• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS DI SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS DI SD."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS DI SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Anis Setiawati 1107199

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

(2)

Anis Setiawati, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL

BELAJAR IPS DI SD

Oleh Anis Setiawati

1107199

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Anis Setiawati 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Anis Setiawati (1107199)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS DI SD

Disetujui dan Disahkan Oleh

Dosen Pembimbing

Dr. Babang Robandi, M.Pd NIP. 19610814 198603 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(4)

ii

Anis Setiawati, 2015

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS DI SD

Oleh Anis Setiawati

1107199

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya proses dan hasil belajar siswa kelas IV pada salah satu Sekolah Dasar di Kota Bandung yang mencapai KKM hanya 39,39%. Dalam proses pembelajaran kegiatan diskusi kurang efektif, siswa tidak terbagi dalam kelompok heterogen dan pembagian kelompok yang terlalu banyak. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah Kooperatif tipe STAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Kooperatif tipe STAD. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Taggart. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Keterlaksanaan aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 62,5% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 100%. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 66,19 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 80,00. Hasil belajar siswa pada siklus I yang mencapai KKM berjumlah 15 orang (48,38%) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 26 orang (86,66%). Disimpulkan bahwa penerapan model Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS kelas IV SD dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

(5)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING

TYPED STAD TO INCREASE THE PROCESS AND STUDY RESULT

OF SOCIAL SUBJECT IN ELEMENTARY SCHOOL

By

Anis Setiawati

1107199

The background of this research was based on the low of process and students’ study result grade IV in one Elementary School in Bandung City that only reached KKM as much as 39,39%. In the learning process, the discussion section was not effective, students did not divided into heterogenic groups, and the groups were too many. Cooperative learning typed STAD was used in this research. The aims of this research was to describe the planning, students activity, and students’ study result by using Cooperative learning typed STAD. The method that is used was Class Action Research from Kemmis & Mc. Taggart model. The result of this research showed that the activity and the study results of the students increased. After cycle I has done, the percentage of students activity was 62,5% and increased into100% in the cycle II. In the cycle I, the average of class score was 66,19 and in the cycle II increased into 80,00. The students’ study result in the cycle I that reached KKM was only 15 students (48,38%) and in the cycle II, it increased into 26 students (86,66%). The conclusion of this research was the using of Cooperative model typed STAD in the Social Subject learning for Elementary School students grade IV can increase the process and the study result of the students.

(6)

vii Anis Setiawati, 2015

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 7

B. Hakikat Pembelajaran IPS ... 18

C. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 22

D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 29

E. Kerangka Berfikir ... 31

F. Definisi Operasional ... 32

G. Materi IPS di SD ... 33

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 34

A. Metode Penelitian ... 34

(7)

C. Lokasi Penelitian ... 36

D. Subjek Penelitian ... 37

E. Waktu Penelitian ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 38

1. Instrumen Pembelajaran ... 38

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian ... 38

G. Prosedur Penelitian ... 40

H. Teknik Pengumpulan Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Setting Penelitian ... 45

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 48

1. Penelitian Siklus I ... 48

2. Penelitian Siklus II ... 71

C. Keterbatasan Penelitian ... 92

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 93

A. Simpulan ... 94

B. Rekomendasi ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(8)

Anis Setiawati, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan di lingkungan Sekolah Dasar merupakan suatu implementasi dari undang – undang no. 20 tahun 2003 pasal 1 (DIKTI, 2014) tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dalam kurikulum KTSP 2006 dijelaskan terdapat sembilan mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa yang berpatokan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Kesembilan mata pelajaran tersebut adalah Pendidikan Agama, PKn, B.Indonesia, B.Inggris, Matematika, IPA, IPS, SBK, dan Pendidikan Jasmani. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar sangatlah penting sebagai dasar bagi pendidikan anak agar mampu studi lanjut ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Keberhasilan pendidikan IPS di SD tergantung pada kreatifitas guru dalam mengajar dan memilih pendekatan, model dan metode dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Karena pemilihan komponen dalam pembelajaran tersebut sangat berpengaruh dalam hasil belajar siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan “salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai” (Permendiknas, 2006, hlm. 140).

