• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Jl. Raya Ciracas No. 36 Ciracas Jakarta Timur Telp. (021) , Fax (021)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Jl. Raya Ciracas No. 36 Ciracas Jakarta Timur Telp. (021) , Fax (021)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

2020-2024

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KANTOR REGIONAL V BKN JAKARTA

Jl. Raya Ciracas No. 36 Ciracas Jakarta Timur Telp. (021) 87721084, Fax (021) 87721085

2020-2024

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KANTOR REGIONAL V BKN JAKARTA

Jl. Raya Ciracas No. 36 Ciracas Jakarta Timur Telp. (021) 87721084, Fax (021) 87721085

2020-2024

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KANTOR REGIONAL V BKN JAKARTA

Jl. Raya Ciracas No. 36 Ciracas Jakarta Timur Telp. (021) 87721084, Fax (021) 87721085

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas perkenan-Nya dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta ini dapat diselesaikan. Kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan Renstra Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta Tahun 2020-2024. Rencana strategis Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta dalam tataran operasional ditetapkan dalam jangka waktu lima tahunan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Rencana Strategis tersebut dapat dikatakan sebagai suatu proses partisipatif , sistematis, dan berkelanjutan dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran instansi.

Secara legalitas formal sebagaimana Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga adalah penjabaran dari visi dan misi Kementerian / Lembaga dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh sejalan dengan visi, misi dan program prioritas (platform) Presiden terpilih.

Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis merupakan hal penting. Olehkarena itu, Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara telah berupaya untuk mendefinisikan apa yang akan dicapai oleh organisasi, mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas organisasi dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut.

Dengan kata lain, perencanaan strategis ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas pokok dalam merumuskan ebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan dan penyelenggaraan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Untuk menyatukan persepsi dan arah tindakan, maka pelaksanaan tugas dan fungsi senantiasa harus dilandasi dengan visi, misi dan tujuan serta strategi yang secara jelas dirumuskan dalam rencana strategis ini. Rencana Strategis, memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas perkenan-Nya dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta ini dapat diselesaikan. Kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan Renstra Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta Tahun 2020-2024. Rencana strategis Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta dalam tataran operasional ditetapkan dalam jangka waktu lima tahunan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Rencana Strategis tersebut dapat dikatakan sebagai suatu proses partisipatif , sistematis, dan berkelanjutan dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran instansi.

Secara legalitas formal sebagaimana Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga adalah penjabaran dari visi dan misi Kementerian / Lembaga dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh sejalan dengan visi, misi dan program prioritas (platform) Presiden terpilih.

Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis merupakan hal penting. Olehkarena itu, Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara telah berupaya untuk mendefinisikan apa yang akan dicapai oleh organisasi, mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas organisasi dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut.

Dengan kata lain, perencanaan strategis ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas pokok dalam merumuskan ebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan dan penyelenggaraan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Untuk menyatukan persepsi dan arah tindakan, maka pelaksanaan tugas dan fungsi senantiasa harus dilandasi dengan visi, misi dan tujuan serta strategi yang secara jelas dirumuskan dalam rencana strategis ini. Rencana Strategis, memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas perkenan-Nya dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta ini dapat diselesaikan. Kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan Renstra Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta Tahun 2020-2024. Rencana strategis Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta dalam tataran operasional ditetapkan dalam jangka waktu lima tahunan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Rencana Strategis tersebut dapat dikatakan sebagai suatu proses partisipatif , sistematis, dan berkelanjutan dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran instansi.

Secara legalitas formal sebagaimana Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga adalah penjabaran dari visi dan misi Kementerian / Lembaga dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh sejalan dengan visi, misi dan program prioritas (platform) Presiden terpilih.

Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis merupakan hal penting. Olehkarena itu, Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara telah berupaya untuk mendefinisikan apa yang akan dicapai oleh organisasi, mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas organisasi dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut.

Dengan kata lain, perencanaan strategis ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas pokok dalam merumuskan ebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan dan penyelenggaraan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Untuk menyatukan persepsi dan arah tindakan, maka pelaksanaan tugas dan fungsi senantiasa harus dilandasi dengan visi, misi dan tujuan serta strategi yang secara jelas dirumuskan dalam rencana strategis ini. Rencana Strategis, memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran)

(3)

yang dijabarkan ke dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya, rencana kinerja kegiatan akan ditetapkan kemudian dalam dokumen tersendiri melalui perencanaan kinerja tahunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun pada 2020-2024 yang menjabarkan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Penyusunan rencana kerja tahunan dilakukan setiap tahun seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran. Pada akhirnya, Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam:

1) Penyusunan rencana kinerja ;

2) Penyusunan rencana kerja dan anggaran

3) Menyusun perjanjian kinerja (performance agreement);

4) Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan; dan 5) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja.

Jakarta, 8 Mei 2020 Kepala Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara

Bajoe Loedi Hargono, M.M., M.T., M.Sc.

NIP. 196803161991011001

yang dijabarkan ke dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya, rencana kinerja kegiatan akan ditetapkan kemudian dalam dokumen tersendiri melalui perencanaan kinerja tahunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun pada 2020-2024 yang menjabarkan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Penyusunan rencana kerja tahunan dilakukan setiap tahun seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran. Pada akhirnya, Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam:

1) Penyusunan rencana kinerja ;

2) Penyusunan rencana kerja dan anggaran

3) Menyusun perjanjian kinerja (performance agreement);

4) Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan; dan 5) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja.

Jakarta, 8 Mei 2020 Kepala Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara

Bajoe Loedi Hargono, M.M., M.T., M.Sc.

NIP. 196803161991011001

yang dijabarkan ke dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya, rencana kinerja kegiatan akan ditetapkan kemudian dalam dokumen tersendiri melalui perencanaan kinerja tahunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun pada 2020-2024 yang menjabarkan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Penyusunan rencana kerja tahunan dilakukan setiap tahun seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran. Pada akhirnya, Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam:

1) Penyusunan rencana kinerja ;

2) Penyusunan rencana kerja dan anggaran

3) Menyusun perjanjian kinerja (performance agreement);

4) Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan; dan 5) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja.

Jakarta, 8 Mei 2020 Kepala Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara

Bajoe Loedi Hargono, M.M., M.T., M.Sc.

NIP. 196803161991011001

(4)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Kondisi Umum ... 1

1.2 Potensi dan Permasalahan ... 3

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 9 2.1. Visi ... 9

2.2. Misi ... 9

2.3. Tujuan Strategis ... 10

2.4. Nilai - Niai BKN... 11

2.5. Sasaran Stratejik ... 12

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN 16 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi ... 16

3.2 Kerangka Regulasi ... 20

3.3 Kerangka Kelembagaan ... 20

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 29 4.1 TARGET KINERJA ... 29

4.2 KERANGKA PENDANAAN ... 30

BAB V PENUTUP 31

DAFTAR ISI

Hal KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Kondisi Umum ... 1

1.2 Potensi dan Permasalahan ... 3

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 9 2.1. Visi ... 9

2.2. Misi ... 9

2.3. Tujuan Strategis ... 10

2.4. Nilai - Niai BKN... 11

2.5. Sasaran Stratejik ... 12

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN 16 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi ... 16

3.2 Kerangka Regulasi ... 20

3.3 Kerangka Kelembagaan ... 20

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 29 4.1 TARGET KINERJA ... 29

4.2 KERANGKA PENDANAAN ... 30

BAB V PENUTUP 31

DAFTAR ISI

Hal KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Kondisi Umum ... 1

1.2 Potensi dan Permasalahan ... 3

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 9 2.1. Visi ... 9

2.2. Misi ... 9

2.3. Tujuan Strategis ... 10

2.4. Nilai - Niai BKN... 11

2.5. Sasaran Stratejik ... 12

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN 16 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi ... 16

3.2 Kerangka Regulasi ... 20

3.3 Kerangka Kelembagaan ... 20

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 29 4.1 TARGET KINERJA ... 29

4.2 KERANGKA PENDANAAN ... 30

BAB V PENUTUP 31

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum

Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya perubahan yang berkesinambungan serta meliputi berbagai aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya pembangunan dalam bidang Manajemen ASN seperti pelayanan, pengelolaan dan pembinaan ASN yang profesional, berintegritas, kreatif, inovatif dan netral. Manajemen ASN merupakan elemen penting dalam strategi kebijakan tata kelola pemerintahan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja ASN.

