• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan"

Copied!
328
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan

HidayahNya jualah sehingga Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BBKPM

Makassar Tahun 2016 dapat selesai sesuai dengan harapan.

Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) ini sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 pasal 10 ayat 2 bahwa Badan

Layanan Umum wajib menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) tahunan

dengan mengacu pada Rencana Strategi Bisnis.

Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahun 2016 ini disusun berdasarkan

pedoman penyusunan RBA yang dikeluarkan Menteri Keuangan Nomor :

66/PMK.02/2006 dan pedoman penyusunan RBA BLU dilingkungan Ditjen BUK

yang dikeluarkan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2013, dengan tujuan untuk

menyampaikan rencana kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan pada

tahun 2014 berdasarkan perkembangan kinerja yang telah dilaksanakan dan yang

masih memerlukan tindak lanjut dalam rangka perbaikan kualitas pelayanan

kepada masyarakat dan sesuai sumber daya yang dimiliki pada tahun sebelumnya.

Dengan selesainya penyusunan RBA BBKPM Makassar tahun 2016 akan

menjadi pedoman untuk pencapaian kinerja balai dengan optimal untuk

mewujudkan visi dan misi Badan Layanan Umum BBKPM Makassar yang telah

(3)

Masukan dan saran sangat kami harapkan dalam rangka perbaikan

penyusunan RBA sekaligus juga perbaikan kinerja BBKPM Makassar ke depan.

Terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah

mendukung sehingga tersusunnya Rencana Bisnis dan Anggaran ini.

Makassar, November 2015

Kepala BBKPM Makassar

dr. Sriwati Palaguna, Sp.A, MARS

NIP. 19610515 198703 2 009

(4)

SAMPUL ...

i

KATA PENGANTAR...

ii

DAFTAR ISI ...

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ...

v

LEMBAR PENGESAHAN DIREKSI ...

viii

LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGAWAS ...

ix

BAB I. PENDAHULUAN ...

1

A.

GAMBARAN UMUM ...

1

1. Landasan Hukum dan Sejarah Perkembangan ...

1

2. Karakteristik Bisnis Balai ...

2

3. Maksud dan Tujuan Balai ...

5

4. Kegiatan Balai ...

5

B.

VISI DAN MISI BALAI ...

6

C.

BUDAYA BADAN LAYANAN UMUM ...

7

D. SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA BLU ...

8

BAB II. KINERJA BALAI TAHUN BERJALAN DAN RBA TAHUN YG AKAN DATANG ...

23

A.

GAMBARAN KONDISI BLU ...

23

1. Analisis Internal Balai ...

23

2. Analisis Eksternal Balai ...

26

3. Asumsi Makro dan Mikro ...

28

B.

PROSES PENILAIAN KINERJA BLU ...

32

C.

PENCAPAIAN KINERJA DAN TARGET KINERJA BLU ...

49

1. Pencapaian Kinerja Per Unit Tahun Berjalan ...

49

(5)

F.

PRAKIRAAN MAJU PENDAPATAN ...

170

BAB III. PENUTUP ...

172

(6)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 294/KMK.05/2011 tentang

Penetapan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar pada

Kementerian Kesehatan sebagai instansi pemerintah yang menerapkan Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum, maka dalam rangka melaksanakan tugas

tersebut, visi BBKPM Makassar adalah “ Menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A

Unggulan tahun 2019”.

Untuk mencapai visi tersebut, misi BBKPM Makassar adalah (1)

Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paru dan Rujukan, (2) Menyelenggarakan

Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan, (3) Meningkatkan

Kemampuan Profesional SDM Kesehatan Paru dan (4) Melaksanakan Penelitian

Kesehatan Paru di Kawasan Timur Indonesia.

Dalam melaksanakan misi tersebut, pencapaian kinerja BBKPM Makassar

dipengaruhi oleh berbagai kondisi eksternal dan internal. Berdasarkan hasil Analisis

SWOT maka posisi BBKPM Makassar berada pada kuadran 2 Strategi penguatan

kelembagaan.

Pencapaian Kinerja BBKPM Makassar realisasi Juni tahun 2013 :

1. Pencapaian Kinerja Pelayanan

a. Rawat Jalan 46%

b. ODC/Rawat Inap 80%

c. UGD 80%

d. Pemeriksaan Diagnostik dan Terapi 77%

e. Laboratorium 69%

f. Radiologi 91%

g. Pemanfaatan Sarpras Pelatihan 72%

h. Kerjasama dengan Penjamin Kesehatan 61%

2. Pencapaian Kinerja Keuangan

a. Realisasi Pendapatan dari Usaha Jasa Layanan BLU per 31 Juni tahun

2015 adalah sebesar adalah sebesar Rp. 1977.940.470,- dari yang

ditargetkan sebesar Rp. 5.993.759.000,- atau mencapai 33% dari target.

Prognosa per 31 Desember 2015 adalah sebesar 6.293.446.950 ,- dari

yang ditargetkan sebesar Rp. 5.993.759.000,- atau mencapai 105% dari

target.

(7)

Rp12.990.803.027,- atau 32.22% dari anggaran dalam DIPA TA 2015

Rp40.313.139.000,-

Terdiri

dari

:

Belanja

Pegawai

sebesar

Rp1.121.167.781,- Belanja Barang sebesar Rp621.634.000,-.

Berdasarkan hasil análisis terhadap faktor internal dan eksternal, maka pada

tahun 2015 dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang serta mengendalikan

kelemahan dan ancaman, diharapkan terjadi peningkatan kinerja yang lebih baik

lagi.

Pada tahun 2015 BBKPM Makassar telah menetapkan strategi utama :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan paru (sertifikasi mutu) dengan

tarif kompetitif

2. Meningkatkan promosi lembaga dan produk layanan dengan pemberdayaan

masyarakat, kemitraan dan perbaikan layanan informasi balai

3. Mengoptimalkan kerjasama dengan penyelenggara jaminan kesehatan dan

pihak lain untuk mengurangi keterbatasan anggaran

4. Meningkatkan kualitas SDM dengan pendidikan dan pelatihan

Berdasarkan asumsi – asumsi peningkatan pada sasaran kegiatan dalam

RBA, maka gambaran kinerja pelayanan dan keuangan pada tahun 2015

diperkirakan sebagai berikut :

1. Peningkatan Kinerja Pelayanan (10 – 15)% dengan optimalisasi pelayanan

Rawat Jalan dan Rawat Inap/ODC

2. Peningkatan Kinerja Keuangan (15 – 20)% dengan peningkatan kunjungan

dan penyesuaian tarif BLU

Proses penilaian kinerja BBKPM Makassar terdiri dari tiga indikator yaitu

indikator kinerja keuangan, indikator kinerja operasional dan indikator kinerja mutu

dan manfaat bagi masyarakat. Berdasarkan perhitungan ketiga indikator tersebut

tingkat kesehatan BLU BBKPM Makassar adalah SEHAT kategori AA dengan nilai

82,55.

