• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI RAMEN AA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI RAMEN AA BANDUNG."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 4797/UN.40.2.5.3/PL/2015

ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI RAMEN AA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Oleh:

Sarah Nissa Nefisa

1100509

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung

Oleh

Sarah Nissa Nefisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sarah Nissa Nefisa 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang,

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung

Skripsi disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS

NIP.

Pembimbing II

Oce Ridwanudin, SE.,MM.

NIP.

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Agus Sudono, SE.,MM.

NIP. 19820508.200812.1.002

Mahasiswa

Sarah Nissa Nefisa

(4)

ABSTRAK

Sarah Nissa Nefisa, 1100509, Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S. dan Oce Ridwanudin, SE.,MM.

Ramen AA adalah salah satu tempat yang menjual mie ramen di Kota Bandung yang berdiri sejak 22 Maret 2013. Ramen AA mengalami penurunan jumlah pengunjung dan belum tercapainya target penjualan yang diinginkan oleh Ramen AA, hal tersebut membuat pentingnya perumusan strategi yang tepat untuk Ramen AA. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) mengetahui faktor-faktor strategis internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Ramen AA, (2) mengetahui faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Ramen AA, (3) mengetahui alternatif strategi pengembangan bisnis yang dapat diterapkan oleh Ramen AA berdasarkan hasil analisis SWOT, dan (4) mengetahui urutan prioritas alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh Ramen AA. Pada penelitian ini menggunakan dua metode yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif akan digunakan untuk mendapatkan gambaran perkembangan bisnis Ramen AA dan mengetahui strategi yang cocok untuk mengembangkan bisnis di Ramen AA. Deskriptif kuantitatif akan digunakan untuk mendapatkan penilaian dari owner, karyawan dan konsumen Ramen AA terhadap analisis faktor-faktor internal dan eksternal Ramen AA menggunakan metode triangulasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS, matriks EFAS, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Hasil analisis menunjukkan terdapat tujuh alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh Ramen AA untuk mengembangkan bisnisnya dengan strategi utama yaitu mengadakan pelatihan Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk karyawan agar dapat bersaing dengan restoran lainnya dengan skor 6,31

(5)

ABSTRACT

Sarah Nissa Nefisa, 1100509, Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung under the guidance of Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S. and Oce Ridwanudin, SE.,MM.

Ramen AA is one of the places that sellramen noodles in Bandung City that has been

established since March 22th, 2013. Ramen AA experience reduction the number of consumers and yet achieve sales targets, so that makes the importance of strategic formulation for Ramen AA. The purpose of this research are: (1) to know the factors of internal strategic such as strength and weakness that owned by Ramen AA, (2) to know the factors of external strategic such as opportunity and threat for Ramen AA, (3) to know the alternative of business development strategic that can be applied based on analysis SWOT result, and (4) to know the order of strategic alternative priority that can be applied by

Ramen AA. Method used in this research is qualitative approach and quantitative

descriptive. Qualitative approach that make use of case study to get illustration about business developmentforRamen AA. Quantitative descriptive that make use of case study to get assessment from owner, employees, and consumers toward analysis of internal factors and analysis of external factors using triangulation method. Data also has to be analyzed with matrix IFAS, EFAS, IE, SWOT, and QSPM. The analysis result shows, there are seven alternative strategics that can be applied by Ramen AA for business development is training Management Information System (MIS) for employees to compete with other restaurant as the main strategic with the highest score 6,31.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

ABSTRACT………..... ii

KATA PENGANTAR……….…….... iii

UCAPAN TERIMA KASIH………..………. iv

DAFTAR ISI………..……….. vi

DAFTAR TABEL……….………... ix

DAFTAR GAMBAR……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….….. xiii

BAB I PENDAHULUAN……….….. 1

1.1Latar Belakang……….… 1

1.2Rumusan Masalah………... 9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………..…... 9

1.4Kegunaan Penelitian……….………...……… 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN…....... 11

2.1 Kajian Pustaka ………..… 11

2.1.1 Pengertian Pariwisata…..………... 11

2.1.2 Pengertian Wisata Kuliner………..…….. 11

2.1.3 Pengertian Restoran……….………...……... 12

2.2 Kajian Pustaka Teoritis……… 16

2.2.1 Pengertian Manajemen……….……...…... 16

2.2.2 Pengertian Strategis………...………. 16

2.2.3 Pengertian Manajemen Strategis………...………. 17

2.2.4 Tujuan Manajemen Strategis………...………... 19

2.2.5 Manfaat Manajemen Strategis………...………. 19

2.2.6 Proses Manajemen Strategis………...……….... 21

(7)

2.2.8 Visi Misi dan Tujuan Perusahaan………... 25

2.2.9 Analisis Lingkungan Eksternal……...……….... 25

2.2.10 Analisis Lingkungan Internal………....…….... 26

2.2.11 Penjelasan Matriks………... 26

2.3 Kajian Empirik………. 37

2.4 Kerangka Pemikiran………..……….. 39

BAB III METODE PENELITIAN………...………….. 43

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ………...…………..……….. 43

3.2 Metode Penelitian………...……...………. 43

3.3 Informan Penelitian……..………... 44

3.3.1 Populasi………....………. .…………... 45

3.3.2 Sampel…..………. 45

3.3.3 Teknik Sampling………....……… 46

3.4 Operasionalisasi Variabel………...………..….. 46

3.5 Uji Validitas………... 50

3.6 Uji Reliabilitas……….... 52

3.7 Instrumen Penelitian………... 54

3.8 Teknik Pengumpulan Data……….. 55

3.8.1 Data Primer……… 56

3.8.2 Data Sekunder………... 58

3.9 Teknik Analisis Data……….. 58

3.9.1 Proses Analisis Data……….. 59

3.9.2 Metode Pengolahan………... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..….. 73

4.1 Gambaran Umum Perusahaan……… 73

4.1.1 Sejarah Ramen AA………..…. 73

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Ramen AA………. 74

4.1.3 Struktur Organisasi Ramen AA………..…………... 75

4.2 Gambaran Umum Responden………. 76

(8)

