• Tidak ada hasil yang ditemukan

Katekese model SCP sebagai salah satu usaha peningkatan pelaksanaan pembinaan iman umat lingkungan Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Katekese model SCP sebagai salah satu usaha peningkatan pelaksanaan pembinaan iman umat lingkungan Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro."

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah

KATEKESE MODEL

SCP SEBAGAI SALAH

SATU USAHA PENINGKATAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN

UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG

PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO.

Pemilihan judul ini didasari oleh

kesan penulis akan situasi pelaksanaan pembinaan iman umat di lingkuan Santo

Yohanes Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Penulis mempunyai kesan

bahwa proses katekese umat di lingkungan belum berjalan dengan baik karena masih

banyak umat yang belum terlibat aktif meskipun beberapa dari mereka telah berupaya

untuk terlibat aktif dalam proses katekese. Penulis juga melihat sosok katekis masih

mendominasi proses katekese. Umat beranggapan bahwa katekis yang mengetahui

segalannya sehingga menyerahkan segala sesuatunya kepada katekis, juga masih ada

perasaan takut salah dalam diri umat sendiri sehingga mereka cenderung sebatas

sebagai pendengar.

Masalah pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana umat dapat menemukan

cara untuk meningkatkan pelaksanaan pembinaan iman di lingkungan Santo Yohanes

Balong. Menanggapi situasi tersebut di atas penulis menggunakan pustaka yang

bersumber dari dokumen-dokumen Gereja serta pandangan dari para ahli. Penulis

juga melaksanakan penelitian untuk memperkuat data dari penulisan skripsi ini. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman umat terhadap karya katekese

sudah cukup baik. Namun dalam pelaksanaan katekese di lingkungan belum berjalan

dengan baik karena umat belum terlibat aktif dalam prosesnya.

(2)

ix

ABSTRACT

This thesis title is

SHARED CHRISTIAN PRAXIS DSCP) AS AN EFFORT OF

COMMUNITY FAITH BUILDING IMPLEMENTATION INCREASEMENT

FOR SANTO YOHANES DISTRICT SANTO YUSUP BALONG STACE

SANTA THERESIA LISIEUX BORO PARISH.

This title is chosen based on the

author’s personal about community faith building implementation in Santo Yohanes

Balong District Santa Theresia Lisieux Boro Parish. The author has an impression

that cathecesis process in this district has not worked well yet because there is still

many people who has not actively involved although some of them has showed a

serious effort to be actively involved in a catechesis process. People expects that a

catechist is knowing everything so they hand everything to the catechist. There is also

affraid feeling of mistaken so they tend to be a listener.

The main problem in this thesis is how the people can find the way to increase

the faith building implementation in Santo Yohanes Balong District. Responding that

situation above the author used some literatures whih sourced from Church

documents and also opinions for the experts. The author also did a research to

strenghten the data from this thesis writting. This research result shows that people

comprehension about catechesis is well enough. However in a catechesis

implementation is not working well because people has not actively involves in the

process.

(3)

i SKRIPSI

KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI SALAH SATU USAHA PENINGKATAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG

PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Aeama Katolik

Oleh:

YUSUF TRISUSANTO NIM: 101124039

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yane senantiasa menyertai dan memberikan

kekuatan pada penulis hineea terselesainya karya ini.

Y. Suprapto dan Rosalia Rosaliah selaku orane tua penulis, yane telah memberi

dukunean baik moral, spiritual dan finansial serta denean penuh sabar

mendampinei.

Kakakgkakaku, keluarea besarku, temangteman satu anekatan dan seperjuaneanku,

dan karyawan yane telah memberi motivasi dan dukunean untukku.

Almamater tercinta Pendidikan Aeama Katolik ( PAK) Universitas Sanata

(7)

v MOTTO

“Sebab baei Allah tidak ada yane mustahil”

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI

SALAH SATU USAHA PENINGKATAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO. Pemilihan judul ini didasari oleh kesan penulis akan situasi pelaksanaan pembinaan iman umat di linekuan Santo Yohanes Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Penulis mempunyai kesan bahwa proses katekese umat di linekunean belum berjalan denean baik karena masih banyak umat yane belum terlibat aktif meskipun beberapa dari mereka telah berupaya untuk terlibat aktif dalam proses katekese. Penulis juea melihat sosok katekis masih mendominasi proses katekese. Umat beraneeapan bahwa katekis yane meneetahui seealannya sehineea menyerahkan seeala sesuatunya kepada katekis, juea masih ada perasaan takut salah dalam diri umat sendiri sehineea mereka cenderune sebatas sebaeai pendenear.

Masalah pokok dalam skripsi ini adalah baeaimana umat dapat menemukan cara untuk meninekatkan pelaksanaan pembinaan iman di linekunean Santo Yohanes Balone. Menaneeapi situasi tersebut di atas penulis meneeunakan pustaka yane bersumber dari dokumengdokumen Gereja serta pandanean dari para ahli. Penulis juea melaksanakan penelitian untuk memperkuat data dari penulisan skripsi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinekat pemahaman umat terhadap karya katekese sudah cukup baik. Namun dalam pelaksanaan katekese di linekunean belum berjalan denean baik karena umat belum terlibat aktif dalam prosesnya.

(11)

ix

ABSTRACT

This thesis title is SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP) AS AN EFFORT OF COMMUNITY FAITH BUILDING IMPLEMENTATION INCREASEMENT FOR SANTO YOHANES DISTRICT SANTO YUSUP BALONG STACE SANTA THERESIA LISIEUX BORO PARISH. This title is chosen based on the author’s personal about community faith buildine implementation in Santo Yohanes Balone District Santa Theresia Lisieux Boro Parish. The author has an impression that cathecesis process in this district has not worked well yet because there is still many people who has not actively involved althoueh some of them has showed a serious effort to be actively involved in a catechesis process. People expects that a catechist is knowine everythine so they hand everythine to the catechist. There is also affraid feeline of mistaken so they tend to be a listener.

The main problem in this thesis is how the people can find the way to increase the faith buildine implementation in Santo Yohanes Balone District. Respondine that situation above the author used some literatures whih sourced from Church documents and also opinions for the experts. The author also did a research to strenehten the data from this thesis writtine. This research result shows that people comprehension about catechesis is well enoueh. However in a catechesis implementation is not workine well because people has not actively involves in the process.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria

atas seeala cinta dan berkat, serta kasih setiagNya yane senantiasa membimbine

dan menyertai penulis setiap waktu, sehineea penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini denean baik yane berjudul “KATEKESE MODEL

SCP SEBAGAI SALAH SATU USAHA PENINGKATAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO”.

Skripsi ini ditulis berdasarkan kesan pribadi penulis akan situasi umat di

linekuan Santo Yohanes Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Penulis

melihat sebaeian besar umat telah memahami makna katekese namun dalam

pelaksanaannya masih perlu ditinekatkan aear iman dapat semakin berkembane.

Skripsi ini merupakan sumbanean pemikiran baei umat Katolik khususnya umat

linekuan Santo Yohanes Balone akan pentinenya meninekatkan pembinaan iman

salah satunya melalui katekese model Shared Christian Praxis.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banyak dukunean dan perhatian

berbaeai pihak, baik secara lanesune maupun tidak lanesune. Oleh karena itu, dari

hati yane paline dalam penulis meneucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno W.W.,S.J., M.Ed., selaku kaprodi, dosen pembimbine

akademik sekalieus sebaeai dosen pembimbine utama yane telah

(13)

xi

pemikiran, menekritik serta selalu memberi motivasi penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

2. P. Banyu Dewa HS, S. Ae. M.Si selaku dosen peneuji kedua yane telah

bersedia menjadi dosen peneuji pada pertaneeunejawaban skripsi ini.

3. Drs. L. Bambane Hendarto Y, M.Hum. selaku dosen peneuji ketiea yane

telah bersedia menjadi dosen peneuji pada pertaneeunejawaban skripsi ini.

4. Rm. FX. Alip Suwito, Pr. selaku Romo Paroki Santa Theresia Lisieux Boro

yane telah memberi ijin tempat penelitian.

5. Bapak Antonius Budi Prayitno selaku ketua linekunean Santo Yohanes

Balone yane telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian bersama umat di linekunean.

6. Para keluarea Katolik di linekunean Santo Yohanes Balone yane bersedia

menerima penulis denean hati terbuka serta bersedia menjadi responden

dalam penelitian sehineea dapat membantu penulis dalam proses penulisan

skripsi ini.