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

BADAN LAYANAN UMUM

BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) TAHUN 2016

KEPALA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR

dr. SRIWATI PALAGUNA, Sp.A., MARS

NIP. 19610515 198703 2 009

KABAG TU

ANGRIANY RAUF, S.Si., Apt

NIP. 197810172002122001

KABID PELAYANAN &

PENUNJANG

dr. ADNAN IBRAHIM, Sp.PD

NIP. 197211202002121006

KABID PROMKES &

PENGEMB. SUMBER DAYA

SUPRATMAN SYAM, SH., MH

NIP. 196209011990031004

(9)

LEMBAR PENGESAHAN

BADAN LAYANAN UMUM

BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT

MAKASSAR

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) TAHUN 2016

SATUAN PENGAWAS INTERNAL

(KETUA)

dr. Irma Ismail, M.Kes., Sp.PK

NIP. 197109102002122007

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Gambaran Umum

1.

Landasan Hukum dan Sejarah Perkembangan BLU

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar,

dahulu dikenal sebagai Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4).

Berdasarkan SK Permenkes 1352/MENKES/PER/IX/2005 dan

selanjutnya

disempurnakan

dengan

SK

Permenkes

Nomor

532/MENKES/PER/IV/2007 menetapkan BBKPM Makassar sebagai

UPT Kementerian Kesehatan dengan tingkat eselon IIb. Sesuai

dengan SK tersebut maka BBKPM Makassar mempunyai wilayah

kerja 10 (sepuluh) propinsi meliputi: Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah , Sulawesi Utara,

Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua. dan Papua Barat

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar

sebagai Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Kesehatan memiliki

tugas pokok dan fungsi yang spesifik di bidang pelayanan kesehatan

paru, promosi kesehatan paru masyarakat, pendidikan dan pelatihan

serta penelitian di bidang kesehatan paru masyarakat.

Berdasarkan

Keputusan

Menteri

Keuangan

nomor

:

294/KMK.05/2011 tanggal 05 September 2011 BBKPM Makassar

(11)

Keuangan Badan layanan Umum (PK-BLU) secara penuh pada

Kementerian Kesehatan RI.

Salah satu kewajiban instansi pemerintah yang menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) adalah

Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA), sebagaimana diatur

dalam pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 yang

menyatakan

Penyusunan

Rencana

Bisnis

Anggaran

(RBA)

dimaksudkan untuk mengatasi masalah terbatasnya operasional

pelayanan karena terbatasnya dana yang diterima dan berbagai

kendala didalam pemanfaatan sumber dana terkait dengan peraturan

keuangan negara. Pengelolaan sumber daya yang dimiliki perlu

dilakukan lebih professional, mandiri, efisien dan efektif agar kinerja

organisasi sesuai tugas pokok dan fungsi dapat ditingkatkan seiring

dengan peningkatan jenis dan mutu pelayanan.

2.

Karakteristik Bisnis Badan Layanan Umum

Sesuai dengan PerMenKes No.532/Menkes/ Per/ IV/2007

BBKPM Makassar merupakan fasilitas pelayanan kesehatan strata dua

yang melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan

atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat.

Sejak berstatus Badan Layanan Umum pada akhir tahun 2011,

telah banyak pengembangan pelayanan yang dilakukan. Dimulai

(12)

perbaikan alur pelayanan pasien, klasifikasi pelayanan berdasarkan

Satuan Medik Fungsional (SMF), optimalisasi pelayanan Unit Gawat

Darurat, optimalisasi pelayanan Rawat Sehari (ODC) dan pelayanan

Respirologi Anak. Pengembangan UPT Edukasi Kesehatan,

peningkatan Promosi Kesehatan serta pemberdayaan masyarakat dan

kemitraan merupakan Upaya Kesehatan Masyarakat yang terus

dilaksanakan Balai.

Dengan berbagai perkembangan lingkungan Balai baik

eksternal maupun internal, mengakibatkan terjadinya perubahan arah

organisasi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Bisnis

Balai 2015-2019. Keinginan untuk bertransformasi dari Balai Besar

menjadi Rumah Sakit Khusus menyebabkan terjadinya perubahan

arah strategi sekaligus perubahan pada program kerja dan kegiatan

Balai.

Program Pengembangan Pelayanan berfokus pada pemenuhan

standar menuju Rumah Sakit Khusus Paru, beberapa program dan

kegiatan

yang

direncanakan

pada

tahun

2016

seperti

:

Pengembangan/pengadaan dan penataan sarana fisik, Pemenuhan

peralatan dan BHP, Akreditasi RS program khusus, Pengembangan

Sistem Informasi Manajemen, Pengembangan SDM, Penguatan

kemitraan dengan institusi pendidikan dan institusi pelayanan,

Peningkatan Promosi Produk Layanan Balai dan Promosi Kesehatan

(13)

Kegiatan dan layanan unggulan yang dikembangkan dan

ditingkatkan pemanfaatannya dalam mendukung kinerja

BBKPM Makassar sebagai Badan Layanan Umum adalah

sebagai berikut :

a.

Pulmo Intervensi

b.

Respirologi Anak

c.

UPT Edukasi Kesehatan

d.

Rujukan Lab. Mikrobiologi

e.

Mobile Rontgen

f.

Poli eksekutif

Program pengembangan pelayanan tersebut di atas didukung oleh

Sumber Daya Manusia sebanyak 171 Pegawai yang terdiri dari:

Tabel 1A.1 : Ketenagaan

No.

Uraian

PNS,

CPNS

Non

PNS

Tetap

Kontrak

Jumlah

1

Medis

17

-

-

17

2

Keperawatan

27

-

21

48

3

Farmasi

8

-

8

16

4

Kesehatan

Masyarakat

15

-

3

18

5

Gizi

4

-

-

4

6

Keterapian Fisik

2

-

-

2

7

Keteknisian Medis

14

-

3

17

8

Non Kesehatan

26

-

23

49

Jumlah

113

-

58

171

(14)

3.

Maksud dan Tujuan

Sebagai penjabaran dari misi organisasi dan arah menyeluruh

yang akan dituju oleh organisasi maka tujuan BBKPM Makassar yang

hendak dicapai adalah :

a.

Terwujudnya budaya berkinerja

b.

Terwujudnya mutu pelayanan Rumah Sakit Khusus Paru kelas A

c.

Terwujudnya Rumah Sakit Paru Makassar sebagai Pusat Rujukan

Kesehatan Paru

d.

Terwujudnya Kepuasan Pelanggan

e.

Terciptanya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai

kebutuhan masyarakat

4.

Kegiatan Balai

Kegiatan yang dilaksanakan di BBKPM Makassar meliputi

Upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat

(UKM). Secara garis besar kegiatan yang dilaksanakan sebagai

berikut :

a.

Menyelenggarakan pelayanan Rawat Jalan

b.

Menyelenggarakan pelayanan Rawat Inap/ODC

c.

Menyelenggarakan pelayanan UGD

d.

Menyelenggarakan Konseling Kesehatan Paru

e.

Menyelenggarakan Promosi Kesehatan Paru, Kemitraan dan

(15)

f.

Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan serta Penelitian

Kesehatan Paru

g.

Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan.

B.

Visi dan Misi

1.

Visi

“Menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A Unggulan Pada

Tahun 2019”.

2.

Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paru rujukan spesialistik

dan atau subspesialistik

2. Menyelenggarakan promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat

dan kemitraan

3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian di

bidang kesehatan paru

4. Mewujudkan prinsip tata kelola yang baik dalam penatausahaan

(16)

C.

Budaya Badan Layanan Umum

1.

TATA NILAI :

a.

Profesional : Memberikan pelayanan sesuai dengan SOP dan

standar etika profesi

b.

