• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA

MENGAJAR GURU DI KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

oleh

Yudi Purwana

1204800

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA

MENGAJAR GURU DI KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG

oleh Yudi Purwana

S.Pd. UPI Kampus Sumedang, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Yudi Purwana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Yudi Purwana 1204800

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

DI KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dr. Aan Komariah, M.Pd.

NIP 19700524 199402 2 005

Pembimbing II,

Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd.

NIP 19700929 199802 2 001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Dr. Aan Komariah, M.Pd.

(4)

Motto

Mulailah hidup dengan mata

dan hati yang berpendar

dengan doa dan harapan dalam melakukan apapun

yang dapat kau lakukan hari ini.

Keberhasilan adalah mendapatkan apa yang anda inginkan.

Kebahagiaan adalah menginginkan apa yang anda dapat.

Kupersembahkan karya ini

tuk:

Isteriku tercinta yang telah memberi semangat

dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan karya ini,

‘ma kas

ke-3 anakku sayang Diky, Desi & Irwansyah

Terlebih orang tuaku dan sanak saudara tercinta

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang”, ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015

Yang Membuat Pernyataan,

Yudi Purwana

(6)

KATA PENGANTAR

Tesis ini memaparkan kemampuan manajerial kepala sekolah dengan disiplin kerja guru terhadap kinerja mengajar guru yang mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan sumber-sumber daya pendidikan guna mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan, sehingga dengan kemampuan tersebut akan lebih mendorong terlaksananya penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan baik dan tepat.

Kinerja kemampuan manajerial kepala sekolah dikatakan baik bila mampu membawa peningkatan dan perubahan sikap dan perilaku bawahan (dalam hal ini guru). Perubahan sikap guru ditandai dengan sikap disiplin kerja guru dalam menjalankan tugasnya, dan perasaan puas yang dirasakan oleh guru. Perubahan perilaku guru ditunjukkan dengan keterlibatan dalam disiplin kerja guru dan kinerja mengajar guru, dukungan dan kesediaan guru menjalankan berbagai tugas yang diberikan oleh kepala sekolah. Melalui kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru yang tinggi maka akan meningkatkan kinerja mengajar guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru berkorelasi positif dengan kinerja mengajar guru.

Dalam penulisan tesis ini banyak sekali hambatan, kesulitan dan rintangan yang penulis temukan, baik dalam teknik penulisan, penyajian, pengumpulan/pengolahan data maupun dalam menyediakan sumber rujukan. Namun berkat bimbingan, bantuan, arahan, dan dorongan dari berbagai pihak, maka hambatan tersebut dapat teratasi.

Semoga Allah SWT senantiasa meridai, memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya bagi kita sekalian. Amin.

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan tesis ini, mengalami banyak sekali kendala yang dihadapi. Akan tetapi berkat bantuan, dorongan, dan kerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih ini pun penulis ingin sampaikan kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Aan Komariah, M.Pd., selaku pembimbing I dan Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan S2 Pascasarjana UPI yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam penyusunan tesis;

2. Ibu Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam penyusunan tesis;

3. Seluruh dosen Pascasarjana UPI yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berharga selama penulis menyelesaikan studi;

4. Seluruh staf akademik Pascasarjana dan perpustakaan UPI yang telah membantu dan memberi layanan selama penulis menyelesaikan studi;

5. Rekan-rekan seperjuangan Prodi Administrasi Pendidikan dan angkatan 2012 S2 Pascasarjana UPI yang telah membantu pelaksanaan penelitian;

6. Ibu Dra. Euis Sutianah, selaku Kepala UPTD TK, SD dan PNF Kecamatan Sukasari yang telah memberikan izin penelitian;

7. Seluruh Kepala SD Negeri se-Kecamatan Sukasari berserta guru, yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi, serta memberikan izin untuk mengadakan penelitian;

8. Istri tercinta Tating dan anakku tercinta Dicky, Desi & Irwansyah yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran serta do’a selama pelaksanaan penelitian;

(8)

10.Pihak-pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah membantu baik moril maupun materil.

Akhirnya dengan bertawakal kepada Allah SWT, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga semua amal baik yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT.

Bandung, Juni 2015 Penulis

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2006: 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru kelas SD Negeri di Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang yang berjumlah 82 orang. Adapun rinciannya dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Mengajar 1. SDN Sukasari 8 orang Guru Kelas

Penelitian sampel menurut Surakhmad (2008: 93) adalah “Penarikan sebagian populasi untuk mewakili dari seluruh populasi”. Sudjana (2011: 71),

juga menjelaskan pengertian sampel adalah “Proses menarik sebagian subjek,

gejala, atau objek yang ada pada populasi”. Begitu juga menurut Arikunto (2010:

(10)

penelitian selalu berhubungan dengan sejumlah objek yang akan diteliti baik berupa benda maupun manusia. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2006: 90). Mengenai berapa besarnya sampel tidak ada ketentuan yang jelas berapa jumlahnya yang akan diteliti yang diambil dari populasi, maka syarat utama dari sampel tersebut adalah mewakili dari populasi yang ada.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2006: 94) bahwa

nonprobability sampling adalah “Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih

menjadi sampel”.

Adapun tekniknya yang diangggap paling cocok dalam penelitian adalah

sampling jenuh. Sebagaimana dikatakan oleh Sugiyono (2006: 95) bahwa Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini sesuai dengan jumlah guru SD Negeri

Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang yang berjumlah 82 orang, maka semua anggota pupulasi siswa tersebut dijadikan sampel, karena jumlah populasi yang relatif kecil, dengan maksud untuk membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah “sensus, dimana semua anggota

populasi dijadikan sampel” (Sugiyono, 2006: 95).

(11)

Tabel 3.2 Keadaan Sampel Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Mengajar 1. SDN Sukasari 8 orang Guru Kelas

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi serta semua data dan informasi diwujudkan dalam bentuk angka, dengan analisis statistik parametrik. Menurut Sukmadinata (2012: 53) bahwa:

Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektifitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.

