• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODEPEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK : StudiKuasiEksperimenpada Kompetensi Dasar Elastisitas Permintaan dan PenawarandiKelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Bandung Tahun A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODEPEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK : StudiKuasiEksperimenpada Kompetensi Dasar Elastisitas Permintaan dan PenawarandiKelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Bandung Tahun A"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PenawarandiKelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

TESIS

DiajukanuntukMemenuhiSebagian dari Syarat untukMemperolehGelar Magister PendidikanProgram StudiPendidikanEkonomi Konsentrasi

Pendidikan Manajemen

Oleh: EDORA 1200924

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Edora

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada program studi Pendidikan Ekonomi SPs UPI

Bandung

© Edora 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(3)
(4)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1.Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Metode Pembelajaran Problem Based LearningError! Bookmark not defined. 2.1.2 Teori yang Melandasi Metode Pembelajaran Problem Based

Learning ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Pengaruh Problem Based Learning terhadap Kemampuan

(5)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.1 Kemampuan Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Skenario Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Alat Test Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Analisis Uji Alat Tes ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Realibilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Tingkat Kesulitan Soal ... Error! Bookmark not defined. 3.7.4 Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Langkah-Langkah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . Error! Bookmark not defined. 4.1 Deskripsi Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Pembelajaran Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik Antara

Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas EksperimenError! Bookmark not 4.2.2 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa antara Sebelum

dan Sesudah Perlakuan pada Kelas kontrolError! Bookmark not defined. 4.2.3 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta

didik pada Kelas Eksperimen dengan Kelas KontrolError! Bookmark not defin 4.3 Pembahasan... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Antara Sebelum

dan Sesudah Perlakuan pada Kelas EksperimenError! Bookmark not defined. 4.3.2 Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Antara Sebelum

dan Sesudah Perlakuan pada Kelas KontrolError! Bookmark not defined. 4.3.3 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis pada

Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolError! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

(6)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

(7)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Edora. 2014. “Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Based Learning terhadap PeningkatanKemampuanBerpikirKritisPeserta Didik (StudiKuasiEksperimenpada Kompetensi Dasar Elastisitas Permintaan dan PenawarandiKelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)”. Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. Agus Rahayu, MP. Dosen Pembimbing II : Dr. Rasto, M.Pd

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode Problem Based

Learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X di

SMK Negeri 1 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan bentuk Nonequivalent (Pretest and Posttest) Control Group

Design. Teknik Analisis data dengan statistik parametrik yang meliputi uji beda

rata-rata (paired sampels t-test dan independent samples t-test), gain score dan perhitungan effect size dengan menggunakan bantuan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Problem Based Learning lebih efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dibandingkan dengan teknik pembelajaran Jigsaw

(8)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Edora. 2014 “The Influence Of Problem Based Learning Method Toward Students’ Critical Thinking Ability (Quasi Experimental Study On Supply And Demand Of Basic Competence Elasticity In 10th Grade of Office Administration of SMKN 1 Bandung 2013/2014 )SupervisorI : Prof. Dr. AgusRahayu, MP. SupervisorII : Dr. Rasto, M.Pd.

This research is conducted to reveal the influence of Problem Based Learning

method toward students’ critical thinking abilityimprovement on Introduction of Economy and Business subject in SMKN 1 Bandung. The method used in this research is quasi experimental with Nonequivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design. The data analysis technique with parametric statistical, test of difference (paired samples t-test and independent samples t-test), gain score and effect size calculation used in this research is SPSS versi 21. The result shown that the use of Problem Based Learning method is more effective to improve the critical thinking ability than the Jigsawtechniques.learning

(9)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan adalah mengenai berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mendidik peserta didik di dalam pembelajarannya untuk bertindak atas dasar pemikiran kritis, analitis, logis, rasional, cermat dan sistematis, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Hal ini merujuk padaUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia mengharapkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajaran salah satunya berpikir kritis. Berikut ini diagram batang yang menunjukkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di Indonesia berdasarkan hasil TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study).

(10)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1

Refleksi dari Hasil TIMSS

Berdasarkan gambar 1.1 di atas menunjukkan bahwa persentase peserta didik yang mampu mengerjakan soal dengan kategori tinggi atau memerlukan penalaran (reasoning) masih rendah yaitu sebesar 5%. Sedangkan untuk soal dengan kategori rendah peserta didik di Indonesia mencapai persentase yang cukup tinggi yaitu sebesar 78%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik di Indonesia memang masih kurang.

Reasoning merupakan salah satu cara peserta didik meningkatkan

kemampuan berpikir kritis. Hal ini senada dengan pendapat Scriven and Paul (Lang Hellmut dan David N. Evans, 2006:461)

Critical thinking is the intellectually discipline process of actively and skillfully conceptualizing, applying, analyzing, synthesizing, and evaluating information gathered from or generated by, observation, experience, reflection, reasoning, or communication, as a guide to belief

and action”.

Menurut Baker Matt (2001:175) ada tujuh komponen dalam proses

reasoning yaitu:

1. Purposive thinking

2. Information and/or facts about the question

3. Assumptions made about the question

4. Interpretation of the facts and data collected

5. Theories and consepts related to the question

6. Inclusion of other points of view

(11)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

environments that are geared towards developing thinking skills and harnessing

creativity”.

