• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2021"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN UMUM

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2021

Pemerintah Kota Semarang

Tahun 2020

(2)

ii

NOTA KESEPAKATAN ANTARA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SEMARANG

NOMOR :

TANGGAL : 16 September 2020

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2021

Yang bertandatangan di bawah ini :

1. N a m a : H. HENDRAR PRIHADI, SE. MM.

Jabatan : Walikota Semarang

Alamat Kantor : Jl. Pemuda 147 Semarang

bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Semarang.

selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. a. N a m a : KADARLUSMAN, SE.

Jabatan : Ketua DPRD Kota Semarang Alamat Kantor : Jl. Pemuda 146 Semarang b. N a m a : MUALIM, S.Pd, MM.

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Alamat Kantor : Jl. Pemuda 146 Semarang

c. N a m a : H. MUHAMMAD AFIF, Lc.

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Alamat Kantor : Jl. Pemuda 146 Semarang

d. N a m a : WAHYOE WINARTO

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Alamat Kantor : Jl. Pemuda 146 Semarang

sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

910 / 379 910 / 1527

(3)

iii

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2021.

Berdasarkan hal tersebut di atas. para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2021. kebijakan pendapatan. belanja dan pembiayaan daerah.

yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun Anggaran 2021.

Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2021 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.

Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat sebagai dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2021.

Semarang, 16 September 2020

WALIKOTA SEMARANG

PIMPINAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SEMARANG

Selaku. Selaku.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

H. HENDRAR PRIHADI, SE. MM KADARLUSMAN, SE KETUA

MUALIM, S.Pd. MM WAKIL KETUA

H. MUHAMMAD AFIF, Lc WAKIL KETUA

WAHYOE WINARTO WAKIL KETUA

(4)

iv

LAMPIRAN NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SEMARANG

NOMOR :

TANGGAL : 16 September 2020 TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2021

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2021

910/379 910/1527

(5)

v

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Dasar Hukum ... 2

BAB II. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH ... 11

2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah ... 11

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi ... 12

2.1.2. Produk Domestik Regional Bruto ... 13

2.1.3. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ... 18

2.1.4. Inflasi ... 18

2.2. Rencana Target Ekonomi Makro Pada Tahun Perencanaan 21 BAB III. ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) TAHUN 2021 ... 22

3.1. Asumsi Dasar Yang Digunakan Dalam APBD ... 22

3.2. Laju Inflasi ... 23

3.3. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 23 3.2. Lain-Lain Asumsi ... 23

BAB IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN. BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ... 24

4.1. Pendapatan Daerah ... 24

4.1.1. Kebijakan Pendapatan Daerah ... 24

4.1.2. Target Pendapatan Daerah ... 34

4.1.2.1. Pendapatan Asli Daerah ... 35

4.1.2.1.1. Pajak Daerah ... 35

4.1.2.1.2. Retribusi Daerah ... 36

4.1.2.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan ... 36

4.1.2.1.4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah ... 37

4.1.2.2. Pendapatan Transfer ... 38

4.1.2.2.1. Transfer Pemerintah Pusat .... 38

4.1.2.2.2. Transfer Antar Daerah... 38

4.1.2.3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah ... 38 4.1.3. Strategi Pencapaian Target Pendapatan Daerah . 39

(6)

vi

4.2. Belanja Daerah ... 40

4.2.1. Kebijakan Umum Belanja Daerah ... 40

4.2.2. Kebijakan Belanja Operasi meliputi Belanja Pegawai, Barang dan Jasa, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial ... 41

4.2.3. Kebijakan Pembangunan Daerah dan Prioritas Pembangunan Daerah Yang Disusun Secara Terintegrasi Dengan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional Yang Akan Dilaksanakan di Daerah ... 46

4.3. Belanja Modal ... 46

4.4. Belanja Tidak Terduga ... 46

4.5. Pembiayaan Daerah ... 47

4.5.1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan ... 47

4.5.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan ... 47

BAB V. PENUTUP ... 49

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Semarang

Tahun 2017 - 2019 ... 12 Tabel II.2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015-2019 ... 14 Tabel II.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2015-2019 ... 16 Tabel III.1. Perkiraan Indikator Ekonomi Kota Semarang Tahun 2021 22 Tabel IV.1. Target Pendapatan Daerah di Tahun 2021 ... 35 Tabel IV.2. Target Pendapatan Dari Pajak Daerah di Tahun 2021 ... 36 Tabel IV.3. Target Pendapatan Dari Retribusi Daerah di Tahun 2021 36 Tabel IV.4. Target Pendapatan Dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan di Tahun 2021... 37 Tabel IV.5. Target Pendapatan Dari Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah Tahun 2021 ... 37 Tabel IV.6. Target Pendapatan Dari Pendapatan Transfer Pemerintah