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024 menyebutkan bahwa setiap Lembaga harus menyusun Rencana Strategis. Rencana Strategis ini diharapkan dapat mengintegrasikan antara keahlian sebagai sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, sehingga mampu menjawab tuntutan perkembangan yang terjadi baik skala nasional, dan global dalam kerangka pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berlakunya UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional tersebut memberikan momentum yang tepat dalam menyusun sebuah rencana strategis sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta.

Rencana Strategis yang memuat langkah pelaksanaan program kerja disusun dengan mengacu pada Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia dan disesuaikan dengan arah pembangunan Nasional sebagaimana tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Rencana Strategis tersebut merupakan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk membuat organisasi menjadi lebih terarah dalam mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan.

Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta sebagai kepanjangan tangan Baadan Kepegawaian Negara merupakan lembaga penyelenggara manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum

Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya perubahan yang berkesinambungan serta meliputi berbagai aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya pembangunan dalam bidang Manajemen ASN seperti pelayanan, pengelolaan dan pembinaan ASN yang profesional, berintegritas, kreatif, inovatif dan netral. Manajemen ASN merupakan elemen penting dalam strategi kebijakan tata kelola pemerintahan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja ASN.

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024 menyebutkan bahwa setiap Lembaga harus menyusun Rencana Strategis. Rencana Strategis ini diharapkan dapat mengintegrasikan antara keahlian sebagai sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, sehingga mampu menjawab tuntutan perkembangan yang terjadi baik skala nasional, dan global dalam kerangka pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berlakunya UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional tersebut memberikan momentum yang tepat dalam menyusun sebuah rencana strategis sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta.

Rencana Strategis yang memuat langkah pelaksanaan program kerja disusun dengan mengacu pada Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia dan disesuaikan dengan arah pembangunan Nasional sebagaimana tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Rencana Strategis tersebut merupakan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk membuat organisasi menjadi lebih terarah dalam mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan.

Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta sebagai kepanjangan tangan Baadan Kepegawaian Negara merupakan lembaga penyelenggara manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum

Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya perubahan yang berkesinambungan serta meliputi berbagai aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya pembangunan dalam bidang Manajemen ASN seperti pelayanan, pengelolaan dan pembinaan ASN yang profesional, berintegritas, kreatif, inovatif dan netral. Manajemen ASN merupakan elemen penting dalam strategi kebijakan tata kelola pemerintahan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja ASN.

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024 menyebutkan bahwa setiap Lembaga harus menyusun Rencana Strategis. Rencana Strategis ini diharapkan dapat mengintegrasikan antara keahlian sebagai sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, sehingga mampu menjawab tuntutan perkembangan yang terjadi baik skala nasional, dan global dalam kerangka pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berlakunya UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional tersebut memberikan momentum yang tepat dalam menyusun sebuah rencana strategis sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta.

Rencana Strategis yang memuat langkah pelaksanaan program kerja disusun dengan mengacu pada Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia dan disesuaikan dengan arah pembangunan Nasional sebagaimana tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Rencana Strategis tersebut merupakan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk membuat organisasi menjadi lebih terarah dalam mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan.

Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Jakarta sebagai kepanjangan tangan Baadan Kepegawaian Negara merupakan lembaga penyelenggara manajemen

(6)

kepegawaian negara berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan sistem manajemen ASN yang efektif dan efisien yang mampu mendorong peningkatan profesionalisme ASN dan kualitas pelayanan publik sehingga tercipta tata pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan rencana strategis yang merupakan turunan dari rencana strategis yang ada di Badan Kepegawaian Negara dengan mengusung Visi dan Misi Presiden yang selaras dengan tujuan organisasi. Rencana Strategis 2020-2024 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang menggambarkan tujuan, sasaran strategis dan target hasil yang akan dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu lima tahun sesuai dengan tugas dan fungsi, serta peran Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang. Seiring dengan dinamika pembangunan nasional dan perubahan lingkungan strategis, maka dipandang perlu melakukan penyesuaian terhadap Renstra Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Tahun 2020-2024. Penyesuaian terhadap Renstra dimaksud bertujuan untuk penguatan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara secara khusus, dan Badan Kepegawaian Negara secara umum. Penyesuaian Renstra Tahun 2020-2024 meliputi penyesuaian terhadap Visi dan Misi Presiden yang harus didukung pelaksanaan dan perwujudannya, tujuan dan sasaran strategis Badan Kepegawaian Negara, serta penetapan target kinerja dan kerangka pendanaan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Regional V Baadan Kepegawaian Negara dalam kurun waktu lima tahun yaitu 2020-2024. Berdasarkan penyesuaian tersebut Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Tahun 2010-2024 memprioritaskan profesionalisme dan penguatan lembaga dalam menyelenggarakan manajemen ASN.

Rencana Strategis (Renstra) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Periode 2020-2024 ini disusun berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat yang melibatkan seluruh unsur di lingkungan Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara. Sesuai dengan ketentuan, penyusunan Renstra ini dilakukan oleh suatu tim penyusun yang diketuai oleh Kepala Kantor Regional. Renstra yang disusun menjadi alat kendali dan tolok ukur bagi manajemen Kantor Regional V Badan Kepegawaian kepegawaian negara berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan sistem manajemen ASN yang efektif dan efisien yang mampu mendorong peningkatan profesionalisme ASN dan kualitas pelayanan publik sehingga tercipta tata pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan rencana strategis yang merupakan turunan dari rencana strategis yang ada di Badan Kepegawaian Negara dengan mengusung Visi dan Misi Presiden yang selaras dengan tujuan organisasi. Rencana Strategis 2020-2024 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang menggambarkan tujuan, sasaran strategis dan target hasil yang akan dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu lima tahun sesuai dengan tugas dan fungsi, serta peran Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang. Seiring dengan dinamika pembangunan nasional dan perubahan lingkungan strategis, maka dipandang perlu melakukan penyesuaian terhadap Renstra Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Tahun 2020-2024. Penyesuaian terhadap Renstra dimaksud bertujuan untuk penguatan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara secara khusus, dan Badan Kepegawaian Negara secara umum. Penyesuaian Renstra Tahun 2020-2024 meliputi penyesuaian terhadap Visi dan Misi Presiden yang harus didukung pelaksanaan dan perwujudannya, tujuan dan sasaran strategis Badan Kepegawaian Negara, serta penetapan target kinerja dan kerangka pendanaan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Regional V Baadan Kepegawaian Negara dalam kurun waktu lima tahun yaitu 2020-2024. Berdasarkan penyesuaian tersebut Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Tahun 2010-2024 memprioritaskan profesionalisme dan penguatan lembaga dalam menyelenggarakan manajemen ASN.