Berdasarkan hasilwawancaradengan ibu Teti Heryati selaku gurumatapelajaranpengantar ekonomikelas X di SMK Negeri 1 Bandung diperolehinformasibahwasedikitnyapesertadidik yang bertanya ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu peneliti juga memperoleh nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil kelas X Administrasi Perkantoran. Berikut inipresentasenilai rata-rata ujian akhir semester ganjil sebagai berikut:

Tabel 1.1

Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Ganjil

Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Kelas X SMK Negeri 1 Bandung Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran

Tahun Pelajaran 2013/2014

No Kelas Nilai Rata-Rata KKM

1. X AP 1 70,56 75

2. X AP 2 72,91 75

3. X AP 3 69,66 75

Rata-Rata Nilai 71,043

Sumber: SMK Negeri 1 Bandung

(12)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2

Analisis Soal Ujian Akhir Semester Ganjil

Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Kelas X SMK Negeri 1 Bandung Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran

Tahun Pelajaran 2013/2014

Proses Kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6

Jumlah 14 31 5 - - -

Sumber: SMK Negeri 1 Bandung

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa soal ujian akhir semester ganjil untuk mata pelajaran pengantar ekonomi hanya pada ranah kognitif C1, C2, dan C3 saja. Sedangkan soal yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik yaitu soal dengan ranah kognitif C4 dan C5. Karena menurut Bloom (Anderson, 2010:101-102) ranah kognitif C4 (mengaplikasikan), C5 (menganalisis), C6 (Mencipta) merupakan high thingking level. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Tsui (Linda S. Behar-Horenstein, 2011:1) “Teaching students higher-order cognitive skills, including critical thinking. Serta didukung

juga oleh pendapat Lang Hellmut R dan David N. Evans (2006:461) bahwa“

Critical Thinking as fair mindedly interpreting, analyzing, or evaluating

information, arguments, or experiences with a set of reflective attitude skills, and

abilities to guide our thoughts, beliefs, and actions”. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa soal UAS yang dibuat belum tentu mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik. Artinya guru tidak pernah memberikan atau membuat tes yang mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik. Implikasinya yaitu kemampuan berpikir kritis peserta didik akan lemah dikarenakan soal-soal yang dibuat hanya berisikan ranah kognitif C1, C2 dan C3.

(13)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ajar, maupunstrategipembelajaran yang

digunakanmasihterhitungkonvensional.Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga peserta didik kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Kegiatan peserta didik hanya memperhatikan guru yang sedang mendemostrasikan materi pelajaran serta mencatat hal-hal yang sekiranya penting. Watts (Finkelstein Neal dan Thomas Hanson, 2011) melaporkan bahwa di setiap negara mata pelajaran ekonomi itu sangat diperlukan dalam jejang pendidikan menengah. Akan tetapi faktanya tidak didukung dengan proses pembelajaran yang berkualitas, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan buku teks.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka penelitiberanggapanperluadanyasuatusolusi untuk mengatasi permasalahan kemampuan berpikir kritispesertadidik. Salah satu obat atau solusi untuk mengatasi masalah kemampuan berpikir kritis peserta didik yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning. Menurut Wee (Alias Masek&Sulaiman Yamin (2011:217) “Critical thinking ability is possibly nurtured by PBL,through the process of problem solving, particularly within

group brainstorming sessions”.

Banyak strategi dan metode pembelajaran sebagai bagian dari teori pembelajaran konstruktivistik, sehingga guru harus mampu memilih metode dan strategi yang tepat. Berikutiniadalahmetodepembelajaran dariberbagaidisiplinilmu:

Tabel 1.3

Instructional Methods by Discipline

Business Business Source Premier

Education ERIC Ebsco

Medicine Psychology

Cooperative Learning 1 6.599 84 1.384

Project Learning 0 113 4 13

Case method 214 713 82 184

Inquiry Based Learning 0 56 15 12

Problem Based Learning 39 958 1.671 344

(14)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode Problem Based Learning banyakdigunakan pada disiplin ilmu kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 1.3 yang menjelaskan banwa metode Problem Based Learning banyakmendapatkan penghargaanpadadisiplinilmukesehatan yaitu sebanyak 1.671 penghargaan. Selanjutnya penghargaan terbanyak kedua yaitu pada disiplin ilmu pendidikan sebanyak 958 penghargaan. Maka dapat disimpulkan bahwa metode Problem

Based Learning juga dapat digunakan dalam disiplin ilmu pendidikan atau dalam

hal ini yaitu pada proses pembelajaran di sekolah.

Metode Problem Based Learning merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, hal tersebut senada dengan pendapat Arends (2008: 43):

You learned that most definitions of thinking involve the use of intellectual and cognitive processes, ranging from such basic processes as recalling and remembering to thinking at higher levels, such as analyzing, synthesizing, and evaluating. It is these higher level abilities analyzing, criticizing, and reaching conclusions based on sound inference and judgment that Problem Based Learning strives to accomplish

Metode PBL sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis juga disampaikan oleh Duch, Groh, and Allen (Savery J. R, 2006:12) bahwa:

The methods used in PBL and the specific skills development, including the ability to think critically,analyze and solve complex, real worls problems, to find, evaluate, and use appropriate learning resources; to work cooperatively to demonstrate effective communications skills, and to use content knowledge and intellectual skills to become continual learners.

