Menimbang :4.
Mengingat
:
1.BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO
NOMOR 22TAHUN 2014 TENTANG
TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JENEPONTO,
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 34 dan pasal 82 Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 2 Tahun 2Ol2 tentang Pajak Daerah,
perlu diatur
Tata Cara Pengelolaan Pajak Parkir;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Parkir.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II di
Sulawesi (Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun 1959 Nomor 74,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 18221;
Undang-Undang Nomor
28
Tahun 2O09 tentang Pajak danRetribusi Daerah
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun
2OO9Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 50a9);Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2Al7 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2ALl Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523a1;
b.
2.
3.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2Ol4 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor23
Tahun2Ol4
(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
2Ol4 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);Peraturan
PemerintahNomor 58 Tahun
2OO5 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah(
Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005
Nomor 74O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a578);Peraturan Pemerintah Nomor
69
Tahun 2O1O tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan PajakDaerah Dan Retribusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor l15,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
Peraturan Pemerintah Nomor
91
Tahun 2010 tentang Jenis Pqiak Yang Pungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor l53,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 517911,Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 2 Tahun 2Ol2 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2A72 Nomor 221).
MEMUTUSKAN:
MenetapKan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK PARKIR
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Kabupaten Jeneponto.2.
Bupati adalah Bupati Jeneponto.3. Dinas
Pendapatan, Pengelolaan' Keuangan dan Aset
Daerahadalah
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Jeneponto.+.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Jeneponto.4.
5.
6.
7.
8.
3
5.
Badan adalah sekumpulan orang danlatau modal yang merupakan kesatuan,baik yang melakukan usaha maupun yang
tidakmelakukan usaha
yangmeliputi
perseroan terbatas, perseroankomanditer, perseroan lainnya, badan usaha
milik
Negara (BUMN),atau badan usaha
milik
daerah (BUMD) dengannarna dan
dalambentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana
pensiun,persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa,
organisasi sosialpolitik, atau
organisasi lainnya, lembagadan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.6.
PajakParkir yang
selanjutnyadisebut pajak adalah pdak
atas penyelenggaraantempat parkir diluar badan jalan, baik
yangdisediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai
suatu usaha, termasuk
penyediaantempat
penitipan kendaraan bermotor.7.
Parkir adalah keadaantidak
bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.8.
Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak.9. wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan,
meliputi pembayarp{ak,
pemotongpajak dan
pemungut pajak, yang mempunyaihak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundan g-undangan perpaj akan daerah.1o. Tahun Pajak adalah jangka
waktu
yang lamanya1
(satu) tahun kalender, kecuali apabila wajib pqiak menggunakan tahun buku yang tidak sarna dengan tahun kalender.ll.Pajak
yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahunpajak
sesuaidengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.12.
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari penghimpunan data" obyekdan
subyekpqiak,
penentuan besarnyapajak
yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.13. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SpTpD adalah
surat
yang olehwajib pajak
digunakanuntuk
melaporkan penghitungandan/atau
pembayaranpajak,
obyekpajak
dan/ataubukan obyek
pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan daerah.14.
Surat
SetoranPajak
Daerahyang
selanjutnyadisingkat
sspD adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.15.
surat
Ketetapan Pajak Daerahyang
selanjutnya disingkat sKpD adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.16.
surat
KetetapanPajak
DaerahKurang Bayar yang
selanjutnya disingkat SKPDKB adalahsurat
ketetapan pajak yang menentukan besarnyajumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,
jumlahkekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya
sanksi administratif danjumlah
pajak yang masih harus dibayar.17.
surat
KetetapanPqiak Daerah Kurang Bayar
Tambahan yang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yana menentukan tambahan atasiumlah pajak yang telah ditetapkan.18.
Surat
KetetapanPajak
DaerahNihil yang
selanjutnya disingkat SKPDN adalahsurat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak suuna besarnya denganjumlah
kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.19. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah
surat
ketetapanpajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.2O.
Surat Tagihan Pajak
Daerahyang
selanjutnyadisingkat
STPDadalah surat untuk
melakukantagihan pajak dan/atau
sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.21.
Surat Keputusan
Pembetulanadalah surat keputusan
yangmmbetulkan kesalahan tertulis, kesalahan hitung
dan/ataukekeliruan
dalam
penerapanketentuan tetentu dalam
peraturanperundang-undangan perpajakan daerah
yang
tedapatdalam
Surat KetetapanPajak
Daerah,Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat KetetapanPajak Daerah Nihil, Surat
KetetapanPqiak
DaerahLebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat
Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan.22. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap
Surat
KetetapanPajak
Daerah,Surat
Ketetapan Pqjak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan PajakDaerah Nihil, Surat
KetetapanPajak Daerah Lebih Bayar atau terhadap
pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan Wajib Pajak.23. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputrrsan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
24. Pernbukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur
untuk
mengumpulkandata dan
informasi keuangan yangmeliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilandan biaya,
sertajumlah harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa,
yangditutup dengan
men5rusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugiuntuk
periode Tahun Pajak tersebut.25. Pemeriksaan
adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data, keterangan, danf atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atautujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpaj akan daerah.26. Insentif pemungutan pajak yang selanjutnya disebut insentif adalah tambahan penghasilan yang diberikan sebagai penghargaan sebagai kinerja tertentu dalam melaksanakan pemungutan pajak daerah.
