• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPARANSI PENGELOLAAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAANN DI KECAMATAN ULUMANDA KABUPATEN MAJENE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TRANSPARANSI PENGELOLAAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAANN DI KECAMATAN ULUMANDA KABUPATEN MAJENE"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

KURNIADI

NomorStambuk : 10564 0105210

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

i

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI KECAMATAN ULUMANDA KABUPATEN MAJENE

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh KURNIADI

No. Stambuk : 10564 01052 10

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

(3)

ii

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Kecamatan Ulumanada Kabupaten Majene

Nama Mahasiswa : Kurniadi

Nomor Stambuk : 10564 01052 10

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyetujui :

Pembimbing I

Dr. Abdul Mahsyar, M.Si

Dekan

Fisipol Unismuh Makassar

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si

Mengetahui :

Pembimbing II

Drs. H.Muhammad Idris,M.Si

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

A. Luhur Prianto, S.IP, M.Si

(4)

iv NamaMahasiswa : Kurniadi

NomorStambuk : 10564 01052 10

Program Studi : IlmuPemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 14 Oktober 2014

Yang Menyatakan

Kurniadi

(5)

Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/undangan menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor :... sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S.1) Dalam Program Studi Ilmu Pemerintahan di Makassar pada hari Kamis, 8 Mei 2014.

TIM PENILAI

Ketua, Sekretaris,

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Drs. Drs. H. Muhammad Idris, M.Si

Penguji :

1. Dr. H. Muhammadiah, MM (ketua) ( )

2. Dr. H. Mappamiring, M.Si ( )

3. Hj. Andi Nuraeni Aksa, SH, MH ( )

4. Dr. Abdul Mahsyar, M.Si ( )

(6)

v

Transparansi berarti keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik pada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan baik informasi keuangan maupun lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mendiri pedesaan di Kecamatan Ulumanda dan untuk mengetahui bagaimana transparansi pengelolaan anggaran infrastruktur program nasional masyaraakat mandiri pedesaan dikecamatan Ulumanda. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif (menjelaskan kondisi objek secara alamiah) dengan informan sebanyak 7 (Tujuh) orang yang dipilih berdasarkan pandangan bahwa informan memiliki pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang diteliti yakni Fasilitator PNPM MP,Unit pengelola kegiatan(UPK),Tim pengelola kegiatan(TPK), dan Tokoh Masyarakat. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa; observasi dan dokumentasi serta dikembangkan dengan wawancara terhadap informan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Teransparansi Pengelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) di kecamatan Ulumanda kurang efektif dalam hal ini tidak transparansi karna melihat adanya beberapa indikator transparansi belum sepenuhnya terlaksana, seperti keterlibatannya masyarakat dalam hal musyawarah antar desa penetapan usulan dan pembahasan tentang anggaran yang dikelola oleh PNPM MP disetiap Desa. dan kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat mengenai besaran anggaran yang dikelola tim pengelola kegiatan (TPK) disetiap Desa. dengan beberapa indikator itulah yang membuat penulis menyimpulkan baahwa pengelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) kurang efektif dalam hal ini kurang transparansi.

Kata kunci: transparansi, pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan

(7)

vi

rahmat dan karunia-Nya semoga kita senantiasa berada dalam lindungan- Nya.

Teriring salam dan salawat pada junjungan Rasulullah SAW dan Keluarga yang dicintainya beserta sahabat-sahabatnya, sehingga skripsi yang berjudul

“Transparansi Pengelolaan nggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di Kecamatan Ulumanada kabupaten Majene”

dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyusun skripsi ini sebagai karya ilmiah yang merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar serjana pada program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi isinya. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan berikutnya. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literatur, pengumpulan data sampai pada pengolahan data maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moril, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

(8)

vii

yang telah meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis serta memberikan motifasi dan mengarahkan hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak DR. H. Muhlis Madani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh stafnya.

3. Bapak A. Luhur Prianto, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh stafnya.

4. Bapak DR. H. Irwan Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) dan yang telah membina Universitas Muhammadiyah Makassar dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Fasilitator program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan(PNPM MP) di Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene

6. Untuk kedua orang tua penulis ayahanda RAMBA dan ibunda BAHRA yang selama ini selalu membimbing serta mengarahkan kearah yang lebih baik, dan telah memberikan dukungan moril serta pengorbanan materi selama ini dengan sabar mengajari penulis disetiap kesalahan-keslahan

(9)

viii

bantuannya kepada penulis untuk menyelesikan studi, terima kasih atas bantuan moril dan materi yang selalu diberikan kepada penulis.

Selain itu, penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam- dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan kaki pertama kali di Universitas Muhammadiyah Makassar hingga selesainya studi penulis. Semua itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga semua ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, Aamiin! Sekian dan terimakasih.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 10 Agustus 2014

Kurniadi

(10)

ix

Halaman penerimaan tim ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Transparansi ... 10

B. Konsep Pengelolaan ... 14

C. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ...16

D. Program nasional Pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan ...19

E. KarangkaPikir...29

F. Fkus penelitian ...30

G. DeskripsiFokusPenelitian ...30

BAB III. METODE PENELITIAN A.Waktu dan Lokasi Penelitian... 32

B. Jenis danTipe Penelitian ... 32

C. Sumber data ... 32

D.I nforman penelitian ... 33

E. Tekhnik Pengumpulan Data ... 33

F. Tekhnik Analisis Data ... 35

G. Pengabsahan data ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. karasteristik Objek Penelitian ... 38

B. penegelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan ... 46

C. transparansi penegelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan. ... 60

BAB V. PENUTIUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DaftarPustaka ... 70

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pekerjaan sosial merupakan aktivitas kemanusiaan yang sejak kelahirannya sekian abad yang lalu telah memiliki perhatian yang mendalam pada pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat yang lemah dan kurang beruntung, seperti orang miskin, orang dengan kecacatan, dan komunitas adat terpencil, Prinsip-prinsip pekerjaan sosial, seperti ‘menolong orang agar mampu menolong dirinya sendiri, bekerja dengan masyarakat, dan bekerja untuk masyarakat, menunjukkan bahwa pekerjaan sosial memiliki komitmen yang kuat terhadap pemberdayaan masyarakat.

Pembangunan yang merupakan salah satu wujud nyata dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang tentunya dengan mengunakan kriteria (Stakeholder), kajian pembangunan masyarakat dapat dibedakan dalam fokus perhatian pembangunan masyarakat yang diselenggarakan oleh negara, masyarakat dan dunia usaha atau swasta. Konsentrasi pembangunan masyarakat yang diselenggarakan negara dapat mencurahkan perhatiannya pada kebijakan- kebijakan dan program-program pembangunan masyarakat, lembaga penyelenggara baik departemental, lintas departemen dan nondepartemen.