Santun

: Memberikan pelayanan dengan rasa hormat,

senyum dan ramah.

c.

Empati

: Memberikan pelayanan dengan ikut memahami

perasaan orang lain.

d.

Harmonis

: Bekerja sama secara sinergis dalam memberikan

pelayanan yang penuh cinta kasih, saling

menghargai, pengertian dan menjalin keakraban.

e.

Akurat

: Cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan

f.

Terpercaya

: Tanggung jawab yang diberikan dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya.

2.

MOTTO :

ProSehat :

Pro

fesional,

S

antun,

E

mpati,

H

armonis,

A

kurat,

T

erpercaya

(17)

D.

Susunan Pejabat Pengelola BLU

Saat ini Struktur organisasi BBKPM Makassar masih mengacu

Permenkes No.532/Menkes/Per/IV/2007 tanggal 27 April 2007 tentang

Organisasi dan Tata kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, yaitu

terdiri dari :

1.

Kepala.

2.

Kepala Bagian Tata Usaha membawahi :

a.

Kepala Sub Bagian Umum.

b.

Kepala Sub Bagian Keuangan.

3.

Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan membawahi :

a.

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan.

b.

Kepala Seksi Penunjang Kesehatan.

4.

Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

Membawahi :

a.

Kepala Seksi Promosi Kesehatan.

b.

Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

5.

Koordinator Instalasi

(18)

Dengan ditetapkannya BBKPM Makassar sebagai PK BLU, maka

selanjutnya akan diusulkan struktur organisasi sesuai aturan PK BLU, yaitu

sebagai berikut :

1.

Kepala BBKPM sebagai Pimpinan BLU

2.

Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) sebagai pengawasan internal

BBKPM Makassar.

3.

Kepala Bagian Tata Usaha sebagai Pejabat Keuangan

4.

Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan sebagai pejabat

teknis dibidang pelayanan dan penunjang kesehatan

5.

Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

sebagai pejabat teknis dibidang promosi dan pengembangan sumber

daya kesehatan

6.

Kelompok Jabatan fungsional

7.

Dewan Pengawas sebagai pengawas eksternal sesuai dengan Peraturan

Menteri Keuangan No. 109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas

BLU.

BBKPM

Makassar

dalam

pelaksanaan

BLU

belum

(19)

Struktur Organisasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar

(20)

Susunan Pejabat Pengelola BLU terdiri dari :

Kepala BBKPM Makassar

: dr. Sriwati Palaguna, SpA, MARS

Kepala Bagian Tata Usaha

: Angriany Rauf, S. Si, Apt., M.Kes

Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang (Plh): dr. Adnan Ibrahim, Sp.PD

Kepala Bidang Promosi dan PSD

: Supratman Syam, SH, MH

Uraian Tugas Pengelola BLU

KEPALA

1.

Nama Jabatan

: Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat

2.

Kepala BBKPM Makassar selaku pemimpin BLU mempunyai

kewajiban :

a.

Menyiapkan Rencana Strategi Bisnis BLU

b.

Menyiapkan RAB tahunan

c.

Mengusulkan calon pejabat keuangan dan penjabat teknis sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

d.

Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan

keuangan BLU

3.

Uraian Tugas

1)

Menetapkan Visi dan Misi BBKPM Makassar berdasarkan

rumusan yang mengacu kepada Visi dan Misi Kementerian

Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

2)

Menyiapkan Rencana Strategis BBKPM Makassar dengan

mengacu pada visi dan misi serta menyesuaikan dengan

(21)

3)

Menetapkan usulan program/kegiatan dan menyiapkan Rencana

Anggaran BBKPM Makassar dengan mempelajari masukan dari

Kepala Bidang/Bagian serta mengacu pada kebijakan dan Renstra

BBKPM

4)

Menetapkan usulan anggaran sesuai hasil analisis dari usulan

anggaran yang telah disusun oleh para Kepala bidang BBKPM

Makassar

5)

Menetapkan rencana pelaksanaan program/Kegiatan BBKPM

Makassar

6)

Menetapkan kebijakan operasional pelayanan BBKPM Makassar

7)

Menetapkan petunjuk teknis pelayanan kesehatan paru

masyarakat

8)

Menetapkan pedoman kerja dan standar pelayanan untuk

kelancaran pelaksanaan tugas dalam memberikan pelayanan

9)

Menetapkan kebijakan mutu pelayanan kesehatan paru

masyarakat

10)

Menetapkan usulan tarif dengan menganalisis rancangan usulan

yang dirumuskan oleh para Kepala bidang BBKPM Makassar

berdasarkan hasil perhitungan unit cost dan jasa pelayanan

dengan mempertimbangkan tarif Rumah Sakit disekitar

lingkungan BBKPM Makassar.

11)

Menetapkan kerjasama serta prosedur pelayanan dan pembayaran

(22)

12)

Menetapkan usulan kebutuhan tenaga baik kesehatan maupun non

kesehatan dan rencana pengembangan SDM di BBKPM

Makassar

13)

Menetapkan usulan kebutuhan pendidikan dan pelatihan di

lingkungan BBKPM Makassar sesuai hasil analisis usulan dari

para Kepala bidang BBKPM Makassar

14)

Menetapkan rencana pengembangan kegiatan dan pelayanan

15)

Menetapkan usulan kebutuhan, dan pemeliharaan sarana dan

prasarana kesehatan dan non kesehatan di BBKPM Makassar

16)

Menetapkan usulan kebutuhan fasilitas pelayanan medik

berdasarkan hasil analisis dari usulan Kepala bidang Pelayanan

dan Penunjang Kesehatan.

17)

Menetapkan usulan kebutuhan fasilitas penunjang medik

berdasarkan hasil analisis dari usulan Kepala Bidang Pelayanan

dan Penunjang Kesehatan

18)

Menetapkan usulan kebutuhan fasilitas promosi kesehatan dan

pengembangan SDM berdasarkan hasil analisis dari usulan

Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber

Daya

19)

Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik

dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat

20)

Mengkoordinasikan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di

(23)

21)

Mengkoordinasikan pelaksanaan kemitraan di bidang kesehatan

paru masyarakat baik dengan unit pelayanan kesehatan

pemerintah dan swasta serta LSM di bidang kesehatan

22)

Mengkoordinasikan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di

bidang kesehatan paru masyarakat

23)

Mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian dan pengembangan

kesehatan paru masyarakat

24)

Mengevaluasi pelaksanaan program/kegiatan BBKPM Makassar

25)

Mengawasi dan mengevaluasi penggunaan anggaran

26)

Memimpin,

membina,

mengkoordinir

dan

mengawasi

pelaksanaan tugas pegawai sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan melaporkannya kepada Direktorat Jenderal Bina

Kesehatan Masyarakat

27)

Menetapkan laporan berkala, laporan tahunan, laporan

akuntabilitas kinerja BBKPM Makassar

28)

Mengevaluasi kegiatan dan kinerja pegawai BBKPM Makassar

melalui penilaian hasil pelaksanaan tugas serta prestasi kerja

untuk pengembangan dan pembinaan karier pegawai

29)

Melaksanakan tugas lain berkenaan dengan kepentingan BBKPM

(24)

BAGIAN TATA USAHA

1.

Nama Jabatan : Kepala Bagian Tata Usaha

2.