7. Temangteman anekatan 2010 yane denean caranya masinegmasine telah

mendukune serta memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yane telah berperan dalam proses studi, khususnya dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

seeala macam kekuranean. Oleh karena itu, denean rendah hati dan terbuka

penulis menerima kritik maupun saran yane membaneun demi penyempurnaan

(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB II. KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI BENTUK PEMBINAAN IMAN UMAT ... 9

A. Pokokgpokok Katekese Pada Umumnya ... 9

1. Peneertian Katekese... 9

2. Tujuan Katekese ... 13

3. Isi Katekese ... 15

4. Sifat Katekese ... 17

5. Pelaku Katekese ... 18

(15)

xiii

4. LanekahgLanekah Katekese Model Shared Christian Praxis ... 27

a. Lanekah pertama: Peneunekapan Penealaman Hidup Faktual 27 b. Lanekah kedua: Refleksi Kritis Penealaman Hidup Faktual .. 28

c. Lanekah ketiea: Meneusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjanekau………. 29

d. Lanekah keempat: Interpretasi/Tafsir Dialektis Antara Tradisi dan Visi Kristiani denean Tradisi dan Visi Peserta .... 30

e. Lanekah kelima: Keterlibatan Baru demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia ... 31

C. Pembinaan Iman Umat ... 31 BAB III. GAMBARAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO…….. 42

A. Gambaran Umum Paroki Santa Theresia Lisieux Boro dan Linekunean Santo Yohanes Balone………. 43

1. Sejarah Sinekat Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 43

a. Benih Iman Katolik di Wilayah Kalibawane Sebaeai Cikalgbakal Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 43

(16)

xiv

c. Gereja Boro Dalam Situasi Politik Yane Kacau ... 48

d. Gereja Boro Memberdayakan Linekunean Sebaeai Basis Reksa Pastoral ... 48

e. Wajah Gereja Boro Memasuki Milenium IIIgSekarane ... 49

2. Visi dan Misi Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 50

a. Visi ... 50

b. Misi ... 52

3. Letak dan BatasgBatas Geoerafis Paroki Santa Theresia Lisieux Boro………... 53

a. Batasgbatas teritorial Paroki Santa Theresia Lisieux Boro meliputi ... 54

b. Batasgbatas Wilayah Pemerintahan meliputi ... 54

4. Daftar Wilayah dan Linekunean Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 54

B. Situasi Umum Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone……….. 55

1. Situasi Umat katolik Linekunean Santo Yohanes Balone ... 55

2. Pembaeian Blok dalam Linekunean Santo Yohanes Balone .... 56

3. Jumlah dan Susunan Umat Linekunean Santo Yohanes Balone 56 4. Kekhasan Umat Katolik Linekunean Santo Yohanes Balone ... 57

5. Letak dan Batasgbatas Geoerafis Linekunean Santo Yohanes Balone……… 57

6. Keeiatan Umat di Linekunean Santo Yohanes Balone ... 58

7. Hubunean umat Katolik Linekunean Santo Yohanes Balone denean Aeamagaeama Lain ... 59

8. Faktor yane Mendukune dan Menehambat Umat Linekunean Santo Yohanes Balone dalam pembinaan iman ... 59

C. Penelitian Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat di Linekunean Santo Yohanes Stasi SantoYusup Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro………. 60

(17)

xv

1. Gambaran pemahaman umat terhadap pokokgpokok katekese umat linekunean Santo Yohanes, Stasi Santo Yusup Balone, Paroki Santa Theresia Lisieux Boro ... 65

2. Gambaran pelaksanaan pembinaan iman serta buahgbuah yane dapat diambil oleh umat melalui katekese ... 75

3. Gambaran faktorgfaktor yane mendukune dan menehambat pembinaan iman ... 79

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

1. Gambaran pemahaman umat tentane pokokgpokok katekese umat linekunean Santo Yohanes, Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro………... 84

2. Gambaran pelaksanaan pembinaan iman serta buahgbuah yane dapat diambil oleh umat melalui katekese ... 87

3. Gambaran faktorgfaktor yane mendukune dan menehambat pembinaan iman………. 88

F. Kesimpulan Penelitian ... 91

BAB IV. SHARED CHRISCIAN PRAXIS SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YOHANES STASI SANTO YUSUP BALONG PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO………. 93

A. Kelebihan Shared Christian Praxis ... 94

(18)

xvi

C. Usulan Proeram Kaderisasi Pemandu Katekese Denean Katekese

Model Shared Christian Praxis Sebaeai Usaha Untuk

Meninekatan Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat……….. 96

1. Latar Belakane ... 96

2. Tujuan Pendampinean……… 98

3. Pemilihan Materi ... 98

4. Pelaksanaan Proeram Pendampinean………. 98

5. Matriks Usulan Proeram Kaderisasi Pemandu Katekese Denean Katekese Model Shared Christian Praxis... 100

6. Contoh Persiapan Pelaksanaan Pendampinean Pemandu Katekese Linekunean Santo Yohanes Balone denean Meneeunakan Katekese Model Shared Christian Praxis……... 106

a. Identitas Pertemuan ... 106

b. Pemikiran Dasar ... 107

c. Peneembanean LanekahgLanekah ... 108

BAB V. PENUTUP ... 119

A. KESIMPULAN ... 119

B. SARAN ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN ... 124

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ... [1]

Lampiran 2: Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian ... [2]

Lampiran 3: Kuesioner Penelitian ... [3]

(19)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Kitab Suci

Seluruh sinekatan Kitab Suci dalam skripsi ini meneikuti Alkitab

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru yane

diseleneearakan oleh Lembaea Alkitab Indonesia, LAI, 2009.

B. Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Cradendae (Penyeleneearaan Katekese), Anjuran

Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup,

Klerus, dan seeenap umat beriman tentane katekese masa kini,16

Oktober 1979.

DV : Dei Verbum, Konstitusi Doematis Konsili Vatikan II tentane

Wahyu Illahi, 21 November 1964

KGK : Katekismus Gereja Katolik

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Doematis Konsili Vatikan II Tentane

Gereja, 21 November 1964.

C. Daftar Singkatan Lain

APP : Aksi Puasa Pembaneunan

ARDAS : Arah Dasar Keuskupan Aeune Semarane

Art : Artikel

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

Bpk : Bapak

(20)

xviii

Kab : Kabupaten

KAS : Keuskupan Aeune Semarane

Kec : Kecamatan

KK : Kepala Keluarea

KLMTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tersinekir dan Difabel

KWI : Konfrensi Wali Gereja Indinesia

Mer : Monseignor

PAK : Pendidikan Aeama Katolik

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan SegIndonesia

PPDP : Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki

Pr : Projo

RAPB : Rencanan Aneearan Pendapatan dan Belanja

SCP : Shared Christian Praxis

SJ : Serikat Jesus

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di teneahgteneah kehidupan paroki saat ini, penulis melihat keterlibatan

umat dalam hidup meneeereja sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

keaktifan umat dalam keeiatan baik di paroki maupun linekunean seperti pada

perayaan ekaristi bersama setiap hari Mineeu, misa Jumat pertama dan juea doa di

linekunean, yane berupa pendalaman iman dan doa Rosario. Selain itu juea

dalam hal peneembanean iman umat di paroki Santa Teresia Lisiux Boro, umat

juea membuka diri untuk menerima para mahasiswa yane datane untuk praktek

berkatekese.

Penulis juea mendapatkan kesan tentane situasi umat Linekunean Santo

Yohanes Balone yane akan menjadi subyek kajian dan penelitian sekripsi ini.

Umat yane ada di Linekunean Santo Yohanes Balone dalam peneamatan penulis,

meski dalam kehidupan seharighari umat serine kali disibukkan denean pekerjaan

dan aktifitas mereka masinegmasine, namun hidup meneeereja mereka juea tidak

dilupakan. Penulis melihat keterlibatan umat dalam hidup meneeereja selain

meneikuti Ekaristi pada setiap hari mineeunya maupun perineatan harighari yane

dirayakan umat juea aktif dalam doa linekunean, doa rosario, pendalaman APP.

Namun yane masih menjadi keprihatinan bersama dalam pendalaman iman yaitu

umat masih eneean untuk mensharinekan maupun membaeikan penealaman iman

(22)

membaeikan penealaman imannya jika salah atau kurane sesuai seperti yane

diharapkan. Pendalaman iman memane sudah berjalan namun partisipasi umat

masih perlu ditinekatkan.

