• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah : survei guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah : survei guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman."

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN GURU EKONOMI

TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU

DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN STATUS

SEKOLAH

Survei:Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program Studi PendidikanEkonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Diana Pramesti

NIM: 091324032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

TINGKAT PENDIDIDIKAN, DAN STATUS SEKOLAH

Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Diana Pramesti

091324032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

Bapak Sugiran dan Ibu Sunarti yang tak hentinya memberikanku doa,

semangat dan kasih sayang

Adikku Sidiq Satrio Mandiri

Sahabat-sahabatku yang selama ini telah memberikan persahabatan

yang tulus. Terima kasih atas hari-hari yang indah dan penuh warna

Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2009

(6)

v

MOTTO

“Siapa yang Bersungguh-Sungguh Pasti Berhasil”

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat

berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita

kaya, tetapi menggunakannya dengan baik

adalah sumber dari semua kekayaan

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses

sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari

kegagalan

~Mario Teguh~

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juli 2013 Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Diana Pramesti

Nomor Mahasiswa : 091324032

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN GURU EKONOMI TERHADAP

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA,

TINGKAT PENDIDIKAN, DAN STATUS SEKOLAH

(Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman, DIY)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Juli 2013

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN GURU EKONOMI TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA,

TINGKAT PENDIDIKAN, DAN STATUS SEKOLAH Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman

Diana Pramesti Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, tingka tpendidikan, dan status sekolah.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah di Kabupaten Sleman pada bulan Mei 2013. Populasi dari penelitian ini adalah guru ekonomi yang berjumlah 44 orang. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan tes. Uji instrument berupa uji validitas dan reliabilitas hanya digunakan pada variabel tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. Analisis data menggunakan anova.

(10)

ix ABSTRACT

THE DIFFERENT PERCEPTION OF ECONOMICS TEACHERS TOWARDS THE STANDARD OF EDUCATION ACCESSMENT PERCEIVED FROM THE LENGTH OF THE SERVICE, LEVEL OF EDUCATION, AND SCHOOL

STATUS

A Survey: Economics Teacher Senior High Shool/ Islamic Senior High School in Sleman

Diana Pramesti Sanata Dharma University

2013

This study aims to find out the differences of the level of understanding of economics teachers toward the education assessment standards perceived from the length of service, level of education, and school status.

This research is a quantitative research conducted in Senior High School and Islamic Senior High School in Sleman district in May 2013. The population of this research were 44 economics teachers. Samples were taken by a simple random sampling technique. Data were collected by using a test. A test instrument validity and reliability were only used at variable rate teachers understanding of the assessment education standard. Data were analyzed by ANOVA.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih dan

karunia-Nya yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir,

tidak sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan

tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan,

bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari:

1. Allah SWT yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., Rektor Universitas Sanata

Dharma yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh

pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

3. Romo C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc., Ph.D.,wakil rektor III Universitas

Sanata Dharma, yang membimbing penulis selama berproses dalam kegiatan

kemahasiswaan.

4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

(12)

xi

5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

6. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I, yang

telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam

memberikan bimbingan dan semangat.

7. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing II

yang dengan penuh ketelitian dalam memeriksa skripsi ini.

8. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku dosen tamu penguji dalam skripsi

ini.

9. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si. yang telah meluangkan waktunya untuk

mengoreksi abstract penulis.

10. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata

Dharma, yang telah mendidik dan membimbing saya selama kuliah.

Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan, segala jasa dan kenangan

tidak akan pernah saya lupakan.

11. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam

kelancaran selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi penulis.

12. Bapak Sugiran dan Ibu Sunarti, selaku orangtua saya. Terimakasih atas doa,

semangat, dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan selama ini.

13. Bapak dan Ibu Guru Ekonomi SMA dan MA di Kabupaten Sleman yang

telah berkenan membantu saya.

(13)

xii

15. Mbak Tri. Terimakasih telah menjadi kakak sekaligus sahabat yang baik

buatku. Terimaksih atas waktu dan kesetiaannya dalam suka maupun duka

selama ini.

16. Hesti, Ratna, Widia. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik di

Pendidikan Ekonomi 2009.

17. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2009 lainnya yang selalu menjaga

kebersamaan dan kekompakan sampai sekarang ini.

18. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi

yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis berharap, semoga apa yang telah penulis susun dalam skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih

banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati, penulis

membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan karya

yang lebih baik.

Yogyakarta, 15 Juni 2013

(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

2. Standar Penilaian Pendidikan ... 13

3. Guru ... 28

4. Masa Kerja ... 36

5. Tingkat Pendidikan ... 37

6. Status sekolah ... 38

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 41

(15)

xiv

1. Subjek Penelitian ... 45

2. Objek Penelitian ... 46

3. Populasi Penelitian ... 46

4. Sampel Penelitian ... 46

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 47

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 48

F. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 54

1. Pengujian Validitas ... 54

2. Pengujian Reliabilitas ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 56

1. Pengujian Statistik Deskriptif ... 56

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 56

3. Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Deskripsi Sekolah ... 60

B. Deskripsi Responden ... 62

C. Deskripsi Data ... 65

D. Analisis Data dan Pembahasan ... 71

1. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 71

2. Analisis Data ... 74

3. Pembahasan ... 79

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

C. Keterbatasan Penelitian ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari proses penilaian yang

dilakukan guru kepada peserta didik untuk melihat perkembangan peserta

didik. Sistem penilaian yang baik dapat memotivasi peserta didik untuk

belajar lebih baik. Untuk melakukan proses penilaian, seorang guru tidak

hanya asal menilai melainkan harus merujuk pada standar penilaian

pendidikan. Guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan

proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil

pembelajaran seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 14 tahun

2005. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan

diperlukan perbaikan sistem penilaian. Fenomena yang sering dilakukan

pendidik di sekolah terhadap proses penilaian saat ini terkadang tidak

mencerminkan prestasi peserta didik yang sebenarnya. Guru sering kali

melakukan penilaian kepada peserta didik tanpa memperhatikan standar

penilaian pendidikan yang didalamnya memuat mekanisme, prosedur, dan

penilaian hasil belajar peserta didik. Misalnya, ada seorang peserta didik yang

bersikap kurang aktif di dalam proses pembelajaran, maka nilai yang

diperoleh peserta didik dikurangi dengan alasan karena peserta didik tersebut

kurang aktif. Hal tersebut tentunya akan mengganggu hasil pencapaian

(17)

dirinya kurang mendapatkan apresiasi dalam pembelajaran. Terdapat pula

guru yang melakukan penilaian dengan alasan subjektifitas semata yang akan

menimbulkan ketidakadilan terhadap peserta didik yang lain. Oleh karenanya

agar proses penilaian dapat berjalan dengan baik dan benar maka guru harus

mengetahui standar penilaian pendidikan yang telah disusun oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan.

Di Kabupaten Sleman jumlah guru lebih banyak dibandingkan dengan

kabupaten lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari besarnya

ketersediaan guru itulah yang membuat pemerintah memberikan perhatian

lebih kepada guru tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang

salah satunya adalah peningkatan pemahaman guru terhadap standar penilaian

pendidikan. Guru-guru ekonomi diberikan pembekalan yang lebih besar jika

dibandingkan dengan kabupaten lain sehingga diharapkan guru memiliki

pemahaman yang baik terhadap standar nasional pendidikan.

Penilaian hasil belajar yang dilakukan guru merupakan proses

pengumpulan dan pengolahan informasi yang dimaksudkan untuk mengetahui

pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam melaksanakan penilaian, standar

penilaian pendidikan menjadi hal penting bagi setiap guru karena didalamnya

termuat tujuan, teknik dan instrumen, prinsip, mekanisme dan prosedur

pendidikan, penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah serta

penentuan kelulusan siswa oleh satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh

(18)

dan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan harian, ujian tengah semester,

ujian semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar digunakan

untuk menilai kompetensi peserta didik dan mengukur sejauh mana tingkat

pemahaman materi yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa. Oleh karena

itu setiap pendidik hendaknya memberikan penilaian yang objektif dan

menggambarkan pencapaian prestasi peserta didik yang sebenarnya.