Rencana Strategis (Renstra) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Periode 2020-2024 ini disusun berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat yang melibatkan seluruh unsur di lingkungan Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara. Sesuai dengan ketentuan, penyusunan Renstra ini dilakukan oleh suatu tim penyusun yang diketuai oleh Kepala Kantor Regional. Renstra yang disusun menjadi alat kendali dan tolok ukur bagi manajemen Kantor Regional V Badan Kepegawaian kepegawaian negara berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan sistem manajemen ASN yang efektif dan efisien yang mampu mendorong peningkatan profesionalisme ASN dan kualitas pelayanan publik sehingga tercipta tata pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan rencana strategis yang merupakan turunan dari rencana strategis yang ada di Badan Kepegawaian Negara dengan mengusung Visi dan Misi Presiden yang selaras dengan tujuan organisasi. Rencana Strategis 2020-2024 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang menggambarkan tujuan, sasaran strategis dan target hasil yang akan dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu lima tahun sesuai dengan tugas dan fungsi, serta peran Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang. Seiring dengan dinamika pembangunan nasional dan perubahan lingkungan strategis, maka dipandang perlu melakukan penyesuaian terhadap Renstra Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Tahun 2020-2024. Penyesuaian terhadap Renstra dimaksud bertujuan untuk penguatan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara secara khusus, dan Badan Kepegawaian Negara secara umum. Penyesuaian Renstra Tahun 2020-2024 meliputi penyesuaian terhadap Visi dan Misi Presiden yang harus didukung pelaksanaan dan perwujudannya, tujuan dan sasaran strategis Badan Kepegawaian Negara, serta penetapan target kinerja dan kerangka pendanaan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Regional V Baadan Kepegawaian Negara dalam kurun waktu lima tahun yaitu 2020-2024. Berdasarkan penyesuaian tersebut Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Tahun 2010-2024 memprioritaskan profesionalisme dan penguatan lembaga dalam menyelenggarakan manajemen ASN.

Rencana Strategis (Renstra) Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara Periode 2020-2024 ini disusun berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat yang melibatkan seluruh unsur di lingkungan Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara. Sesuai dengan ketentuan, penyusunan Renstra ini dilakukan oleh suatu tim penyusun yang diketuai oleh Kepala Kantor Regional. Renstra yang disusun menjadi alat kendali dan tolok ukur bagi manajemen Kantor Regional V Badan Kepegawaian

(7)

Negara dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang diemban selama 5 (lima) tahun ke depan serta dipergunakan untuk melakukan evaluasi dan menilai keberhasilan pelaksanaan rencana pembangunan pada setiap tahunnya.

Renstra yang disusun juga ditujukan untuk memacu penyelenggaraan pembangunan agar lebih terarah dan menjamin tercapainya sasaran strategis pembangunan 5 (lima) tahun mendatang. Bagi manajemen Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara, Renstra dipandang sebagai:

- Alat bantu bagi manajemen dalam hal penyelenggaraan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara.

- Merupakan gambaran Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara serta persepsi, interpretasi dan strategi Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mengantisipasi tantangan maupun kendala pembangunan yang dihadapi.

- “Alat” untuk memacu dan memotivasi aparat maupun masyarakat dalam melaksanakan proses pencapaian sasaran yang ditetapkan.

- Perangkat bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan selaras dengan upaya pencapaian Visi dan Misi Presiden yang diusung oleh Badan Kepegawaian serta tujuan dan sasaran strategis Negara dalam hal ini Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara.

Dalam dokumen Renstra Negara dalam hal ini Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara 2020-2024 secara formal didefinisikan pernyataan Visi dan Misi Presiden yang wajib diusung dan didukung oleh Badan Kepegawaian Negara dan Kantor Regional melalui tujuan dan sasaran strategis serta strategi pencapaiannya, berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

1.2 Potensi dan Permasalahan

Terdapat 3 (tiga) potensi yang dapat dioptimalkan menjadi kekuatan untuk dapat mewujudkan manajemen ASN yang baik, yaitu: (1) mandat BKN yang kuat berdasarkan Undang-Undang; (2) infrastruktur kelembagaan BKN yang memadai sehingga akan memudahkan penetrasi pelayanan kepegawaian; dan (3) teknologi digital yang semakin canggih yang dapat digunakan untuk mempermudah pelayanan kepegawaian.

Negara dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang diemban selama 5 (lima) tahun ke depan serta dipergunakan untuk melakukan evaluasi dan menilai keberhasilan pelaksanaan rencana pembangunan pada setiap tahunnya.

Renstra yang disusun juga ditujukan untuk memacu penyelenggaraan pembangunan agar lebih terarah dan menjamin tercapainya sasaran strategis pembangunan 5 (lima) tahun mendatang. Bagi manajemen Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara, Renstra dipandang sebagai:

- Alat bantu bagi manajemen dalam hal penyelenggaraan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara.

- Merupakan gambaran Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara serta persepsi, interpretasi dan strategi Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mengantisipasi tantangan maupun kendala pembangunan yang dihadapi.

- “Alat” untuk memacu dan memotivasi aparat maupun masyarakat dalam melaksanakan proses pencapaian sasaran yang ditetapkan.

- Perangkat bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan selaras dengan upaya pencapaian Visi dan Misi Presiden yang diusung oleh Badan Kepegawaian serta tujuan dan sasaran strategis Negara dalam hal ini Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara.

Dalam dokumen Renstra Negara dalam hal ini Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara 2020-2024 secara formal didefinisikan pernyataan Visi dan Misi Presiden yang wajib diusung dan didukung oleh Badan Kepegawaian Negara dan Kantor Regional melalui tujuan dan sasaran strategis serta strategi pencapaiannya, berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

1.2 Potensi dan Permasalahan

Terdapat 3 (tiga) potensi yang dapat dioptimalkan menjadi kekuatan untuk dapat mewujudkan manajemen ASN yang baik, yaitu: (1) mandat BKN yang kuat berdasarkan Undang-Undang; (2) infrastruktur kelembagaan BKN yang memadai sehingga akan memudahkan penetrasi pelayanan kepegawaian; dan (3) teknologi digital yang semakin canggih yang dapat digunakan untuk mempermudah pelayanan kepegawaian.

Negara dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang diemban selama 5 (lima) tahun ke depan serta dipergunakan untuk melakukan evaluasi dan menilai keberhasilan pelaksanaan rencana pembangunan pada setiap tahunnya.

Renstra yang disusun juga ditujukan untuk memacu penyelenggaraan pembangunan agar lebih terarah dan menjamin tercapainya sasaran strategis pembangunan 5 (lima) tahun mendatang. Bagi manajemen Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara, Renstra dipandang sebagai:

- Alat bantu bagi manajemen dalam hal penyelenggaraan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara.

- Merupakan gambaran Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara serta persepsi, interpretasi dan strategi Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mengantisipasi tantangan maupun kendala pembangunan yang dihadapi.

- “Alat” untuk memacu dan memotivasi aparat maupun masyarakat dalam melaksanakan proses pencapaian sasaran yang ditetapkan.

- Perangkat bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan selaras dengan upaya pencapaian Visi dan Misi Presiden yang diusung oleh Badan Kepegawaian serta tujuan dan sasaran strategis Negara dalam hal ini Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara.

Dalam dokumen Renstra Negara dalam hal ini Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara 2020-2024 secara formal didefinisikan pernyataan Visi dan Misi Presiden yang wajib diusung dan didukung oleh Badan Kepegawaian Negara dan Kantor Regional melalui tujuan dan sasaran strategis serta strategi pencapaiannya, berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

1.2 Potensi dan Permasalahan

Terdapat 3 (tiga) potensi yang dapat dioptimalkan menjadi kekuatan untuk dapat mewujudkan manajemen ASN yang baik, yaitu: (1) mandat BKN yang kuat berdasarkan Undang-Undang; (2) infrastruktur kelembagaan BKN yang memadai sehingga akan memudahkan penetrasi pelayanan kepegawaian; dan (3) teknologi digital yang semakin canggih yang dapat digunakan untuk mempermudah pelayanan kepegawaian.

(8)

Potensi pertama yaitu sesuai amanat UU 5/2014 meneguhkan dan memperkuat posisi BKN sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi manajemen ASN.