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…….. 76

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……... 77

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdarakan Pendidikan Terakhir.. 77

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan…...….... 78

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Internal Ramen AA…….. 79

4.2.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-faktor Kekuatan Ramen AA... 79

4.2.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-faktor Kelemahan Ramen AA………..……… 85

4.2.3 Rekapitulasi Variabel Faktor Internal Ramen AA……… 90

4.3 Analisis Data dan Pembahasan………. 91

4.3.1 Kondisi Lingkungan Eksternal………. 91

4.3.1.1 Peluang (Opportunities)………..………. 91

4.3.1.2 Ancaman (Threat)………..……….. 98

4.3.2 Kondisi Lingkungan Internal……….………..…….... 103

4.3.2.1Kekuatan (Strength)………..……….. 104

4.3.2.2Kelemahan (Weakness)……….………... 107

4.4 Analisis Faktor-faktor Peluang, Ancaman, Kekuatan dan Kelemahan Ramen AA... 113

4.5 Formulasi Strategi……….... 115

4.5.1 Penilaian Matriks EFE/ EFAS………...……….……. 115

4.5.2 Penilaian Matriks IFE/ IFAS………...…………. 117

4.5.3 Matriks IE………....…...………. 118

4.5.4 Matriks SWOT………..….….…... 120

4.6 Penentuan Strategi Menggunakan QSPM……….………... 126

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 133

5.1 Simpulan………... 133

5.2 Saran………... 135 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Potensi Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun

2014 ………... 3

Tabel 1.2 Daftar Cabang Ramen AA di Kota Bandung……...………. 5

Tabel 1.3 Daftar Nama Pesaing Ramen AA di Daerah Gegerkalong………. 5

Tabel 1.4 Data Pengunjung Ramen AA……….. 5

Tabel 1.5 Data Penjualan Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang……….. 6

Tabel 2.1 Kajian Empirik………... 37

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel……….. 47

Tabel 3.2 Hasil Analisis Instrumen Faktor Internal Ramen AA……… 52

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas……… 54

Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data……….. 58

Tabel 3.5 Matriks EFAS………. 62

Tabel 3.6 Matriks IFAS……….. 63

Tabel 3.7 Matriks Quantitative Strategies Planning……….. 70

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 76

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………..… 77

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…………. 78

(10)

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Harga yang Ditawarkan Ramen AA

Terjangkau………. 79

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi Ramen AA Strategis……… 80

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Ramen AA Memiliki Ciri Khas Sambal

Rempah……… 81

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kesesuaian Porsi Menu yang

Disajikan Ramen AA……….. 81

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Citra Ramen AA yang Sudah

Terkenal……… 82

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Menu Makanan yang Disajikan

Inovatif……… 83

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kenyamanan Makan di Ramen

AA………. 84

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kelezatan Menu yang Disajikan

Ramen AA……… 84

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Promosi yang Dilakukan Oleh Ramen

AA……… 85

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Luas Tempat Makan yang Tersedia di

Ramen AA……… 86

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kemudahan Parkir Kendaraan di

Ramen AA………...….. 87

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kepuasan dalam Pelayanan

yang Diberikan Sesuai dengan yang Diharapkan………. 88

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Fasilitas yang Tersedia di Ramen

AA………. 89

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Tampilan Menu yang Disajikan…. 89

(11)

Tabel 4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Faktor Internal Ramen

AA……… 91

Tabel 4.21 Daftar Nama Pesaing Ramen Daerah Gegerkalong Girang………….. 95

Tabel 4.22 Rekapitulasi Potensi Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun 2014……… 97

Tabel 4.23 Harga Bahan Bakar Minyak pada Tahun 2013-2015………. 99

Tabel 4.24 Daftar Beberapa Pesaing Ramen AA……… 100

Tabel 4.25 Daftar Beberapa Restoran Korea di Kota Bandung……….. 101

Tabel 4.26 Daftar Cabang Ramen AA……… 106

Tabel 4.27 Matriks EFAS……… 115

Tabel 4.28 Matriks IFAS………... 117

Tabel 4.29 Matriks SWOT Ramen AA……… 121

Tabel 4.30 Tabel Peringkat Alternatif Strategi Di Ramen AA………... 127

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Manajmen Strategis……….. 21

Gambar 2.2 Matriks Internal-Eksternal……… 28

Gambar 2.3 Matriks Kuadran SWOT……….. 29

Gambar 2.4 Matriks Strategi Berdasarkan SWOT……….. 30

Gambar 2.5 Diagram Cartesius SPACE Matrix………. 32

Gambar 2.6 9 Sel IE Matriks……… 33

Gambar 2.7 Matrix BCG……….. 34

Gambar 2.8 Matriks Grand Strategy………. 36

Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran……….. 42

Gambar 3.1 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data (Bermacam-macam Cara Pada Sumber yang Sama)………..…... 57

Gambar 3.2 Triangulasi “Sumber” Pegumpulan Data. (Satu Teknik Pengumpulan Data pada Bermacam-macam Sumber Data A, B, C)………. 57

Gambar 3.3 Komponen dalam Analisis Data (interactive model)…………...…. 60

Gambar 3.4 Matriks IE………... 64

Gambar 3.5 Matriks SWOT……….. 68

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Ramen AA……….... 75

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara……… 1

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian……….. 3

Lampiran 3 Karakteristik Responden Konsumen Ramen AA………. 11

Lampiran 4 Tabel Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Ramen AA….. 12

Lampiran 5 Tabel QSPM Ramen AA……….. 14

Lampiran 6 Data Penjualan Ramen AA……….. 16

Lampiran 7 Daftar Menu Ramen AA……….. 28

Lampiran 8 Surat Keterangan Selesai Penelitian……… 29

Lampiran 9 Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung Tahun 2014………. 30