Walaupun konsentrasinya berbeda, tetapi pada prinsipnya pembangunan masyarakat pada sektor apapun mengandung keempat unsur yang menjadi kerangka dasarnya yaitu sebagai proses perubahan, menciptakan hubungan serasi

(12)

antara kebutuhan dan sumber daya, pengembangan kapasitas dan bersifat multidimensi.

Pelaksanaan pembangunan sarana infrastruktur merupakan salah satu pekerjaan sosial yang telah dilakukan oleh pemerintah, namun pembangunan yang berorientasi perspektif pertumbuhan yang dikombinasikan dengan kebijakan yang berorientasi stabilitas kekuasaan telah melahirkan pelaksanaan pembangunan yang sentralistik dan top down, Dalam pelaksanaannya kebijakan sosial juga telah melahirkan dominasi Negara di satu pihak dan marginalisasi masyarakat dipihak lain, terutama dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan, Walaupun secara makro kebijakan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi secara mikro ternyata kurang menyentuh peningkatan taraf hidup lapisan bawah, bahkan menimbulkan kesenjangan.

Kesenjangan tersebut dilihat sebagai akibat dari hasil pembangunan yang kurang menyentuh kepentingan masyarakat pada tingkat bawah, Hal itu merupakan akibat dari marginalisasi masyarakat sehingga menciptakan kelompok lemah dan ketidak berdayaan yaitu kelompok-kelompok yang mengalami diskriminasi dalam suatu masyarakat, seperti masyarakat kelas ekonomi rendah, kelompok minoritas etnis, wanita, populasi lanjut usia, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah, serta masyarakat pada daerah tepencil adalah orang-orang yang mengalami ketidak berdayaan.

Dalam berbagai pakar pemberdayaan sering mengatakan bahwa

“pemberdayaan bukan membentuk supermen, tetapi dalam pemberdayaan perlu membentuk super tim”.(Suyono, 2013:51). Keberdayaan dalam konteks

(13)

masyarakat merupakan kemampuan individu berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Tingkat partisipasi ini meliputi partisipasi secara fisik, mental,dan juga manfaat yang diperoleh oleh individu yang bersangkutan.

Menurut Sedarmayanti (2012:116), konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi jaringan kerja, dan keadilan, dan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi potensial dalam meningkatkan ekonomi, sosial dan transpormasi budaya. Proses ini, akhirnya, akan dapat menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat.

prinsip transparansi aparatur dan sistem manajemen pemerintahan harus mengembangkan keterbukaan dan system akuntabilitas, harus bersikap terbuka untuk mendorong pimpinan dan seluruh sumber daya manusia didalamnya berperan dalam mengamalkan dan melembagakan kode etik, serta dapat menjadikan mereka sebagai panutan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pertanggung jawaban kepada masyarakat dan negara.

Transpransi penyelenggaraan pelayanaan publik merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau pengendaliannya, serta muda diakses oleh semuah pihak yang membutuhkan informasi.

Pembangunan infrastruktur merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan roda penggerak pertumbuhan ekonomi, Infrastruktur juga mempunyai peran yang penting dalam memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta diyakini sebagai pemicu pembangunan suatu kawasan, Berbagai

(14)

upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan fasilitas dan layanan infrastruktur yang berkualitas, baik dalam bentuk pengaturan dengan kerangka regulasi maupun rehabilitasi dan peningkatan kapasitas dan fasilitas infrastruktur yang rusak, serta pembangunan baru melalui program pemberdayaan, kerangka investasi dan pelayanan umum.

pemerintah diharapkan dapat menghadirkan ide-ide yang kreatif dan inovatif yang dapat meningkatkan pelaksanaan pembangunan terutama pada desa- desa terpencil yang sangat membutuhkan bantuan serta uluran tangan dari pemerintah yang selama ini terisolir dan tidak mendapatkan fasilitas hidup yang memadai, seperti penerangan listrik,rabat beto,perintisan jalan tani dan sumber air bersih untuk kegiatan kehidupan sehari-harinya.

Masyarakat di Kecamatan Ulumanda adalah salah satu cerminan masyarakat yang kehidupannya tertinggal, terpencil dan terisolir dibanding dengan masyarakat didaerah lainnya dikarenakan beberapa faktor antara lain:

1. Keadaan geografis yang sulit untuk dijangkau karena berada pada daerah pegunungan dan terletak diujung kabupaten Majene sehingga sulit untuk mendapatkan info tentang keberadaannya.

2. Akses transportasi yang kurang layak untuk ditempu karena kondisi jalan yang sulit untuk dilalui dan beberapah jalan antara desa hanya dapat ditemput dengan beberapah kendaraan tertentu seperti motor dan mobil hartop, dikarenakan kondisi jalan yang kecil hanya berupah jalan setapak, berlumpur, dan berada pada tepi jurang yang dapat mengancam nyawa para pengguna jalannya.

(15)

3. Tidak adanya akses komunikasi yang dapat digunakan untuk berhubungan dengan pemerintah dan masyarakat setempat, sehingga untuk mendapatkan informasi tentang keadaan masyarakat dikecamatan Ulumanda harus datang secara langsung kedaerah tersebut, akibatnya informasi dari dalam dan dari luar daerah amat sulit untuk didapatkan.

4. Tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah, dikarenakan kurangnya pembangunan sekolah dan tenaga pengajar yang dirasa sangat berperan penting dalam peningkatan sumber daya manusia yang ada disana, selain itu opini masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang penting juga ikut menjadi penghambat dalam peningkatan pendidikan masyarakat, sehingga anak-anak mereka lebih sering diarahkan untuk membantu para orang tuanya disawah, dikebun ataupun disungai tempat orang tua mereka mencari nafkah.

Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan tertinggal, terisolir dan terpencilnya Kecamatan Ulumanda sehingga kurang terjangkau oleh penyelenggaraan pembangunan oleh pemerintah terutama pada aspek infrastruktur sosial yang mencakup hidup masyarakat yaitu pengadaan penerangan berupah pembangkit listrik,rabat beton,perintisan jalan tani, dan penyediaan sumber air bersih, dimana pada kenyataannya infrastruktir inilah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di kecamatan Ulumanda, demi kelangsungan hidup dan perkembangannya karena dengan adanya fasilitas tersebut masyarakat dapat merasakan kehidupan yang lebih layak apalagi dizaman yang modern ini teknologi informasi merupakan hal yang wajib dipelajari oleh masyarakat.