(12)

digunakan adalah analisis regresi linier sederhana, uji t, analisis regresi linier berganda, uji F, korelasi product moment dan analisis adjusted R2.

Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji persyaratan variabel yang meliputi uji normalitas data, uji homogenitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Langkah berikutnya setelah data dianalisis kemudian dipaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Uraian terakhir adalah kesimpulan, saran dan implikasi. Analisis statistik menggunakan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian ekspos fakto (expost facto research). Penelitian ex post facto adalah “Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono dalam Riduwan, 2010: 50). Selanjutnya, menurut Sukmadinata (2012: 53) adalah “Meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakukan (dirancang dan

dilaksanakan) oleh peneliti”.

(13)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan langkah yang utuh dan berurutan yang dibuat lebih dahulu sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari percobaan akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian. Dengan adanya desain penelitian, keyakinan akan diperoleh data yang cocok serta dapat dianalisis serta objektif semakin bertambah, dan inferensi yang valid terhadap populasi yang diinginkan akan terjamin diperoleh. Maka desain penelitian harus sederhana, efisien, serta efektif, sesuai dengan waktu, dan tenaga yang khusus dalam penelitian.

Menurut Supranto (2011: 237) desain penelitian pada dasarnya untuk

“Menentukan metode apa saja yang akan dipergunakan dalam penelitian”. Sedangkan Kerlingger (2004: 483) mengungkapkan bahwa “Desain penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan struktur (model/paradigma) penyelidikan yang disusun sedemikian rupa untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

(14)

h1

h3

h2

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X1 : Manajerial kepala sekolah

X2 : Disiplin kerja guru

Y : Kinerja mengajar guru

h1 : Besarnya regresi sederhana X1 terhadap Y

h2 : Besarnya regresi sederhana X2 terhadap Y

h3 : Besarnya regresi ganda X1 dan X2 terhadap Y

Pemilihan desain penelitian Gambar 3.1 didasarkan pada keinginan peneliti untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan manajerial kepala sekolah, disiplin kerja guru dan kinerja mengajar guru di SD Negeri Kecamatan Sukasari, serta pengaruhnya baik langsung maupun tidak langsung dari variabel-variabel penelitian yang ditetapkan sebagai berikut:

a. Kemampuan manajerial kepala sekolah berfungsi sebagai variabel bebas

(independent variable) yang selanjutnya diberi notasi � .

b. Disiplin kerja guru berfungsi sebagai variabel bebas (independent variable) yang selanjutnya diberi notasi �

Manajerial Kepala Sekolah

(X1)

Disiplin Kerja Guru

(X2)

Kinerja Mengajar

(15)

c. Kinerja mengajar guru dalam mengajar berfungsi sebagai variabel terikat

(dependent variable) yang selanjutnya diberi notasi Y

Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh data yang hasilnya akan diolah, dianalisis dan ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat akan berlaku bagi seluruh populasi yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini ditentukan juga taraf kepercayaan (confindence level) pada pengujian yang dilakukan. Peneliti menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 (5%), artinya tingkat kepercayaan pengujiannya adalah 95%.

D. Definisi Operasional

Secara operasional variabel perlu didefinisikan dengan tujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu varibel terikat, yaitu:

1. Kemampuan manajerial kepala sekolah (variabel bebas = X1) merupakan

kemampuan kepala sekolah dalam menggunakan input-input manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengatur sumber daya manusia dengan menunjukan bahwa kepala sekolah bertindak selaku seorang manajer yang berkaitan dengan pendayagunaan sumber-sumber daya sekolah meliputi: membuat visi dan misi, mensosialisasikan visi dan misi, pemberdayaan guru pada pelaksanaan program, menetapkan program, melaksanakan program, melakukan pengawasan program, monitoring dan supervisi, evaluasi dan tindak lanjut, evaluasi program, dan perbaikan pelaksanaan program.

2. Disiplin kerja guru (variabel bebas = X2) merupakan sikap mental sumber

(16)

3. Kinerja mengajar guru dalam mengajar (variabel terikat = Y1), merupakan

perwujudan kemampuan dan keterampilan berdasarkan kewenangan yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas pokoknya, yaitu keterampilan mengajar. Perwujudan kemampuan tersebut adalah kegiatan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun bahan ajar, merencanakan kegiatan pembelajaran, memilih sumber/media pembelajaran, memulai pembelajaran dengan efektif, menguasai materi pelajaran, menerapkan strategi pembelajaran, memanfaatan sumber/media pembelajaran, mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, menggunakan bahasa yang benar dan tepat, mengakhiri pembelajaran dengan efektif, merancang alat evaluasi dengan tepat, menggunakan berbagai prosedur dan alat penilaian, dan memanfatkan berbagai hasil penilaian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah “Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian” (Sugiyono, 2006: 102). Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Penelitian ini bermaksud meneliti tentang pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru terhadap kinerja mengajar guru SD di Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini melalui kuesioner (angket) dan dokumentasi. Kuesioner (angket) dimaksudkan untuk mencari data primer tentang kemampuan manajerial kepala sekolah, disiplin kerja guru, dan kinerja mengajar guru. Adapun dokumentasi digunakan untuk mengetahui data jumlah guru, pendidikan guru, status kepegawaian dan catatan kegiatan guru.

F. Hasil Pengujian Hipotesis

(17)

ketepatan (validitas) dan kehandalan (reliabilitas) yang memadai. Pengujian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket menggunakan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16. Hasil pengujian angket dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid artinya “instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur” (Sugiyono, 2006: 348). Untuk

mengetahui instrumen yang telah disusun tersebut valid atau tidak maka perlu dilakukan uji validitas instrumen. Pengujian validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian validitas konstruk (construct validity) yaitu

“validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur

pengertian suatu konsep yang diukurnya” (Siregar, 2013: 77).

Untuk menguji validitas kontruk, langkah yang ditempuh adalah meminta pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tetang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli dalam hal ini dosen pembimbing. Setelah pengujian konstruk dari dosen pembimbing selesai, maka diteruskan dengan uji coba (try out) instrumen kepada responden di luar anggota sampel.