Melihat kenyataan yane ada, penulis tereerak untuk meninekatkan kualitas

pelaksanaan pembinaan iman umat Linekunean Santo Yohanes Balone euna

meninekatkan partisipassi umat dalam proses katekese denean menawarkan

model berkatekese yane dapat meninekatkan partisipasi umat. Model pembinaan

iman yane penulis tawarkan adalah mode SCP (Shared Christian Praxis). Sebaeai

salah satu bentuk pembinaan iman, model ini diharapkan dapat meneeerakkan

umat untuk semakin menehayati imannya, sehineea pada akhirnya umat sampai

pada perkembanean iman baik di linekunean maupun di paroki. SCP penulis pilih

sebaeai model pembinaan iman dikarenakan SCP lebih meneedepankan tiea aspek

yaitu Shared Christian Praxis. Sharine iman maupun berbaeai penealaman hidup

yane sudah direfleksikan yane kemudian menjadi penealaman iman. Dari

penealaman iman yane dibaeikan lewat sharine menjadi harta kekayaan iman

yane suneeuhgsuneeuh dapat membantu dalam menehayati iman dari setiap

pribadi yane kemudian dapat diwujudnyatakan dalam kehidupan seharighari demi

perkembanean iman, sehineea nilaignilai kerajaan Allah dapat terwujud.

Umat Linekunean Santo Yohanes Balone merupakan persekutuan umat

beriman. Melalui kebersamaan dalam hidup meneeereja, candagtawa, teeurgsapa,

mereka suneeuh dapat menehayati cinta kasih Allah yane nyata. Penulis dapat

menyaksikan perwujudan iman umat dapat terunekap di dalam sikap saline

(23)

Lebih lanjut laei penulis melihat umat Linekunean Santo Yohanes Balone

meskipun sudah cukup rutin melaksanakan doagdoa linekunean maupun keeiatan

yane lainnya, melalui wawancara denean umat sewaktu penulis melakukan

kunjunean dan meneikuti pendalaman iman, umat meneharapkan adannya model

katekese yane kirannya dapat membantu mereka meninekatkan partisipasi dalam

keeiatan katekese maupun pendalaman iman. Umat berharap lebih berani dalam

membaeikan penealaman imannya tanpa ada keraeugraeuan laei dan yane

terpentine dapat membantu umat linekunean dalam menehayati imannya.

Berdasarkan latar belakane di atas, penulis berniat mempelajari lebih

dalam laei melalui skripsi ini denean judul “Katekese Model SCP Sebagai Salah Satu Usaha Peningkatan Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat Lingkungan Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro”.

B. Rumusan Masalah

Denean melihat latar belakane pada penulisan ini, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebaeai berikut :

1. Apa hubunean katekese model SCP denean pembinaan iman?

2. Sejauh mana umat Linekunean Santo Yohanes Balone melakukan pembinaan

iman?

3. Baeaimana katekese model SCP dieunakan untuk meninekatkan pembinaan

(24)

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yane hendak dicapai dalam proses penulisan ini adalah sebaeai

berikut :

1. Memberi eambaran katekese model SCP sebaeai sarana pembinaan iman umat

Linekunean Santo Yohanes Balone

2. Membantu umat Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki

Santa Theresia Lisieux Boro meninekatkan partisipasi umat dalam proses

katekese model SCP.

3. Katekese model SCP membantu umat supaya berani dalam membaeikan

penealaman hidup, sehineea umat dapat menealami perubahan sikap hidup

dan dapat semakin menehayati penealaman imannya.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan “Katekese Model SCP Sebaeai Salah Satu

Usaha Peninekatan Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat Linekunean Santo

Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro” sebaeai

berikut :

1. Umat Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa

Theresia Lisieux Boro mendapat pemahaman katekese model SCP sebaeai

usaha meninekatkan pelaksanaan pembinaan iman dalam meneembanekan

kehidupan rohaninya.

2. Umat Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa

(25)

sendiri maupun bersama, sehineea partisipasi umat baik di linekunean

maupun paroki dapat berkembane.

3. Supaya umat Linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki

Santa Theresia Lisieux Boro semaki berani dalam membaeikan penealaman

hidup imannya kepada sesama, sehineea saline meneeuhkan satu sama lain

dan semakin berkembane dalam iman.

4. Penulis dapat memperoleh peneetahuan dan pemahaman tentane katekese

model SCP sebaeai salah satu usaha peninekatan pelaksanaan pembinaan

iman.

5. Diharapkan juea penulisan ini dapat menjadi bahan referensi untuk lebih

meninekatkan kualitas pembinaan iman umat beriman kristiani di manapun.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis meneeunakan metode deskriptif

analitis yaitu metode yane meneeambarkan dan memaparkan datagdata yane

diperoleh melalui penelitian dan studi pustaka untuk menarik sebuah kesimpulan.

Penulis meneeunakan metode deskriptif analitis untuk memperoleh eambaran

meneenai katekese model SCP sebaeai salah satu usaha peninekatan pelaksanaan

pembinaan iman umat linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone

Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Dalam penelitian ini, penulis meneeunakan

kuesioner sebaeai peneumpulan data. Kuesioner ialah daftar pertanyaan atau

(26)

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini meneambil judul “Katekese Model SCP Sebaeai Salah Satu

Usaha Peninekatan Pelaksanaan Pembinaan Iman Umat Linekunean Santo

Yohanes Stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa Theresia Lisieux Boro” yane

diuraikan dalam lima bab:

Bab I pada baeian ini berisi pendahuluan yane terdiri dari latar belakane

penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II pada baeian ini akan meneuraikan katekese model SCP sebaeai

bentuk pembinaan iman umat yane terbaei dalam empat baeian pembahasan.

Baeian pertama meneuraikan pokokgpokok katekese pada umumnya yane

meliputi: peneertian, isi, tujuan, sifat, pelaku katekese. Baeian kedua meneuraikan

Shared Christian Praxis (SCP) sebaeai model katekese, yane diawali denean

penjelasan dari Thomas H. Groome itu sendiri sebaeai pencetus katekese model

SCP, kemudian masuk pada penjelasan katekese model SCP, tujuan, serta

lanekahglanekah katekese model SCP. Baeian ketiea membahas meneenai

pembinaan iman umat yane meliputi: peneertian, tujuan pembinaan iman. Baeian

keempat akan dijelaskan SCP sebaeai bentuk peneembanean iman umat sekalieus

menjadi baeian penutup dari bab ini.

Bab III meneuraikan eambaran pelaksanaan pembinaan iman umat

Linekunean Santo Yohanes stasi Santo Yusup Balone Paroki Santa Theresia

Lisieux Boro dalam menehidupi imannya yane terbaei dalam enam pembahasan.

(27)

meliputi sejarah sinekat Paroki Santa Theresia Lisieux Boro, visi dan misi, letak

dan batasgbatas eeoerafisnya, daftar wilayah dan linekunean. Baeian kedua berisi

situasi umum umat linekunean Santo Yohanes Balone meliputi situasi umat

Katolik linekunean Santo Yohanes Balone, pembaeian blok dalam linekunean,

jumlah dan susunan umat linekunean, kekhasan umat katolik Santo Yohanes

Balone, letak dan batasgbatas eeoerafisnya, keeiatan umat linekunean Santo

Yohanes Balone, hubunean umat Katolik denean aeamagaeama lain serta faktorg

faktor yane mendukune dan menehambat umat linekunean Santo Yohanes Balone

dalam pembinaan iman. Baeian ketiea menyampaikan penelitian pelaksanaan

pembinaan iman umat di linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balone

Paroki Santa Theresia Lisieux Boro, yane meliputi latar belakane penelitian,

tujuan, jenis, instrumen, responden, tempat dan waktu, variabel penelitian baeian

keempat berisi laporan hasil penelitian. Kelima berisi pembahasan hasil

penelitian. Baeian keenam merupakan kesimpulan.

Bab IV membahas Shared Christian Praxis sebaeai usaha untuk

meninekatkan pelaksanaan pembinaan iman umat linekunean Santo Yohanes

Stasi Santo Yusup Paroki Santa Theresia Lisieux Boro. Bab ini terbaei dalam tiea

pembahasan. pada baeian pertama akan dijelaskan kelebihan dari Shared

Christian Praxis. Baeian kedua berisikan alasan diadakannya kaderisasi pemandu

katekese sebaeai usaha peninekatan pelaksanaan pembinaan iman umat. Baeian

ketiea berisi usulan proeram kaderisasi pemandu katekese. Baeian ini meliputi

latar belakane, tujuan pendampinean, pemilihan materi, matriks proeram

(28)

baei pemandu katekese Linekunean Santo Yohanes Balone denean meneeunakan

katekese modelShared Christian Praxis.

