PenawarandiKelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
TESIS
DiajukanuntukMemenuhiSebagian dari Syarat untukMemperolehGelar Magister PendidikanProgram StudiPendidikanEkonomi Konsentrasi
Pendidikan Manajemen
Oleh: EDORA 1200924
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh Edora
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada program studi Pendidikan Ekonomi SPs UPI
Bandung
© Edora 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1.Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Metode Pembelajaran Problem Based LearningError! Bookmark not defined. 2.1.2 Teori yang Melandasi Metode Pembelajaran Problem Based
Learning ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Pengaruh Problem Based Learning terhadap Kemampuan
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.1 Kemampuan Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Skenario Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Alat Test Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Analisis Uji Alat Tes ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Realibilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Tingkat Kesulitan Soal ... Error! Bookmark not defined. 3.7.4 Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Langkah-Langkah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . Error! Bookmark not defined. 4.1 Deskripsi Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Pembelajaran Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik Antara
Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas EksperimenError! Bookmark not 4.2.2 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa antara Sebelum
dan Sesudah Perlakuan pada Kelas kontrolError! Bookmark not defined. 4.2.3 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
didik pada Kelas Eksperimen dengan Kelas KontrolError! Bookmark not defin 4.3 Pembahasan... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Antara Sebelum
dan Sesudah Perlakuan pada Kelas EksperimenError! Bookmark not defined. 4.3.2 Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Antara Sebelum
dan Sesudah Perlakuan pada Kelas KontrolError! Bookmark not defined. 4.3.3 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis pada
Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolError! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Edora. 2014. “Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Based Learning terhadap PeningkatanKemampuanBerpikirKritisPeserta Didik (StudiKuasiEksperimenpada Kompetensi Dasar Elastisitas Permintaan dan PenawarandiKelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)”. Dosen Pembimbing I : Prof. Dr. Agus Rahayu, MP. Dosen Pembimbing II : Dr. Rasto, M.Pd
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode Problem Based
Learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X di
SMK Negeri 1 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan bentuk Nonequivalent (Pretest and Posttest) Control Group
Design. Teknik Analisis data dengan statistik parametrik yang meliputi uji beda
rata-rata (paired sampels t-test dan independent samples t-test), gain score dan perhitungan effect size dengan menggunakan bantuan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Problem Based Learning lebih efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dibandingkan dengan teknik pembelajaran Jigsaw
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Edora. 2014 “The Influence Of Problem Based Learning Method Toward Students’ Critical Thinking Ability (Quasi Experimental Study On Supply And Demand Of Basic Competence Elasticity In 10th Grade of Office Administration of SMKN 1 Bandung 2013/2014 )” SupervisorI : Prof. Dr. AgusRahayu, MP. SupervisorII : Dr. Rasto, M.Pd.
This research is conducted to reveal the influence of Problem Based Learning
method toward students’ critical thinking abilityimprovement on Introduction of Economy and Business subject in SMKN 1 Bandung. The method used in this research is quasi experimental with Nonequivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design. The data analysis technique with parametric statistical, test of difference (paired samples t-test and independent samples t-test), gain score and effect size calculation used in this research is SPSS versi 21. The result shown that the use of Problem Based Learning method is more effective to improve the critical thinking ability than the Jigsawtechniques.learning
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan adalah mengenai berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mendidik peserta didik di dalam pembelajarannya untuk bertindak atas dasar pemikiran kritis, analitis, logis, rasional, cermat dan sistematis, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Hal ini merujuk padaUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia mengharapkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajaran salah satunya berpikir kritis. Berikut ini diagram batang yang menunjukkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di Indonesia berdasarkan hasil TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study).
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1
Refleksi dari Hasil TIMSS
Berdasarkan gambar 1.1 di atas menunjukkan bahwa persentase peserta didik yang mampu mengerjakan soal dengan kategori tinggi atau memerlukan penalaran (reasoning) masih rendah yaitu sebesar 5%. Sedangkan untuk soal dengan kategori rendah peserta didik di Indonesia mencapai persentase yang cukup tinggi yaitu sebesar 78%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik di Indonesia memang masih kurang.
Reasoning merupakan salah satu cara peserta didik meningkatkan
kemampuan berpikir kritis. Hal ini senada dengan pendapat Scriven and Paul (Lang Hellmut dan David N. Evans, 2006:461)
“Critical thinking is the intellectually discipline process of actively and skillfully conceptualizing, applying, analyzing, synthesizing, and evaluating information gathered from or generated by, observation, experience, reflection, reasoning, or communication, as a guide to belief
and action”.
Menurut Baker Matt (2001:175) ada tujuh komponen dalam proses
reasoning yaitu:
1. Purposive thinking
2. Information and/or facts about the question
3. Assumptions made about the question
4. Interpretation of the facts and data collected
5. Theories and consepts related to the question
6. Inclusion of other points of view
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
environments that are geared towards developing thinking skills and harnessing
creativity”.
