadi wirausaha berhubungan dengan minat wirausaha. Sejalan dengan Daniele, Delong Ma (dalam Praswati: 2014) menyatakan kepercayaan diri, keberanian menghadapi kesulitan, kemampuan mencari peluang, inovasi yang didukung dengan pengetahuan, ketrampilan dan teknologi, keinginan yang kuat untuk menjadi pemimpin, kemampuan untuk memimpin, memegang tanggung jawab, mengambil keputusan, dan menjalin hubungan interpersonal merupakan beberapa hal yang mempengaruhi keinginan berwirausaha.

(52)

a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif

Seorang wirausahawan harus memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk menciptakan,atau mampu menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain.

Kemampuan untuk membuat dan menghasilkan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya. Proses untuk menghasilkan hal baru tersebut dapat berasal dari proses imajinatif dari penciptanya sendiri, dapat juga berasal dari informasi dan pengalaman sebelumnya mengenai hal yang akan diciptakan. Kemudian pencipta melakukan penggabungan dan pembaharuan dari karya maupun gagasan yang pernah ada untuk mengahasilkan karya maupun gagasan yang baru, dan berbeda dengan karya yang telah ada sebelumnya.

c. Senang melakukan percobaan

Senang dan selalu melakukan serangkaian kegiatan dimana setiap tahap dalam rangkaian dilakukan untuk menemukan jawaban tentang permasalahan yang diteliti. Dari rangkaian kegiatan tersebut menciptakan suatu hal yang baru untuk tercapainya keberhasilan wirausaha.

(53)

inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa adalah ketiga aspek tersebut.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian yang relevan terhadap Hubungan Sikap Kepribadian, Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha diuraikan dibawah ini:

1. Hubungan Sikap Kepribadian Terhadap Sikap Minat Berwirausaha

a) Penelitian dilakukan oleh Rano Aditia Putra (2012) dengan judul “Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk Berwirausaha Universitas Negeri Padang”. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa manajemen laki-laki dan perempuan. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negri Padang yang pernah belajar kewirausahaan dan mengetahui pentingnya wirausaha masyarakat. Metode pengambilan sampelnya adalah accidental sampling dengan jumlah 100 orang.

(54)

faktor kepribadian dengan presentase 0,791, (5) faktor visi, (6) faktor pendapatan dan percaya diri.

b) Penelitian dilakukan oleh Eka Aprilianty (2012) dengan judul “Hubungan Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.

Penelitian ini mengguunakan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Rumpun Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel sebanyak 113 responden ditentukan menggunakan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan instrumen angket dan tes. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

(55)

2. Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat

Berwirausaha

a) Penelitian oleh Ernani Hadiyati (2011) dengan judul “Hubungan Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji hubungan kreativitas dan inovasi terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil.

Penelitian ini dilakukan pada usaha Kecil Bengkel Las di kecamatan Pujo Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research. Populasi dalam penelitian ini adalah para pemilik atau pengusaha Usaha Kecil Bengkel Las yang jumlahnya 53 pengusaha bengkel las. Penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreatifitas dan inovasi memiliki hubungan secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki hubungan yang lebih besar sebesar 0,675 dan kreativitas sebesar 0,267 terhadap kewirausahaan.

(56)

Penelitian juga merupakan jenis penelitian explanatory research. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha UKM kerajinan bambu di Desa Gintangan Kabupaten Banyuwangi. Metode sampling yang digunakan adalah sampel jenuh dengan jumlah responden sebanyak 35 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas memiliki hubungan secara langsung terhadap motivasi usaha sebesar 34,9%. Perilaku inovatif memiliki hubungan secara langsung terhadap motivasi usaha sebesar 49,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kreatifitas dan inovatif memiliki hubungan secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kecil melalui motivasi usaha pada pengusaha UKM kerajinan bambu di Desa Gintangan Kabupaten Banyuwangi, dan motivasi usaha memiliki hubungan secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kecil pada pengusaha UKM kerajinan bambu di Desa Gintangan Kabupaten Banyuwangi.

F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

(57)

1. Hubungan Sikap Kepribadian terhadap Sikap Minat Berwirausaha.

Dalam menumbuhkan minat berwirausaha, faktor kepribadian berperan penting terhadap keberhasilan dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Darma Yogyakarta. Hal ini karena orang yang mempunyai kepribadian yang kuat akan mampu bersaing dengan kompetitor dan akan sukses dalam berwirausaha. Pribadi yang berhasil yaitu apabila seseorang dapat berhubungan secara baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif. Berdasarkan hal tersebut faktor kepribadian akan membedakan seseorang dengan orang lain yang akan mempengaruhi kualitas tingkah lakunya. Untuk mengukur faktor kepribadian dalam penelitian ini digunakan indikator kepercayaan kepada diri sendiri, ketahanan menghadapi cobaan, berani dalam mengambil resiko, kepemimpinan, dan berorientasi ke masa depan.

(58)

dan hasil, (3) pengambilan risiko, (4) kepemimpinan, (5) keorisinilan, dan (6) berorientasi ke masa depan.