Peran guru sangatlah dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suasana

(9)

2

agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh – sungguh. Untuk itu, guru seyogyanya memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar-mengajar yang baik. Proses pembelajaran yang dilakukan seharusnya dapat mendorong siswa berfikir kritis, mendorong mengekspresikan pendapat secara bebas, mengembangkan pikirannya untuk menyelesaikan masalah bersama.

“Dalam kegiatan belajar-mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar – mengajar, yaitu pengelolaan kelas dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling tergantung. Keberhasilan pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan instruksional, sangat bergantung pada kemampuan mengelola kelas” Conny dkk. (1984, hlm. 63).

Ilmu pengetahuan sosial sering kali dijadikan mata pelajaran yang banyak menghafal, sehingga siswa sulit untuk memahami makna dalam materi pembelajaran. Data yang diperoleh dari siswa kelas IV Sekolah Dasar tentang hasil belajar siswa yang rendah, hal ini terlihat dari rekapitulasi nilai siswa yang diberikan guru bahwa dari 33 siswa yang mendapat nilai di atas KKM adalah 13

orang dan sisanya di bawah nilai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70. Sehingga presentase ketuntasan yang dicapai siswa adalah 39,39%. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar rendah untuk pembelajaran IPS. Dengan demikian perlu dilakukan suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut yakni dengan merubah cara belajar diskusi yang monoton menjadi cara belajar dengan kelompok belajar berprestasi.

(10)

3

Anis Setiawati, 2015

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2012, hlm. 68) ‘bahwa pada pembelajaran secara berkelompok siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku secara heterogen. Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran Kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan Kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain’.

Dari hasil identifikasi masalah yang dilakukan, ditemukan beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu :

1. Kurangnya kolaborasi antara guru dan siswa dalam kegiatan diskusi yang dilakukan. Dalam hal ini guru seharusnya berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan diskusi

2. Guru cenderung berpatokan pada Teks Book dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Hal ini terlihat ketika materi yang diajarkan guru tidak di eksplor, sehingga pengetahuan siswa hanya berpatokan pada buku teks

3. Siswa merasa bosan dan jenuh di dasari oleh pembelajaran diskusi yang pasif dan siswa yang lain ribut karena tidak mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 4. Kegiatan diskusi yang dilakukan oleh guru masih bersifat monoton karena hanya

bersifat dengan penugasan yang secara terus menerus diberikan oleh guru 5. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan diskusi, ini terlihat ketika hanya beberapa

siswa saja yang aktif yang didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi

6. Guru menjadi sumber dan siswa hanya pasif, tidak terjadi komunikasi dua arah antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah

(11)

4

satunya dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD). Setelah menggunakan model tersebut diharapkan

hasil belajar siswa meningkat. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD membuat siswa berinteraksi dan saling berdiskusi dalam memunculkan strategi – strategi pemecahan masalah yang efektif, kerjasama, berpikir kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa.

Dalam STAD, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa secara heterogen. Pendidik menjelaskan materi secara singkat dan kemudian siswa didalam kelompok itu memastikan bahwa aggota kelompoknya telah memahami materi tersebut. Setelah itu, semua siswamenjalani kuis secara individu tentang materi yang sudah dipelajari. Skor hasil kuis siswa dibandingkan dengan skor awal siswa yang kemudian akan diberikan skor sesuai dengan skor peningkatan yang telah diperoleh siswa. Skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai kelompok, dan kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu akan mendapatkan penghargaan atau reward.

Permasalahan terkait dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS

sangatlah penting dan harus segera di atasi karena jika di biarkan akan berujung pada proses pembelajaran yang tidak bermutu. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengambil judul yakni “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPS di SD”. Yang akan diperuntutkan bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar, untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran yang kreatif.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah peneliti, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui “bagaimanakah bentuk penerapan model Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar?”

Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus

(12)

5

Anis Setiawati, 2015

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penerapan model Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar ? b. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah

Dasar dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) ?

c. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penerapan model Kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana

penerapan model pembelajaran Koopertif tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD) untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS di SD.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan bentuk perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penerapan model Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar

b. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD)

c. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penerapan model Kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD)

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretik

(13)

6

kelas terutama dalam menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap siswa Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praksis a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar

2) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar secara berkelompok 3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

secara berkelompok dengan tim diskusi yang berprestasi

4) Dapat meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran b. Bagi Guru

1) Meningkatkan interaksi dan profesionalisme guru dalam mengajar 2) Memperoleh data tentang hasil pembelajaran siswa

3) Sebagai bahan informasi ilmiah tentang model pembelajaran dengan penerapan model Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan dapat diterapkan sebagai salah satu model yang dapat membantu guru dalam membelajarakan siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial secara

berkelompok sehingga dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. 4) Melatihkan keterampilan proses dan keterampilan Kooperatif dan

mengoperasikan perangkat pembelajaran dengan alokasi waktu yang sesuai c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang signifikan bagi inovasi sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dan juga akan memberikan sumbangan bagi sekolah tentang variasi model pembelajaran secara berkelompok yang lebih menarik dan dapat membantu tanggung jawab sekolah dalam memperlancar pelaksanaan kurikulum.

d. Bagi Peneliti

(14)

Anis Setiawati, 2015

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal belajar siswa di kelas kemudian bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan selama ini, serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Menurut Arikunto, (dalam Suyadi, 2013, hlm. 18) bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara lebih sistematis yaitu “pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”

Bogdan dan Biklen (dalam Kunandar, 2008, hlm. 45) penelitian tindakan merupakan pengumpulan informasi yang sistematis yang dirancang untuk menghasilkan perubahan sosial. Jadi dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yakni sebagai berikut:

1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data – data dan analisis unuk menyelesaikan suatu masalah.

2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang terbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

(15)

35

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan rancangan penelitian model spiral Kemmis dan Mc Taggart (dalam Suyadi, 2013, hlm.49) yang akan dilaksanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu disesuaikan dengan pembelajaran di kelas. Pada model penelitian Kemmis & Mc Taggart ini menggunakan suatu model yang dikenal sistem Spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang – ancang pemecahan permasalahan.

B.Desain Penelitian

Berikut ini adalah skema atau alur PTK yang dikemukakan Kemmis dan Taggart:

(Sumber Kemmis dan Taggart dalam Wiriatmadja, 2014, hlm. 66)

Bagan 3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas

(16)

36

Anis Setiawati, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES

1. Perencanaan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap sosial sebagai solusi.

2. Pelaksanaan tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilaksanakan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan

3. Pengamatan (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan.

4. Refleksi (reflecting) yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.

Secara sistematis siklus penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Bagan 3.2 Model Tahapan – Tahapan Pelaksanaan PTK

(Sumber Arikunto dalam Suyadi, 2013, hlm.50)

C.Lokasi Penelitian

(17)

37

Bandung Tahun ajaran 2014/2015 pada semester genap. Instansi ini terletak di pinggiran kota, di mana sekolah ini satu atap terdiri dari dua instansi yang dipimpin oleh satu kepala sekolah. Keadaan seperti ini salah satunya disebabkan oleh faktor sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Tenaga pendidik mayoritas 90% adalah tenaga Pegawai Negeri Sipil, hanya 2 tenaga pendidik saja yang honorer. Karakteristik siswanya inputnya rata – rata adalah Pegawai Negri Sipil.

