viii
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah
KATEKESE MODEL
SCP SEBAGAI SALAH
SATU USAHA PENINGKATAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN
UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG
PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO.
Pemilihan judul ini didasari oleh
kesan penulis akan situasi pelaksanaan pembinaan iman umat di lingkuan Santo
Yohanes Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Penulis mempunyai kesan
bahwa proses katekese umat di lingkungan belum berjalan dengan baik karena masih
banyak umat yang belum terlibat aktif meskipun beberapa dari mereka telah berupaya
untuk terlibat aktif dalam proses katekese. Penulis juga melihat sosok katekis masih
mendominasi proses katekese. Umat beranggapan bahwa katekis yang mengetahui
segalannya sehingga menyerahkan segala sesuatunya kepada katekis, juga masih ada
perasaan takut salah dalam diri umat sendiri sehingga mereka cenderung sebatas
sebagai pendengar.
Masalah pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana umat dapat menemukan
cara untuk meningkatkan pelaksanaan pembinaan iman di lingkungan Santo Yohanes
Balong. Menanggapi situasi tersebut di atas penulis menggunakan pustaka yang
bersumber dari dokumen-dokumen Gereja serta pandangan dari para ahli. Penulis
juga melaksanakan penelitian untuk memperkuat data dari penulisan skripsi ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman umat terhadap karya katekese
sudah cukup baik. Namun dalam pelaksanaan katekese di lingkungan belum berjalan
dengan baik karena umat belum terlibat aktif dalam prosesnya.
ix
ABSTRACT
This thesis title is
SHARED CHRISTIAN PRAXIS DSCP) AS AN EFFORT OF
COMMUNITY FAITH BUILDING IMPLEMENTATION INCREASEMENT
FOR SANTO YOHANES DISTRICT SANTO YUSUP BALONG STACE
SANTA THERESIA LISIEUX BORO PARISH.
This title is chosen based on the
author’s personal about community faith building implementation in Santo Yohanes
Balong District Santa Theresia Lisieux Boro Parish. The author has an impression
that cathecesis process in this district has not worked well yet because there is still
many people who has not actively involved although some of them has showed a
serious effort to be actively involved in a catechesis process. People expects that a
catechist is knowing everything so they hand everything to the catechist. There is also
affraid feeling of mistaken so they tend to be a listener.
The main problem in this thesis is how the people can find the way to increase
the faith building implementation in Santo Yohanes Balong District. Responding that
situation above the author used some literatures whih sourced from Church
documents and also opinions for the experts. The author also did a research to
strenghten the data from this thesis writting. This research result shows that people
comprehension about catechesis is well enough. However in a catechesis
implementation is not working well because people has not actively involves in the
process.
i SKRIPSI
KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI SALAH SATU USAHA PENINGKATAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG
PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Aeama Katolik
Oleh:
YUSUF TRISUSANTO NIM: 101124039
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yane senantiasa menyertai dan memberikan
kekuatan pada penulis hineea terselesainya karya ini.
Y. Suprapto dan Rosalia Rosaliah selaku orane tua penulis, yane telah memberi
dukunean baik moral, spiritual dan finansial serta denean penuh sabar
mendampinei.
Kakakgkakaku, keluarea besarku, temangteman satu anekatan dan seperjuaneanku,
dan karyawan yane telah memberi motivasi dan dukunean untukku.
Almamater tercinta Pendidikan Aeama Katolik ( PAK) Universitas Sanata
v MOTTO
“Sebab baei Allah tidak ada yane mustahil”
viii ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI
SALAH SATU USAHA PENINGKATAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO. Pemilihan judul ini didasari oleh kesan penulis akan situasi pelaksanaan pembinaan iman umat di linekuan Santo Yohanes Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Penulis mempunyai kesan bahwa proses katekese umat di linekunean belum berjalan denean baik karena masih banyak umat yane belum terlibat aktif meskipun beberapa dari mereka telah berupaya untuk terlibat aktif dalam proses katekese. Penulis juea melihat sosok katekis masih mendominasi proses katekese. Umat beraneeapan bahwa katekis yane meneetahui seealannya sehineea menyerahkan seeala sesuatunya kepada katekis, juea masih ada perasaan takut salah dalam diri umat sendiri sehineea mereka cenderune sebatas sebaeai pendenear.
Masalah pokok dalam skripsi ini adalah baeaimana umat dapat menemukan cara untuk meninekatkan pelaksanaan pembinaan iman di linekunean Santo Yohanes Balone. Menaneeapi situasi tersebut di atas penulis meneeunakan pustaka yane bersumber dari dokumengdokumen Gereja serta pandanean dari para ahli. Penulis juea melaksanakan penelitian untuk memperkuat data dari penulisan skripsi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinekat pemahaman umat terhadap karya katekese sudah cukup baik. Namun dalam pelaksanaan katekese di linekunean belum berjalan denean baik karena umat belum terlibat aktif dalam prosesnya.
ix
ABSTRACT
This thesis title is SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP) AS AN EFFORT OF COMMUNITY FAITH BUILDING IMPLEMENTATION INCREASEMENT FOR SANTO YOHANES DISTRICT SANTO YUSUP BALONG STACE SANTA THERESIA LISIEUX BORO PARISH. This title is chosen based on the author’s personal about community faith buildine implementation in Santo Yohanes Balone District Santa Theresia Lisieux Boro Parish. The author has an impression that cathecesis process in this district has not worked well yet because there is still many people who has not actively involved althoueh some of them has showed a serious effort to be actively involved in a catechesis process. People expects that a catechist is knowine everythine so they hand everythine to the catechist. There is also affraid feeline of mistaken so they tend to be a listener.
The main problem in this thesis is how the people can find the way to increase the faith buildine implementation in Santo Yohanes Balone District. Respondine that situation above the author used some literatures whih sourced from Church documents and also opinions for the experts. The author also did a research to strenehten the data from this thesis writtine. This research result shows that people comprehension about catechesis is well enoueh. However in a catechesis implementation is not workine well because people has not actively involves in the process.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria
atas seeala cinta dan berkat, serta kasih setiagNya yane senantiasa membimbine
dan menyertai penulis setiap waktu, sehineea penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini denean baik yane berjudul “KATEKESE MODEL
SCP SEBAGAI SALAH SATU USAHA PENINGKATAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO”.
Skripsi ini ditulis berdasarkan kesan pribadi penulis akan situasi umat di
linekuan Santo Yohanes Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Penulis
melihat sebaeian besar umat telah memahami makna katekese namun dalam
pelaksanaannya masih perlu ditinekatkan aear iman dapat semakin berkembane.
Skripsi ini merupakan sumbanean pemikiran baei umat Katolik khususnya umat
linekuan Santo Yohanes Balone akan pentinenya meninekatkan pembinaan iman
salah satunya melalui katekese model Shared Christian Praxis.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banyak dukunean dan perhatian
berbaeai pihak, baik secara lanesune maupun tidak lanesune. Oleh karena itu, dari
hati yane paline dalam penulis meneucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. F.X. Heryatno W.W.,S.J., M.Ed., selaku kaprodi, dosen pembimbine
akademik sekalieus sebaeai dosen pembimbine utama yane telah
xi
pemikiran, menekritik serta selalu memberi motivasi penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
2. P. Banyu Dewa HS, S. Ae. M.Si selaku dosen peneuji kedua yane telah
bersedia menjadi dosen peneuji pada pertaneeunejawaban skripsi ini.
3. Drs. L. Bambane Hendarto Y, M.Hum. selaku dosen peneuji ketiea yane
telah bersedia menjadi dosen peneuji pada pertaneeunejawaban skripsi ini.
4. Rm. FX. Alip Suwito, Pr. selaku Romo Paroki Santa Theresia Lisieux Boro
yane telah memberi ijin tempat penelitian.
5. Bapak Antonius Budi Prayitno selaku ketua linekunean Santo Yohanes
Balone yane telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian bersama umat di linekunean.
6. Para keluarea Katolik di linekunean Santo Yohanes Balone yane bersedia
menerima penulis denean hati terbuka serta bersedia menjadi responden
dalam penelitian sehineea dapat membantu penulis dalam proses penulisan
skripsi ini.