Lampiran 10 Lembar Bimbingan Skripsi……… 47

Lampiran 11 Surat Keputusan Dosen Pembimbing………. 50

Lampiran 12 Surat Keputusan Dosen Penguji Sidang Skripsi……… 58

Lampiran 13 FotoBersama Pemilik dan Manajer Ramen AA……….... 61

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan negara paling

beragam di dunia. Terletak tepat di garis katulistiwa dengan 17.000 pulau

dan 300 suku bangsa yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara yang

menjadikan Setiap pulau memiliki keunikan tersendiri baik dalam karakter,

bahasa, suku bangsa, kultur dan tentunya masakan tradisional.Selama

beberapa abad, kuliner Indonesia berkembang dengan pengaruh

negara-negara asing. Masakan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang

paling kaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat.Indonesia

mempunyai kekayaan alam yang sangat beragam dan rahasia kehebatan

masakan khas Indonesia adalah penggunaan bumbu dan rempah-rempah

segar. Artinya masakan dibuat dari daging segar, sayuran segar, rempah

dan daun-daunan segar yang langsung dimasak dan dihidangkan

secepatnya. Umumnya setiap suku bangsa atau kelompok masyarakat

memiliki masakan khas andalan masing-masing yang rasanya mempunyai

kecenderungan tertentu, misalnya masakan pedas, manis, asin, dan

lain-lain.

Setiap provinsi di Indonesia mempunyai keanekaragaman dalam

masakannya, contohnya Provinsi Jawa Barat yang memiliki kekayaan

kuliner yang sangat beragam, hampir di setiap kabupaten dan kota di Jawa

Barat memilki makanan, minuman dan jajanan khas. Sebagai Ibu Kota

Jawa Barat, Kota Bandung dikenal dengan kota surganya kuliner dan

sebagai kota wisata kuliner karena banyak terdapat Restoran dan Kafe yang

menjual makanan dan minuman yang bermacam-macam dari mulai

makanan-makanan dari berbagai negara, makanan khas Indonesia,

(15)

Bandung, dan juga makanan-makanan yang unik dari hasil inovasi

makanan yang membuat wisatawan ingin berkunjung ke Kota Bandung

untuk berwisata kuliner. Kota Bandung terkenal akan Kota yang

menawarkan berbagai macam kuliner yang didukung dengan gaya hidup

masyarakat Kota Bandung yang gemar berwisata kuliner yang dapat

menjadi alasan mengapa banyak Restoran atau Rumah Makan yang

menawarkan berbagai macam makanan dan minuman yang unik, bercita

rasa, variatif, inovatif dan kreatif.

Banyak kawasan wisata kuliner di Kota Bandung diantaranya di

daerah Dago, Pasir Kaliki, Setiabudhi, Dago Pakar, Dipati Ukur, Riau,

Asia Afrika, Lembang dan yang lainnya. Contoh tempat wisata kuliner di

daerah Setiabudhi adalah Warung Mak Uneh, Gepuk Ny. Yong, Suis

Butcher, Ayam Goreng Suharti, Warung Setiabudhi, Ikan Bakar cianjur I,

Ngopi Doeloe, Bebek H. Slamet, Ramen AA dan masih banyak lagi.

Banyak juga event-event kuliner yang ada di Kota Bandung. Event

kuliner yang setiap tahun dilaksanakan diantaranya adalah Braga Culinary

Night dan Localicious Indonesia Chef Association Jawa Barat. Sedangkan

event-event kuliner yang pernah diselenggarakan diantaranya adalah:

Bandung Food Truckfestival, Bandung Ingredient Festival, Eat Up,

Etalage, Pameran Bandung Creative Food 2014, Food Bandung Expo

2015, Pameran Akrab Catering Se-Jawa Barat 2013, Raos!! Festival

Budaya dan Kuliner Bandung Timur, Taste Market, dan masih banyak lagi.

Persaingan kuliner di Kota Bandung sangat ketat terbukti dengan

banyaknya Restoran dan Rumah Makan yang semakin bertambah setiap

tahunnya. Berikut adalah data rekapitulasi potensi Restoran dan Rumah

(16)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Potensi Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun 2014:

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2014

Pada Tabel 1.2 di atas rekapitulasi potensi restoran dan rumah makan

di Kota Bandung pada Tahun 2014, Restoran talam kencana berjumlah 1,

Restoran talam salaka berjumlah 67, Restoran talam gangsa berjumlah 178,

Restoran warabala berjumlah 55, Bar berjumlah 13, Rumah makan A

berjumlah 36, Rumah makan B berjumlah 152, Rumah makan C berjumlah

158. Data di atas merupakan Restoran dan Rumah makan yang sudah

memiliki izin usaha.

Perkembangan bisnis kuliner dari waktu ke waktu cenderung terus

meningkat, karena banyaknya pelaku bisnisyang mencoba merambah bisnis

kuliner semakin hari semakin bertambah. Berdasarkan data statistik yang

diperoleh dari Dinas Kebudayaan Kota Bandung perkembangan industri

kuliner dari tahun ke tahun terus meningkat. Perkembangan kuliner di

Indonesia akan semakin beragam. Hal ini dipengaruhi karena masyarakat

Indonesia khususnya anak muda memiliki rasa penasaran yang tinggi untuk

mencicipi sesuatu yang baru. Industri kuliner yang saat ini diminati

salahsatunya adalah masakan Jepang. Masakan ala negeri sakura ini memiliki

No Klasifikasi Jumlah Potensi

1 Restoran Talam Kencana 1 2 Restoran Talam Salaka 67 3 Restoran Talam Gangsa 178

4 Restoran Warabala 55

5 Bar 13

6 Rumah Makan A 36

7 Rumah Makan B 152

8 Rumah Makan C 158

(17)

sensasi khas tersendiri, yakni tidak hanya lezat namun juga mewakili budaya

dan tradisinya. Pengaruh akan Jepang ini tidak hanya mempengaruhi dunia

fashion harajuku, tapi menjamur ke segala aspek termasuk bidang kuliner.

Seperti ramen, sushi, takoyaki, teriyaki,yakiniku dan lain-lain.

Tren ramen di Kota Bandung berkembang sejak tahun 2010 silam.