Kepala Bagian Tata Usaha selaku pejabat keuangan BLU mempunyai

kewajiban :

a.

Mengkoordinasi penyusunan RBA

b.

Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU

c.

Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja

d.

Menyelenggarakan pengelolaan kas

e.

Melakukan pengelolaan utang piutang

f.

Menyusun kebijakan pengelolaan barang, asset tetap dan investasi

BLU

g.

Menyelenggarakan system informasi manajeman keuangan.

h.

Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan

3.

Uraian Tugas:

1)

Mengkoordinasikan penyusunan rancangan usulan rencana

strategis berdasarkan rumusan Rencana Strategis yang disusun

oleh para Kepala bidang BBKPM Makassar

2)

Menyusun rancangan usulan rencana program/kegiatan dan

rencana anggaran BBKPM Makassar berdasarkan usulan yang

dirumuskan oleh para kepala bidang BBKPM Makassar dan di

(25)

3)

Menyusun rancangan rencana pelaksanaan program/kegiatan

BBKPM Makassar berdasarkan rancangan usulan pelaksanaan

kegiatan dari Bidang dan Bagian.

4)

Menyusun rancangan rencana pengembangan SDM dan usulan

kebutuhan SDM sesuai rencana strategis kepegawaian yang

disusun oleh Bidang Pengembangan SDM dan bagian

kepegawaian

5)

Menyusun rancangan usulan kebutuhan pendidikan dan pelatihan

6)

Menyusun rancangan usulan kebutuhan dan pemeliharaan sarana

prasarana

7)

Melaksanakan administrasi dan pengelolaan keuangan meliputi

verifikasi, perbendaharaan, dan akuntansi

8)

Melaksanakan administrasi umum dan kepegawaian

9)

Melaksanakan administrasi ketatausahaan dan kerumahtanggaan

10)

Melaksanakan dokumentasi dan informasi BBKPM Makassar

11)

Melaksanakan pemantauan, pengendalian, pengawasan dan

evaluasi pelaksanaan kegiatan perencanaan program, keuangan,

kepegawaian, ketatausahaan dan kerumahtanggaan

12)

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dengan pejabat

teknis lainnya di lingkungan BBKPM Makassar

13)

Menyusun laporan berkala, laporan tahunan, dan akuntabilitas

kinerja

(26)

14)

Mengevaluasi kegiatan dan kinerja pegawai di Bagian Keuangan

dan Tata Usaha melalui penilaian hasil pelaksanaan tugas serta

prestasi kerja untuk pengembangan dan pembinaan karier

pegawai

15)

Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

untuk kelancaran pelaksanaan tugas

BIDANG PELAYANAN DAN PENUNJANG

1)

Nama jabatan : Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang

2)

Tugas Pokok :

3)

Melaksanakan perencanaan dan evaluasi di bidang pemeriksaan,

pengobatan, pelayanan rehabilitasi kesehatan paru spesialistik dan

subspesialistik dan pelayanan rujukan serta perencanaan dan evaluasi

sarana pelayanan kesehatan.

4)

Uraian Tugas:

1.

Merumuskan

bahan penyusunan

Renstra BBKPM

Makassar

2.

Menyusun rancangan usulan rencana program/kegiatan

dan rencana anggaran bidang pelayanan dan penunjang

kesehatan

3.

Menyusun

rancangan

rencana

pelaksanaan

(27)

4.

Menyusun usulan kebutuhan fasilitas pelayanan medik

berdasarkan hasil analisis dari usulan Kepala seksi

Pelayanan Kesehatan.

5.

Menyusun usulan kebutuhan fasilitas penunjang medik

berdasarkan hasil analisis dari usulan Kepala seksi

Penunjang Kesehatan

6.

Menyusun rancangan rencana pengembangan SDM dan

usulan kebutuhan SDM di lingkungan bidang pelayanan

dan penunjang kesehatan

7.

Menyusun rancangan usulan kebutuhan pendidikan dan

pelatihan bidang pelayanan dan penunjang kesehatan

8.

Menyusun rancangan rencana pengembangan kegiatan dan

pelayanan serta usulan kebutuhan, dan pemeliharaan

sarana dan prasarana di lingkungan bidang pelayanan dan

penunjang kesehatan

9.

Menyusun rancangan usulan penetapan tarif pelayanan

pemeriksaan, pengobatan, dan pelayanan rehabilitasi

kesehatan paru

10.

Menyusun rancangan usulan standar pelayanan, SOP,

petunjuk operasional dan mutu pelayanan pemeriksaan,

pengobatan, dan pelayanan rehabilitasi kesehatan paru

masyarakat, pelayanan rujukan dan kegiatan penunjang

(28)

11.

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan pelayanan dan

penunjang kesehatan paru masyarakat

12.

Mengevaluasi pelaksanaan manajemen pemeriksaan,

pengobatan, dan pelayanan rehabilitasi kesehatan paru

masyarakat, pelayanan rujukan, dan kegiatan penunjang

kesehatan serta kegiatan pemeliharaan dan pengembangan

sarana kesehatan

13.

Melaksanakan kerja sama lintas program dan lintas sektor

dengan unit terkait di bidang pelayanan dan penunjang

kesehatan paru

14.

Menyusun laporan berkala dan tahunan bidang pelayanan

dan penunjang kesehatan

15.

Mengevaluasi kegiatan dan kinerja pegawai bidang

pelayanan dan penunjang kesehatan melalui penilaian

hasil pelaksanaan tugas serta prestasi kerja untuk

pengembangan dan pembinaan karier pegawai.

16.

Mengevaluasi kegiatan dan kinerja pegawai bidang

pelayanan dan penunjang kesehatan melalui penilaian

hasil pelaksanaan tugas serta prestasi kerja untuk

pengembangan dan pembinaan karier pegawai.

17.

Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas

(29)

BIDANG PROMOSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

1.

Nama jabatan : Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Sumber

Daya

2.

Tugas Pokok : Melaksanakan perencanaan dan evaluasi penyuluhan

kesehatan dan konseling, pemberdayaan masyarakat, kerjasama, serta

pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat.

3.

Uraian Tugas:

1)

Merumuskan bahan penyusunan renstra BBKPM Makassar

2)

Menyusun rancangan usulan rencana program/kegiatan dan

anggaran bidang promosi dan pengembangan sumber daya

3)

Menyusun rancangan rencana pelaksanaan program/kegiatan

bidang promosi dan pengembangan sumber daya

4)

Menyusun rancangan usulan rencana pengembangan SDM,

kebutuhan SDM, kebutuhan pendidikan dan pelatihan di

lingkungan bidang promosi dan pengembangan sumber daya

5)

Menyusun rancangan rencana pengembangan kegiatan dan

pelayanan serta usulan kebutuhan, dan pemeliharaan sarana

prasarana di lingkungan bidang promosi dan pengembangan

sumber daya

6)

Melaksanakan kegiatan teknis sesuai Rencana Anggaran

7)

Menyusun rencana pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan

(30)

8)

Menyusun rencana penelitian dan pengembangan kesehatan paru

masyarakat

9)

Mengkoordinasikan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di

bidang kesehatan paru

10)

Mengkoordinasikan pelaksanaan kemitraan di bidang kesehatan

paru masyarakat baik dengan unit pelayanan kesehatan

pemerintah dan swasta serta LSM di bidang kesehatan

11)

Melaksanakan koordinasi lintas program dan sektor di bidang

penyuluhan, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan

sumber daya kesehatan paru masyarakat

12)

Melaksanakan kerja sama lintas program dan sektor dengan unit

terkait di bidang pelayanan kesehatan paru

13)

Menyusun rancangan petunjuk operasional penyuluhan kesehatan,

konseling, dan pemberdayaan masyarkat di bidang kesehatan paru

masyarakat

14)

Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan kesehatan dan konseling,

pemberdayaan masyarakat, kerjasama, serta pengembangan

sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat

15)

Menyusun laporan berkala dan tahunan bidang promosi kesehatan

dan pengembangan sumber daya

16)

Mengevaluasi kegiatan dan kinerja pegawai bidang promosi

(31)

hasil pelaksanaan tugas serta prestasi kerja untuk pengembangan

dan pembinaan karier pegawai.