(16)

Untuk merealisasikan tujuan diatas maka pemerintah baik itu dari pemerintah pusat dan dari pemerintah daerah dirasa perlu untuk membuat dan menghadirkan beberapah program pemberdayaan yang dapat membangun infrastruktur yang sangat penting bagi masyarakat tersebut, diantaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dan beberapah program lainnya yang dapat mendorong dan memacuh terjadinya pembangunan fasilitas publik yang dapat menolong kehidupan masyarakat menjadi lebih baik lagi.

Mulai tahun 2008 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan, (PNPM MP) diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat- pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya, PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah, Pelaksanaan PNPM Mandiri 2007 juga akan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal. Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM MANDIRI, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah- daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan.

Pada dasarnya program ini bertujuan untuk menyediakan segala hal yang dibutuhkan oleh masyarakat tetapi juga turut serta datang, tinggal, mempelajari hidup masyarakat, memfasilitasi masyarakat untuk membangun daerahnya, dan memberikan arahan serta mengadakan evaluasi tserhadap segalah aktivitas yang

(17)

telah mereka laksanakan, sehingga apa yang mereka lakukan dapat terarah dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan, Dimana untuk kelancaran program tersebut dibutuhkan kerjasama dengan masyarakat setempat, Para pemangkuh adat, tokoh masyarakat, perangkat daerah dan tentunya pemerintah daerah setempat untuk memberikan informasi dan segalah hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program tersebut.

Atas dasar pemikiran inilah maka penelitipun tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul “ Transpransi Pengelolaan Infrastruktur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan melihat luasnya cakupan masalah di atas, maka penulis mengganggap penting memberikan batasan masalah sebagai bahan penelitian yaitu:

1. Bagaimana pengelolaan anggaran infrastruktur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) di Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene

2. Bagaimana transparansi penegelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan dikecamatan ulumanda kabupaten majene

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari hasil penelitian yang hendak dicapai adalah :

(18)

a. Untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana transparansi penegelolaan anggaran infrastruktur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) di Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene.

b. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) dalam bidang pembangunan inprastruktur Sarana Prasarana Publik di Kecamatan Ulumanda kecamatan Majene.

2. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari hasil penelitian ini yang dapat membantu peneliti maupun unsur yang terkait didalamnya, yakni :

a. Manfaat Akademis :

1). Sebagai pelengkap bahan studi ilmu pemerintahan tentang gambaran langsung pelaksanaan pembangunan fasilitas publik oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) milik pemerintahan dalam beberapa daerah yang tergolong terpencil dan terisolir di Indonesia.

2). Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang konsen terhadap ide atau pemikiran tentang pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat oleh pemerintahan, serta bentuk pengambilan kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan di masyarakat.

b. Manfaat Praktis :

(19)

1). Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan atau program kerja dalam pengembangan pemerintahan daerah terkhusus bagi mahasiswa dalam bidang ilmu pemerintahan.

2). Sebagai masukan bagi pemerintah dalam menjalankan peran serta fungsinya sebagai pelaksana pembangunan fasilitas layanan sipil yang ada untuk masyarakat.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Transparansi

Transparansi (transparency) secara harfiah adalah jelas, dapat dilihat secara menyeluruh dalam arti kata keterbukaan. Dengan demikian, transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan.

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa tranparansi merupakan salah satu syarat penting untuk menciptakan Good Governance. Dengan adanya transparansi di setiap kebijakan tata kelola pemerintahan, maka keadilan (fairness) dapat ditumbuhkan.

Transparansi berarti keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan baik informasi keuangan maupun lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan. 163

Konsep transparansi menurut Organisationfor economic cooperation and Development (OECD) (2004:66): 164, menurutnya bahwa konsep transparansi

adalah merupakan nilai utama dari sistem pemerintahan. Konsep utama aktivitas pemerintah harus diyakini berdasarkan transparansi. Terdapat kekuatan publik yang menuntut transparansi yang lebih besar. Pada hakekatnya ada kaitannya dengan percepatan dan pengaruh terhadap organisasi swasta, sebagaimana terus

(21)

meningkatnya populasi masyarakat. Ini berarti tuntutan publik terhadap transparansi sudah semakin kuat.

Menurut Smith (2004:66), proses transparansi meliputi:

1. Standard proceenurdural requirements (persyaratan standar prosedur), bahwa proses pembuatan peraturan harus melibatkan partisipasi dan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

2. Consultation processes (proses kualitasi) adanya dialog antara pemerintah dan masyarakat

3. Appeal rights (permohonan izin), adalah perlindungan utama dalam proses pengaturan standard dan tidak berbelit-belit, transparan guna menghindari adanya korupsi.

Sedangkan menurut hidayat(2007:23), mengemukakan bahwa transparansi berarti masyarakat harus dapat memperoleh informasi secara bebas dan mudah tentang proses dan pelaksanaan keputsan yang diambil. Menurut Solihin (2006:11) indikator minimal suatu lembaga transparan antar lain:

1. Tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses penyusunan dan implementasi kebijakan publik.

2. Adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau bebas diperoleh dan tepat waktu.

Dalam bukunya rewansyah asmawi Transparansi atau keterbukaan dapat dilihat pada tiga aspek yakni

1. Adanya keterlibatan masyarakat dalam setiap pengambilan kebijakan

(22)

2. Adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap segi kebijakan pemerintahan

3. Berlakunya (chek end blance) antara lembaga eksekutif dan lageslatif

Prinsip transparansi ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya antar pemerintah dengan publik dimana pemerintah harus memberikan informasi yang akurat pada publik yang membutuhkannya. Terutama informasi yang anhdal yang berkaitan dengan informasi masalah-masalah hukum , peraturan,dan hail-hasil yang dicapai dalam pelaksnaan urusan pemerintahan. Adanya mekanisme yang memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi- informasi yang relefan, adanya peraturan yang mengatur mengenai kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan informasi pada masyarakat, serta menumbuhkan budaya kritis ditengah-tengah masyarakat untuk mengkritisi kebijakan publik yang dihasilkan oleh pemerintah.

transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan dan aliran informasi. Bebas proses, kelembagaan, dan informasi harus dapat diakses secara bebas oleh mereka yang membutuhkannya, dan informasinya harus dapat secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan epaluasi.rakyat secara pribadi dapat mengetahui secara secara jelas dan tanpa ada yang ditutup-tutupi dalam proses perumusan kebijakan publik dan tindakan pelaksanaannya(inflementasinya). Segala tindakan dan kebijakan pemerintah, baik dipusat maupun didaerah, harus dilaksanakan secara terbuka dan diketahui secara umum.