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 PP No.11/2017, Manajemen PNS meliputi 14 hal: (1) penyusunan dan penetapan kebutuhan; (2) pengadaan; (3) pangkat dan jabatan; (4) pengembangan karier; (5) pola karier; (6) promosi; (7) mutasi; (8) penilaian kinerja; (9) penggajian dan tunjangan; (10) penghargaan; (11) disiplin; (12) pemberhentian; (13) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan (14) perlindungan.

Kewenangan penyelenggaraan manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN,sebagaimana disebutkan pada Pasal 25 ayat (2) UU 5/2014 menunjukkan betapa penting peran BKN.

Potensi kedua adalah infrastruktur kelembagaan BKN. Pasal 1 angka 21 UU 5/2014 menyebutkan bahwa BKN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakan manajemen ASN secara nasional sebagaimana diatur dalam undang-undang. Dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah nonkementerian (berada di pusat), BKN memiliki tugas teknis spesifik yang diberikan oleh undang-undang hanya kepada BKN. Sebagai lembaga dengantugas spesifik di bidang kepegawaian, BKN memiliki peran untuk melakukan pembinaan serta pengawasan dan pengendalian di semua lembaga pemerintah (kementerian/lembaga/daerah) terkait manajemen ASN, dikarenakan seluruh lembaga pemerintah memiliki unit kerja yang menbidangi kepegawaian dalam skala domestik.

Dalam menyikapi perkembangan global, maka ASN di era Revolusi Industri 4.0, tidak lagi hanya bersikap statis tetapi dinamis dengan kemampuan menguasai, mengatur dan mengendalikan teknologi, terutama teknologi informasi. ASN harus dapat beradaptasi dengan revolusi Industri 4.0 melalui mempelajari, memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang terus berkembang dengan cepat. Industri 4.0 memberikan banyak peluang dan kesempatan untuk menjadikan pelayanan publik menjadi lebih efektif dan efisien melalui pemanfaatan teknologi tersebut. Teknologi informasi adalah indikator dari kebangkitan Revolusi Industri 4.0. Penggunaan teknologi informasi yang dimanfaatkan oleh masyarakat sudah bersifat masif.

Kemajuan teknologi informasi yang merupakan penggerak Revolusi Industri 4.0, dapat Potensi pertama yaitu sesuai amanat UU 5/2014 meneguhkan dan memperkuat posisi BKN sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi manajemen ASN.

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 PP No.11/2017, Manajemen PNS meliputi 14 hal: (1) penyusunan dan penetapan kebutuhan; (2) pengadaan; (3) pangkat dan jabatan; (4) pengembangan karier; (5) pola karier; (6) promosi; (7) mutasi; (8) penilaian kinerja; (9) penggajian dan tunjangan; (10) penghargaan; (11) disiplin; (12) pemberhentian; (13) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan (14) perlindungan.

Kewenangan penyelenggaraan manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN,sebagaimana disebutkan pada Pasal 25 ayat (2) UU 5/2014 menunjukkan betapa penting peran BKN.

Potensi kedua adalah infrastruktur kelembagaan BKN. Pasal 1 angka 21 UU 5/2014 menyebutkan bahwa BKN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakan manajemen ASN secara nasional sebagaimana diatur dalam undang-undang. Dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah nonkementerian (berada di pusat), BKN memiliki tugas teknis spesifik yang diberikan oleh undang-undang hanya kepada BKN. Sebagai lembaga dengantugas spesifik di bidang kepegawaian, BKN memiliki peran untuk melakukan pembinaan serta pengawasan dan pengendalian di semua lembaga pemerintah (kementerian/lembaga/daerah) terkait manajemen ASN, dikarenakan seluruh lembaga pemerintah memiliki unit kerja yang menbidangi kepegawaian dalam skala domestik.

Dalam menyikapi perkembangan global, maka ASN di era Revolusi Industri 4.0, tidak lagi hanya bersikap statis tetapi dinamis dengan kemampuan menguasai, mengatur dan mengendalikan teknologi, terutama teknologi informasi. ASN harus dapat beradaptasi dengan revolusi Industri 4.0 melalui mempelajari, memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang terus berkembang dengan cepat. Industri 4.0 memberikan banyak peluang dan kesempatan untuk menjadikan pelayanan publik menjadi lebih efektif dan efisien melalui pemanfaatan teknologi tersebut. Teknologi informasi adalah indikator dari kebangkitan Revolusi Industri 4.0. Penggunaan teknologi informasi yang dimanfaatkan oleh masyarakat sudah bersifat masif.

Kemajuan teknologi informasi yang merupakan penggerak Revolusi Industri 4.0, dapat Potensi pertama yaitu sesuai amanat UU 5/2014 meneguhkan dan memperkuat posisi BKN sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi manajemen ASN.

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 PP No.11/2017, Manajemen PNS meliputi 14 hal: (1) penyusunan dan penetapan kebutuhan; (2) pengadaan; (3) pangkat dan jabatan; (4) pengembangan karier; (5) pola karier; (6) promosi; (7) mutasi; (8) penilaian kinerja; (9) penggajian dan tunjangan; (10) penghargaan; (11) disiplin; (12) pemberhentian; (13) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan (14) perlindungan.

Kewenangan penyelenggaraan manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN,sebagaimana disebutkan pada Pasal 25 ayat (2) UU 5/2014 menunjukkan betapa penting peran BKN.

Potensi kedua adalah infrastruktur kelembagaan BKN. Pasal 1 angka 21 UU 5/2014 menyebutkan bahwa BKN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakan manajemen ASN secara nasional sebagaimana diatur dalam undang-undang. Dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah nonkementerian (berada di pusat), BKN memiliki tugas teknis spesifik yang diberikan oleh undang-undang hanya kepada BKN. Sebagai lembaga dengantugas spesifik di bidang kepegawaian, BKN memiliki peran untuk melakukan pembinaan serta pengawasan dan pengendalian di semua lembaga pemerintah (kementerian/lembaga/daerah) terkait manajemen ASN, dikarenakan seluruh lembaga pemerintah memiliki unit kerja yang menbidangi kepegawaian dalam skala domestik.

Dalam menyikapi perkembangan global, maka ASN di era Revolusi Industri 4.0, tidak lagi hanya bersikap statis tetapi dinamis dengan kemampuan menguasai, mengatur dan mengendalikan teknologi, terutama teknologi informasi. ASN harus dapat beradaptasi dengan revolusi Industri 4.0 melalui mempelajari, memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang terus berkembang dengan cepat. Industri 4.0 memberikan banyak peluang dan kesempatan untuk menjadikan pelayanan publik menjadi lebih efektif dan efisien melalui pemanfaatan teknologi tersebut. Teknologi informasi adalah indikator dari kebangkitan Revolusi Industri 4.0. Penggunaan teknologi informasi yang dimanfaatkan oleh masyarakat sudah bersifat masif.

Kemajuan teknologi informasi yang merupakan penggerak Revolusi Industri 4.0, dapat

(9)

dilihat dari keberadaan teknologi informasi yang diwujudkan dalam berbagai fasilitas aplikasi serta penggunaan jaringan internet. Oleh karena itu, jika ASN tidak menguasai teknologi maka pekerjaan yang dilakukannya akan tertinggal dan menghilang. Pada tahun 2018, Kepala Badan Kepegawaian Negara menyatakan bahwa 65% pekerjaan saat ini akan hilang dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Begitu pentingnya peran ASN dalam menguasai teknologi ini karena diprediksi bahwa 75% pekerjaan selain melibatkan kemampuan sains, teknik dan matematika, juga teknologi dan internet (Zimmerman, 2018. Penguasaan terhadap teknologi dapat mendukung penciptaan inovasi terutama berkaitan dengan inovasi pelayanan publik. Dalam lingkup BKN, inovasi dapat dilakukan dalam mengembangkan ASN yang profesional terutama dalam hal pembinaan dan penyelenggaraan manajemen ASN mulai rekrutmen, sistem penempatan ASN, knowledge manageremunerasi hingga sistem pensiun.