BAB II
NAMA, OBJEK, SUBJEK, DAN WAJIB PAJAK Pasal 2
(1) Pajak
Parkir dipungut pajak atas
setiap penyelenggaraan tempatParkir
di luar
badanjalan,
baik yang disediakan berkaitan denganpokok usaha maupun yang disediakan
sebagaisuatu
usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.5
{2) Objek Pajak
Parkir
adalah penyelenggaraan tempatparkir di
luar badanjalan,
baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usahamaupun
disediakan sebagaisuatu usaha, termasuk
penyediaantempat penitipan kendaraan bermotor.
(3)
Tidak
termasuk objek pajak sebagaimana dimaksud padaayat
(21adalah :
a.
Penyelenggaraan tempatparkir
oleh pemerintah dan PemerintahDaerah;
b.
Penyelenggaraantempat parkir- oleh
perkantoranyang
hanya digunakan untuk karyawannya sendiri;c.
Penyelenggaraantempat parkir oleh
kedutaan,konsulat,
dan perwakilan negara asing dengan asas timbal balik;Pasal 3
(1)
subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan
yangmelakukan parkir kendaraan bermotor.
(2)
wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan
yang menyelenggarakan tempat parkir.Pasal 4
(1) Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir.
(21 Jumlah yang seharusnya dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) termasuk potongan harga
parkir dan
Parkir cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa parkir.Pasal 5
Tarif Pajak Parkir sebesar 20 o/o (dua puluh persen).
Pasal 6
Besaran
pokok Pajak Parkir yang terutang dihitung
dengan caramengalikan
tarif
sebagimanadalam
Pasal4 ayat (1)
dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 5.6
BAB III
PENDATAAN, PENDAFTARAN DAN PELAPORAN OBJEK PAJAK Bagian Kesatu
Pendataan Pasal 7
(1) Pendataan objek PajakParkir dilakukan dengan memberikan Formulir Pendataan kepada pemilik/ pengelola/ penanggungjawab usaha perParkiran.
(21 Formulir Pendataan sebagaimana dimaksud pada
ayat (U
diterima dan harusdiisi
dengan jelas, benar dan lengkapserta
ditandatangani oleh pemilikl pengelola / penan ggungj awab usaha perParkiran atau kuasanya.(3) Berdasarkan
formulir
pendataanyang telah diisi
denganjelas,
benar dan lengkap serta ditandatangani oleh pemilik/pengelola/penanggungjawabusaha
perParkiranatau
kuasanya, pemilik/pengelola/penanggungjawab usaha perParkiran selaku subjek pajak harus melaksanakan pendaftaran usahanya kepada Kepala Dinas untuk menjadi wajib pajak daerah.(41
Bentuk dan format isian formulir
pendataan sebagaimana tersebut dalam LampiranI dan
merupakan bagranyang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.Bagian Kedua Pendaftaran
Pasal 8
(1) Setiap pemilik/pengelola/penanggungjawab usaha perParkiran harus mendaftarkan usahanya dengan menggunakan Formulir Pendaftaran
kepada Kepala Dinas melalui Bidang
PendapatanDaerah
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.(21
Formulir
pendaftaran sebagaimana dimaksudpada ayat (U wajib
diisi dengan benar, jelas, lengkapdan
ditandatangani oleh pemilik/pengelola/penanggunglawab usaha perParkiran atau kuasanya dengan melampirkan :
a.
fotokopi identitas diri;b.
surat izin usaha dari instansi yang berwenang (apabila ada); danc.
surat kuasa bermaterai cukup apabilapemilik/ pengelola/ penanggungj awab usaha perParkiran apabila pendaftaran dikuasakan dengan disertai fotokopi
d.
identitas penerima kuasa.(3)
Formulir
pendaftaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
harus disampaikan ke Bidang Pendapatan Daerah DinasPendapatan,
Pengelolaan Keuangan danAset Daerah, paling lambat 7 (tujuh) hari
sejallyang bersangkutan memperoleh formulir pendaftaran.t4) Pemilik
/
pengelola/
penanggungjawabusaha perParkiran
yangtelah
mendaftarkan usahanya,maka
KepalaDinas
menyatakan yang bersangkutan menjadi wajib pajak dengan menerbitkan:a.
kartu NPWPD; danb.
surat pengukuhan wajib pqiak daerah.7
(5)
Apabila subjek pajak tidak
melaksanakankewajiban
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1)
Kepala Dinas menerbitkan NPWPDdan
surat pengukuhan wqjib paiak daerah secara jabatan.(6) Pemberitahuan
surat
pengukuhanwajib pqjak daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, wajib dipasang oleh wajib pajak pada tempat yang mudahdilihat,
dibaca oleh pengunjung/tamu Parkiratau
ditempatpembayaran.