7. Temangteman anekatan 2010 yane denean caranya masinegmasine telah
mendukune serta memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yane telah berperan dalam proses studi, khususnya dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
seeala macam kekuranean. Oleh karena itu, denean rendah hati dan terbuka
penulis menerima kritik maupun saran yane membaneun demi penyempurnaan
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
BAB II. KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI BENTUK PEMBINAAN IMAN UMAT ... 9
A. Pokokgpokok Katekese Pada Umumnya ... 9
1. Peneertian Katekese... 9
2. Tujuan Katekese ... 13
3. Isi Katekese ... 15
4. Sifat Katekese ... 17
5. Pelaku Katekese ... 18
xiii
4. LanekahgLanekah Katekese Model Shared Christian Praxis ... 27
a. Lanekah pertama: Peneunekapan Penealaman Hidup Faktual 27 b. Lanekah kedua: Refleksi Kritis Penealaman Hidup Faktual .. 28
c. Lanekah ketiea: Meneusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjanekau………. 29
d. Lanekah keempat: Interpretasi/Tafsir Dialektis Antara Tradisi dan Visi Kristiani denean Tradisi dan Visi Peserta .... 30
e. Lanekah kelima: Keterlibatan Baru demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia ... 31
C. Pembinaan Iman Umat ... 31 BAB III. GAMBARAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO…….. 42
A. Gambaran Umum Paroki Santa Theresia Lisieux Boro dan Linekunean Santo Yohanes Balone………. 43
1. Sejarah Sinekat Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 43
a. Benih Iman Katolik di Wilayah Kalibawane Sebaeai Cikalgbakal Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 43
xiv
c. Gereja Boro Dalam Situasi Politik Yane Kacau ... 48
d. Gereja Boro Memberdayakan Linekunean Sebaeai Basis Reksa Pastoral ... 48
e. Wajah Gereja Boro Memasuki Milenium IIIgSekarane ... 49
2. Visi dan Misi Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 50
a. Visi ... 50
b. Misi ... 52
3. Letak dan BatasgBatas Geoerafis Paroki Santa Theresia Lisieux Boro………... 53
a. Batasgbatas teritorial Paroki Santa Theresia Lisieux Boro meliputi ... 54
b. Batasgbatas Wilayah Pemerintahan meliputi ... 54
4. Daftar Wilayah dan Linekunean Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 54
B. Situasi Umum Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone……….. 55
1. Situasi Umat katolik Linekunean Santo Yohanes Balone ... 55
2. Pembaeian Blok dalam Linekunean Santo Yohanes Balone .... 56
3. Jumlah dan Susunan Umat Linekunean Santo Yohanes Balone 56 4. Kekhasan Umat Katolik Linekunean Santo Yohanes Balone ... 57
5. Letak dan Batasgbatas Geoerafis Linekunean Santo Yohanes Balone……… 57
6. Keeiatan Umat di Linekunean Santo Yohanes Balone ... 58
7. Hubunean umat Katolik Linekunean Santo Yohanes Balone denean Aeamagaeama Lain ... 59
8. Faktor yane Mendukune dan Menehambat Umat Linekunean Santo Yohanes Balone dalam pembinaan iman ... 59
C. Penelitian Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat di Linekunean Santo Yohanes Stasi SantoYusup Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro………. 60
xv
1. Gambaran pemahaman umat terhadap pokokgpokok katekese umat linekunean Santo Yohanes, Stasi Santo Yusup Balone, Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 65
2. Gambaran pelaksanaan pembinaan iman serta buahgbuah yane dapat diambil oleh umat melalui katekese ... 75
3. Gambaran faktorgfaktor yane mendukune dan menehambat pembinaan iman ... 79
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84
1. Gambaran pemahaman umat tentane pokokgpokok katekese umat linekunean Santo Yohanes, Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro………... 84
2. Gambaran pelaksanaan pembinaan iman serta buahgbuah yane dapat diambil oleh umat melalui katekese ... 87
3. Gambaran faktorgfaktor yane mendukune dan menehambat pembinaan iman………. 88
F. Kesimpulan Penelitian ... 91
BAB IV. SHARED CHRISCIAN PRAXIS SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO………. 93
A. Kelebihan Shared Christian Praxis ... 94
xvi
C. Usulan Proeram Kaderisasi Pemandu Katekese Denean Katekese
Model Shared Christian Praxis Sebaeai Usaha Untuk
Meninekatan Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat……….. 96
1. Latar Belakane ... 96
2. Tujuan Pendampinean……… 98
3. Pemilihan Materi ... 98
4. Pelaksanaan Proeram Pendampinean………. 98
5. Matriks Usulan Proeram Kaderisasi Pemandu Katekese Denean Katekese Model Shared Christian Praxis... 100
6. Contoh Persiapan Pelaksanaan Pendampinean Pemandu Katekese Linekunean Santo Yohanes Balone denean Meneeunakan Katekese Model Shared Christian Praxis……... 106
a. Identitas Pertemuan ... 106
b. Pemikiran Dasar ... 107
c. Peneembanean LanekahgLanekah ... 108
BAB V. PENUTUP ... 119
A. KESIMPULAN ... 119
B. SARAN ... 121
DAFTAR PUSTAKA ... 122
LAMPIRAN ... 124
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ... [1]
Lampiran 2: Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian ... [2]
Lampiran 3: Kuesioner Penelitian ... [3]
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Kitab Suci
Seluruh sinekatan Kitab Suci dalam skripsi ini meneikuti Alkitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru yane
diseleneearakan oleh Lembaea Alkitab Indonesia, LAI, 2009.
B. Dokumen Resmi Gereja
CT : Catechesi Cradendae (Penyeleneearaan Katekese), Anjuran
Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup,
Klerus, dan seeenap umat beriman tentane katekese masa kini,16
Oktober 1979.
DV : Dei Verbum, Konstitusi Doematis Konsili Vatikan II tentane
Wahyu Illahi, 21 November 1964
KGK : Katekismus Gereja Katolik
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Doematis Konsili Vatikan II Tentane
Gereja, 21 November 1964.
C. Daftar Singkatan Lain
APP : Aksi Puasa Pembaneunan
ARDAS : Arah Dasar Keuskupan Aeune Semarane
Art : Artikel
BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional
Bpk : Bapak
xviii
Kab : Kabupaten
KAS : Keuskupan Aeune Semarane
Kec : Kecamatan
KK : Kepala Keluarea
KLMTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tersinekir dan Difabel
KWI : Konfrensi Wali Gereja Indinesia
Mer : Monseignor
PAK : Pendidikan Aeama Katolik
PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan SegIndonesia
PPDP : Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki
Pr : Projo
RAPB : Rencanan Aneearan Pendapatan dan Belanja
SCP : Shared Christian Praxis
SJ : Serikat Jesus
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di teneahgteneah kehidupan paroki saat ini, penulis melihat keterlibatan
umat dalam hidup meneeereja sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
keaktifan umat dalam keeiatan baik di paroki maupun linekunean seperti pada
perayaan ekaristi bersama setiap hari Mineeu, misa Jumat pertama dan juea doa di
linekunean, yane berupa pendalaman iman dan doa Rosario. Selain itu juea
dalam hal peneembanean iman umat di paroki Santa Teresia Lisiux Boro, umat
juea membuka diri untuk menerima para mahasiswa yane datane untuk praktek
berkatekese.
Penulis juea mendapatkan kesan tentane situasi umat Linekunean Santo
Yohanes Balone yane akan menjadi subyek kajian dan penelitian sekripsi ini.
Umat yane ada di Linekunean Santo Yohanes Balone dalam peneamatan penulis,
meski dalam kehidupan seharighari umat serine kali disibukkan denean pekerjaan
dan aktifitas mereka masinegmasine, namun hidup meneeereja mereka juea tidak
dilupakan. Penulis melihat keterlibatan umat dalam hidup meneeereja selain
meneikuti Ekaristi pada setiap hari mineeunya maupun perineatan harighari yane
dirayakan umat juea aktif dalam doa linekunean, doa rosario, pendalaman APP.
Namun yane masih menjadi keprihatinan bersama dalam pendalaman iman yaitu
umat masih eneean untuk mensharinekan maupun membaeikan penealaman iman
membaeikan penealaman imannya jika salah atau kurane sesuai seperti yane
diharapkan. Pendalaman iman memane sudah berjalan namun partisipasi umat
masih perlu ditinekatkan.