Bab V merupakan bab terakhir sekalieus sebaeai penutup dari keseluruhan

pembahasan meneenai katekese model SCP sebaeai salah satu usaha peninekatan

pelaksanaan pembinaan iman umat linekunean Santo Yohanes Stasi Santo Yusup

(29)

BAB II

KATEKESE MODEL SCP

SEBAGAI BENTUK PEMBINAAN IMAN UMAT

Pada bab dua ini akan diuraikan pokokgpokok katekese, Shared Christian

Praxis sebaeai model katekese, pembinaan iman umat dan SCP sebaeai jalan

peneembanean iman umat yane terbaei dalam empat baeian dan merupakan

tindak lanjut dari bab sebelumnya. Kedudukan bab ini memiliki peranan pentine

dalam keseluruhan penulisan skripsi. Baeian pertama meneuraikan pokokgpokok

katekese pada umumnya yane meliputi: peneertian, tujuan, isi, sifat, pelaku

katekese. Kemudian pada baeian kedua penulis meneuraikan Shared Christian

Praxis (SCP) sebaeai model katekese yane diawali denean penjelasan siapa

Thomas H. Groome itu sendiri sebaeai pencetus katekese model SCP, kemudian

masuk pada penjelasan katekese model SCP, tujuan, serta lanekahglanekah

katekese model SCP. Penulis pada baeian ketiea akan meneuraikan pembinaan

iman umat yane meliputi: peneertian, tujuan pembinaan iman. Pada baeian empat

penulis menjelaskan SCP sebaeai jalan peneembanean iman umat dan sekalieus

menjadi baeian penutup dari bab ini.

G. Pokok-pokok Katekese Pada Umumnya 1. Pengertian Katekese

Dewasa ini terdapat banyak peneertian katekese, hal tersebut dikarenakan

(30)

sampaikan peneertian katekese menurut pandanean dokumengdokumen Gereja

dan para ahli.

Dalam Anjuran Apostolik Catechesi Cradendae Paus Yohanes Paulus II

mendefinisikan katekese sebaeai:

[…pembinaan anakganak, kaum muda, dan orane dewasa dalam iman, yane khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yane pada umumnya diberikan secara oreanis dan sistematis, denean maksud menehantar para pendenear memasuki kepenuhan hidup Kristen] (CT, art. 18).

Menurut peneertian tersebut, kiranya Bapa Paus meneearisbawahi tiea kata

kunci, yaitu katekese adalah pembinaan dalam iman, penyampaian ajaran Kristen

secara oreanis dan sistematis, serta kepenuhan hidup Kristen. Katekese ialah

pembinaan dalam iman. Pembinaan merupakan salah satu usaha untuk

peneembanean sikap atau perilaku menuju kearah yane lebih baik. Dapat

dikatakan juea bahwa pembinaan iman merupakan suatu usaha yane bertujuan

meneembanekan sikap dan perilaku umat Kristiani baik anakganak, orane muda

maupun orane dewasa menuju pada kedewasaan iman. Cirigciri kedewasaan iman

Kristiani yaitu: pertama, iman yane dewasa nampak kreatif, tidak lesu atau ikutg

ikutan saja. Jauh dari perasaan takut menehadapi situasi baru, selalu

mempereunakan imannya sebaeai sumber yane terusgmenerus memberi motivasi

baru, penafsiran baru, inisiatif baru. Denean demikian orane yane memiliki iman

yane dewasa tidak memiliki perasaan takut terhadap perubahan, tetapi

menaneeapinya denean senyuman sebaeai suatu perkembanean yane hidup.

Kedua, iman yane dewasa terbuka akan dialoe dan perbedaan, tidak cepat puas

(31)

menehadapi perbedaan faham atau sikap, tetapi menaneeapinya sebaeai sesuatu

yane dapat memurnikan dan memperkaya imannya. Iman menjadi pusat hidup

kepribadian seseorane, dalam keseluruhan tinekah lakunya. Iman senantiasa

menjadi referensi utama. Iman yane dewasa berkembane secara seimbane baik

pikiran maupun prilaku secara harmonis (Adisusanto, 1995: 17g18).

Menurut Paus Yohanes Paulus II isi katekese yane inein disampaikan yaitu

ajaran Kristiani, yane dikomunikasikan adalah iman Kristiani. Ajaran iman

Kristiani yane dimaksud disini adalah kabar eembira tentane Yesus Kristus dan

Tradisi Gereja. Tradisi Gereja yane disampaikan dalam katekese haruslah tetap

setia menyajikan keseluruhan kekayaan warisan iman Kristiani kepada umat

beriman yane dilaksanakan secara oreanis dan sistematis. Dikatakan oreanis

karena dalam pelaksanaannya memiliki keterkaitan antara tema yane satu denean

yane lainnya, baik dalam Kitab Suci maupun Tradisi sehineea katekese menjadi

keseluruhan yane hidup dan tidak terpotonegpotone. Secara sistematis artinya

katekese suneeuh dipersiapkan, dilaksanakan secara teratur sesuai denean

kebutuhan jemaat euna menehantar para pendenear memasuki kepenuhan hidup

Kristen (Heryatno, 2014: art. 21).

Tujuan katekese di atas adalah kepenuhan hidup Kristen. Hal ini

dimaksudkan aear orane beriman Kristen dapat hidup berdasarkan teladan Yesus

sendiri sehineea sampai kepada kesempurnaan iman secara penuh sesuai denean

kepenuhan Kristus.

PKKI II mendefinisikan katekese sebaeai komunikasi iman atau tukar

(32)

Denean komunikasi iman para peserta saline meneeuhkan dan meneuatkan

menuju pada perkembanean hidup. Katekese umat ini berpusat pada hidup peserta

yaitu katekese dari umat, oleh umat dan untuk umat. Katekese semacam ini

maksudnya ialah katekese yane berasal dari umat, oleh karenanya umat yane

meneusahakan suatu pertemuan dan merencanakan tema pertemuan, memilih

metode yane dieunakan, hineea proses plaksanaannya dilakukan bersama oleh

umat. Dalam proses katekesenya yane melaksanakan adalah umat itu sendiri.

Umat berproses bersama, meneeali dan membaei penealaman hidup mereka yane

selanjutnya diresapi dan direfleksikan sehineea dapat menjadi penealaman iman

yane berharea baei perkembanean iman umat sendiri.

Menurut Dr. Marinus Telaumbanua seperti yane dikutip oleh Rukiyanto

(2012: 59) kata katekese berasal dari bahasa Yunani “Katekeo” yane berarti

membuat bereema. Istilah ini kemudian dieunakan oleh umat Kristiani menjadi

istilah khusus dalam bidane pewartaan. Dalam kaitannya denean katekese istilah

tersebut diartikan sebaeai peneajaran, pendalaman, dan pendidikan iman aear

orane semakin dewasa dalam iman. Dalam Kitab Suci terdapat sejumlah kata

yane berhubunean denean arti katekese yane berarti membuat bereema,

menyebabkan sesuatu yane bereaune. Kata katekese ini ditemukan dalam Luk 1:4

(diajarkan), Kis 18:25 (peneajaran dalam jalan Tuhan), Kis 21:21 (meneajar),

Rom 2:18 (diajar), 1Kor 14:19 (meneajar), Gal 6:6 (peneajaran). Dalam konteks

ini, katekese dimeneerti sebaeai peneajaran, pendalaman, dan pendidikan iman

(33)

Menurut Adisusanto (1995:1) katekese merupakan salah satu bentuk

pewartaan sabda dalam Gereja dan oleh karena itu meneambil baeian dalam

karya kenabian Kristus. Katekese menjadi tueas dan taneeunejawab seluruh

warea Gereja. Katekese merupakan pewartaan serta kesaksian atas karya

penyelamatan Allah yane membebaskan dalam Kristus dan sekalieus merupakan

penafsiran atas hidup seharighari.

Dari rumusan peneertian katekese di atas, menjadi jelas bahwa betapa

pentinenya karya katekese dalam usaha peneembanean, pendalaman, dan

penehayatan hidup beriman Kristiani. Telaumbanua menambahkan katekese

merupakan usaha pihak Gereja yane dapat membantu umat beriman untuk tumbuh

dalam iman yane dewasa dan dapat mencapai suatu kepenuhan hidup dalam

Kristus sendiri (1999: 5). Hal serupa juea diteeaskan kembali oleh Huber bahwa

katekese merupakan usaha pembinaan iman umat yane secara teratur dan

terencana (1981: 18).

2. Tujuan Katekese

Tujuan katekese adalah membantu umat beriman untuk mewujudkan

Gereja yane berpusat pada Yesus Kristus dan dapat diwujudkan dalam kehidupan

umat di teneah masyarakat. Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran

Apostoliknya, Catechesi Cradendae menjelaskan tiea tujuan katekese. Tujuan

katekese yane pertama ialah meneajak umat untuk mendalami misteri Kristus

dalam seeala dimensinya: untuk menunjukkan kepada semua orane akan makna

(34)

untuk mendalami misteri Kristus yakni peneorbanan yane dilakukangNya demi

sebuah penebusan atas dosa dan kesalahan yane diperbuat manusia, melalui

penderitaan dan wafatgNya di kayu Salib menunjukkan kasih sejati dan kemudian

banekit dalam kemuliaan. Tujuan katekese menehubunekan umat denean Yesus

Kristus dan meneundane umat untuk masuk pada persekutuan yane mesra

deneangNya. Hubunean mesra yane terjalin denean Yesus Kristus meneajak kita

untuk lebih dekat deneangNya dan makin beriman kepada Kristus.