(7)
Bentuk dan format isian formulir
pendaftaran sebagaimana tersebut dalam LampiranII dan
merupakan bagianyang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.BAB IV
BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENERBITAN SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT
Bagian Kesatu SPTPD dan SKPD
Pasal 9
(1) Setiap
wajib
pajak,harus
mengisi SPTPD dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya serta menyampaikankepada Bidang
PendapatanDaerah Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.(21
Formulir
SPTPD sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dapat
diambil sendirioleh wajib pdak di Bidang
PendapatanDaerah
DinasPendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.
(3) SPTPD memuat pelaporan
jumlah
pembayaranatau yang
seharusnyadibayar kepada Parkir atas
pelayanan
yangdisediakan oleh
Parkir,termasuk
jasa penunjang
sebagai kelengkapanParkir yang
sifatnyamemberikan kemudahan dan kenyarnanan, termasuk fasilitas olah raga dan hiburan.
(4) Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
dilakukan paling lama 1O (sepuluh) hari setelah berakhirnya masa pajak.(5) Apabila batas
waktu
penyampaian SPTPDjatuh
padahari libur,
makabatas waktu penyampaian jatuh pada satu hari kerja berikutnya.
(6) Apabila batas waktu penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terlampaui, maka diterbitkan SKPD secara jabatan.
(7) SPTPD dianggap
tidak
disampaikanapabila tidak
ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).(8)
Bentuk, format isian formulir dan tata cara
pengisian SPTPD danSKPD sebagaimana tersebut dalam Lampiran
III dan
merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(1)
Bagran Kedua SKPDKB dan SKPDKBT
Pasal 10
Terhadap SPTPD
yang
telahditeliti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 masih dapat diterbitkan :a.
SKPDKB apabila berdasarkan pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah Pqiak Parkir kurang dibayar; ataub.
SKPDKBT apabila ditemukandata baru dan/atau
data yang semula belum terungkapyang
menyebabkan penambahanjumlah
pajak yang terutang setelah diterbitkan SKPDKB.Bentuk dan isi
SKPDKBdan
SKPDKBT sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.BAB V MASA PAJAK Pasal 1 1
Masa Pajak Parkir adalah 1 (satu) bulan kalender yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang.
BAB VI
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN Bagian Kesatu
Tata Cara Pembayaran Pasal 12
Pajak Parkir merupakan jenis pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak (self assesmenl.
Pembayaran
pajak terutang oleh wajib pajak atau
kuasanya dilakukan sekaligusdan lunas
palinglambat 10
(sepuluh)hari
setelahberakhirnya masa pajak dengan menggunakan SKPD atau Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD).
Pembayaran
pajak
terutangoleh wajib pajak atau
kuasawajib
pajak melalui penerbitan SKPD dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah diterima.Pajak yang terutang dibayar pada tempat yang
ditunjuk
untuk disetorkanke
Rekening Kas Daerah KabupatenJeneponto atau
melalui bendahara penerima Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.Apabila
pembayaranoleh Wajib Pajak atau
kuasanyadilakukan
ke Bendahara PenerimaDinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan AsetDaerah dalam jangka
waktu 1 x 24
(satukati dua puluh
empat) jam bendahara penerima wajib menyetorkanke kas
daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.Tempat pembayaran pajak yang terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (a) lebih lanjut akan ditunjuk melalui Keputusan Bupati Jeneponto.
Apabila batas
waktu
pembayaranjatuh pada hari libur, maka
batas waktu pembayaran jatuh pada satu hari kerja berikutnya.Bentuk, isi dan tata cara pengisian SSPD
sebagaimana tersebut dalam LampiranV dan
merupakan bagian yangtidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.I
(21
(1)
(21
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Bagran Kedua
Tata Cara Pembayaran Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pqjak Pasal 13
Tata
cara
pembayaran angsurandan
penundaan pembayaran pajak terutang dilakukan sebagai berikut :a. wajib pajak yang akan melakukan
pembayaransecara
angsuranmaupun menunda pembayaran
pajak harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada KepalaDinas
dengandisertai
alasan yang jelasdan
melampirkan fotokopi SKPDKB, SKPDKBT atau STPD yang diajukan permohonannya;b.
permohonan sebagaimana dimaksudhuruf a
har,.rsmelampirkan
rincian utangpajak atau tahun
pajak yang bersangkutandan
disertai dengan alasannya serta sudah diterima Kepala Dinas paling lama7
(tujuh) harisejak diterbitkan
SKPDKB, SKPDKBTatau STPD yang
diajukan permohonannya;c. permohonan pembayaran secara angsuran maupun
penundaanpembayaran yang
disetujui
Kepala Dinas dituangkan dalam Keputusan yang dikeluarkan setelah terlebih dahulu mendapat telaahandari
KepalaBidang
Pendapatan Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;d. pemberian
angsurantidak menunda
kewajiban wajib pajak untuk melaksanakan pembayaran pajak terutang dalam masa pajak berjalan;e.
