• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Bank. 1. Pengertian Bank. Pengertian bank secara umum adalah suatu badan usaha yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Bank. 1. Pengertian Bank. Pengertian bank secara umum adalah suatu badan usaha yang"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank

1. Pengertian Bank

Pengertian bank secara umum adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari suatu masyarakat dalam bentuk sebuah simpanan dan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dapat juga dalam bentuk lainya dimana bertujuan untuk dapat meningkatkan taraf hidup rakyat (Undang – undang nomor 10 tahun 1998).

Dalam perjalanan perbankan bank sudah berkembang dan dapat dijadikan 2 golongan, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan, sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan usahanya atau operasionalnya berdasarkan syariat islam yang tidak mengenal adanya istilah riba atau bunga.

Perbankan inilah lembaga keuangan yang paling besar sampai saat ini,kelebihan perbankan dibandingkan lembaga keuangan lain yaitu perbankan diizinkannya dapat menghimpun dana dari

commit to user

(2)

9 masyarakat dalam bentuk deposito. Dan merupakan lembaga keuangan yang paling di butuhkan maupun diandalkan oleh semua pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan monoter (Manurung,2014:188).

A. Fungsi Bank

Menurut Julius (2011: 135) ada beberapa fungsi bank, diataranya sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Fungsi ini menunjukan sebuah aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh dunia perbankan yang berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank harus didasari rasa percaya diri masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksitensi dari masaing-masing bank, karena tanpa ada rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan dananya dibank yang bersangkutan. kepercayaan itu berkaitan dengan masalah keamanan dana masyarakat yang ada disetiap bank. Aspek kepercayaan juga berkaitan dengan kemampuan nasabah untuk membayar kembali pinjaman yang telah diterimanya, baik cicilan bunga maupun pengembalian pokok pinjaman.

b. Agent of Development

Fungsi ini berkaitan dengan tangung jawab bank dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi kita ketahui bahwa kegiatan

commit to user

(3)

10 produk, distribusi, dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Semua kegiatan ini dilakukan dengan mengunakan uang sebagai alat pembayaran, maka dari aspek ini bank berfungsi untuk menerusakan semua kepentingan pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi yang dilakukan.

c. Agent of Service

Disamping pemberian pelayanan jasa keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, bank juga turut serta dalam pemberian jasa pelayanan yang laian seperti jasa transfer (payment order), jasa kotak pengaman (safety box), jasa penagihan

atau inkaso (collection) yang saat ini telah mengalami perubahan dengan nama city clering.

B. Jenis Bank

Jenis-jenis bank menurut Budi santoso (2006) dapat di golongkan menjadi beberapa jenis antara lain :

1. Menurut Kegiatan Usahanya a. Bank Umum

Bank yang melaksanakan sebuah kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dimana dalam kegiatanya memberikan sebuah jasa di dalam lalu lintas pembayaran. Pada bank umum dapat menghimpun dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat yang berbentuk giro, tabungan

commit to user

(4)

11 maupun deposito. Selain itu juga dapat melakukan sebuah kegiatan usaha dalam valuta asing dan melakukan penyertaan modal dalam lembaga keuangan dan untuk mengatasi kredit macet.

b. Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)

Bank yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang di dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR tidak boleh menghimpun dana dalam bentuk giro dan juga tidak boleh melaksanakan kegiatan sama seperti halnya pada bank umum.

2. Menurut Badan Usaha

Pada suatu bank harus memiliki badan hukum baik Bank umum maupun BPR.

a. Badan hukum yang di miliki Bank umum berupa : a) Perseroan Terbatas

b) Koperasi

c) Perusahaan Daerah

b. Badan hukum yang di miliki BPR berupa : a) Perusahaan Daerah

b) Koperasi

c) Perseroan Terbatas

d) Bentuk lain yang di terapkan oleh sebuah pemerintah commit to user

(5)

12 3. Menurut Pendirian dan Kepemilikanya

a. Bank Umum

Pada sebuah bank umum hanya boleh dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan ijin direksi Bank indonesia oleh :

a) Warga Negara Indonesia atau baan hukum Indonesia

b) Warga Negara Indonesia dan badan hukum indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.

b. BPR

Sebuah BPR hanya boleh didirikan dan dimiliki oleh warga negara indonesia, pemerintah daerah , atau juga dapat dimiliki bersama di antara keduanya.