(23)

Transparansi keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik pada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan baik informasi keuangan maupun lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan.

Adapun menurut Folscher (2000)beberapa keuntungan menerapkannya transparansi adalah:

1. Identifikasi dini kekuatan dan kelemahan kebijakan sehingga perubahan- perubahan yang diperlukan dapat dilakukan dengan cepat, misalnya transparnsi dapat mengurangi ketidak pastian yang memberikan kontribusi pada stabilitas fisikal dan makro ekonomi sehingga penyesuaian dikemudian hari dapat dimimalisasi.

2. Meningkatkan akuntabilitas pemerintah, legeslatif dan media dapat melaksanakan fungsi control kepada pemerintahlebih baik bila mereka mempunyai informasi mengenai suatu hal dan dapat mencegah korupsi.

3. Transparansi dapat meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah dan membangun hubungan sosial yang lebih erat misalnya masyarakat dapat memahami kebijakan pemerintah bahkan mendukung kebijakan tersebut.

4. Meningkatkan iklim investasi, pemahaman yang jelas terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah akan mengundang investor baik dari dalam maupun luar negri untuk berinvestasi.

(24)

Gaffar (dalam Arifin Tahir 2011 :163) delapan bentuk pengelolaan annggaran negara yang harus dilakukan secara transparansi, yaitu :

1. Penetapan posisi jabatan atau kedudukan 2. Kekayaan pejabat publik

3. Pemberian penghargaan

4. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan 5. Kesehatan

6. Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik 7. Keamanan dan ketertiban

8. Kebijakan strategi untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

B. Konsep pengelolaan

Dalam kamus besar bahasa indonesia (1990:411) di uraikan bahwa pengelolaan bersal dari kata kelola. Adapaun defenisi pengelolaan yaitu sebagai berikut:

1) Proses, cara, pembuatan mengelola;

2) Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain;

3) Proses yang membantu merumuskan kebujaksanaan dan tujuan organisasi;

4) Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat di dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan;

Hamalik (1993:18) menegemukakan bahwa penegelolaan adalah suatu totalitas yang terpadu yang terdiri atas perangkat pemakai,ketenangan,organisasi pelaksana, penegndalian dan penilaian yang saling berhubungan.

(25)

Sugiono( 2005:22) mendefinisikan bahwa administrasi atau menejmen diartikan sebagaim proses peneglolaan sumberdaya untuk mencapai tujuan efektif dan efisien

Pengelolaan dapat diartikan menejmen, yaitu suatu proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan,pengorganisasian, pengarah dan pengawasan, usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya –sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.(HANDOKO, 1997:8)

Selanjutnya Reksopoetranto (1992) mengemukakan beberapa pengertian manajemen (pengelolaan) sebagai berikut :

1. Manajemen adalah unsur yang bertugas mengadakan pengendalian agar semua sumber dana dan daya yang dimiliki organisasi dapat dimanfaatkan sebagai daya guna dan berhasil guna diarahkan untuk mencapai tujuan 2. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian dan pengkontrolan manusia dan sumber daya alam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

3. Manajemen dapat dirumuskan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan dengan usaha orang lain.

4. Manajemen dapat dirumuskan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan dengan usaha orang lain.

5. Manajemen adalah suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang setiap bidang

(26)

mempergunakan ilmu pengetahuan dan seni secara teratur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan .

C. Pemberdayaan Masyarakat

Konsep perberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi jaringan kerja dan keadilan, dan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Menurut Rappaport(1987) dalam bukunya sedarmayanti 2012:116) pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara psikologis pengaruh control individu terhadap keadaan sosial,kekuatan politik, dan hak-hak menurut undang-undang.

Menurut sedarmayanti (2012:166) Istilah pemberdayaan masyarakat di gunakan secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat, yang berarti mengembangkan potensi ekonomi rakyat, hakekat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, sehingga terpelihara tatanan nilai budaya setempat.

Pemberdayaan sebagai konsep budaya implementatif dalam pembangunan berpusat pada masyarakat menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi, juga nilai tambah sosial dan budaya. Masyarakat memilki kekuatan yang bila digali dan salurkan akan berubah menjadi energy besar ntuk mengatasi masalah yang mereka alami.

Menurut haryono suyono (2013:2) istilah pemberdayaanmulai tahun 90-an menjadi trend dalam pembangunan. Kegagalan konsep pembangunan yang menekankan pada aspek makro, telah diyakini pada konsep pemberdayaan sebagai alternatif ampuh untuk penuntasan pembangunan. Pemerintah pusat dibeberapa kementrian secara tegas membentuk berbagai lembaga pemberdayaan, bahkan ada

(27)

kementrian yang menghususkan pemberdayaan perempuan. Ada Juga program nasional yang fokus pada pemberdayaan yaitu program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM Mandiri). Begitu pula ditingkat pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/ kota telah membentuk lembaga atau satuan kerja (staker)yang mengenai khusus tentang pemberdayaan masyarakat.

Menurut Mc Ardle (1989) dalam sedermayanti (2012:117) mengartikan pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Orang-orang yang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “ keharusan” untuk lebih doberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan.

Sebaiknya masyarakat harus terlibat dalam proses tersebut sehingga mereka dapat lebih memperhatikan hidupnya untuk memperoleh rasa percaya diri, memiliki harga diri dan pengetahuan untuk mengembangkan keahlian baru.

Prosesnya dilakukan secara komulatif sehingga semakin banyak keterampilan yang dimiliki seseorang, semakin baik kemampuan berpartisifasi.

Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi potensial dalam meningkatkan ekonomi, sosial dan trasnformasi budaya. Proses ini, akhirnya akan dapat menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat.

Menurut Sedarmayanti (2012:117) kata pemberdayaan (empowerment) mengesankan arti adaanya sikap mental yang tangguh. Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan yaitu : pertama, kecenderungan primer, proses

(28)

pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkansebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya (survival of the fittes). Proses ini dapat dilengkapi dengan upaya menbangun kemandirian mereka melalui organisasi.