Berdasarkan hasilwawancaradengan ibu Teti Heryati selaku gurumatapelajaranpengantar ekonomikelas X di SMK Negeri 1 Bandung diperolehinformasibahwasedikitnyapesertadidik yang bertanya ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu peneliti juga memperoleh nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil kelas X Administrasi Perkantoran. Berikut inipresentasenilai rata-rata ujian akhir semester ganjil sebagai berikut:
Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Ganjil
Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Kelas X SMK Negeri 1 Bandung Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas Nilai Rata-Rata KKM
1. X AP 1 70,56 75
2. X AP 2 72,91 75
3. X AP 3 69,66 75
Rata-Rata Nilai 71,043
Sumber: SMK Negeri 1 Bandung
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2
Analisis Soal Ujian Akhir Semester Ganjil
Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Kelas X SMK Negeri 1 Bandung Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
Tahun Pelajaran 2013/2014
Proses Kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6
Jumlah 14 31 5 - - -
Sumber: SMK Negeri 1 Bandung
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa soal ujian akhir semester ganjil untuk mata pelajaran pengantar ekonomi hanya pada ranah kognitif C1, C2, dan C3 saja. Sedangkan soal yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik yaitu soal dengan ranah kognitif C4 dan C5. Karena menurut Bloom (Anderson, 2010:101-102) ranah kognitif C4 (mengaplikasikan), C5 (menganalisis), C6 (Mencipta) merupakan high thingking level. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Tsui (Linda S. Behar-Horenstein, 2011:1) “Teaching students higher-order cognitive skills, including critical thinking. Serta didukung
juga oleh pendapat Lang Hellmut R dan David N. Evans (2006:461) bahwa“
Critical Thinking as fair mindedly interpreting, analyzing, or evaluating
information, arguments, or experiences with a set of reflective attitude skills, and
abilities to guide our thoughts, beliefs, and actions”. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa soal UAS yang dibuat belum tentu mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik. Artinya guru tidak pernah memberikan atau membuat tes yang mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik. Implikasinya yaitu kemampuan berpikir kritis peserta didik akan lemah dikarenakan soal-soal yang dibuat hanya berisikan ranah kognitif C1, C2 dan C3.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ajar, maupunstrategipembelajaran yang
digunakanmasihterhitungkonvensional.Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga peserta didik kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Kegiatan peserta didik hanya memperhatikan guru yang sedang mendemostrasikan materi pelajaran serta mencatat hal-hal yang sekiranya penting. Watts (Finkelstein Neal dan Thomas Hanson, 2011) melaporkan bahwa di setiap negara mata pelajaran ekonomi itu sangat diperlukan dalam jejang pendidikan menengah. Akan tetapi faktanya tidak didukung dengan proses pembelajaran yang berkualitas, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan buku teks.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka penelitiberanggapanperluadanyasuatusolusi untuk mengatasi permasalahan kemampuan berpikir kritispesertadidik. Salah satu obat atau solusi untuk mengatasi masalah kemampuan berpikir kritis peserta didik yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning. Menurut Wee (Alias Masek&Sulaiman Yamin (2011:217) “Critical thinking ability is possibly nurtured by PBL,through the process of problem solving, particularly within
group brainstorming sessions”.
Banyak strategi dan metode pembelajaran sebagai bagian dari teori pembelajaran konstruktivistik, sehingga guru harus mampu memilih metode dan strategi yang tepat. Berikutiniadalahmetodepembelajaran dariberbagaidisiplinilmu:
Tabel 1.3
Instructional Methods by Discipline
Business Business Source Premier
Education ERIC Ebsco
Medicine Psychology
Cooperative Learning 1 6.599 84 1.384
Project Learning 0 113 4 13
Case method 214 713 82 184
Inquiry Based Learning 0 56 15 12
Problem Based Learning 39 958 1.671 344
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode Problem Based Learning banyakdigunakan pada disiplin ilmu kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 1.3 yang menjelaskan banwa metode Problem Based Learning banyakmendapatkan penghargaanpadadisiplinilmukesehatan yaitu sebanyak 1.671 penghargaan. Selanjutnya penghargaan terbanyak kedua yaitu pada disiplin ilmu pendidikan sebanyak 958 penghargaan. Maka dapat disimpulkan bahwa metode Problem
Based Learning juga dapat digunakan dalam disiplin ilmu pendidikan atau dalam
hal ini yaitu pada proses pembelajaran di sekolah.
Metode Problem Based Learning merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, hal tersebut senada dengan pendapat Arends (2008: 43):
You learned that most definitions of thinking involve the use of intellectual and cognitive processes, ranging from such basic processes as recalling and remembering to thinking at higher levels, such as analyzing, synthesizing, and evaluating. It is these higher level abilities analyzing, criticizing, and reaching conclusions based on sound inference and judgment that Problem Based Learning strives to accomplish
Metode PBL sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis juga disampaikan oleh Duch, Groh, and Allen (Savery J. R, 2006:12) bahwa:
The methods used in PBL and the specific skills development, including the ability to think critically,analyze and solve complex, real worls problems, to find, evaluate, and use appropriate learning resources; to work cooperatively to demonstrate effective communications skills, and to use content knowledge and intellectual skills to become continual learners.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mata pelajaran pengantar ekonomi dengan kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaran merupakan materi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode Problem Based
Learning. Karena materi elastisitas permintaan dan penawaran sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari dan terdapat permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan oleh peserta didik dengan cara peserta didik mampu menganalisis jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran, kurva elastisitas permintaan dan penawaran, serta memberikan solusi terhadap permasalah tersebut.
