No. Daftar FPIPS: 4797/UN.40.2.5.3/PL/2015
ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI RAMEN AA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Oleh:
Sarah Nissa Nefisa
1100509
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung
Oleh
Sarah Nissa Nefisa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Sarah Nissa Nefisa 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang,
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung
Skripsi disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS
NIP.
Pembimbing II
Oce Ridwanudin, SE.,MM.
NIP.
Mengetahui:
Ketua Program Studi
Agus Sudono, SE.,MM.
NIP. 19820508.200812.1.002
Mahasiswa
Sarah Nissa Nefisa
ABSTRAK
Sarah Nissa Nefisa, 1100509, Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S. dan Oce Ridwanudin, SE.,MM.
Ramen AA adalah salah satu tempat yang menjual mie ramen di Kota Bandung yang berdiri sejak 22 Maret 2013. Ramen AA mengalami penurunan jumlah pengunjung dan belum tercapainya target penjualan yang diinginkan oleh Ramen AA, hal tersebut membuat pentingnya perumusan strategi yang tepat untuk Ramen AA. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) mengetahui faktor-faktor strategis internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Ramen AA, (2) mengetahui faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Ramen AA, (3) mengetahui alternatif strategi pengembangan bisnis yang dapat diterapkan oleh Ramen AA berdasarkan hasil analisis SWOT, dan (4) mengetahui urutan prioritas alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh Ramen AA. Pada penelitian ini menggunakan dua metode yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif akan digunakan untuk mendapatkan gambaran perkembangan bisnis Ramen AA dan mengetahui strategi yang cocok untuk mengembangkan bisnis di Ramen AA. Deskriptif kuantitatif akan digunakan untuk mendapatkan penilaian dari owner, karyawan dan konsumen Ramen AA terhadap analisis faktor-faktor internal dan eksternal Ramen AA menggunakan metode triangulasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS, matriks EFAS, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Hasil analisis menunjukkan terdapat tujuh alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh Ramen AA untuk mengembangkan bisnisnya dengan strategi utama yaitu mengadakan pelatihan Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk karyawan agar dapat bersaing dengan restoran lainnya dengan skor 6,31
ABSTRACT
Sarah Nissa Nefisa, 1100509, Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung under the guidance of Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S. and Oce Ridwanudin, SE.,MM.
Ramen AA is one of the places that sellramen noodles in Bandung City that has been
established since March 22th, 2013. Ramen AA experience reduction the number of consumers and yet achieve sales targets, so that makes the importance of strategic formulation for Ramen AA. The purpose of this research are: (1) to know the factors of internal strategic such as strength and weakness that owned by Ramen AA, (2) to know the factors of external strategic such as opportunity and threat for Ramen AA, (3) to know the alternative of business development strategic that can be applied based on analysis SWOT result, and (4) to know the order of strategic alternative priority that can be applied by
Ramen AA. Method used in this research is qualitative approach and quantitative
descriptive. Qualitative approach that make use of case study to get illustration about business developmentforRamen AA. Quantitative descriptive that make use of case study to get assessment from owner, employees, and consumers toward analysis of internal factors and analysis of external factors using triangulation method. Data also has to be analyzed with matrix IFAS, EFAS, IE, SWOT, and QSPM. The analysis result shows, there are seven alternative strategics that can be applied by Ramen AA for business development is training Management Information System (MIS) for employees to compete with other restaurant as the main strategic with the highest score 6,31.
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
ABSTRACT………..... ii
KATA PENGANTAR……….…….... iii
UCAPAN TERIMA KASIH………..………. iv
DAFTAR ISI………..……….. vi
DAFTAR TABEL……….………... ix
DAFTAR GAMBAR……….. xii
DAFTAR LAMPIRAN……….….. xiii
BAB I PENDAHULUAN……….….. 1
1.1Latar Belakang……….… 1
1.2Rumusan Masalah………... 9
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………..…... 9
1.4Kegunaan Penelitian……….………...……… 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN…....... 11
2.1 Kajian Pustaka ………..… 11
2.1.1 Pengertian Pariwisata…..………... 11
2.1.2 Pengertian Wisata Kuliner………..…….. 11
2.1.3 Pengertian Restoran……….………...……... 12
2.2 Kajian Pustaka Teoritis……… 16
2.2.1 Pengertian Manajemen……….……...…... 16
2.2.2 Pengertian Strategis………...………. 16
2.2.3 Pengertian Manajemen Strategis………...………. 17
2.2.4 Tujuan Manajemen Strategis………...………... 19
2.2.5 Manfaat Manajemen Strategis………...………. 19
2.2.6 Proses Manajemen Strategis………...……….... 21