Kedua, kecenderungan sekunder, menekankan pada proses menstemulasi,

mendorong, atau memotivasi agar individu mempunyai kemampuan/keberdayaan untuk menentukan yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Menurut sedarmayanti (2012:118) Pembangunan masyarakat adalah proses yang dirancang untuk menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka, serta berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka. Pembangunan di tingkat desa bersumber pada satu pandangan bahwa perubahan masyarakatbapat dicapai secara optimal bila ditempuh melalui partisipasi aktif yang luas dan seluruh masyarakat tingkat bawah (grassroot) dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tindakan. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya tujuan akhir, tetapi juga proses pencapian tujuan akhir tersebut sehingga tujuan utamanya yakni mengembangkan kemampuan masyarakat dapat berfungsi secara interaktif tujuan akhir tesebut juga dapat melibatkan diri dalam cara kerja sama atas dasar swakarya dan menggunakan proses atau prosedur yang demokratif sebagai tujuan pokok.

Pemberdayaan masyarakat modern yang telah maju lebih diarahkan pada menciptakan iklim yang menunjang dan peluan untuk maju, sekaligus pada penanaman pengertian bahwa suatu saat mereka wajib membantu yang lemah.

(29)

Pemberdayaan masyarakat yang masih tertinggal tidak hanya cukup dengan meningkatkan produktivitasnya, memberikan kesempatan berusaha yang sama, dan memberikan bantuan modal, tetapi juga menjamin adanya kerja sama dan kemitraan yang erat antara yang telah maju dan yang lemah atau belum berkembang. Pemberdayaan masyarakat perlu dilaksanakan dengan prinsip- prinsip kemitraan yang saling menguntungkan, Sedarmayanti (2012:124).

Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan penciptaan kesempatan kerja dan peluan berusaha yang memberikan kesempatan yang memadai bagi masyarakat. Setiap anggota masyarakat disyaratkan terlibat dalam proses pembangunan, mempunyai kemampuan sama, dan bertindak rasional.

Pengembangan kegiatan sosial ekonomi rakyat perlu diprioritaskan pada penduduk miskin melalui antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan permodalan yang didukung noleh kegiatan pelatihan yang terintergasisejak dan kegiatan penhimpunan modal, penguasaan teknis produksi, pemsaran hasil, dan pengelolaan surplus usaha.. pendekatan yang tepat dalam pengembangan ekonomi rakyat melalui pendekatan kelompok dalam bentuk usaha bersama. Pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat dilakukan secara bertahap, terus-menerus, dan terpadu, berdasarkan kemandirian, yaitu meningkatkan kemampuan penduduk miskin untuk menolong diri mereka sendiri, (sedarmayanti 2012:124).

D. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMP)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, (PNPM

(30)

Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan, PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998, PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan secara resmi oleh Presiden RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air, Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah perdesaan, Program ini menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakat/

kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung. Besaran dana BLM yang dialokasikan sebesar Rp750 juta sampai Rp3 miliar per kecamatan, tergantung jumlah penduduk.

Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Dalam Negeri, Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran

(31)

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia.

1. Cara kerja PNPM Mandiri pedesaan

PNPM Mandiri pedesaan dilaksanakan melalui upaya-upaya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat di wilayah pedesaan melalui tahapan- tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. Sosialisasi dan penyebaran informasi program. Baik secara langsung melalui forum-forum pertemuan maupun dengan mengembangkan, memanfaatkan media, saluran informasi masyarakat diberbagai tingkat pemerintahan.

b. Proses partisifatif penetaan rumah tangga miskin (RTM) dan penataan sosial.

Masyarakat diajak untuk bersama-sama menentukan kriteria kurang mampu dan bersama-sama pula menentukan rumah tangga yang termasuk miskin (RTM). Masyarakat juga difasilitasi untuk membuat peta tujuan agar lebih mengenal kondisi, situasi sesungguhnya desa mereka, yang berguna untuk menggagas masa depan desa. Penggalian gagasan untuk menentukan kegiatan yang paling dibutuhkan, serta mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan dalam pemantauannya.

c. Perencanaan partisifatif, desa dan kecamatan. Masyarakat memilih fasilitator desa atau kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD) 1 laki-laki, 1 perempuan untuk mendampingi proses sosialisasi dan perencanaan.

Masyarakat kemudian bersama-sama membahas kebutuhan dan prioritas pembangunan di desa dan bermusyawarah untuk menentukan pilihan jenis kegiatan pembangunan prioritas yang ingin dibenahi.

(32)

d. Seleksi prioritas kegiatan di tingkat desa dan kecamatan. Masyarakat melakukan musyawarah di tingkat desa dan kecamatan untuk memutuskan usulan kegiatan prioritas yang akan di benahi. Musyawarah ini terbuka untuk segenap anggota masyarakat untuk menghadiri dan memutuskan jenis kegiatan yang paling prioritas/mendesak. Keputusan akhir mengenai kegiatan yang akan di danai, diambil dalam forum musyawarah antar desa ditingkat kecamatan yang dihadiri oleh wakil-wakil dari setiap desa dalam kecamatan yang bersangkutan. Pilihan kegiatan adalah open menu untuk semua investasi produktif, kecuali yang tercantum dalam daftar larangan (negative list).

e. Masyarakat melaksanakan kegiatan mereka. Dalam forum musyawarah, masyarakat memilih anggotanya sendiri untuk menjdi tim pelaksana kegiatan (TPK) di setiap desa untuk mengelola kegiatan yang diusulkan desa yang bersangkutan dan mendapat prioritas pendanaan program. Fsilitator teknis PNPM Mandiri pedesaan akan mendampingi TPK dalam mendesain sarana prasarana (bila usulan yang di danai berupa pembangunan infrastruktur pedesaan), penganggaran kegiatan, verifikasi mutu dan supervisi. Para pekerja yang terlibat dalam pembangunan sarana/prasarana tersebut berasal dari warga desa penerima manfaat.

f. Akuntabilitas dan laporan perkembangan. Selama pelaksanaan kegiatan, TPK harus memberikan laporan perkembangan kegiatan minimal 2 kali dalam pertemuan terbuka desa, yakni sebelum mencairkan dana tahap berikutnya dan pada pertemuan akhir, dimana TPK akan melakukan serah terima kegiatan

(33)

kepala desa, serta badan opersional serta badan operasional dan pemeliharaan kegiatan atau tim pengelola dan pemelihara prasarana.

2. Pencairan dana dan penyaluran dana PNPM Mandiri pedesaan

PNPM Mandiri pedesaan menyediakan dana langsung dari pusat (APBN) dan daerah (APBD) yang disalurkan ke rekening kolektif desa di kecamatan.