Pemahaman para guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan

diduga mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut dikarenakan oleh beberapa

faktor dalam guru itu sendiri yang berdampak signifikan dalam membentuk

pandangan setiap guru tentang penilaian pendidikan, seperti dalam hal masa

kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah. Perbedaan masa kerja akan

mempengaruhi guru dalam penilaian. Guru yang memiliki masa kerja

bertahun-tahun akan mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih

tentang standar penilaian pendidikan dari pada guru yang memiliki masa kerja

beberapa tahun. Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pemahaman

guru terhadap standar penilaian pendidikan yaitu tingkat pendidikan. Guru

yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi diduga akan memiliki tingkat

pemahaman yang lebih baik mengenai standar penilaian pendidikan daripada

guru yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah. Pada aspek status

sekolah, secara umum guru yang bekerja di sekolah negeri akan memiliki

tingkat pengetahuan yang lebih baik mengenai standar penilaian pendidikan

(19)

pendidikan tersebut banyak diperoleh dari sosialisasi yang sering diadakan

pemerintah, pelatihan dan seminar.

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini akan mengungkap

perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi di kabupaten Sleman terhadap

standar penilaian pendidikan.

B. Identifikasi Masalah

Tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian

pendidikan diduga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: Masa

Kerja, Tingkat Pendidikan Guru, Status Sekolah, Status Kepegawaian,

Lingkungan Sosial Guru, Status Kepegawaian, Prestasi Guru. Karena

keterbatasan kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian seluruh

permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor

yang diduga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap tingkat

pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan. Faktor-faktor

(20)

C. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian

pendidikan?

2. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap

standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja?

3. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap

standar penilaian pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan?

4. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap

standar penilaian pendidikan ditinjau dari status sekolah?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian

pendidikan.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat pemahaman guru

terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat pemahaman guru

terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat pemahaman guru

(21)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru

untuk melakukan penilaian sesuai dengan standar penilaian

pendidikan.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan membuka wawasan tentang

pentingnya melakukan penilaian sesuai dengan standar penilaian

(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Penilaian

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

pasal 1 ayat 17 ).

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan

penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi

tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian

kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik, penilaian

menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar

seorang peserta didik (Departemen Pendidikan Nasional, 2003).

Penilaian merupakan istilah umum yang mencakup semua

metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu

peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan

bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. (Tim

Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, 2004).

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran

(23)

bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, serta memperbaiki

proses pembelajaran yang dilakukan secara konsisten, sistematik, dan

terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis

atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil

karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian

diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian

Pendidikan dan Panduan Penilaian kelompok mata pelajaran

(Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007).

Adapun prinsip penilaian menurut Badan Standar Nasional

Pendidikan bahwasannya pelaksanaaan penilaian hasil belajar peserta

didik didasarkan pada data yang sahih yang diperoleh melalui

prosedur dan istrumen yang memenuhi persyaratan dengan

mendasarkan diri pada prinsip-prinsip:

a. Mendidik, yaitu proses penilaian hasil belajar harus mampu

memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil

belajar peserta didik, hasil penilaian harus dapat memberikan

umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat

belajar.

b. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian, kriteria

penilaian ataupun dasar pengambilan keputusan harus disampaikan

seara transparan dan diketahui oleh pihak-pihak terkait secara

(24)

c. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus

meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai yang terdiri

dari ranah pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor, sikap,

dan nilai afektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan

bertindak.

d. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam melakukan

penilaian kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan

kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga penilaian tidak hanya

dilakukan setelah siswa menyelesaikan pokok bahasan tertentu,

tetapi juga dalam proses pembelajaran.

e. Objektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus

meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif

dari penilai.

f. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakukan secara terencana dan

bertahap serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran

tentang perkembangan belajar siswa.

g. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus

menerus sepanjang rentang waktu pembelajaran.

h. Adil, bahwa dalam proses penilaian tidak ada siswa yang

diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial,

ekonomi, agama, budaya, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan

(25)

i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu

menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Proses penialaian juga harus memperhatikan standar umum

penilaian yang merupakan aturan main dari aspek-aspek umum dalam

pelaksanaan penilaian, sehingga untuk melakukan penilaian pendidik

harus selalu mengacu pada standar umum penilaian sesuai dengan

standar nasional pendidikan yang meliputi prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1) Pemilihan teknik penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik

mata pelajaran serta jenis informasi yang ingin diperoleh dari

peserta didik.