penundaan pembayaran diberikan palinglama 1
(satu)bulan,
terhitung mulaijatuh
tempo pembayaran yang termuat dalam SKPDKB, SKPDKBTatau STPD kecuali ditetapkan lain oleh Kepala Dinas;
f.
pembayaran angsuranatau
penundaan pembayaran dikenakan bunga sebesar 2 o/o (duapersen);g.
perhitungan untuk pembayaran angsuran adalah sebagai berikut :1. Perhitungan
untuk
sanksi bunga dikenakanhanya
terdapat jumlahsisa angsuran;
2.
Jumlah sisa angsuran adalah hasil pengurangan antara besarnya sisa pajak yang belum atau akan diangsur dengan pokok pajak angsuran;3.
Pokokpajak angsuran adalah hasil
pembagian antara jumlah pqiak terutang yang akan diangsur dengan jumlah angsuran;4.
Bunga adalahhasil
perkalian antarajumlah sisa
angsuran denganbunga sebesar 2 o/o (dua persen); dan
5.
Besarnyajumlah yang harus
dibayartiap
angsuran adalah pokok pdak angsuran ditambah dengan bunga sebesar 2 o/o (dua persen).h.
perhitungan untuk penundaan pembayaran adalah sebagai berikut :1.
perhitungan bunga dikenakan terhadap seluruh jumlah
pajak terutang yang ditunda,yaitu hasil
perkalian antara bunga2
o/o (duapersen) dengan jumlah pajak terutang yang ditunda, dikalikan dengan
seluruh jumlah utang pqiak yang akan ditunda;
2.
besarnya jumlah yang harus dibayar adalah seluruh jumlah utang pajakyang ditunda,
ditambah denganjumlah bunga 2
o/o(dua
persen) perbulan penundaan pembayaran harus dilunasi sekaligus paling lambat pada saat jatuh tempo penundaan yang telah ditentukan dan tidak dapat diangsur.i.
terhadapwajib pqiak
yangtelah
mengajukan permohonan pembayaran secaraangsuran tidak dapat
mengajukan permohonan pembayaranuntuk
surat ketetapan yang sama.Bagian Ketiga Tata Cara Penagihan
Pasal 14 (1) Kepala Dinas dapat menerbitkan STPD jika :
a.
pdak dalam tahun bedalan tidak atau kurang dibayar;b. dari hasil
penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung; danc.
wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/ataudenda.
(2)
Jumlah
kekuranganpajak yang terutang dalam
STPD sebagaimanadimaksud
pada
ayat (1)huruf a dan huruf b
ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 27o (dua persen) setiap bulan untuk jangka waktu paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.(3) SKPD yang tidak atam kurang dibayar setelah jatuh
tempo
pembayarandikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2o/o (dua persen) sebulan dan ditagih melalui STPD.
(4)
Bentuk dan isi
STPD sebagaimana tersebutdalam
LampiranVI
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.BAB VII
PENGURANGAN PAJAK Pasal 15
(1) Kepala
Dinas
berdasarkan permohonanwajib pajak dapat
memberikanpengurangan pajak.
(2) Besarnya pemberian pengurangan pajak ditetapkan oleh Kepala Dinas.
(3) Pemberian pengurangan
pajak,
setinggi-tingginya sampai dengan 25o/o(dua puluh lima persen).
(a) Tata cara pemberian pengurangan pajak diatur sebagai berikut:
a.
permohonan penguranganpajak
disampaikan secaratertulis
dalam bahasa Indonesia kepada Kepala Dinas disertai dengan alasan yang jelas dan dapat dipertanggungiawabkan dengan melampirkanfotokopi
KTPdan
fotokopi SKPD (Apabila dikuasakan wajib melampirkan surat kuasa bermaterai dan fotokopi KTP penerima kuasa);b.
berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kepala Dinas melakukan analisa kelayakan permohonan pengurangan pajak;c. apabila alasan
permohonan penguranganpqiak dikabulkan,
maka Kepala Dinas menerbitkan surat keputusan pengurangan pajak;d.
apabila permohonan pengurangan pajakditolak, Kepala Dinas
harus memberitahukan kepada Wajib Pajak disertai alasan penolakannya; dane.