Pusat di Tahun 2021 ... 38 Tabel IV.7. Target Pendapatan Dari Pendapatan Transfer Antar Daerah

di Tahun 2021 ... 38 Tabel IV.8. Target Pendapatan Dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah Tahun 2021 ... 39 Tabel IV.9. Rencana Belanja Daerah Tahun 2021 ... 41 Tabel IV.10. Daftar Calon Penerima Hibah dan Bantuan Sosial Tahun

Anggaran 2021 ... 43 Tabel IV.10. Target Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan ... 48

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang. Provinsi

Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015-2019 ... ... 13 Gambar 2.2. Perkembangan PDRB Per Kapita Kota Semarang Tahun

2015 - 2019 ... 18 Gambar 2.3. Perbandingan Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Kota

Semarang, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional ... 19 Gambar 2.4. Perbandingan Perkambangan Inflasi Bulanan Kota Semarang,

Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Januari – Juni 2021 20

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)

Pembangunan daerah dilaksanakan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dengan menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, politis, serta atas-bawah dan bawah-atas yang dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berwawasan lingkungan. Arah pembangunan daerah dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Daerah berkewajiban untuk melaksanakan pembangunan daerah yang merupakan perwujudan dari pelaksanaan urusan pemerintahan yang telah diserahkan ke daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dalam rangka peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah. Selanjutnya sesuai dengan Pasal 1 ayat 37 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Kepala Daerah menyusun Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). KUA merupakan dokumen yang memuat kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun. Sedangkan PPAS adalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada Perangkat Daerah untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja Perangkat Daerah. Setelah KUA dan PPAS dibahas bersama antara Kepala Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan mendapat persetujuan Bersama, sesuai dengan Pasal 152 ayat 2 huruf a dan pasal 265 ayat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. selanjutnya KUA dan PPAS yang telah disepakati tersebut menjadi pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja Perangkat Daerah.

Dokumen KUA Tahun 2020 Kota Semarang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kota Semarang tahun 2016-2021. Dokumen KUA ini berisi :

(10)

1. Gambaran kondisi ekonomi makro termasuk perkembangan indikator ekonomi makro daerah;

2. Asumsi dasar penyusunan APBD Tahun Anggaran 2020 termasuk laju inflasi. pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait dengan kondisi ekonomi daerah;

3. Kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah untuk Tahun Anggaran 2021;

4. Kebijakan belanja daerah yang menggambarkan rencana program dan kegiatan tahun 2021; serta

5. Kebijakan pembiayaan yang menggambarkan sisi defisit dan surplus anggaran daerah.

1.2. Tujuan Penyusunan KUA

Dokumen KUA Kota Semarang Tahun 2021 merupakan dokumen perencanaan tahun ke-5 dari masa kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota terpilih periode 2016- 2021. KUA Tahun 2021 berpedoman pada Peraturan Walikota Semarang Nomor 46 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2021. Tujuan penyusunan KUA adalah:

1. Sebagai pedoman bagi arah kebijakan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pada tahun 2020 yang memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah serta strategi pencapaiannya;

2. Sebagai pedoman dalam penyusunan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran 2020 yang memuat prioritas dan plafon anggaran untuk tiap Perangkat Daerah dalam rangka pencapaian RPJMD 2016-2021 yang tersinergi dengan prioritas nasional dan provinsi;

3. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah.

1.3. Dasar Hukum Penyusunan KUA

Kebijakan Umum APBD Tahun 2021 disusun dengan menggunakan dasar hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur. Jawa Tengah.

Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

(11)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5597) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomoe 5679);

(12)

13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

(13)

22. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);

23. Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

27. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

28. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020;

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005- 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);

30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 110);

31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 1), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota

(14)

Semarang Tahun 2013 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 83);

32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 13);

33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005- 2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);

34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 49);

35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 49), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarng Nomor 4 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 126);

36. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 50), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang nomor 127);

37. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 52), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 128);

38. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 53);

(15)

39. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Penerangan Jalan (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 54) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Penerangan Jalan (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 89);

40. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 55);

41. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Mineral Bukan Logam dan Batuan (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 56);

42. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 57);

43. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Sarang Burung Walet (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 58);

44. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 60);

45. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 – 203 1 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 61);

46. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 69), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 115);

47. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 69) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang

(16)

Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2018 NOmor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 126);

48. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 71) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 90);

49. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 14);

50. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 123);

51. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2016-2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 123);

52. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun anggaran 2020;

53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

54. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

(17)

32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 541);

55. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);

56. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);

57. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, kodifikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);

58. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 590);

59. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020);

60. Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Pengusulan dan Persetujuan Kegiatan Tahun Jamak (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 14);

61. Peraturan Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemeliharaan Jalan dan Drainase Wilayah I, Wilayah II, Wilayah III dan Wilayah IV pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 33);

62. Peraturan Walikota Semarang Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perbekalan Pekerjaan Umum pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 34);

(18)

63. Peraturan Walikota Semarang Nomor 35 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Barat, Wilayah Tengah I, Wilayah Tengah II dan Wilayah Timur pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 35);

64. Peraturan Walikota Semarang Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Peralatan dan Perbengkelan pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 36);

65. Peraturan Walikota Semarang Nomor 37 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Laboratorium dan Pengujian Pekerjaan Umum pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 37);

66. Peraturan Walikota Semarang Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pembentukan Koordinator Satuan Pendidikan Kecamatan pada Dinas Pendidikan Kota Semarang (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2018 Nomor 80);

67. Peraturan Walikota Semarang Nomor 45 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2019 Nomor 45);

68. Peraturan Walikota Semarang Nomor 46 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2021 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2020 Nomor 46);

(19)

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

Kerangka ekonomi makro daerah dalam dokumen Kebijakan Umum APBD Tahun 2021 memberikan gambaran mengenai perkembangan ekonomi daerah yang meliputi Pertumbuhan Ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Inflasi dengan bercermin kondsi saat ini. Asumsi ekonomi makro yang dipergunakan pada dokumen KUA ini disusun dengan memperhatikan kondisi ekonomi di tingkat nasional dan provinsi, terutama yang terjadi di tahun 2019 serta perkiraan capaian di akhir tahun 2020. Melihat kondisi ekonomi global saat ini yang sedang terpuruk sebagai akibat pendemi Covid-19, imbas dari pandemi ini juga sangat berdampak di skala regional, terutama Provinsi Jawa Tengah hingga Kabupaten kota yang lain. Kota Semarang sebagai penyangga utama ekonomi Provinsi Jawa Tengah, memiliki kontribusi sebesar 14,07 %, paling tinggi diantara kabupaten kota Se Jawa Tengah, hal ini dikarenakan 17 sektor ekonomi ada kesemuanya di Kota semarang, sehingga keberadaan ekonomi Kota Semarang, akan berpengaruh ke daerah lain di Jawa Tengah.

Disisi lain saat ini secara nyata dampak Covid-19 memukul perekonomian masyarakat secara menyeluruh, termasuk rumah tangga maupun pelaku usaha. Tidak hanya itu kondisi sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian maupun kesehatan manusia, hal ini disebabkan krisis yang dihadapi saat ini berbeda, pemerintah sekaligus berusaha menyelamatkan perekonomian dan melindungi manusia guna menghambat persebaran virus Covid-19 dengan membatasi aktivitas manusia. Disinilah peran pemerintah sangat penting. Dengan mencermati kondisi saat ini akan menyebabkan pertumbuhan perekonomian secara negatif pada saat ini maupun tahun mendatang. Usaha usaha untuk recovery perekonomian regional dan perlindungan sosial perlu secepatnya diambil kebijakan guna menyelamatkan usaha, seperti UKM, Industri, dan Retail.

2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah

Secara umum kondisi perekonomian di Kota Semarang sedikit lebih baik dari kondisi di tahun 2019, baik dari indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi, nilai PDRB, maupun inflasi. Upaya nyata secara terus menerus yang dilakukan melalui program dan kegiatan dari Pemerintah Kota Semarang ikut memberikan pengaruh terhadap kondisi makro daerah. Secara lengkap, perkembangan indikator ekonomi makro Kota Semarang hingga tahun 2019 terlihat pada tabel berikut ini :

(20)

Tabel II-1

Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Semarang Tahun 2017 – 2019

No Indikator Satuan 2017 2018 2019

1

Laju

Pertumbuhan Ekonomi

% 6,55 6,52 6,86

2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) a. Atas dasar

harga berlaku

Rp.

(milyar) 160.292,03 175.421,34 191.547,22 b. Atas dasar

harga konstan 2010

Rp.

(milyar) 123.279,89 131.317,63 140.326,26

3

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Per Kapita

Rp.

