• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerajinan dari Limbah Plastik dengan Konsep Zero Waste Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kerajinan dari Limbah Plastik dengan Konsep Zero Waste Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

768

Kerajinan dari Limbah Plastik dengan Konsep Zero Waste Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Rompegading

Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng

St. Aisyah, Kurniati, Sukriati

Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Email koresponden: st.aisyah@unm.ac.id

Abstrak: Tujuan dari kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan membuat kerajinan dari limbah plastik sebagai bentuk penerapan gaya hidup zero waste.pada ibu rumahtangga di Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng. Luaran yang ditargetkan adalah produk berupa kerajinan tangan dari limbah plastik yang layak pakai dan layak jual. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah pendampingan dengan melakukan pembelajaran langsung. Hasil PKM yaitu meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mengolah sampah plastik menjadi produk kerajinan, serta terbukanya wawasan dan motivasi dalam menerapkan konsep zero waste pada keluarga khususnya ibu-ibu peserta pelatihan dalam rangka mengurangi pencemaran lingkungan hidup.

Kata kunci: Kerajinan, Limbah plastik, Zero Waste

Abstract: The purpose of this Community Partnership Program (PKM) activity is to provide knowledge and skills to make crafts from plastic waste as a form of implementing a zero waste lifestyle for housewives in Rompegading Village, Liliriaja District, Soppeng Regency. The targeted output is a product in the form of handicrafts from plastic waste that is suitable for use and worth selling. The implementation method used is mentoring by conducting direct learning. The results of PKM are increasing knowledge and skills in processing plastic waste into handicraft products, as well as opening up insight and motivation in applying the concept of zero waste to families, especially mothers of training participants in order to reduce environmental pollution.

Keywords: Craft, Plastic Waste, Zero Waste

I. PENDAHULUAN

Desa Rompegading adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Liliriaja kabupaten Soppeng yang berjarak sekitar 154 km dari ibu Kota Provensi Sulawesi Selatan. Desa Rompegading merupakan bagian dari Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng. dengan luas wilayah 8 km2 dengan topografi yang berbukit-bukit dengan ketinggian antara 500 hingga 700 meter dari atas permukaan laut. Desa Rompegading terdiri dari 2 Dusun yaitu dusun Rompegading dan Dusun Polewali serta 5 Rukun Warga dan 12 Rukun Tetangga.

Desa Rompegading memiliki penduduk berjumlah 2.628 jiwa terdiri dari 1.221 penduduk laki-laki dan 1.407 wanita.

Jumlah kepala keluarga adalah 713 KK.

Aksesibilitas berjarak kurang lebih 4 jam (180 km) disebelah utara Kota Makasar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Jarak pusat dari pusat Kecamatan liliriaja adalah 7 km, sedangkan dari pusat kabupaten Soppeng adalah 9 km (Pusdating, 2018).

Keadaan alam pada wilayah ini berada pada pada topografi berbukit- bukit sehingga memungkinkan sebagaian besar penduduk bergerak atau berusaha pada bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan selebihnya bergerak pada sektor perdagangan, pegawai pemerintah maupun bidang jasa. Perkembangan penduduk di Desa Rompegading sama dengan daerah lain yaitu memiliki perkembangan yang cukup besar ini berarti bahwa Sumber Daya Manusia

(2)

769 (SDM) pada daerah ini cukup besar tersedia, dan tentu dapat menjadi potensi untuk pengembangan wilayah ini.

Jumlah penduduk yang tinggi sebagai sumber daya manusia apabila tidak dibarengi dengan pendidikan dan keterampilan yang cukup, maka tentu saja akan menjadi beban bagi wilyah tersebut. Salah satu potensi daerah yeng perlu mendapat dukungan adalah potensi pada ekonomi kreatif dan pariwisata.

Salah satu masalah terbesar yang selalu dihadapi oleh setiap daerah tidak terkecuali Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng, adalah terkait dengan limbah rumah tangga berbentuk sampah plastik.

Limbah rumah tangga plastik merupakan limbah terbesar dan dampaknya sangat buruk terhadap lingkungan sekitar.