Makanan jepang seakan menjadi fenomenadikalangan masyarakat Indonesia

khususnya warga Kota Bandung salah satunya adalah mie ramen. Mie yang

berasal dari Negara China ini memang menjadi makanan yang cukup terkenal

.Mie ramen diIndonesia di sajikan tidak jauh berbeda dengan mie ramen asli

Jepang, hanya saja dengan beberapa toppingtambahan sesuai pesanan.

Penjual Mie ramen di Bandung sudah sangat banyak dari yang

terkenal contohnya Ramen Gokana, Ramen Kedai Ling-Ling, Mie Reman,

Jigoku Ramen, dan yang cukup terkenal di daerah Setiabudhi juga cukup

banyak diantaranya Nobu Ramen, Aboy Ramen dan Ramen AA. Ramen AA

berdiri pada tahun 2013. Ramen AA menyediakan berbagai macam makanan,

yaitu menjual makanan Korea dan makanan Jepang, tetapi lebih dominan

pada masakan Jepang khususnya mie ramen. Terdapat berbagai macam variasi

ramen diantaranya Tebasaki Ramen, Karaage Ramen, Katsu Ramen, Ramen

Anti Galau, Ramen Lumpuh Ingatan dan lain-lain. Ramen AA memiliki

keunggulan menu Ramen yang cukup banyak, memiliki sambal khas yaitu

sambal yang terbuat dari rempah-rempah pilihan dan dengan nama menu yang

unik.Mie Ramen bukan lagi menjadi makanan yang asing atau tidak dikenal,

kini mie ramen banyak digemari oleh masyarakat. Banyak Restoran yang

menjual menu mie ramen di Kota Bandung diantaranya Ramen AA.

Berikut adalah daftar cabang Ramen AA yang sudah memiliki tiga

(18)

Tabel 1.2

Daftar Cabang Ramen AA di Kota Bandung

No Alamat

1 Jl. Gegerkalong Girang No. 83 dekat Mesjid DT 2 Jl. Warung Contong No. 70 Cimahi dekat Unjani 3 Jl. Kebon Kopi No.46

Sumber: Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang Tahun 2014

Berikut adalah daftar nama pesaing Ramen AA di daerah Gegerkalong:

Tabel 1.3

Daftar Nama Pesaing Ramen AA di Daerah Gegerkalong

No Nama Alamat

1. Nobu Ramen& Sushi Jl. Gegerkalong Hilir No. 1 2. KazokuRamen& Sushi Jl. Gegerkalong Girang No. 105 3. Aboy Ramen Jl. Gegerkalong Girang No.39

4. Ultramen Jl. Gergerkalong Girang Gg. Dharmawinata No. 42b

Sumber: Penelitian di Daerah Gegerkalong Tahun 2015

Jumlah pesaing yang cukup banyak, maka persaingan usaha Ramen

AA dengan pesaing sejenis dan pesaing-pesaing yang lain akan semakin ketat,

dan juga dengan banyaknya pesaing, penjualan di Ramen AA kemungkinan

akan berkurang karena banyaknya alternatif tempat makan yang semakin

banyak dan bervariasi di daerah Gegerkalong atau penjualan hanya stabil dan

tidak terjadi peningkatan penjualan. Berikut adalah data kunjungan Ramen

AA:

Tabel 1.5

Data Pengunjung Ramen AA

No Tahun Jumlah

1. 2013 61.200

(19)

Sumber: Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang Tahun 2013-2014

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pengunjung Ramen AA pada

Tahun 2013 sebanyak 61.200 orang dan pada tahun berikutnya yaitu Tahun

2014 mengalami penurunan menjadi 60.840 orang, yang disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya pesaing usaha sejenis dan banyaknya

pesaing-pesaing lain yang berjualan di daerah Gegerkalong Girang. Data pengunjung

Ramen AA di atas diambil berdasarkan dari data kunjungan rata-rata per

harinya yang berkunjung ke Ramen AA.

Ramen AA dalam periode 1 tahun sudah berkembang cukup pesat, hal

ini dapat dilihat dari data penjualan Ramen AA di bawah ini:

Tabel 1.6

120.000.000 124.276.975 -10.603.575 -7,86 %

Februari 2014

120.000.000 96.946.307 -27.330.668 -21,99 %

Maret 2014 120.000.000 102.181.300 +5.234.993 +5,40 % April 2014 120.000.000 91.527.500 -10.653.800 -10,43 % Mei 2014 120.000.000 96.319.600 +4.792.100 +5,24 % Juni 2014 120.000.000 91.254.950 -5.064.650 -5,26 % Juli 2014 120.000.000 60.430.850 -30.824.100 -33,78 % Agustus

2014

120.000.000 98.302.150 +37.871.300 +62,67 %

September 2014

120.000.000 108.805.600 +10.503.450 +10,68 %

Oktober 2014

120.000.000 84.145.600 -24.660.000 -22,66 %

November 2014

(20)

Sumber: Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang Tahun 2013-2014

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat dari bulan ke bulan selalu terjadi

penurunan dan peningkatan penjualan di Ramen AA. Pada bulan Juli terjadi

penurunan penjualan yang signifikan dengan persentase penurunan sebanyak

33,78%, salah satu faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pejualan

ialah karena bulan juli bertepatan dengan bulan puasa dan pada musim liburan

semesterPerguruan Tinggi,karena target konsumen Ramen AA ini adalah

Mahasiswa dan Mahasiswi serta siswa dan siswi sekolah yang berada di

daerah Gegerkalong dan sebaliknya pada bulan berikutnya yaitu pada bulan

Agustus terjadi kenaikan penjualan yang sangat besar dengan persentase

kenaikan sebanyak 62,67%. Dan pada bulan-bulan berikutnya mengalami

peningatan dan penurunan penjualan kembali. Target penjualan per hari yaitu

sebesar Rp.4.000.000, dalam setiap bulan target penjualannya sebesar

Rp.120.000.000, dari Bulan Desember 2013 sampai dengan Bulan Januari

2014 Ramen AA bisa melebihi target penjualan sedangkan Bulan Februari

2014 sampai dengan Bulan November 2014 Ramen AA belum bisa mencapai

target penjualan per bulannnya. Dampak dari tidak tercapainya target pada

Bulan Februari 2014 sampai Bulan November 2014 maka Ramen AA akan

membuat keputusan untuk strategi-strategi peningkatan penjualan dengan

pemasaran yang lebih diutamakan atau mealakukan strategi-strategi yang lain

dan dampak dari tidak tercapainya target selama 10 bulan berturut-turut,

apakah Ramen AA akan tetap eksis dengan strategi-strategi baru atau Ramen

AA tidak akan ada lagi.