Potensi ketiga, database dan sistem informasi ASN. BKN sebagaiinstansi penyelenggaraan manajemen ASN nasional memiliki sumber dayaberupa big data ASN nasional yang dapat dijadikan bahan untuk menentukan arah kebijakan pembangunan ASN kedepan. Hal ini perlu dimanfaatkan melalui pengelolaan data yang mutakhir dan akuntabel.

Selain potensi-potensi tersebut, terdapat pula tantangan yang BKN/ Kantor Regional dalam menjalankan mandat selama ini. Secara umum, tantangan dikelompokkan ke dalam 4 kelompok sebagaimana tergambar :

dilihat dari keberadaan teknologi informasi yang diwujudkan dalam berbagai fasilitas aplikasi serta penggunaan jaringan internet. Oleh karena itu, jika ASN tidak menguasai teknologi maka pekerjaan yang dilakukannya akan tertinggal dan menghilang. Pada tahun 2018, Kepala Badan Kepegawaian Negara menyatakan bahwa 65% pekerjaan saat ini akan hilang dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Begitu pentingnya peran ASN dalam menguasai teknologi ini karena diprediksi bahwa 75% pekerjaan selain melibatkan kemampuan sains, teknik dan matematika, juga teknologi dan internet (Zimmerman, 2018. Penguasaan terhadap teknologi dapat mendukung penciptaan inovasi terutama berkaitan dengan inovasi pelayanan publik. Dalam lingkup BKN, inovasi dapat dilakukan dalam mengembangkan ASN yang profesional terutama dalam hal pembinaan dan penyelenggaraan manajemen ASN mulai rekrutmen, sistem penempatan ASN, knowledge manageremunerasi hingga sistem pensiun.

Potensi ketiga, database dan sistem informasi ASN. BKN sebagaiinstansi penyelenggaraan manajemen ASN nasional memiliki sumber dayaberupa big data ASN nasional yang dapat dijadikan bahan untuk menentukan arah kebijakan pembangunan ASN kedepan. Hal ini perlu dimanfaatkan melalui pengelolaan data yang mutakhir dan akuntabel.

Selain potensi-potensi tersebut, terdapat pula tantangan yang BKN/ Kantor Regional dalam menjalankan mandat selama ini. Secara umum, tantangan dikelompokkan ke dalam 4 kelompok sebagaimana tergambar :

dilihat dari keberadaan teknologi informasi yang diwujudkan dalam berbagai fasilitas aplikasi serta penggunaan jaringan internet. Oleh karena itu, jika ASN tidak menguasai teknologi maka pekerjaan yang dilakukannya akan tertinggal dan menghilang. Pada tahun 2018, Kepala Badan Kepegawaian Negara menyatakan bahwa 65% pekerjaan saat ini akan hilang dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Begitu pentingnya peran ASN dalam menguasai teknologi ini karena diprediksi bahwa 75% pekerjaan selain melibatkan kemampuan sains, teknik dan matematika, juga teknologi dan internet (Zimmerman, 2018. Penguasaan terhadap teknologi dapat mendukung penciptaan inovasi terutama berkaitan dengan inovasi pelayanan publik. Dalam lingkup BKN, inovasi dapat dilakukan dalam mengembangkan ASN yang profesional terutama dalam hal pembinaan dan penyelenggaraan manajemen ASN mulai rekrutmen, sistem penempatan ASN, knowledge manageremunerasi hingga sistem pensiun.

Potensi ketiga, database dan sistem informasi ASN. BKN sebagaiinstansi penyelenggaraan manajemen ASN nasional memiliki sumber dayaberupa big data ASN nasional yang dapat dijadikan bahan untuk menentukan arah kebijakan pembangunan ASN kedepan. Hal ini perlu dimanfaatkan melalui pengelolaan data yang mutakhir dan akuntabel.

Selain potensi-potensi tersebut, terdapat pula tantangan yang BKN/ Kantor Regional dalam menjalankan mandat selama ini. Secara umum, tantangan dikelompokkan ke dalam 4 kelompok sebagaimana tergambar :

(10)

Tantangan pertama, Sistem Manajemen ASN. Manajemen ASN di instansi pemerintah pusat dan daerah berjalan masing-masing. Sistem yang dibangun belum sepenuhnya dijadikan standar yang diterapkan di seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Manajemen ASN berjalan “sesuai adat istiadat” di masing- masing instansi. Sistem pengawasan dan pengendalian yang masih konvensional menyebabkan biaya yang tinggi dan tidak optimalnya implementasi manajemen ASN.

Tumpang tindih kewenangan antar lembaga pemerintahan yang mengurusi ASN (Kementerian PAN&RB, KASN, LAN, dan BKN) menambah tantangan ke depan.

Mengurai tumpang tindih keempat lembaga tersebut menjadi prioritas utama, kemudian didukung dengan tata kelola yang kolaboratif dalam manajemen ASN.

Tantangan selanjutnya di bidang sistem manajemen ASN adalah peraturan perundang-undangan yang harus segera direvisi. Masih banyak praktik manajemen ASN yang mengacu pada peraturan yang sudah lama sekali dan belum pernah ditelaah relevansinya dengan kondisi saat ini sehingga perlu disesuaikan dengan perkembangan terkini.

Tantangan kedua terkait kompetensi, distribusi, dan pelayanan ASN. Seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan publik yang bergerak semakin cepat, maka kompetensi ASN harus ditingkatkan. Selain peningkatan, isu lainnya adalah pemerataan kompetensi ASN. Perlu segera disusun standar kompetensi ASN, sehingga kompetensi level 3 ASN (misalnya) akan sama baik ASN yang bertugas di instansi pusat atau di daerah, di wilayah Barat atau di wilayah Timur.

Sektor pelayanan publik pun masih belum maksimal. Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) harus ditingkatkan kepada level pelayanan prima. Pelayanan yang mudah, cepat, dan murah tidak hanya menjadi slogan tetapi juga terimplementasi dalam praktik keseharian.

Distribusi ASN juga menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Permasalahan kesenjangan jumlah, kualitas, dan ketidaksinkronan antara kompetensi ASN dengan kebutuhan pembangunan di instansinya harus segera dipecahkan agar tujuan pembangunan dapat tercapai dengan baik.

Tantangan ketiga, database dan sistem informasi ASN. Pemerintah sebenarnya memiliki data ASN, hanya saja informasinya kurang lengkap dan tidak mutakhir. Selain Tantangan pertama, Sistem Manajemen ASN. Manajemen ASN di instansi pemerintah pusat dan daerah berjalan masing-masing. Sistem yang dibangun belum sepenuhnya dijadikan standar yang diterapkan di seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Manajemen ASN berjalan “sesuai adat istiadat” di masing- masing instansi. Sistem pengawasan dan pengendalian yang masih konvensional menyebabkan biaya yang tinggi dan tidak optimalnya implementasi manajemen ASN.

Tumpang tindih kewenangan antar lembaga pemerintahan yang mengurusi ASN (Kementerian PAN&RB, KASN, LAN, dan BKN) menambah tantangan ke depan.

Mengurai tumpang tindih keempat lembaga tersebut menjadi prioritas utama, kemudian didukung dengan tata kelola yang kolaboratif dalam manajemen ASN.

Tantangan selanjutnya di bidang sistem manajemen ASN adalah peraturan perundang-undangan yang harus segera direvisi. Masih banyak praktik manajemen ASN yang mengacu pada peraturan yang sudah lama sekali dan belum pernah ditelaah relevansinya dengan kondisi saat ini sehingga perlu disesuaikan dengan perkembangan terkini.