keputusan pemberian penguranganpajak harus
disampaikan kepadaWajib Pajak paling
lambat 1
(satu)bulan
sejak tanggal permohonan diterima.(5) Bentuk dan
isi
Keputusan Kepala Dinas tentang pemberian pengurangan pajak sebagaimana tersebut dalam LampiranVII dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.BAB VIII
PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINI STRATIF DAN PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK
Bagian Kesatu
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administratif
Pasal 16
(1)
Kepala Dinas dapat
mengurangkanatau
menghapuskan sanksi administratif berupabunga,
denda,dan
kenaikanpdak
yang terutangmenurut
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya.(2) Pengurangan atau Penghapusan sanksi administratif berupa bunga, denda
dan
kenaikanpajak
terutang dilakukan terhadap STPD, SKPDKB atau SKPDKBT.(3)
Tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi
administratifsebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai berikut :
a. Wqjib
Pajak mengajukan permohonan secaratertulis dalam
bahasaIndonesia kepada Kepala
Dinas
dengan alasanyang jelas
denganmelampirkan fotokopi KTP dan fotokopi STPD, SKPDKB atau SKPDKBT dalam waktu 7 (tujuh) sejak diterbitkan STPD, SKPDKB
atau
SKPDKBT.Apabila
dikuasakan wajib
melampirkansurat
kuasa bermeterai dan fotokopi KTP penerima kuasa;b.
berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud padahuruf a,
Kepala Dinas menunjukKepala Bidang Pendapatan Daerah
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerahuntuk
melakukan pengkajian dan penelitian;c. hasil
pengkajiandan
penelitian disampaikan kepada Kepala Dinas sebagai dasar untuk memberi keputusan;d. keputusan pemberian pengurangan atau penghapusan
sanksi administratif, ditetapkan oleh Kepala Dinas;e. paling lambat 1 (satu) bulan setelah menerima
permohonansebagaimana dimaksud pada
huruf
a, Kepala Dinas harus memberikan keputusan dikabulkan atau ditolak.f.
apabila setelahlewat waktu 1 (satu) bulan
sebagaimana dimaksud padahuruf d, Kepala Dinas belum
memberikan keputusan, maka permohonan sebagaimana dimaksud pada hurufa
dianggap dikabulkan;g.
danKepala Dinas
menyampaikanlaporan kepada Bupati
terhadapkeputusan pemberian pengurangan atau penghapusan
sanksi administratif.(4) Terhadap permohonan yang ditolak, Kepala Dinas :
a.
memberitahukan kepada wajib pajak disertai alasan penolakannya, atau;b.
menulis catatanpada
sarana pembayaran SSPDyang
menerangkan bahwa pokok pajak dibayar beserta sanksi administratif berupa bunga sebesar2
% (dua persen) perbulanuntuk
kemudian dibubuhi tanda tangan dan nama jelas Kepala Dinas dan selanjutnya menerbitkan STPDyang memuat sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 o/o (dua persen) dimaksud.
(5) Terhadap permohonan yang disetujui, atau karena jabatan berdasarkan alasan
yang dapat diterima, Kepala Dinas
mengurangkan ataumenghapus sanksi
administrasibunga atau denda, dengan
cara menuliskan catatan pada sarana pembayaran SSPD bahwa sanksi tersebut dikurangkan atau dihapuskan, serta dibubuhi tanda tangan dan nama jelasKepa-la Dinas.
(1)
(6) Wajib Pajak melakukan pembayaran pajak dalam waktu L
x
24 (satu kalidua puluh
empat)jam sejak
disetujuinya permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (5).Bagian Kedua
Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak Pasal 17
Kepala
Dinas
karena jabatannyaatau atas
permohonanwajib
pajak dapat mengurangkan atau membatalkan ketetapan Pajak yang tidak benar, apabila :a. ada fakta baru yang belum
terungkappada waktu
pemeriksaanuntuk menentukan besarnya
pdak
terutang sedangkan batas waktu pengajuan keberatan atau pengajuan pembetulan SKPD atau pengajuan pengurangan dan penghapusan sanksi administratif telah terlampaui; danb. ada fakta baru yang belum terungkap disebabkan
tidak dipertimbangkan pengajuan keberatanatau
penga,juan pembetulan SKPD atau pengajuanpengurangan dan penghapusan
sanksiadministratif akibat
tidak dipenuhinya persyaratan formal, yakni pengqjuan permohonan melampaui batas waktu yang telah ditentukan.Ketetapan
pajak
sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
adalah jumlah pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga, denda dan/atau kenaikan pajak yang tercantum dalam SKPD.Pasal 18
Pengurangan
atau
pembatalan ketetapan pajak atas dasar wajib pajak diatur sebagai berikut:a. surat
permohonanwajib pajak didukung oleh
fakta meyakinkan; danb. dalam surat
permohonanwajib pajak harus
dilampirkan dokumen berupa fotokopi :1. SKPD yang diajukan permohonannya;
2.
dokumen yang mendukung diajukannya pennohonan; dan3.
berkaspermohonanberikut bukti
penolakan keberatan atau bukti penolakan pengurangan dan penghapusan sanksi administratif.Pengajuan permohonan yang
tidak
memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), tidak dapat
dipertimbangkandan
berkaspermohonan dikembalikan kepada Wajib Pajak.