(15)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mata pelajaran pengantar ekonomi dengan kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaran merupakan materi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode Problem Based

Learning. Karena materi elastisitas permintaan dan penawaran sering kita jumpai

dalam kehidupan sehari-hari dan terdapat permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan oleh peserta didik dengan cara peserta didik mampu menganalisis jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran, kurva elastisitas permintaan dan penawaran, serta memberikan solusi terhadap permasalah tersebut.

Mengacukepadakeseluruhanpaparan di atas,

dandalamupayamemahamidanmemecahkanmasalahrendahnyakemampuan

berpikir kritis peserta didik SMK Negeri 1

Bandungmakapenulisperlumelakukanpenelitiantentang “Pengaruh MetodePembelajaran Problem Based LearningTerhadap

PeningkatanKemampuanBerpikirKritisPeserta Didik

(StudiKuasiEksperimenpada Kompetensi Dasar Elastisitas Permintaan dan PenawarandiKelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkanpernyataanpermasalahan di atas,

masalahdalampenelitianinisecaraspesifikdirumuskandalampertanyaanpenelitian. 1. Apakahterdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum

dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

Problem Based Learning pada kelas eksperimen?

2. Apakahterdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknikpembelajaran Jigsaw pada kelas kontrol?

(16)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Problem Based Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan

teknikpembelajaran Jigsaw?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan:

1. Kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning pada kelas eksperimen.

2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknikpembelajaran Jigsaw pada kelas kontrol.

3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Based Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan teknik pembelajaran Jigsaw

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis

a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik SMK Negeri 1 Bandung dengan menggunakan metode

Problem Based Learning dalam proses pembelajaran untuk kompetensi

dasar elastisitas permintaan dan penawaran

b. Penelitian ini mampu memberikan dukungan empiris terhadap khasanah teori dan konsep pembelajaran terutama bagi konsep metode pembelajaran

Problem Based Learning, yang mendorong untuk pengkajian lebih

mendalam.

c. Penelitian ini memberi alternatif metode dalam mengembangkan proses pembelajaran.

(17)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat secara praktis

a. Bagi peserta didik, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar

b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran, terutama dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik

(18)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian

Berdasarkan hipotesis penelitian maka jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen dengan metodepembelajaran Problem Based Learning(PBL) dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Jigsaw. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning. Mc Millan dan Schumacher (2001:402) menegaskan bahwa penelitian Quasi

Eksperimental adalah “a type of experirment wich research participants are not

randomly assigned to the experimental and control group”. Individu tidak secara acak mempunyai peluang yang sama baik dalam kelompok eksperimen maupun dalam kelompok kontrol.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini kelas eksperimen maupun kelas kontrol dipilih tidak secara random sehingga desain dalam penelitian ini berbentuk desain

Nonequivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design. Menurut Creswell

(19)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Nonekuivalen Pretest-Posttest Control Group design

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test

Kelas Eksperimen O1 X1 O3

Kelas Kontrol O2 - O4

Keterangan :

O1 : Pre-Test kelompok kelas eksperimen

O2 : Pre-Test kelompok kelas kontrol

O3 : Post-Test kelompok kelas eksperimen

O4 : Post-Test kelompok kelas kontrol

X1 :Metode pembelajaran Problem Based Learning

3.3 Subyek Penelitian

(20)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis dikembangkan melalui indikator-indikator berpikir kritis menurut Enis dan diukur pada saat sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode Problem Based Learning yangdidefinisikan sebagai metode yang menjadikan masalah sebagai focal point dalam proses pembelajaran.

3.4.1 Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis yang dimaksud dalam kajian ini adalah berpikir kritis yang didefinisikan sebagai keterampilan yang aktif mengenai masalah-masalah, pertanyaan yang sulit dengan menerapkan metode-metode penalaran yang logis.

Tabel 3.2

Variabel Kemampuan Berpikir Kritis

VARIABEL INDIKATOR UKURAN

Kemampuan Berpikir Kritis [Ennis (Costa, 1988:54)] Elementary Clarification (Memberikan Penjelasan Sederhana)

 Membedakan dengan

memfokuskan pertanyaan  Menganalisis argumen

 Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang Basic Support

(Membangun Keterampilan Dasar)

 Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber

 Mengobservasi dan

mempertimbangkan observasi Inference

(Menyimpulkan)

Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi

 Membuat dan

mempertimbangkan keputusan Advance Clasification

(Membuat Klasifikasi Lanjut)

 Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi  Mengidentifikasi asumsi Strategies and tactics

(Strategi dan Taktik)

(21)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan indikator-indikator di atas maka dikembangkan alat test untuk mengukur kemampuan berpikir kritis kepada peserta didik yang diukur menggunakan teknik penilaian tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda.

3.5 Skenario Pembelajaran

Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan Metodepembelajaran

Problem Based Learning (kelas eksperimen) dan penerapan teknik pembelajaran

Jigsaw (kelas kontrol):

Tabel 3.3

Skenario Pembelajaran

Metode Pembelajaran Problem Based Learning

(Richard I. Arend, 2008:57)

Teknik Pembelajaran Jigsaw (Zubaedi, 2011)

I. Tahap Persiapan

a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Guru menyiapkan materi yang akan

dibahas.

c. Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test.

I. Tahap Persiapan

a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Guru menyiapkan materi yang akan

dibahas.

c. Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test.

II. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1. Apersepsi

Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik tentang materi-materi yang telah dipelajari serta mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang sebelumnya.

2. Motivasi

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik.