Langkah berikutnya setelah data ditabulasikan adalah pengujian validitas konstruk dengan cara mengkorelasikan antara jumlah skor setiap butir instrumen dengan total skor semua butir instrumen. Teknik korelasi yang digunakan untuk melakukan uji validitas konstruk adalah korelasi Product Moment dari Pearson.

Menurut Siregar (2013: 77) adalah “suatu instrumen penelitian dikatakan valid

apabila koefisien korelasi product moment (hitung) > 0,30 dan hitung >

r-tabel”. Apabila kedua syarat tersebut terpenuhi, maka proses pengujian dan analisis data dapat dilanjutkan.

(18)

adalah 30% dari jumlah populasi/sampel yaitu sebanyak 25 orang. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen, perhitungan statistik menggunakan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16. Hasil pengujian angket dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Uji Validitas Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

Uji validitas instrumen dilakukan terhadap 25 orang responden di luar anggota sampel. Hasil nilai korelasi (r-hitung) selanjutnya dibandingkan dengan tabel pearson product moment (r-tabel). Pengujian dengan menggunakan uji 2 sisi pada taraf signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 25 atau df = 23, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,396. Hasil uji validitas dari setiap butir pernyataan pada variabel kemampuan manajerial kepala sekolah dapat diketahui bahwa angket yang digunakan untuk mengukur variabel kemampuan manajerial kepala sekolah (X1)

memenuhi syarat validitasnya. Dari hasil jawaban responden dalam uji coba angket, 11 (sebelas) butir peryataan setelah dianalisis diperoleh hasil rhitung > rtabel

(0,396) dan rhitung > 0,30. Kemudian nilai rata-rata rhitung (0,580) > rtabel (0,396),

sehingga dapat disimpulkan bahwa angket penelitian dinyatakan valid. Dengan demikian angket layak dan memenuhi syarat untuk mengukur dan memperoleh data dari variabel kemampuan manajerial kepala sekolah (X1).

b. Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja Guru

Uji validitas instrumen dilakukan terhadap 25 orang responden di luar anggota sampel. Hasil nilai korelasi (r-hitung) selanjutnya dibandingkan dengan tabel pearson product moment (r-tabel). Pengujian dengan menggunakan uji 2 sisi pada taraf signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 25 atau df = 23, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,396. Hasil uji validitas dari setiap butir pernyataan pada variabel disiplin kerja guru (X2) dapat diketahui bahwa angket yang digunakan untuk

mengukur variabel disiplin kerja guru (X2) memenuhi syarat validitasnya. Dari

hasil jawaban responden dalam uji coba angket, 11 (sebelas) butir peryataan setelah dianalisis diperoleh hasil rhitung > rtabel (0,396) dan rhitung > 0,30. Kemudian

nilai rata-rata rhitung (0,673) > rtabel (0,396), sehingga dapat disimpulkan bahwa

(19)

syarat untuk mengukur dan memperoleh data dari variabel disiplin kerja guru (X2).

c. Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru

Uji validitas instrumen dilakukan terhadap 25 orang responden di luar anggota sampel. Hasil nilai korelasi (r-hitung) selanjutnya dibandingkan dengan tabel pearson product moment (r-tabel). Pengujian dengan menggunakan uji 2 sisi

pada taraf signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 25 atau df = 23, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,396. Hasil uji validitas dari setiap butir pernyataan pada variabel

kinerja mengajar guru dapat diketahui bahwa angket yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja mengajar guru (Y) memenuhi syarat validitasnya. Dari hasil jawaban responden dalam uji coba angket, 14 (empat belas) butir peryataan setelah dianalisis diperoleh hasil rhitung > rtabel (0,396) dan rhitung > 0,30. Kemudian

nilai rata-rata rhitung (0,651) > rtabel (0,396), sehingga dapat disimpulkan bahwa

angket penelitian dinyatakan valid. Dengan demikian angket layak dan memenuhi syarat untuk mengukur dan memperoleh data dari variabel kinerja mengajar guru (Y).

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010: 86) suatu instrumen dikatakan mempunyai taraf kepercayaan (reliabilitas) yang tinggi jika instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan. Alat pengukur yang reliabel, kalau hasil pengukuran dengan alat tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan oleh orang yang sama dalam waktu yang berlainan atau oleh orang yang berlainan dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan. Jadi yang dimaksud reliabilitas suatu alat pengukur adalah sejauh mana alat pengukur tersebut memiliki ketetapan, keajegan terhadap hasil pengukuran, walaupun pengukuran itu dilakukan dalam waktu yang berlainan oleh orang yang berbeda.

(20)

teknik Cronbach’s Alpha. Pertimbangannya adalah karena data diambil dari instrumen dalam bentuk skala dengan beberapa pilihan seperti: a) Selalu (SL), b) Sering (SR), c) Kadang-Kadang (KD), d) Jarang (JR), dan e) Tidak Pernah (TP). Menurut Sekaran (2006: 182) bahwa pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas ditentukan sebagai berikut: (1) Cronbach’s Alpha < 0,60 berarti reliabilitas buruk,

(2) Cronbach’s Alpha 0,60 –0,79 berarti reliabilitas diterima, dan (3) Cronbach’s

Alpha > 0,80 berarti reliabilitas baik. Sedangkan menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2011: 48) alat ukur dapat dikatakan reliabel jika nilai reliabilitas > 0,70.

Responden yang dijadikan sample dalam uji reliabilitas instrumen adalah guru-guru di SDN Sukasari, SDN Sukamulya dan SDN Manglayang II. Besarnya adalah 30% dari jumlah populasi/sampel yaitu sebanyak 25 orang. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, perhitungan statistik menggunakan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16.