2.2.8 Visi Misi dan Tujuan Perusahaan………... 25
2.2.9 Analisis Lingkungan Eksternal……...……….... 25
2.2.10 Analisis Lingkungan Internal………....…….... 26
2.2.11 Penjelasan Matriks………... 26
2.3 Kajian Empirik………. 37
2.4 Kerangka Pemikiran………..……….. 39
BAB III METODE PENELITIAN………...………….. 43
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ………...…………..……….. 43
3.2 Metode Penelitian………...……...………. 43
3.3 Informan Penelitian……..………... 44
3.3.1 Populasi………....………. .…………... 45
3.3.2 Sampel…..………. 45
3.3.3 Teknik Sampling………....……… 46
3.4 Operasionalisasi Variabel………...………..….. 46
3.5 Uji Validitas………... 50
3.6 Uji Reliabilitas……….... 52
3.7 Instrumen Penelitian………... 54
3.8 Teknik Pengumpulan Data……….. 55
3.8.1 Data Primer……… 56
3.8.2 Data Sekunder………... 58
3.9 Teknik Analisis Data……….. 58
3.9.1 Proses Analisis Data……….. 59
3.9.2 Metode Pengolahan………... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..….. 73
4.1 Gambaran Umum Perusahaan……… 73
4.1.1 Sejarah Ramen AA………..…. 73
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Ramen AA………. 74
4.1.3 Struktur Organisasi Ramen AA………..…………... 75
4.2 Gambaran Umum Responden………. 76
4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…….. 76
4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……... 77
4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdarakan Pendidikan Terakhir.. 77
4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan…...….... 78
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Internal Ramen AA…….. 79
4.2.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-faktor Kekuatan Ramen AA... 79
4.2.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-faktor Kelemahan Ramen AA………..……… 85
4.2.3 Rekapitulasi Variabel Faktor Internal Ramen AA……… 90
4.3 Analisis Data dan Pembahasan………. 91
4.3.1 Kondisi Lingkungan Eksternal………. 91
4.3.1.1 Peluang (Opportunities)………..………. 91
4.3.1.2 Ancaman (Threat)………..……….. 98
4.3.2 Kondisi Lingkungan Internal……….………..…….... 103
4.3.2.1Kekuatan (Strength)………..……….. 104
4.3.2.2Kelemahan (Weakness)……….………... 107
4.4 Analisis Faktor-faktor Peluang, Ancaman, Kekuatan dan Kelemahan Ramen AA... 113
4.5 Formulasi Strategi……….... 115
4.5.1 Penilaian Matriks EFE/ EFAS………...……….……. 115
4.5.2 Penilaian Matriks IFE/ IFAS………...…………. 117
4.5.3 Matriks IE………....…...………. 118
4.5.4 Matriks SWOT………..….….…... 120
4.6 Penentuan Strategi Menggunakan QSPM……….………... 126
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 133
5.1 Simpulan………... 133
5.2 Saran………... 135 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Potensi Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun
2014 ………... 3
Tabel 1.2 Daftar Cabang Ramen AA di Kota Bandung……...………. 5
Tabel 1.3 Daftar Nama Pesaing Ramen AA di Daerah Gegerkalong………. 5
Tabel 1.4 Data Pengunjung Ramen AA……….. 5
Tabel 1.5 Data Penjualan Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang……….. 6
Tabel 2.1 Kajian Empirik………... 37
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel……….. 47
Tabel 3.2 Hasil Analisis Instrumen Faktor Internal Ramen AA……… 52
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas……… 54
Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data……….. 58
Tabel 3.5 Matriks EFAS………. 62
Tabel 3.6 Matriks IFAS……….. 63
Tabel 3.7 Matriks Quantitative Strategies Planning……….. 70
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 76
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………..… 77
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…………. 78
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Harga yang Ditawarkan Ramen AA
Terjangkau………. 79
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi Ramen AA Strategis……… 80
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Ramen AA Memiliki Ciri Khas Sambal
Rempah……… 81
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kesesuaian Porsi Menu yang
Disajikan Ramen AA……….. 81
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Citra Ramen AA yang Sudah
Terkenal……… 82
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Menu Makanan yang Disajikan
Inovatif……… 83
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kenyamanan Makan di Ramen
AA………. 84
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kelezatan Menu yang Disajikan
Ramen AA……… 84
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Promosi yang Dilakukan Oleh Ramen
AA……… 85
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Luas Tempat Makan yang Tersedia di
Ramen AA……… 86
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kemudahan Parkir Kendaraan di
Ramen AA………...….. 87
Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kepuasan dalam Pelayanan
yang Diberikan Sesuai dengan yang Diharapkan………. 88
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Fasilitas yang Tersedia di Ramen
AA………. 89
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Tampilan Menu yang Disajikan…. 89
Tabel 4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Faktor Internal Ramen
AA……… 91
Tabel 4.21 Daftar Nama Pesaing Ramen Daerah Gegerkalong Girang………….. 95
Tabel 4.22 Rekapitulasi Potensi Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun 2014……… 97