Masyarakat desa dapat mempergunakan dana tersebut sebagai hibah untuk membangun sarana dan prasarana penunjang produktifitas desa, pinjaman bagi kelompok ekonomi untuk modal usha bergulir, atau kegiatan sosial seperi kesehatan dan pendidikan. Setiap penyaluran dana yang turun ke masyarakat harus sesuai dengan dokumen yang dikirim ke pusat agar memudahakan penelusuran. Warga desa, dalam hal ini TPK atau staf unit pengelola kegiatan (TPK) di tingkat kecamatan mendapatkan peningkatan dalam pembukuan, manajemen data, pengarsipan dokumen dan pengelolaan uang, serta peningkatan kapasitas lainnya terkait upaya pembangunan wilayah pedesaan.

Dalam pelaksanaannya mengalokasikan dana bantuan langsung bagi masyarakat (BLM) PNPM Mandiri pedesaan dilakukan melalui skema pembiayaan bersama (cost sharing) antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah seperti yang telah berhasil dilakukan dalam PPK III (2005-2007) dan PNPM-PPK (2007).

3. Dasar Hukum PNPM Mandiri

Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada landasan konstitusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan idiil Pancasila, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khusus pelaksanaan

(34)

PNPM Mandiri yang akan disusun kemudian. Peraturan perundang-undangan khususnya terkait sistem pemerintahan, perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut:

a. Sistem Pemerintahan

Dasar peraturan perundangan sistem pemerintahan yang digunakan adalah:

1). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 .

2). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

3). Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Desa.

4). Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.

5). Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.

b. Sistem Perencanaan

Dasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait adalah:

1.) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

2) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

3) Peraturan Presiden Nomor. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009.

4) Peraturan Pemerintah Nomor. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

5) Peraturan Pemerintah Nomor. 40 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

(35)

6) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.

c. Sistem Keuangan Negara

Dasar peraturan perundangan sistem keuangan negara adalah:

1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4455);

3) Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor.005/MPPN/06/2006 tentang Tata cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri.

4. Tujuan PNPM Mandiri Pedesaan

Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.Tujuan khususnya meliputi:

a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

mendayagunakan sumber daya lokal.

(36)

c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

d. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

e. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat.

5. Prinsip dasar PNPM mandiri pedesaan

Sesuai dengan Pedoman Umum, PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai-nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan, Prinsip-prinsip itu meliputi:

a. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pengertian prinsip bertumpu pada pembangunan manusia adalah masyarakat hendaknya memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata

b. Desentralisasi. Pengertian prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat

c. Berorientasi pada masyarakat miskin. Pengertian prinsip berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin

(37)

6. Kriteria dan Jenis Kegiatan

Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi kriteria:

a. lebih bermanfaat bagi RTM, baik di lokasi desa tertinggal maupun bukan desa tertinggal

b. berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan c. dapat dikerjakan oleh masyarakat

d. didukung oleh sumber daya yang ada

e. memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan

Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM,

b. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat (pendidikan nonformal) untuk desa yang termaksud criteria desa tertinggal yaitu desa yang berada pada kondisi ketertinggalan dalam hal:

(1) jalan utama desa (2) lapangan usaha mayoritas penduduk (3) fasilitas pendidikan (4) fasilitas kesehatan (5) tenaga kesehatan (6) sarana komunikasi (7) kepadatan penduduk (8) sumber air minum/masak (9) sumber bahan bakar; (10) persentase rumah tangga pengguna listri (11) persentase rumah tangga pertanian (12) keadaan social ekonomi (13)

(38)

kemudahan mencapai puskesmas/fasilitas kesehatan lain (14) kemudahan ke pasar permanen (15) kemudahan mencapai pertokoan.

c. Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal (tidak termasuk penambahan modal)

d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP)

Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat meliputi:

a. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial, dan ekonomi secara padat karya

b. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini

c. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang bertujuan mempercepat pencapaian target

d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

(39)

E. Kerangka Pikir

transparansi keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik pada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan baik informasi keuangan maupun lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan.

Transparansi ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya antar pemerintah dengan publik dimana pemerintah harus memberikan informasi yang akurat pada publik yang membutuhkannya. Terutama informasi yang handal yang berkaitan dengan informasi masalah-masalah hukum , peraturan,dan hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksnaan urusan pemerintahan

Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan dan aliran informasi. Bebas proses, kelembagaan, dan informasi harus dapat diakses secara bebas oleh mereka yang membutuhkannya, dan informasinya harus dapat secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan epaluasi. Rakyat secara pribadi dapat mengetahui secara secara jelas dan tanpa ada yang ditutup-tutupi dalam proses perumusan kebijakan publik dan tindakan pelaksanaannya(inflementasinya). Segala tindakan dan kebijakan pemerintah, baik dipusat maupun didaerah, harus dilaksanakan secara terbuka dan diketahui secara umum.

Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat gambaran kerangka konsep yang menjadi landasan pemikiran yaitu :

(40)

Bagan Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah, kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dalam tinjauan pustaka. Maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah mengetahui transparansi dalam pengelolaan inprastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan di Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene.

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Pembatasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah maupun data yang dikumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari masalah. Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencarian data, maka

Transparansi Pengelolaan aggaran PNPM Mandiri pedesaan

Pengelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan

Indikator transparansi 1. Keterlibatan masyrakat 2. Adanya akses informasi 3. adanya dialog antara

pemerintah dan masyarakat

Efektifitas pengelolaan anggaran PNPM Mandiri

pedesaan

(41)

terlebih dahulu ditetapkan fokus penelitiannya. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Transparansi Pengelolaan aggaran PNPM Mandiri pedesaan

Transparansi pengelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan dapat diukur dengan dengan tiga cara yaitu keterlibatanya masyarakat dalam setiap program PNPM MP,adanya akses informasi tentang program-program PNPM MP, dan terjadinya dialog atau kerja sama yang baik antara pekerja PNPM MP dengan masyarakat.

2. pengelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyrakat mandiri pedesaan (PNPM MP) yang dimulai pada proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

3. Adanya keterlibatan masyrakat dalam program-program PNPM MP di kecamatan Ulumanda.

4. akses informasi yaitu adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap program-program serta besaran anggaran PNPM MP di Kecamatan Ulumanda.

5. adanya dialog antara pemerintah dalam hal ini pekerja PNPM MP dengan masyarakat dalam setiap program-program demi masa depan Desa.