Tujuan katekese yane kedua yakni meneembanekan iman yane baru mulai

berkembane menuju pada kepenuhan serta semakin memantapkan hidup umat

beriman baik yane muda maupun yane tua. Lebih dalam laei dapat dikatakan

bahwa tujuan katekese ialah menjadi tahap peneajaran dan pendewasaan iman.

Artinya denean iman seseorane menuju pada pertobatan dan semakin meneenal

pribadi Kristus yane menjadi tumpuan dan peeanean hidupnya (CT, art. 20).

Tujuan katekese yane ketiea ialah meneembanekan iman menuju pada

kedewasaan iman sehineea iman umat sampai pada kematanean iman dan siap

diutus sebaeai saksi Kristus secara bertaneeunejawab (CT, art. 25).

Lalu (2007: 13) meneeaskan kembali hasil pertemuan PKKI II yane

merumuskan bahwa tujuan katekese yaitu:

a. Supaya dalam terane Injil kita semakin meresapi arti penealamangpenealaman kita seharighari;

b. Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin mentaati kehendakg Nya dalam kenyataan hidup seharighari;

c. Denean demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, meneamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup Kristiani kita;

d. Pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin teeas mewujudkan tueas Gereja setempat dan meneokohkan Gereja semesta;

(35)

Tujuan komunikasi iman yane dirumuskan dalam PKKI II ini memiliki

tiea sudut pandane yaitu peserta secara pribadi, Gereja dan masyarakat. Tujuan

komunikasi iman yane berasal dari umat yane dimaksud adalah supaya dalam

terane Injil, peserta dapat semakin meresapi penealamangpenealaman hidup

seharighari supaya iman umat dapat semakin tumbuh dan berkembane, dan

semakin mencintai Kristus yane membawa pada pertobatan dan semakin

menyadari akan kehadirangNya di dalam hidup seharighari. Denean demikian

umat semakin sempurna dalam beriman, berharap, meneamalkan cinta kasih dan

semakin dikukuhkan dalam hidup bersama.

Komunikasi iman juea bertujuan baei Gereja yaitu supaya umat makin

bersatu denean Kristus, makin menjemaat, makin teeas mewujudkan tueas Gereja

setempat dan semakin meneokohkan Gereja semesta. Di teneah masyarakat luas

komunikasi iman bertujuan mendewasakan iman umat sehineea umat siap diutus

dan memiliki kesaneeupan memberikan kesaksian tentane Kristus dalam hidup

seharighari (Lalu, 2007: 13).

3. Isi Katekese

Dalam katekese kita bersaksi tentane iman akan Yesus Kristus. Isi pokok

katekese adalah seluruh hidup Yesus Kristus sendiri, mulai dari peristiwa

inkarnasi, karya, sabda, dan seluruh peristiwa paskahgNya (CT, art. 5g6). Kristus

diimani sebaeai kepenuhan wahyu Allah kepada manusia. Misteri hidup Yesus

(36)

usaha bersama untuk saline meneenal, memahami, dan percaya padagNya yane

merupakan jalan kebenaran dan kehidupan (Yoh 14:6).

Isi katekese dari keseluruhan warta Injil merupakan Kabar Gembira. Kabar

Gembira yane dimaksud adalah karya penyelamatan, yane telah didenear sekali

maupun ratusan kali dan telah diterima denean setulus hati, dan secara terusg

menerus dilaksanakan dan didalami melalui refleksi katekese akan meranesane

umat secara nyata (CT, art. 26). Tueas pokok katekese mewartakan Kabar

Gembira penyelamatan dan pembebasan umat manusia, dan tueas pokok Gerejag

Nya melaksanakan karya Yesus di teneah dunia (Hutabarat, 1983: 48). Katekese

akan selalu meneeali isinya dari sumber hidup yakni sabda Allah yane disalurkan

dalam Tradisi dan Kitab Suci karena kedua unsur tersebut merupakan sabda Allah

yane dipercayakan kepada Gereja. Seperti diineatkan oleh Konsili Vatikan II,

yane menehendaki supaya pelayan sabda mendorone menuju pada kekudusan

melalui sabda Kitab Suci (CT, art. 27).

Katekese bersumber dari penealaman iman umat. Katekese tidak dapat

dipisahkan dari peenealaman konkret umat, karena katekese memiliki sifat yane

umat sentris. Katekese sebaeai komunikasi iman merupakan proses yane berasal

dari umat sendiri. Maka proses katekese bertolak dari penealaman konkret peserta

itu sendiri yaitu penealaman iman yane terjadi dalam hidup seharighari.

Isi katekese sesuai denean citagcita yane diharapkan umat yaitu harapan

untuk saline memperhatikan, saline memperkaya iman dalam penealaman, dan

(37)

setiap umat merasa diterima dan dihareai, sehineea umat merasa terbantu untuk

meneembanekan hidup berimannya.

Katekese senantiasa membawa peserta untuk terlibat aktif dalam berbaei

penealaman dalam terane iman. Maka dari itu katekese disebut juea sebaeai

komunikasi iman. Denean semakin banyak peserta membaeikan penealaman iman

mereka maka akan semakin menjadi Gereja communio yane nyata hadir di teneah

hidup peserta dan semakin memperkembanekan iman peserta. Denean

menekomunikasikan hidup nyata, katekese menjadi suneeuh kontekstual dan

terbuka sehineea kerajaan Allah dapat terwujud baik di dalam Gereja maupun

masyarakat (KWI, 2002: 11g13).

4. Sifat Katekese

Katekese memiliki dua sifat mendasar yaitu Kristosentris dan Umatsentris,

kedua sifat tersebut saline berhubunean erat. Katekese bersifat Kristosentris

maksudnya ialah katekese yane berpusat pada Kristus, jantune hati dan pelaku

katekese ialah pribadi Yesus Kristus sendiri. Isi dan tujuannya ialah Yesus

Kristus, dalam katekese Kristus adalah poros iman (CT, art. 5g6). Sedanekan

katekese yane bersifat umatsentris ialah katekese yane berasal dari umat, katekese

yane bertolak dari penealaman konkret umat itu sendiri yaitu penealaman iman

yane terjadi dalam hidup seharighari. Umat bersaksi tentane iman akan Yesus

Kristus. Yane berkatekese ialah umat, artinya semua orane beriman yane secara

pribadi memilih Kristus. Kristus menjadi pola hidup pribadi dan pola hidup

(38)

imannya secara makin sempurna. Katekese haruslah berpusat pada kedua sifatnya

yane Kristosentris dan umatsentris (Lalu, 2007: 12). Hubunean antara sifat

umatsentris dan kristosentris yakni umat yane beriman kepada Kristus dan Kristus

sebaeai jantune dari katekese. Dalam katekese yane dikomunikasikan adalah

penealaman iman akan Yesus Kristus.

Seirama denean sifat katekese di atas Setyakarjana menambahkan bahwa

katekese juea bersifat biblis dan situasional serta berpusat pada Kristus dan

hendaknya dapat memberikan penearahan tentane tata hidup orane beriman aear

semakin memantapkan diri bahwa katekese yane dilaksanakan bukan hanya

sekedar sebaeai tambahan dan selinean dalam hidup, melainkan demi perubahan

hidup baik pribadi maupun hidup masyarakat (1976: 11).

5. Pelaku Katekese

Paus Yohanes Paulus II dalam anjuran Apostoliknya Catechesi Cradendae

meneatakan bahwa tueas dan taneeunejawab dalam memberikan pendidikan

keaeamaan dan latihan baei peneembanean kehidupan manusia seturut Injil

merupakan tueas Gereja yane paline mendasar (CT, art. 62). Dokumen ini

ditujukan kepada semua orane yane termasuk aneeota Gereja untuk

bertaneeunejawab atas kelanesunean katekese. Katekese bukan hanya menjadi

taneeunejawab sekelompok orane dalam Gereja melainkan keberhasilan dalam

proses pelaksanaanya senantiasa didukune oleh semua aneeota Gereja.

Sejalan denean yane dikatakan Paus Yohanes Paulus II dalam anjuran

(39)

merupakan komunikasi iman. Katekese yane berasal dari umat, oleh umat dan

dilaksanakan oleh umat. Artinya seluruh aneeota Gereja baik awam maupun kaum

tertabis memiliki taneeunejawab terhadap katekese. Pelaksana karya katekese

ialah seluruh umat beriman akan Yesus Kristus. Karya pastoral tidak dapat

berjalan sendiri melainkan saline bersinerei denean seluruh aneeota Gereja.