D.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar kota Bandung tahun ajaran 2014 - 2015 dengan jumlah siswa yakni 33 anak yang terdiri dari 18 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan. Usia siswa rata – rata 9 Tahun. Latar belakang keadaan ekonomi orang tua siswa rata – rata adalah ekonomi menengah keatas. Hal tersebut dapat dilihat dari absensi harian siswa yang menunjukkan bahwa orang tua wali murid sebagian besar adalah Pegawai Negeri Sipil. Kemampuan akademis siswa kelas IV terdiri dari tiga kategori yaitu pintar, sedang

dan kurang. Keadaan kelas dalam pembelajaran sudah berdominasi pada pembelajaran diskusi yang sudah diterapkan oleh guru sebelumnya.

E.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan terhitung dari bulan Februari sampai bulan Mei 2015.

No Jenis Kegiatan Tahun 2014 - 2015

Februari Maret April Mei

1 Perizinan dan observasi

2 Penyusunan Instrumen

3 Pelaksanaan tindakan siklus I

(18)

38

Anis Setiawati, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES F. Intrument Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP menurut Kurniawan, Deni (2011, hlm, 94) adalah “detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD apabila dalam pembelajaran terpadu. Waktunya lebih singkat dibanding silabus, yaitu satu sampai tiga pertemuan. Dengan RPP inilah kegiatan pembelajaran apa yang akan dilakukan diuraikan. Dengan demikian, RPP akan menjadi pedoman praktis dalam pelaksanaan pembelajaran”.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat persiklus yang berisi tentang Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Capaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar/Pokok, Pendekatan, Model dan Metode, Media, alat dan Sumber Belajar, Langkah – langkah Pembelajaran, dan Penilaian Hasil Belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa menurut Trianto (2012, hlm. 222) adalah “panduan

peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi”.

Lembar kerja siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa yang berupa kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran IPS materi masalah sosial di lingkungan daerahnya. Lembar kerja ini berbentuk kuis yang dikerjakan secara berkelompok, untuk menentukan nilai perkembangan individu dalam kelompok dan juga untuk melihat proses belajar secara berkelompok.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

(19)

39

b. Instrumen tes.

Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dan pemberian tindakan. Tes yang diberikan kepada siswa yakni berupa tes objektif d. Instrumen tes dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan kepada siswa dan berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa, adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (a) Lembar soal individu

Tugas individu diberikan di akhir pembelajaran guna mengetahui pemahaman serta penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. Tugas individu diperiksa oleh guru dan diberi nilai dengan menggunakan skala 10-100

c. Instrumen untuk Data Kualitatif 1) Pedoman observasi

Instrumen ini digunakan untuk mengamati atau mencatat secara sistematis tentang semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dari awal pembelajaran

sampai akhir pembelajaran. Observasi dapat dilakukan oleh teman sejawat atau oleh guru. Observasi dilakukan pada siswa kelas IV – A dan guru kelas IV – A Sekolah Dasar Kota Bandung untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar secara berkelompok

2) Field note atau catatan lapangan

Field note atau catatan lapangan ini berupa catatan pegangan guru atau

catatan dari observer yang digunakan untuk mencatat peristiwa – peristiwa atau kejadian diluar skenario pembelajaran untuk membantu penafsiran data.

3) Studi dokumentasi

Menurut Goetz dan LeCompte dalam (Yuhesti, A, 2014, hlm. 30) menjelaskan bahwa ‘Dokumen yng menyangkut para partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagi data mendasar’. Yang termasuk dalam studi dokumentasi ini adalah foto-foto yang berkaitan dengan pelaksanaan.

(20)

40

Anis Setiawati, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES

Untuk mendapatkan data berupa hasil belajar/evaluasi dan aktivitas siswa ketika diamati dalam lembar pengamatan/observasi diperoleh dari proses kegiatan belajar mengajar siswa kelas IV Sekolah Dasar.

b) Guru kelas / wali kelas IV

Selain siswa guru juga merupakan sumber data bagi peneliti, dimana peneliti dapat memperoleh berbagai informasi tentang kondisi siswa mupun tentang hasil belajar.

c) Pengamat / Teman Sejawat

Guru kelas IV yang melakukan tindakan, diamati oleh teman sejawat, sehingga sumber data yang diperoleh berupa komponen pada lembar observasi. Hasil observasi teman sejawat sebagai bahan untuk penelitian dan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran STAD.