Sebagaimana yang dikemukakan (Sumartiningtyas, 2020) bahwa di Indonesia, sekitar 850 ton limbah rumah tangga dihasilkan perharinya. Hal ini menjadi peringatan besar untuk setiap daerah di wilayah Indonesia akan pengolahan limbah rumah tangga dengan baik dan benar serta rencana gaya hidup sehat. Lebih lanjut diungkap (Patty, 2020)bahwa produksi plastik telah meningkat dari 2 juta metrik ton (1950) menjadi 380 juta Metrik Ton pada tahun 2015. Pertumbuhan produksi tidak disertai dengan ekspansi untuk pengolahan limbah, ini berarti bahwa dari jumlah total plastik yang diproduksi, hanya 9 % yang didaur ulang, 12% pergi ke insinerator dan sisanya tinggal di TPA atau masuk ke laut.

Masalah utama dalam pencemaran lingkungan hidup adalah sampah dari plastik yang tidak mudah terurai, serta menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami (Fauzi, 2019). Ketersidiaan kantung plastik diberbagai tempat adalah salah satu penyebab banyaknya limbah plastik dan tak dapat dipisahkan dari perkembangan industri dan

konsumerisme. Ketika sumber daya alam tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, industri beralih pada bahan-bahan sintetis seperti rayon, nilon, akrilik dan plastik ( Putra &

Yuriandala , 2010).

Penggunaan plastik dalam kehidupan manusia tidak dapat dihindari, dan semakin meningkat dalam penggunaanya. Penggunaan plastik ini didasari oleh karena plastik bersifat ringan, praktis dan ekonomis sehingga barang yang terbuat dari plastik dapat menggantikan fungsi dari barang-barang lain karena sifatnya yang praktis dan ekonomis. Kemasan plastik dijadikan barang sekali pakai memberikan dampak timbunan sampah-sampah yang terbuat dari plastik. (Nasution, Rahmalina, Sulaksono, & Doaly, 2018)

Guna menghindari ancaman bahaya limbah rumah tangga plastik, perlu diadakan sosialisasi akan pengolahan limbah rumah tangga yang lebih kreatif agar dapat menjadi barang bernilai ekonomi dalam rangka penerapan zero waste pada lingkungan tempat tinggal.

Menurut (Nasution, Rahmalina, Sulaksono, & Doaly, 2018) mengolah sampah plastik sebagai kerajinan tangan adalah bentuk krativitas dalam solusi yang baik untuk mengubah sampah plastik menjadi barang yang berguna kembali, melalui kreasi barang yang mempunya nilai estetika dan nilai dijual.

Senada dengan ( Putra & Yuriandala , 2010) bahwa karya kreasi sampah plastik memiliki nilai komersil yang menjajikan yaitu dengan mengubah sampah plastik menjadi produk untuk dikomersilkan.

Penanganan sampah yang terbuat dari plastik dapat dilakukan dengan menerapkan konsep Zero waste yaitu dengan cara mendaur ulang menjadi barang kerajinan yang dibuat secara kreatif sehingga memiliki nilai guna atau bahkan nilai jual sehingga disamping dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik dapat juga dijadikan wahana untuk

(3)

770 berwirausaha melalui produk kerajinan tangan. Sebagaimana diungkap (Widiarti, 2012) bahwa Konsep zero waste pada dasarnya bukanlah pengolahan hingga tidak ada lagi sampah yang dihasilkan karena tidak ada aktivitas manusia yang tidak menghasilkan sampah. namun konsep ini menekankan pada upaya pengurangan sampah hingga nol jumlahnya yang masuk ke TPA. Zero Waste adalah prinsip nol sampah merupakan konsep pengelolaan sampah yang didasarkan pada prinsip (3R) Reduce, Reuse, Recycle

Orientasi pengolahan sampah plastik menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai guna dan nilai jual merupakan fokus dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang diadakan di Desa Rompegading Kacamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng. Berdasasarkan survey awal yang dilakukan oleh tim PKM di Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut: (1) Penggunaan kemasan plastik pada masyarakat tidak dapat dihindari untuk kegiatan sehari- hari, (2) jumlah sampah yang semakin banyak dan tidak tertampung pada TPA (Tempat Pembuangan Akhir), (3) Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengolah sampah menjadi benda berguna, (4) Pengetahuan masyarakat tentang sampah plastik bahwa sampah plastik adalah benda atau barang yang telah habis nilai manfaatnya.

II. METODE YANG DIGUNAKAN 1. Melakukan penyuluhan agar ibu

rumahtangga memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga sebagai langkah penerapan zero waste pada lingkungan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab

2. Memberikan penyuluhan mengenai benda-benda atau barang kerajinan

tangan yang dibuat dari limbah rumah tangga sebagai barang kerajinan tangan yang layak pakai maupun layak jual dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan demosntrasi

3. Memberikan penyuluhan tentang alat dan bahan yang digunakan utuk mengolah limbah rumah tangga sebagai baang kerajinan tangan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan demosntrasi.