Setiap aneota Gereja memiliki anuerahnya tersendiri dalam hal pelayanan

katekese. Melalui anuerahgNya, masinegmasine aneeota Gereja yane melibatkan

diri dalam pelayanan katekese akan memberikan hasil yane baik pula sebaeai

tuaian dalam katekese. Maka supaya katekese dapat berjalan denean baik perlu

adanya kerjasama dari setiap pelaksana katekese itu sendiri (1979: 145).

Para imam sebaeai pembantu uskup disebut sebaeai “euru iman”

senantiasa mampu membanekitkan diri baei peneembanean jemaat dalam iman,

di paroki, sekolah maupun kelompokgkelompok tertentu. Gereja meneharapkan

supaya para imam tidak meneabaikan tueas dan taneeunejawab mereka dalam

memberikan katekese yane teratur dan terencana denean baik (CT, art. 64).

Para relieius (biarawan/biarawati) juea memiliki peran pentine dalam

menyeleneearakan katekese. Diharapkan kedua belah pihak baik para imam

maupun para relieius bersamagsama membawa warna yane cerah dalam proyekg

proyek pastoral Gereja (CT, art. 65).

Dalam hal ini para katekis awam juea menjadi penentu keberhasilan

pelaksanaan katekese, terkadane karya para katekis dianeeap paline sederhana

(40)

Berarti bahwa tidak banyak yane meneetahui sesuneeuhnya para katekis memiliki

peran yane saneat pentine dalam usaha peneembanean iman umat (CT, art. 66).

Katekis sebaeai pelayan katekese dapat dibedakan menjadi dua yaitu

katekis full time (purna waktu) dan part time (paruh waktu). Katekis full time

(purna waktu) adalah katekis profesianal yane memiliki keahlian di bidane

kateketik serta memiliki tueas pokok dalam bidane pewartaan. Katekis full time

(purna waktu) adalah mereka yane memiliki kesaneeupan diri untuk terlibat

penuh dalam tueas pelayanan Gereja dalam membimbine dan membina umat

untuk dapat meneembanekan imannya. Sedanekan katekis part time (paruh

waktu) adalah mereka yane denean seeala kesibukannya menyediakan waktu

untuk ikut ambil baeian dalam tueas pastoral di teneah umat sebaeai seorane

katekis namun bukan menjadi tueas pokok (Huber, 1979: 155g156).

Denean demikian selayaknya para pembina iman dapat saline bersinerei

membaneun relasi yane baik dan dapat bekerja sama denean semua aneeota

Gereja dan masyarakat untuk mewujudkan penyeleneearaan katekese yane tepat

euna mencapai tujuannya mematanekan kehidupan beriman seluruh aneeotannya.

H. Shared Christian Praxis (SCP) Sebagai Model Katekese 1. Thomas H. Groome: Pencetus Katekese Model SCP

Thomas H. Groome lahir di daerah Kildare, Irlandia. Ayahnya bernama

Terence P Groome dan ibunya bernama Mareare Flood. Groome memiliki saudara

lakiglaki bernama Bernard Groome bersama istrinya, Dorine Dwiyer yane mana

(41)

Christian Religious Education (Groome, 2010: xxii). Groome dibesarkan dalam

keluarea dan tradisi iman Kristiani yaitu Katolik. Groome juea pernah

meneenyam pendidikan seminari (tempat pendidikan calon pastor). Saat masih

menjadi mahasiswa teoloei. Groome juea menjadi seorane euru aeama di

seminari (Groome, 2010: xiii). Groome menceritakan kembali penealamannya

dalam peneantar buku “Pendidikan Aeama Kristen, Berbaei Cerita dan Visi Kita”,

bahwa:

Pada bulan September 1966, saya melanekah kedalam kelas aeama untuk pertama kalinnya menjadi euru. Tepatnya adalah disebuah sekolah meneneah anak lakiglaki Katolik. Saya adalah seorane mahasiswa teoloei tahun ketiea disebuah seminari yane dekat denean sekolah tersebut, dan mereka adalah praktikum pelayanan saya selama satu tahun. Mata pelajarannya yane hanya diberinama Religion III (aeama III), direncanakan bertemu tiea kali semineeu selama empat puluh lima menit (Groome, 2010: xiii).

Setelah menamatkan pendidikan seminari di St. Patrick’s College di

Carlow, Irlandia (1968), beberapa tahun kemudian Groome menyelesaikan

pendidikan MA di Universitas Fordham dalam bidane Pendidikan Aeama. Setelah

menyelesaikan pendidikan Master, Groome melanjutkan pendidikan doktornya di

universitas Columbia dalam bidane Teoloei dan Pendidikan.

Groome memiliki eelar doktor dari Union Cheological Seminary,

Columbia University. Dia telah meneajar PAK di beberapa neeara. Pada 1998g99,

Groome adalah presiden dari Asosiasi Profesor dan Peneliti di Pendidikan Aeama

(APRRE). Groome adalah seorane profesor teoloei dan pendidikan aeama di

(42)

Kementerian Pastoral (penulis dapatkan dari Union Cheological Seminary,

Columbia University).

Thomas H. Groome menearane empat buku yane terkenal. Buku

pertamanya ialah Christian Religious Education (1980). Buku ini menyampaikan

ajaran pendidikan aeama Kristen. Sebelas tahun kemudian Groome memperdalam

model pendidikan iman yane diberi nama Shared Christian Pracxis (SCP) denean

menerbitkan buku keduanya yane berjudul Sharing Faith: A Comprehensive

Approach to Religious Education and Pastoral Ministry. Dalam buku ini

meneuraikan secara mendalam tentane SCP, denean dasar teoloeis. Buku ketiea

yane ditulis oleh Groome berjudul Education For Life: A Spiritual Vision For

Every Ceacher and Parent (1998), yane memaparkan visi spiritual baei setiap

pendidik dan orane tua. Buku yane keempat berjudul What Makes Us Chatolic

(2003), buku ini menyampaikan pokokgpokok ajaran iman Katolik yane

menjadikan seseorane dapat disebut sebaeai orane Katolik (Maria Veronika,

2011: 26)

2. Katekese Model Shared Christian Praxis ( SCP )

SCP merupakan katekese yane handal dan efektif. Artinya suatu model

katekese yane memiliki dasar teoloeis yane kuat, memiliki dasar pendidikan yane

proeresif serta memiliki keprihatinan pada pelayanan pastoral yane aktual.

Katekese model SCP memiliki sifat yane dialoeis partisipatif, supaya dapat

mendorone peserta untuk dapat semakin menehayati iman mereka dan pada

(43)

keputusan demi makin terwujudnya nilaignilai kerajaan Allah di dalam hidup.

Dalam pelaksanaan model ini peserta merupakan subjek utama. Maksudnya ialah

dalam proses katekese seluruh penealaman hidup umat menjadi baeian yane

saneat pentine. Umat diberdayakan supaya terlibat aktif dalam proses katekese

tersebut. Keterlibatan umat dapat dilihat dalam hal sharine, mendenearkan,

memberikan taneeapan, menafsirkan, merencanakan serta mewujudnyatakan

keputusan konkret dalam hidup seharighari. Melalui refleksi kritis diharapkan

umat dapat menemukan makna atas penealaman hidupnya dan pada akhirnya

sampai pada perkembanean iman baru (Heryatno, 1997: 1)

Dalam katekese model SCP terdapat tiea kata pokok yane masinegmasine

mempunyai arti sendiri. Penulis akan mendeskripsikan arti setiap kata tersebut.

a. Shared

Istilah shared menunjuk peneertian komunikasi timbal balik antar umat.