G.Prosedur Penelitian

PTK ini direncanakan dalam dua siklus. Tiap siklus akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan perubahan dan target yang ingin dicapai. Siklus

pertama merupakan awal dari pembelajaran IPS. Siklus selanjutnya merupakan perbaikan dari hasil refleksi siklus sebelumnya sehingga perubahan dan target yang ingin dicapai dapat terlihat berhasil atau tidaknya. Untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dilakukan tes melalui lembar kerja siswa dan lembar penilaian individu.

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus masing – masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan masing – masing dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan sebagai berikut:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

(21)

41

a. Pada siklus pertama, peneliti merencanakan rencana pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Merencanakan dan menyusun lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung berdasarkan langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD

c. Membuat instrumen pembelajaran salah satunya adalah mempersiapkan soal kuis dan soal tes kemampuan pemahaman siswa

d. Mempersiapkan lembar hasil pendapatan skor berkelompok

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah – langkah yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dengan menggunakan model Kooperatif tipe STAD yaitu mulai kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup/akhir. Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melakukan rencana pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut:

a. Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan b. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok secara heterogen

berdasarkan nilai evaluasi yang dimiliki siswa

c. Masing – masing siswa dalam setiap kelompok mengerjakan kuis dalam bentuk LKS yang peneliti berikan. Nilai dari setiap siswa diakumulasikan menjadi nilai kelompok.

d. Kelompok yang mendapat nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah (Reward) yang berpredikat sebagai tim super

e. Peneliti memberikan evaluasi pemahaman berupa tes tertulis

3. Tahap Observasi/Pengamatan

(22)

42

Anis Setiawati, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES 4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah semua data hasil observasi diolah dan dianalisis. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan ataupun kegagalan dalam pembelajaran sehingga dapat ditentukan langkah – langkah perbaikan pembelajaran untuk siklus selanjutnya.

a. Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa b. Peneliti berdiskusi dengan observer

c. Peneliti mengevaluasi LKS dalam tugas kelompok d. Peneliti mengevaluasi hasil pretes dan post tes

e. Hasil refleksi dari siklus I yang masih memiliki kekurangan akan diperbaiki dalam kegiatan siklus II

Siklus II

1. Perencanaan Penelitian

Penyusunan rencana tindakan siklus II dibuat berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Pada siklus dua, peneliti merencanakan rencana pembelajaran yakni Rencana

Perbaikan Pembelajaran (RPP) dan

b. Membuat kuis untuk pembelajaran secara berkelompok dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS)

c. Merencanakan dan menyusun lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung berdasarkan langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD

d. Mempersiapkan soal tes kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sebagai evaluasi untuk siswa

e. Mempersiapkan lembar hasil pendapatan skor secara berkelompok

2. Tahap pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II yaitu: a. Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan b. Siswa dibentuk dalam kelompok sesuai dengan pengelompokkan pada siklus I c. Peserta didik mengerjakan LKS yang telah disiapkan oleh guru

(23)

43

siklus II. D an skor pada siklus II menjadi skor kuis yang akan dihitung sebagai kontribusinya

e. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi dalam mengerjakan kuis akan mendapatkan Reward / hadiah

f. Peneliti memberikan evaluasi pemahaman berupa tes tertulis

3. Tahap Observasi

Observasi akan dilakukan terhadap aktivitas siswa dan guru menggunakan pedoman observasi yang akan dilaksanakan oleh observer pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi tersebut selanjutnya dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah semua data hasil observasi diolah dan dianalisis. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan ataupun kegagalan dalam pembelajaran sehingga dapat ditentukan langkah – langkah perbaikan pembelajaran untuk siklus selanjutnya.

H.Teknik Pengumpulan Data

Teknik analisis data penelitian ini adalah data kualitatif diolah dengan analisis deskriptif sedangkan data kuantitatif diolah dengan bentuk paparan narasi yang mengambarkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan dan pada saat siswa melaksanakan tes. Kegiatan ini berupaya memunculkan makna dari setiap data yang didapat, sehingga data itu tidak hanya bersifat deskriptif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan.