Tabel 4.23 Harga Bahan Bakar Minyak pada Tahun 2013-2015………. 99
Tabel 4.24 Daftar Beberapa Pesaing Ramen AA……… 100
Tabel 4.25 Daftar Beberapa Restoran Korea di Kota Bandung……….. 101
Tabel 4.26 Daftar Cabang Ramen AA……… 106
Tabel 4.27 Matriks EFAS……… 115
Tabel 4.28 Matriks IFAS………... 117
Tabel 4.29 Matriks SWOT Ramen AA……… 121
Tabel 4.30 Tabel Peringkat Alternatif Strategi Di Ramen AA………... 127
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Manajmen Strategis……….. 21
Gambar 2.2 Matriks Internal-Eksternal……… 28
Gambar 2.3 Matriks Kuadran SWOT……….. 29
Gambar 2.4 Matriks Strategi Berdasarkan SWOT……….. 30
Gambar 2.5 Diagram Cartesius SPACE Matrix………. 32
Gambar 2.6 9 Sel IE Matriks……… 33
Gambar 2.7 Matrix BCG……….. 34
Gambar 2.8 Matriks Grand Strategy………. 36
Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran……….. 42
Gambar 3.1 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data (Bermacam-macam Cara Pada Sumber yang Sama)………..…... 57
Gambar 3.2 Triangulasi “Sumber” Pegumpulan Data. (Satu Teknik Pengumpulan Data pada Bermacam-macam Sumber Data A, B, C)………. 57
Gambar 3.3 Komponen dalam Analisis Data (interactive model)…………...…. 60
Gambar 3.4 Matriks IE………... 64
Gambar 3.5 Matriks SWOT……….. 68
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Ramen AA……….... 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara……… 1
Lampiran 2 Kuisioner Penelitian……….. 3
Lampiran 3 Karakteristik Responden Konsumen Ramen AA………. 11
Lampiran 4 Tabel Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Ramen AA….. 12
Lampiran 5 Tabel QSPM Ramen AA……….. 14
Lampiran 6 Data Penjualan Ramen AA……….. 16
Lampiran 7 Daftar Menu Ramen AA……….. 28
Lampiran 8 Surat Keterangan Selesai Penelitian……… 29
Lampiran 9 Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung Tahun 2014………. 30
Lampiran 10 Lembar Bimbingan Skripsi……… 47
Lampiran 11 Surat Keputusan Dosen Pembimbing………. 50
Lampiran 12 Surat Keputusan Dosen Penguji Sidang Skripsi……… 58
Lampiran 13 FotoBersama Pemilik dan Manajer Ramen AA……….... 61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan negara paling
beragam di dunia. Terletak tepat di garis katulistiwa dengan 17.000 pulau
dan 300 suku bangsa yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara yang
menjadikan Setiap pulau memiliki keunikan tersendiri baik dalam karakter,
bahasa, suku bangsa, kultur dan tentunya masakan tradisional.Selama
beberapa abad, kuliner Indonesia berkembang dengan pengaruh
negara-negara asing. Masakan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang
paling kaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat.Indonesia
mempunyai kekayaan alam yang sangat beragam dan rahasia kehebatan
masakan khas Indonesia adalah penggunaan bumbu dan rempah-rempah
segar. Artinya masakan dibuat dari daging segar, sayuran segar, rempah
dan daun-daunan segar yang langsung dimasak dan dihidangkan
secepatnya. Umumnya setiap suku bangsa atau kelompok masyarakat
memiliki masakan khas andalan masing-masing yang rasanya mempunyai
kecenderungan tertentu, misalnya masakan pedas, manis, asin, dan
lain-lain.
Setiap provinsi di Indonesia mempunyai keanekaragaman dalam
masakannya, contohnya Provinsi Jawa Barat yang memiliki kekayaan
kuliner yang sangat beragam, hampir di setiap kabupaten dan kota di Jawa
Barat memilki makanan, minuman dan jajanan khas. Sebagai Ibu Kota
Jawa Barat, Kota Bandung dikenal dengan kota surganya kuliner dan
sebagai kota wisata kuliner karena banyak terdapat Restoran dan Kafe yang
menjual makanan dan minuman yang bermacam-macam dari mulai
makanan-makanan dari berbagai negara, makanan khas Indonesia,
Bandung, dan juga makanan-makanan yang unik dari hasil inovasi
makanan yang membuat wisatawan ingin berkunjung ke Kota Bandung
untuk berwisata kuliner. Kota Bandung terkenal akan Kota yang
menawarkan berbagai macam kuliner yang didukung dengan gaya hidup
masyarakat Kota Bandung yang gemar berwisata kuliner yang dapat
menjadi alasan mengapa banyak Restoran atau Rumah Makan yang
menawarkan berbagai macam makanan dan minuman yang unik, bercita
rasa, variatif, inovatif dan kreatif.
Banyak kawasan wisata kuliner di Kota Bandung diantaranya di
daerah Dago, Pasir Kaliki, Setiabudhi, Dago Pakar, Dipati Ukur, Riau,
Asia Afrika, Lembang dan yang lainnya. Contoh tempat wisata kuliner di
daerah Setiabudhi adalah Warung Mak Uneh, Gepuk Ny. Yong, Suis
Butcher, Ayam Goreng Suharti, Warung Setiabudhi, Ikan Bakar cianjur I,
Ngopi Doeloe, Bebek H. Slamet, Ramen AA dan masih banyak lagi.
Banyak juga event-event kuliner yang ada di Kota Bandung. Event
kuliner yang setiap tahun dilaksanakan diantaranya adalah Braga Culinary
Night dan Localicious Indonesia Chef Association Jawa Barat. Sedangkan
event-event kuliner yang pernah diselenggarakan diantaranya adalah:
Bandung Food Truckfestival, Bandung Ingredient Festival, Eat Up,
Etalage, Pameran Bandung Creative Food 2014, Food Bandung Expo
2015, Pameran Akrab Catering Se-Jawa Barat 2013, Raos!! Festival
Budaya dan Kuliner Bandung Timur, Taste Market, dan masih banyak lagi.