2) Informasi yang dihimpun mencakup ranah-ranah yang sesuai

dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan.

3) Informasi mengenai perkembangan perilaku peserta didik

dilakukan secara berkala pada kelompok mata pelajaran

masing-masing.

4) Pendidik harus selalu mencatat perilaku siswa yang menonjol baik

yang bersifat positif maupun negatif dalam buku catatan perilaku.

5) Melaksanakan sekurang-kurangnya tiga kali ulangan harian

(26)

6) Pendidik harus menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

sesuai dengan kebutuhan

7) Pendidik harus selalu memeriksa dan memberikan balikan kepada

peserta didik atas hasil kerjanya sebelum memberikan tugas

lanjutan.

8) Pendidik harus memiliki catatan komulatif tentang hasil penilaian

untuk setiap siswa yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Pendidik harus pula mencatat semua kinerja siswa, untuk

menentukan pencapaian kompetensi siswa.

9) Pendidik melakukan ulangan tengah dan akhir semester untuk

menilai penguasaan kompetensi sesuai dengan tuntutan dalam

standar kompetensi dan standar lulusan.

10)Pendidik yang diberi tugas menangani pengembangan diri harus

melaporkan kegiatan siswa kepada wali kelas untuk dicantumkan

jenis kegiatan pengembangan diri pada buku laporan pendidikan.

11)Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi siswa dan tidak

disampaikan kepada pihak lain tanpa seijin yang bersangkutan

maupun orang tua/ wali murid.

a) Fungsi dan Tujuan Penilaian

Fungsi dari penilaian menurut Sudjana, (1995:4) adalah sebagai

berikut:

(27)

(2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.

Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional,

kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain.

(3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada

para orang tua. Dalam laporan tersebut dikemukakan

kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai

bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya

Sedangkan tujuan dari penilaian menurut Sudjana, (1995: 4)

adalah sebagai berikut :

(1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat

diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang

studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

(2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah

tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang

diharapkan.

(3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan

perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan

(28)

(4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak

sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang meliputi

pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa.

2. Pengertian Standar Penilaian Pendidikan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 pasal 1 ayat 11 Standar Penilaian Pendidikan adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur,

dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 63 tentang Standar Nasional

Pendidikan disebutkan bahwa cakupan penilaian pendidikan

khususnya penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah terdiri dari:

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 64

dijelaskan pula mengenai penilaian hasil belajar oleh pendidik yang

dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta

(29)

memperbaiki proses pembelajaran. Untuk penilaian hasil belajar

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian diakui melalui

pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik serta ujian,

ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta

didik. Untuk penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan,

dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang

dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika

dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap

untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta

didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah

raga, dan kesehatan dilakukan melalui pengamatan terhadap

perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan

psikomotorik dan afeksi peserta didik dan ulangan, dan/atau

penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Untuk

jenjang pendidikan dasar dan menengah BSNP menerbitkan paduan

penilaian untuk:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

(30)

d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 65 bertujuan menilai

pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran

agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan

dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok

mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan merupakan penilaian

akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan

pendidikan. Penilaian akhir yang dilakukan juga mempertimbangkan

hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. Untuk semua mata

pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan

melalui ujian sekolah atau madrasah untuk menentukan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan. Untuk dapat mengikuti ujian

sekolah atau madrasah peseta didik harus mendapatkan nilai yang

sama atau lebih besar dari batas ambang kompetensi yang dirumuskan

oleh BSNP, yaitu pada kelompok mata pelajaran kewarganegaraan

dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok

mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Ketentuan mengenai

penilaian akhir dan ujian sekolah atau madrasah diatur lebih lanjut

(31)

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 66 bertujuan untuk menilai

pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran

tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi

dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional yang dilakukan secara

objektif, berkeadilan, dan akuntabel. Ujian nasional diadakan

sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam

satu tahun pelajaran. Dalam hal ini pemerintah menugaskan BSNP

untuk menyelenggarakan ujian nasional yang diikuti peserta didik

pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan

menengah dan jalur nonformal kesetaraan. Dalam penyelenggaraan

ujian nasional Badan Standar Nasional Pendidikan bekerja sama

dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah

Provinsi, Pemerintah Kabupaten atau Kota, dan satuan pendidikan.