Peserta aktif, kritis, dan terbuka satu sama lain dalam sharine. Istilah ini juea

menekankan proses katekese yane meneearisbawahi aspek dialoe, kebersamaan,

keterlibatan dan solidaritas. Dalam sharing peserta siap mendenear dan

berkomunikasi denean kebebasan hati. Peserta mensharinekan penealaman

imannya. Penealaman peserta dikonfrontasikan denean tradisi dan visi Kristiani

dan pada akhirnya peserta dapat meneambil keputusan yane mendorone pada

suatu tindakan atau aksi baru konkret (Heryatno, 1997: 4)

Shared diartikan juea berbaei rasa, penealaman, peneetahuan serta saline

mendenearkan penealaman orane lain. Dialoe yane terjadi dalam sharine berawal

(44)

persaudaraan dan cinta kasih. Dalam dialoe ini ada dua keeiata pentine yakni

membicarakan dan mendenearkan. Yane dimaksud membicarakan berarti

menyampaikan apa yane menjadi kebenaran iman dan meneatakan apa yane

terjadi sebaeai mana adanya, bukan apa yane didenear dari orane lain atau hanya

diperkirakan saja namun benar menjadi penealamanku. Dalam dialoe juea

didasari sikap keterbukaan dan kejujuran serta kerendahan hati untuk dapat

meneunekapkan penealaman yane sesuneeuh terjadi dan dimaknai (Sumarno,

2013: 16).

b. Christian

Istilah Christian meneacu pada harta kekayaan iman Kristiani yane

terdapat dalam Kitab Suci dan Tradisi. Kekayaan iman terdiri dari tradisi dan visi

Kristiani. Tradisi Kristiani meneunekapkan realitas iman jemaat Kristiani yane

hidup. Inilah taneeapan manusia terhadap pewahyu Allah yane terlaksana di

teneah hidup manusia. Dalam konteks ini, Tradisi perlu dipahami sebaeai

perjumpaan antara rahmat Allah dalam Kristus dan taneeapan umat. Oleh karena

itu, Tradisi tidak hanya berupa peneajaran Gereja melainkan juea meliputi: Kitab

Suci, spiritualitas, sakramen, liturei dan kehidupan jemaat dll. Sebaeai realitas

iman yane dihidupi dalam konteks historisnya, Tradisi Kristiani senantiasa

meneundane keterlibatan baru demi pendewasaan iman peserta (Heryatno, 1997:

2g3).

Sedanekan visi Kristiani meneearisbawahi tuntutan dan janji yane

terkandune di dalam tradisi, taneeunejawab dan perutusan umat Kristiani sebaeai

(45)

paline hakiki adalah terwujudnya nilaignilai Kerajaan Allah yane suneeuh

dihidupi dan diusahakan secara terusgmenerus di dalam hidup umat. Tradisi dan

visi Kristiani menumbuhkan rasa saline memiliki dalam persekutuan dan

persaudaraan sebaeai umat beriman akan Yesus Kristus. SCP meneusahakan

supaya harta kekayaan iman Kristiani sepanjane sejarah dan visinya makin

terjanekau, dekat dan relevan untuk kehidupan peserta pada jaman sekarane.

Denean proses yane sedemikian rupa diharapkan harta kekayaan iman dapat

menjadi milik umat beriman baik secara pribadi maupun bersama (Heryatno,

1997: 2g3).

c. Praxis

Praxis merupakan penealaman konkret umat. Umat meneolah dan

memaknai penealaman hidupnya melalui refleksi kritis. Dalam refleksi umat

bereulat denean penealaman hidupnya. Penealaman iman yane direfleksikan

meneeuhkan, mendorone, dan meneeerakkan umat untuk sampai pada tindakan

baru.

Istilah praxis meneacu pada tindakan manusia yane mempunyai tujuan

untuk tercapainnya suatu keterlibatan baru yane diperoleh dari kesadaran historis

dan refleksi kritis. Transformasi kehidupan yane di dalamnya terkandune proses

persatuan dialektis antara praktek dan teori yaitu kreativitas. Kreativitas

merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yane menekankan adannya

keterlibatan umat dalam dunia menuju pada perubahan yane lebih baik dalam

(46)

Praxis memiliki tiea unsur pembentuk yane saline berkaitan erat yaitu:

aktivitas, refleksi dan kreatifitas. Unsur yane pertama ialah aktivitas. Aktivitas

meliputi keeiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan personal dan sosial. Unsur

yane kedua dari praxis adalah refleksi. Refleksi yane dimaksud adalah refleksi

kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial masa lampau terhadap Tradisi

dan Visi iman Kristiani sepanjae sejarahnya baik masa dulu, sekarane dan yane

akan datane. Unsur yane ketiea adalah kreativitas. Kretivitas merupakan

perpaduan antara ativitas dan refleksi yane dikolaborasikan menjadi tindakan baru

(Sumarno, 2013: 31g32).

3. Tujuan Katekese Model SCP

Menurut Groome seperti yane disadur oleh Heryatno Wono Wulune

(1997: 1), katekese model SCP menekankan katekese yane bersifat dialoeis

partisipatif. Maksudnya adalah melalui model ini menehantar umat untuk terlibat

aktif dalam katekese, bukan hanya sebaeai peserta pasif melainkan menjadi

peserta berani membaeikan penealaman hidup faktualnya dalam proses katekese.

Tujuan katekese model SCP adalah terwujudnya nilaignilai kerajaan Allah. Nilaig

nilai Kerajaan Allah seperti kasih, damai sejahtera, tolone menolone tercipta di

teneahgteneah umat pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Denean

demikian, katekese diharapkan membantu umat beriman untuk mencapai

kedewasaan iman dan kepenuhan hidup dalam Yesus Kristus sehineea

(47)

Katekese SCP membantu umat aear dapat meraih kesatuan denean Yesus,

memahami, mencintai dan meneladanigNya. Katekese bertujuan mendewasakan,

mematanekan iman yane menyanekut seei pemahaman, keyakinan, kesadaran,

tindakan dan keterlibatan. Kebersatuan denean hidup Yesus menyatakan bahwa

umat menealami kepenuhan hidup sekalieus memiliki iman yane dewasa. Iman

yane dewasa akan menjadi tahan uji dan makin berkembane apabila berhadapan

denean tantanean. Dewasa dalam iman berarti kepekaan mendenear, menanekap,

meneenali Roh Kristus yane senantiasa hadir dalam kehidupan manusia dan dunia

(Heryatno, 2014: 54).

4. Langkah-Langkah Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP)

Shared Christian Praxis merupakan suatu model komunikasi tentane

penealaman hidup faktual antar peserta dan dapat dimeneerti sebaeai suatu proses

katekese yane terus menealir seperti tari atau simponi. Model ini memiliki lima

lanekah yane diawali denean pemusatan aktifitas atau serine disebut denean

lanekah pendahuluan. Lanekah ini meneajak peserta supaya benargbenar dapat

bertolak dari dari penealaman faktual peserta. Selain itu, melalui dialoe bersama

diharapkan akan muncul temagtema pokok pertemuan yane nantinya akan menjadi

arah dan pusat dalam proses lanekahglanekah selanjutnya (Heryatno, 1997: 5).

Thomas H. Groome seperti yane disadur Heryatno Wono Wulune (1997:

(48)

a. Langkah pertama: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual

Pada lanekah pertama ini peserta diajak untuk meneunekapkan

penealaman hidup yane dialami secara pribadi maupun penealaman yane dialami

orane lain ataupun keadaan masyarakat. Kekhasan pada lanekah ini peserta dapat

meneunekapkan penealaman faktual dan keterlibatan peserta melalui ceritera,

musik, puisi, drama, film, nyayian maupun laeu. Lanekah pertama ini bersifat

obyektif benargbenar meneunekapkan kenyataan yane terjadi.

Tujuan lanekah ini adalah membantu peserta untuk meneunekapkan

penealaman hidup faktual berdasarkan temagtema yane sudah disepakati bersama.

Peserta secara bebas membaeikan penealaman faktualnya kepada sesama. Dalam

sharine, peserta bersamagsama membaeikan dan menimba penealaman hidup dari

peserta lain sehineea saline diteeuhkan dan meneeuhkan antara satu denean yane

lain.

Pada lanekah ini pendampine berperan sebaeai fasilitator, pemudah yane

menciptakan suasana pertemuan menjadi haneat dan mendukune peserta dalam

membaeikan penealaman hidup faktual mereka sehineea peserta dapat leluasa

membaeikan penealaman imannya.

b. Langkah kedua: Refleksi Kritis Pengalaman Hidup Faktual

Lanekah kedua ini mendorone peserta untuk lebih aktif, kritis dan kreatif

dalam meneolah dan memahami penealaman sendiri. Lanekah kedua ini bertujuan

(49)

penealaman hidup dan tindakannya yane meliputi: pemahaman kritis dan sosial,

kenanean analitis sosial dan imajinatif kreatif.

Tujuan dari lanekah ini adalah memaknai hasil sharine pada lanekah

pertama denean cara menehantar peserta pada kesadaran kritis akan penealaman

hidup dan tindakan mereka. Denean kesadaran kritis pada penealaman konkret

peserta diharapkan sampai pada nilai dan visinya, peserta dapat menemukan

makna dan nilai penealaman hidup mereka.

Peran pendampine pada lanekah kedua ini ialah menciptakan suasana yane

kondusif. Pendampine menciptakan suasana pertemuan yane menehormati dan

mendukune setiap eaeasan serta sumbane saran peserta. Pendampine dapat

meneundane refleksi kritis dari peserta, serta mendorone peserta untuk

meneadakan dialoe dan peneeasan bersama denean tujuan meneeerakkan peserta

untuk dapat memaknai penealaman iman mereka sekalieus menemukan harta

kekayaan imannya.

c. Langkah ketiga: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau

Pokok dari lanekah ini adalah meneusahakan supaya Tradisi dan Visi

Kristiani menjadi lebih terjanekau, lebih dekat dan relevan baei peserta. Pada

lanekah ini pendampine memberikan tafsiran yane dapat membuka jalan seluasg

luasnya sehineea peserta memiliki peluane besar untuk dapat menemukan nilaig

nilai dari Tradisi dan Visi Kristiani.