Persaingan kuliner di Kota Bandung sangat ketat terbukti dengan
banyaknya Restoran dan Rumah Makan yang semakin bertambah setiap
tahunnya. Berikut adalah data rekapitulasi potensi Restoran dan Rumah
Tabel 1.1
Rekapitulasi Potensi Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun 2014:
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2014
Pada Tabel 1.2 di atas rekapitulasi potensi restoran dan rumah makan
di Kota Bandung pada Tahun 2014, Restoran talam kencana berjumlah 1,
Restoran talam salaka berjumlah 67, Restoran talam gangsa berjumlah 178,
Restoran warabala berjumlah 55, Bar berjumlah 13, Rumah makan A
berjumlah 36, Rumah makan B berjumlah 152, Rumah makan C berjumlah
158. Data di atas merupakan Restoran dan Rumah makan yang sudah
memiliki izin usaha.
Perkembangan bisnis kuliner dari waktu ke waktu cenderung terus
meningkat, karena banyaknya pelaku bisnisyang mencoba merambah bisnis
kuliner semakin hari semakin bertambah. Berdasarkan data statistik yang
diperoleh dari Dinas Kebudayaan Kota Bandung perkembangan industri
kuliner dari tahun ke tahun terus meningkat. Perkembangan kuliner di
Indonesia akan semakin beragam. Hal ini dipengaruhi karena masyarakat
Indonesia khususnya anak muda memiliki rasa penasaran yang tinggi untuk
mencicipi sesuatu yang baru. Industri kuliner yang saat ini diminati
salahsatunya adalah masakan Jepang. Masakan ala negeri sakura ini memiliki
No Klasifikasi Jumlah Potensi
1 Restoran Talam Kencana 1 2 Restoran Talam Salaka 67 3 Restoran Talam Gangsa 178
4 Restoran Warabala 55
5 Bar 13
6 Rumah Makan A 36
7 Rumah Makan B 152
8 Rumah Makan C 158
sensasi khas tersendiri, yakni tidak hanya lezat namun juga mewakili budaya
dan tradisinya. Pengaruh akan Jepang ini tidak hanya mempengaruhi dunia
fashion harajuku, tapi menjamur ke segala aspek termasuk bidang kuliner.
Seperti ramen, sushi, takoyaki, teriyaki,yakiniku dan lain-lain.
Tren ramen di Kota Bandung berkembang sejak tahun 2010 silam.
Makanan jepang seakan menjadi fenomenadikalangan masyarakat Indonesia
khususnya warga Kota Bandung salah satunya adalah mie ramen. Mie yang
berasal dari Negara China ini memang menjadi makanan yang cukup terkenal
.Mie ramen diIndonesia di sajikan tidak jauh berbeda dengan mie ramen asli
Jepang, hanya saja dengan beberapa toppingtambahan sesuai pesanan.
Penjual Mie ramen di Bandung sudah sangat banyak dari yang
terkenal contohnya Ramen Gokana, Ramen Kedai Ling-Ling, Mie Reman,
Jigoku Ramen, dan yang cukup terkenal di daerah Setiabudhi juga cukup
banyak diantaranya Nobu Ramen, Aboy Ramen dan Ramen AA. Ramen AA
berdiri pada tahun 2013. Ramen AA menyediakan berbagai macam makanan,
yaitu menjual makanan Korea dan makanan Jepang, tetapi lebih dominan
pada masakan Jepang khususnya mie ramen. Terdapat berbagai macam variasi
ramen diantaranya Tebasaki Ramen, Karaage Ramen, Katsu Ramen, Ramen
Anti Galau, Ramen Lumpuh Ingatan dan lain-lain. Ramen AA memiliki
keunggulan menu Ramen yang cukup banyak, memiliki sambal khas yaitu
sambal yang terbuat dari rempah-rempah pilihan dan dengan nama menu yang
unik.Mie Ramen bukan lagi menjadi makanan yang asing atau tidak dikenal,
kini mie ramen banyak digemari oleh masyarakat. Banyak Restoran yang
menjual menu mie ramen di Kota Bandung diantaranya Ramen AA.