4. Menurut Target Pasar a. Rental Bank

Pada rental bank ini memfokuskan pelayanan maupun transaksi kepada masyarakat rental, rental yaitu nasabah-nasabah yang individual, perusahaan,maupun sebuah lembaga lain yang memiliki skala yang lebih kecil.

commit to user

(6)

13 b. Corporate Bank

Memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada masyarakat maupun kepada nasabah-nasabah yang memiliki skala yang lebih besar.

c. Rental- Corporate Bank

Memberikan pelayanan maupun transaksi tidak hanya kepada nasabah rental tetapi juga dapat diberikan kepada nasabah korporasi, nasabah korporasi merupakan seseorang ataupun badan usaha yang mempunyai rekening simpanan dan pinjaman dan melakukan transaksi pinjaman pada sebuah bank.

C. Kegiatan Bank

Pada kegiatan bank dalam menjalankan usahanya sembagai lembaga keuangan kegiatan bank sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari bidang keuangan. Seperti halnya perusahaan lainya, kegiatan bank secara sederhana dapat dikatakan sebagai tempat melayani segala kebutuhan para nasabahnya. Kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, giro dan kemudian menyalurkan kembali dana yang dihimpun tersebut kepada masyarakat umum dalam bentuk kredit yang diberikan (Martono:2004:24).

Martono (2004:24) menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan didalam perbankan adalah sebagai berikut :

commit to user

(7)

14 1. Menghimpun dana dari masyarakat (funding)

Menghimpun dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan memberikan jasa-jasa bank lainya merupakan kegiatan penunjang dari kegiatan pokok tersebut, pengertian menghimpun dana berarti mengumpulkan atau maencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilaksanakan oleh bank melalui berbagai strategi agar masyarakat tertarik dan mau menginvestasikan dananya melalui lembaga keuangan bank.

Alternatif simpanan yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah simpanan dalam bentuk giro, tabungan, sertifikat deposito serta deposito berjangkadimana masing-masing jenis produk tersebut memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri.kegiatan menghimpun dana ini disebut funding.

Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memeberikan rangsangan berupa imbalan yang menarik dan menguntungkan. Imbalan jasa tersebut dapat berupa hasil untuk bank syariah (bank islam). Rangsangan lainya yang dapat diberikan berupa hadiah, pelayanan yang menarik, atau balas jasa lainya. Semakain menarik dan mengutungkan imbalan yang

commit to user

(8)

15 diberikan, semakin menambah minat masyarakat untuk menyimpan dananya dibank.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending)

Menyalurkan dana berarti melemparkan kembali dana yang telah dihimpun melalui simpanan giro tabungan deposito kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman bagi bank konvensional pinjaman dimping dikenakan bunga, juga dikenakan jasa pinjaman bagi penerima pinjaman (debitur) dalam bentuk biaya administrasisera biaya provisi dan komisi. Sedangkan bagi bank syariah didasarkan pada jual beli dan bagi hasil.

Tinggi rendahnya tingkat bunga pinjaman tergantung oleh tinggi rendahnya tingkat bunga simpanan. Semakin tinggi tingkat bunga simpanan, maka semakin tinggi pula tingkat bungga pinjaman dan sebaliknya. Selain itu disamping tingkat bunga simpanan pengaruh tinggi rendahnya bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasional yang dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainya.

Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang diberikan. Keuntungan dari selisih bunga ini dibank dikenal

commit to user

(9)

16 dengan istilah spread based. Jika suatu bank mengalami suatu kerugian dari selisih bungan, dimana tingkat bunga simpanan lebih besar dari tingkat bunga kredit yang diberikan (Lanable fund), maka terjadilah negative spread.

3. Meberikan jasa-jasa bank lainya (Services)

Jasa bank lainya merupakan jasa pendukung kegiatan bank.

Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran lansung maupun tidak langsung terhadap kegiatan penyimpanan dana dan penyaluran kredit.produk jasa-jasa perbankan lainya adalah sebagai berikut :

a. Jasa setoran seperti setoran telefon, listrik, air atau uang kuliah.

b. Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun atau hadiah.

c. Jasa pengiriman uang (trasfer) d. Jasa penagihan (inkaso) e. Jasa kliring (clearing)

f. Jasa penjualan mata uang asing (valuta asing) g. Jasa penyimpanan dokumen ( safe deposit box) h. Jasa cek wisata (travelers cheuque)

i. Jasa kartu kredit (bank card) j. Jasa letter of credit (L/C)

k. Jasa bank garansi dan referensi bank.

commit to user

(10)

17 Banyaknya produk jasa yang ditawarkan sangat tergantung pada kemampuan masing-masing bank. Semakin mampu bank tersebut, maka semakin banyak ragam produk yang ditawarkan.