Tantangan kedua terkait kompetensi, distribusi, dan pelayanan ASN. Seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan publik yang bergerak semakin cepat, maka kompetensi ASN harus ditingkatkan. Selain peningkatan, isu lainnya adalah pemerataan kompetensi ASN. Perlu segera disusun standar kompetensi ASN, sehingga kompetensi level 3 ASN (misalnya) akan sama baik ASN yang bertugas di instansi pusat atau di daerah, di wilayah Barat atau di wilayah Timur.

Sektor pelayanan publik pun masih belum maksimal. Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) harus ditingkatkan kepada level pelayanan prima. Pelayanan yang mudah, cepat, dan murah tidak hanya menjadi slogan tetapi juga terimplementasi dalam praktik keseharian.

Distribusi ASN juga menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Permasalahan kesenjangan jumlah, kualitas, dan ketidaksinkronan antara kompetensi ASN dengan kebutuhan pembangunan di instansinya harus segera dipecahkan agar tujuan pembangunan dapat tercapai dengan baik.

Tantangan ketiga, database dan sistem informasi ASN. Pemerintah sebenarnya memiliki data ASN, hanya saja informasinya kurang lengkap dan tidak mutakhir. Selain Tantangan pertama, Sistem Manajemen ASN. Manajemen ASN di instansi pemerintah pusat dan daerah berjalan masing-masing. Sistem yang dibangun belum sepenuhnya dijadikan standar yang diterapkan di seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Manajemen ASN berjalan “sesuai adat istiadat” di masing- masing instansi. Sistem pengawasan dan pengendalian yang masih konvensional menyebabkan biaya yang tinggi dan tidak optimalnya implementasi manajemen ASN.

Tumpang tindih kewenangan antar lembaga pemerintahan yang mengurusi ASN (Kementerian PAN&RB, KASN, LAN, dan BKN) menambah tantangan ke depan.

Mengurai tumpang tindih keempat lembaga tersebut menjadi prioritas utama, kemudian didukung dengan tata kelola yang kolaboratif dalam manajemen ASN.

Tantangan selanjutnya di bidang sistem manajemen ASN adalah peraturan perundang-undangan yang harus segera direvisi. Masih banyak praktik manajemen ASN yang mengacu pada peraturan yang sudah lama sekali dan belum pernah ditelaah relevansinya dengan kondisi saat ini sehingga perlu disesuaikan dengan perkembangan terkini.

Tantangan kedua terkait kompetensi, distribusi, dan pelayanan ASN. Seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan publik yang bergerak semakin cepat, maka kompetensi ASN harus ditingkatkan. Selain peningkatan, isu lainnya adalah pemerataan kompetensi ASN. Perlu segera disusun standar kompetensi ASN, sehingga kompetensi level 3 ASN (misalnya) akan sama baik ASN yang bertugas di instansi pusat atau di daerah, di wilayah Barat atau di wilayah Timur.

Sektor pelayanan publik pun masih belum maksimal. Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) harus ditingkatkan kepada level pelayanan prima. Pelayanan yang mudah, cepat, dan murah tidak hanya menjadi slogan tetapi juga terimplementasi dalam praktik keseharian.

Distribusi ASN juga menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Permasalahan kesenjangan jumlah, kualitas, dan ketidaksinkronan antara kompetensi ASN dengan kebutuhan pembangunan di instansinya harus segera dipecahkan agar tujuan pembangunan dapat tercapai dengan baik.

Tantangan ketiga, database dan sistem informasi ASN. Pemerintah sebenarnya memiliki data ASN, hanya saja informasinya kurang lengkap dan tidak mutakhir. Selain

(11)

itu, data yang ada hanya dimiliki oleh instansinya masing-masing (tidak terintegrasi).

Oleh karena itu, tantangan ke depan adalah bagaimana mengembangkan database ASN (Big Data ASN) yang memuat informasi yang lengkap, mutakhir dan terintegrasi.

Dengan adanya Big Data ASN maka kebijakan yang terkait manajemen ASN akan lebih tepat sasaran karena berlandaskan data yang valid.

Setelah mengembangkan database yang terintegrasi, sistem informasi ASN juga harus handal. Selain kebijakan lebih tepat sasaran, dengan terintegrasinya sistem informasi ASN yang handal, maka proses pengambilan kebijakan juga akan lebih cepat dan berbiaya rendah.

Tantangan keempat, penegakan tata kelola manajemen ASN. Tata kelola manajemen internal BKN – Kantor Regional BKN perlu diperkuat dari yang semula konvensional menjadi digital. Efisiensi anggaran dan waktu menjadi isu utama dalam digitalisasi. Aspek kelembagaan juga perlu dilakukan penataan lebih baik lagi. Kerja yang terlalu silo harus diubah menjadi kerja kolektif dan kolaboratif. Kerja kolektif dan kolaboratif menjadi syarat utama pencapaian sukses atas amanat Undang-Undang.

Untuk itu, perlu adanya transformasi budaya organisasi yang lebih positif dan mendukung pencapaian visi yang telah ditetapkan.

Pilkada serentak masih akan dilaksanakan pada tahun 2020, 2022, 2023, dan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada tahun 2024. Netralitas ASN perlu dijaga agar pelayanan publik terus berjalan secara adil. Korupsi dan narkoba juga menjadi “penyakit” yang apabila tidak mendapat penanganan dan penindakan serius akan menjadi wabah yang menghancurkan bangsa Indonesia. Perlu diperkuat pula langkah-langkah pengawasan dan pengendalian terutama terkait politik praktis, tindak pidana korupsi, dan pidana narkoba.

Dalam mendeteksi potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara guna menentukan faktor-faktor penentu, secara internal faktor-faktor tersebut dilihat melalui pendekatan:

- Kemampuan organisasi;

- Tugas pokok dan fungsi organisasi;

- Kondisi SDM, termasuk Pimpinan;

- Kondisi data, studi dan informasi;

itu, data yang ada hanya dimiliki oleh instansinya masing-masing (tidak terintegrasi).

Oleh karena itu, tantangan ke depan adalah bagaimana mengembangkan database ASN (Big Data ASN) yang memuat informasi yang lengkap, mutakhir dan terintegrasi.

Dengan adanya Big Data ASN maka kebijakan yang terkait manajemen ASN akan lebih tepat sasaran karena berlandaskan data yang valid.

Setelah mengembangkan database yang terintegrasi, sistem informasi ASN juga harus handal. Selain kebijakan lebih tepat sasaran, dengan terintegrasinya sistem informasi ASN yang handal, maka proses pengambilan kebijakan juga akan lebih cepat dan berbiaya rendah.

Tantangan keempat, penegakan tata kelola manajemen ASN. Tata kelola manajemen internal BKN – Kantor Regional BKN perlu diperkuat dari yang semula konvensional menjadi digital. Efisiensi anggaran dan waktu menjadi isu utama dalam digitalisasi. Aspek kelembagaan juga perlu dilakukan penataan lebih baik lagi. Kerja yang terlalu silo harus diubah menjadi kerja kolektif dan kolaboratif. Kerja kolektif dan kolaboratif menjadi syarat utama pencapaian sukses atas amanat Undang-Undang.

Untuk itu, perlu adanya transformasi budaya organisasi yang lebih positif dan mendukung pencapaian visi yang telah ditetapkan.

Pilkada serentak masih akan dilaksanakan pada tahun 2020, 2022, 2023, dan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada tahun 2024. Netralitas ASN perlu dijaga agar pelayanan publik terus berjalan secara adil. Korupsi dan narkoba juga menjadi “penyakit” yang apabila tidak mendapat penanganan dan penindakan serius akan menjadi wabah yang menghancurkan bangsa Indonesia. Perlu diperkuat pula langkah-langkah pengawasan dan pengendalian terutama terkait politik praktis, tindak pidana korupsi, dan pidana narkoba.