Pengurangan
atau pembatalan ketetapan pajak karena
jabatandilakukan
sesuai
permintaanKepala Dinas atau atas usul
KepalaBidang Penagihan berdasarkan pertimbangan keadilan dan adanya temuan baru.
Pasal 19
Atas dasar permohonan Wajib Patiak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau permintaan karena jabatan,Kepala Dinas meminta Kepala Bidang Penagihan untuk membahas pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak.
Hasil
pembahasan sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
dilaporkan dengan melampirkan telaah pertimbanganatas
pengurangan/pembatalan ketetapan pajak.Berdasarkan laporan Kepala Bidang Penagihan dan telaahan pertimbangan atas pengurangan/pembatalanketetapan paiak, Kepala Dinas memberikan
(2t
(1)
(2t
(3)
permohonan
baru
yang(1)
(2)
(3)
(1)
keputusan.
(4) Kepala Bidang Pendapatan melakukan proses penerbitan keputusan yang berupa keputusan pengurangan
atau
pembatalan ketetapanpajak
atau keputusan penolakan pengurangan atau pembatalan ketetapan peiak.Pasal 20
Atas diterbitkannya Keputusan pengurangan
atau
pembatalan ketetapan pqiak, Kepala Bidang Pendapatan Daerah segera :a. melakukan pembatalan ketetapan
pajak yang lama dengan
cara menerbitkan SKPD baru dengan tetap mengurangkan atau memperbaiki SKPD lama;b. memberikan
tanda silang pada
SKPDlama dan
selanjutnya diberi catatanbahwa SKPD dibatalkan serta dibubuhi paraf dan
nama pejabat yang bersangkutan;c. memerintahkan
kepada wajib pajak
melakukan pembayaran pajak paling lama 10 (sepuluh) hari setelah diterimanya SKPD baru; dand. menyimpan SKPD
yang
dibatalkan sebagaiarsip pada
administrasi perpqiakan.Setelah diterbitkannya keputusan penolakan, pengurangan
atau pembatalanketetapan pajak, maka SKPD yang telah
diterbitkandikukuhkan
dengan keputusan penolakan, pengurangan atau pembatalan dimaksud.BAB IX
PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN Bagran kesatu
Pembukuan Pasal 21
(1) Setiap Wajib Pajak yang melakukan
usaha dengan
omzet palingsedikit Rp
300.0OO.0OO,OO(tiga ratus juta rupiah) per tahun
wajibmenyelenggarakan pembukuan.
(21 Tata cara pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur
lebih lanjut sebagai berikut :a.
Pembukuan sekurang-kurangnya memuat pemasukan, pengeluaran dan saldo;b.
pembukuan diselenggarakan secara kronologisberdasarkan
urutan waktu;apabila
wajib pajak
mempunyailebih dari 1
(satu) maka pembukuan dilakukan secara terpisah;pembukuan
didukung
dengan dokumenlain
yangperhitungan pajak berupa nota atau dokumen lainnya diketahui omzetnya;
e.
neraca; danf.
laporan rugi laba perusahaan.(3) Setiap Wajib pajak yang melakukan usaha dengan ornzet
dibawah
Rp 30O.OOO.000,0O(tiga ratus juta rupiah) per tahun harus
melakukan rekapitulasinilai
omzetnya yang berupa pendapatan yang diterima secarateratur yang dapat
menjadi dasaruntuk
menghitung besarnya pajak terutang.(4)
Tata
carawajib paiak
melakukan rekapitulasinilai
omzetatas
setiap(2)
c.
d.
usaha
Parkirmenjadi
dasar sehingga dapattransaksi penerimaan pembayaran, adalah sebagai berikut :
a'
menyelenggarakan rekapitulasitentang
pendapatanbruto
usahanya secara lengkap dan benar;b.
rekapitulasi diselenggarakan secara kronologis berdasarkan urutan waktu;c'
apabila-
wqiib pajak
mempunyailebih dari 1
(satu)usaha
parkir,maka rekapitulasi dilakukan secara terpisah; dan
d'
rekapitulasididukung
dengan dokumenlain yang meqfadi
dasarperhitungan pajak berupa nota atau dokumen lainnya.
(5) Rekapitulasi sebagaimana-
dimaksud pada ayat (3)
diselenggarakan dengan sebaik-baiknya dan haru"*"rr"..ririnkan te.a""n atau
kegiatanusaha sebenarnya.
Pasal 22
(1) Pembukuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 harus
dilakukan secaratertib,
teratur dan benar sesuai dengan noffna pembukuan yang berlaku.(2) Pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dijadikan dasar untuk menghitung besarnya pajak terutang.
(3) yang Pembukuan atau
berhubungan dengan kegiatan pencatatanserta
usaha rekapitulasiatau
pekerjaanserta
dokumendari
wa3iUlainpdak
harus disimpan selama S (lima) tahun.Bagian Kedua Pemeriksaan
Pasal 23
(1)
Dalam rangka
pemeriksaanPajak Parkir, Kepala Dinas
berwenang melakukan pemeriksaan untuk _mengqii kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan tujuan lain dalam iangka *ilu.k""rrakanp...irr..r,
daerah tentang pajak Daerah.