Akibat banyaknya pelaku usaha yang mencoba merambah bisnis

bidang kuliner, mulai dari yang skala kecil, sedang hingga yang berskala atas

menyebabkan intensitas persaingan semakin ketat khususnya di kota

Bandung, sehingga konsumen menjadi lebih cermat dan lebih selektif

terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini memicu para pelaku usaha untuk

lebih kreatif dalam memberikan value added bagi konsumen. Agar mampu

(21)

mengetahui apa yang menjadi taya tarik konsumen untuk membeli suatu

produk, apa yang dibutuhkan konsumen, para pengusaha harus mampu

beradaptasi dan melakukan inovasi-inovasi baru serta mencari peluang bisnis

yang tepat bagi perusahaanya serta meninjau ulang strategi penjualan yang

selama ini digunakan untuk dikombinasikan agar dapat mewujudkan tujuan

perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin modern, para pelaku usaha

dituntut untuk menerapkan strategi-strategi yang efektif guna memajukan

perusahaanya.

Untuk mengatasi beberapa permasalahan di atas, pemecahan masalah

yang harus dilakukan oleh Ramen adalah harus bisa meningkatkan volume

penjualan, bersaing dengan beberapa pesaing usaha sejenis maupun usaha

tidak sejenis yang semakin bertambah, mengetahui kegiatan apa saja yang

diunggulkan untuk dapat bersaing, berdasarkan penetapan strategi korporat

harus didasarkan pada keinginan konsumen yaitu perusahaan membuat

produk yang sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen, mengetahui

terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki. Kegiatan paling penting

dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang ada,

melakukan analisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan

memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah.

Adapun tahapan analisis kasus adalah 1. Memahami situasi dan informasi

yang ada; 2. Memahami masalah yang terjadi; 3. Menciptakan berbagai

alternatif yang mungkin mucul maupun solusinya; 4. Evaluasi alternatif solusi

dan pilih yang terbaik. Setelah itu harus mengetahui tujuan analisis yaitu: ke

arah mana perusahaan ingin dibawa?, faktor kunci apa saja yang harus

diperhatikan?, dan kapan tujuan tersebut harus dicapai?. Dalam strategi

pengembangan bisnis dapat dicapai melalui analisis SWOT yang akan

menghasilkan beberapa alternatif strategi pengembangan untuk Ramen AA,

lalu dipilih mana yang terbaik, yang dapat memperbaiki situasi dan yang

(22)

Dari beberapa fakta di atas, penulis tertarik untuk menganalisis

faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan untuk merumuskan strategi apa yang

diperlukan Ramen AA dalam mengembangkan usahanya melalui analisis

SWOT. Adapun judul skripsi yang diambil adalah “Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apa faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Ramen

AA?

2. Apa faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Ramen

AA?

3. Bagaimana strategi yang paling sesuai bagi perusahaan untuk

mengembangkan usaha?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari melaksanakan penelitian ini adalah untuk memperoleh

data dan informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian yang

telah dirumuskan di atas. Adapun tujuan melaksanakan penelitian ini adalah

untuk mendapatkan hasil temuan mengenai:

1. Faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Ramen AA.

2. Faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Ramen AA.

(23)

1.4Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat secara teoritis

dan secara praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan sumbangan

penelitian di bidang ilmu Manajemen Kepariwisataan yang berhubungan

dengan pengembangan usaha terutama di industri kuliner.

2. Kegunaan Praktis

Bagi pihak yang terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat dan berguna untuk bahan informasi sebagai berikut:

a. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai

strategi pengembangan usaha, terutama di bidang kuliner.

b. Sebagai bahan masukan bagi objek penelitian untuk mengembangkan

usaha yang sedang berjalan.

c. Sebagai kajian lebih lanjut bagi siapa saja yang berminat terhadap

masalah ini terutama hal-hal lainnya yang belum diungkapkan dalam

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis SWOT dalam strategi

pengembangan bisnis di Ramen AA Bandung. Adapunlokasi dan objek

penelitian ini adalah Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang yang bertempat di

jalan Gerlong Girang Nomor 83 dekat Mesjid Daarut Tauhid Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011, Hal-2) metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan

yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.

Menurut Suriasumantri (1985) yang dikutip oleh Sugiyono (2011, Hal-4)

menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan

menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui,

sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan

masalah-masalah kehidupan praktis.

Sedangkan menurut Nazir (2000) dalam yang dikutip oleh Purhantara

(2010, Hal-1) penelitian sebagai suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut

metode yang ilmiah sehingga penelitian mempunyai tiga unsur penting yaitu

sasaran, usaha untuk mencapai sasaran, serta metode ilmiah.

Menurut Sugiyono (2011, Hal-9) mengemukakan bahwa:

(25)

Sedangkan metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2011, Hal-7) adalah:

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.

Pada penelitian ini akan dilakukan dua metode yaitu pendekatan kualitatif

dan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif akan digunakan untuk

mendapatkan gambaran perkembangan bisnis Ramen AA dan mengetahui strategi

yang cocok untuk mengembangkan bisnis di Ramen AA. Deskriptif kuantitatif

akan digunakan untuk mendapatkan penilaian dari owner, karyawan dan

konsumen Ramen AA terhadap analisis faktor-faktor internal dari analisis SWOT

Ramen AA.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2011, Hal-215) dalam penelitian kualitatif tidak

menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation

atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku

(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Tetapi

sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situsi sosial

yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam,

tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian

kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan

hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke

tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada

kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan

responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru

(26)

statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

menghasilkan teori.