Hasil dari uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan atau konsistensi dari instrumen penelitian. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha. Kriterianya apabila pengujian tersebut menunjukkan Cronbach’s Alpha > 0,70, maka butir-butir pernyataan dalam angket dapat dikatakan reliabel atau handal. Hasil uji reliabilitas angket dari variabel kemampuan manajerial kepala sekolah, disiplin kerja guru dan kinerja mengajar guru dapat diketahui bahwa angket dalam penelitian ini memenuhi syarat reliabilitas karena hasil perhitungan dari ketiga variabel semuanya diperoleh nilai Cronbach’s Alpha > 0,70. Bahkan dapat dikatakan “reliabilitas

baik” karena angka yang diperoleh semua ≥ 0,800. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa angket yang digunakan dalam penelitian ini reliabel (handal) sebagai alat pengumpul data. Oleh karena itu analisis penelitian dapat dilanjutkan.

G. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket (kuesioner) dan dokumentasi.

(21)

Angket adalah “cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan

cepat” (Sudjana, 2011: 8). Selanjutnya untuk menghasilkan data kuantitatif,

angket dilengkapi dengan skala pengukuran. Dengan skala pengukuran, maka nilai variabel yang diukur menggunakan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.

Dalam penelitian ini digunakan Skala Likert, yaitu untuk mengukur mengenai sikap, pendapat, dan persepsi guru tentang masalah yang menjadi variabel penelitian yang terdiri atas variabel kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru terhadap kinerja mengajar guru. Dengan skala likert, ketiga macam variabel yang akan diukur selanjutnya dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Ada 5 (lima) pilihan jawaban pada setiap item pertanyaan yaitu : a) Selalu (SL), b) Sering (SR), c) Kadang-Kadang (KD), d) Jarang (JR), dan e) Tidak Pernah (TP). (Riduwan, 2010: 277). Setiap pertanyaan yang sudah dijawab oleh responden kemudian diberi skor sebagai berikut:

a. Jawaban Selalu (SL): diberi skor 5 b. Jawaban Sering (SR): diberi skor 4

c. Jawaban Kadang-Kadang (KD) : diberi skor 3 d. Jawaban Jarang (JR) : diberi skor 2

e. Jawaban Tidak Pernah (TP) : diberi skor 1

2. Dokumentasi

(22)

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Diskriptif

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptip digunakan untuk mendeskripsikan variabel pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah (X1) disiplin kerja guru (X2) terhadap

kinerja mengajar guru (Y) dengan cara menghitung rata-rata masing-masing variabel penelitian seperti tampak pada Tabel 3.2.

Tabel 3.3

Kriteria Penafsiran Kondisi Variabel Penelitian

Rata-Rata Skor Penafsiran

4,2 – 5,0 Sangat Tinggi

3,4 – 4,1 Tinggi

2,6 – 3,3 Sedang

1,8 – 2,5 Rendah

1,0 – 1,7 Sangat Rendah

(Sumber: Sugiyono, 2006: 105) a. Deskripsi Responden

Diskripsi responden meliputi nama, pendidikan, jenis kelamin, status kepegawaian, golongan dan unit kerja. Responden dalam penelitian ini adalah guru yang bekerja di SD Negeri Kecamatan Sukasari sebanyak 82 orang. Untuk penentuan responden berdasarkan status kepegawaiannya, yaitu yang berstatus PNS dan non PNS.

b. Hasil Deskripsi Responden

(23)

ini identitas responden dapat diketahui melalui 3 (tiga) indikator yang meliputi jenis kelamin, status kepegawaian, dan pendidikan. Gambaran responden dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh keadaan responden yaitu guru SDN Sukasari, SDN Margaluyu, SDN Mulyasari, SDN Puncak, SDN Sukamulya, SDN Genteng, SDN Manglayang I, SDN Manglayang II, SDN Padasuka, SDN Neglasari, dan SDN Nanggerang di Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Keadaan responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa responden laki-laki dan wanita berimbang jumlahnya, yaitu 45 responden laki-laki (54,9 %) dan 37 responden perempuan (45,1 %). Kemudian setelah data di kelompokkan berdasarkan jenis kelamin, untuk mengetahui perbedaan tingkat kinerja mengajar guru laki-laki dan perempuan diperoleh skor rata-rata (mean) variabel kinerja mengajar guru untuk kelompok guru laki-laki sebesar 60,07 dan kelompok guru perempuan sebesar 60,68. Jadi hasilnya kelompok guru perempuan lebih tinggi dari kelompok guru laki-laki. Angka ini menggambarkan bahwa kinerja mengajar guru perempuan lebih tinggi dibanding dengan guru laki-laki. Temuan ini sejalan

dengan pendapat Sopiah (2008: 14) bahwa “Karyawan wanita memiliki sejumlah

kelebihan dibanding karyawan laki-laki. Karyawan wanita cenderung lebih rajin, disiplin, teliti dan sabar”. Pendekatan psikologi menyatakan bahwa wanita lebih patuh pada aturan dan otoritas. Sedangkan laki-laki lebih agresif, sehingga lebih besar kemungkinan mencapai sukses walaupun perbedaan ini terbukti sangat kecil.

Data berikutnya adalah keadaan responden berdasarkan status kepegawaian dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) golongan. Kelompok dengan jumlah responden terbanyak adalah PNS golongan IV sebanyak 34 orang (41,5%). Berikutnya adalah responden PNS golongan III sebanyak 33 orang (40,2%) dan yang belum bergolongan atau non PNS sebanyak 15 orang (18,3%).

(24)

golongan III sebesar 59,36 dan PNS golongan IV sebesar 58,00. Jadi hasilnya kelompok guru non PNS lebih tinggi dari kelompok guru PNS golongan III dan IV. Angka ini menggambarkan bahwa kinerja mengajar guru non PNS lebih tinggi dibandingkan dengan guru PNS golongan III dan IV.