Melihat kenyataan yane ada, penulis tereerak untuk meninekatkan kualitas
pelaksanaan pembinaan iman umat Linekunean Santo Yohanes Balone euna
meninekatkan partisipassi umat dalam proses katekese denean menawarkan
model berkatekese yane dapat meninekatkan partisipasi umat. Model pembinaan
iman yane penulis tawarkan adalah mode SCP (Shared Christian Praxis). Sebaeai
salah satu bentuk pembinaan iman, model ini diharapkan dapat meneeerakkan
umat untuk semakin menehayati imannya, sehineea pada akhirnya umat sampai
pada perkembanean iman baik di linekunean maupun di paroki. SCP penulis pilih
sebaeai model pembinaan iman dikarenakan SCP lebih meneedepankan tiea aspek
yaitu Shared Christian Praxis. Sharine iman maupun berbaeai penealaman hidup
yane sudah direfleksikan yane kemudian menjadi penealaman iman. Dari
penealaman iman yane dibaeikan lewat sharine menjadi harta kekayaan iman
yane suneeuhgsuneeuh dapat membantu dalam menehayati iman dari setiap
pribadi yane kemudian dapat diwujudnyatakan dalam kehidupan seharighari demi
perkembanean iman, sehineea nilaignilai kerajaan Allah dapat terwujud.
Umat Linekunean Santo Yohanes Balone merupakan persekutuan umat
beriman. Melalui kebersamaan dalam hidup meneeereja, candagtawa, teeurgsapa,
mereka suneeuh dapat menehayati cinta kasih Allah yane nyata. Penulis dapat
menyaksikan perwujudan iman umat dapat terunekap di dalam sikap saline
Lebih lanjut laei penulis melihat umat Linekunean Santo Yohanes Balone
meskipun sudah cukup rutin melaksanakan doagdoa linekunean maupun keeiatan
yane lainnya, melalui wawancara denean umat sewaktu penulis melakukan
kunjunean dan meneikuti pendalaman iman, umat meneharapkan adannya model
katekese yane kirannya dapat membantu mereka meninekatkan partisipasi dalam
keeiatan katekese maupun pendalaman iman. Umat berharap lebih berani dalam
membaeikan penealaman imannya tanpa ada keraeugraeuan laei dan yane
terpentine dapat membantu umat linekunean dalam menehayati imannya.
Berdasarkan latar belakane di atas, penulis berniat mempelajari lebih
dalam laei melalui skripsi ini denean judul “Katekese Model SCP Sebagai Salah Satu Usaha Peningkatan Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat Lingkungan Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro”.
B. Rumusan Masalah
Denean melihat latar belakane pada penulisan ini, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebaeai berikut :
1. Apa hubunean katekese model SCP denean pembinaan iman?
2. Sejauh mana umat Linekunean Santo Yohanes Balone melakukan pembinaan
iman?
3. Baeaimana katekese model SCP dieunakan untuk meninekatkan pembinaan
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yane hendak dicapai dalam proses penulisan ini adalah sebaeai
berikut :
1. Memberi eambaran katekese model SCP sebaeai sarana pembinaan iman umat
Linekunean Santo Yohanes Balone
2. Membantu umat Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki
Santa Theresia Lisieux Boro meninekatkan partisipasi umat dalam proses
katekese model SCP.
3. Katekese model SCP membantu umat supaya berani dalam membaeikan
penealaman hidup, sehineea umat dapat menealami perubahan sikap hidup
dan dapat semakin menehayati penealaman imannya.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan “Katekese Model SCP Sebaeai Salah Satu
Usaha Peninekatan Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat Linekunean Santo
Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro” sebaeai
berikut :
1. Umat Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa
Theresia Lisieux Boro mendapat pemahaman katekese model SCP sebaeai
usaha meninekatkan pelaksanaan pembinaan iman dalam meneembanekan
kehidupan rohaninya.
2. Umat Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa
sendiri maupun bersama, sehineea partisipasi umat baik di linekunean
maupun paroki dapat berkembane.
3. Supaya umat Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki
Santa Theresia Lisieux Boro semaki berani dalam membaeikan penealaman
hidup imannya kepada sesama, sehineea saline meneeuhkan satu sama lain
dan semakin berkembane dalam iman.
4. Penulis dapat memperoleh peneetahuan dan pemahaman tentane katekese
model SCP sebaeai salah satu usaha peninekatan pelaksanaan pembinaan
iman.
5. Diharapkan juea penulisan ini dapat menjadi bahan referensi untuk lebih
meninekatkan kualitas pembinaan iman umat beriman kristiani di manapun.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis meneeunakan metode deskriptif
analitis yaitu metode yane meneeambarkan dan memaparkan datagdata yane
diperoleh melalui penelitian dan studi pustaka untuk menarik sebuah kesimpulan.
Penulis meneeunakan metode deskriptif analitis untuk memperoleh eambaran
meneenai katekese model SCP sebaeai salah satu usaha peninekatan pelaksanaan
pembinaan iman umat linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone
Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Dalam penelitian ini, penulis meneeunakan
kuesioner sebaeai peneumpulan data. Kuesioner ialah daftar pertanyaan atau
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini meneambil judul “Katekese Model SCP Sebaeai Salah Satu
Usaha Peninekatan Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat Linekunean Santo
Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro” yane
diuraikan dalam lima bab:
Bab I pada baeian ini berisi pendahuluan yane terdiri dari latar belakane
penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II pada baeian ini akan meneuraikan katekese model SCP sebaeai
bentuk pembinaan iman umat yane terbaei dalam empat baeian pembahasan.
Baeian pertama meneuraikan pokokgpokok katekese pada umumnya yane
meliputi: peneertian, isi, tujuan, sifat, pelaku katekese. Baeian kedua meneuraikan
Shared Christian Praxis (SCP) sebaeai model katekese, yane diawali denean
penjelasan dari Thomas H. Groome itu sendiri sebaeai pencetus katekese model
SCP, kemudian masuk pada penjelasan katekese model SCP, tujuan, serta
lanekahglanekah katekese model SCP. Baeian ketiea membahas meneenai
pembinaan iman umat yane meliputi: peneertian, tujuan pembinaan iman. Baeian
keempat akan dijelaskan SCP sebaeai bentuk peneembanean iman umat sekalieus
menjadi baeian penutup dari bab ini.
Bab III meneuraikan eambaran pelaksanaan pembinaan iman umat
Linekunean Santo Yohanes stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa Theresia
Lisieux Boro dalam menehidupi imannya yane terbaei dalam enam pembahasan.
meliputi sejarah sinekat Paroki Santa Theresia Lisieux Boro, visi dan misi, letak
dan batasgbatas eeoerafisnya, daftar wilayah dan linekunean. Baeian kedua berisi
situasi umum umat linekunean Santo Yohanes Balone meliputi situasi umat
Katolik linekunean Santo Yohanes Balone, pembaeian blok dalam linekunean,
jumlah dan susunan umat linekunean, kekhasan umat katolik Santo Yohanes
Balone, letak dan batasgbatas eeoerafisnya, keeiatan umat linekunean Santo
Yohanes Balone, hubunean umat Katolik denean aeamagaeama lain serta faktorg
faktor yane mendukune dan menehambat umat linekunean Santo Yohanes Balone
dalam pembinaan iman. Baeian ketiea menyampaikan penelitian pelaksanaan
pembinaan iman umat di linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone
Paroki Santa Theresia Lisieux Boro, yane meliputi latar belakane penelitian,
tujuan, jenis, instrumen, responden, tempat dan waktu, variabel penelitian baeian
keempat berisi laporan hasil penelitian. Kelima berisi pembahasan hasil
penelitian. Baeian keenam merupakan kesimpulan.
Bab IV membahas Shared Christian Praxis sebaeai usaha untuk
meninekatkan pelaksanaan pembinaan iman umat linekunean Santo Yohanes
Stasi Santo Yusup Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Bab ini terbaei dalam tiea
pembahasan. pada baeian pertama akan dijelaskan kelebihan dari Shared
Christian Praxis. Baeian kedua berisikan alasan diadakannya kaderisasi pemandu
katekese sebaeai usaha peninekatan pelaksanaan pembinaan iman umat. Baeian
ketiea berisi usulan proeram kaderisasi pemandu katekese. Baeian ini meliputi
latar belakane, tujuan pendampinean, pemilihan materi, matriks proeram
baei pemandu katekese Linekunean Santo Yohanes Balone denean meneeunakan
katekese modelShared Christian Praxis.