Mengacukepadakeseluruhanpaparan di atas,
dandalamupayamemahamidanmemecahkanmasalahrendahnyakemampuan
berpikir kritis peserta didik SMK Negeri 1
Bandungmakapenulisperlumelakukanpenelitiantentang “Pengaruh MetodePembelajaran Problem Based LearningTerhadap
PeningkatanKemampuanBerpikirKritisPeserta Didik
(StudiKuasiEksperimenpada Kompetensi Dasar Elastisitas Permintaan dan PenawarandiKelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkanpernyataanpermasalahan di atas,
masalahdalampenelitianinisecaraspesifikdirumuskandalampertanyaanpenelitian. 1. Apakahterdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum
dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Problem Based Learning pada kelas eksperimen?
2. Apakahterdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknikpembelajaran Jigsaw pada kelas kontrol?
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Problem Based Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan
teknikpembelajaran Jigsaw?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan:
1. Kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning pada kelas eksperimen.
2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknikpembelajaran Jigsaw pada kelas kontrol.
3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Based Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan teknik pembelajaran Jigsaw
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis
a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik SMK Negeri 1 Bandung dengan menggunakan metode
Problem Based Learning dalam proses pembelajaran untuk kompetensi
dasar elastisitas permintaan dan penawaran
b. Penelitian ini mampu memberikan dukungan empiris terhadap khasanah teori dan konsep pembelajaran terutama bagi konsep metode pembelajaran
Problem Based Learning, yang mendorong untuk pengkajian lebih
mendalam.
c. Penelitian ini memberi alternatif metode dalam mengembangkan proses pembelajaran.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat secara praktis
a. Bagi peserta didik, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar
b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran, terutama dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian
Berdasarkan hipotesis penelitian maka jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen dengan metodepembelajaran Problem Based Learning(PBL) dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Jigsaw. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning. Mc Millan dan Schumacher (2001:402) menegaskan bahwa penelitian Quasi
Eksperimental adalah “a type of experirment wich research participants are not
randomly assigned to the experimental and control group”. Individu tidak secara acak mempunyai peluang yang sama baik dalam kelompok eksperimen maupun dalam kelompok kontrol.
3.2 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini kelas eksperimen maupun kelas kontrol dipilih tidak secara random sehingga desain dalam penelitian ini berbentuk desain
Nonequivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design. Menurut Creswell
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Nonekuivalen Pretest-Posttest Control Group design
Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test
Kelas Eksperimen O1 X1 O3
Kelas Kontrol O2 - O4
Keterangan :
O1 : Pre-Test kelompok kelas eksperimen
O2 : Pre-Test kelompok kelas kontrol
O3 : Post-Test kelompok kelas eksperimen
O4 : Post-Test kelompok kelas kontrol
X1 :Metode pembelajaran Problem Based Learning
3.3 Subyek Penelitian
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis dikembangkan melalui indikator-indikator berpikir kritis menurut Enis dan diukur pada saat sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode Problem Based Learning yangdidefinisikan sebagai metode yang menjadikan masalah sebagai focal point dalam proses pembelajaran.
3.4.1 Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis yang dimaksud dalam kajian ini adalah berpikir kritis yang didefinisikan sebagai keterampilan yang aktif mengenai masalah-masalah, pertanyaan yang sulit dengan menerapkan metode-metode penalaran yang logis.
Tabel 3.2
Variabel Kemampuan Berpikir Kritis
VARIABEL INDIKATOR UKURAN
Kemampuan Berpikir Kritis [Ennis (Costa, 1988:54)] Elementary Clarification (Memberikan Penjelasan Sederhana)
Membedakan dengan
memfokuskan pertanyaan Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang Basic Support
(Membangun Keterampilan Dasar)
Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
Mengobservasi dan
mempertimbangkan observasi Inference
(Menyimpulkan)
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Membuat dan
mempertimbangkan keputusan Advance Clasification
(Membuat Klasifikasi Lanjut)
Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi Mengidentifikasi asumsi Strategies and tactics
(Strategi dan Taktik)
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan indikator-indikator di atas maka dikembangkan alat test untuk mengukur kemampuan berpikir kritis kepada peserta didik yang diukur menggunakan teknik penilaian tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda.
3.5 Skenario Pembelajaran
Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan Metodepembelajaran
Problem Based Learning (kelas eksperimen) dan penerapan teknik pembelajaran
Jigsaw (kelas kontrol):
Tabel 3.3
Skenario Pembelajaran
Metode Pembelajaran Problem Based Learning
(Richard I. Arend, 2008:57)
Teknik Pembelajaran Jigsaw (Zubaedi, 2011)
I. Tahap Persiapan
a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Guru menyiapkan materi yang akan
dibahas.
c. Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test.
I. Tahap Persiapan
a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Guru menyiapkan materi yang akan
dibahas.
c. Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test.
II. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan 1. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik tentang materi-materi yang telah dipelajari serta mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang sebelumnya.