Berikut adalah daftar cabang Ramen AA yang sudah memiliki tiga
Tabel 1.2
Daftar Cabang Ramen AA di Kota Bandung
No Alamat
1 Jl. Gegerkalong Girang No. 83 dekat Mesjid DT 2 Jl. Warung Contong No. 70 Cimahi dekat Unjani 3 Jl. Kebon Kopi No.46
Sumber: Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang Tahun 2014
Berikut adalah daftar nama pesaing Ramen AA di daerah Gegerkalong:
Tabel 1.3
Daftar Nama Pesaing Ramen AA di Daerah Gegerkalong
No Nama Alamat
1. Nobu Ramen& Sushi Jl. Gegerkalong Hilir No. 1 2. KazokuRamen& Sushi Jl. Gegerkalong Girang No. 105 3. Aboy Ramen Jl. Gegerkalong Girang No.39
4. Ultramen Jl. Gergerkalong Girang Gg. Dharmawinata No. 42b
Sumber: Penelitian di Daerah Gegerkalong Tahun 2015
Jumlah pesaing yang cukup banyak, maka persaingan usaha Ramen
AA dengan pesaing sejenis dan pesaing-pesaing yang lain akan semakin ketat,
dan juga dengan banyaknya pesaing, penjualan di Ramen AA kemungkinan
akan berkurang karena banyaknya alternatif tempat makan yang semakin
banyak dan bervariasi di daerah Gegerkalong atau penjualan hanya stabil dan
tidak terjadi peningkatan penjualan. Berikut adalah data kunjungan Ramen
AA:
Tabel 1.5
Data Pengunjung Ramen AA
No Tahun Jumlah
1. 2013 61.200
Sumber: Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang Tahun 2013-2014
Dari data di atas dapat dilihat bahwa pengunjung Ramen AA pada
Tahun 2013 sebanyak 61.200 orang dan pada tahun berikutnya yaitu Tahun
2014 mengalami penurunan menjadi 60.840 orang, yang disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya pesaing usaha sejenis dan banyaknya
pesaing-pesaing lain yang berjualan di daerah Gegerkalong Girang. Data pengunjung
Ramen AA di atas diambil berdasarkan dari data kunjungan rata-rata per
harinya yang berkunjung ke Ramen AA.
Ramen AA dalam periode 1 tahun sudah berkembang cukup pesat, hal
ini dapat dilihat dari data penjualan Ramen AA di bawah ini:
Tabel 1.6
120.000.000 124.276.975 -10.603.575 -7,86 %
Februari 2014
120.000.000 96.946.307 -27.330.668 -21,99 %
Maret 2014 120.000.000 102.181.300 +5.234.993 +5,40 % April 2014 120.000.000 91.527.500 -10.653.800 -10,43 % Mei 2014 120.000.000 96.319.600 +4.792.100 +5,24 % Juni 2014 120.000.000 91.254.950 -5.064.650 -5,26 % Juli 2014 120.000.000 60.430.850 -30.824.100 -33,78 % Agustus
2014
120.000.000 98.302.150 +37.871.300 +62,67 %
September 2014
120.000.000 108.805.600 +10.503.450 +10,68 %
Oktober 2014
120.000.000 84.145.600 -24.660.000 -22,66 %
November 2014
Sumber: Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang Tahun 2013-2014
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat dari bulan ke bulan selalu terjadi
penurunan dan peningkatan penjualan di Ramen AA. Pada bulan Juli terjadi
penurunan penjualan yang signifikan dengan persentase penurunan sebanyak
33,78%, salah satu faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pejualan
ialah karena bulan juli bertepatan dengan bulan puasa dan pada musim liburan
semesterPerguruan Tinggi,karena target konsumen Ramen AA ini adalah
Mahasiswa dan Mahasiswi serta siswa dan siswi sekolah yang berada di
daerah Gegerkalong dan sebaliknya pada bulan berikutnya yaitu pada bulan
Agustus terjadi kenaikan penjualan yang sangat besar dengan persentase
kenaikan sebanyak 62,67%. Dan pada bulan-bulan berikutnya mengalami
peningatan dan penurunan penjualan kembali. Target penjualan per hari yaitu
sebesar Rp.4.000.000, dalam setiap bulan target penjualannya sebesar
Rp.120.000.000, dari Bulan Desember 2013 sampai dengan Bulan Januari
2014 Ramen AA bisa melebihi target penjualan sedangkan Bulan Februari
2014 sampai dengan Bulan November 2014 Ramen AA belum bisa mencapai
target penjualan per bulannnya. Dampak dari tidak tercapainya target pada
Bulan Februari 2014 sampai Bulan November 2014 maka Ramen AA akan
membuat keputusan untuk strategi-strategi peningkatan penjualan dengan
pemasaran yang lebih diutamakan atau mealakukan strategi-strategi yang lain
dan dampak dari tidak tercapainya target selama 10 bulan berturut-turut,
apakah Ramen AA akan tetap eksis dengan strategi-strategi baru atau Ramen
AA tidak akan ada lagi.
Akibat banyaknya pelaku usaha yang mencoba merambah bisnis
bidang kuliner, mulai dari yang skala kecil, sedang hingga yang berskala atas
menyebabkan intensitas persaingan semakin ketat khususnya di kota
Bandung, sehingga konsumen menjadi lebih cermat dan lebih selektif
terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini memicu para pelaku usaha untuk
lebih kreatif dalam memberikan value added bagi konsumen. Agar mampu
mengetahui apa yang menjadi taya tarik konsumen untuk membeli suatu
produk, apa yang dibutuhkan konsumen, para pengusaha harus mampu
beradaptasi dan melakukan inovasi-inovasi baru serta mencari peluang bisnis
yang tepat bagi perusahaanya serta meninjau ulang strategi penjualan yang
selama ini digunakan untuk dikombinasikan agar dapat mewujudkan tujuan
perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin modern, para pelaku usaha
dituntut untuk menerapkan strategi-strategi yang efektif guna memajukan
perusahaanya.