Fungsi dari hasil ujian nasional dapat digunakan sebagai salah satu

pertimbangan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan

pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,

penentu kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan

pendidikan, dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan

pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan

(32)

nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus

dari satuan pendidikan tanpa dipungut biaya. Untuk peserta didik

pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional setelah memenuhi

syarat yang ditetapkan BSNP. Peserta ujian nasional memperoleh surat

keterangan hasil ujian nasional yang diterbitkan oleh satuan

pendidikan penyelenggaraan Ujian Nasional.

Pada jenjang SD/MI/SDLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian

Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika,

dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada progam paket A, Ujian

Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika,

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan

Pendidikan Kewarganegaraan. Pada jenjang SMP/MTs/SMPLB, atau

bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA). Pada program paket B, Ujian Nasional mencakup mata

pelajaran pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan

Pendidikan Kewarganegaraan. Pada SMA/MA/SMALB atau bentuk

lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran

Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran

yang menjadi cirikhas program pendidikan. Pada program paket C,

(33)

Inggris, Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata

pelajaran yamg menjadi ciri khas program pendidikan. Pada jenjang

SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup

pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata

pelajaran kejuruan yang menjadi ciri khas program pendidikan.

Kriteria kelulusan ujian nasional dikembangkan oleh BSNP dan

ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta didik dinyatakan lulus

dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah

menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai

minimal baik pada penilaian akhir seluruh mata pelajaran kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,

dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan serta

lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi dan lulus Ujian Nasional. Kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan

yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh

BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Standar Penilaian Pendikan diatur dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007.

Penilaian pendidikan meliputi ulangan harian, ulangan tengah

(34)

sekolah/madrasah, ujian nasional. Yang dimaksud dengan ulangan

harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan

satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan tengah semester

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9

minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh

indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengatur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir

semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ujian

sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi

peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu

persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.Ujian Nasional yang

selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam

rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pedidikan. Dalam

peraturan menteri tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan

adanya kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan

(35)

akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain

ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang

kompetensi.

Prinsip penilaian diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun

2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang didasarkan pada

prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur.

2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan

kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penialai.

3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan

peserta didik karena kebutuhan khusus serta perbedaan latar

belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

ekonomi, dan gender.

4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu

komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian.

6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh

pendidik mencakup semua aspek kompetensi sengan

menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk

(36)

7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan

bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,

baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Selain itu dijelaskan pula tentang Teknik dan Instrumen

Penilaian yang meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik

menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi,

penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai

dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta

didik. Teknis tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes

kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama

pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat

berbentuk tugas rumah dan/atau proyek. Instrumen penilaian hasil

belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan antara lain

substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai,

kontruksi adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk

instrumen yang digunakan, dan bahasa adalah menggunakan bahasa

yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf

(37)

oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah

memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta

memiliki bukti validitas empirik. Instrumen penilaian yang digunakan

oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi,

konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta

menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar

daerah, dan antar tahun.

Adapun mekanisme dan prosedur penilaian pendidikan

menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2007 yaitu penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan

pemerintah. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan

pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian

dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Ulangan tengah

semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di

bawah koordinasi satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek

kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan

(38)

prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari

satuan pendidikan. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan

untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok

mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan

melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh

pendidik. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan

melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh

pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah.

Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah

menyusun kisi-kisi ujian, mengembangkan instrumen, melaksanakan

ujian, mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian

sekolah madrasah, dan melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

Penilaian akhlak mulia yang ,merupakan aspek afektif dan kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan

perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh

guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata

pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian kepribadian,

yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai

warga masyarakat dan warga negara yang baik sesuai dengan norma

(39)

berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan

kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata

pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian mata pelajaran

muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang

relevan. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan

dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan

dan kepala sekolah/madrasah. Hasil ulangan harian diinformasikan

kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya.

Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti remidi.

Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan

dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai

dengan deskripsi kemajuan belajar. Kegiatan penilaian oleh

pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang

diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN yang

diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional bekerjasama dengan

instansi terkait. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan

untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan

pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk jenjang

pendidikan berikutnya. Kemudian hasil analisis data UN disampaikan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu

(40)

bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara

berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan

belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan

pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan menginformasikan

silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan

kriteria penilaian pada awal semester, mengembangkan indikator

pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat

menyusun silabus mata pelajaran, mengembangkan instrumen dan

pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang

dipilih, melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk

lain yang diperlukan, kemudian melakukan pengolahan hasil penilaian

untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta

didik, mengembalikan hasil belajar dan kesulitan belajar kepada

peserta didik, memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan

pembelajaran, melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap

akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu

nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai

cerminan kompetensi utuh, melaporkan hasil penilaian akhlak kepada

guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru

(41)

nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan

kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk

menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata

pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan menentukan Kriteria

Ketuntasan Minimal setiap mata pelajaran dengan memperhatikan

karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi

satuan pendidikan melalui rapat dewan penidik, mengkoordinasikan

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas, menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan

pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan

pendidik, menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan

pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat

dewan pendidik, menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran

estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga

dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan

mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik, menentukan nilai

akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui

rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh

pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah, menyelenggarakan

(42)

ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian sekolah/madrasah

bagi satuan pendidikan penyelenggara UN, melaporkan hasil penilaian

mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap

akhir semester kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku

laporan pendidikan, melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat

satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.

Adapun pihak satuan pendidikan ikut berperan dalam

menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui

rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: menyelesaikan seluruh

program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian

akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan;

kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran

jasmani, olah raga, dan kesehatan, lulus ujian sekolah/madrasah, dan

lulus UN dan menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional

(SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional serta

Ijazah kepada setiap peserta didik yang lulus bagi satuan pendidikan

penyelenggara UN.

Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar

penilaian pendidikan dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan

(43)

mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi. UN didukung oleh suatu sistem yang

menjamin mutu dan keserasiaan soal serta pelaksanaan yang aman,

jujur, dan adil. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan

mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis

dan membuat peta daya serap berdasarkab hasil UN dan

menyampaikan ke pihak yang berkepentingan. Hasil UN menjadi

salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan

kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan. Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu

pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi

masuk jenjang pendidikan berikutnya. Hasil Ujian Nasional

digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari

satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun

oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.

3. Pengertian Guru

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang dimaksud guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

(44)

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Istilah profesional dalam

pengertian tersebut merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi

standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi. Pihak pihak penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah,

pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan

pendidikan pada jalur pendidikan formal.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi

program sarjana atau program diploma empat serta memiliki

kompetensi. yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam tugas keprofesionalan.

Adapun kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi

pedagogik yang merupakan kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi

(45)

karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,

kultural, emosional, dan intelektual; Menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; Mengembangkan

kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu;

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; Memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran;

Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; Berkomunikasi

secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik;

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran; Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran.

Kompetensi ke dua yang harus dimiliki seorang guru adalah

kompetensi kepribadian yang merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia

yang di dalamnya memuat aspek aspek penting meliputi Bertindak

sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional

Indonesia; Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak

mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; Menampilkan

(46)

Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri; Menjunjung tinggi kode etik

profesi guru.

Kompetensi ke tiga yang harus dimiliki guru adalah

kompetensi Profesional. Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28

ayat 3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam dan memungkinkan membimbing peserta

didik dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Menguasai materi,

struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu; Menguasai standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu; Mengembangkan

materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; Mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif; Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

Kompetensi yang ke empat adalah kompetensi Sosial. Menurut

Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 28 ayat 3 butir d

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

(47)

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Menurut Pemendiknas nomor 16 tahun 2007 Kompetensi sosial

meliputi bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif

karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar

belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua, dan masyarakat; Beradaptasi di tempat

bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya; Berkomunikasi dengan komunitas profesi

sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan

khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki bakat, minat,

panggilan jiwa, dan idealisme. Guru juga harus memiliki komitmen

untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan

akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang

pendidikan sesuai dengan bidang tugas; memiliki kompetensi yang

diperlukan sesuai dengan bidang tugas;memiliki tanggung jawab atas

pelaksanaan tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang

ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; memiliki kesempatan untuk

mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar

sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungan hukum dalam

(48)

yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan

dengan tugas keprofesionalan guru.