Kemampuan bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen serta fasilitas saranan dan prasarana yang dimiliinya.

D. Bank Perkreditan Rakyat

1. Definisi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai Bank Perkreditan Rakyat (subagyo,2002:68).

a. BPR adalah merupakan lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainya yang dipersamakan degan itu menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

b. Status BPR diberikan kepada bank desa, lumbung desa, bank pasar, bank pegawai, lumbung putih negara, lembaga perkreditan desa, badan kredit desa, badan kredit kecamatan, kredit usaha rakyat kecil, lembaga perkreditan kecamatan, bank karya produksi desa, atau lembaga-lembaga lainya yang dipersamakan dengan itu . c. Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan masyarakat indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat,

commit to user

(11)

18 maka keberadaan lembaga bermaksud diakui. Oleh karena itu UU perbankan nomor 7 tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud. Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persyaratan dan tatacara pemberian status lembaga dimaksud ditetapkan oleh peraturan pemerintah.

2. Tujuan BPR

Tujuan BPR adalah untuk dapat menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan.

3. Fungsi BPR

Fungsi BPR adalah untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat.

4. Sasaran BPR

Melayani kebutuhan petani, pendagang, peternakan, nelayan, pengusaha kecil, dan pegawai maupun pensiunan karena pada sasaran ini belum dapat terjangkao oleh bank umum dan ingin mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemeratan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan supaya mereka tidak terjatuh kepada tangan para pelepas uang (rentenir).

commit to user

(12)

19 5. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adapun usaha kegiatan yang dapat dilakukan BPR adalah : (Julius, 2011 : 220).

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainya yang serupa.

b. Dapat memberikan kredit

c. Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan pada pada bank lain.

Disamping kegiatan-kegiatan yang dapat di laksanakan oleh suatu BPR diatas, terdapat juga kegiatan-kegitan yang tidak dapat dilakukan oleh BPR antara lain:

a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pendagang valuta asing.

c. Melakukan penyertaan modal.

d. Melakukan usaha perasuransian.

e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana yang dijelaskan seperti diatas.

commit to user

(13)

20 6. Bentuk Hukum BPR

Bentuk hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah (Badan Usaha Milik Daerah), koperasi perseroan terbatas (berupa saham atas nama), dan bentuk lainya yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

E. Kredit

1. Definisi Kredit

Sebuah kata kredit berasal dari bahasa yunani, credere, yang bera-rti sebuah kepercayaan. Dengan demikian istilah „kredit‟

mempunyai arti khusus yaitu meminjamkan suatu uang atau penundaan pembayaran. Menurut undang-undang nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah suatu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman antara bank dengan pihak lain yang mewajipkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga . (Kasmir:2012:86)

2. Unsur-unsur Kredit

Sebuah kredit merupakan suatu pemberian kepercayaan yang diberikan oleh pihak bank yang bersedia memberikan kedit apabila debitur benar-benar dapat melunasi suatu pinjaman yang di berikan oleh pihak bank, dengan jangka waktu dan persyaratan yang telah sudah disetujui sebelumya. Dari uraian diatas dapat di simpulkan

commit to user

(14)

21 bahwa unsur-unsur yang terdapat pada kredit adalah sebagai berikut (Kasmir,2012:87):

a. Kepercayaan

Kepercayaan adalah suatu keyakinan dari debitur bahwa kredit yang sudah diberikan oleh pihak bank dalam bentuk uang tunai,barang atau jasa benar-benar akan di lunasi dalam jangka waktu yang sudah di tentukan.

b. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencangkup masa pegambilan kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

c. Risiko

Adanya suatu tengang waktu pengembalian kredit akan menyebabkan suatu resiko kredit macet atau gagal bayar. Suatu tingkat resiko yang sering dihadapi sebagai akibat adanya suatu jangka waktu yang memisahkan antara pemberi kredit dan pelunasan yang akan diterima dikemudian hari.

d. Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antar pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam perjanjian

commit to user

(15)

22 kredit dimana masing-masing pihak mendatangani hak dan kewajiban masing-msing.

e. Balas Jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian kredit atas jasa yang dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini adalah keuntungan bank.

Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

3. Tujuan Kredit

Dalam setiap proses kegiatan perkreditan selalu akan terlibat 3 pelaku utamanya yaitu pengusaha (user), bank (kreditur), dan masyarakat atau negara (wadah). Oleh karena itu kegiatan kegitan perkreditan harus mencangkup tujuan ketiga komponen tersebuat sebagai berikut (Bank Indonesia, 2003:2) :

a. Bagi Pengusaha

1) Kegiatan usaha akan berjalan lancar setelah menerima kredit dan performance perusahaan yang lebih baik dari sebelum menerima kredit.

2) Harus meningkatkan kegiatan usaha dan keuntungan sebagai jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan.

3) Mampu meningkatkan mint usaha.

commit to user

(16)

23 b. Bagi Bank

1) Merupaka pos utama pembentikan asset dan sumber utama pendapatan bank, sekaligus menjamin kehidupan bank.

2) Sebagai instrumen bank dalam persaingan, sekaligus mendorong pemasaran jasa-jasa atau produk-produk bank yang lain.

3) Merupakan sharing dalam pertumbuhandan perkembangan ekonomi, kemudian mempunyai dampak baik kepada pertumbuhan dan perkembangan bank itu sendiri.

4) Sebagai instrumen dalam memelihara likuiditas, rehabilitas dan solvabilitas bank.

c. Bagi Masyarakat atau Negara

1) Berfungsi sebagai instrumen monoter.

2) Meningkatkan kegiatan produksi

3) Meningkatkan arus dan daya guna uang serta menghidupkan ekonomi pasar.

4. Fungsi Kredit

Fungsi kredit diantarannya adalah sebagai berikut (Kasmir,2012:89):

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan mehasilkan

commit to user

(17)

24 suatu yang berguna. Dengan diberikanya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh si penerima kredit.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang..

Dalam hal ini yang diberikan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah yang lain, sehingga suatu daerah yang sedang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainya.

c. Untuk meningkatkan daya guna barang.

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh calon debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.

d. Meningkatkan peredaran barang.

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainya sehingga jumlah barang yang beredar akan bertambah.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi.

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperluka oleh masyarakat.

commit to user

(18)

25 f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi untuk nasabah yang modalnya pas- pasan.

5. Prinsip-prinsip Kredit

Menurut Kasmir (2012:95) untuk dapat memaksimumkan kemungkinan keberhasilan sebuah kredit maka prinsip 5C dan konsep 7P yang dapat di gunakan untuk dapat menganalisa kredit.

Prinsip 5C diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Character

Dimana sebuah keyakinan bahwa sifat maupun watak dari orang-orang yang akan diberikan sebuah kredit yang dapat dipercaya. Sehingga hal ini dapat dilihat dari suatu latar belakang suatu nasabah yang akan dijadikan sebuah kemauaan seorang nasabah untuk dapat melunasi kewajiban-kewajibanya.

b. Capacity

Sebuah usaha untuk dapat melihat kemampuan nasabah untuk dapat membayar kredit maupun dibidang bisnis. Dilihat dari kemampuan nasabah untuk mengelola usahanya yang dihubungkan dengan latar belakang pendidikan maupun sebuah pengalaman sehingga dapat terlihat bagaimana kemampuanya dalam mengembalikan sebuah kredit yang telah disalurkan.

commit to user

(19)

26 c. Capital

Jumlah atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur apakah efektif dilihat dari laporan-laporan neraca mapun laba rugi dengan pengukuran mengunakan likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.

d. Condition

Didalam menilai sebuah kredit hendaknya benar-benar memiliki prospek ekonomi yang baik serta prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit bermasalah relatif sangat kecil.

e. Collaberal

Sebuah jaminan yang diberikan oleh calon debitur yang bersifat fisik maupun non fisik. Sebuah jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang akan di berikan dan diteliti keabsahanya.