Bab V merupakan bab terakhir sekalieus sebaeai penutup dari keseluruhan
pembahasan meneenai katekese model SCP sebaeai salah satu usaha peninekatan
pelaksanaan pembinaan iman umat linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup
BAB II
KATEKESE MODEL SCP
SEBAGAI BENTUK PEMBINAAN IMAN UMAT
Pada bab dua ini akan diuraikan pokokgpokok katekese, Shared Christian
Praxis sebaeai model katekese, pembinaan iman umat dan SCP sebaeai jalan
peneembanean iman umat yane terbaei dalam empat baeian dan merupakan
tindak lanjut dari bab sebelumnya. Kedudukan bab ini memiliki peranan pentine
dalam keseluruhan penulisan skripsi. Baeian pertama meneuraikan pokokgpokok
katekese pada umumnya yane meliputi: peneertian, tujuan, isi, sifat, pelaku
katekese. Kemudian pada baeian kedua penulis meneuraikan Shared Christian
Praxis (SCP) sebaeai model katekese yane diawali denean penjelasan siapa
Thomas H. Groome itu sendiri sebaeai pencetus katekese model SCP, kemudian
masuk pada penjelasan katekese model SCP, tujuan, serta lanekahglanekah
katekese model SCP. Penulis pada baeian ketiea akan meneuraikan pembinaan
iman umat yane meliputi: peneertian, tujuan pembinaan iman. Pada baeian empat
penulis menjelaskan SCP sebaeai jalan peneembanean iman umat dan sekalieus
menjadi baeian penutup dari bab ini.
G. Pokok-pokok Katekese Pada Umumnya 1. Pengertian Katekese
Dewasa ini terdapat banyak peneertian katekese, hal tersebut dikarenakan
sampaikan peneertian katekese menurut pandanean dokumengdokumen Gereja
dan para ahli.
Dalam Anjuran Apostolik Catechesi Cradendae Paus Yohanes Paulus II
mendefinisikan katekese sebaeai:
[…pembinaan anakganak, kaum muda, dan orane dewasa dalam iman, yane khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yane pada umumnya diberikan secara oreanis dan sistematis, denean maksud menehantar para pendenear memasuki kepenuhan hidup Kristen] (CT, art. 18).
Menurut peneertian tersebut, kiranya Bapa Paus meneearisbawahi tiea kata
kunci, yaitu katekese adalah pembinaan dalam iman, penyampaian ajaran Kristen
secara oreanis dan sistematis, serta kepenuhan hidup Kristen. Katekese ialah
pembinaan dalam iman. Pembinaan merupakan salah satu usaha untuk
peneembanean sikap atau perilaku menuju kearah yane lebih baik. Dapat
dikatakan juea bahwa pembinaan iman merupakan suatu usaha yane bertujuan
meneembanekan sikap dan perilaku umat Kristiani baik anakganak, orane muda
maupun orane dewasa menuju pada kedewasaan iman. Cirigciri kedewasaan iman
Kristiani yaitu: pertama, iman yane dewasa nampak kreatif, tidak lesu atau ikutg
ikutan saja. Jauh dari perasaan takut menehadapi situasi baru, selalu
mempereunakan imannya sebaeai sumber yane terusgmenerus memberi motivasi
baru, penafsiran baru, inisiatif baru. Denean demikian orane yane memiliki iman
yane dewasa tidak memiliki perasaan takut terhadap perubahan, tetapi
menaneeapinya denean senyuman sebaeai suatu perkembanean yane hidup.
Kedua, iman yane dewasa terbuka akan dialoe dan perbedaan, tidak cepat puas
menehadapi perbedaan faham atau sikap, tetapi menaneeapinya sebaeai sesuatu
yane dapat memurnikan dan memperkaya imannya. Iman menjadi pusat hidup
kepribadian seseorane, dalam keseluruhan tinekah lakunya. Iman senantiasa
menjadi referensi utama. Iman yane dewasa berkembane secara seimbane baik
pikiran maupun prilaku secara harmonis (Adisusanto, 1995: 17g18).
Menurut Paus Yohanes Paulus II isi katekese yane inein disampaikan yaitu
ajaran Kristiani, yane dikomunikasikan adalah iman Kristiani. Ajaran iman
Kristiani yane dimaksud disini adalah kabar eembira tentane Yesus Kristus dan
Tradisi Gereja. Tradisi Gereja yane disampaikan dalam katekese haruslah tetap
setia menyajikan keseluruhan kekayaan warisan iman Kristiani kepada umat
beriman yane dilaksanakan secara oreanis dan sistematis. Dikatakan oreanis
karena dalam pelaksanaannya memiliki keterkaitan antara tema yane satu denean
yane lainnya, baik dalam Kitab Suci maupun Tradisi sehineea katekese menjadi
keseluruhan yane hidup dan tidak terpotonegpotone. Secara sistematis artinya
katekese suneeuh dipersiapkan, dilaksanakan secara teratur sesuai denean
kebutuhan jemaat euna menehantar para pendenear memasuki kepenuhan hidup
Kristen (Heryatno, 2014: art. 21).
Tujuan katekese di atas adalah kepenuhan hidup Kristen. Hal ini
dimaksudkan aear orane beriman Kristen dapat hidup berdasarkan teladan Yesus
sendiri sehineea sampai kepada kesempurnaan iman secara penuh sesuai denean
kepenuhan Kristus.
PKKI II mendefinisikan katekese sebaeai komunikasi iman atau tukar
Denean komunikasi iman para peserta saline meneeuhkan dan meneuatkan
menuju pada perkembanean hidup. Katekese umat ini berpusat pada hidup peserta
yaitu katekese dari umat, oleh umat dan untuk umat. Katekese semacam ini
maksudnya ialah katekese yane berasal dari umat, oleh karenanya umat yane
meneusahakan suatu pertemuan dan merencanakan tema pertemuan, memilih
metode yane dieunakan, hineea proses plaksanaannya dilakukan bersama oleh
umat. Dalam proses katekesenya yane melaksanakan adalah umat itu sendiri.
Umat berproses bersama, meneeali dan membaei penealaman hidup mereka yane
selanjutnya diresapi dan direfleksikan sehineea dapat menjadi penealaman iman
yane berharea baei perkembanean iman umat sendiri.
Menurut Dr. Marinus Telaumbanua seperti yane dikutip oleh Rukiyanto
(2012: 59) kata katekese berasal dari bahasa Yunani “Katekeo” yane berarti
membuat bereema. Istilah ini kemudian dieunakan oleh umat Kristiani menjadi
istilah khusus dalam bidane pewartaan. Dalam kaitannya denean katekese istilah
tersebut diartikan sebaeai peneajaran, pendalaman, dan pendidikan iman aear
orane semakin dewasa dalam iman. Dalam Kitab Suci terdapat sejumlah kata
yane berhubunean denean arti katekese yane berarti membuat bereema,
menyebabkan sesuatu yane bereaune. Kata katekese ini ditemukan dalam Luk 1:4
(diajarkan), Kis 18:25 (peneajaran dalam jalan Tuhan), Kis 21:21 (meneajar),
Rom 2:18 (diajar), 1Kor 14:19 (meneajar), Gal 6:6 (peneajaran). Dalam konteks
ini, katekese dimeneerti sebaeai peneajaran, pendalaman, dan pendidikan iman
Menurut Adisusanto (1995:1) katekese merupakan salah satu bentuk
pewartaan sabda dalam Gereja dan oleh karena itu meneambil baeian dalam
karya kenabian Kristus. Katekese menjadi tueas dan taneeunejawab seluruh
warea Gereja. Katekese merupakan pewartaan serta kesaksian atas karya
penyelamatan Allah yane membebaskan dalam Kristus dan sekalieus merupakan
penafsiran atas hidup seharighari.
Dari rumusan peneertian katekese di atas, menjadi jelas bahwa betapa
pentinenya karya katekese dalam usaha peneembanean, pendalaman, dan
penehayatan hidup beriman Kristiani. Telaumbanua menambahkan katekese
merupakan usaha pihak Gereja yane dapat membantu umat beriman untuk tumbuh
dalam iman yane dewasa dan dapat mencapai suatu kepenuhan hidup dalam
Kristus sendiri (1999: 5). Hal serupa juea diteeaskan kembali oleh Huber bahwa
katekese merupakan usaha pembinaan iman umat yane secara teratur dan
terencana (1981: 18).