Analisis yang dapat dijelaskan dari temuan ini adalah adanya faktor usia dan masa kerja yang dapat mempengaruhi perbedaan kinerja mengajar guru non PNS dan guru PNS golongan III dan IV. Dari segi usia dan masa kerja, khususnya guru PNS golongan IV adalah guru-guru dengan usia yang sudah tua dan masa kerja yang sudah lama, dibandingan dengan guru PNS golongan III dan non PNS. Guru yang usianya sudah tua dan masa kerjanya sudah lama, cenderung kinerja dan produktivitasnya sudah menurun. Kesimpulan ini sesuai dengan pernyataan

Robbins (2006: 63) bahwa “Kinerja karyawan menurun seiring dengan

bertambahnya usia. Artinya semakin tua seseorang maka prestasi kerjanya akan

semakin menurun karena faktor biologis alamiah”. Hal yang sama menurut Sopiah (2008: 14) bahwa “Secara empiris terbukti usia menentukan kemampuan

seorang untuk bekerja, termasuk bagaimana dia merespon stimulus yang dilancarkan individu/pihak lain”. Namun ada hal positif bagi guru yang usianya sudah tua yaitu kaya akan pengalaman dan pengetahuan, etika kerja yang kuat, serta komitmen terhadap kualitas.

Kemudian untuk masa kerja, khususnya guru-guru PNS golongan III dan IV dengan masa kerja yang sudah lama terbukti kinerjanya juga menurun. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sopiah (2008: 14) yaitu “Belum ada bukti yang

menunjukkan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka tingkat

produktivitasnya akan meningkat”. Namun demikian banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa semakin lama seseorang bekerja, maka semakin rendah keinginannya untuk meninggalkan pekerjaannya.

(25)

mapan dari segi penghasilan, tempat tinggal dan status kepegawaian. Semua harapan dan keinginan sudah terpenuhi sehingga dalam bekerja cenderung statis. Berbeda dengan guru yang statusnya masih non PNS (Wiyata Bhakti). Kelompok guru ini rata-rata usianya masih muda dan memiliki motivasi tinggi dalam bekerja. Keinginan dan harapannya masih tinggi untuk diangkat menjadi PNS, sehingga mereka bekerja secara maksimal. Namun karena usia yang masih muda dan masa kerja yang sedikit, kelompok guru ini masih kurang pengalaman sehingga dalam bekerja perlu dibimbing dan didampingi oleh guru yang sudah tua (senior).

Selanjutnya, keadaan responden berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah responden berpendidikan S1 sebanyak 74 orang (90,2%). Sedangkan responden berpendidikan S2 hanya 3 orang (3,7%). Selebihnya adalah responden berpendidikan D3 sebanyak 5 orang (6,1%). Kemudian setelah data di kelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan, untuk mengetahui perbedaan tingkat kinerja mengajar guru yang berpendidikan D3, S1 dan S2 diperoleh skor rata-rata (mean) variabel kinerja mengajar guru untuk kelompok guru yang berpendidikan D3 sebesar 59,81, pendidikan S1 sebesar 64,80 dan pendidikan S2 sebesar 66,00. Jadi hasilnya kelompok guru yang berpendidikan S2 lebih tinggi dari kelompok guru yang berpendidikan S1 dan D3. Angka ini menggambarkan bahwa kinerja mengajar guru yang berpendidikan S2 lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang berpendidikan S1 dan D3.

(26)

kinerja yang lebih baik, yaitu kreatif. Individu yang cerdas memiliki kemampuan mempelajari pekerjaan lebih cepat, mampu beradaptasi dalam keadaan yang berubah, dan mampu menemukan solusi untuk meningkatkan kinerja.

Secara psikologi kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya seorang guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan tugas sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, seorang pegawai (guru) perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in th right place, the

right man on the right job). Dengan pemberian tugas guru yang sesuai dengan

bidangnya maka dapat meningkatkan efetivitas dan mutu pembelajaran. c. Deskripsi Variabel

Diskripsi variabel berupa perhitungan-perhitungan statistik yang meliputi mean, median, dan mode serta tabel distribusi frekuensi yang diperoleh dari hasil tabulasi kuesioner responden. Diskripsi variabel tersebut digunakan untuk memperoleh gambaran kecenderungan jawaban responden terhadap kuesioner didasarkan pada pendapat Riduwan (2010: 277), apakah cenderung menjawab a) Selalu (SL), b) Sering (SR), c) Kadang-Kadang (KD), d) Jarang (JR), dan e) Tidak Pernah (TP).

d. Hasil Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel merupakan hasil perhitungan statistik yang meliputi jumlah (frekuensi) dan presentase jawaban responden untuk setiap butir pernyataan serta perhitungan statistik terhadap nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), dan nilai yang sering muncul (mode) untuk setiap indikator pernyataan dalam penelitian.

(27)

skor 3, (d) Jarang (JR) skor 2, dan (e) Tidak Pernah (TP) skor 1 (Riduwan (2010: 277). Deskripsi variabel yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi variabel kemampuan manajerial kepala sekolah terdiri 11 indikator, disiplin kerja guru terdiri dari 11 indikator, dan variabel kinerja mengajar guru terdiri 14 indikator.

2. Uji Persyaratan

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data suatu variabel penelitian mengikuti distribusi data yang normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Tingkat kenormalan data sangat penting, karena dengan data yang berdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi.

Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan uji One Sample

Kolmogorof-Smirnov. Metode ini prinsip kerjanya adalah membandingkan

frekuensi kumulatif distribusi teoritik dengan frekuensi kumulatif distribusi empirik/observasi (Siregar, 2013: 153). Kriteria pengujiannya adalah: (1) jika nilai Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan (2) jika nilai Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2012: 38).

Di samping analisis statistik melalui uji One Sample Kolmogorof-Smirnov, untuk mengetahui normalitas data dilakukan analisis grafik histogram. Menurut Ghozali (2011: 160) analisis grafik histogram yaitu membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika data berdistribusi normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal. Pada prinsipnya normalitas data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2011: 163) adalah:

(28)

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Adapun variabel yang akan diuji normalitasnya meliputi variabel kemampuan manajerial kepala sekolah (X1), disiplin kerja guru (X2), dan kinerja

mengajar guru (Y). Pengujian normalitas data menggunakan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari sampel yang diperoleh homogen atau tidak dengan membandingkan kedua variansnya. Jika kedua variansnya sama besar, maka uji homogenitas ini tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dapat dianggap homogen. Namun untuk varians yang tidak sama besarnya, perlu diadakan pengujian homogenitas melalui uji kesamaan dua varians ini. Persyaratan agar pengujian homogenitas dapat dilakukan adalah apabila kedua datanya telah terbukti berdistribusi normal.