3. Pemberian Acuan

a. Guru memberikan pre test kepada peserta didik.

b. Guru menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran Problem Based Learning.

II. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan

1. Apersepsi

Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik tentang materi-materi yang telah dipelajari serta mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang sebelumnya.

2. Motivasi

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik.

3. Pemberian Acuan

a. Guru memberikan pre test kepada peserta didik

b. Guru menjelaskan langkah-langkah teknik pembelajaran Jigsaw.

(22)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Mengorientasi peserta didik pada

masalah

a. Guru menampilkan sebuah gambar tentang elastisitas permintaan dan penawaran

b. Peserta didik mengamati gambar yang disajikan oleh guru.

c. Peserta didik bertanya tentang gambar yang diperlihatkan guru. 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk

belajar

a. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang gambar yang disajikan.

b. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, kemudian masing-masing kelompok diberikan permasalahan yang berkaitan dengan elastisitas permintaan dan penawaran dalam kegiatan ekonomi.

c. Peserta didik membaca (mengamati) buku teks tentang elastisitas permintaan dan penawara.

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

a. Dengan bimbingan guru, peserta didik mengumpulkan informasi berkaitan dengan elastisitas permintaan dan penawaran dari buku teks yang dibacanya kemudian membuat kesimpulan.

4. Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karyanya a. Peserta didik mendiskusikan hasil

kerjanya (mengkomunikasikan) dengan kelompok lain dan dikonfirmasi oleh guru.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

a. Dengan bimbingan guru, peserta didik merefleksi aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan b. Guru memberikan penguatan

1. Menunjuk pakar

Peserta didik diberikan komponen topik elastisitas permintaan dan penawaran untuk dipelajari secara mendalam

2. Mengumpulkan informasi

Perwakilan kelompok mempelajari komponen topik elastisitas permintaan sedalam mungkin

3. Rapat ahli

Perwakilan dari setiap komponen topik elastisitas permintaan dan penawaran berkumpul dan menyiapkan presentasi yang akan mereka sajikan kepada kelompok mereka

4. Instruksi rekan

perwakilan tersebut mempresentasikan informasi tentang komponen topik elastisitas permintaan dan penawaran mereka kepada teman kelompok mereka 5. Review dan penutup

(23)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (mengasosiasi) terkait materi yang

telah dibahas. III. Kegiatan Penutup

a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari

b. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya

c. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

d. Guru memberikan post test

e. Guru menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan bersama-sama membaca doa

III. Kegiatan Penutup

a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari

b. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya

c. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

d. Guru memberikan post test

e. Guru menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan bersama-sama membaca doa

3.6 Alat Test Penelitian

Alat tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan berpikir kritis yang berbentuk objektif. Tes diadakan dalam bentuk pretest dan

posttest. Pretest diberikan sebelum perlakuan dengan tujuan mengetahui skor

hasil belajar awal peserta didik sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen. Sementara posttest diberikan setelah perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan skor hasil belajar peserta didik setelah perlakuan pada kelompok eksperimen, sehingga diperoleh gain, yaitu selisih antara skor pretest dan skor posttest.

3.7 Analisis Uji Alat Tes

(24)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7.1 Validitas

Pengujian validitas alat tes dilakukan untuk mengetahui ketepatan alat tes dalam mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik yang disesuaikan dengan indikator yang ada. Sugiyono (2008:137) menjelaskan bahwa “alat test yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti alat test yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Menurut Sugiyono (2008:271) validitas terdiri dari konstruk (permukaan), validitas isi (content Validity) dan validitas eksternal. Untuk menguji validitas isi maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (Judgment

expert). Dimana para ahli diminta pendapatnya tentang alat tes yang telah

disusun. Para ahli akan memberi pendapat alat tes dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total. Dalam penelitian ini pengujian terhadap isi dari alat tes divalidasi olehdosen pembimbing untuk menilai kesesuaian isi materi dari alat tes tersebut. Alat tes untuk kemampuan berpikir kritis telah dilakukan satu kali pada kelas X-3 SMA 3 BINABAKTI.

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2013: 110), adalah:

�ℎ� �� = � −

.

�. 2 − 2 .. 2− 2 Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item) N = Jumlah responden

(25)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ℎ� �� = � � −

2

1− �2

Keterangan :

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2). Kaidah keputusan :

Jika thitung> ttabel berarti valid

thitung< ttabel berarti tidak valid

Selanjutnya uji validitas tiap item alat tes dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Tiap item tes dikatakan valid apabila pada

taraf signifikansi α = 0.05 didapat rhitungrtabel. Berikut ini hasil uji validitas

butir alat tes pada α = 0.05. Jumlah butir soal pada uji coba alat tes kali ini adalah 30 soal dengan jumlah responden 24 peserta didik (df= 24-2= 22). Maka diperoleh rtabel dengan signifikansi untuk uji dua arah 0.05 adalah r

(0.05;22) = 0.404. Berdasarkan hal tersebut berikut ini tabel hasil uji validitas kemampuan berpikir kritis untuk kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaran yang diolah dengan menggunakan program aplikasi Microsoft

Excel 2010.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Validitas Item Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik

Butir Soal Corrected Item – Total

Correlation (r hitung) r table Validitas

1 0.410 0,404 Valid

2 0.089 0,404 Tidak Valid

3 0.418 0,404 Valid

4 0.338 0,404 Tidak Valid

5 0.500 0,404 Valid

6 0.677 0,404 Valid

7 0.433 0,404 Valid

8 0.453 0,404 Valid

(26)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Butir Soal Corrected Item – Total