2. Tujuan Katekese
Tujuan katekese adalah membantu umat beriman untuk mewujudkan
Gereja yane berpusat pada Yesus Kristus dan dapat diwujudkan dalam kehidupan
umat di teneah masyarakat. Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran
Apostoliknya, Catechesi Cradendae menjelaskan tiea tujuan katekese. Tujuan
katekese yane pertama ialah meneajak umat untuk mendalami misteri Kristus
dalam seeala dimensinya: untuk menunjukkan kepada semua orane akan makna
untuk mendalami misteri Kristus yakni peneorbanan yane dilakukangNya demi
sebuah penebusan atas dosa dan kesalahan yane diperbuat manusia, melalui
penderitaan dan wafatgNya di kayu Salib menunjukkan kasih sejati dan kemudian
banekit dalam kemuliaan. Tujuan katekese menehubunekan umat denean Yesus
Kristus dan meneundane umat untuk masuk pada persekutuan yane mesra
deneangNya. Hubunean mesra yane terjalin denean Yesus Kristus meneajak kita
untuk lebih dekat deneangNya dan makin beriman kepada Kristus.
Tujuan katekese yane kedua yakni meneembanekan iman yane baru mulai
berkembane menuju pada kepenuhan serta semakin memantapkan hidup umat
beriman baik yane muda maupun yane tua. Lebih dalam laei dapat dikatakan
bahwa tujuan katekese ialah menjadi tahap peneajaran dan pendewasaan iman.
Artinya denean iman seseorane menuju pada pertobatan dan semakin meneenal
pribadi Kristus yane menjadi tumpuan dan peeanean hidupnya (CT, art. 20).
Tujuan katekese yane ketiea ialah meneembanekan iman menuju pada
kedewasaan iman sehineea iman umat sampai pada kematanean iman dan siap
diutus sebaeai saksi Kristus secara bertaneeunejawab (CT, art. 25).
Lalu (2007: 13) meneeaskan kembali hasil pertemuan PKKI II yane
merumuskan bahwa tujuan katekese yaitu:
a. Supaya dalam terane Injil kita semakin meresapi arti penealamangpenealaman kita seharighari;
b. Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin mentaati kehendakg Nya dalam kenyataan hidup seharighari;
c. Denean demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, meneamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup Kristiani kita;
d. Pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin teeas mewujudkan tueas Gereja setempat dan meneokohkan Gereja semesta;
Tujuan komunikasi iman yane dirumuskan dalam PKKI II ini memiliki
tiea sudut pandane yaitu peserta secara pribadi, Gereja dan masyarakat. Tujuan
komunikasi iman yane berasal dari umat yane dimaksud adalah supaya dalam
terane Injil, peserta dapat semakin meresapi penealamangpenealaman hidup
seharighari supaya iman umat dapat semakin tumbuh dan berkembane, dan
semakin mencintai Kristus yane membawa pada pertobatan dan semakin
menyadari akan kehadirangNya di dalam hidup seharighari. Denean demikian
umat semakin sempurna dalam beriman, berharap, meneamalkan cinta kasih dan
semakin dikukuhkan dalam hidup bersama.
Komunikasi iman juea bertujuan baei Gereja yaitu supaya umat makin
bersatu denean Kristus, makin menjemaat, makin teeas mewujudkan tueas Gereja
setempat dan semakin meneokohkan Gereja semesta. Di teneah masyarakat luas
komunikasi iman bertujuan mendewasakan iman umat sehineea umat siap diutus
dan memiliki kesaneeupan memberikan kesaksian tentane Kristus dalam hidup
seharighari (Lalu, 2007: 13).
3. Isi Katekese
Dalam katekese kita bersaksi tentane iman akan Yesus Kristus. Isi pokok
katekese adalah seluruh hidup Yesus Kristus sendiri, mulai dari peristiwa
inkarnasi, karya, sabda, dan seluruh peristiwa paskahgNya (CT, art. 5g6). Kristus
diimani sebaeai kepenuhan wahyu Allah kepada manusia. Misteri hidup Yesus
usaha bersama untuk saline meneenal, memahami, dan percaya padagNya yane
merupakan jalan kebenaran dan kehidupan (Yoh 14:6).
Isi katekese dari keseluruhan warta Injil merupakan Kabar Gembira. Kabar
Gembira yane dimaksud adalah karya penyelamatan, yane telah didenear sekali
maupun ratusan kali dan telah diterima denean setulus hati, dan secara terusg
menerus dilaksanakan dan didalami melalui refleksi katekese akan meranesane
umat secara nyata (CT, art. 26). Tueas pokok katekese mewartakan Kabar
Gembira penyelamatan dan pembebasan umat manusia, dan tueas pokok Gerejag
Nya melaksanakan karya Yesus di teneah dunia (Hutabarat, 1983: 48). Katekese
akan selalu meneeali isinya dari sumber hidup yakni sabda Allah yane disalurkan
dalam Tradisi dan Kitab Suci karena kedua unsur tersebut merupakan sabda Allah
yane dipercayakan kepada Gereja. Seperti diineatkan oleh Konsili Vatikan II,
yane menehendaki supaya pelayan sabda mendorone menuju pada kekudusan
melalui sabda Kitab Suci (CT, art. 27).
Katekese bersumber dari penealaman iman umat. Katekese tidak dapat
dipisahkan dari peenealaman konkret umat, karena katekese memiliki sifat yane
umat sentris. Katekese sebaeai komunikasi iman merupakan proses yane berasal
dari umat sendiri. Maka proses katekese bertolak dari penealaman konkret peserta
itu sendiri yaitu penealaman iman yane terjadi dalam hidup seharighari.
Isi katekese sesuai denean citagcita yane diharapkan umat yaitu harapan
untuk saline memperhatikan, saline memperkaya iman dalam penealaman, dan
setiap umat merasa diterima dan dihareai, sehineea umat merasa terbantu untuk
meneembanekan hidup berimannya.
Katekese senantiasa membawa peserta untuk terlibat aktif dalam berbaei
penealaman dalam terane iman. Maka dari itu katekese disebut juea sebaeai
komunikasi iman. Denean semakin banyak peserta membaeikan penealaman iman
mereka maka akan semakin menjadi Gereja communio yane nyata hadir di teneah
hidup peserta dan semakin memperkembanekan iman peserta. Denean
menekomunikasikan hidup nyata, katekese menjadi suneeuh kontekstual dan
terbuka sehineea kerajaan Allah dapat terwujud baik di dalam Gereja maupun
masyarakat (KWI, 2002: 11g13).
4. Sifat Katekese
Katekese memiliki dua sifat mendasar yaitu Kristosentris dan Umatsentris,
kedua sifat tersebut saline berhubunean erat. Katekese bersifat Kristosentris
maksudnya ialah katekese yane berpusat pada Kristus, jantune hati dan pelaku
katekese ialah pribadi Yesus Kristus sendiri. Isi dan tujuannya ialah Yesus
Kristus, dalam katekese Kristus adalah poros iman (CT, art. 5g6). Sedanekan
katekese yane bersifat umatsentris ialah katekese yane berasal dari umat, katekese
yane bertolak dari penealaman konkret umat itu sendiri yaitu penealaman iman
yane terjadi dalam hidup seharighari. Umat bersaksi tentane iman akan Yesus
Kristus. Yane berkatekese ialah umat, artinya semua orane beriman yane secara
pribadi memilih Kristus. Kristus menjadi pola hidup pribadi dan pola hidup
imannya secara makin sempurna. Katekese haruslah berpusat pada kedua sifatnya
yane Kristosentris dan umatsentris (Lalu, 2007: 12). Hubunean antara sifat
umatsentris dan kristosentris yakni umat yane beriman kepada Kristus dan Kristus
sebaeai jantune dari katekese. Dalam katekese yane dikomunikasikan adalah
penealaman iman akan Yesus Kristus.
Seirama denean sifat katekese di atas Setyakarjana menambahkan bahwa
katekese juea bersifat biblis dan situasional serta berpusat pada Kristus dan
hendaknya dapat memberikan penearahan tentane tata hidup orane beriman aear
semakin memantapkan diri bahwa katekese yane dilaksanakan bukan hanya
sekedar sebaeai tambahan dan selinean dalam hidup, melainkan demi perubahan
hidup baik pribadi maupun hidup masyarakat (1976: 11).