2. Motivasi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik.
3. Pemberian Acuan
a. Guru memberikan pre test kepada peserta didik.
b. Guru menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran Problem Based Learning.
II. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan
1. Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik tentang materi-materi yang telah dipelajari serta mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang sebelumnya.
2. Motivasi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik.
3. Pemberian Acuan
a. Guru memberikan pre test kepada peserta didik
b. Guru menjelaskan langkah-langkah teknik pembelajaran Jigsaw.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Mengorientasi peserta didik pada
masalah
a. Guru menampilkan sebuah gambar tentang elastisitas permintaan dan penawaran
b. Peserta didik mengamati gambar yang disajikan oleh guru.
c. Peserta didik bertanya tentang gambar yang diperlihatkan guru. 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
a. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang gambar yang disajikan.
b. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, kemudian masing-masing kelompok diberikan permasalahan yang berkaitan dengan elastisitas permintaan dan penawaran dalam kegiatan ekonomi.
c. Peserta didik membaca (mengamati) buku teks tentang elastisitas permintaan dan penawara.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
a. Dengan bimbingan guru, peserta didik mengumpulkan informasi berkaitan dengan elastisitas permintaan dan penawaran dari buku teks yang dibacanya kemudian membuat kesimpulan.
4. Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karyanya a. Peserta didik mendiskusikan hasil
kerjanya (mengkomunikasikan) dengan kelompok lain dan dikonfirmasi oleh guru.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Dengan bimbingan guru, peserta didik merefleksi aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan b. Guru memberikan penguatan
1. Menunjuk pakar
Peserta didik diberikan komponen topik elastisitas permintaan dan penawaran untuk dipelajari secara mendalam
2. Mengumpulkan informasi
Perwakilan kelompok mempelajari komponen topik elastisitas permintaan sedalam mungkin
3. Rapat ahli
Perwakilan dari setiap komponen topik elastisitas permintaan dan penawaran berkumpul dan menyiapkan presentasi yang akan mereka sajikan kepada kelompok mereka
4. Instruksi rekan
perwakilan tersebut mempresentasikan informasi tentang komponen topik elastisitas permintaan dan penawaran mereka kepada teman kelompok mereka 5. Review dan penutup
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (mengasosiasi) terkait materi yang
telah dibahas. III. Kegiatan Penutup
a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya
c. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
d. Guru memberikan post test
e. Guru menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan bersama-sama membaca doa
III. Kegiatan Penutup
a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya
c. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
d. Guru memberikan post test
e. Guru menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan bersama-sama membaca doa
3.6 Alat Test Penelitian
Alat tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan berpikir kritis yang berbentuk objektif. Tes diadakan dalam bentuk pretest dan
posttest. Pretest diberikan sebelum perlakuan dengan tujuan mengetahui skor
hasil belajar awal peserta didik sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen. Sementara posttest diberikan setelah perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan skor hasil belajar peserta didik setelah perlakuan pada kelompok eksperimen, sehingga diperoleh gain, yaitu selisih antara skor pretest dan skor posttest.
3.7 Analisis Uji Alat Tes
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7.1 Validitas
Pengujian validitas alat tes dilakukan untuk mengetahui ketepatan alat tes dalam mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik yang disesuaikan dengan indikator yang ada. Sugiyono (2008:137) menjelaskan bahwa “alat test yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti alat test yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Menurut Sugiyono (2008:271) validitas terdiri dari konstruk (permukaan), validitas isi (content Validity) dan validitas eksternal. Untuk menguji validitas isi maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (Judgment
expert). Dimana para ahli diminta pendapatnya tentang alat tes yang telah
disusun. Para ahli akan memberi pendapat alat tes dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total. Dalam penelitian ini pengujian terhadap isi dari alat tes divalidasi olehdosen pembimbing untuk menilai kesesuaian isi materi dari alat tes tersebut. Alat tes untuk kemampuan berpikir kritis telah dilakukan satu kali pada kelas X-3 SMA 3 BINABAKTI.
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2013: 110), adalah:
�ℎ� �� = � −
.
�. 2 − 2 . �. 2− 2 Keterangan:
rhitung = Koefisien korelasi
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total (seluruh item) N = Jumlah responden
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ℎ� �� = � � −
2
1− �2
Keterangan :
t = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2). Kaidah keputusan :
Jika thitung> ttabel berarti valid
thitung< ttabel berarti tidak valid
Selanjutnya uji validitas tiap item alat tes dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Tiap item tes dikatakan valid apabila pada
taraf signifikansi α = 0.05 didapat rhitung ≥ rtabel. Berikut ini hasil uji validitas
butir alat tes pada α = 0.05. Jumlah butir soal pada uji coba alat tes kali ini adalah 30 soal dengan jumlah responden 24 peserta didik (df= 24-2= 22). Maka diperoleh rtabel dengan signifikansi untuk uji dua arah 0.05 adalah r
(0.05;22) = 0.404. Berdasarkan hal tersebut berikut ini tabel hasil uji validitas kemampuan berpikir kritis untuk kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaran yang diolah dengan menggunakan program aplikasi Microsoft
Excel 2010.