(ribu) 91.194,92 98.213,96 105.587,44

4 Inflasi % 3,64 2,76 2,93

Sumber : BPS Kota Semarang, 2020

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Capaian laju pertumbuhan ekonomi (LPE) menurut Lapangan Usaha Kota Semarang di tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 6,86 persen. Pada tahun 2019, semua lapangan usaha di Kota Semarang mengalami pertumbuhan. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan yaitu Pertambangan dan Penggalian (15,77 persen), Informasi dan Komunikasi (11,38 persen), Transportasi dan Pergudangan (10,13 persen), Jasa Perusahaan (9,50 persen), dan Industri Pengolahan (8,48 persen).

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah maupun nasional, maka laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang cenderung lebih tinggi meskipun sempat berfluktuasi. Hal ini tidak lepas dari karakteristik Kota Semarang sebagai pintu gerbang ekonomi Provinsi Jawa Tengah, dimana Kota Semarang menampung semua aktivitas ekonomi, di samping itu kebijakan publik yang pro investasi juga berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi di Kota Semarang. Perbandingan laju pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilihat pada gambar 2-1.

(21)

Gambar 2-1

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, dan Nasional Tahun 2015 – 2019

Sumber : BPS RI, BPS Provinsi Jawa Tengah, BPS Kota Semarang, 2020

Namun demikian kondisi ditahun 2020 ini, akan sangat berbeda dikarenakan dampak dari Covid-19 di Kota Semarang sangat berpengaruh signifikan sekali, mematahkan berbagai sektor utama, Administrasi Pemerintahan, Sektor Konstruksi, Jasa Pendidikan, Ketenagalistrikan, Transportasi, Penyediaan akomodasi, Industri Pengolahan, Perdagangan besar, UKM, dan Retail di perkirakan akan tumbuh negatif.

Namun ada juga sektor yang tumbuha positif yakni Pertanian, sektor Informasi dan komunikasi, Jasa Keuangan, dan jasa kesehatan. Seberapa besar masing masing sektor tersebut mengalami penurunan maupun tumbuh positif, akan kita cermati dari hasil survei yang sedang dalam proses penghitungan yang sudah pasti sangat berpengaruh adalah penurunan anggaran belanja pemerintah, yang sangat berpengaruh ke hampir semua sektor ekonomi.

2.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Indikator ekonomi makro selanjutnya yang digunakan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian suatu daerah adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Besaran PDRB dapat digunakan sebagai indikator dalam menilai kinerja perekonomian suatu wilayah pada suatu periode tertentu, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui nilai produk yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan struktur perekonomian pada satu periode di suatu daerah tertentu.

5.82

5.89

6.55

6.52

6.86

5.47 5.25 5.26 5.32 5.66

4.88 5.03 5.07 5.17

5.02 4.5

5 5.5 6 6.5 7

2015 2016 2017 2018 2019

Kota Semarang Prov. Jateng Nasional

(22)

Nilai PDRB menurut Lapangan Usaha Kota Semarang di tahun 2019 mengalami kenaikan meskipun selama 5 tahun terakhir, nilai pertumbuhannya berfluktuasi. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK 2010) di tahun 2019 sebesar Rp. 140.326,26 milyar, angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 131.317,63 milyar. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 2019 juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari nilai PDRB sebesar Rp 175.421,34 milyar pada tahun 2018 meningkat menjadi Rp.191.547,22 milyar pada tahun 2019.

Dilihat dari kontribusi sektor lapangan usaha pembentuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), perekonomian Kota Semarang di tahun 2015 sampai dengan 2019 masih didominasi oleh sektor Industri Pengolahan dan sektor Konstruksi. Untuk gambaran kondisi PDRB Kota Semarang menurut Lapangan Usaha selengkapnya dapat terlihat pada tabel II-2 dan tabel II-3.

Tabel II-2

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Semarang Tahun 2015 – 2019 (Milyar)

NO

Kategori/ Sub

Nilai / Kontribusi

PDRB ADH BERLAKU TAHUN 2015 – 2019 Kategori

2015 2016 2017 2018 2019

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Nilai (dalam Juta Rupiah)

1.316.882,79 1.377.735,96 1.404.227,00 1.492.496,00 1.554.988,92

Kontribusi kategori

(%) 0,98 0,94 0,88 0,85 0,81

B Pertambangan dan

Penggalian

Nilai (dalam Juta Rupiah)

261.472,13 269.747,80 280.761,00 292.190,00 342.417,72

Kontribusi kategori

(%) 0,19 0,18 0,18 0,17 0,18

C Industri Pengolahan

Nilai (dalam Juta Rupiah)