Untuk mengatasi beberapa permasalahan di atas, pemecahan masalah
yang harus dilakukan oleh Ramen adalah harus bisa meningkatkan volume
penjualan, bersaing dengan beberapa pesaing usaha sejenis maupun usaha
tidak sejenis yang semakin bertambah, mengetahui kegiatan apa saja yang
diunggulkan untuk dapat bersaing, berdasarkan penetapan strategi korporat
harus didasarkan pada keinginan konsumen yaitu perusahaan membuat
produk yang sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen, mengetahui
terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki. Kegiatan paling penting
dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang ada,
melakukan analisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan
memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah.
Adapun tahapan analisis kasus adalah 1. Memahami situasi dan informasi
yang ada; 2. Memahami masalah yang terjadi; 3. Menciptakan berbagai
alternatif yang mungkin mucul maupun solusinya; 4. Evaluasi alternatif solusi
dan pilih yang terbaik. Setelah itu harus mengetahui tujuan analisis yaitu: ke
arah mana perusahaan ingin dibawa?, faktor kunci apa saja yang harus
diperhatikan?, dan kapan tujuan tersebut harus dicapai?. Dalam strategi
pengembangan bisnis dapat dicapai melalui analisis SWOT yang akan
menghasilkan beberapa alternatif strategi pengembangan untuk Ramen AA,
lalu dipilih mana yang terbaik, yang dapat memperbaiki situasi dan yang
Dari beberapa fakta di atas, penulis tertarik untuk menganalisis
faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan untuk merumuskan strategi apa yang
diperlukan Ramen AA dalam mengembangkan usahanya melalui analisis
SWOT. Adapun judul skripsi yang diambil adalah “Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan Bisnis di Ramen AA Bandung”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apa faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Ramen
AA?
2. Apa faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Ramen
AA?
3. Bagaimana strategi yang paling sesuai bagi perusahaan untuk
mengembangkan usaha?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari melaksanakan penelitian ini adalah untuk memperoleh
data dan informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian yang
telah dirumuskan di atas. Adapun tujuan melaksanakan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan hasil temuan mengenai:
1. Faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Ramen AA.
2. Faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Ramen AA.
1.4Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat secara teoritis
dan secara praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan sumbangan
penelitian di bidang ilmu Manajemen Kepariwisataan yang berhubungan
dengan pengembangan usaha terutama di industri kuliner.
2. Kegunaan Praktis
Bagi pihak yang terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat dan berguna untuk bahan informasi sebagai berikut:
a. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
strategi pengembangan usaha, terutama di bidang kuliner.
b. Sebagai bahan masukan bagi objek penelitian untuk mengembangkan
usaha yang sedang berjalan.
c. Sebagai kajian lebih lanjut bagi siapa saja yang berminat terhadap
masalah ini terutama hal-hal lainnya yang belum diungkapkan dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis SWOT dalam strategi
pengembangan bisnis di Ramen AA Bandung. Adapunlokasi dan objek
penelitian ini adalah Ramen AA Cabang Gegerkalong Girang yang bertempat di
jalan Gerlong Girang Nomor 83 dekat Mesjid Daarut Tauhid Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011, Hal-2) metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan
yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.
Menurut Suriasumantri (1985) yang dikutip oleh Sugiyono (2011, Hal-4)
menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan
menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui,
sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan praktis.
Sedangkan menurut Nazir (2000) dalam yang dikutip oleh Purhantara
(2010, Hal-1) penelitian sebagai suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut
metode yang ilmiah sehingga penelitian mempunyai tiga unsur penting yaitu
sasaran, usaha untuk mencapai sasaran, serta metode ilmiah.
Menurut Sugiyono (2011, Hal-9) mengemukakan bahwa:
Sedangkan metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2011, Hal-7) adalah:
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Pada penelitian ini akan dilakukan dua metode yaitu pendekatan kualitatif
dan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif akan digunakan untuk
mendapatkan gambaran perkembangan bisnis Ramen AA dan mengetahui strategi
yang cocok untuk mengembangkan bisnis di Ramen AA. Deskriptif kuantitatif
akan digunakan untuk mendapatkan penilaian dari owner, karyawan dan
konsumen Ramen AA terhadap analisis faktor-faktor internal dari analisis SWOT
Ramen AA.
3.3 Informan Penelitian
Menurut Sugiyono (2011, Hal-215) dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation”
atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Tetapi
sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situsi sosial
yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam,
tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian
kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan
hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke
tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada
kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan
responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru
statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menghasilkan teori.
Analisis pendekatan kualitatif menggunakan metode nonprobability
sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini yang menjadi informan
satu yaitu owner, dan informan dua yaitu manajer yang akan diwawancarai
mengenai faktor eksternal dan faktor internal Ramen AA. Wawancara dilakukan
kepada dua informan untuk saling memperkuat dan melengkapi data yang
dibutuhkan. Selain dari owner dan manajer, juga akan dilakukan penyebaran
kuisioner untuk menguatkan penelitian kepada owner, karyawan dan konsumen
Ramen AA. Penyebaran kuisioner ini untuk penguatan faktor internal perusahaan.