4. Melakukan pendampingan pada mitra dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi benda kerajinan yang layak pakai atau layak jual dalam rangka meminimilkan limbah rumah tangga atau zero waste pada lingkungan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan demosntrasi.

III. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

Kegiatan PKM yang dilaksanakan Di Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng berupa pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah plastik sebagai langkah penerapan zero waste pada ibu-ibu rumahtangga dengan jumlah peserta sebanyak 10 orang. Pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagai berikut:

A. Pengenalan Zero Waste pada Ibu-Ibu Rumahtangga

Bentuk sosialisasi pengenalan zero waste yang diberikan pada ibu-ibu rumahtangga adalah dengan memberikan pemahaman untuk menambah wawasan dan pola pikir tentang bagaimana meminimalkan sampah plastik dengan konsep zero waste.

Materi tentang zero waste yang diberikan adalah:

1. Menerapkan gaya hidup bebas sampah pada keluarga dengan cara mengurangi membeli barang yang terbuat dari plastik, atau kemasan plastik misalnya air mineral dengan

(4)

771 gelas atau botol sekali pakai, kantong kresek dan sebagainya.

2. Mendaur ulang sampah non organik;

memberikan pemahaman pada ibu- ibu rumah tangga tentang pentingnya mendaur ulang sampah plastik disamping mengurangi limbah yang mebahayakan lingkungan juga dapat diubah menjadi barang yang memiliki nilai jual sehingga bisa dijadikan wahana untuk berwirausaha.

3. Berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan hidup, yaitu memberi wawasan kepada ibu-ibu rumahtangga bahwa salah satu penyumbang sampah terbesar adalah berasal dari rumah tangga, dengan demikian bila menerapkan konsep zero waste pada keluarga maka secara tidak langsung ibu-ibu rumahtangga ikut berkontribusi pada pelestarian lingkungan hidup.

4. Minim biaya dan mudah dilakukan, memberikan motivasi kepada ibu-ibu rumah tangga untuk menerapkan gaya hidup zero waste bahwa dengan menerapkan konsep zero waste dalam keluarga tidak membutuhkan biaya besar, justru dengan memulai gaya hidup zero waste dapat menekan pengeluaran dengan menghindari pembelian barang sekali pakai dan beralih menggunakan barang yang bisa didaur ulang.

Gambar 1. Sosialisasi zero waste pada peserta

B. Tutorial pembuatan kerajinan dari limbah plastik.

Pelaksanaan kegiatan pembuatan kerajinan dari limbah plastik sebagai

bentuk dari penerapan konsep zero waste pada ibu rumahtangga di Desa Rompegading diawali dengan memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan untuk mengolah sampah plastik mnjadi kerajinan.

Alat dan bahan yang diguanakan adalah seperti, gunting, tang, jarum tangan, lem tembak, lem lilin, benang jahit. Bahan- bahan ini disipkan oleh Team PKM LP2M PKK FT UNM. Sedangkan bahan utama yang disediakan oleh ibu-ibu rumahtangga adalah dengan membawa limbah plastik berupa kantong kresek bekas, karton bekas, botol-botol bekas yang akan didaur ulang menjadi produk kerajinan.

Gambar 2. Alat dan bahan yang digunakan

Mendemonstrasikan cara membuat kerajinan dari limbah plastik yang dibawa oleh ibu-ibu rumahtangga, untuk selanjutnya dapat dikembangkan menjadi berbagai bentuk sesuai dengan kreativitas ibu-ibu rumahtangga yang mengikuti kegiatan.

(5)

772 Gambar 3. Tutorial pembuatan

kerajinan dari limbah plastik

C. Pendampingan Latihan Membuat Kerajinan Dari Limbah Plastik Pelaksanaan kegiatan dalam bentuk pemberian keterampilan kerajinan berbasis zero waste pada ibu-ibu rumahtangga di Desa Rompegading Kabupaten Soppeng dikategorikan cukup terlaksana dengan baik, hal ini terlihart dari antusiasnya peserta dalam mengikuti kegiatan dan menghasilkan produk dari limbah plastik yang layak pakai dan bisa dikembangkan menjadi produk untuk layak jual.