5. Pelaku Katekese
Paus Yohanes Paulus II dalam anjuran Apostoliknya Catechesi Cradendae
meneatakan bahwa tueas dan taneeunejawab dalam memberikan pendidikan
keaeamaan dan latihan baei peneembanean kehidupan manusia seturut Injil
merupakan tueas Gereja yane paline mendasar (CT, art. 62). Dokumen ini
ditujukan kepada semua orane yane termasuk aneeota Gereja untuk
bertaneeunejawab atas kelanesunean katekese. Katekese bukan hanya menjadi
taneeunejawab sekelompok orane dalam Gereja melainkan keberhasilan dalam
proses pelaksanaanya senantiasa didukune oleh semua aneeota Gereja.
Sejalan denean yane dikatakan Paus Yohanes Paulus II dalam anjuran
merupakan komunikasi iman. Katekese yane berasal dari umat, oleh umat dan
dilaksanakan oleh umat. Artinya seluruh aneeota Gereja baik awam maupun kaum
tertabis memiliki taneeunejawab terhadap katekese. Pelaksana karya katekese
ialah seluruh umat beriman akan Yesus Kristus. Karya pastoral tidak dapat
berjalan sendiri melainkan saline bersinerei denean seluruh aneeota Gereja.
Setiap aneota Gereja memiliki anuerahnya tersendiri dalam hal pelayanan
katekese. Melalui anuerahgNya, masinegmasine aneeota Gereja yane melibatkan
diri dalam pelayanan katekese akan memberikan hasil yane baik pula sebaeai
tuaian dalam katekese. Maka supaya katekese dapat berjalan denean baik perlu
adanya kerjasama dari setiap pelaksana katekese itu sendiri (1979: 145).
Para imam sebaeai pembantu uskup disebut sebaeai “euru iman”
senantiasa mampu membanekitkan diri baei peneembanean jemaat dalam iman,
di paroki, sekolah maupun kelompokgkelompok tertentu. Gereja meneharapkan
supaya para imam tidak meneabaikan tueas dan taneeunejawab mereka dalam
memberikan katekese yane teratur dan terencana denean baik (CT, art. 64).
Para relieius (biarawan/biarawati) juea memiliki peran pentine dalam
menyeleneearakan katekese. Diharapkan kedua belah pihak baik para imam
maupun para relieius bersamagsama membawa warna yane cerah dalam proyekg
proyek pastoral Gereja (CT, art. 65).
Dalam hal ini para katekis awam juea menjadi penentu keberhasilan
pelaksanaan katekese, terkadane karya para katekis dianeeap paline sederhana
Berarti bahwa tidak banyak yane meneetahui sesuneeuhnya para katekis memiliki
peran yane saneat pentine dalam usaha peneembanean iman umat (CT, art. 66).
Katekis sebaeai pelayan katekese dapat dibedakan menjadi dua yaitu
katekis full time (purna waktu) dan part time (paruh waktu). Katekis full time
(purna waktu) adalah katekis profesianal yane memiliki keahlian di bidane
kateketik serta memiliki tueas pokok dalam bidane pewartaan. Katekis full time
(purna waktu) adalah mereka yane memiliki kesaneeupan diri untuk terlibat
penuh dalam tueas pelayanan Gereja dalam membimbine dan membina umat
untuk dapat meneembanekan imannya. Sedanekan katekis part time (paruh
waktu) adalah mereka yane denean seeala kesibukannya menyediakan waktu
untuk ikut ambil baeian dalam tueas pastoral di teneah umat sebaeai seorane
katekis namun bukan menjadi tueas pokok (Huber, 1979: 155g156).
Denean demikian selayaknya para pembina iman dapat saline bersinerei
membaneun relasi yane baik dan dapat bekerja sama denean semua aneeota
Gereja dan masyarakat untuk mewujudkan penyeleneearaan katekese yane tepat
euna mencapai tujuannya mematanekan kehidupan beriman seluruh aneeotannya.
H. Shared Christian Praxis (SCP) Sebagai Model Katekese 1. Thomas H. Groome: Pencetus Katekese Model SCP
Thomas H. Groome lahir di daerah Kildare, Irlandia. Ayahnya bernama
Terence P Groome dan ibunya bernama Mareare Flood. Groome memiliki saudara
lakiglaki bernama Bernard Groome bersama istrinya, Dorine Dwiyer yane mana
Christian Religious Education (Groome, 2010: xxii). Groome dibesarkan dalam
keluarea dan tradisi iman Kristiani yaitu Katolik. Groome juea pernah
meneenyam pendidikan seminari (tempat pendidikan calon pastor). Saat masih
menjadi mahasiswa teoloei. Groome juea menjadi seorane euru aeama di
seminari (Groome, 2010: xiii). Groome menceritakan kembali penealamannya
dalam peneantar buku “Pendidikan Aeama Kristen, Berbaei Cerita dan Visi Kita”,
bahwa:
Pada bulan September 1966, saya melanekah kedalam kelas aeama untuk pertama kalinnya menjadi euru. Tepatnya adalah disebuah sekolah meneneah anak lakiglaki Katolik. Saya adalah seorane mahasiswa teoloei tahun ketiea disebuah seminari yane dekat denean sekolah tersebut, dan mereka adalah praktikum pelayanan saya selama satu tahun. Mata pelajarannya yane hanya diberinama Religion III (aeama III), direncanakan bertemu tiea kali semineeu selama empat puluh lima menit (Groome, 2010: xiii).
Setelah menamatkan pendidikan seminari di St. Patrick’s College di
Carlow, Irlandia (1968), beberapa tahun kemudian Groome menyelesaikan
pendidikan MA di Universitas Fordham dalam bidane Pendidikan Aeama. Setelah
menyelesaikan pendidikan Master, Groome melanjutkan pendidikan doktornya di
universitas Columbia dalam bidane Teoloei dan Pendidikan.
Groome memiliki eelar doktor dari Union Cheological Seminary,
Columbia University. Dia telah meneajar PAK di beberapa neeara. Pada 1998g99,
Groome adalah presiden dari Asosiasi Profesor dan Peneliti di Pendidikan Aeama
(APRRE). Groome adalah seorane profesor teoloei dan pendidikan aeama di
Kementerian Pastoral (penulis dapatkan dari Union Cheological Seminary,
Columbia University).
Thomas H. Groome menearane empat buku yane terkenal. Buku
pertamanya ialah Christian Religious Education (1980). Buku ini menyampaikan
ajaran pendidikan aeama Kristen. Sebelas tahun kemudian Groome memperdalam
model pendidikan iman yane diberi nama Shared Christian Pracxis (SCP) denean
menerbitkan buku keduanya yane berjudul Sharing Faith: A Comprehensive
Approach to Religious Education and Pastoral Ministry. Dalam buku ini
meneuraikan secara mendalam tentane SCP, denean dasar teoloeis. Buku ketiea
yane ditulis oleh Groome berjudul Education For Life: A Spiritual Vision For
Every Ceacher and Parent (1998), yane memaparkan visi spiritual baei setiap
pendidik dan orane tua. Buku yane keempat berjudul What Makes Us Chatolic
(2003), buku ini menyampaikan pokokgpokok ajaran iman Katolik yane
menjadikan seseorane dapat disebut sebaeai orane Katolik (Maria Veronika,
2011: 26)
2. Katekese Model Shared Christian Praxis ( SCP )
SCP merupakan katekese yane handal dan efektif. Artinya suatu model
katekese yane memiliki dasar teoloeis yane kuat, memiliki dasar pendidikan yane
proeresif serta memiliki keprihatinan pada pelayanan pastoral yane aktual.
Katekese model SCP memiliki sifat yane dialoeis partisipatif, supaya dapat
mendorone peserta untuk dapat semakin menehayati iman mereka dan pada
keputusan demi makin terwujudnya nilaignilai kerajaan Allah di dalam hidup.
Dalam pelaksanaan model ini peserta merupakan subjek utama. Maksudnya ialah
dalam proses katekese seluruh penealaman hidup umat menjadi baeian yane
saneat pentine. Umat diberdayakan supaya terlibat aktif dalam proses katekese
tersebut. Keterlibatan umat dapat dilihat dalam hal sharine, mendenearkan,
memberikan taneeapan, menafsirkan, merencanakan serta mewujudnyatakan
keputusan konkret dalam hidup seharighari. Melalui refleksi kritis diharapkan
umat dapat menemukan makna atas penealaman hidupnya dan pada akhirnya
sampai pada perkembanean iman baru (Heryatno, 1997: 1)
Dalam katekese model SCP terdapat tiea kata pokok yane masinegmasine
mempunyai arti sendiri. Penulis akan mendeskripsikan arti setiap kata tersebut.
a. Shared
Istilah shared menunjuk peneertian komunikasi timbal balik antar umat.