Dalam mendeteksi potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara guna menentukan faktor-faktor penentu, secara internal faktor-faktor tersebut dilihat melalui pendekatan:

- Kemampuan organisasi;

- Tugas pokok dan fungsi organisasi;

- Kondisi SDM, termasuk Pimpinan;

- Kondisi data, studi dan informasi;

itu, data yang ada hanya dimiliki oleh instansinya masing-masing (tidak terintegrasi).

Oleh karena itu, tantangan ke depan adalah bagaimana mengembangkan database ASN (Big Data ASN) yang memuat informasi yang lengkap, mutakhir dan terintegrasi.

Dengan adanya Big Data ASN maka kebijakan yang terkait manajemen ASN akan lebih tepat sasaran karena berlandaskan data yang valid.

Setelah mengembangkan database yang terintegrasi, sistem informasi ASN juga harus handal. Selain kebijakan lebih tepat sasaran, dengan terintegrasinya sistem informasi ASN yang handal, maka proses pengambilan kebijakan juga akan lebih cepat dan berbiaya rendah.

Tantangan keempat, penegakan tata kelola manajemen ASN. Tata kelola manajemen internal BKN – Kantor Regional BKN perlu diperkuat dari yang semula konvensional menjadi digital. Efisiensi anggaran dan waktu menjadi isu utama dalam digitalisasi. Aspek kelembagaan juga perlu dilakukan penataan lebih baik lagi. Kerja yang terlalu silo harus diubah menjadi kerja kolektif dan kolaboratif. Kerja kolektif dan kolaboratif menjadi syarat utama pencapaian sukses atas amanat Undang-Undang.

Untuk itu, perlu adanya transformasi budaya organisasi yang lebih positif dan mendukung pencapaian visi yang telah ditetapkan.

Pilkada serentak masih akan dilaksanakan pada tahun 2020, 2022, 2023, dan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada tahun 2024. Netralitas ASN perlu dijaga agar pelayanan publik terus berjalan secara adil. Korupsi dan narkoba juga menjadi “penyakit” yang apabila tidak mendapat penanganan dan penindakan serius akan menjadi wabah yang menghancurkan bangsa Indonesia. Perlu diperkuat pula langkah-langkah pengawasan dan pengendalian terutama terkait politik praktis, tindak pidana korupsi, dan pidana narkoba.

Dalam mendeteksi potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh Kantor Regional V Badan Kepegawaian Negara guna menentukan faktor-faktor penentu, secara internal faktor-faktor tersebut dilihat melalui pendekatan:

- Kemampuan organisasi;

- Tugas pokok dan fungsi organisasi;

- Kondisi SDM, termasuk Pimpinan;

- Kondisi data, studi dan informasi;

(12)

- Ketersediaan dana;

- Etos kerja.

Untuk menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja, pendekatan yang dilakukan adalah melalui :

- Kajian terhadap RPJM Nasional;

- Pendekatan/Pola Pembangunan yang akan dijalankan;

- Permasalahan bidang kepegawaian di Wilayah Kerja;

- Pelayanan Minimal.

- Ketersediaan dana;

- Etos kerja.

Untuk menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja, pendekatan yang dilakukan adalah melalui :

- Kajian terhadap RPJM Nasional;

- Pendekatan/Pola Pembangunan yang akan dijalankan;

- Permasalahan bidang kepegawaian di Wilayah Kerja;

- Pelayanan Minimal.

- Ketersediaan dana;

- Etos kerja.

Untuk menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja, pendekatan yang dilakukan adalah melalui :

- Kajian terhadap RPJM Nasional;

- Pendekatan/Pola Pembangunan yang akan dijalankan;

- Permasalahan bidang kepegawaian di Wilayah Kerja;

- Pelayanan Minimal.

(13)

BAB II

VISI, MISI,TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

2.1 VISI

Dalam rangka mengemban amanah mandat Undang-Undang, visi BKN Tahun 2020-2024: adalah melaksanakan Visi Presiden Nomor 8 (delapan) yaitu “pengelolaan Pemerintahan yang Bersih Efektif, dan Terpercaya” dengan melaksanakan arahan presiden nomor 4 (empat) yaitu “Penyedeerhanaan Birokrasi” dan Agenda pembangunan nomor 7 (tujuh) yaitu Memperkuat stabilitas Polhukan dan Transformasi Pelayanan Publik dengan :

Profesional artinya, (a) ASN melaksanakan kewenangan, tugas dan fungsinya sesuai dengan yang telah diamanahkan melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan maksimalkan sumber daya dalam pembinaan dan penyelenggaraan Manajemen ASN secara efektif dan efisien, sebagai upaya untuk mewujudkan aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik koprupsi, kolusi, dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, (b) ASN memiliki kapabilitas dan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku serta selalu menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik, yaitu transparan, partisipatif, akuntabel, adil, dan setara.

2.2 MISI

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, serta Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh peraturan perundang- undangan kepada Baan Kepegawaian negara dan penjabaran dari misi Memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan bidang aparatur sipil negara melalui pembinaan dan penyelenggaraan

Mewujudkan Pengelola ASN yang Profesional dan Berintegritas untuk Mendukung Tercapainya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong di Wilayah Kerja Kantor

Regional V BKN Jakarta BAB II

VISI, MISI,TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

2.1 VISI

Dalam rangka mengemban amanah mandat Undang-Undang, visi BKN Tahun 2020-2024: adalah melaksanakan Visi Presiden Nomor 8 (delapan) yaitu “pengelolaan Pemerintahan yang Bersih Efektif, dan Terpercaya” dengan melaksanakan arahan presiden nomor 4 (empat) yaitu “Penyedeerhanaan Birokrasi” dan Agenda pembangunan nomor 7 (tujuh) yaitu Memperkuat stabilitas Polhukan dan Transformasi Pelayanan Publik dengan :

Profesional artinya, (a) ASN melaksanakan kewenangan, tugas dan fungsinya sesuai dengan yang telah diamanahkan melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan maksimalkan sumber daya dalam pembinaan dan penyelenggaraan Manajemen ASN secara efektif dan efisien, sebagai upaya untuk mewujudkan aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik koprupsi, kolusi, dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, (b) ASN memiliki kapabilitas dan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku serta selalu menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik, yaitu transparan, partisipatif, akuntabel, adil, dan setara.

2.2 MISI

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, serta Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh peraturan perundang- undangan kepada Baan Kepegawaian negara dan penjabaran dari misi Memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan bidang aparatur sipil negara melalui pembinaan dan penyelenggaraan

Mewujudkan Pengelola ASN yang Profesional dan Berintegritas untuk Mendukung Tercapainya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong di Wilayah Kerja Kantor

Regional V BKN Jakarta BAB II

VISI, MISI,TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

2.1 VISI

Dalam rangka mengemban amanah mandat Undang-Undang, visi BKN Tahun 2020-2024: adalah melaksanakan Visi Presiden Nomor 8 (delapan) yaitu “pengelolaan Pemerintahan yang Bersih Efektif, dan Terpercaya” dengan melaksanakan arahan presiden nomor 4 (empat) yaitu “Penyedeerhanaan Birokrasi” dan Agenda pembangunan nomor 7 (tujuh) yaitu Memperkuat stabilitas Polhukan dan Transformasi Pelayanan Publik dengan :

Profesional artinya, (a) ASN melaksanakan kewenangan, tugas dan fungsinya sesuai dengan yang telah diamanahkan melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan maksimalkan sumber daya dalam pembinaan dan penyelenggaraan Manajemen ASN secara efektif dan efisien, sebagai upaya untuk mewujudkan aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik koprupsi, kolusi, dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, (b) ASN memiliki kapabilitas dan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku serta selalu menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik, yaitu transparan, partisipatif, akuntabel, adil, dan setara.