17)

Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

(32)

BAB II

KINERJA BALAI TAHUN BERJALAN DAN

RENCANA BISNIS ANGGARAN

TAHUN YANG AKAN DATANG

A.

GAMBARAN KONDISI BLU

1.

ANALISIS INTERNAL BALAI

Faktor internal adalah kondisi internal BLU yang secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi keberhasilan BLU dalam

mencapai tujuannya yang meliputi :

a. Pelayanan

1) Kekuatan

Merupakan fasilitas pelayanan kesehatan khusus paru

Memiliki layanan unggulan Pulmo Intervensi dan

Respirologi Anak

Terbentuknya Komite Medik dan Komite Keperawatan

Adanya pengembangan layanan menuju RSK Paru

2) Kelemahan

DPJP belum optimal

(33)

b. Keuangan

1) Kekuatan

Adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasarkan

PP 74 tahun 2012 tentang Perubahan atas PP No. 23 tahun

2005 tentang Pengelolaan Keungan BLU

Trend pendapatan balai meningkat setiap tahun

2) Kelemahan

Tarif klaim BPJS Balai setara dengan RS type D

Belum optimalnya pelaksanaan efisiensi di semua unit

Alokasi belanja modal untuk pemenuhan RSK belum

mencukupi.

c. Organisasi dan

Sumber

Daya Manusia

1) Kekuatan

Tersedianya tenaga medis spesialistik paru menetap dan

KSO.

Tersedianya tenaga ahli patologi klinik tetap

Tersedianya tenaga ahli anak, konseling VCT-HIV AIDS

kerjasama dengan bagian UNHAS

SDM yang kompeten dan rencana pengembangan SDM

Adanya master plan SDM 5 tahun kedepan.

Penerimaan pegawai honorer dokter, perawat, administrasi

dan teknisi

(34)

Penerapan sistem Remunerasi.

2) Kelemahan

Belum optimalnya kinerja Komite Medik, Komite

Keperawatan dan SPI

Masih

kurangnya

SDM

sehubungan

dengan

pengembangan layanan menuju RSK Paru.

Budaya kinerja organisasi belum optimal

Belum terpenuhinya kebutuhan SDM Medis sebagai

persyaratan RSK Paru.

d. Sarana dan Prasarana

1) Kekuatan

Lokasi yang strategis

Aset lahan cukup luas

Gedung pelayanan (poliklinik) memadai

Memiliki mobile Rontgen

2) Kelemahan

Pemanfaatan sarana dan prasarana belum optimal.

Peralatan medik dan non medik belum memadai

Belum terpenuhinya bangunan rawat inap dan rawat jalan

untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

(35)

2.

ANALISIS EKSTERNAL BALAI

a. Pelayanan

1) Peluang

Kerjasama

dengan

pengelola

jaminan

pelayanan

kesehatan.

Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan paru

meningkat.

Trend kunjungan meningkat.

Tarif kompetitor relatif lebih tinggi

BPJS 2014 perlunya penetapan posisi Balai

Peningkatan Alokasi Kegiatan Promosi Kesehatan Paru

sesuai tupoksi Balai

Dukungan Kementerian Kesehatan untuk menjadi RSK

Paru sesuai dengan surat persetujuan dari Sesdirjen BUK.

2) Ancaman

Banyaknya pesaing dalam pelayanan kesehatan paru.

Tuntutan pelayanan prima dari masyarakat.

(36)

b. Keuangan

1) Peluang

Penerapan PP No 23 tahun 2005 memungkinkan

fleksibilitas pengeloaan keuangan.

Adanya program pemerintah dalam pembiayaan kesehatan

untuk masyarakat miskin

2)

Ancaman

Subdisi dari pemerintah akan semakin berkurang.

Harga kebutuhan operasional meningkat

c. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

1) Peluang

Adanya penetapan status sebagai satker PK BLU.

Perubahan struktur organisasi sesuai perubahan status.

Adanya kesempatan untuk merekrut SDM yang

profesional sesuai kebutuhan sebagai pegawai BLU

Kerjasama dengan institusi pendidikan sebagai lahan

praktek/magang, penelitian dan KKN/KKNP.

Adanya jejaring kerja dengan kelurahan wilker

2) Ancaman

Adanya mutasi keluar SDM terlatih.

Adanya pesaing SDM dari luar BBKPM.

(37)

Semakin meningkatnya kesadaran hukum masyarakat

terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

d. Sarana dan Prasarana

1) Peluang

Pengembangan kerjasama operasional dengan pihak lain.

Subsidi investasi untuk pengadaan sarana prasarana

2) Ancaman

Tingginya biaya pemelihaan dan kalibrasi peralatan.

Tuntutan fasilitas pelayanan kesehatan yang semakin

canggih

3.

ASUMSI MAKRO DAN MIKRO

a. Asumsi Makro

Asumsi makro yang digunakan pada penyusunan RBA 2015

dibandingkan dengan realisasinya adalah sebagai berikut :

Tabel II. A. 1 Asumsi Makro Tahun Berjalan dan Realisasi

No. Parameter Asumsi 2015 Realisasi 2015

1 Tingkat Inflasi 4.4% 5%

2 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 5,8% 5,7%

3 Nilai tukar rupiah / kurs 1 $ Rp. 11.900,- /USD Rp. 12.500,-/USD

4 Tingkat Bunga SPN 3 bulan 6,0% 6,2%

Sumber : Salinan Pidato Presiden RI pada Penyampaian RUU APBN 2015 beserta Nota Keuangan

(38)

o

Tingkat inflasi sebesar 4,4 % menyebabkan harga beli barang

kebutuhan

Balai

meningkat

sehingga

mengakibatkan

meningkatnya biaya operasional.

o

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi sebesar 5,8 %, akan

meningkatkan daya beli dari masyarakat.

o

Nilai tukar rupiah yang tinggi menyebabkan harga beli barang

import kebutuhan Balai meningkat sehingga mengakibatkan

meningkatnya biaya operasional.

o

Tingginya tingkat suku bunga bank yang mempengaruhi harga

beli kebutuhan Balai.

b. Asumsi Mikro

Asumsi mikro yang dipergunakan pada penyusunan RBA tahun

2015 terdiri dari :

Tabel II. A. 2 Asumsi Mikro Tahun Berjalan

No. Parameter Asumsi 2015

Realisasi 2015 1 Anggaran Gaji PNS sebesar 16.29 % dari total anggaran 15.8%

2

Anggaran Biaya operasional

sebesar 39.38 % dari total anggaran 38.59%

3

Anggaran Biaya Investasi

sebesar 44.33 % dari total anggaran 43.5%

(39)

No. Parameter Asumsi 2015

Realisasi 2015 5 Volume pelayanan meningkat sebesar 5 %, turun 13%

6 Kebutuhan Pengembangan SDM terpenuhi 100% Terpenuhi 100%

7 Alat medik berfungsi sebesar 16 %

berfungsi sebesar 15.31 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Anggaran Gaji PNS sebesar 15.8 % dari total anggaran sehingga

menambah pendapatan dan bisa menutup biaya operasional.