Dalam penelitian ini uji homogenitas data menggunakan metode varians terbesar dibandingkan dengan varians terkecil. Kriterianya jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok data adalah sama (Priyatno, 2012: 45). Uji homogenitas digunakan sebagai syarat jika akan melakukan uji t 2 sampel bebas (Independent Samples T Test) dan uji varian satu jalan (One Way ANOVA). Pengujian homogenitas menggunakan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16.

c. Uji Linieritas

(29)

From Linearity > 0,05 maka kedua variabel berhubungan secara linier (Priyatno, 2012: 40).

Adapun variabel-variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel kemampuan manajerial kepala sekolah (X1) dengan kinerja mengajar guru (Y) dan

variabel disiplin kerja guru (X2) dengan kinerja mengajar guru (Y). Pengujian

linieritas menggunakan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16. d. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi (Priyatno, 2013: 56). Suatu model regresi dikatakan mengalami multikolinieritas jika ada hubungan linier yang sempurna pada beberapa atau semua variabel independen. Jika terjadi hubungan antar sesama variabel independen maka dikatakan variabel tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel yang nilai korelasi antar variabel independen sama dengan nol. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Dalam penelitian ini uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Kriterianya apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dinyatakan model tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2011: 174). Pengujian multikolinieritas menggunakan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16.

e. Uji Heteroskedastisitas

(30)

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan uji heteroskedastisitas yaitu Spearman’s Rho Testing, Uji Glejser dan Grafik Plot.

Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan metode Uji Glejser dan Grafik Plot. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel independen terhadap nilai absolut residual. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi, dan absolut adalah nilai mutlaknya. Kriterianya adalah jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali dalam Priyatno, 2013: 62).

Grafik Plot dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar analisis: (1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, (2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139). Pengujian heteroskedastisitas dengan fasilitas komputer program Aplikasi SPSS versi 16.

3. Uji Hipotesis Penelitian

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam penelitian ini analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menguji hipotesis tunggal antara satu variabel independen dan satu variabel dependen. Jadi ada dua macam hipotesis yang akan di uji yaitu Hipotesis 1: pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah (X1) terhadap kinerja mengajar guru (Y) dan Hipotesis

2: pengaruh disiplin kerja guru (X2) terhadap kinerja mengajar guru (Y).

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus persamaan analisis regresi linier sederhana yaitu:

(31)

Ŷ = Variabel dependen X = Variabel independen a = Nilai konstanta b = Koefisien regresi b. Uji t

Uji t atau uji koefisien regresi sederhana digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain apakah variabel kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Untuk itu uji t dilakukan dengan cara membandingkan besarnya nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengujiannya adalah jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima, dan sebaliknya jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak. c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Analisis regresi ganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis ganda yaitu Hipotesis 3: pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah (X1) disiplin kerja guru (X2) terhadap

kinerja mengajar guru (Y).

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus persamaan analisis regresi linier berganda yaitu:

Keterangan:

Ŷ = Variabel kinerja mengajar guru

X1 = Variabel kemampuan manajerial kepala sekolah

X2 = Variabel disiplin kerja guru

a = Nilai konstanta

b1 = Koefisien regresi kemampuan manajerial kepala sekolah

b2 = Koefisien regresi disiplin kerja guru

(32)

d. Uji F

Uji F atau uji koefisien regresi secara simultan digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain apakah variabel kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Untuk itu Uji F dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya adalah jika

Fhitung≤ Ftabel maka Ho diterima, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak.

e. Analisis Korelasi Product Moment

Analisis korelasi product moment digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel independen dengan variabel dependen secara linier. Data yang digunakan berskala interval atau rasio. Menurut Trihendradi (2013: 134) koefisien korelasi yang terbentuk dari hubungan dua variabel memiliki dua makna, yaitu arah hubungan (positif atau negatif) dan besar hubungan (lemah, sedang dan kuat). Nilai korelasi (r) adalah 0 sampai 1 (hubungan positif) atau 0 sampai -1 (hubungan negatif). Semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya apabila nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

Menurut Sugiyono (2006: 184) pedoman untuk menginterpretasikan hasil koefisien korelasi sebagai berikut:

1) 0,00 – 0,199 = sangat rendah 2) 0,20 – 0,399 = rendah

3) 0,40 – 0,599 = sedang 4) 0,60 – 0,799 = kuat

5) 0,80 – 1,000 = sangat kuat

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi hubungan, dilakukan uji

signifikan dengan uji dua sisi pada tingkat signifikansi α = 0,05. Kriteria

(33)

f. Analisis Adjusted R2

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.

Kemampuan manajerial kepala sekolah di SD Negeri Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang dalam membuat visi dan misi, mensosialisasikan visi dan misi, pemberdayaan guru pada pelaksanaan program, menetapkan program, melaksanakan program, melakukan pengawasan program, monitoring dan supervisi, evaluasi dan tindak lanjut, evaluasi program, dan perbaikan pelaksanaan program sesuai dengan hasil pengolahan data termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Kemampuan disiplin kerja guru di SD Negeri Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang dalam ketepatan waktu, efisien dalam jam kerja, kesadaran dalam bekerja, tugas sebagai guru, tanggung jawab, membimbing dan mendidik, kerjasama, kepatuhan pada peraturan, memegang rahasia jabatan, kepribadian, dan mengutamakan kepentingan negara sesuai dengan hasil pengolahan data termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Kemampuan kinerja mengajar guru di SD Negeri Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang dalam perencanaan pembelajaran, menyusun bahan ajar, merencanakan pembelajaran, memilih sumber/media pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, menguasai materi menerapkan strategi pembelajaran, memanfaatan sumber/media pembelajaran, mendorong keterlibatan siswa, menggunakan bahasa yang benar, mengakhiri pembelajaran, penilaian pembelajaran, prosedur dan alat penilaian, dan memanfatkan hasil penilaian sesuai dengan hasil pengolahan data termasuk dalam kategori sangat tinggi.