36.881.052,29 40.899.947,17 44.267.345,00 47.751.632,00 52.554.798,63

Kontribusi kategori

(%) 27,48 27,81 27,62 27,22 27,44

D Pengadaan Listrik dan Gas

Nilai (dalam Juta Rupiah)

136.503,43 158.926,84 183.645,00 199.425,00 213.448,15

Kontribusi kategori

(%) 0,1 0,11 0,11 0,11 0,11

E

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Nilai (dalam Juta Rupiah)

113.662,90 118.748,19 123.562,00 129.672,00 137.527,90

Kontribusi kategori

(%) 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07

F Konstruksi

Nilai (dalam Juta Rupiah)

36.287.617,57 39.217.005,89 42.604.159,00 47.073.906,00 51.435.483,55

(23)

NO

Kategori/ Sub

Nilai / Kontribusi

PDRB ADH BERLAKU TAHUN 2015 – 2019 Kategori

2015 2016 2017 2018 2019

Kontribusi kategori

(%) 27,04 26,67 26,58 26,83 26,85

G

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Nilai (dalam Juta Rupiah)

18.953.603,09 20.458.859,32 22.136.697,00 24.075.889,00 26.068.402,17

Kontribusi kategori

(%) 14,12 13,91 13,81 13,72 13,61

H Transportasi dan

Pergudangan

Nilai (dalam Juta Rupiah)

5.147.011,83 5.703.459,60 6.044.420,00 6.726.750,00 7.557.855,89

Kontribusi kategori

(%) 3,84 3,88 3,77 3,83 3,95

I

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Nilai (dalam Juta Rupiah)

4.553.290,74 5.048.456,00 5.480.082,00 6.032.077,00 6.386.727,80

Kontribusi kategori

(%) 3,39 3,43 3,42 3,44 3,33

J Informasi dan Komunikasi

Nilai (dalam Juta Rupiah)

9.487.132,06 10.318.994,63 11.850.881,00 13.291.170,00 15.015.401,77

Kontribusi kategori

(%) 7,07 7,02 7,39 7,58 7,84

K Jasa

Keuangan dan Asuransi

Nilai (dalam Juta Rupiah)

5.896.483,18 6.594.557,23 7.156.233,00 7.657.051,00 8.038.379,59

Kontribusi kategori

(%) 4,39 4,48 4,46 4,36 4,2

L Real Estate

Nilai (dalam Juta Rupiah)

3.755.764,26 4.142.867,69 4.611.569,00 5.020.024,00 5.375.785,46

Kontribusi kategori

(%) 2,8 2,82 2,88 2,86 2,81

M, Jasa Perusahaan

Nilai (dalam Juta Rupiah)

821.415,76 944.959,91 1.073.775,00 1.246.818,00 1.374.815,92

N Kontribusi

kategori

(%) 0,61 0,64 0,67 0,71 0,72

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Nilai (dalam Juta Rupiah)

4.438.242,26 4.836.826,27 5.268.160,00 5.695.260,00 6.036.894,87

Kontribusi kategori

(%) 3,31 3,29 3,29 3,25 3,15

P Jasa Pendidikan

Nilai (dalam Juta Rupiah)

3.676.688,36 4.143.927,48 4.584.483,00 5.091.569,00 5.565.051,86

(24)

NO

Kategori/ Sub

Nilai / Kontribusi

PDRB ADH BERLAKU TAHUN 2015 – 2019 Kategori

2015 2016 2017 2018 2019

Kontribusi kategori

(%) 2,74 2,82 2,86 2,9 2,91

Q

Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Nilai (dalam Juta Rupiah)

1.014.378,17 1.151.988,51 1.321.650,00 1.543.778,00 1.579.927,03

Kontribusi kategori

(%) 0,76 0,78 0,82 0,88 0,82

R,

Jasa Lainnya

Nilai (dalam Juta Rupiah)

1.464.637,19 1.662.311,27 1.900.383,00 2.101.631,00 2.309.317,03 S,

T,

U Kontribusi

kategori

(%) 1,09 1,13 1,19 1,2 1,21

TOTAL PDRB ADHB

Jumlah (dalam

Juta Rupiah)

134.205.838,01 147.049.319,76 160.292.032,00 175.421.337,00 191.547.224,26 TOTAL KONTRIBUSI

KATEGORI THD

PDRB (%) 100 100 100 100 100

Sumber : BPS Kota Semarang, 2020

Tabel II-3

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Semarang Tahun 2015 – 2019 (Milyar)