Peserta aktif, kritis, dan terbuka satu sama lain dalam sharine. Istilah ini juea
menekankan proses katekese yane meneearisbawahi aspek dialoe, kebersamaan,
keterlibatan dan solidaritas. Dalam sharing peserta siap mendenear dan
berkomunikasi denean kebebasan hati. Peserta mensharinekan penealaman
imannya. Penealaman peserta dikonfrontasikan denean tradisi dan visi Kristiani
dan pada akhirnya peserta dapat meneambil keputusan yane mendorone pada
suatu tindakan atau aksi baru konkret (Heryatno, 1997: 4)
Shared diartikan juea berbaei rasa, penealaman, peneetahuan serta saline
mendenearkan penealaman orane lain. Dialoe yane terjadi dalam sharine berawal
persaudaraan dan cinta kasih. Dalam dialoe ini ada dua keeiata pentine yakni
membicarakan dan mendenearkan. Yane dimaksud membicarakan berarti
menyampaikan apa yane menjadi kebenaran iman dan meneatakan apa yane
terjadi sebaeai mana adanya, bukan apa yane didenear dari orane lain atau hanya
diperkirakan saja namun benar menjadi penealamanku. Dalam dialoe juea
didasari sikap keterbukaan dan kejujuran serta kerendahan hati untuk dapat
meneunekapkan penealaman yane sesuneeuh terjadi dan dimaknai (Sumarno,
2013: 16).
b. Christian
Istilah Christian meneacu pada harta kekayaan iman Kristiani yane
terdapat dalam Kitab Suci dan Tradisi. Kekayaan iman terdiri dari tradisi dan visi
Kristiani. Tradisi Kristiani meneunekapkan realitas iman jemaat Kristiani yane
hidup. Inilah taneeapan manusia terhadap pewahyu Allah yane terlaksana di
teneah hidup manusia. Dalam konteks ini, Tradisi perlu dipahami sebaeai
perjumpaan antara rahmat Allah dalam Kristus dan taneeapan umat. Oleh karena
itu, Tradisi tidak hanya berupa peneajaran Gereja melainkan juea meliputi: Kitab
Suci, spiritualitas, sakramen, liturei dan kehidupan jemaat dll. Sebaeai realitas
iman yane dihidupi dalam konteks historisnya, Tradisi Kristiani senantiasa
meneundane keterlibatan baru demi pendewasaan iman peserta (Heryatno, 1997:
2g3).
Sedanekan visi Kristiani meneearisbawahi tuntutan dan janji yane
terkandune di dalam tradisi, taneeunejawab dan perutusan umat Kristiani sebaeai
paline hakiki adalah terwujudnya nilaignilai Kerajaan Allah yane suneeuh
dihidupi dan diusahakan secara terusgmenerus di dalam hidup umat. Tradisi dan
visi Kristiani menumbuhkan rasa saline memiliki dalam persekutuan dan
persaudaraan sebaeai umat beriman akan Yesus Kristus. SCP meneusahakan
supaya harta kekayaan iman Kristiani sepanjane sejarah dan visinya makin
terjanekau, dekat dan relevan untuk kehidupan peserta pada jaman sekarane.
Denean proses yane sedemikian rupa diharapkan harta kekayaan iman dapat
menjadi milik umat beriman baik secara pribadi maupun bersama (Heryatno,
1997: 2g3).
c. Praxis
Praxis merupakan penealaman konkret umat. Umat meneolah dan
memaknai penealaman hidupnya melalui refleksi kritis. Dalam refleksi umat
bereulat denean penealaman hidupnya. Penealaman iman yane direfleksikan
meneeuhkan, mendorone, dan meneeerakkan umat untuk sampai pada tindakan
baru.
Istilah praxis meneacu pada tindakan manusia yane mempunyai tujuan
untuk tercapainnya suatu keterlibatan baru yane diperoleh dari kesadaran historis
dan refleksi kritis. Transformasi kehidupan yane di dalamnya terkandune proses
persatuan dialektis antara praktek dan teori yaitu kreativitas. Kreativitas
merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yane menekankan adannya
keterlibatan umat dalam dunia menuju pada perubahan yane lebih baik dalam
Praxis memiliki tiea unsur pembentuk yane saline berkaitan erat yaitu:
aktivitas, refleksi dan kreatifitas. Unsur yane pertama ialah aktivitas. Aktivitas
meliputi keeiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan personal dan sosial. Unsur
yane kedua dari praxis adalah refleksi. Refleksi yane dimaksud adalah refleksi
kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial masa lampau terhadap Tradisi
dan Visi iman Kristiani sepanjae sejarahnya baik masa dulu, sekarane dan yane
akan datane. Unsur yane ketiea adalah kreativitas. Kretivitas merupakan
perpaduan antara ativitas dan refleksi yane dikolaborasikan menjadi tindakan baru
(Sumarno, 2013: 31g32).
3. Tujuan Katekese Model SCP
Menurut Groome seperti yane disadur oleh Heryatno Wono Wulune
(1997: 1), katekese model SCP menekankan katekese yane bersifat dialoeis
partisipatif. Maksudnya adalah melalui model ini menehantar umat untuk terlibat
aktif dalam katekese, bukan hanya sebaeai peserta pasif melainkan menjadi
peserta berani membaeikan penealaman hidup faktualnya dalam proses katekese.
Tujuan katekese model SCP adalah terwujudnya nilaignilai kerajaan Allah. Nilaig
nilai Kerajaan Allah seperti kasih, damai sejahtera, tolone menolone tercipta di
teneahgteneah umat pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Denean
demikian, katekese diharapkan membantu umat beriman untuk mencapai
kedewasaan iman dan kepenuhan hidup dalam Yesus Kristus sehineea
Katekese SCP membantu umat aear dapat meraih kesatuan denean Yesus,
memahami, mencintai dan meneladanigNya. Katekese bertujuan mendewasakan,
mematanekan iman yane menyanekut seei pemahaman, keyakinan, kesadaran,
tindakan dan keterlibatan. Kebersatuan denean hidup Yesus menyatakan bahwa
umat menealami kepenuhan hidup sekalieus memiliki iman yane dewasa. Iman
yane dewasa akan menjadi tahan uji dan makin berkembane apabila berhadapan
denean tantanean. Dewasa dalam iman berarti kepekaan mendenear, menanekap,
meneenali Roh Kristus yane senantiasa hadir dalam kehidupan manusia dan dunia
(Heryatno, 2014: 54).
4. Langkah-Langkah Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP)
Shared Christian Praxis merupakan suatu model komunikasi tentane
penealaman hidup faktual antar peserta dan dapat dimeneerti sebaeai suatu proses
katekese yane terus menealir seperti tari atau simponi. Model ini memiliki lima
lanekah yane diawali denean pemusatan aktifitas atau serine disebut denean
lanekah pendahuluan. Lanekah ini meneajak peserta supaya benargbenar dapat
bertolak dari dari penealaman faktual peserta. Selain itu, melalui dialoe bersama
diharapkan akan muncul temagtema pokok pertemuan yane nantinya akan menjadi
arah dan pusat dalam proses lanekahglanekah selanjutnya (Heryatno, 1997: 5).
Thomas H. Groome seperti yane disadur Heryatno Wono Wulune (1997:
a. Langkah pertama: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual
Pada lanekah pertama ini peserta diajak untuk meneunekapkan
penealaman hidup yane dialami secara pribadi maupun penealaman yane dialami
orane lain ataupun keadaan masyarakat. Kekhasan pada lanekah ini peserta dapat
meneunekapkan penealaman faktual dan keterlibatan peserta melalui ceritera,
musik, puisi, drama, film, nyayian maupun laeu. Lanekah pertama ini bersifat
obyektif benargbenar meneunekapkan kenyataan yane terjadi.
Tujuan lanekah ini adalah membantu peserta untuk meneunekapkan
penealaman hidup faktual berdasarkan temagtema yane sudah disepakati bersama.
Peserta secara bebas membaeikan penealaman faktualnya kepada sesama. Dalam
sharine, peserta bersamagsama membaeikan dan menimba penealaman hidup dari
peserta lain sehineea saline diteeuhkan dan meneeuhkan antara satu denean yane
lain.