Tujuan dari lanekah ini menekomunikasikan nilaignilai Tradisi dan Visi

(50)

belakane kebudayaannya. Tradisi dan Visi Kristiani meneunekapkan pewahyuan

diri dan kehendak Allah seperti yane terunekap di dalam Kitab Suci, doema,

peneajaran Gereja, liturei, spiritualitas, devosigdevosi yane bertujuan mendorone

peserta supaya berpartisipasi di dalam meneeaskan terwujudnya nilaignilai

Kerajaan Allah di teneahgteneah hidup peserta.

Peran pembimbine menafsirkan Tradisi dan Visi Kristiani yane bersifat

meneeuhkan, sekalieus peserta dapat memperoleh informasi sehineea nilaignilai

Tradisi dan Visi Kristiani dapat menjadi milik peserta. Peran pembimbine

tidaklah mendikte peserta melainkan menehantar peserta ketinekat kesadaran

iman peserta, serta memberi tafsiran dari teks Kitab Suci maupun dokumeng

dokumen Gereja meneenai pokokgpokok yane sesuai dan relevan baei hidup

peserta.

d. Langkah keempat: Interpretasi/Tafsir Dialektis Antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta

Pada lanekah keempat ini peserta mendialoekan hasil peneolahan

penealaman iman mereka pada lanekah pertama dan kedua denean isi pokok pada

lanekah ketiea.

Lanekah keempat ini bertujuan meneajak peserta supaya dapat

meneeuhkan, mempertanyakan, memperkembanekan dan menyempurnakan

pokokgpokok pentine yane telah ditemukan pada lanekah pertama dan kedua.

Seelanjutnya pokokgpokok pentine tersebut dikonfrontasikan denean hasil

(51)

konfrontasi yane telah dilakukan diharapkan peserta dapat menemukan kesadaran

baru yane hendak diwujudnyatakan. Denean kesadaran baru tersebut diharapkan

nilaignilai Kerajaan Allah makin dapat dirasakan dalam hidup bersama.

Peran pembimbine meneundane refleksi kritis peserta dan mendorone

peserta supaya dapat menekomunikasikan hasil dari kedalaman refleksinya

denean peserta lain denean maksud mempertajam dan menyempurnakannya.

Pendampine menehormati kebebasan dan hasil peneeasan peserta, serta

meyakinkan peserta bahwa mereka mampu mempertemukan nilaignilai

penealaman hidup dan visi mereka denean nilai Tradisi dan Visi Kristiani.

Pendampine mendorone peserta untuk sampai pada perubahan dari pasif menjadi

aktif hineea sampai pada kesadaran baru dalam iman dan perjuanean hidup yane

hendak diwujudkan dan ditinekatkan.

e. Langkah kelima: Keterlibatan Baru demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia

Lanekah kelima ini secara eksplisit meneajak peserta aear sampai pada

keputusan praktis, baeai mana menehidupi secara baru iman Kristianinya.

Lanekah ini merupakan lanekah terakhir yane bertujuan mendorone peserta aear

sampai pada keputusan konkret baeaimana menehidupi iman Kristiani yane telah

dianalisis, dipahami, direfleksikan secara kritis dan dinilai secara kreatif dan

bertaneeunejawab. Keputusan konkret peserta dari lanekah ini dipahami sebaeai

puncak dan buah dari pertemuan.

Peran pembimbine meneusahakan supaya peserta sampai pada keputusan

(52)

pada lanekah ini yaitu membuat keputusan baru yane akan diwujudnyatakan

dalam hidup seharighari.

I. Pembinaan Iman Umat

Pada baeian ini penulis akan mendeskripsikan peneertian “pembinaan”,

dan ‘iman” menurut dokumen Gereja, para ahli dan artikel.

1. Pengertian Pembinaan

Menurut Tanedinlitin (1984: 13) pembinaan merupakan perwujudan nyata

keprihatinan Gereja akan iman kaum mudannya, aear nantinya pribadi eenerasi

muda Gereja dapat berkembane dalam iman Kristiani. Perkembanean yane

dimaksud mencakup dua dimensi, yakni dimensi vertical (hubunean denean Yane

Illahi, Tuhan) dan dimensi horizontal (hubunean denean sesama) yane mana

keduannya saline memperkembanekan.

Maneunhardjana mendefinisikan pembinaan sebaeai:

[…Pembinaan adalah proses belajar denean melepaskan halghal yane sudah dimiliki, denean membantu orane yane menjalaninya, untuk membetulkan dan meneembanekan peneetahuan dan kecakapan yane sudah ada serta mendapatkan peneetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yane sedane dijalani seecara lebih efektif] (1986: 11g12)

Peneertian pembinaan menurut Maneunhardjana di atas menekankan

peneembanean manusia pada seei praktis yaitu peneembanean sikap kemampuan

dan kecakapan. Pada pembinaan ini umat dibantu untuk mendalami peneetahuan

(53)

meneenal lebih mendalam kemampuan dan kecakapan untuk dikembanekan,

sehineea menehasilkan sesuatu yane baru dan bereuna. Unsur pokok dalam

pembinaan di atas adalah mendapatkan peneetahuan dan kecakapan. Pembinaan

juea membantu orane untuk meneenal hambatanghambatan, baik yane ada di luar

maupun di dalam situasi hidup dan kerjanya, melihat seeigseei positif dan

neeatifnya serta menemukan cara pemecahanya. Di sinilah terjadi proses

pelepasan peneetahuan dan juea kebiasaangkebiasaan yane tidak relevan laei dan

sudah menehambat pertumbuhan dan perkembanean seseorane. Pembinaan juea

dapat meneuatkan motifasi orane, mendoronenya untuk meneambil dan

melaksanakan suatu cara yane baik euna mencapai tujuan hidupnya. Tujuan yane

inein dicapai dari proses pembinaan yaitu membantu orane untuk semakin

mampu merefleksikan penealaman hidupnya dan berupaya meninekatkannya

menjadi lebih baik laei.

Prasetyo (2000: 98) mendefinisikan pembinaan sebaeai suatu usaha yane

dilakukan denean sabar, berencana, teratur dan terarah serta bertaneeunejawab

untuk meneembanekan kepribadian denean seeala aspekgaspeknya.

Denean demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah seuatu

pembaharuan dari proses yane telah dilaksanakan denean caragcara tertentu, baik

itu dalam keeiatan maupun dalam kaitannya denean meneembanekan aspek

kepribadian manusia menuju kepada yane lebih baik dan sempurna. Setelah kita

meneetahui peneertian pembinaan dari beberapa sumber di atas, maka pada

Gambar

Tabel 1: Kisi-kisi Penelitian
Tabel 2: Pemahaman Umat Terhadap Pokok-poko Katekese
Tabel 3: Gambaran Pelaksanaan katekese
Table 4: Faktor Pendukung Dan Penghambat

Referensi

Dokumen terkait

Bankaltim Cabang Utama Kota Samarinda memiliki tingkat efektifitas yang cukup baik yang terkait dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksanaan dan kepatuhannn yang telah

Kondisi peternakan di Indonesia saat ini sedang mengalami masalah karena maraknya virus avian influenza (AI) dan penyakit anthrax. Adanya kasus ini secara tidak langsung

• Anestesi dan Perawatan Intensif: meliputi pokok bahasan tentang resusitasi, anaestesia dan analgesia, manajemen kasus kegawatdaruratan di rumah sakit • Ilmu Penyakit Kulit

digunakan sebagai media pembelajaran. Flip book ini bisa digunakan secara individu maupun kelompok. Seperti halnya media pembelajaran lainnya, flip book mempunyai

Lalu ditambahkan dengan 5 ml ethanol 95%, kemudian dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 1 jam, lalu disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit,

3(d) terlihat bahwa system dengan nilai CR=1,4 dan CR=0,8 dapat menurunkan PAPR sekitar 8dB dan 10 dB terhadap system tanpa teknik reduksi untuk probabilitas

(5) RKA-SKPD yang telah disempurnakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihimpun oleh PPKD dan selanjutnya disampaikan oleh Bupati kepada DPRD untuk

Prakiraan penjalaran asap pada level ketinggian 50 meter sampai dengan tanggal 19 Agustus 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah Sumut arahnya menuju Utara sampai ke Selat Malaka,