Correlation (r hitung) r table Validitas

10 0.444 0,404 Valid

11 0.318 0,404 Tidak Valid

12 0.609 0,404 Valid

13 0.574 0,404 Valid

14 -0,132 0,404 Tidak Valid

15 0.414 0,404 Valid

16 0.493 0,404 Valid

17 0.526 0,404 Valid

18 0.428 0,404 Valid

19 0.603 0,404 Valid

20 0.424 0,404 Valid

21 0.481 0,404 Valid

22 0.461 0,404 Valid

23 0.474 0,404 Valid

24 0.520 0,404 Valid

25 0.559 0,404 Valid

26 0.448 0,404 Valid

27 0.592 0,404 Valid

28 0.428 0,404 Valid

29 0.544 0,404 Valid

30 0.419 0,404 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan Product Momen Pearson, terdapat 25soal yang valid dan lima soal yang tidak valid. Lima soal yang tidak valid tidak dibuang akan tetapi direvisi atau disempurnakan agar dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika soal tersebut dibuang maka ada salah satu tujuan pembelajaran yang hilang, karena alat tes dibuat berdasarkan tujuan-tujuan pembelajaran. Pengujian terhadap alat tes yang tidak valid divalidasi oleh dosen pembimbing. Maka dari itu alat tes yang digunakan adalah 30 soal.

3.7.2 Realibilitas

(27)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

r = n n-1 x

1-∑Si2 St2

Keterangan:

r = Koefisien realibilitas n = Jumlah soal

S12 = Variansi skor soal tertentu (soal ke 1)

ΣSi2 = Jumlah varians skor seluruh soal menurut skor soal tertentu

St2 = Varians skor seluruh soal menurut skor peserta didik perorangan

Tabel 3.5

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas 0,90< r ≤1,00 Sangat tinggi 0,70 < r ≤ 0,90 Tinggi 0,40 < r ≤ 0,70 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

r ≤ 0,20 Sangat rendah

Data di uji reabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha menggunakan SPSS versi 21.Adapun hasil pengolahan data untuk uji reabilitas disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.859 30

Sumber: Lampiran 9

(28)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penawaran sebesar 0.859, sedangkan nilai r kitis (uji 2 sisi) pada signifikansi 5% (0,05) dengan N=24 didapat sebesar 0.404. Maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir alat tes tersebut reliabel dengan kategori tinggi.

3.7.3 Tingkat Kesulitan Soal

Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab item dengan benar dan banyaknya penjawab item. Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

P = B JS

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar Js = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Skor tes kemampuan berpikir kritis peserta didik berbentuk pilihan ganda dengan skor terkecil 0 dan skor terbesar adalah 1. Selanjutnya jika jawaban yang benar dihitung 1 dan jawaban yang salah dihitung 0. Banyaknya jawaban benar untuk kelompok atas dan kelompok bawah digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal. Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interpretasi tingkat kesukaran. Interpretasi tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.7

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks TK Klasifikasi

TK = 0.00 Sangat Sukar 0.00 < TK = 0.30 Sukar 0.30 < TK = 0.70 Sedang 0.70 < TK < 1.00 Mudah

(29)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan tingkat kesulitan soal alat tes kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan program ANATES versi 4.0.5. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran 30 butir soal tes kemampuan berpikir kritis peserta didik terdapat 1 soal dengan kategori sangat sukar, 7 soal dengan kategori sukar, 11 soal dengan kategori sedang, 9 soal dengan kategori mudah, 2 soal dengan kategori sangat mudah. Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal menggunakan program aplikasi Anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Jumlah Jawaban

Benar

Indeks Tingkat

Kesukaran Klasifikasi

1 11 0.4583 Sedang

2 20 0.8333 Mudah

3 17 0.7083 Sangat Mudah

4 20 0.8333 Mudah

5 9 0.3750 Sedang

6 12 0.5417 Sedang

7 20 0.8333 Mudah

8 11 0.4583 Sedang

9 18 0.7500 Mudah

10 19 0.7917 Mudah

11 21 0.8750 Sangat Mudah

12 19 0.7917 Mudah

13 9 0.3750 Sedang

14 15 0.6250 Sedang

15 20 0.8333 Mudah

16 6 0.2500 Sukar

17 6 0.2500 Sukar

18 6 0.2500 Sukar

19 9 0.3750 Sedang

20 10 0.4167 Sedang

21 18 0.7500 Mudah

22 6 0.2500 Sukar

23 3 0.1250 Sangat Sukar

24 5 0.2083 Sukar

25 6 0.2500 Sukar

26 8 0.3333 Sedang

27 18 0.7500 Mudah

(30)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Jumlah Jawaban

Benar

Indeks Tingkat

Kesukaran Klasifikasi

29 15 0.6250 Sedang

30 13 0.5417 Sedang

3.7.4 Daya Pembeda

Setiap butir soal tes hasil belajar peserta didik diawali dengan pengurutan skor total seluruh soal dari yang terbesar ke yang terkecil seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Perhitungan daya pembeda soal menggunakan skor kelompok atas dan kelompok bawah. Adapun harganya dihitung dengan rumus berikut (Suherman, 2003:160).