NO Kategori /

Sub Kategori Nilai / Kontribusi

PDRB ADH KONSTAN TAHUN 2015 - 2019

2015 2016 2017 2018 2019

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

1.025.273,50

1.043.687,42

1.037.037,00

1.068.074,00

1.089.568,62 Kontribusi

kategori (%) 0,94 0,90 0,84 0,81 0,78

B Pertambangan dan

Penggalian

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

183.860,20

172.256,37

159.733,00

146.381,00 169.460,22 Kontribusi

kategori (%) 0,17 0,15 0,13 0,11 0,12

C Industri Pengolahan

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

28.737.827,51

29.989.940,02

31.740.254,00

33.249.531,00

36.067.728,68 Kontribusi

kategori (%) 26,34 25,96 25,75 25,32 25,70

D Pengadaan Listrik dan Gas

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

134.605,68

144.287,72

153.250,00

161.535,00 171.164,61 Kontribusi

kategori (%) 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12

E

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

104.151,38

106.996,06

110.513,00

114.495,00 120.682,92

Kontribusi kategori (%)

0,10 0,09 0,09 0,09 0,09

F Konstruksi

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

28.462.910,37

30.194.987,34

32.118.682,00

34.109.911,00

35.908.409,94 Kontribusi

kategori (%) 26,09 26,13 26,05 25,98 25,59

(25)

NO Kategori /

Sub Kategori Nilai / Kontribusi

PDRB ADH KONSTAN TAHUN 2015 - 2019

2015 2016 2017 2018 2019

G

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

16.370.904,88

17.291.740,51

18.264.413,00

19.393.067,00

20.520.786,24

Kontribusi kategori (%)

15,00 14,97 14,82 14,77 14,62

H Transportasi dan

Pergudangan

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

3.946.353,73

4.191.313,58

4.490.252,00

4.847.427,00

5.338.390,25 Kontribusi

kategori (%) 3,62 3,63 3,64 3,69 3,80

I

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

3.485.869,01

3.744.878,27

4.025.898,00

4.320.766,00

4.547.720,42 Kontribusi

kategori (%) 3,19 3,24 3,27 3,29 3,24

J Informasi dan Komunikasi

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

10.341.283,62

11.229.271,09

12.400.831,00

13.921.172,00

15.505.401,77 Kontribusi

kategori (%) 9,48 9,72 10,06 10,60 11,05

K Jasa

Keuangan dan Asuransi

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

4.448.461,88

4.729.220,91

5.041.604,00

5.204.954,00

5.364.004,67 Kontribusi

kategori (%) 4,08 4,09 4,09 3,96 3,82

L Real Estate

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

3.299.749,11

3.561.449,44

3.866.353,00

4.102.158,00

4.338.390,91 Kontribusi

kategori (%) 3,02 3,08 3,14 3,12 3,09

M, N Jasa

Perusahaan

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

648.834,69

706.231,85

775.945,00

859.075,00 940.653,53 Kontribusi

kategori (%) 0,59 0,61 0,63 0,65 0,67

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

3.422.191,43

3.597.407,63

3.793.826,00

3.933.818,00

4.087.630,57 Kontribusi

kategori (%) 3,14 3,11 3,08 3,00 2,91

P Jasa Pendidikan

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

2.510.834,89

2.704.344,41

2.940.945,00

3.257.655,00

3.368.213,94 Kontribusi

kategori (%) 2,30 2,34 2,39 2,48 2,40

Q

Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

758.573,85

818.390,90

922.444,00

1.052.235,00

1.068.683,44 Kontribusi

kategori (%) 0,70 0,71 0,75 0,80 0,76

R, S, T, U

Jasa Lainnya

Nilai (dalam

Juta Rupiah)

1.229.003,88

1.316.157,05

1.437.912,00

1.575.377,00

1.719.366,12 Kontribusi

kategori (%) 1,13 1,14 1,17 1,20 1,23

TOTAL PDRB

ADHK Juta

Rupiah 109.110.689,61 115.542.560,57 123.279.892,00 131.317.632,00 140.326.256,85 TOTAL

KONTRIBUSI KATEGORI THD

PDRB

(%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kota Semarang, 2020

(26)

2.1.3. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita

Kondisi makro ekonomi Kota Semarang juga dapat tercermin dari nilai PDRB per kapita yang merupakan hasil pembagian PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Semarang pada tahun 2019 sebesar Rp. 105.587,44 ribu. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 98.213,96 ribu, dengan kata lain meningkat sebesar 5,21 persen.