Faktor-faktor kepribadian yang disebutkan diatas akan memiliki hubungan minat berwirausaha. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lambing dan Kuehl (2007). Hasil penelitian terbaru menunjukkan ada empat hal yang mempengaruhi keputusan berwirausaha, yaitu diri pribadi, lingkungan budaya, kondisi sosial, dan kombinasi dari ketiganya. Sedangkan menurut Hisrich, et al. (2005:18) dan Alma (2010:12), faktor yang mempengaruhi minat wirusaha adalah lingkungan pendidikan, kepribadian seseorang, dan lingkungan keluarga.

Faktor kepribadian dalam penelitian ini merupakan indikator personal dalam pengukuran minat berwirausaha. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rano Aditia Putra (2012). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat enam faktor yang menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha yaitu (1) faktor lingkungan (2) faktor harga diri, (3) faktor peluang, (4) faktor kepribadian dengan presentase 0,791, (5) faktor visi, (6) faktor pendapatan dan percaya diri.

(59)

Hipotesis 1

Ho: Tidak ada hubungan signifikan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.

Ha: Ada hubungan signifikan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.

2. Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi terhadap Sikap Minat

Berwirausaha.

Selain faktor Kepribadian, faktor kreatifitas dan inovasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Darma Yogyakarta. Hal ini karena, bagi seorang wirausahawan, tingkat kreativitas dan inovasi sangat menunjang dalam kemajuan bisnisnya. Dalam kemajuan ekonomi yang global, sangat diperlukan seorang wirausahawan yang mempunyai kreativitas dan inovasi yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan seorang wirausahawan yang demikian dapat menciptakan nilai tambah dan keunggulan. Nilai tambah ini didukung oleh adanya kreativitas dan inovasi yang tinggi pada jiwa seeorang wirausaha. Hanya orang yang mempunyai kreativitas dan inovasi tinggi yang akan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang begitu ketat dan selalu menjadi yang terdepan.

(60)

membedakan seseorang dengan orang lain yang akan mempengaruhi kualitas tingkah lakunya. Faktor kreativitas dan inovasi dalam penelitian ini merupakan indikator personal dalam pengukuran minat berwirausaha. Mengacu pada Julius Chandra (1994) dan Bhandari (2006), untuk mengukur faktor kreativitas dan inovasi dalam penelitian ini digunakan indikator yang meliputi mampu dan senang membuat perubahan yang bersifat kreatif, memiliki kepekaan, mempunyai ide-ide baru dan berbeda dari yang lain, optimis, mampu bekerjasama dan senang melakukan percobaan.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ernani Hadiyati (2011) yang menyatakan bahwa kreatifitas dan inovasi berpengaruh secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar sebesar 0,675 dan kreativitas sebesar 0,267 terhadap kewirausahaan.

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa faktor kreativitas dan inovasi mempunyai hubungan terhadap minat berwirausaha. Sejalan dengan hal tersebut, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 2

(61)

Ha: Ada hubungan signifikan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

- Berorientasi ke masa depan.

SIKAP KREATIVITAS DAN

(62)

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus. Menurut Sangaji dan Shopian, (2010:21) studi kasus adalah penelitian yang melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan gambaran lengkap mengenai subjek tertentu

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil atau kesimpulan ini tidak bisa direalisasikan pada universitas-universitas lainnya di Yogyakarta, sebab penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian dengan karekteristik serta masalah yang mempunyai kaitan antara latar belakang dan kondisi nyata saat ini dari subyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya di Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi.

2. Waktu Penelitian

(63)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Kurniawan (2014:69) menyampaikan bahwa subjek penelitian adalah sesuatu yang dapat berupa benda, lembaga, atau orang, yang sifat dan atau keadaannya akan diteliti. Sedangkan, Noor (2011:147) menjelaskan bahwa subjek adalah suatu anggota dari sampel, sebagai elemen anggota dari populasi. Dalam penelitian ini subjek penelitian yang akan dipilih adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi angkatan 2012, 2013 dan 2014 yang masih aktif.

Alasan penulis memilih subjek mahasiswa-mahasiswi angkatan 2012, 2013 dan 2014 adalah angkatan tersebut telah menempuh dan sedang menempuh mata kuliah kewirausahaan.

2. Obyek penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu hal yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Kurniawan (2014:69) menyampaikan bahwa objek penelitian adalah sifat keadaan dari sesuatu hal yang berupa benda, orang, keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran dari penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu:

(64)

b. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yakni sikap kepribadian (X1) serta sikap kreativitas dan inovasi (X2).