Pihak-pihak yang berhubungan dan bertanggung jawab degan

pendidikan yaitu masyarakat. Dalam hal ini masyarakat adalah

kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai

perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. Pemerintah yang

dimaksud yakni pemerintah pusat. Mencakup pula pemerintah daerah

yaitu pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau pemerintah

kota, dan menteri yaitu menteri yang mengurusi urusan pemerintahan

dalam bidang pendidikan nasional.

a. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, kedudukan, fungsi dan tujuan guru

adalah sebagai berikut:

1) Kedudukan Guru

Sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur

formal yang diangkat sesuia dengan peraturan

(49)

2) Fungsi Guru

Untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional.

3) Tujuan Guru

Bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

b. Hak dan Kewajiban

1) Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 14

dalam melaksanakan keprofesionalan, guru berhak:

a) Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup

minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

b) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan

tugas dan prestasi kerja.

c) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan

hak atas kekayaan intelektual.

(50)

e) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana

pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas

keprofesionalan.

f) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut

menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi

kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,

kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

g) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam

melaksanakan tugas.

h) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi

profesi.

i) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan

kebijakan pendidikan.

j) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi

dan/atau

k) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam

bidangnya.

2) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005

Pasal 20 dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,

(51)

a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran;

b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik

dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

c) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar

pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi

fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial

ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,

dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Masa Kerja

Masa Kerja adalah jumlah waktu yang telah ditempuh seseorang untuk

menjalani suatu pekerjaan. Sedangkan Martoyo (2000:34) berpendapat

bahwa masa kerja atau pengalaman kerja adalah mereka yang

dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang

nantinya akan diberikan di samping kemampuan intelegensinya yang

juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya. Dalam penelitian ini,

penggolongan masa kerja atau klasifikasi masa kerja dibagi menjadi

(52)

Masa Kerja (Tahun) 0-10 tahun

11-20 tahun >21 tahun

5. Tingkat Pendidikan

Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Bab 1 pasal 1 ayat 8 Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,

tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yangdikembangkan.

Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

tahun 2003, indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang

pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta

didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan,

terdiri dari:

a. Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan)

tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar merupakan jenjang

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau

(53)

b. Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan

dasar. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

c. Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan

(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

d. Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan

spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

6. Status Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal yang digunakan dalam proses

belajar mengajar. Berdasarkan Keputusan-Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah

dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Sekolah Negeri

Sekolah Negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh

pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah (kepala

sekolah) negeri adalah sebagai berikut:

1) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi:

(54)

b) Pengaturan kegiatan belajar mengajar,pelaksanaan

penilaian dan proses belajar serta bimbingan penyuluhan.

c) Penyusunan Rencana dan Anggaran Belanja Sekolah

(RAPBS)

2) Pembinaan Kesiswaan.

a) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan

tenaga pendidik lainnya.

b) Penyelenggaraan administrasi sekolah

c) Perencanaan pengembangan, pendayagunaan dan

pemeliharaan sarana prasarana

b. Sekolah Swasta

Sekolah Swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh

masyarakat. Tanggung jawab pengelola swasta diatur sebagai

berikut:

1) Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang

berkenaan dengan:

a) Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan

kurikulum.

b) Pembinaan dan pengembangan guru serta tenaga

pendidik lainnya.

c) Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran.

(55)

e) Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan

pemanfaatan peralatan pendidikan.

f) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan.

2) Yayasan/badan yang menyelenggarakan sekolah

bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan

dengan:

a) Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan guru serta

tenaga kependidikan lainnya.

b) Pengadaan dan pemanfaatan buku pelajaran

c) Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan peralatan

pendidikan.

d) Pengadaan dan pemanfaatan tanah, gedungg, dan ruang

kelas.

e) Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan,

kekeluargaan, dan perundangan sekolah.

f) Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.

g) Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas

(56)

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Menurut penelitian sebelumnya yang berjudul Tingkat Pemahaman

Guru Terhadap Standar Penilaian Pendidikan Ditinjau dari Masa Kerja,

Profesionalisme Guru, dan Tingkat Pendidikan yang ditulis oleh Yasinta

Eka Febrianingsih tahun 2011 menyatakan bahwa tidak ada perbedaan

tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau

dari masa kerja, tidak ada perbedaan tingkat pemahaman guru terhadap

standar penilaian pendidikan ditinjau dari status sekolah, dan tidak ada

perbedaan tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan

ditinjau dari tingkat pendidikan.