Anggaran Biaya

Operasional sebesar 38.56 % dari total anggaran

untuk menutup biaya operasional Balai agar pelayanan berjalan

maksimal.

 Anggaran Biaya Investasi sebesar 43.5 % dari total anggaran

belanja agar kebutuhan pembangunan gedung, alat medik dan

non medik terpenuhi sehingga pendapatan meningkat.

 Tarip pelayanan Balai berdasarkan Unit Cost 100%, sehingga

mampu meningkatkan pendapatan sesuai cost atau biaya yang

dikeluarkan Balai.

 Volume pelayanan mengalami penurunan sebesar 13 %,

sehingga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan

(40)

 Pemenuhan kebutuhan SDM 100% diharapkan dapat

mendukung pelayanan dan pelaksanaan program pengembangan

dan optimalisasi.



Alat medik berfungsi sebesar 15.31 % menunjukkan

pemanfaatan alkes masih rendah merupakan potensi untuk lebih

(41)

B.

PROSES PENILAIAN KINERJA BLU

Tabel II. B.1 Indikator Kinerja BLU

No

Kategori

Area / Judul Indikator

Formula

Sumber

Data

Period

e

Pengu

mpula

n

Bobot

Indik

ator

Kriteria Penilaian

Hasil

Penilaia

n

AREA KLINIS

1

Kepatuhan

Terhadap

Clinical

Pathway

Kepatuhan Terhadap Clinical

Pathway (CP)

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

Ada 5 CP yang

diimplementasik

an di Rekam

Medik dan

dievaluasi →

Skor = 100

BELUM

DILAKSA

NAKAN

1. Ada CP

Kepatuhan Terhadap Clinical

Pathway adalah kepatuhan

para staf medis/ DPJP dalam

menggunakan clinical pathway

untuk memberikan asuhan

klinis pasien secara

terstandarisasi dan terintegrasi

sehingga dapat meminimalkan

adanya variasi proses asuhan

klinis.

2. Ada CP yang

diimplementasikan di Rekam

Medik

3. Ada CP yang

diimplementasikan , terintegrasi

dan dievaluasi

Ada 5 CP yang

diimplementasik

an, tapi belum

dievaluasi →

Skor = 75

Ada CP, belum

diimplementasik

an → Skor = 50

Belum ada CP →

Skor = 25

(42)

Jatuh

1 X 100 %

Medik

n

Hasil ≤ 3 % →

Skor = 100

Tidak adanya kejadian pasien

jatuh adalah tidak terjadinya

pasien jatuh selama pasien

mendapatkan pelayanan rawat

inap di rumah sakit, baik akibat

jatuh dari tempat tidur,

dikamar mandi dsb.

93

3 % ˂ Hasil ≤ 9 %

→ Skor = 75

9 % ˂ Hasil ≤ 14

% → Skor = 50

14 % ˂ Hasil ≤ 20

% → Skor = 25

Hasil ˃ 20 % →

Skor = 0

3

Kepatuhan Penggunaan

Formularium Nasional (KPF).

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

Hasil ≥ 80 % →

Skor = 100

94,11 %

6415 X 100 %

70 % ≤ Hasil ˂ 80

% → Skor = 75

Kepatuhan Penggunaan

Formularium Nasional

(FORNAS) adalah kesesuaian

penulisan resep oleh DPJP

dengan Formularium Nasional

pada pasien JKN.

6816

60 % ≤ Hasil ˂ 70

% → Skor = 50

50 % ≤ Hasil ˂ 60

% → Skor = 25

Hasil ˂ 50 % →

Skor = 0

4

Tingkat

Pengendali

an Infeksi

di RS

Hospital Aquired Pneumonia

(HAP)

Rekam

Medik

Bulana

n

0.02

0

0 X 1000

Hasil ˂ 1 ‰ →

skor = 100

Hospital Aquired Pneumonia

(HAP) adalah infeksi akut pada

parenkim paru setelah pasien

dirawat di RS ˃ 48 jam tanpa

91

1 ‰ ≤ Hasil ≤ 1,3

‰ → skor = 75

1,3 ‰ ˂ Hasil ≤

1,6 ‰ → skor =

(43)

dilakukan intubasi dan

sebelumnya tidak menderita

infeksi saluran nafas bawah.

50

1,6 ‰ ˂ Hasil ≤

1,9 ‰ → skor =

25

Hasil ˃ 1,9 ‰ →

skor = 0

5

Infeksi Saluran Kencing (ISK)

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

Hasil ≤ 4.7 ‰ →

skor = 100

0

0 X 1000

4.7 ‰ ˂ Hasil ≤

5.2 ‰ → skor =

75

Infeksi Saluran Kencing (ISK)

adalah infeksi yang terjadi

sebagai akibat dari

pemasangan kateter ˃ 48 jam.

3

5.2 ‰ ˂ Hasil ≤

5.7 ‰ → skor =

50

5.7 ‰ ˂ Hasil ≤

6.2 ‰ → skor =

25

Hasil ˃ 6.2 ‰ →

skor = 0

6

Capaian

Indikator

Medik

Nett Death Rate (NDR)

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

Hasil ≤ 24 ‰ →

skor = 100

21,50

2 X 1000

24 ‰ ˂ Hasil ≤

40 ‰ → skor =

75

Nett Death Rate adalah

banyaknya kejadian kematian

pasien yang terjadi sesudah

93

40 ‰ ˂ Hasil ≤ 65

‰ → skor = 50

(44)

periode 48 jam setelah pasien

rawat inap masuk rumah sakit.

‰ → skor = 25

Hasil ˃ 70 ‰ →

skor = 0

7

Kejadian Nyaris Cidera

Peresapan Obat (Medication

Error)

Instalasi

Farmasi

Bulana

n

0.03

0

Hasil ˂ 5 % →

Skor = 100

Kesalahan Peresapan Obat

yang dimaksud adalah

kesalahan yang terindentifikasi

pada verifikasi resep oleh

bagian farmasi, meliputi benar

pasien, benar obat, benar

dosis, benar rute, benar waktu

pemberian, tidak ada

duplikasi, tidak ada interaksi

obat.

0 X 100 %

5 % ≤ Hasil ˂ 10

% → Skor = 75

1884

10 % ≤ Hasil ˂ 15

% → Skor = 50

15 % ≤ Hasil ˂ 20

% → Skor = 25

Hasil ≥ 20 % →

Skor = 0

8

Waktu Lapor Hasil Test Kritis

Radiologi

Radiologi

& Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

0

0 x 100

Hasil = 100 % →

Skor = 100

Waktu Lapor Hasil Test Kritis

Radiologi adalah Waktu yang

diperlukan untuk memberikan

jawaban kepada dokter yang

mengirim setelah keluar hasil

pemeriksaan dan mulai dibaca

oleh dokter spesialis radiologi

sampai hasilnya diterima oleh

0

90 % ≤ Hasil ˂

100 % → Skor =

75

80 % ≤ Hasil ˂ 90

% → Skor = 75

70 % ≤ Hasil ˂ 80

% → Skor = 75

Hasil ˂ 70 % →

(45)

dokter yang mengirim (lisan

atau tulisan).