DP= JBA−JBB

n

Keterangan:

DP = Daya pembeda

JBA = Jumlah jawaban benar untuk kelompok atas JBB = Jumlah jawaban benar untuk kelompok bawah

N = Jumlah peserta didik kelompok atas atau kelompok bawah

[image:30.595.169.463.113.171.2]

Penentuan jawaban benar dan salah dari soal tes kemampuan berpikir kritis yang berbentuk pilihan ganda sama seperti pada perhitungan tingkat kesukaran butiran soal tes. Jumlah jawaban benar untuk masing-masing kelompok selanjutnya digunakan untuk menghitung harga DP dengan rumus di atas. Untuk mengklasifikasikan daya pembeda soal digunakan interpretasi daya pembeda. Interpretasi daya pembeda dari tes yang dilakukan itu disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.9

Interpretasi Daya Pembeda

Rentang Nilai DP Klasifikasi

DP < 0.20 Jelek

(31)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.4 ≤ DP < .7 Baik

.7 ≤ DP < . Baik Sekali

Sumber: Suharsimi Arikunto (2013: 232)

[image:31.595.146.478.323.734.2]

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda pada 30 butir soal kemampuan berpikir kritis terdapat 3 butir soal dalam kalsifikasi baik sekali, 18 butir soal dalam klasifikasi baik, 6 butir soal dalam klasifikasi cukup, dan 3 butir soal dalam klasifikasi jelek. Hasil perhitungan daya pembeda butir soal tes kemampuan berpikir kritis yang menggunakan program Anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 3.10

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

No Total Skor Atas

Total Skor Bawah

Daya

Pembeda Klasifikasi

1 5 0 0.8333 Baik Sekali

2 4 1 -0.16.67 Jelek

3 5 2 0.5000 Baik

4 5 4 0.1667 Jelek

5 5 1 0.6667 Baik

6 6 0 1.00 Baik Sekali

7 6 4 0.3333 Cukup

8 4 1 0.5000 Baik

9 5 3 0.3333 Cukup

10 6 3 0.5000 Baik

11 6 4 0.3333 Cukup

12 6 3 0.5000 Baik

13 5 0 0.8333 Baik Sekali

14 3 4 -0.1667 Jelek

15 6 4 0.3333 Cukup

16 3 0 0.5000 Baik

17 3 0 0.5000 Baik

18 3 1 0.3333 Cukup

19 4 0 0.6667 Baik

20 5 1 0.6667 Baik

21 6 2 0.6667 Baik

(32)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Total Skor

Atas

Total Skor Bawah

Daya

Pembeda Klasifikasi

23 2 0 0.3333 Cukup

24 3 0 0.5000 Baik

25 4 0 0.6667 Baik

26 3 0 0.5000 Baik

27 6 2 0.6667 Baik

28 5 1 0.6667 Baik

29 5 2 0.5000 Baik

(33)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8 Teknik Pengolahan Data

Analisis akan berfokus pada data hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik yang akan dilakukan menggunakan bantuan

software komputer SPSS versi 21 dengan pendekatan statistik berikut ini:

1. Menghitung tiap lembar jawaban tes peserta didik berdasarkan jawaban peserta didik yang benar.

2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretest dan posttest.

3. Menghitung normalisasi Gain antara nilai rata pretes dan nilai rata-rata posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus:

Normalisasi Gain = Nilai postes - nilai pretes

Nilai Maksimum - nilai pretes x 100% Tabel 3.11

Kriteria Peningkatan Gain

Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan

G<0,5 Peningkatan Rendah

0,5≤G≤0,7 Peningkatan Sedang

G>0,7 Peningkatan Tinggi

4. Melakukan Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Z dengan menggunakan bantuan software komputer SPSS versi 21.0. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal.

5. Melakukan Uji Homogenitas

(34)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

homogenitas data normalisasi gain dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus (Sugiyono, 2011: 140):

Fhitung = Varians terbesar Varians terkecil

b. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus:

dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar) dk penyebut = n-1 (untuk varians terkecil)

 Jika diperoleh harga Fhitung≤ Ftabel, maka kedua variansi homogen

 Jika diperoleh harga Fhitung> Ftabel, maka kedua variansi tidak

homogeny

6. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai pre-test dan data

Normalized Gain (N-Gain). Menurut Sugiyono (2008) untuk sampel

independen (tidak berkorelasi mempunyai ketentuan, jika kedua data berdistribusi normal dan variansnya homogen maka dilanjutkan dengan uji t (test t). adapun langkah-langkah uji t sebagai berikut:

1) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

2) Membuat Ha dan Ho metode statistik

3) Mencari rata-rata (x), standar deviasi (s), varians (s2) dan korelasi 4) Mencari nilai t dengan rumus:

t = x1-x2 s

12 n1

+s22 n2

(Sugiyono, 2011: 138)

Keterangan:

(35)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X2 : rata-rata sampel ke-2

S12 : varians sampel ke-1

S22 : varians sampel ke-2

3.9 Langkah-Langkah Penelitian

1. Tahap pendahuluan. Pada tahap ini, peneliti melakukan studi lapangan dan mencari informasi terkait dengan permasalahan dan fenomena yang terjadi di SMK Negeri 1 Bandung khususnya pada proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Selanjutnya peneliti melakukan studi literatur lebih mendalam tentang Metodepembelajaran Problem Based Learning dan kemampuan berpikir kritis.