(24)

44

Anis Setiawati, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PROSES 1. Menghitung nilai rata – rata kelas

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatife tipe STAD.

�̅ =∑ �

Keterangan : �̅: Nilai rata-rata kelas

∑ �: Total nilai yang diperoleh siswa

� : Jumlah siswa

2. Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar

Persentase ketuntasan belajar kelas dapat dilihat dari banyaknya siswa yang telah mencapai atas ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus:

� =∑ ≥ 7 × %

Keterangan : ∑ ≥ 7 : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 70

n : Banyak siswa

100% : Bilangan tetap TB : Ketuntasan belajar

3. Menghitung Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Menurut Normalized Gain Score, Ujin deks gain bertujuan untuk menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

indeks gain =skor maksimum − skor pretesskor postes − skor pretes

(25)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data pada pembahasan hasil penelitian dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa IPS di SD yang

dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran pada penelitian ini mengalami perubahan pada setiap

siklusnya karena menerapkan model pembelajaran Kooperatife tipe STAD, dimana dalam kegiatan pembelajarannya lebih menekankan pada pembelajaran kerjasama secara berkelompok. Tahap – tahap pembelajaran pada penerapan model STAD adalah menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan/menyampaikan informasi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok – kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi dan memberikan penghargaan. Perencanaan ini dijadikan rambu – rambu dan acuan selama penelitian berlangsung. Dalam perencanaan siklus I dan

II dinilai direncanakan dengan baik, untuk perencanaan siklus II mengalami perubahan atas dasar hasil refleksi pada siklus I yaitu mengembangkan indikator sesuai dengan tingkat perkembangan yang akan dicapai oleh siswa, merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar yakni kognitif tingkat rendah dan menulis RPP sesuai dengan EYD dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

(26)

94

Anis Setiawati, 2015

3. Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada pembelajaran IPS materi masalah sosial di daerahnya. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dari setiap siklusnya. Nilai rata – rata kelas pada siklus I adalah 66,19, nilai rata – rata kelas pada siklus II adalah 80,00. Presentase kelulusan siswa yang sudah mencapai KKM pada siklus I adalah 48,38%, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,66%. Dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan, model pembelajaran STAD ini cocok untuk diterapkan di dalam kelas. Selain bisa meningkatkan hasil belajar siswa, model pembelajaran STAD ini juga meningkatkan proses pembelajaran.

B.Rekomendasi

Penelitian ini memberikan hasil yang positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran IPS. Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatife tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) siswa akan lebih semangat karena akan mendapatkan

reward untuk nilai tertinggi baik dalam kelompok maupun individu. Kemampuan

berinteraksi dengan teman – teman akan terasah dan terbiasa karena kegiatan pembelajaran ditekankan pada kegiatan kerja kelompok. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan sumbangan saran yang mudah – mudahnya bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan, terutama untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar pada umumnya.

1. Bagi Guru

a. Dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achieveent Divisions) guru harus melakukan pembelajaran dengan perencanaan

yang sesuai dengan dengan langkah – langkah atau fase – fase pada model pembelajaran STAD

(27)

95

ditampilkan pada saat proses pembelajaran yakni berbasis IT misalnya dengan menggunakan media audio visual sebagai pengantar materi untuk siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah harus memotivasi guru yang akan melakukan inovasi dan kreatifitasnya dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih beragam agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Sebelum melakukan penelitian, hendaknya peneliti melakukan pengkajian terhadap teori – teori mengenai model pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Divisions).

b. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan model STAD pada kompetensi dasar atau materi pokok lainnya, tetap disesuaikan dengan fase – fase pada model pembelajaran STAD.

c. Peneliti selanjutnya harus bisa mengatur waktu dalam proses pembelajaran. d. Peneliti selanjutnya harus lebih dapat memperhatikan dan membimbing siswa

satu persatu terutama kepada siswa yang kemampuan akademiknya rendah. e. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan model pembelajaran STAD untuk

mengetahui proses dan hasil belajar pada pelajaran yang berbeda.

f. Peneliti selanjutnya ketika melaksanakan penelitian lebih baik jarak antar siklus tidak terlalu jauh, sehingga siswa masih bisa memahami materi untuk siklus selanjutnya dan siswa juga akan terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan.