Gambar 2-2

Perkembangan PDRB Per Kapita Kota Semarang Tahun 2015 – 2019

Sumber : BPS Kota Semarang, 2020

2.1.4. Inflasi

Secara umum inflasi merupakan kondisi meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus yang ditimbulkan karena adanya tekanan dari sisi supply (cost pust inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. BPS menggunakan pengelompokan inflasi berdasarkan pengelompokkan inflasi inti dan inflasi non inti. Pengelompokan ini disebut disagregasi inflasi. Inflasi Inti merupakan komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang), ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen. Sedangkan inflasi Non Inti merupakan komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) dan Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices). Volatile Food merupakan komponen inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan)

(27)

dalam kelompok bahan makanan seperti penen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. Sedangkan Administered prices merupakan komponen inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperi harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain lain.

Nilai Inflasi kalender Kota Semarang tahun 2016-2020 sangat fluktuatif, khususnya pada tahun 2017 nilai inflasinya mencapai angka tertinggi yaitu 3,64 persen kemudian menurun di tahun 2018 dan meningkat kembali di tahun 2019 sebesar 3,09 persen. Secara keseluruhan nilai inflasi kota Semarang selama lima tahun terakhir masih tergolong dalam kategori inflasi ringan (creeping inflation) dan pergerakan nilainya lebih banyak disebabkan oleh faktor administered price. Angka tersebut sedikit diatas atau dibawah angka inflasi Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Pada tahun 2019 angka inflasi Kota Semarang lebih tinggi dibandingkan angka inflasi Jawa Tengah (2,66 persen) dan angka inflasi Nasional (3,02 persen).

Angka inflasi Kota Semarang sepanjang rentang tahun tersebut secara umum dipengaruhi oleh pergerakan harga bahan makanan seperti cabai merah, bawang merah, beras, minyak goreng, daging ayam ras, gula pasir, telur ayam ras, dan rokok. Pergerakan harga bukan bahan makanan yang mempengaruhi inflasi sepanjang tahun tersebut adalah bensin, keramik, mobil, semen, bahan bakar rumah tangga, tarif pulsa, tukang bukan mandor, upah pembantu rumah tangga, angkutan udara, tarif air minum pam, dan tarif listrik. Selengkapnya dapat terlihat pada gambar 2-3.

Gambar 2-3

Perbandingan Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional

Tahun 2016-2019

Sumber : BPS Kota Semarang

(28)

Kondisi inflasi bulanan Kota Semarang sepanjang tahun 2020 juga mengalami fluktuatif dan masih dalam kategori inflasi ringan. Sepanjang bulan Januari sampai Juni 2020, terjadi deflasi pada bulan April sebesar 0,02 persen. Di tengah pandemi covid-19, angka inflasi bulanan Kota Semarang cenderung terjaga dengan baik, pergerakan harga yang terjadi masih dalam rentang cukup aman.

Pergerakan harga bahan makanan di bulan semester pertama tahun 2020 dipengaruhi oleh pergerakan harga daging ayam ras, bawang putih, gula pasir, bawang merah, telur ayam ras, cabe rawit, cabe merah, minyak goreng. Sedangkan pergerakan harga bukan bahan makanan yang mempengaruhi inflasi disemester pertama tahun 2020 adalah harga angkutan antar kota, detergen bubuk/cair, angkutan udara, emas perhiasan, angkutan udara, bensin, mobil, tarif kereta api, tarif kendaraan roda 4 online. Selengkapnya dapat terlihat pada gambar 2-4.

Gambar 2-4

Perbandingan Perkambangan Inflasi Bulanan Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional

Januari – Juni 2021

Sumber : BPS Kota Semarang

Kondisi inflasi bulanan Kota Semarang sepanjang bulan Januari-Juni tahun 2020 relatif lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah dan Nasional.

0.06

0.43

0.02

-0.02

0.1

0.16

0.09

0.44

0.02

-0.01

0.07

0.2 0.39

0.28

0.1 0.08 0.07

0.18

-0.03 0.07 0.17 0.27 0.37 0.47

Januari Februari Maret April Mei Juni

Kota Semarang Jawa Tengah Nasional

(29)

2.2. Rencana target ekonomi makro pada tahun perencanaan.

Sebelumnya Pemerintah Pusat telah mentargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 5,3% dengan asumsi masih adanya perlambatan ekonomi yang dipengaruh pasar global akibat tensi perang dagang AS-Tiongkok. Namun dengan adanya force majeure pandemi COVID-19 yang berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi global, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko turun dalam 2,3% pada skenario berat dan berlanjut menjadi -0,4% pada skenario sangat berat. Inflasi diperkirakan sebesar 3,9% pada skenario berat atau mencapai 5,1% pada skenario sangat berat. Ancaman terhadap stabilitas sektor keuangan: volatilitas pasar saham, surat berharga, depresiasi Rupiah, peningkatan NPL, persoalan likuiditas, dan insolvency. Stabilitas sektor keuangan saat ini berada pada level normal siaga. Pelemahan perekonomian ini akan berdampak ke Rumah Tangga, UMKM, Korporasi dan Sektor Keuangan.