Analisis pendekatan kualitatif menggunakan metode nonprobability

sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini yang menjadi informan

satu yaitu owner, dan informan dua yaitu manajer yang akan diwawancarai

mengenai faktor eksternal dan faktor internal Ramen AA. Wawancara dilakukan

kepada dua informan untuk saling memperkuat dan melengkapi data yang

dibutuhkan. Selain dari owner dan manajer, juga akan dilakukan penyebaran

kuisioner untuk menguatkan penelitian kepada owner, karyawan dan konsumen

Ramen AA. Penyebaran kuisioner ini untuk penguatan faktor internal perusahaan.

Berikut adalah teknik sampling yang diambil dalam penelitian ini:

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2014, Hal-61) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda

alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau

subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Pada penelitian ini yang menjadi populasi (subyek) yaitu owner,

karyawan dan konsumen Ramen AA, sedangkan populasi obyeknya yaitu

faktor-faktor SWOT Ramen AA.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2014, Hal-62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini menggunakan

(27)

Ramen AA untuk mengetahui penilaian mengenai faktor-faktor SWOT Ramen

AA.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling menurut Sugiyono (2014, Hal-62) merupakan teknik

pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya

dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan

Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi, simple

random,proportionate stratified random, disproportionate stratified random,

dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis,

sampling kuota, samplingaksidental atau insidental, purposive sampling,

sampling jenuh, dan snowball sampling. Teknik samping yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling insidental untuk

mengetahui penilaian terhadap faktor internal Ramen AA. Penyebaran

dilakukan dengan responden sebanyak 38 orang responden.

3.4Operasionalisasi Variabel

Menurut Silalahi (2010, Hal-201) yang dimaksud dengan operasionalisasi

variabel adalah merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah

variabel operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang menunjuk

langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur.

Dalam penelitian ini, operasionalisasi variabel akan diuraikan

berdasarkan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis

(28)

dan kelemahan (weakness) dari Ramen AA. Sedangkan analisis eksternal

dilakukan untuk mengetahui berbagai peluang (opportunities) dan ancaman

(threats).

Berikut ini akan dijelaskan operasionalisasi variabel pada Tabel 3.1 di

(29)
(30)

8. Gaya hidup

(31)

3.5Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukuryang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa

dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya,

otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan

dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang

menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti

harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan

dan menggunakan instrumen yang mengukur variabel yang diteliti. Untuk

pengujian validitas dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product

moment sebagai berikut:

rxy = n∑xiyi – (∑xi)( ∑yi)

{n∑xi2 – (∑xi)2 { n∑yi2– (∑yi)2 }

Sumber: Sugiyono (2011, Hal-183)

Keterangan: r = Koefisien validitas item yang dicari

x = Skor total

∑x = Jumlah skor dalam distribusi x

∑y = Jumlah skor dalam distribusi y

∑x2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x

(32)

n = Banyaknya responden

Menurut Fathoni (2006, Hal-122) langkah-langkah yang perlu

dipersiapkan dan dilakukan untuk menguji validitas kuisioner meliputi:

a. Susun daftar pertanyaan dengan skala nilai, untuk alternatif jawaban yang

tersedia, antara 1-5.

b. Gunakan daftar pertanyaan tersebut dalam uji petik wawancara dengan 30

orang responden, yang dipilih sebagai sampel secara purposif.

c. Cantumkan nilai hasil uji petik tersebut ke dalam tabulasi data hasil

wawancara.

d. Susun data nilai hasil wawancara yang diperoleh ke dalam tabulasi

perhitungan (tabel analisis data).

e. Gunakan rumus product moment untuk menguji validitas untuk tiap nomor

pertanyaan yang ada pada daftar pertanyaan berdasarkan data hasil

wawancara pada tabulasi hasil wawancara tersebut.

f. Bandingkan skor (niali) Rh (R-hitung) yang dicapai dengan nilai Rt (R-tabel)

pada baris ke (n-2) pada tarf signifikan tertentu, 5% atau 1%.

g. Bila Rh lebih besar daripada Rt berarti pertanyaan nomor yang diuji adalah

valid, sebaliknya bila Rh lebih kecil dari Rt berarti pertanyaan nomor yang

diuji tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari responden sebanyak 38

responden yang diantaranya 1 owner, 7 karyawan dan 30 konsumen. Untuk uji

validitas ini peneliti hanya menjelaskan uji validitas konsumen yaitu sebanyak

30 responden dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk = n-2 = 30-2

= 28), dan didapat harga r tabel yaitu 0,374. Jika r hitung lebih besar dar r tabel

maka instrumen tersebut valid. Dengan menggunakan pengujian validitas

(33)

faktor internal Ramen AA dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya, berikut

disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.2

Hasil Analisis Instrumen Faktor Internal Ramen AA No. Butir

Instrumen

r hitung r tabel Keterangan

1. 0,505 0,374 Valid

2. 0,605 0,374 Valid

3. 0,721 0,374 Valid

4. 0,489 0,374 Valid

5. 0,557 0,374 Valid

6. 0,825 0,374 Valid

7. 0,702 0,374 Valid

8. 0,528 0,374 Valid

9. 0,469 0,374 Valid

10. 0,570 0,374 Valid

11. 0,686 0,374 Valid

12. 0,565 0,374 Valid

13. 0,620 0,374 Valid

14. 0,818 0,374 Valid

15. 0,837 0,374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data: 2015

3.6Uji Reliabilitas

Reliabilitas selain berarti ketelitian dalam melakukan pengukuran juga

(34)

reliabilitas yang akan dibahas pada bagian ini adalah menguji ketelitian kuisioner

yang akan digunakan dalam teknik pengumpulan data.

Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan dan dilakukan untuk menguji

reliabilitas kuisioner ini pada dasarnya sejalan dengan langkah-langkah dalam uji

coba validitas, namun ada sedikit perbedaan dalam melakukan uji coba. Kalau

dalam uji validitas, uji coba cukup dilakukan satu kali dengan setiap responden,

dalam uji reliabilitas ini dilakukan sedikitnya dua kali, yakni jarak waktu antara

uji coba yang pertama dan kedua setidaknya jangan terlalu singkat, juga jangan

terlalu lama. Waktu cukup antara dua sampai empat minggu.

Menurut Sugiyono (2011, Hal-131) pengujian reliabilitas instrumen dapat

dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half), KR. 20,

KR. 21 dan Anova Hoyt. Berikut diberikan rumus-rumusnya:

1. Rumus Spearman Brown: ri = 2rb

1 + rb Di mana:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

2. Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)

ri = k

{

st2 - ∑piqi

}

(k-1) st2

Di mana:

K = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 qi = 1 - pi

st2 = varians total

3. Rumus KR.21

ri = k

{

1- M (k – M)

}

(k-1) k st2 Di mana:

(35)

st2 = varians total

4. Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt) ri = 1 – MKe

MKs Di mana:

MKe = mean kuadrat kesalahan

MKs = mean kuadrat anatara subyek

ri = reliabilitas instrumen

Setelah diperoleh ri hitung maka selanjutnya untuk dapat diputuskan

instrumen tersebut reliabel atau tidak. Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 3.4

hasil pengujian reliabilitas di bawah ini:

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Reliabilitas

No. Variabel

αcr

Keterangan

1. Faktor Internal Ramen AA 0,756 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data: 2015

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (

αcr)

lebih

dari 0,7. Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh

αcr

sebesar0,756, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen pada penelitian ini dikatakan reliabel dan dapat

digunakan untuk penelitian.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu

sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”

(36)

terjun ke lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, analisis

data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Dalam

penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum

jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya

belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam

memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat

holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam

variabel-variabel penelitian.kalaupun dapat dipisah-pisahkan, variabel-variabelnya akan banyak

sekali.

Penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian

sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitan

kualitatif “the researcher is the key instrumen” jadi peneliti adalah merupakan

instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Selanjutnya menurut Nasution

(1988) yang dikuti oleh Sugiyono (2011, Hal-223) mengemukakan bahwa:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama”.

Penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun

selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan

dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat

melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui

observasi dan wawancara. Jadi pada penelitian ini, peneliti akan terjun ke

lapangan yaitu Ramen AA untuk pengumpulan data, analisis dan membuat

kesimpulan.

(37)

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam

penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Berikut adalah

rincian sumber data primer dan sekunder di bawah ini:

3.8.1 Data Primer a. Observasi

Menurut Purhantara (2010, Hal-87) Tekhnik ini adalah pengamatan

dari peneliti terhadap objek penelitiannya. Kita dapat mengumpulkan data

ketika peristiwa terjadi dan dapat datang lebih dekat untuk meliput seluruh

peristiwa.

b. Wawancara (Interview)

Menurut Purhantara (2010, Hal-80)

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisai, motivasi, perasaan dan sebagainyayang dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada orang lain yang diwawancarai (interviewee).

c. Kuisioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2012, Hal-199) Kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

d. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011, Hal-240) Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk

(38)

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang

berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,

film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

e. Triangulasi

Menurut Sugiyono (2011, Hal-241) Triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama

secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam penelitian ini

data diambil dari tiga sumber yaitu owner, karyawan dan konsumen

Ramen AA.

Adapun gambaran triangulasi sumber dan triangulasi teknik yaitu

sebagai berikut:

Wawancara mendalam Observasi partisipatif

Dokumentasi

(39)

Gambar 3.1

a. Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam cara pada sumber

yang sama)

Gambar 3.2

b. Triangulasi “sumber” pegumpulan data. (satu teknik pengumpulan data pada

bermacam-macam sumber data A, B, C)

3.8.2 Data Sekunder

Data sekunder didapat secara tidak langsung misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber data

sekunder dari sumber karya ilmiah, artikel, media internet, buku-buku, dan data

dari perusahaan seperti data penjualan Ramen AA, data daftar cabang Ramen

AA, data pengunjung Ramen AA.

Adapun sumber data yang akan diperoleh yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4

Owner, Karyawan dan Konsumen

Ramen AA

2. Sekunder Teori berdasarkan variabel yang akan

diteliti

Karya ilmiah, artikel, media internet,

buku-buku, data dari perusahaan

(40)

Sumber: Hasil pengolahan data: 2015

3.9 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),

dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Menurut Bogdan

dalam buku Sugiyono (2011, Hal-244) mengatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

3.9.1 Proses Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Dalam hal ini Nasution (1988) dalam buku Sugiyono (2011, Hal-245)

menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan

masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan

hasil penelitian. Analisis data menjadi peganagan bagi penelitian selanjutnya

sampai jika mungkin, teori yang “grounded”. Namun dalam penelitian

kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan

dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif

berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai

pengumpulan data.

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti

memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan

fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat data daftar cabang Ramen AA, data

(41)

sementara, dan akan berkembang setalh peneliti masuk dan selama di

lapangan.

2. Analisis Data di Lapangan Model Miles and Huberman

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data

yang dianggap kredibel. Miles dan Huberman (1984) dalam buku

Sugiyono (2011, Hal-246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada Gambar

3.3 berikut ini:

Gambar 3.3

Komponen dalam analisis data (interactive model)

3.9.2 Metode Pengolahan

Data

collection

Data

reduction

Data

display

(42)

Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan

analisis lingkungan perusahaan. Menurut David penyusunan strategi terdapat

tiga tahapan yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Alat

bantu pada penelitian ini yaitu merumuskan strategi menggunakan matriks

faktor eksternal (EFAS), matriks faktor internal (IFAS), matriks IE, matriks

SWOT, dan matriks QSPM. Berikut adalah penjelasan dari tahapan

penyusunan strategi:

1. Tahap Input a. Matriks EFAS

Berikut ini adalah tahapan untuk merumuskan faktor-faktor

strategis eksternal ke dalam kerangka peluang dan ancaman menurut

Rangkuti (2104, Hal-25):

1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan

ancaman).