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang terdiri dari angkatan 2012, 2013, dan 2014 sejumlah 164 mahasiswa.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Tahun Angkatan Jumlah

2012 47 mahasiswa

2013 100 mahasiswa

2014 17 mahasiswa

Total 164 mahasiswa

(65)

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2008) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dan sifat yang mewakili seluruh populasi yang ada. Dalam penelitian ini, yang digunakan dalam menentukan besaran sampel penelitian adalah menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin (Siregar 2010:149) karena jumlah populasi sudah diketahui. Rumus untuk menghitung sampel adalah sebagai berikut:

Keterangan:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan dengan Margin of Error sebesar 5%. Berdasarkan rumus di atas maka perhitungan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

(66)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2008:73). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik proportional accidental sampling. Dimana propotional adalah teknik pengambilan proporsi untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing-masing wilayah. Menurut Sugiyono (2008) Accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel secara kebetulan, yaitu siapa yang datang dan terjangkau oleh peneliti dapat diambil sampel sesuai dengan kriteria-kriteria yang peneliti tetapkan.

Pengambilan sampel dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang bertemu dengan peneliti pada saat peneliti melakukan penelitian dengan kriteria angkatan 2012-2014, yang telah menempuh dan sedang menempuh mata kuliah kewirausahaan.

(67)

Tabel 3.2

Proporsi Sampel Mahasiswa Setiap Angkatan

Tahun Angkatan Perhitungan Banyaknya

Sampel Jumlah Sampel

2012 47/164 x 116 33 mahasiswa

2013 100/164 x 116 71 mahasiswa

2014 17/164 x 116 12 mahasiswa

Total 116 mahasiswa

Sumber Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi 2016, Diolah.

E. Operasionalisai Variabel

1. Variabel Sikap Minat Berwirausaha

Sikap minat berwirausaha adalah kecenderungan atau gejala yang menunjukkan seseorang tertarik, senang pada dunia wirausaha. Faktor pendorong yang mempengaruhi seseorang terjun dalam dunia wiarusaha yang terdiri dari indikator faktor personal (menyangkut aspek kepribadian), faktor environment (menyangkut hubungan dengan lingkungan fisik), dan faktor sosiological (menyangkut dengan famili dan sebagainya).

(68)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sikap Minat Berwirausaha

No. Indikator No. Butir Jumlah

1. faktor personal 1,2,4,5,6,11,12*,13 8

2. faktor environment 7,8,10 3

3. faktor sosiological 3,9,14 3

Jumlah 14

(*butir pernyataan negatif)

Sumber: Ari Widyaningsih, (2015) diolah.

Setiap pernyataan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2010:138). Pada kuesioner ini, peneliti memutuskan untuk meniadakan pilihan alternatif jawaban Ragu-Ragu (R), sehingga hanya ada empat pilihan alternatif saja. Hadi (2004), ditiadakannya pilihan alternatif jawaban didasarkan pada:

a. Kategori undecided mempunyai arti ganda. Bisa diartikan belum dapat memutuskan, bisa juga diartikan netral.

b. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab di tengah, terutama bagi responden yang ragu-ragu ke arah setuju atau tidak setuju.

c. Maksud jawaban SS-S-TS-STS adalah untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau tidak setuju.

(69)

Tabel 3.4

Penilaian Skala Likert Variabel Sikap Minat Berwirausaha

Jawaban Skor

Sikap kepribadian merupakan sifat khas yang dimiliki seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain yang akan mempengaruhi kualitas tingkah laku orang tersebut. Sikap kepribadian dalam penelitian ini adalah sifat khas yang dimiliki oleh responden yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada variabel kepribadian, digunakan instrumen dari penelitian Adelina Citradewi (2015) dengan hasil uji menunjukkan Cronbach Alpha (α) sebesar 0,903 yang artinya kuesioner ini sangat andal. Berikut disajikan tabel operasionalisasi variabel kepribadian:

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sikap Kepribadian

No Indikator No. Butir Jumlah

1 Kepercayaan kepada diri

sendiri 1,2,3,4

4 2 Ketahanan Menghadapi

Cobaan 5,6,7,8,9

(70)

Setiap pernyataan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2010:138). Pada kuesioner ini, peneliti memutuskan untuk meniadakan pilihan alternatif jawaban Ragu-Ragu (R), sehingga hanya ada empat pilihan alternatif saja. Hadi (2004), ditiadakannya pilihan alternatif jawaban didasarkan pada:

a. Kategori undecided mempunyai arti ganda. Bisa diartikan belum dapat memutuskan, bisa juga diartikan netral.

b. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab di tengah, terutama bagi responden yang ragu-ragu ke arah setuju atau tidak setuju.

c. Maksud jawaban SS-S-TS-STS adalah untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau tidak setuju.

Pemberian skor pada setiap alternatif pernyataaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Penilaian Skala Likert Variabel Sikap Kepribadian

Jawaban Skor

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Gambar

Gambar 01 Skema Kerangka Berfikir Penelitian  .......................................
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Proporsi Sampel Mahasiswa Setiap Angkatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua dan sikap mandiri terhadap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat Berwirausaha mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta, 2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap kegiatan kemahasiswaan, berdasarkan perbedaan status sosial ekonomi orang tua

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha; (2) hubungan faktor lingkungan belajar dengan minat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor kepribadian terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serempak dan parsial dari kepribadian (X1) dan lingkungan keluarga (X2), terhadap Minat Berwirausaha (Y). Subjek

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dan minat berwirausaha pada mahasiswa fakultas Psikologi