6. efektifitas pengelolaan anggaran infrastruktur oleh PNPM MP yang dikerjakan ditingkat Desa di Kecamatan Ulumanda dapat membawa nilai positif.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2014 di kabupaten Majene tepatnya di ke kecamatan ulumanda. Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa kecamatan ulumanda adalah salah satu daerah yamg sangat tertinggal dikarenakan terpencil dan terisolir dibanding dengan masyarakat lainnya, karna keadaan geografis yang sulit dijangkau karena berada pada daerah pegunungan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Pada jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Deskriptif yang dimaksud disini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi sehingga mencapai titik jenuh dari proses pengumpulan data kemudian melakukan penarikan kesimpulan mengenai apa yang hendak diperoleh dalam penelitian ini.

Peneliti akan mendeskripsikan dan menjelaskan secara jelas tentang bagaimana penerapan transparansi dalam pengelolaan inprastruktur program nasional pemberdayaan masyarakt mandiri pedesaan di kec ulumanda kab majene. Dan tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah studi kasus.

C. Sumber Data 1. Data primer

Data primer dikumpulkan melalui teknik wawancara. Wawancara yaitu data yang diperoleh langsung dari informan melalui tatap muka langsung dan terbuka sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini

32

(43)

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, referensi- referensi, peraturan perundang-undangan, dokumen, observasi, yang diperoleh dari lokasi penelitian.

D. Informan penelitian

Informan penelitian pada penelitian ini di dapat dengan menggunakan teknik purposive yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja.

Informan penelitian dalam hal ini adalah instansi yang terkait yaitu pelaku PNPM Mandiri pedesaan dan masyarakat petani di kecamatan ulumanda yang menjadi objek. Jumlah informan adalah 7 (tujuh) orang dengan rincian sebagai berikut:

a. Fasilitator PNPM mandiri Kecematan ulumanda : 1 orang b. Ketua TPK PNPM MP : 1 orang

c. Ketua BPD : 1 orang

d. masyarakat : 4 orang Jumlah : 7 orang E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan, yaitu:

a. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian.

Menurut Margono 2005:158, (Satori & Komariah, 2013:105) mengungkapkan bahwa, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

(44)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti melalui hasil pengamatan secara langsung pada obyek penelitian mengenai transparansi pengelolaan anggaran infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan di kecamatan ulumanda kabupaten majene.

Sanafiah Faisal, dalam Sugiyono (2012:226) observasi yaitu Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.

b. Wawancara

Menurut Satori & Komariah, (2013:130), wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau Tanya jawab.

Wawancara dan observasi dalam penelitian ini dilakukan secara tidak terstruktur atau terbuka yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara hanya berupa garis- garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu pencatatan dokumen dan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Data ini berfungsi sebagai bukti dari hasil wawancara di atas.

(45)

Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan menelusuri dan mempelajari dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan materi penelitian. Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan hasil laporan lain yang ada kaitannya dengan penelitian

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan semua data kedalam kategori, penjabaran, melakukan sintesa, memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan dan mempermudah diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif analisis presentase. Berdasarkan hasil penelitian kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Hasil analisis data tersebut dijadikan kesimpulan akhir dalam penelitian.

G. Pengabsahan Data

validasi data sangat mendukung hasil akhir penelitian, oleh karena itu diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan data. Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik seperti ini juga

(46)

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini, untuk menguji kredibilitas data tentang penerapan transparansi dalam pengelolaan infrastruktur program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada, pelaku PNPM mandiri yaitu Fasilitator Kecamatan PNPM mandiri pedesaan, Fasilitator desa PNPM mandiri pedesaan, dan masyarakat di kecamatanulumanda yang menjadi objek.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan menggunakan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau ketidak akuratannya.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu berkenan dengan waktu pengambilan data. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data, data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, sehingga akan memberikan data yang lebih valid.

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Objek Penelitian

1. Profil kecamatan

Kecamatan Ulumanda adalah hasil pemekaran dari kecamatan Malunda, yang dimekarkan karena dilihat wilayah Kecamatan Ulumanda sangat mendukung dijadikan pemerintah Kabupaten Majene sebuah kecamatan. dilihat dari wilayah kecamatan Ulumanda mempunyai wilayah yang luas dan terdapat didaerah pegunungan yang mempunyai tanah yang subur. Sehingga tanaman-tanaman yang ditanam petani di Kecamatan Ulumanda selalu tumbuh dengan subur sehingga masyarakat di Kecamatan Ulumanda hampir mayoritas penduduknya petani.

Kecamatan Ulumanda merupakan Kecamatan Ke (3) Tiga terluas yang dari 8 (delapan) Kecamatan ada di Kabupaten Majene dengan persentase mencapai 15,17% dari keseluruhan luas kabupaten Majene, secara umum posisi Kecamatan Ulumanda terletak pada 39°29’18” Garis Bujur, dan 1°28’71” Garis Lintang. Sejak otonomi daerah yang ditetapkan sejak tahun 2001, jumlah wilayah administrasi tingkat desa di Kecamatan Ulumanda berjumlah 8 desa di tahun 2011. Jumlah penduduk pada Tahun 2014 pun mencapai sekitar 10.800 . Adapun wilayah/Daerah yang berbatasan dengan Kecamatan Ulumanda adalah:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tapalang b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tutar c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mambi d. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Malunda

37

(48)

Tabel IV.1.

Luas Desa Jarak dan Ketinggian dari Permukaan Air Laut Di Kecamatan Ulumanda Tahun 2014

No Desa Luas

(Km2)

Jarak Dari Ibu Kota Kecamatan

(Km)

Ketinggian Dari Permukaan Air

Laut

1 Ulumanda 172.01 25 70-1400

2 Popenga 180.32 16 120-1500

3 Tandeallo 172.82 36 50-1600

4 Kabiraan 168.52 46 55-1600

5 Panggalo’ 54.17 33 110-1500

6 Sambabo 39.01 24 45-1500

7 Sulai 32.23 40 12-1600

8 Desa

Salutambu 103.56 17 10-1400

Jumlah 1778.21

*Sumber: Kecamatan Ulumanda Dalam Angka 2014

2. Iklim

Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kecamatan Ulumanda memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni - Oktober, dan musim penghujan antara Desember - Mei. Curah hujan tahunan bervariasi dari yang terendah 3.136 mm dan tertinggi 16.931 mm.

Bulan terbasah terjadi pada bulan April (336 mm) dan bulan terkering (91 mm) terjadi pada bulan September. Berdasarkan klasifikasi Schmidt-Fergusson, Wilayah Kecamatan Ulumanda tergolong iklim A atau sangat basah dengan suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 26,5oC sampai 27,4oC.

Kecamatan Ulumanda memiliki iklim yang sangat basah, karena itu wajar jika daerah ini memiliki jumlah sungai yang cukup banyak sebagai sumberdaya

(49)

air yang potensial untuk dimanfaatkan untuk pengairan. Namun demikian perlu diwaspadai dengan curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor. Sungai utama di Wilayah Kecamatan Ulumanda adalah Sungai Mandar dengan panjang 106,30 Km.