(2)
Untuk
keperluan pemeriksaan, petugas pemeriksaharus
dilengkapidengan t*93
pengenal pemeriksa dansurat perintah
pemerik"saan serta memperlihatkan kepada wajib pajak yang diperiksa.(3)
wajib Pajak yang diperiksa tidak memenuhi kewqfiban
yang menyebabkan petugas pemeriksa menemui kesulitan dalam - mengfritun!nilai peredaran bruto,
maka untuk
pengenaan besarnyapqiak tIrut"rri
dapat dilakukan
dengan metode - peighitunganlaporan
omzet atau penerimaan tertinggi dalamI
(satu) tahun terakhir.(4) permohonan Dalam
hal pemeriksaan Kepala Dinas dapat menunjuk
pembukuanatau audit,Inspektorat Bupati
berdasarkanKabupaten Jeneponto untuk mendampingr peLugas pemeriksapaj#.
(5)
Untuk
kepentingan pengamanan petugas pemeriksa pajak, Kepala Dinas dapat meminta bantuan pengamanan-dari aparatp.".g"k hukum
atauinstansi yang terkait.
(6) Apabila pajak terikat serta keterangan
dalam
oleh pengungkapan pembukuan, pencatatan yang diminta oleh suatu kewajibanuniuk
petugasL.r.h""iakan,
pemeriksa pajakt"t" atau dan
kewajiblndokumen*ei;buntuk merahasiakan itu ditiadakan untuk keperluan
p.rn..ik."".r.
BAB X
INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 24
(1) Tujuan pemberian insentif untuk peningkatan :
a. kinerja Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangandan
AsetDaerah;
b.
semangat kerja bagi pejabat dan pegawai;c.
pendapatan asli daerah; dand.
pelayanan kepada masyarakat.(2J Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan setiap
triwulan pada awal triwulan berikutnya sesuai dengan pencapaian kinerja yang telah ditentukan.
(3) Besarnya insentif ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan
dan
BelanjaDaerah tahun berjalan dari rencana penerimaan Pajak Parkir.
BAB XI
TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 25
(1)
Atas kelebihan pembayaran Pajak Parkir, Wajib Pajak
dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran kepada Kepala Dinas.(21 Kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
terjadi apabila :a. Pajak Parkir yang dibayar ternyata lebih besar dari
yangseharusnya
b.
terutang; atauc.
dilakukan pembayaran Pajak Parkir yan.g tidak seharusnya terutang.(3)
Wajib Pajak dapat mengajukan
permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran Pqiak Parkir kepada Kepala Dinas.(41 Permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (21 harus
memenuhi persyaratan:a.
permohonandiajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia denganmencantumkan
besarnya pengembalianyang
dimohonkan disertai alasan yang jelas;b.
permohonandilampiri
fotokopi identitaswajib pajak atau
fotokopiidentitas penerima kuasa apabila dikuasakan;
c. permohonan dilampiri dengan fotokopi SPTPD,
SKPDLB dan bukti pembayaran yang sah; dand. surat permohonan ditandatangani oleh
wajippajak,
dalam hal ditandatanganioleh bukan wajib pqiak harus dilampiri
surat kuasa bermaterai cukup.(5) Permohonan pengembalian yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat (3) dianggap bukan sebagai permohonan sehingga tidak dapat dipertimbangkan.16
(6) Berdasarkan hasil pemeriksaan
ataupenelitian terhadap
permohonanpengembalian sebagai dimaksud
pada ayat
(2];, dalamjangka
waktu p"ti"glama
12 (duabelas) bulan,sejak
tanggalditerimanya
permohonanpengembalian kelebihan pembayaran Pajak
Parkir,
KepalaDinas
harus memberikan keputusan.tT) Apabila jangka
waktu
sebagaimana dimaksud padaayat
(5) terlampauidan
KepalaDinas tidak
memberikansuatu
keputusan, perrnohonan pengembalian pembayaran Pajak Parkir dianggap dikabulkan dan SKPDLBharus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(8)
Apabila Wajib Pajak
mempunyaiutang Pajak lainnya,
kelebihanpembayaran
Pajak
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
langsungdiperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Pajak tersebut.
(g)
Pengembalian kelebihan pembayaran Paiak Parkir sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2
(dua)bulan
sejak diterbitkannya SKPDLB.(1O)
Jika
pengembalian kelebihan pembayaran Pqiak Parkir dilakukan setelah lewat2
(dua)bulan,
Kepala Dinas memberikan imbalan bunga sebesar2% (dua
persen) sebulanatas
keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Pajak Parkir.Pasal 26
(1) Dalam hal Wajib Pajak tidak mempunyai utang pajak,
maka pengembalian PajakParkir
dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas kelebihan pembayaran Pajak Parkir.(21 SP2D
atas
kelebihan pembayaran PajakParkir
dibebankan pada mata anggaran pengembalian pendapatanpajak
dengankoreksi
pendapatan pada tahun anggaran berjalan.(3)
SP2D atas kelebihan pembayaran Pajak Parkir tahun- tahun sebelumnyayang telah ditutup, dibebankan pada mata anggaran tak terduga.