2. Tahap persiapan. Pada tahap ini, peneliti menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, merancang alat tes, melakukan uji coba alat tes, mengolah data hasil uji coba dan menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data. 3. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pretest

untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis awal peserta didik baik pada kelas eksperimen maupun kontrol. Selanjutnya peneliti melakukan pembelajaran materi ajar yang telah ditentukan dengan diberikan sebuah perlakuan. Saat pembelajaran, kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode Problem Based Learning sedangkan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan dengan menggunakan teknik pembelajaran Jigsaw. setelah diberikan sebuah perlakuan proses selanjutnya yaitu melakukan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diberikan perlakuan.

(36)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontrol. Selanjutnya peneliti menganalisis gain untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

(37)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

(38)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan struktur hubungan metode Problem

Based Learning yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis di SMK Negeri 1

Bandung. Sehingga diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah:

Pertama,terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis

peserta didik antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang terlihat pada nilai pretest dan posttest dan dibuktikan dengan uji hipotesis. Dibandingkanantarasebelumdansetelahperlakuanpada kelas eksperimen, kemampuanberpikirkritispesertadidikdalammatapelajaranekonomiuntuk

kompetensi dasar elastistitas permintaan dan penawaran sangatnyatameningkatsetelahdiberikan perlakuan denganmengunakanmetode pembelajaran Problem Based Learning.Maka dapat disimpulkan bahwa metodepembelajaran Problem Based Learning berpengaruh secara positif terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Kedua, terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada

kelas kontrol yang menggunakan teknik pembelajaran Jigsaw pada saat

pretest-posttest. Perbedaan dapat dibuktikan dengan melihat nilai rata-rata kemampuan

berpikir kritis peserta didik antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang terlihat pada nilai pretest dan posttest dan dibuktikan dengan uji hipotesis. Nilai posttest pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

pre-test. Teknik pembelajaran Jigsaw pada kelas kontrol berpengaruh secara

(39)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga,

Terdapatperbedaanpeningkatankemampuanberpikirkritispesertadidikdalammatape lajaranekonomi pada kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaranantarakelompokpesertadidik yang belajardenganmetode Problem Based

Learningdibandingkandengankelompokpesertadidik yang belajardenganteknik

pembelajaran Jigsaw. Dilihatdarinilai rata-rata gainnya, peningkatankemampuanberpikirkritispesertadidik yang belajardenganmetode

Problem Based Learninglebihtinggidibandingkandengankelompokpesertadidik

yang belajardenganteknik pembelajaran Jigsaw.Metode Problem Based Learninglebihefektifdalammeningkatkankemampuanberpikirkritispesertadidikdala

mmatapelajaranekonomi. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Metodepembelajaran Problem Based Learning berpengaruh secara positif terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

1.2 Saran

Penelitian telah dilakukan melalui metode kuasi ekperimen. Dalam penelitian ini peneliti menerapakan metode Problem Based Learning yang dibandingkan dengan teknik pembelajaran Jigsaw di SMK Negeri 1 Bandung. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

Metode Problem Based Learning merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaran. Peningkatan dalam penelitian ini termasuk pada kategori rendah, sehingga diperlukan pengembangan yang lebih jauh khususnya untuk kompetensi elastisitas permintaan dan penawaran dalam mata pelajaran ekonomi.

Guru harus memahami tahapan metode Problem Based Learning dengan benar dalam proses pembelajaran agar lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaran.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based

(40)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sehingga terjadi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Kepada peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang metode

Problem Based Learning untuk meningkatkan kompetensi belajar yang lain.

Selain itu penelitian selanjutnya dapat memperhatikan aspek lainnya seperti aspek afektif dan aspek psikomotor sehingga penelitian lebih baik dan sempurna.

(41)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

AbdorrakhmanGinting. (2012). EsensiPraktisBelajar&Pembelajaran (DisiapkanuntukPendidikanProfesidanSertifikasi Guru-Dosen). Bandung: Humaniora

Amir, M. Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning

(Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan).

Jakarta: Kencana

Anderson, Lorin W & David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan

Bloom). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arend, R.I. (2008). Learning to Teach. New York: McGraw Hill.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta:Ar-Ruzz Media

Budiningsih, Asri C. Belajar dan Pembelajaran. (2005). Jakarta: PT Rineka Cipta Cahyo, Agus N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar

(Teraktula dan Terpopuler). Jogjakarta: DIVA Press

Costa, Arthur L. (1988). Developing Minds (A Resource Book for Teaching

Thinking. United States: ASCD

Creswell, IW. (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. London, New Delhi: Sage Publication

Depdiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Duch, Barbara Susan E. Groh, and Deborah E. Allen. (2001). The Power of

Problem Based Learning (A Practical “How To” for Teaching Undergraduate Courses in Any Discipline). Virginia. Stylus Publishing,

LLC

(42)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Finkelstein, Neal & Thomas Hanson. (2011). Effects of Problem Based

Economics on high school economics instruction. SREE Conference

Fisher, Alec. (2007). BerpikirKritisSebuahPengantar. Jakarta: Erlangga

Helly Prajitno S dan Sri Mulyantini S. (2008). Effective Teaching (Evidence and

Practice). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jacobsen, David A, et all. (2009). Methodes For Teaching (Metode-Metode

Pengajaran Meningkatkan Belajar Peserta didik TK-SMA). Yogyakarta:

Pustaka Belajar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pengembangan KTSP

SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Kusnendi.(2008). Metode-MetodePersamaanStruktural