3. Topografi wilayah

Kecamatan Ulumanda dapat dikategorikan sebagai wilayah pegunungan yang terdiri dari beberapa bukit dan pegunungan, sedangkan yang menjadi gunung tertinggi di Kecamatan Ulumanda adalah Gunung Damar (Buttu Dama’), dan Kecamatan Ulumanda tidak memiliki wilayah pesisir pantai, dan semua pedesaan pada wilayah Ulumanda berada pada topografi berbukit-bukit.

Dilihat dari elevasi, wilayah Kecamatan Ulumanda sebagian besar (60,54%) berada pada ketinggian antara 90-1500 meter di atas permukaan laut (dpl), berikut seluas 26,14% berada pada ketinggian antara 250 – 1600 meter dpl, dan selebihnya seluas 13,32% berada pada ketinggian 600-1900 meter dpl. Elevasi tersebut juga menggambarkan tingkat kelerengannya wilayah ini sebagian besar 62,30% memiliki kemiringan topografi lebih besar (curam-sangat curam), dan 37.70% merupakan dataran yang dipergunakan untuk pemukiman masyarakat dan lahan pertanian.

Di Kecamatan Ulumanda yang berada pada pelosok-pelosok pegunungan juga terdapat sebanyak 4 sungai besar yaitu Sungai Mandar, Sungai Mapaurung, Sungai Batulotong, Sungai Urekang, Dan terdapat3 buah Gunung yaitu Gunung Dama, Gunung Kapida, dan Gunung Paparandangan sehinngga Kecamatan Ulumanda dikenal dengan daerah pegunungan.

(50)

4. Keadaan Demokrafi a.Jumlah Penduduk

Kecamatan Ulumanda merupakan Kecamatan terluas di Kabupaten Majene, dengan luas wilayah 1778.21 Km2, namun tidak dibarengi dengan jumlah dan tingkat kepadatan penduduk. dapat diperhatikan melalui tabel berikut

Tabel IV.2

Banyaknya jumlah penduduk menurut jenis kelamin, rumah tangga dan kepadatannya dirinci perdesa di kecamatan Ulumanda Tahun 2013

No Desa

Jenis Kelamin

Rumah Tangga

Kepadatan (Jiwa/Km) Laki-laki Perempuan

1 Ulumnda 375 341 151 4

2 Popenga 634 584 285 7

3 Tandeallo 464 427 201 5

4 Kabiraang 431 393 199 5

5 Panggalo 556 502 250 20

6 Sambabo 445 441 229 23

7 Sulai 332 273 148 19

8 Salutambung 454 437 211 9

Jumlah

3691 3398

2038 9 10,800

*Sumber:kantor Kecamatan Ulumanda 2014 b. Sumber Mata Pencaharian

Wilayah Kecamatan Ulumanda adalah Wilayah Pegunungan dengan latar

(51)

belakang masyarakatnya adalah bertani kakao dan kopi sebagai mata pencaharian pokok masyarakatnya. Agar lebih memudahkan, dapat dilihat tabel frekuensi mata pencaharian masyarakat Kecamatan Ulumanda sebagai berikut :

Tabel IV.3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jumlah)

1 Pertanian 5802

2 Perdagangan 85

3 Angkutan 40

4 PNS 361

5 Jasa 36

Jumlah 6.324

*Sumber : Kantor Kec.Ulumanda Tahun 2014

c. Pendidikan

Di Kecamatan Ulumanda selain termaksud sebagai wilayah pelosok yang terpencil dan terisolir dari daerah lainnya dikarenakan pengaruh geografis yang secara langsung berdampak terhadap mutu pendidikan yang rendah, yang dapat dinilai melalui kualitas dan kuantitas pusat dan tenaga pendidikan yang ada di Kecamatan Ulumanda, Anak-Anak di Kecamatan Ulumanda lebih bayak memilih melanjutkan sekolahnya ke Kecamatan lain terutama pada tingkat Sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas karena melihat tenaga pendidik yang sangat kurang terutama dilefel menengah pertama dan menilai pendidikan di kecamatannya sendiri sangat rendah dibanding dengan kecamatan lain. Dapat diperhatikan melalui tabel dibawah ini:

(52)

Tabel IV.4

Banyaknya sekolah, Guru dan Murid SD/MI, SLTP, dan SLTA Di Kecamatan Ulumanda Tahun 2013

No Tingkat Pendidikan

Jumlah

Sekolah Guru Murid

1 SD/MI 19 70 1.518

2 SLTP/MTS 3 36 663

3 SLTA - -

Jumlah 22 106 2181

*Sumber: Kantor Kecamatan Ulumanda 2014

5. Penyelenggaraan Pemerintahan

Penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan Ulumanda sudah berjalan sekian tahun setelah dimekarkannya dari Kecamatan Malunda, Kecamatan Ulumanda dikenal dengan daerah pegunungan karena sebagian besar wilayah Kecamatan Ulumanda berada diwilayah pegunungan. Di Kecamatan Ulumanda yang dikenal dengan daerah pegunungan mempunyai tanah yang subur petani- petaninya adalah pengahasil kakao dan penghasil kopi yang menjadi sumber pencaharian pertanian atau penghasilan pokok dari petani di Kecamatan Ulumanda. Di kecamatan Ulumanda walaupun terdapat didaerah pegunungan tapi masyarakatnya mempunyai sawah yang bisa menghidupi keluarganya.

Gambar

Tabel IV.1.
Tabel  IV.2
Tabel  IV.3
Tabel  IV.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar penggunaan dari jerami jagung dalam ransum ruminansia, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

2) That list can be composed of both mandatory and optional properties... 3) However, if all mandatory properties are not listed in the projection clause the WFS shall augment the

20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Unit Organisasi : 1. Si

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di SMAS Taman Mulia Sungai Raya, penggunaan metode mengajar guru pada mata pelajaran sosiologi masih

Bersama ini kami sampaikan undangan Pembuktian Kualifikasi paket Pengadaan Penyusunan Buku Profil Pariwisata Provinsi Maluku (lelang ulang) yang akan dilaksanakan dengan

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah membuat sistem informasi e-learning pada SMA Negeri 4 Palembang yang meliputi proses pengolahan data kelas, data mata pelajaran,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh kenaikan pH cairan developer dengan penambahan antara NaOH dan Na2CO3 terhadap densitas citra

[r]