2.2 MISI

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, serta Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh peraturan perundang- undangan kepada Baan Kepegawaian negara dan penjabaran dari misi Memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan bidang aparatur sipil negara melalui pembinaan dan penyelenggaraan

Mewujudkan Pengelola ASN yang Profesional dan Berintegritas untuk Mendukung Tercapainya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong di Wilayah Kerja Kantor

Regional V BKN Jakarta

(14)

manajemen ASN, serta pengembangan sistem informasi ASN berdasarkan sistem merit, maka terdapat 5 pilar yang menjadi misi Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara yakni meningkatkan kualitas ASN melalui:

1. Pembinaan penyelenggaraan manajemen ASN;

2. Penyelenggaraan manajemen ASN;

3. Penyimpanan informasi pegawai ASN;

4. Pengawasan Dan Pengendalian Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria;

Manajemen ASN; dan

5. Mengembangkan dan mengoptimalkan sistim manajemen internal Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.

2.3 TUJUAN

1. Mewujudkan Pembinaan Penyelenggaraan Manajemen ASN Yang Berkualitas sebagai referensi pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN. Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh pengelolaan PNS yang baik, yang meliputi:

penyusunan dan penetapan kebutuhan serta pengadaan PNS; pengembangan PNS (mutasi, promosi, penilaian kinerja dan pola karir); kompensasi (penggajian, tunjangan dan penghargaan); kesejahteraan PNS (Tabungan Hari Tua/THT dan perlindungan sosial);

2. Mewujudkan Penyelenggaraan Manajemen ASN Berkualitas Prima sebagai sarana Mewujudkan manajemen talenta nasional dalam rangka penyelenggaraan Manajemen ASN yang handal dan dinamis. Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh keberhasilan dari sistem ini adalah berjalannya pengelolaan atau manajemen kepegawaian yang sesuai dengan norma, standar dan prosedur (NSP) kepegawaian di lingkungan instansi Pusat dan Pemerintah Daerah, meningkatnya kinerja PNS dalam melaksanakan pekerjaan, tugas pokok dan fungsi unit kerjanya;

3. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Database Dan Sistem Informasi ASN (SI – ASN) sebagai sarana penerapan sistem merit Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh Sistem Informasi ASN yang terpadu dan terintegrasi secara nasional (meliputi pengelolaan data ASN yang handal dan terkini serta manajemen ASN, serta pengembangan sistem informasi ASN berdasarkan sistem merit, maka terdapat 5 pilar yang menjadi misi Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara yakni meningkatkan kualitas ASN melalui:

1. Pembinaan penyelenggaraan manajemen ASN;

2. Penyelenggaraan manajemen ASN;

3. Penyimpanan informasi pegawai ASN;

4. Pengawasan Dan Pengendalian Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria;

Manajemen ASN; dan

5. Mengembangkan dan mengoptimalkan sistim manajemen internal Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.

2.3 TUJUAN

1. Mewujudkan Pembinaan Penyelenggaraan Manajemen ASN Yang Berkualitas sebagai referensi pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN. Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh pengelolaan PNS yang baik, yang meliputi:

penyusunan dan penetapan kebutuhan serta pengadaan PNS; pengembangan PNS (mutasi, promosi, penilaian kinerja dan pola karir); kompensasi (penggajian, tunjangan dan penghargaan); kesejahteraan PNS (Tabungan Hari Tua/THT dan perlindungan sosial);

2. Mewujudkan Penyelenggaraan Manajemen ASN Berkualitas Prima sebagai sarana Mewujudkan manajemen talenta nasional dalam rangka penyelenggaraan Manajemen ASN yang handal dan dinamis. Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh keberhasilan dari sistem ini adalah berjalannya pengelolaan atau manajemen kepegawaian yang sesuai dengan norma, standar dan prosedur (NSP) kepegawaian di lingkungan instansi Pusat dan Pemerintah Daerah, meningkatnya kinerja PNS dalam melaksanakan pekerjaan, tugas pokok dan fungsi unit kerjanya;

3. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Database Dan Sistem Informasi ASN (SI – ASN) sebagai sarana penerapan sistem merit Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh Sistem Informasi ASN yang terpadu dan terintegrasi secara nasional (meliputi pengelolaan data ASN yang handal dan terkini serta manajemen ASN, serta pengembangan sistem informasi ASN berdasarkan sistem merit, maka terdapat 5 pilar yang menjadi misi Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara yakni meningkatkan kualitas ASN melalui:

1. Pembinaan penyelenggaraan manajemen ASN;

2. Penyelenggaraan manajemen ASN;

3. Penyimpanan informasi pegawai ASN;

4. Pengawasan Dan Pengendalian Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria;

Manajemen ASN; dan

5. Mengembangkan dan mengoptimalkan sistim manajemen internal Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.

2.3 TUJUAN

1. Mewujudkan Pembinaan Penyelenggaraan Manajemen ASN Yang Berkualitas sebagai referensi pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN. Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh pengelolaan PNS yang baik, yang meliputi:

penyusunan dan penetapan kebutuhan serta pengadaan PNS; pengembangan PNS (mutasi, promosi, penilaian kinerja dan pola karir); kompensasi (penggajian, tunjangan dan penghargaan); kesejahteraan PNS (Tabungan Hari Tua/THT dan perlindungan sosial);

2. Mewujudkan Penyelenggaraan Manajemen ASN Berkualitas Prima sebagai sarana Mewujudkan manajemen talenta nasional dalam rangka penyelenggaraan Manajemen ASN yang handal dan dinamis. Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh keberhasilan dari sistem ini adalah berjalannya pengelolaan atau manajemen kepegawaian yang sesuai dengan norma, standar dan prosedur (NSP) kepegawaian di lingkungan instansi Pusat dan Pemerintah Daerah, meningkatnya kinerja PNS dalam melaksanakan pekerjaan, tugas pokok dan fungsi unit kerjanya;

3. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Database Dan Sistem Informasi ASN (SI – ASN) sebagai sarana penerapan sistem merit Tercapainya tujuan ini diindikasikan oleh Sistem Informasi ASN yang terpadu dan terintegrasi secara nasional (meliputi pengelolaan data ASN yang handal dan terkini serta

Referensi

Dokumen terkait

Pemasok menyatakan dan menjamin bahwa semua Obyek Pengiriman yang disediakan akan: (a) (i) baru dan tidak pernah dipakai; (ii) bebas dari cacat pada bahan,

Pelaksanaan kegiatan Badan Litbang Perhubungan sampai dengan Tahun 2019 mengacu kepada tugas pokok Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan sebagaimana

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam menggunakan variasi mengajar yaitu faktor guru yang sudah sesuai dengan latar

Kedua, untuk mengungkap penerapan fungsi-fungsi manajemen kepengurusan Masjid Baitul Ma'mur dalam pengembangan dakwah Islamiyah di kecamatan Purwodadi kabupaten Grobogan1.

Museum sebagai tempat penyimpanan benda-benda peninggalan sejarah merupakan tempat yang potensial untuk meningkatkan pembelajaran terutama pembelajaran sejarah di sekolah

Secara lebih rinci dijelaskan bahwa penduduk lanjut usia (55 tahun atau lebih), tidak memperlihatkan perbedaan status kesehatan, baik bagi mereka yang berstatus

Setelah mengamati mengenai proses fonetis pada cerita ‘Mauduk Lompao’ terdapat beberapa pasangan minimal dan beberapa bunyi yang menempati awal suku kata, tengah suku

Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 24 bahwa Kementerian atau lembaga pemerintah nonkementeria bersama Pemerintah Daerah