Skor = 0

9

Waktu Lapor Hasil Test Kritis

Laboratorium

Instalasi

Laborator

ium &

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

0%

Hasil = 100 % →

Skor = 100

Waktu lapor hasil test kritis

laboratorium adalah Waktu

yang diperlukan untuk

memberikan jawaban kepada

dokter yang mengirim setelah

keluar hasil pemeriksaan dan

mulai dibaca oleh dokter

spesialis patologi klinik sampai

hasilnya diterima oleh dokter

yang mengirim (lisan atau

tulisan).

0 x 100 %

90 % ≤ Hasil ˂

100 % → Skor =

75

0

80 % ≤ Hasil ˂ 90

% → Skor = 75

70 % ≤ Hasil ˂ 80

% → Skor = 75

Hasil ˂ 70 % →

Skor = 0

10

Kematian Pasien di IGD

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

Hasil ≤ 2,5 % →

Skor = 100

0%

0 X 100 %

2,5 % ˂ Hasil ≤ 3

% → Skor = 75

Kematian di IGD adalah

kematian pasien yang terjadi

dalam periode ≤ 8 jam sejak

pasien datang ke IGD

97

3 % ˂ Hasil ≤ 3,5

% → Skor = 50

3,5 % ˂ Hasil ≤ 4

% → Skor = 25

Hasil ˃ 4 % →

Skor = 0

(46)

11

Persentase Capaian Indikator

Penyakit TB

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

83,33 %

5 X 100 %

Hasil ˃ 85 % →

Skor = 100

Persentase capaian indikator

penyakit TB yang dimaksud

adalah angka kesembuhan

pasien TB yang

menggambarkan persentase

pasien TB BTA positif kasus

baru yang sembuh diantara

pasien TB BTA positif kasus

baru yang diobati.

6

75 % ˂ Hasil ≤ 85

% → Skor = 75

50 % ˂ Hasil ≤ 75

% → Skor = 50

25 % ˂ Hasil ≤ 50

% → Skor = 25

Hasil ≤ 25 % →

Skor = 0

12

Persentase Capaian Indikator

Penyakit PPOK

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

Hasil ˃ 70 % →

Skor = 100

100%

2 X 100 %

60 % ˂ Hasil ≤ 70

% → Skor = 75

Persentase Capaian Indikator

Penyakit PPOK yang dimaksud

adalah banyaknya pasien PPOK

yang ditatalaksana berhenti

merokok.

2

50 % ˂ Hasil ≤ 60

% → Skor = 50

40 % ˂ Hasil ≤ 50

% → Skor = 25

Hasil ≤ 40 % →

Skor = 0

13

Promotif

dan

Preventif

Persentase Pasien TB Beresiko

TB-HIV yang dikonseling

Rekam

Medik

Bulana

n

0.03

100%

96 X 100 %

PTBP ˃ 85 →

skor = 100

Persentase Pasien TB Beresiko

TB-HIV yang dikonseling

96

70 % ˂ Hasil ≤ 85

% → Skor = 75

(47)

adalah seluruh pasien TB baru

yang dilakukan PITC untuk

dilakukan test HIV karena

adanya risiko terjangkit HIV

yang akan memperberat

penyakikt TB-nya.

55 % ˂ Hasil ≤ 70

% → Skor = 50

40 % ˂ Hasil ≤ 55

% → Skor = 25

Hasil ≤ 40 % →

Skor = 0

14

Kepuasan

Pelanggan

Kepuasan Pelanggan (KP)

Hasil

Survey

kepuasan

pelanggan

di Rawat

Inap &

Rawat

Jalan

Semest

er

0.03

76,79 %

KP ≥ 85 → skor =

100

Kepuasan adalah pernyataan

tentang persepsi pelanggan

terhadap jasa pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh

BBKPM Makassar

70 ˂ KP ˂ 85 →

skor = 75

76,33 X 100 %

55 ˂ KP ≤ 70 →

skor = 50

Kepuasan pelanggan dapat

dicapai apabila pelayanan

diberikan sesuai atau

melampaui harapan

pelanggan. Hal ini dapat

diketahui dengan melakukan

survey kepuasan pelanggan

untuk mengetahui tingkat

kepuasan pelanggan dengan

mengacu pada kepuasan

pelanggan berdasakan indeks

kepuasan masyarakat (IKM).

99,40

40 ˂ KP ≤ 55 →

skor = 25

KP ≤ 40 → skor =

0

(48)

Komplain (KRK)

Kepuasan

pelanggan

, Laporan,

Rekapitul

asi

Komplain

/keluhan)

n

Kecepatan Respon Terhadap

Komplain adalah Kecepatan

Rumah sakit dalam

menanggapi komplain baik

tertulis, lisan atau melalui

mass media yang sudah

diindentifikasi tingkat resiko

dan dampak resiko dengan

penetapan grading/dampak

risiko berupa ekstrim (merah),

Tinggi (kuning), Rendah (hijau),

dan dibuktikan dengan data

dan tindaklanjut atas respon

time komplain tersebut sesuai

dengan

kategorisasi/grading/dampak

risiko.

75 ˂ KRK ≤ 100 %

→ skor = 100

50 ˂ KRK ≤ 75 %

→ skor = 75

25 ˂ KRK ≤ 50 %

→ skor = 50

KRK ˂ 25 % →

skor = 25

KKH = 3 X 100 %

3

Warna Merah:

Cenderung berhubungan

dengan polisi, pengadilan,

kematian, mengancam

sistem/kelangsungan

organisasi, potensi kerugian

material dll.

(49)

Warna Kuning :

Cenderung berhubungan

dengan pemberitaan

media,potensi kerugian in

material, dll.

Warna Hijau :

tidak menimbulkan kerugian

berarti baik material dan in

material.

Kriteria Penilaian :

1. Melihat data rekapitulasi

komplain yang dikategorikan

merah, kuning, hijau

2. Melihat data tindak lanjut

komplain setiap kategori yang

dilakukan dalam kurun waktu

sesuai standar.

3. Membuat persentase

jumlah komplain yang

ditindaklanjuti terhadap

seluruh komplain disetiap

kategori.

a. Komplain kategori merah

(KKM) ditanggapi dan

ditindaklanjuti maksimal 1x24

(50)

jam.

b. Komplain kategori kuning

(KKK) ditanggapai dan

ditindaklanjuti maksimal 3

hari.

c. Komplain kategori hijau

(KKH) ditanggapai dan

ditindaklanjuti maksimal 7

hari.

16

Waktu

Tunggu

Pelayanan

Waktu Tunggu Penanganan

Kegawatdaruratan Respirasi

IGD

Bulana

n

0.03

21

Menit

2037 Menit

ERRT ≤ 30 →

skor = 100

Waktu Tunggu Penanganan

Kegawatdaruratan Respirasi di

IGD adalah waktu yang

dibutuhkan pasien yang

datang dengan

kegawatdaruratan respirasi

untuk mendapatkan

penanganan segera, sejak

pasien datang di IGD BBKPM

Makassar.