Gambar 4. Pendampingan latihan membuat kerajinan dari limbah plastik

Setiap peserta membuat kerajinan dari limbah plastik secara mandiri dipandu oleh team PKM LP2M UNM.

Diharapkan setelah selesai pemberian pelatiahan membuat kerajinan dari limbah plastik ibu-ibu rumahtangga Desa Rompegading Kabupaten Soppeng dapat memiliki wawasan dan motivasi untuk

mnerapkan gaya hidup dengan konsep Zero waste.

Gambar 5. Hasil kreasi kerajinan limbah plastik

Gambar 6. Peserta pelatihan IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan pelaksanaan PKM oleh ibu-ibu rumahtangga di Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya menerapkan konsep zero waste dalam keluarga untuk menanggulangi pencemaran lingkungan hidup akibat limbah plastik.

2. Terjadinya peningkatan pengetahuan tentang keterampilan mengolah limbah plastik menjadi produk

(6)

773 kerajinan dalam menerapkan konsep zero waste

3. Terciptanya produk kerajinan dari limbah plastik hasil kreativitas ibu- ibu rumahtangga Desa Rompegading Kabupaten Soppeng yang memiliki nilai jual

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Makassar Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng.

2. Ketua LP2M UNM Bapak Prof. Dr.

Ir. H. Bakhrani Rauf, M.T

3. Pemerintah Desa Rompegading beserta jajarannya dan seluruh ibu- ibu peserta kegiatan PKM

DAFTAR PUSTAKA Putra , H. P., & Yuriandala , Y. (2010).

Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa Kreatif

Jurnal Sains dan Teknologi Ling kungan , 21-31.

Fauzi, A. (2019). Indonesia Darurat Sampah Plastik. Retrieved from Indonesia Baik: https://

indonesiabaik.id/infografis/indo nesia-darurat-sampah-plastik Nasution, S. R., Rahmalina, D.,

Sulaksono, B., & Doaly, C. O.

(2018). IbM: Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai Kerajinan Tangan Di Kelurahan Serengseg Sawah Jagakarsa jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah Teknik Industri , 117-123.

Patty, N. (2020, 03). Permasalahannya bukan plastik, tapi kita manusia.

Retrieved from Zero waste Indonesia: https:// zerowaste.

id/zero-waste-lifestyle

Sumartiningtyas, H. N. (2020, 12 18).

Indonesia Hasilkan 64 Juta Ton Sampah, Bisakah Kapasitas Pengelolaan Tercapai Tahun 2025? Retrieved from Kompas.com: https:// www.

kompas.com/sains/read/2020/12 /18/070200023

Widiarti, I. W. (2012). Pengelolaan Sampah Berbasis “Zero Waste”

Skala Rumah Tangga. Jurna l Sains dan Teknologi Lingkung an , 101-113.

Gambar

Gambar 2. Alat dan bahan yang  digunakan
Gambar  4.  Pendampingan  latihan  membuat  kerajinan  dari  limbah plastik

Referensi

Dokumen terkait

3) Para ulama yang termasuk dalam mazhab kedua berdalih dengan logika: “ Apabila pewaris hanya memiliki ahli waris dzawil arham dan tidak mempunyai ahli waris ashabul

Ketergantungan petani penangkar terhadap kontinuitas ketersediaan benih sumber (Go) di Jawa Timur dapat diatasi dengan memanfaatkan teknologi kultur jaringan dan

Berdasarkan teori di atas, Pipit (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap WUS Terhadap Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)

Kedua penulis telah berhasil membawa wacana pendidikan Muslim yang semula seolah-olah dari ‘wilayah pinggiran’ ke dalam ‘wilayah sentral’ perdebatan dalam dinamika pendidikan

 Siswa mengidentifikasi ciri- ciri dan fungsi lagu daerah berdasarkan pengamatan terhadap contoh- contoh lagu daerah yang telah diberikan dan lagu- lagu lain yang

Mengingat program pelatihan dan pendampingan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Untuk Pembuatan Lampu Hias pada setiap ibu rumah tangga dan pemuda karang taruna di

Hasil kegiatan yang dicapai adalah (1) Ibu-ibu PKK Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng sudah mampu mengisi waktu luang yang dimiliki dengan keterampilan

Dimulai dari konsep zero waste dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga, kemudian teknologi beyonic dengan menambahkan MOL ke dalam pupuk organik,