(35)

Pengaruh disiplin kerja guru terhadap kinerja mengajar guru SD secara langsung maupun tidak langsung termasuk sangat tinggi.

Pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru terhadap kinerja mengajar guru sangat tinggi.

B. Saran/Rekomendasi

Sebagai akhir dari tulisan, di bawah ini diberikan saran-saran berkaitan dengan guru terhadap hasil penelitian untuk meningkatkan kinerja mengajar guru perlu adanya peningkatan dalam:

1. Kemampuan manajerial kepala sekolah berupa monitoring dan supervisi, serta evaluasi dan tindak lanjut. Untuk disiplin kerja guru dalam memegang rahasia jabatan dan kepribadian.

2. Ketentuan jam kerja, melaksanakan tugas penuh tanggung jawab, dan budaya disiplin.

3. Kegiatan KKG untuk memecahkan berbagai persoalan dalam rangka meningkatkan kinerja mengajar guru.

4. Menyusun rencana aksi sekolah (action plan school) tentang pembinaan dan pengembangan profesi guru dengan memperhatikan faktor kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru.

5. Memberikan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) agar dirancang secara komprehensif dengan kriteria yang tepat dan dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel dalam meningkatkan kinerja mengajar guru.

6. Profesionalisme dan kinerja mengajar guru agar lebih memeperhatikan faktor kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru di sekolah, melalui pemberdayaan tugas dan fungsi pengawas sekolah dalam bidang supervisi akademik.

(36)

Berdasarkan uraian tersebut, maka hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi manajemen dan organisasi pengambil kebijakan di bidang pendidikan sebaga berikut.

1. Bagi manajemen, dalam mengambil kebijakan dan keputusan yang menyangkut kinerja mengajar guru, dapat memperhatikan dan mempertimbangkan tentang pentingnya faktor kemampuan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, S. (2012). “Pengaruh Keterampilan Teknis, Keterampilan Sosial, Keterampilan Konseptual, dan Keterampilan Manajerial Terhadap Kinerja

Kepala Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Jakarta Pusat”. Jurnal

Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana UNJ, Volume 2 Nomor 6,

September 2012.

Alma, T. (2003). Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru. Cianjur: CV Dinamika Karya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Admodiwirio, S. (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Ardadiza Jaya.

Barnawi & Arifin, M. (2012). Kinerja Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz M. Berk, R.A. (1986). Performance Assessment. London: The Johns Hopkins Press

Ltd.

Berry, B. (2005) The future of teacher education. Journal of Teacher Education, May 1.

Brotosedjati, S. (2012). “Kinerja Guru Yang Telah Lulus Sertifikasi Guru Dalam Jabatan”. Jurnal Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana IKIP PGRI Semarang, Volume 1 Nomor 2, Agustus 2012.

Burhanudin. (2004). Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Byars, Lloyd L. & Rue, Leslie W. (1991). Human Resource Management. Third Edition. Boston: Irwin Inc.

Darmawan, D. (2013). Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Surabaya: Pena Semesta.

Darling-Hammond (2006) Powerful Teacher Education. San Francisco-CA: Jossey-Bass.

(38)

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Dharma, A. (2003). Dicari Kepala Sekolah yang Kompeten,

http://artikel/adharma.htm/

Ditjend. Dikdasmen. (2002). Kompetensi: Memiliki Jiwa Kepemimpinan. Jakarta: Ditjend. Dikdasmen.

Fathoni, A. (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitosudarmo, I. dan Mulyono, A. (2009). Prinsip Dasar Managemen (Edisi 3) Yogjakarta: BPFE.

Gomez M., D.B. Balkin and R.L. Cardy. (2001). Manajing Human Resources. USA: Prentice Hall.

Gusti. (2012). “Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru.” Jurnal Penelitian, Prodi Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY.

Hall, Gene E, Linda F. Quinn & Donna M. Gollnick. (2008). The Joy of Teaching Making a Difference in Student Learning. Jakarta: PT. Indeks.

Hamalia. (2001). Administrasi Pendidikan Dasar Tioritis untuk Praktek

Profesional. Bandung: Penerbit Angkasa

Handoko, T. H. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Haryanto, dkk. (2001). Supervisi Oleh Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dalam

Proses Pembelajaran serta Kegiatan Belajar. Semarang: Lembaga

Penelitian Universtas Negeri Semarang.

Hasibuan, M. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung Agung.

Herbert, Theodore T. (2001). Dimensions of Organizational Behavior (2 nd Ed). New York: Macmillan Publishing Co.Inc.

(39)

Indiono, D.T. (2003). “Hubungan Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah dengan

Kinerja Guru Pembimbing pada SMU Negeri di Kabupaten Kendal”.

Tesis. Tidak dipublikasikan. Semarang: PPs Universitas Negeri Semarang.

Judanto, T. (2002). “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Bank

Danamon Semarang Pemuda)”. Tesis. Semarang. Program Pascasarjana

Magister Manajemen Universitas Dipenogoro.

Kadarman, A.M. & Udaya, J. (2006). Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kanzt. (2003). Managing By Influence. Prentice. New Jersey: Hall: Inc.

Kerlingger, F. N. (2004). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Khodijah, N. (2010). “Kinerja Guru Pasca Sertifikasi.” Hasil Penelitian, Fakultas

Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.

Law, S. and Glover, D. (2000). Educational Leadership And Learning Practice

Policy and Research. England: Open University Press.

Lunenburg, Fred C and Allan C. Ornstein. (2000). Educational Administration;

Concepts and Practices.USA: Wadsworth.