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat panting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor

tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor

strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai

dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap

kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating

(43)

diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1).

Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya,

jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1.

Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit rating-nya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa

skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan

mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor

pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh

total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai

total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi

terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat

digunakan untuk membandingakan perusahaan ini dengan

perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

(44)

b. Matriks IFAS

Berikut adalah tahapan untuk merumuskan faktor-faktor

strategis internal ke dalam kerangka kekuatan dan kelemahan

menurut Rangkuti (2014, Hal-26):

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

peruahaan dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari

1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan

pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis

perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh

melebihi skor total 1,00).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai

dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap

kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat

positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai

mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan

membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing

utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.

Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan

dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika

kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah

(45)

5.

Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal

perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan

model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat

(46)

Gambar tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi

perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat

dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu

sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah

arah strategy yang telah ditetapkan.

c. Retrenchment strategy (sel 3, 6 dan 9) adalah usaha memperkecil

atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai

kesembilan strategi yang terdapat pada sembilan sel IE matriks tersebut

di atas, berikut ini akan dijelaskan tindakan dari masing-masing strategi

tersebut.

1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)

Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam

penjualan, aset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini

dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan

produk baru, menambah kualitas produk atau jasa atau

meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat

dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost)

sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi

terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut berada dalam

pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk

melakukan perang harga dalam usaha untuk meningkatkan pangsa

pasar.

(47)

Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat

korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke

industri lain. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan yang

memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi

agar dapat meningkatkan kinerjanya.

Jika perusahaan tersebut memilih strategi konsentrasi, dia

dapat tumbuh melalui integrasi (integration) horizontal maupun

vertikal, baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau

secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari luar.

Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi, dia

dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat,

baik secara internal melalui pengembangan produk baru, maupun

eksternal melalui akuisisi. Contoh strategi pertumbuhan adalah sel

1, 2, 5, 7, dan 8.

3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)

Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui

integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil

alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration

(mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi

utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang

kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi.

Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi

kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya

meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk

mengontrol kualitas serta distribusi produk. Integrasi vertikal dapat

dicapai baik melalui sumber daya internal maupun eksternal.

4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)

Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah

(48)

membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk

serta jasa.

Jika, perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat

atraktif (Sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan

dan profit, dengan cara memanfaatkan keuntungan economics of

scale baik dalam produksi maupun pemasaran. Sementara jika

perusahaan ini berada dalam moderate attractive industry, strategi

yang diterapkan adalah konsolidasi (Sel 5). Tujuannya relatif lebih

defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan

profit.

Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas pasar,

fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal

maupun eksternal melalui akuisisi atau joint ventures dengan

perusahaan lain dalam industri yang sama.

5. Diversifikasi Konsentris (Sel 7)

Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya

dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive

position sangat kuat, tetapi nilai daya tarik industrinya sangat

rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya

untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini

sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang

baik.Prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi (2+2 = 5) dengan

harapan bahwa dua bisnis secara bersama-sama dapat menciptakan

lebih banyak profit dari pada jika melakukannya sendiri-sendiri.

6. Diversifikasi Konglomerat

Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak

saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi

competitive position yang tidak begitu kuat (average) dan nilai daya

tarik industrinya sangat rendah. Kedua faktor tersebut memaksa

(49)

Tetapi, pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang,

perusahaan yang hanya memilki competitive position rata-rata

cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi

konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada

sinergi finansial dari pada product market synergy (seperti yang

terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).

b. Matriks SWOT

Menurut Rangkuti (2014, Hal-83) Matriks SWOT adalah alat

yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini

dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi.

(50)

eksternal untuk mengatasi

ancaman.

kelemahan dan

menghindari ancaman.

Gambar 3.5 Matriks SWOT

Berikut adalah tahapan untuk membuat Matriks SWOT:

1. Dalam sel Opportunities (O), buatlah 5 sampai 10 peluang

eksternal yang dihadapi perusahaan. Sel ini harus

mempertimbangkan deregulasi industri sebagai salah satu

faktor startegis.

2. Dalam sel Threats (T), buatlah 5 sampai 10 ancaman eksternal

yang dihadapi perusahaan.

3. Dalam sel Strength (S), buatlah 5 sampai 10 kekuatan yang

dimilki perusahaan (baik yang ada sekarang maupun yang akan

datang).

4. Dalam sel Weakness (W), buatlah 5 sampai 10 kelemahan yang

dimiliki perusahaan.

5. Butalah kemungkinan strategis dari perusahaan berdasarkan

pertimbangan kondisi empat sel faktor strategis tersebut.

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran

perusahaan, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan

untuk memanfaatkan peluang.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang

dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan

peluang yang ada, dengan cara mengatasi

Gambar

Tabel 1.3
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Hasil Analisis Instrumen Faktor Internal Ramen AA
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan strategi dimulai dengan penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman strategis bagi agribisnis teh Indonesia. Faktor kekuatan strategis

Perumusan strategi dimulai dengan penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman strategis bagi agribisnis teh Indonesia. Faktor kekuatan strategis

Untuk menentukan strategi bersaing maka peneliti menggunakan analisis SWOT, sehingga peneliti dapat mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

Perencanaan strategis harus mendasarkan kepada kekuatan dan kelemahan yang ada dalam suatu perusahaan untuk menangkap peluang yang lebih baik dan menanggulangi

Tahap penginputan data dilakukan dengan tujuan untuk identifikasi faktor internal (berupa kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman)

Berdasarkan analisis faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal diketahui potensipo- tensi (kekuatan dan peluang) dan kendala / hambatan (kelemahan dan

Analisa SWOT ( SWOT Analysis ) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor - faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan

Saran bagi Pengarajin rotan kirana adalah harus mengali kembali faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, Pengrajin rotan kirana harus berpikir strategis dan membuat