Dalam konsep 7P diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Personality

Sebuah penilaian tentang kepribadian calon depitur meliputi sebuah sikap, emosi dan sebuah tindakan yang menghadapi sebuah masalah sehari-hari.

b. Purpose

commit to user

(20)

27 Menilai sebuah tujuan seorang calon depitur dalam pengajuan permohonan kredit dan jumlah kredit yang akan diajukan dan tujuan pengambilanya pun untuk keperluan konsumtif dan produktif.

c. Prospect

Menilai prospek usaha yang akan direncanakan debitur baik dalam jangka waktu pendek maupun dalam jangka waktu panjang.

d. Payment

Menilai bagaimana sebuah kemampuan calon depitur dalam melunasi kredit. Merupakan ukuran bagian cara nasabah untuk mengembalikan kredit yang telah diambilatau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit tersebut.

e. Profitbillity

Menilai seberapa tingkat keuntungan yang didapat oleh calon debitur. Yang diukur dari periode ke periode apakan akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh.

f. Protection

Menilai tentang bagaimana seorang calon debitur melindungi usaha dan dapat memperoleh perlindungan usaha.

commit to user

(21)

28 g. Party

Pengklasifikasikan perlakuan terhadap bank didalam hal pemberian sebuah fasilitas berasarkan modal, loyalitas dan karakternya.

6. Jenis Kredit

Jenis-jenis kredit yang diberikan debitur kepada kreditur dapat dilihat dari berbagai sudut (Nugroho,2009:35) adalah sebagai berikut:

a. Kredit yang dilihat dari sudut tujuanya.

a) Kredit Konsumtif, kredit yang diberikan dengan bertujuan untuk dapat memperlancar sebuh proses konsumtif.

b) Kredit Produktif, kredit yang diberikan dengan tujuan untuk dapat memperlancar proses produksi.

c) Kredit Perdagangan, kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang yang ingin dijual kembali.

b. Kredit Dilihat Dari Sudut Jangka Waktunya

jenis-jenis kredit dilihat dari sudut jangka waktunya adalah sebagai berikut:

a) Kredit Jangka Pendek (Shart Term Loan) Kredit yang berjangka waktu maksimal 1 tahun.

b) Kredit Jangak Menengah (Medium Term Loan ) Kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun.

c) Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan) commit to user

(22)

29 Kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.

c. Kredit Dilihat dari sudut Jaminanya a) Kredit Tanpa Jaminan

Dalam SK Direksi BI No. 23/69/KEP/DIP tangal 28 Februari 1991 mengenai sebuah jaminan pemberian kredit pasal 2 telah diatur ketentuan bahwa bank tidak boleh memberi kredit ke siapapun tanpa adanya jaminan pemberian kredit.

b) Kredit Dengan Agunan

Sebuah agunan yang diberikan untuk suatu kredit adalah sebagai mana yang sudah diatur didalam pasal 1c dan pasal 3 SK Direksi Bi No.23/69/KEP/DIR yang sudah rinci antara lain agunan barang,agunan pribadi dan agunan efek saham.

7. Jaminan Kredit

Agunan yang diberikan untuk suatu kredit adalah sebagaimana yang sudah diatur dalam pasal 1c dan pasal 3 SK Direksi BI No.

23/69/KEP/DIR yang secara rinci adalah sebagi berikut :

a. Jaminan barang, baik barang yang tetap maupun barang yang tidak tetap.

b. Jaminan pribadi, yaitu suatu perjanjian dimana satu pihak dapat menyangupi pihak lain bahwa ia dapat menjamin pembayarannya suatu utang apabila si teutang tidak bisa memenuhi kewajiban.

commit to user

(23)

30 c. Jaminan efek-efek saham, obligasi, dan sebuah sertifikat yang

sudah terdaftar dibursa efek 8. Tahap-tahap pemberian kredit

Sebuah proses atau tahap-tahap peberian kredit menurutFirdaus dan Ariyanti (2011:103) antara lain :

a. Persiapan kredit (credit preparation)

Adalah sebuah kegiatan awal atau suatu tahap pemulaan dengan maksud saling mengetahui sebuah informasi dasar calon debitur dengan pihak bank, terutama calon debitur baru pertama kali akan mengajukan kredit kepada bank yang bersangkutan, biasanya dimulai dengan wawancara . informasi secara global atau secara umum yang dikemukakan oleh bank antara lain prosedur atau tatacara pengajuan kredit serta syarat-syarat untuk pengajuan kredit.

b. Tahap analisis kredit

Adalah tentang penilaian mendalam tentang keadaan usaha calon debitur, penilaian tersebut meliputi berbagai aspek, antara lain:

1) Aspek pemasaran

2) Aspek manajemen dan organisasi 3) Aspek teknis

4) Aspek sosial ekonomi commit to user

(24)

31 5) Aspek yuridis

6) Aspek keuangan

Aspek-aspek ini sangat penting diperlukan untuk dapat mengetahui apakah usaha pemohon kredit itu layak diberikan bantuan kredit atau tidak.