(28)

96

Anis Setiawati, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Anita, Y. (2014). Penerapan model Pembelajaran Cooperative Learning tipe

Student Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Pokok Bahasan Masalah Sosial di Lingkungan Setempat.Skripsi:Universitas Pendidikan Indonesia.

Ida, N. (2012). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Stad Kelas IVA Min Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Skripsi: Tersedia di Google Scholar.

Dwiyanti, A. (2013). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Pada

Materi Koperasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Devision Di Sd Negeri Tegalsari 8. Skripsi: Tersedia di

Google Scholar.

Nurhawati. (2014). Penerapan model Cooperative Learning tipe Student Team

Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Pembelajaran Konsep Pada Mata Pelajaran IPA Materi Sifat – Sifat Cahaya. Skripsi:Universitas

Pendidikan Indonesia.

Yuhesti, A. (2014). Penerapan model Pembelajaran Cooperative Learning tipe

Student Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Pokok Bahasan Masalah Sosial di Lingkungan Setempat.

Skripsi:Universitas Pendidikan Indonesia.

Ari, widodo, dkk. (2007).Pendidikan IPA di SD.Universitas Pendidikn Indonesia: Upi Press.

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin,H. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.

Conny, dkk. (1985).Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Daldjoeni,N. (1985). Dasar – dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni.

Dimyati. (2009).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, P. (2012).Strategi dan Model Pembelajaran.Jakarta Barat: PT Indeks.

Huda, M. (2015).Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jamil, S. ( 2014). Strategi Pembelajaran.Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

(29)

97

Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS.Bandung: UPI Press.

Kunandar. (2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Kurniawa, deni.(2011).Pembelajaran Terpadu Teori, Praktik dan Penelitian. Bandung: CV.Pustaka Cendekia Utama.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sapriya. (2012). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, A. (2015). Teori Belajar Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Slavin, Robert. (2015). Cooperativ Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sutikno, S. (2014). Metode & Model – model Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Suyadi. (2013). Panduan Penelitian Tindakan Kelas.Jogjakarta: Diva Press.

Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Internet:

http://eprints.uny.ac.id/1697/1/ISI.pdf [Online] 30-01-2015

journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/1019/929

http://lib.unnes.ac.id/18221/1/1402408090.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dirangkum Ha- sil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: (1) dari hasil observasi peningkatan indikator Self-Esteem menunjukkan bahwa

untuk mencurahkan semua perhatian terhadap usaha. 190 Kelompok dampingan dalam memulai kegiatan wirausahanya telah mampu berkomitmen dengan menyatukan visi, cita-cita, dan

dokumen identitas perusahaan dan dokumen identitas anggota direksi yang berwenang mewakili perusahaan untuk melakukan hubungan usaha dengan Bank bagi Calon Nasabah

1 Metode yang diguanakan dalam  Guru memberikan metode sudah pembelajaran sesuai dengan tujuan kegiatan sesuai dengan rancangan dan tujuan 2 Kegiatan pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengujian secara parsial bahwa faktor fundamental perusahaan meliputi : Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi kecap manis di PT Lombok Gandaria yaitu kacang kedelai, gula merah kelapa, garam, air dan rempah – rempah.. Standar mutu bahan baku yang

banyak hiburan dari kesenian yang lain, oleh karena pertunjukan Dramatari Macan Gadungan berkaitan dengan acara ritual adat, sehingga banyak warga masyarakat yang

Perlindungan hukum terhadap anak yang berkonflik dengan hukum dalam proses persidangan di pengadilandilakukan dalam bentuk: (1) selama proses persidangan, anak