Tabel 3.4
Rekapitulasi Validitas Item Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik
Butir Soal Corrected Item – Total
Correlation (r hitung) r table Validitas
1 0.410 0,404 Valid
2 0.089 0,404 Tidak Valid
3 0.418 0,404 Valid
4 0.338 0,404 Tidak Valid
5 0.500 0,404 Valid
6 0.677 0,404 Valid
7 0.433 0,404 Valid
8 0.453 0,404 Valid
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Butir Soal Corrected Item – Total
Correlation (r hitung) r table Validitas
10 0.444 0,404 Valid
11 0.318 0,404 Tidak Valid
12 0.609 0,404 Valid
13 0.574 0,404 Valid
14 -0,132 0,404 Tidak Valid
15 0.414 0,404 Valid
16 0.493 0,404 Valid
17 0.526 0,404 Valid
18 0.428 0,404 Valid
19 0.603 0,404 Valid
20 0.424 0,404 Valid
21 0.481 0,404 Valid
22 0.461 0,404 Valid
23 0.474 0,404 Valid
24 0.520 0,404 Valid
25 0.559 0,404 Valid
26 0.448 0,404 Valid
27 0.592 0,404 Valid
28 0.428 0,404 Valid
29 0.544 0,404 Valid
30 0.419 0,404 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan Product Momen Pearson, terdapat 25soal yang valid dan lima soal yang tidak valid. Lima soal yang tidak valid tidak dibuang akan tetapi direvisi atau disempurnakan agar dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika soal tersebut dibuang maka ada salah satu tujuan pembelajaran yang hilang, karena alat tes dibuat berdasarkan tujuan-tujuan pembelajaran. Pengujian terhadap alat tes yang tidak valid divalidasi oleh dosen pembimbing. Maka dari itu alat tes yang digunakan adalah 30 soal.
3.7.2 Realibilitas
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
r = n n-1 x
1-∑Si2 St2
Keterangan:
r = Koefisien realibilitas n = Jumlah soal
S12 = Variansi skor soal tertentu (soal ke 1)
ΣSi2 = Jumlah varians skor seluruh soal menurut skor soal tertentu
St2 = Varians skor seluruh soal menurut skor peserta didik perorangan
Tabel 3.5
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas 0,90< r ≤1,00 Sangat tinggi 0,70 < r ≤ 0,90 Tinggi 0,40 < r ≤ 0,70 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
r ≤ 0,20 Sangat rendah
Data di uji reabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha menggunakan SPSS versi 21.Adapun hasil pengolahan data untuk uji reabilitas disajikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.859 30
Sumber: Lampiran 9
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penawaran sebesar 0.859, sedangkan nilai r kitis (uji 2 sisi) pada signifikansi 5% (0,05) dengan N=24 didapat sebesar 0.404. Maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir alat tes tersebut reliabel dengan kategori tinggi.
3.7.3 Tingkat Kesulitan Soal
Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab item dengan benar dan banyaknya penjawab item. Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
P = B JS
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar Js = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Skor tes kemampuan berpikir kritis peserta didik berbentuk pilihan ganda dengan skor terkecil 0 dan skor terbesar adalah 1. Selanjutnya jika jawaban yang benar dihitung 1 dan jawaban yang salah dihitung 0. Banyaknya jawaban benar untuk kelompok atas dan kelompok bawah digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal. Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interpretasi tingkat kesukaran. Interpretasi tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.7
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks TK Klasifikasi
TK = 0.00 Sangat Sukar 0.00 < TK = 0.30 Sukar 0.30 < TK = 0.70 Sedang 0.70 < TK < 1.00 Mudah
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan tingkat kesulitan soal alat tes kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan program ANATES versi 4.0.5. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran 30 butir soal tes kemampuan berpikir kritis peserta didik terdapat 1 soal dengan kategori sangat sukar, 7 soal dengan kategori sukar, 11 soal dengan kategori sedang, 9 soal dengan kategori mudah, 2 soal dengan kategori sangat mudah. Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal menggunakan program aplikasi Anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8
Tingkat Kesukaran Butir Soal
No Jumlah Jawaban
Benar
Indeks Tingkat
Kesukaran Klasifikasi
1 11 0.4583 Sedang
2 20 0.8333 Mudah
3 17 0.7083 Sangat Mudah
4 20 0.8333 Mudah
5 9 0.3750 Sedang
6 12 0.5417 Sedang
7 20 0.8333 Mudah
8 11 0.4583 Sedang
9 18 0.7500 Mudah
10 19 0.7917 Mudah
11 21 0.8750 Sangat Mudah
12 19 0.7917 Mudah
13 9 0.3750 Sedang
14 15 0.6250 Sedang
15 20 0.8333 Mudah
16 6 0.2500 Sukar
17 6 0.2500 Sukar
18 6 0.2500 Sukar
19 9 0.3750 Sedang
20 10 0.4167 Sedang
21 18 0.7500 Mudah
22 6 0.2500 Sukar
23 3 0.1250 Sangat Sukar
24 5 0.2083 Sukar
25 6 0.2500 Sukar
26 8 0.3333 Sedang
27 18 0.7500 Mudah
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Jumlah Jawaban
Benar
Indeks Tingkat
Kesukaran Klasifikasi
29 15 0.6250 Sedang
30 13 0.5417 Sedang
3.7.4 Daya Pembeda
Setiap butir soal tes hasil belajar peserta didik diawali dengan pengurutan skor total seluruh soal dari yang terbesar ke yang terkecil seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Perhitungan daya pembeda soal menggunakan skor kelompok atas dan kelompok bawah. Adapun harganya dihitung dengan rumus berikut (Suherman, 2003:160).