Pengembangan potensi ekspor melalui pembinaan usaha mikro dan kecil terus diupayakan untuk dapat memanfaatkan ceruk pasar ekspor. Sampai dengan akhir tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang diproyeksikan pada kisaran antara 5,0 – 6,0%. Angka tersebut masih sejalan dengan target laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah di RKPD yang berada di kisaran 3,8 – 4,8 % dan target laju pertumbuhan ekonomi nasional yang berada dikisaran angka 4,5 – 5,5%.

Di tahun 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka ditargetkan menjadi 4,7 – 5,7

%. Angka ini menunjukkan peningkatan pengangguran dibandingkan capaian tahun 2019 (4,54%) sebagai asumsi bertambahnya pengangguran akibat banyaknya warga yang dirumahkan akibat epidemi COVID-19.

Sejalan dengan peningkatan target pengangguran, target angka kemiskinan di tahun 2021 juga mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2019 (3,98) yaitu sebesar 4,5 -5,5 %.

(30)

BAB III

ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

DAERAH (RAPBD) TAHUN 2021

3.1. Asumsi Dasar Yang Digunakan Dalam APBD

Penyusunan RAPBD Tahun 2021 dilakukan dengan memperhatikan kejadian global yang saat ini terjadi, baik skala nasional maupun regional Jawa Tengah.

Dengan kondisi pandemi Covid-19, yang memukul perekonomian masyarakat secara luas, tentunya akan mengalami perubahan pola konsumsi masyarakat maupun perilakunya, termasuk rumah tangga dan pelaku usaha. Memperhatikan hal tersebut, tentunya asumsi-asumsi dasar ekonomi makro tahun 2021 yang disusun akan memperhatikan pula hal tersebut serta kemampuan APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah. Kondisi perekonomian Kota Semarang di tahun 2021 diasumsikan tetap akan memperhatikan kenyataan yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Untuk Tahun 2021, estimasi capaian indikator ekonomi makro dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel III-1

Perkiraan Indikator Ekonomi Kota Semarang Tahun 2021

No. Indikator Satuan 2021

1 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5,0 – 6,0

2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) a. Atas dasar harga berlaku Rp.

(milyar)

197.293,637 - 199.209,109

b. Atas dasar harga konstan 2010

Rp.

(milyar)

144.536,048 – 145.939,310

3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Per Kapita

Rp. (ribu) 108.755,063 – 109.810,938

4 Inflasi % 2-3

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kondisi perekonomian Kota Semarang pada tahun 2021 diperkirakan akan tumbuh 5,0 – 6,0 %, angka ini sebagai target estimasi dengan memperhatikan kondisi ekonomi global yang terpuruk. Penyelesaian penyelamatan dan perlindungan sosial masyarakat, terutama UKM dan sektor pertanian diharapkan akan mampu mendorong pergerakan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang.

Peningkatan belanja pemerintah akan mendorong sektor sektor lain untuk tumbuh,

Gambar

Tabel II-1
Tabel II-2
Tabel II-3
Tabel III-1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diatur oleh Pasal 348 KUHP yang bunyinya sebagai berikut :”(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang perempuan

Pada Grafik 1 terlihat bahwa terdapat 5 (lima) teknik pencarian kerja yang dominan dilakukan oleh lulusan yaitu mencari lewat internet/iklan online/milis, melalui

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa proses pengembangan buku ajar menulis cerita pendek yang berorientasi pada karakter cinta tanah air yang

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Istighfaroh (2011) menunjukkan bahwa pembiayaan Qardhul Hasan seharusnya disesuaikan dengan PSAK 109, dimana sumber dana

Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana terdapat pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa aspal yang digunakan telah memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi

CPOB merupakan suatu konsep dalam industri farmasi mengenai prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu industri farmasi untuk menjamin mutu obat

Tuan Haji Hassim bin Markom Encik Mohamed Zaidi bin Ibrahim Puan Nor Akhmal bt Ismail Datin Abidah bt Sidek Datin Rohaiyu bt Sanusi Puan Norani bt Ahmad Pn Hamidah bt Mohd