BAB XII
PELAKSANAAN, PEMBERDAYAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal27
(1)
Pelaksanaan, pemberdayaan, pengawasan dan pengendalian Pajak Parkir ditugaskan kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangandan
AsetDaerah.
(2t
Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangandan
Aset Daerah dapat
bekerja sama denganDinas
Pariwisata dan Kebudayaan, Kantor Pelayanan Terpadu,Satuan Polisi
Pamong Praja,Kecamatan atau lembaga lain terkait.
tt
i,
;
l
;
:
I
I I
t-
I I
I I I I
: i
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP Pasa] 28
Dengan berlakunya Peraturan
Bupati ini, maka
segala Peraturan Bupati Jeneponto yang telah ada sebelunmya dan mengatur hal yang sarna, dinyatakan tidak berlaku.Pasal 29
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Jeneponto.
Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal 31 Desember 2O1"4
Diundangkan di Jeneponto
Pada tanggal 31 Desember 2OL4
BERITA DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2OI4 NOMOR 22 BUPATTIJENEPONTO,
SEXRETARIS D4TFAH
ASISTEN' Mtn. LLM1$A
KABAG
,
llut*uw kqAt<ruY{!@:Pg,tluAth.r.
,ARIS DAERAH
Pangkat : Pembina Utama Muda
Nip.
1966A420 199103 1 OoBir
18
LAMPIRAN
I :
PERATURAN BUPATI JENEPONTONOMOR :
22 TAHUN 2014TANGGAL :
31 DESEMBER 2OL4Bentuk dan Format Isian Formulir Pendataan
PEM ERI NTAH KABUPATEN JENEPONTO DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Jl. Lanto Dg Pasewang No. 34 Telp/Fax(O419)21022
Kode Pos 9231 1
FORMULIR PENDATAAN PAJAK DAERAH
PAJAK PARKIR
Tanggal Pendataan
A. NPWPD
B. NAMA WAJIB PAJAK C.ALAMAT WAJIB PAJAK D.NAMA USAHA
E. ALAMAT TEMPAT USAHA F. DESA
/
KECAMATANG.TELEPHONE
illlTlll:
Petugas Pendata
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENDATAAN :
Kolom
A
: Diisikan sesuai dengan data yang ada dalam NPWPD (apabila sudah ada)Kolom B, C, D, E, F dan
G
: Diisikan sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Izin Usaha yang berlaku (apabila sudah ada) atau diisi sesuai keadaan/lokasi usahaLAMPIRAN
II :
PERATURAN BUPATI JENEPONTONOMOR :
22 TAHUN 2014TANGGAL :
31 DESEMBER 2014Bentuk dan format isian formulir pendaftaran
FORMULIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK BADAN / PEMILIK USAHA
Nomor Formulir Kepada Yth.
di
PERHATIAN :
1. Harap diisi dalam rangkap dua (2) ditulis dengan huruf CETAK 2. Beri tanda V pada kotak yang tersedia untukjawaban yang diberikan
3. Setelah formulir Pendaftaran ini diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Jeneponto langsung atau dikirim melalui Pos paling lambat tanggal
DIISI OLEIIWAJIB PAJAK
1. NamaBadan/MerkUsaha :
2. Alamat (foto copy Surat Keterangan Domisili dilampirkan )
- Dusun/Jalan/RT
- Desa
- Kecamatan Kabupaten Nomor telepon
- Kode Pos
3. Surat izin yang dimiliki (fotocopy Surat tzin harap dilampirkan )
- Surat izin Gangguan No. Tgl..
Surat izin Usaha Kepariwisataan No. Tgl. ..
- Surat izin . No. Tgl..
Surat izin .. No. Tgl..
4. Bidang Usaha (harap diisi sesuai dengan bidang usahanya) Parkir
Restoran Hiburan
Reklame
Penerangan Jalan
Pengambilan mineral bukan logam dan batuan Penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan
Pengambilan dan/ atatPemanfaatan Air tanah Lainnya
F -"=
I
KETERANGAI\I PEMILIK ATAU PENGELOLA
5. Nama pemilik/ pengelola 6. Jabatan
7. 4q.ryqt Tempat Tinggal ( Melampirkan Identitas yang dilaporkan )
-
Dusurt/Jalan.
RT/RW/RK-
Desa/I(elurahan' Kecamatan
-
Kabupaten /tr(ota-
Nomortelepon- Kode Pos
8. Kewajiban Pajak Pajak Parkir Pajak Restoran Pajak Hiburan PajakReklame
PajakPenerangan Jalan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Parkir
Pajak Air tanah Pajak..
...20...
NamaJelas Tanda Tangan :