97 Orang

30 ˂ ERRT ≤ 45

→ skor = 70

45 ˂ ERRT ≤ 60

→ skor = 40

ERRT ˃ 60 →

skor = 0

17

Waktu Tunggu Rawat Jalan

(WTRJ)

Intalasi

R.Jalan

Bulana

n

0.03

WTRJ ≤ 60 →

skor = 100

33,10

Menit

3972 Menit

60 ˂ WTRJ ≤ 80

→skor = 75

(51)

(WTRJ) adalah rata-rata waktu

yang diperlukan mulai dari

pasien yang sudah terdaftar

tiba di poliklinik sampai

dilayani dokter.

→skor = 50

100 ˂ WTRJ ≤

120 →skor = 25

WTRJ ˃ 80 →skor

= 0

18

Waktu Tunggu Pelayanan

Radiologi (WTPR)

Instalasi

Radiologi

Bulana

n

0.03

2,15

Jam

86 Jam

WTPR ≤ 3 → skor

= 100

Waktu tunggu pelayanan

radiologi adalah rata-rata

waktu yang dibutuhkan pasien

mulai mendaftar diloket

radiologi dilanjutkan dengan

pemeriksaan oleh radiografer

sampai dengan keluarnya hasil

yang sudah di ekspertise dan

divalidasi dokter spesialis

radiologi.

40 Orang

3 ˂ WTPR ≤ 4

→skor = 75

4 ˂ WTPR ≤ 5

→skor = 50

5 ˂ WTPR ≤ 6

→skor = 25

WTPR ˃ 6 →skor

= 0

19

Waktu Tunggu Pelayanan

Laboratorium (WTPL)

Instalasi

Laborator

ium

Bulana

n

0.02

1,80

Jam

144 Jam

WTPL ≤ 2 → skor

= 100

Waktu tunggu pelayanan

laboratorium adalah rata-rata

waktu yang dibutuhkan sejak

pasien mulai mendaftar diloket

laboratorium dilanjutkan

dengan pengambilan sampel

80 Orang

2 ˂ WTPL ≤ 3

→skor = 75

3 ˂ WTPL ≤ 4

→skor = 50

4 ˂ WTPL ≤ 5

→skor = 25

(52)

darah sampai dengan

keluarnya hasil yang sudah di

ekspertise dan divalidasi

dokter spesialis patologi klinis.

WTPL ˃ 5 →skor

= 0

20

Waktu Tunggu Pelayanan

Resep Obat Jadi (WTOJ)

Instalasi

Farmasi

Bulana

n

0.04

28,25

Menit

2260 Menit

WTOJ ≤ 30 →

skor = 100

Waktu tunggu pelayanan resep

obat jadi adalah rata-rata

waktu yang dibutuhkan sejak

pasien menyerahkan resep

obat di loket apotek sampai

dengan

menerima/mendapatkan obat

jadi dari petugas farmasi di

apotek rawat jalan.

80 Orang

30 ˂ WTOJ ≤ 40

→skor = 75

40 ˂ WTOJ ≤ 50

→skor = 50

50 ˂ WTOJ ≤ 60

→skor = 25

WTOJ ˃ 60

→skor = 0

21

Pengembalian Rekam Medik

Lengkap 1 x 24 Jam (PRM)

Rekam

Medik

Bulana

n

0.02

83,87 %

80 ˂ PRM ≤ 100

→ skor = 100

Pengembalian Rekam Medik

Lengkap dalam 24 jam yang

dimaksud adalah jumlah

dokumen rekam medik pasein

rawat inap yang diisi lengkap

dan dikembalikan ke

pengelolah rekam medik

78 X 100%

70 ˂ PRM ≤ 80 →

skor = 75

93

60 ˂ PRM ≤ 70 →

skor = 50

50 ˂ PRM ≤ 60 →

skor = 25

PRM ≤ 50 → skor

(53)

dalam waktu ≤ 24 jam setelah

pasien pulang.

= 0

22

SDM

% Staf di Area Kritis yang

Mendapatkan Pelatihan 20

Jam / Orang Per tahun

Data

kepegawa

ian unit

kerja area

kritis,

daftar/ag

enda

diklat

tahunan,

data staf

yang ikut

pelatihan,

laporan

evaluasi

kinerja

staf.

Tahuna

n

0.03

31,58 %

Hasil ≥ 60 % →

skor = 100

Staf di area kritis yang

mendapat pelatihan 20 jam /

orang per tahun adalah staf

tenaga kesehatan yang

bertugas di area kritis seperti

IGD, HCU/ICU, HD, ICCU, unit

pelayanan kritikal lainnya

sesuai kebutuhan RS yang

telah mendapat pelatihan

khusus sesuai gap kompetensi

dan kebutuhan unit kerjanya

sebanyak minimal 20

jam/staf/tahun.

6 X 100 %

50 % ≤ Hasil ˂ 60

% → skor = 75

19

40 % ≤ Hasil ˂ 50

% → skor = 50

30 % ≤ Hasil ˂ 40

% → skor = 25

Hasil ˂ 30 % →

skor = 0

23

Sarana dan

Prasarana

% Tingkat Kehandalan Sarpras

Data alat

yang akan

dinilai

kehandala

nnya,

Laporan

monitoro

ng

Tahuna

n

0.02

86,6 %

OEE ≥ 80 % →

skor = 100

Tingkat kehandalan sarana dan

prasarana atau Overall

Equipment Effectiveness (OEE)

adalah hasil pengukuran

kehandalan sarana dan

70 % ≤ OEE ˂ 80

% → skor = 75

60 % ≤ OEE ˂ 70

% → skor = 50

OEE = (0,975 X 0,89 X 0,998 ) X

50 % ≤ OEE ˂ 60

Gambar

Tabel 1A.1 : Ketenagaan
Tabel II. A. 2   Asumsi Mikro Tahun Berjalan
Tabel II. B.1   Indikator Kinerja BLU
Tabel II. C. 1   Pencapaian Kinerja dan Target BLU
+7

Referensi

Dokumen terkait

6. Jika 27 gram Al direaksikan dengan 24 gram S, maka berdasarkan hukum Proust, pernyataan berikut yang benar adalah.. Jika dalam senyawa kalsium oksida terdapat 4 gram Ca

A.07.c Gambaran perilaku percaya diri yang diamalkan siswa Anda selama masa darurat Covid-19. Tidak mudah putus asa

Kami akan memberikan manfaat sesuai dengan presentase seperti yang tertera dalam tabel manfaat atas peristiwa kecelakaan yang menyebabkan tertanggung mengalami ketidakmampuan

Dan pada pengujian sifat mekanik yang terdiri dari pengujian (stability dan drop test) memenuhi standar dimana stability.. mengalami stabil pada hari ke 6 dan

Suatu penelitian selama dua tahun pada suatu perusahaan milik pemerintah US oleh Zamanou dan Gleser (1994) meneliti progam intervensi komunikasi dalam proses

dimaksudkan agar kaum perempuan yang terjerumus ke dalam tindakan tersebut tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Salah satu program pemberdayaan perempuan yang

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk menjaga konsistensi dan kesinambungan antara tujuan, sasaran dengan rencana strategis organisasi dan juga untuk