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian

pendidikan ditinjau dari masa kerja.

Standar penilaian pendidikan merupakan standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian hasil belajar siswa untuk mengetahui prestasi

peserta didik. Mengingat setiap guru memiliki masa kerja yang

berbeda, penulis menduga bahwa guru dengan masa kerja yang lebih

lama akan memiliki pemahaman yang lebih baik dalam standar

penilaian pendidikan dibandingkan dengan guru yang masa kerjanya

(57)

kerja yang lebih lama, maka guru akan mempunyai pengalaman yang

lebih banyak dalam memahami dan menerapkan standar penilaian

pendidikan.

2. Perbedaan pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian

pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan.

Tingkat pendidikan merupakan jenjang pedidikan terakhir

yang ditempuh oleh guru melalui pendidikan formal yang disahkan

oleh departemen pendidikan sebelum melaksanakan tugas belajar

mengajar di sekolah. Penulis menduga dengan adanya perbedaan

tingkat pendidikan, guru memiliki pemahaman yang berbeda terhadap

standar penilaian pendidikan. Hal ini dikarenakan guru yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi akan semakin memahami standar

penilaian pendidikan dibanding guru yang memiliki tingkat

pendidikan dibawahnya.

3. Perbedaan pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian

pendidikan ditinjau dari status sekolah.

Kedudukan yang melekat pada sekolah yang meliputi sekolah

negeri dan sekolah swasta. Dalam hal ini penulis menduga bahwa guru

yang mengajar di sekolah negeri akan memiliki pemahaman yang

lebih baik daripada guru yang mengajar di sekolah swasta. Hal ini

(58)

daripada sekolah swasta untuk menambah pengetahuan melalui

seminar, pelatihan, musyawarah guru mata pelajaran.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, maka didapatkan hipotesis sebagai

berikut:

a. Ho = Tidak ada perbedaan pemahaman guru terhadap standar

penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja.

Ha = Ada perbedaan pemahaman guru terhadap standar penilaian

pendidikan ditinjau dari masa kerja.

b. Ho = Tidak ada perbedaan pemahaman guru terhadap standar penilaian

pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan.

Ha = Ada perbedaan pemahaman guru terhadap standar penilaian

pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan.

Perbedaan Tingkat Pemahaman Guru Terhadap Standar Penilaian Pendidikan

Masa Kerja

Tingkat Pendidikan

(59)

c. Ho = Tidak ada perbedaan pemahaman guru ekonomi terhadap standar

penilaian pendidikan ditinjau dari status sekolah.

Ha = Ada perbedaan pemahaman guru ekonomi terhadap standar

Gambar

Tabel III.2 Skoring Berdasarkan Skala Nominal
Tabel III.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert
Tabel III.6 Pengukuran Variabel Masa Kerja
Tabel III.8 Pengukuran Variabel Status Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil karakterisasi XRD memperlihatkan bahwa struktur yang dihasilkan dari powder TiO 2 -M adalah anatase dengan ukuran kristalin berkisar antara 9 sampai 16

lmEbjiE yse ncniih rhgk kFLio ysg sLesb hhrr af'

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara gaya kognitif kecerdasan logika-matematika, kecerdasan linguistik, kecerdasan interpersonal,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesi guru di SMP Swasta se- Kecamatan Gondokusuman adalah

Hasil penelitian diketahui bahwa tanaman cabai yang terinfeksi oleh Begomovirus pada umumnya menunjukkan gejala berupa helaian daun tampak vein clearing yang berkembang menjadi

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang

 Pada menu daftar artikel terdapat List artikel yang nantinya bisa dipilih per kategori atau dicari,  List artikel hanya menampilkan Judul artikel, jumlah view, jumlah