DP= JBA−JBB
n
Keterangan:
DP = Daya pembeda
JBA = Jumlah jawaban benar untuk kelompok atas JBB = Jumlah jawaban benar untuk kelompok bawah
N = Jumlah peserta didik kelompok atas atau kelompok bawah
[image:30.595.169.463.113.171.2]Penentuan jawaban benar dan salah dari soal tes kemampuan berpikir kritis yang berbentuk pilihan ganda sama seperti pada perhitungan tingkat kesukaran butiran soal tes. Jumlah jawaban benar untuk masing-masing kelompok selanjutnya digunakan untuk menghitung harga DP dengan rumus di atas. Untuk mengklasifikasikan daya pembeda soal digunakan interpretasi daya pembeda. Interpretasi daya pembeda dari tes yang dilakukan itu disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.9
Interpretasi Daya Pembeda
Rentang Nilai DP Klasifikasi
DP < 0.20 Jelek
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
.4 ≤ DP < .7 Baik
.7 ≤ DP < . Baik Sekali
Sumber: Suharsimi Arikunto (2013: 232)
[image:31.595.146.478.323.734.2]Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda pada 30 butir soal kemampuan berpikir kritis terdapat 3 butir soal dalam kalsifikasi baik sekali, 18 butir soal dalam klasifikasi baik, 6 butir soal dalam klasifikasi cukup, dan 3 butir soal dalam klasifikasi jelek. Hasil perhitungan daya pembeda butir soal tes kemampuan berpikir kritis yang menggunakan program Anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut.
Tabel 3.10
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
No Total Skor Atas
Total Skor Bawah
Daya
Pembeda Klasifikasi
1 5 0 0.8333 Baik Sekali
2 4 1 -0.16.67 Jelek
3 5 2 0.5000 Baik
4 5 4 0.1667 Jelek
5 5 1 0.6667 Baik
6 6 0 1.00 Baik Sekali
7 6 4 0.3333 Cukup
8 4 1 0.5000 Baik
9 5 3 0.3333 Cukup
10 6 3 0.5000 Baik
11 6 4 0.3333 Cukup
12 6 3 0.5000 Baik
13 5 0 0.8333 Baik Sekali
14 3 4 -0.1667 Jelek
15 6 4 0.3333 Cukup
16 3 0 0.5000 Baik
17 3 0 0.5000 Baik
18 3 1 0.3333 Cukup
19 4 0 0.6667 Baik
20 5 1 0.6667 Baik
21 6 2 0.6667 Baik
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Total Skor
Atas
Total Skor Bawah
Daya
Pembeda Klasifikasi
23 2 0 0.3333 Cukup
24 3 0 0.5000 Baik
25 4 0 0.6667 Baik
26 3 0 0.5000 Baik
27 6 2 0.6667 Baik
28 5 1 0.6667 Baik
29 5 2 0.5000 Baik
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8 Teknik Pengolahan Data
Analisis akan berfokus pada data hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik yang akan dilakukan menggunakan bantuan
software komputer SPSS versi 21 dengan pendekatan statistik berikut ini:
1. Menghitung tiap lembar jawaban tes peserta didik berdasarkan jawaban peserta didik yang benar.
2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretest dan posttest.
3. Menghitung normalisasi Gain antara nilai rata pretes dan nilai rata-rata posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus:
Normalisasi Gain = Nilai postes - nilai pretes
Nilai Maksimum - nilai pretes x 100% Tabel 3.11
Kriteria Peningkatan Gain
Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan
G<0,5 Peningkatan Rendah
0,5≤G≤0,7 Peningkatan Sedang
G>0,7 Peningkatan Tinggi
4. Melakukan Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Z dengan menggunakan bantuan software komputer SPSS versi 21.0. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal.