Mangkunegara, A. A. dan Anwar P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mathis, R.L dan Jackson, J.H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 1. Jakarta: Salembe Empat.

Miftah, T. (2001). Kepemimpinan dalam Manajemen: Suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta: Rajawali Press.

Mulyadi, (2002). Total Quality Management. Yogyakarta: Aditya Media.

Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK; Bandung, Remaja Rosdakarya.

---. (2005/2007). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS): Konsep,

Strategi, dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

(40)

---. (2009). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munfaat, A. (2001). “Hubungan Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SLTP Negeri di Kabupaten

Pati”. Tesis tidak dipublikasikan. Semarang: PPs Universitas Negeri

Semarang.

Musliadi. (2012). “Metode Pembinaan Disiplin Pegawai”. Artikel, (Online),

http://musliadipnl.files.wordpress.com/2012/01/, diskses 18 April 2013). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri PAN Nomor: PER/87/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman

Peningkatan Pelaksanaan Efisiensi, Penghematan dan Disiplin Kerja.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil.

Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Priyatno, D. (2012). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Oktaviana, M. (2012). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Karyawan PT. Hutama Karya Wilayah I Medan”. Hasil Penelitian.

Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau.

Orlich, D.C., et.al. (2007). Teaching Strategies: a guide to effective instruction. New York: Houghton Mifflin Company.

Rachmawati, dkk. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media.

Reinhartz, Judy & Don M. Beach.(2004). Educational Leadership: Changing

Schools, Changing Roles. USA: Pearson.

Republik Indonesia (2005). Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005

(41)

---. (2007). Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun

2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rivai dan Basri. (2005). Performance Appraisal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. (2002). Organizational Behavior: Concepts, Controversies,

Applications. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Robbin, S.P. (2006). Perilaku Organisasi. (Alih Bahasa: Benyamin Molan). Klaten: PT. Indek Kelompok Gramedia.

Rohmalia, B. (2014). “Analisis Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kepuasan Kerja untuk Meningkatkan Kinerja Guru SMP, MTS dan MA Takhassus Al-Qur’an Demak”. Skripsi. Undip: Tidak Diterbitkan.

Sanjaya, (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Schuller, dkk. (2009), Personal and Human Resources Third Edition. New York: West Publising Company.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: C.V Mandar Maju.

Sekaran, U. (2006). Research Methods for Business, 4th Ed (Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.

Setiadi, G. (2001). “Hubungan antara supervisi Kepala Sekolah dan Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Pada SLTP Negeri di

Kabupaten Pati”. Tesis Tidak dipublikasikan. Semarang: PPs Universitas

Negeri Semarang.

Siagian S. P. (2004). Teori & Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. Sianipar, J.P.G. (2000). Perencanaan Peningkatan Kinerja. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

Simamora. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.

(42)

Siswanto, B. (2005). Manajemen Tenaga Kerja, Rancangan dalam Pendayagunaan dan Pengembangan Unsur Tenaga Kerja. Bandung: Sinar

Baru.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Stoner, dkk. (2006). Management (Jilid I). Jakarta: PT. Prenhallindo.

Sudarwan, D. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

---. (2011). Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis,

Disertasi. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.

Sudrajat, A. (2008). “Sekilas tentang Disiplin Kerja” (Online), (http://akhmad sudrajat.wordpress.com/2008/11/05/, diakses 22 Januari 2013).

---. (2008). “Budaya Organisasi Di Sekolah” (Online), (http://

akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/27/, diakses 22 Januari 2013). Sugiyono. (2006). Metode Penelitan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. ---. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Supeno, H. (2005). Potret Guru. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Supranto, J. (2011). Statistik Teori dan Aplikasi. Bandung: PT Gelora Aksara. Supriadi, D. (2009), Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta, Adicita

Karya Nusa.

Surakhmad, W. (2008). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Tekhnik. Bandung: Tarsito.

(43)

Susilo. (2013). “Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap

Kinerja Guru SMPN di Kec. Bandar Kab. Batang”. Tesis. Semarang:

Tidak Diterbitkan.

Syahril, B. (2013). “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Sikap Guru dan Disiplin Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Manna

Bengkulu Selatan”. Tesis. Bengkulu: Tidak Diterbitkan.

Terry, G.R. (2006). Asas-Asas Manajemen. Alih Bahasa Winardi. Bandung: Alumni.

Trihendradi, C. (2013). Langkah Praktis Menguasai Statistik Untuk Ilmu Sosial

dan Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 edisi (2009). Sistem

Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

--- Nomor 14 Tahun 2005 edisi (2009). Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Usman, H. (2006). Manajemen, teori, praktek, dan riset pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Usman, U. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

Wahjosumidjo. (2005). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahyuningrum, (2011). Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam

Mewujudkan Sekolah Dasar Bermutu. Jakarta: Depdiknas.

Wahyudi. (2009) Kepemimpinan Kepala Sekolah; dalam Organisasi Pembelajar

(Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

Wibowo, (2007), Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Widdah, M.E. (2003). “Mencermati Pendidikan Guru di Masa Depan”. Hasil Penelitian. Program Studi Ilmu Administrasi Administrasi Universitas

Riau.

(44)

Gambar

Tabel 3.1 Keadaan Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Keadaan Sampel Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

d.   bahwa  berdasarkan  pertimbangan  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  a,  huruf  b,  dan  huruf  c.  periu  ditetapkan  Peraturan  Kepala  Kepolisian 

In this paper, the writer tries to translate a text; entitled News and Entertainment Media. This is a story about news and entertainment media which is growing fast

This article wil tell us about how the professional relationship between Hong Kong and Indonesia with the ways to toward globalisation. This going to be an educational article and

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana karakteristik penderita kanker paru di RSUP Haji

[r]

[r]

Karsinoma bronkogenik adalah satu-satunya tumor yang mampu berhubungan langsung dengan sirkulasi arterial, sehingga kanker tersebut dapat menyebar hampir ke semua organ,

ANALISIS KEMAMPUAN, MOTIVASI, DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA USAHA KONVEKSI MIKRO KECIL DI