c. Tahap keputusan kredit

Dari hasil laporan analisis kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit dapat memutuskan apakah kredit tersebut layak atau tidak diberikan kredit.

d. Tahap pelaksanaan dan administrasi

Calon debitur sudah mempelajari dan mempersetujui keputusan kredit serta bank menerima semua persyaratan, maka kedua pihak mendatangani perjanjian kredit dan calon debitur menerima uang.

e. Tahap supervisi

Adalah upaya untuk pengamanan sebuah kredit yang telah diberikan oleh calon bank dengan jalan terus mematau atau mengikuti jalanya perusahaan

commit to user

(25)

32 9. Prosedur tentang pemberian kredit

Dasar-dasar perkreditan, syarat-syarat yang harus dilakukan sejak awal diajukan permohonan nasabah menurut Kasmir (2012:100) adalah:

a. Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit dengan cara mengisi formulir pegajuan kredit pada bank yang dituju. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainya yang dibutuhkan.Formulir pengajuan kredit setidak-tidaknya berisi latar belakang pemohon, tujuan pengajuan kredit, besar kredit dan jangka waktu pengambilan kredit, angsuran pokok dan bunga kredit serta jaminan kredit.

b. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar.Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sangup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

c. Wawancara I

Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadap dengan calon peminjam, untuk menyankinkan

commit to user

(26)

33 apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan.Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serilek mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

d. On the sport

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.

Kemudian hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawaancara I.

Pada saat hendak akan melakukan on the spot hendaknya jagan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

e. Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat seleh dilakukan on the spot dilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung sesuatu kebenaran.

f. Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka persiapkan

commit to user

(27)

34 administrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencangkup:

1) Jumlah uang yang diterima 2) Jangka waktu kredit

3) Dan biaya-biaya yang harus dibayar

Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasanya masing-masing.

g. Pendatanganan akad kredit dan perjanjian lainya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah mendatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.

Pendatanganan dilaksanakan:

1) Antara bank dengan debitur secara langsung atau 2) Dengan melalui notaries.

h. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabugan dibank yang bersangkutan.

commit to user

(28)

35 i. Penyaluran dan penarikan dana

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu:

1) Sekaligus atau 2) Secara bertahap 10. Berkas-berkas pencatatan

Permohonan kredit dan dokumen laporan penyidikan harus diperlakukan sesuai dengan sifat rahasia dari informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan alat untuk mengetahui pekerjaan yang sudah dan sedang dilakukan.

11. Penerapan prinsip kehati-hatian dalam kredit

Setiap pemberian kredit harus dilaksanakan dengan penerapan prinsip kehati-hatian. Prinsip tersebut tercermin dalam sebuah kebijaksanaan pokok perkreditan, tatacara maupun posedur penilaian kualitas kredit, profesionalismedan interitas pejabat perkreditan.

Kebijakan pokok perkreditan mencangkup mekanisme pemberian kredit yang sehat.

Mekanisme pemberian kredit yang sehat adalah upaya bank dalam menangulanggi resiko dalam pemberian kredit, yang dimulai dari tahap penyusunan perencanaan perkreditan, dilanjutkan dengan proses pemberikan keputusan kredit.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Thus, by giving the open loop a low gain through its singular values, the automation engineer can favor the command of the looping (in terms of power consumption) in relation to

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kreativitas mengajar guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fisika. Subjek untuk data

Sesuai dengan range material pada diagram di atas, material yang cocok digunakan sebagai tangki CNG adalah engineering alloys (baja dan atau aluminium paduan)

Tujuan dari penerapan model ini yakni sebagai upaya mencegah kerusakan hutan CAPC, menumbuhkan kawasan hutan CAPC yang lestari, merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan CAPC

Penulis mengucapkan puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kerangka Penerapan Hasil Analisis Pengaruh Kompensasi, Iklim Kerja, dan Karakteristik Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada

pectinatum sebagai varietas Gymnopetalum menjadi jenis tersendiri Gymnopetalum pectinatum (W. de Wilde & Duyfjes) Rugayah, menambah jumlah jenis Gymnopetalum yang ada

Oleh karena itu penelitian dengan judul Hak Asuh Anak Sebagai Akibat Hukum Dari Perceraian (Studi di Pengadilan Agama Kudus dan Pengadilan Negeri Kudus) dengan