5. Melakukan Uji Homogenitas
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
homogenitas data normalisasi gain dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus (Sugiyono, 2011: 140):
Fhitung = Varians terbesar Varians terkecil
b. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus:
dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar) dk penyebut = n-1 (untuk varians terkecil)
Jika diperoleh harga Fhitung≤ Ftabel, maka kedua variansi homogen
Jika diperoleh harga Fhitung> Ftabel, maka kedua variansi tidak
homogeny
6. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai pre-test dan data
Normalized Gain (N-Gain). Menurut Sugiyono (2008) untuk sampel
independen (tidak berkorelasi mempunyai ketentuan, jika kedua data berdistribusi normal dan variansnya homogen maka dilanjutkan dengan uji t (test t). adapun langkah-langkah uji t sebagai berikut:
1) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
2) Membuat Ha dan Ho metode statistik
3) Mencari rata-rata (x), standar deviasi (s), varians (s2) dan korelasi 4) Mencari nilai t dengan rumus:
t = x1-x2 s
12 n1
+s22 n2
(Sugiyono, 2011: 138)
Keterangan:
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X2 : rata-rata sampel ke-2
S12 : varians sampel ke-1
S22 : varians sampel ke-2
3.9 Langkah-Langkah Penelitian
1. Tahap pendahuluan. Pada tahap ini, peneliti melakukan studi lapangan dan mencari informasi terkait dengan permasalahan dan fenomena yang terjadi di SMK Negeri 1 Bandung khususnya pada proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Selanjutnya peneliti melakukan studi literatur lebih mendalam tentang Metodepembelajaran Problem Based Learning dan kemampuan berpikir kritis.
2. Tahap persiapan. Pada tahap ini, peneliti menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, merancang alat tes, melakukan uji coba alat tes, mengolah data hasil uji coba dan menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data. 3. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pretest
untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis awal peserta didik baik pada kelas eksperimen maupun kontrol. Selanjutnya peneliti melakukan pembelajaran materi ajar yang telah ditentukan dengan diberikan sebuah perlakuan. Saat pembelajaran, kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode Problem Based Learning sedangkan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan dengan menggunakan teknik pembelajaran Jigsaw. setelah diberikan sebuah perlakuan proses selanjutnya yaitu melakukan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diberikan perlakuan.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontrol. Selanjutnya peneliti menganalisis gain untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan struktur hubungan metode Problem
Based Learning yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis di SMK Negeri 1
Bandung. Sehingga diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah:
Pertama,terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis
peserta didik antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang terlihat pada nilai pretest dan posttest dan dibuktikan dengan uji hipotesis. Dibandingkanantarasebelumdansetelahperlakuanpada kelas eksperimen, kemampuanberpikirkritispesertadidikdalammatapelajaranekonomiuntuk
kompetensi dasar elastistitas permintaan dan penawaran sangatnyatameningkatsetelahdiberikan perlakuan denganmengunakanmetode pembelajaran Problem Based Learning.Maka dapat disimpulkan bahwa metodepembelajaran Problem Based Learning berpengaruh secara positif terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Kedua, terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
kelas kontrol yang menggunakan teknik pembelajaran Jigsaw pada saat
pretest-posttest. Perbedaan dapat dibuktikan dengan melihat nilai rata-rata kemampuan
berpikir kritis peserta didik antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang terlihat pada nilai pretest dan posttest dan dibuktikan dengan uji hipotesis. Nilai posttest pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
pre-test. Teknik pembelajaran Jigsaw pada kelas kontrol berpengaruh secara
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketiga,
Terdapatperbedaanpeningkatankemampuanberpikirkritispesertadidikdalammatape lajaranekonomi pada kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaranantarakelompokpesertadidik yang belajardenganmetode Problem Based
Learningdibandingkandengankelompokpesertadidik yang belajardenganteknik
pembelajaran Jigsaw. Dilihatdarinilai rata-rata gainnya, peningkatankemampuanberpikirkritispesertadidik yang belajardenganmetode
Problem Based Learninglebihtinggidibandingkandengankelompokpesertadidik
yang belajardenganteknik pembelajaran Jigsaw.Metode Problem Based Learninglebihefektifdalammeningkatkankemampuanberpikirkritispesertadidikdala
mmatapelajaranekonomi. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Metodepembelajaran Problem Based Learning berpengaruh secara positif terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
1.2 Saran
Penelitian telah dilakukan melalui metode kuasi ekperimen. Dalam penelitian ini peneliti menerapakan metode Problem Based Learning yang dibandingkan dengan teknik pembelajaran Jigsaw di SMK Negeri 1 Bandung. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
Metode Problem Based Learning merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaran. Peningkatan dalam penelitian ini termasuk pada kategori rendah, sehingga diperlukan pengembangan yang lebih jauh khususnya untuk kompetensi elastisitas permintaan dan penawaran dalam mata pelajaran ekonomi.
Guru harus memahami tahapan metode Problem Based Learning dengan benar dalam proses pembelajaran agar lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kompetensi dasar elastisitas permintaan dan penawaran.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sehingga terjadi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Kepada peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang metode
Problem Based Learning untuk meningkatkan kompetensi belajar yang lain.
Selain itu penelitian selanjutnya dapat memperhatikan aspek lainnya seperti aspek afektif dan aspek psikomotor sehingga penelitian lebih baik dan sempurna.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
AbdorrakhmanGinting. (2012). EsensiPraktisBelajar&Pembelajaran (DisiapkanuntukPendidikanProfesidanSertifikasi Guru-Dosen). Bandung: Humaniora
Amir, M. Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning
(Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan).