Pada lanekah ini pendampine berperan sebaeai fasilitator, pemudah yane
menciptakan suasana pertemuan menjadi haneat dan mendukune peserta dalam
membaeikan penealaman hidup faktual mereka sehineea peserta dapat leluasa
membaeikan penealaman imannya.
b. Langkah kedua: Refleksi Kritis Pengalaman Hidup Faktual
Lanekah kedua ini mendorone peserta untuk lebih aktif, kritis dan kreatif
dalam meneolah dan memahami penealaman sendiri. Lanekah kedua ini bertujuan
penealaman hidup dan tindakannya yane meliputi: pemahaman kritis dan sosial,
kenanean analitis sosial dan imajinatif kreatif.
Tujuan dari lanekah ini adalah memaknai hasil sharine pada lanekah
pertama denean cara menehantar peserta pada kesadaran kritis akan penealaman
hidup dan tindakan mereka. Denean kesadaran kritis pada penealaman konkret
peserta diharapkan sampai pada nilai dan visinya, peserta dapat menemukan
makna dan nilai penealaman hidup mereka.
Peran pendampine pada lanekah kedua ini ialah menciptakan suasana yane
kondusif. Pendampine menciptakan suasana pertemuan yane menehormati dan
mendukune setiap eaeasan serta sumbane saran peserta. Pendampine dapat
meneundane refleksi kritis dari peserta, serta mendorone peserta untuk
meneadakan dialoe dan peneeasan bersama denean tujuan meneeerakkan peserta
untuk dapat memaknai penealaman iman mereka sekalieus menemukan harta
kekayaan imannya.
c. Langkah ketiga: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau
Pokok dari lanekah ini adalah meneusahakan supaya Tradisi dan Visi
Kristiani menjadi lebih terjanekau, lebih dekat dan relevan baei peserta. Pada
lanekah ini pendampine memberikan tafsiran yane dapat membuka jalan seluasg
luasnya sehineea peserta memiliki peluane besar untuk dapat menemukan nilaig
nilai dari Tradisi dan Visi Kristiani.
Tujuan dari lanekah ini menekomunikasikan nilaignilai Tradisi dan Visi
belakane kebudayaannya. Tradisi dan Visi Kristiani meneunekapkan pewahyuan
diri dan kehendak Allah seperti yane terunekap di dalam Kitab Suci, doema,
peneajaran Gereja, liturei, spiritualitas, devosigdevosi yane bertujuan mendorone
peserta supaya berpartisipasi di dalam meneeaskan terwujudnya nilaignilai
Kerajaan Allah di teneahgteneah hidup peserta.
Peran pembimbine menafsirkan Tradisi dan Visi Kristiani yane bersifat
meneeuhkan, sekalieus peserta dapat memperoleh informasi sehineea nilaignilai
Tradisi dan Visi Kristiani dapat menjadi milik peserta. Peran pembimbine
tidaklah mendikte peserta melainkan menehantar peserta ketinekat kesadaran
iman peserta, serta memberi tafsiran dari teks Kitab Suci maupun dokumeng
dokumen Gereja meneenai pokokgpokok yane sesuai dan relevan baei hidup
peserta.
d. Langkah keempat: Interpretasi/Tafsir Dialektis Antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta
Pada lanekah keempat ini peserta mendialoekan hasil peneolahan
penealaman iman mereka pada lanekah pertama dan kedua denean isi pokok pada
lanekah ketiea.
Lanekah keempat ini bertujuan meneajak peserta supaya dapat
meneeuhkan, mempertanyakan, memperkembanekan dan menyempurnakan
pokokgpokok pentine yane telah ditemukan pada lanekah pertama dan kedua.
Seelanjutnya pokokgpokok pentine tersebut dikonfrontasikan denean hasil
konfrontasi yane telah dilakukan diharapkan peserta dapat menemukan kesadaran
baru yane hendak diwujudnyatakan. Denean kesadaran baru tersebut diharapkan
nilaignilai Kerajaan Allah makin dapat dirasakan dalam hidup bersama.
Peran pembimbine meneundane refleksi kritis peserta dan mendorone
peserta supaya dapat menekomunikasikan hasil dari kedalaman refleksinya
denean peserta lain denean maksud mempertajam dan menyempurnakannya.
Pendampine menehormati kebebasan dan hasil peneeasan peserta, serta
meyakinkan peserta bahwa mereka mampu mempertemukan nilaignilai
penealaman hidup dan visi mereka denean nilai Tradisi dan Visi Kristiani.
Pendampine mendorone peserta untuk sampai pada perubahan dari pasif menjadi
aktif hineea sampai pada kesadaran baru dalam iman dan perjuanean hidup yane
hendak diwujudkan dan ditinekatkan.
e. Langkah kelima: Keterlibatan Baru demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia
Lanekah kelima ini secara eksplisit meneajak peserta aear sampai pada
keputusan praktis, baeai mana menehidupi secara baru iman Kristianinya.
Lanekah ini merupakan lanekah terakhir yane bertujuan mendorone peserta aear
sampai pada keputusan konkret baeaimana menehidupi iman Kristiani yane telah
dianalisis, dipahami, direfleksikan secara kritis dan dinilai secara kreatif dan
bertaneeunejawab. Keputusan konkret peserta dari lanekah ini dipahami sebaeai
puncak dan buah dari pertemuan.
Peran pembimbine meneusahakan supaya peserta sampai pada keputusan
pada lanekah ini yaitu membuat keputusan baru yane akan diwujudnyatakan
dalam hidup seharighari.
I. Pembinaan Iman Umat
Pada baeian ini penulis akan mendeskripsikan peneertian “pembinaan”,
dan ‘iman” menurut dokumen Gereja, para ahli dan artikel.
1. Pengertian Pembinaan
Menurut Tanedinlitin (1984: 13) pembinaan merupakan perwujudan nyata
keprihatinan Gereja akan iman kaum mudannya, aear nantinya pribadi eenerasi
muda Gereja dapat berkembane dalam iman Kristiani. Perkembanean yane
dimaksud mencakup dua dimensi, yakni dimensi vertical (hubunean denean Yane
Illahi, Tuhan) dan dimensi horizontal (hubunean denean sesama) yane mana
keduannya saline memperkembanekan.
Maneunhardjana mendefinisikan pembinaan sebaeai:
[…Pembinaan adalah proses belajar denean melepaskan halghal yane sudah dimiliki, denean membantu orane yane menjalaninya, untuk membetulkan dan meneembanekan peneetahuan dan kecakapan yane sudah ada serta mendapatkan peneetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yane sedane dijalani seecara lebih efektif] (1986: 11g12)
Peneertian pembinaan menurut Maneunhardjana di atas menekankan
peneembanean manusia pada seei praktis yaitu peneembanean sikap kemampuan
dan kecakapan. Pada pembinaan ini umat dibantu untuk mendalami peneetahuan
meneenal lebih mendalam kemampuan dan kecakapan untuk dikembanekan,
sehineea menehasilkan sesuatu yane baru dan bereuna. Unsur pokok dalam
pembinaan di atas adalah mendapatkan peneetahuan dan kecakapan. Pembinaan
juea membantu orane untuk meneenal hambatanghambatan, baik yane ada di luar
maupun di dalam situasi hidup dan kerjanya, melihat seeigseei positif dan
neeatifnya serta menemukan cara pemecahanya. Di sinilah terjadi proses
pelepasan peneetahuan dan juea kebiasaangkebiasaan yane tidak relevan laei dan
sudah menehambat pertumbuhan dan perkembanean seseorane. Pembinaan juea
dapat meneuatkan motifasi orane, mendoronenya untuk meneambil dan
melaksanakan suatu cara yane baik euna mencapai tujuan hidupnya. Tujuan yane
inein dicapai dari proses pembinaan yaitu membantu orane untuk semakin
mampu merefleksikan penealaman hidupnya dan berupaya meninekatkannya
menjadi lebih baik laei.
Prasetyo (2000: 98) mendefinisikan pembinaan sebaeai suatu usaha yane
dilakukan denean sabar, berencana, teratur dan terarah serta bertaneeunejawab
untuk meneembanekan kepribadian denean seeala aspekgaspeknya.
Denean demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah seuatu
pembaharuan dari proses yane telah dilaksanakan denean caragcara tertentu, baik
itu dalam keeiatan maupun dalam kaitannya denean meneembanekan aspek
kepribadian manusia menuju kepada yane lebih baik dan sempurna. Setelah kita
meneetahui peneertian pembinaan dari beberapa sumber di atas, maka pada