(SatudanMultigroupSampeldengan LISREAL). Bandung: Alfabeta

Kristof De Witte & Nicky Rogge. (2012). Problem Based Learning in Secondary

Education (Evaluation by a randomized Experiment). Maastricht

University

Lang, Hellmut R & Davis N. Evans (2006).Metodes, Strategies, And Methods for

Effective Teaching. USA: Pearson Education. Inc

Leijten, Flip &Selena Chan. (2011). The Effectiveness Of Peer Learning In A

Vocational Education Setting. Ako Aotearoa

Mc.Millan dan Schumacher. (2001). Research and Education, a Conceptual

Introduction (5th ed). New York: Longman

Moon, Jennifer. (2008). Critical Thingking (An Exploration Of Theory And

Practice). New York: Routledge

PemerintahRepublik Indonesia.(2003).Undang-UndangRepublik Indonesia No. 20

Tahun 2003 tentangSistemPendidikanNasional, Jakarta.

Pribadi, Benny A. (2010). Metode Desain Sistem Pembelajaran. Dian Rakyat:Jakarta

Riduwan.(2013). MetodedanTeknikMenyusunTesis.Bandung :Alfabeta

Rusman. (2013). Metode-MetodePembelajaran: MengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada

Slavin, Robert E. 2006.Educational Psychology Theory: Theory and Practice

(43)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2008). MetodePenelitianKuantitafKualitatif R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA

Suparno.(2013). PengaruhMetode PBL Menggunakan Hypermedia terhadapKemampuanBerpikirKritisPesertadidikpadaPembelajaran

IPS.Tesis UniversitasPendidikan Indonesia. TidakDiterbitkan

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Suyono&Hariyanto.(2012). BelajardanPembelajaran (TeoridanKonsepDasar).Bandung:RemajaRosdakarya

Trianto. (2010) Mendesain MetodePembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Jakarta:Ar-Ruzz Media

Sumber Jurnal

Alias Masek &Sulaiman Yamin. (2011). The Effect of Problem Based Learning on Critical Thingking Ability:A Theoretical and Empirical Review.

Journal of International Review of Social Sciences and Humanities, Vol.2

(1), hlm. 215-221

Baker, Matt dan Rick Rudd. (2001). Relationships Between Critical And Creative Thinking. Journal of Southern Agricultural Education Research,Vol 51 (1), hlm 173-188

Chen Schecter. (2011). Switching Cognitive Gears Problem Based Learning And Success Based Learning As Instructional Framewroks In Leadership Education. Journal of Educational Administration, Vol. 49(2), hlm. 143-165

Gary Coombs and Max Elden. (2004). Education Introduction to the Special Issue: Problem-Based Learning as Social Inquiry—PBL and Management.

Journal of management education SAGE Publication, Vol. 28 (5), hlm.

(44)

Edora, 2014

Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Linda S. Behar-Horenstein (2011). Teaching Critical Thinking skill in Higher Education:A Review of The Literature. Journal of College Teaching and

Learning, Vol 8 (2), hlm. 25-42

Savery. J. R (2006). Overview of Problem Based Learning:Definitions and Distingtions. The Interdisciplinary Journal of ProbelmBased.Learning, Vol.1(1), hlm.9-20

SeyedJavad Ghazi Mir Saeed& Sarah NokhbehRousta. (2013). The Effect of Problem-based Learning on Critical Thinking Ability of Iranian EFL Students.Journal of Academic and Applied Studies, Vol 3 (7), hlm. 1-14 Victor Forrester. (2004). Problem-Based Learning: A Problem With Education?.

Hong Kong Teachers Centre journal. Vol. 3, hlm 48-55

Winter. (2001). Problem Based Learning. Journal of Speaking of Teaching, Vol. 11 (1), hlm. 1-8

Sumber Internet

Jean, Marrapodi. (2003). Critical Thingking and Creativity an Overview and

Comparison of the Theories. [Online].Tersedia:

http://www.applestar.org/capella/CRITICAL%20THINGKING%20AND %20CRETIVITY.pdf.

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Ganjil
Tabel 1.2 Analisis Soal Ujian Akhir Semester Ganjil
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Variabel Kemampuan Berpikir Kritis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika darah kekurangan hemoglobin atau jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari jumlah normalnya, maka tubuh akan mengalami anemia.Tujuan dari penelitian ini

lauril sulfat dalam patch ekstrak etanol kencur yang bersifat hidrofilik. diharapkan dapat berinteraksi kuat dan dapat meningkat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui layanan perpustakaan pada.. kantor perpustakaan, kearsipan dan dokumentasi kabupaten

ditetapkan oleh UU baik untuk faskes yang sudah maupun yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Korban KLL non BPJS Kesehatan namun dapat dijamin

Optimisasi Proses Koagulasi Flokulasi untuk Pengolahan Air Limbah.. Industri Jamu (Studi Kasus PT.

Penentuan alternatif SPAM meliputi pemilihan jenis bangunan yang akan digunakan, jalur transmisi yang akan direncanakan, unit pengolahan yang diperlukan dan

kedokteran tidak hanya terbatas pada rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan oleh WMA atau organisasi kesehatan yang lain karena rekomendasi tersebut sifatnya sangat umum

Hipotesis tindakan yang peneliti ajukan adalah adanya peningkatan yang signifikan pada prestasi belajar IPS siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Quantum