Jakarta: Kencana
Anderson, Lorin W & David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arend, R.I. (2008). Learning to Teach. New York: McGraw Hill.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta:Ar-Ruzz Media
Budiningsih, Asri C. Belajar dan Pembelajaran. (2005). Jakarta: PT Rineka Cipta Cahyo, Agus N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar
(Teraktula dan Terpopuler). Jogjakarta: DIVA Press
Costa, Arthur L. (1988). Developing Minds (A Resource Book for Teaching
Thinking. United States: ASCD
Creswell, IW. (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. London, New Delhi: Sage Publication
Depdiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Duch, Barbara Susan E. Groh, and Deborah E. Allen. (2001). The Power of
Problem Based Learning (A Practical “How To” for Teaching Undergraduate Courses in Any Discipline). Virginia. Stylus Publishing,
LLC
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Finkelstein, Neal & Thomas Hanson. (2011). Effects of Problem Based
Economics on high school economics instruction. SREE Conference
Fisher, Alec. (2007). BerpikirKritisSebuahPengantar. Jakarta: Erlangga
Helly Prajitno S dan Sri Mulyantini S. (2008). Effective Teaching (Evidence and
Practice). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jacobsen, David A, et all. (2009). Methodes For Teaching (Metode-Metode
Pengajaran Meningkatkan Belajar Peserta didik TK-SMA). Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pengembangan KTSP
SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kusnendi.(2008). Metode-MetodePersamaanStruktural
(SatudanMultigroupSampeldengan LISREAL). Bandung: Alfabeta
Kristof De Witte & Nicky Rogge. (2012). Problem Based Learning in Secondary
Education (Evaluation by a randomized Experiment). Maastricht
University
Lang, Hellmut R & Davis N. Evans (2006).Metodes, Strategies, And Methods for
Effective Teaching. USA: Pearson Education. Inc
Leijten, Flip &Selena Chan. (2011). The Effectiveness Of Peer Learning In A
Vocational Education Setting. Ako Aotearoa
Mc.Millan dan Schumacher. (2001). Research and Education, a Conceptual
Introduction (5th ed). New York: Longman
Moon, Jennifer. (2008). Critical Thingking (An Exploration Of Theory And
Practice). New York: Routledge
PemerintahRepublik Indonesia.(2003).Undang-UndangRepublik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentangSistemPendidikanNasional, Jakarta.
Pribadi, Benny A. (2010). Metode Desain Sistem Pembelajaran. Dian Rakyat:Jakarta
Riduwan.(2013). MetodedanTeknikMenyusunTesis.Bandung :Alfabeta
Rusman. (2013). Metode-MetodePembelajaran: MengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada
Slavin, Robert E. 2006.Educational Psychology Theory: Theory and Practice
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2008). MetodePenelitianKuantitafKualitatif R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA
Suparno.(2013). PengaruhMetode PBL Menggunakan Hypermedia terhadapKemampuanBerpikirKritisPesertadidikpadaPembelajaran
IPS.Tesis UniversitasPendidikan Indonesia. TidakDiterbitkan
Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Suyono&Hariyanto.(2012). BelajardanPembelajaran (TeoridanKonsepDasar).Bandung:RemajaRosdakarya
Trianto. (2010) Mendesain MetodePembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Jakarta:Ar-Ruzz Media
Sumber Jurnal
Alias Masek &Sulaiman Yamin. (2011). The Effect of Problem Based Learning on Critical Thingking Ability:A Theoretical and Empirical Review.
Journal of International Review of Social Sciences and Humanities, Vol.2
(1), hlm. 215-221
Baker, Matt dan Rick Rudd. (2001). Relationships Between Critical And Creative Thinking. Journal of Southern Agricultural Education Research,Vol 51 (1), hlm 173-188
Chen Schecter. (2011). Switching Cognitive Gears Problem Based Learning And Success Based Learning As Instructional Framewroks In Leadership Education. Journal of Educational Administration, Vol. 49(2), hlm. 143-165
Gary Coombs and Max Elden. (2004). Education Introduction to the Special Issue: Problem-Based Learning as Social Inquiry—PBL and Management.
Journal of management education SAGE Publication, Vol. 28 (5), hlm.
Edora, 2014
Pengaruh Metodepembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Linda S. Behar-Horenstein (2011). Teaching Critical Thinking skill in Higher Education:A Review of The Literature. Journal of College Teaching and
Learning, Vol 8 (2), hlm. 25-42
Savery. J. R (2006). Overview of Problem Based Learning:Definitions and Distingtions. The Interdisciplinary Journal of ProbelmBased.Learning, Vol.1(1), hlm.9-20
SeyedJavad Ghazi Mir Saeed& Sarah NokhbehRousta. (2013). The Effect of Problem-based Learning on Critical Thinking Ability of Iranian EFL Students.Journal of Academic and Applied Studies, Vol 3 (7), hlm. 1-14 Victor Forrester. (2004). Problem-Based Learning: A Problem With Education?.
Hong Kong Teachers Centre journal. Vol. 3, hlm 48-55
Winter. (2001). Problem Based Learning. Journal of Speaking of Teaching, Vol. 11 (1), hlm. 1-8
Sumber Internet
Jean, Marrapodi. (2003). Critical Thingking and Creativity an Overview and
Comparison of the Theories. [Online].Tersedia:
http://www.applestar.org/capella/CRITICAL%20THINGKING%20AND %20CRETIVITY.pdf.