Berikut adalah teknik sampling yang diambil dalam penelitian ini:
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2014, Hal-61) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau
subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Pada penelitian ini yang menjadi populasi (subyek) yaitu owner,
karyawan dan konsumen Ramen AA, sedangkan populasi obyeknya yaitu
faktor-faktor SWOT Ramen AA.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014, Hal-62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini menggunakan
Ramen AA untuk mengetahui penilaian mengenai faktor-faktor SWOT Ramen
AA.
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling menurut Sugiyono (2014, Hal-62) merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan
Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi, simple
random,proportionate stratified random, disproportionate stratified random,
dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis,
sampling kuota, samplingaksidental atau insidental, purposive sampling,
sampling jenuh, dan snowball sampling. Teknik samping yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling insidental untuk
mengetahui penilaian terhadap faktor internal Ramen AA. Penyebaran
dilakukan dengan responden sebanyak 38 orang responden.
3.4Operasionalisasi Variabel
Menurut Silalahi (2010, Hal-201) yang dimaksud dengan operasionalisasi
variabel adalah merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah
variabel operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang menunjuk
langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur.
Dalam penelitian ini, operasionalisasi variabel akan diuraikan
berdasarkan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis
dan kelemahan (weakness) dari Ramen AA. Sedangkan analisis eksternal
dilakukan untuk mengetahui berbagai peluang (opportunities) dan ancaman
(threats).
Berikut ini akan dijelaskan operasionalisasi variabel pada Tabel 3.1 di
8. Gaya hidup
3.5Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukuryang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa
dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya,
otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan
dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti
harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan
dan menggunakan instrumen yang mengukur variabel yang diteliti. Untuk
pengujian validitas dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product
moment sebagai berikut:
rxy = n∑xiyi – (∑xi)( ∑yi)
√ {n∑xi2 – (∑xi)2 { n∑yi2– (∑yi)2 }
Sumber: Sugiyono (2011, Hal-183)
Keterangan: r = Koefisien validitas item yang dicari
x = Skor total
∑x = Jumlah skor dalam distribusi x
∑y = Jumlah skor dalam distribusi y
∑x2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x
n = Banyaknya responden
Menurut Fathoni (2006, Hal-122) langkah-langkah yang perlu
dipersiapkan dan dilakukan untuk menguji validitas kuisioner meliputi:
a. Susun daftar pertanyaan dengan skala nilai, untuk alternatif jawaban yang
tersedia, antara 1-5.
b. Gunakan daftar pertanyaan tersebut dalam uji petik wawancara dengan 30
orang responden, yang dipilih sebagai sampel secara purposif.
c. Cantumkan nilai hasil uji petik tersebut ke dalam tabulasi data hasil
wawancara.
d. Susun data nilai hasil wawancara yang diperoleh ke dalam tabulasi
perhitungan (tabel analisis data).
e. Gunakan rumus product moment untuk menguji validitas untuk tiap nomor
pertanyaan yang ada pada daftar pertanyaan berdasarkan data hasil
wawancara pada tabulasi hasil wawancara tersebut.
f. Bandingkan skor (niali) Rh (R-hitung) yang dicapai dengan nilai Rt (R-tabel)
pada baris ke (n-2) pada tarf signifikan tertentu, 5% atau 1%.
g. Bila Rh lebih besar daripada Rt berarti pertanyaan nomor yang diuji adalah
valid, sebaliknya bila Rh lebih kecil dari Rt berarti pertanyaan nomor yang
diuji tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari responden sebanyak 38
responden yang diantaranya 1 owner, 7 karyawan dan 30 konsumen. Untuk uji
validitas ini peneliti hanya menjelaskan uji validitas konsumen yaitu sebanyak
30 responden dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk = n-2 = 30-2
= 28), dan didapat harga r tabel yaitu 0,374. Jika r hitung lebih besar dar r tabel
maka instrumen tersebut valid. Dengan menggunakan pengujian validitas
faktor internal Ramen AA dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya, berikut
disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.2
Hasil Analisis Instrumen Faktor Internal Ramen AA No. Butir
Instrumen
r hitung r tabel Keterangan
1. 0,505 0,374 Valid
2. 0,605 0,374 Valid
3. 0,721 0,374 Valid
4. 0,489 0,374 Valid
5. 0,557 0,374 Valid
6. 0,825 0,374 Valid
7. 0,702 0,374 Valid
8. 0,528 0,374 Valid
9. 0,469 0,374 Valid
10. 0,570 0,374 Valid
11. 0,686 0,374 Valid
12. 0,565 0,374 Valid
13. 0,620 0,374 Valid
14. 0,818 0,374 Valid
15. 0,837 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data: 2015
3.6Uji Reliabilitas
Reliabilitas selain berarti ketelitian dalam melakukan pengukuran juga
reliabilitas yang akan dibahas pada bagian ini adalah menguji ketelitian kuisioner
yang akan digunakan dalam teknik pengumpulan data.
Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan dan dilakukan untuk menguji
reliabilitas kuisioner ini pada dasarnya sejalan dengan langkah-langkah dalam uji
coba validitas, namun ada sedikit perbedaan dalam melakukan uji coba. Kalau
dalam uji validitas, uji coba cukup dilakukan satu kali dengan setiap responden,
dalam uji reliabilitas ini dilakukan sedikitnya dua kali, yakni jarak waktu antara
uji coba yang pertama dan kedua setidaknya jangan terlalu singkat, juga jangan
terlalu lama. Waktu cukup antara dua sampai empat minggu.
Menurut Sugiyono (2011, Hal-131) pengujian reliabilitas instrumen dapat
dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half), KR. 20,
KR. 21 dan Anova Hoyt. Berikut diberikan rumus-rumusnya:
1. Rumus Spearman Brown: ri = 2rb
1 + rb Di mana:
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
2. Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)
ri = k
{
st2 - ∑piqi}
(k-1) st2Di mana:
K = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 qi = 1 - pi
st2 = varians total
3. Rumus KR.21
ri = k
{
1- M (k – M)}
(k-1) k st2 Di mana:st2 = varians total
4. Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt) ri = 1 – MKe
MKs Di mana:
MKe = mean kuadrat kesalahan
MKs = mean kuadrat anatara subyek
ri = reliabilitas instrumen
Setelah diperoleh ri hitung maka selanjutnya untuk dapat diputuskan
instrumen tersebut reliabel atau tidak. Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 3.4
hasil pengujian reliabilitas di bawah ini:
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Reliabilitas
No. Variabel
αcr
Keterangan1. Faktor Internal Ramen AA 0,756 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data: 2015
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (
αcr)
lebihdari 0,7. Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh
αcr
sebesar0,756, maka dapatdisimpulkan bahwa instrumen pada penelitian ini dikatakan reliabel dan dapat
digunakan untuk penelitian.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
terjun ke lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, analisis
data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Dalam
penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum
jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya
belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam
memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat
holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam
variabel-variabel penelitian.kalaupun dapat dipisah-pisahkan, variabel-variabelnya akan banyak
sekali.
Penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian
sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitan
kualitatif “the researcher is the key instrumen” jadi peneliti adalah merupakan
instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Selanjutnya menurut Nasution
(1988) yang dikuti oleh Sugiyono (2011, Hal-223) mengemukakan bahwa:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama”.
Penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui
observasi dan wawancara. Jadi pada penelitian ini, peneliti akan terjun ke
lapangan yaitu Ramen AA untuk pengumpulan data, analisis dan membuat
kesimpulan.
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam
penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Berikut adalah
rincian sumber data primer dan sekunder di bawah ini:
3.8.1 Data Primer a. Observasi
Menurut Purhantara (2010, Hal-87) Tekhnik ini adalah pengamatan
dari peneliti terhadap objek penelitiannya. Kita dapat mengumpulkan data
ketika peristiwa terjadi dan dapat datang lebih dekat untuk meliput seluruh
peristiwa.
b. Wawancara (Interview)
Menurut Purhantara (2010, Hal-80)
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisai, motivasi, perasaan dan sebagainyayang dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada orang lain yang diwawancarai (interviewee).
c. Kuisioner (Angket)
Menurut Sugiyono (2012, Hal-199) Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
d. Studi Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2011, Hal-240) Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,
film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
e. Triangulasi
Menurut Sugiyono (2011, Hal-241) Triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti
melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya
peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam penelitian ini
data diambil dari tiga sumber yaitu owner, karyawan dan konsumen
Ramen AA.
Adapun gambaran triangulasi sumber dan triangulasi teknik yaitu
sebagai berikut:
Wawancara mendalam Observasi partisipatif
Dokumentasi
Gambar 3.1
a. Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam cara pada sumber
yang sama)
Gambar 3.2
b. Triangulasi “sumber” pegumpulan data. (satu teknik pengumpulan data pada
bermacam-macam sumber data A, B, C)
3.8.2 Data Sekunder
Data sekunder didapat secara tidak langsung misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber data
sekunder dari sumber karya ilmiah, artikel, media internet, buku-buku, dan data
dari perusahaan seperti data penjualan Ramen AA, data daftar cabang Ramen
AA, data pengunjung Ramen AA.
Adapun sumber data yang akan diperoleh yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.4
Owner, Karyawan dan Konsumen
Ramen AA
2. Sekunder Teori berdasarkan variabel yang akan
diteliti
Karya ilmiah, artikel, media internet,
buku-buku, data dari perusahaan
Sumber: Hasil pengolahan data: 2015
3.9 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),
dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Menurut Bogdan
dalam buku Sugiyono (2011, Hal-244) mengatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
3.9.1 Proses Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Dalam hal ini Nasution (1988) dalam buku Sugiyono (2011, Hal-245)
menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan
hasil penelitian. Analisis data menjadi peganagan bagi penelitian selanjutnya
sampai jika mungkin, teori yang “grounded”. Namun dalam penelitian
kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif
berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai
pengumpulan data.
1. Analisis Sebelum di Lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat data daftar cabang Ramen AA, data
sementara, dan akan berkembang setalh peneliti masuk dan selama di
lapangan.
2. Analisis Data di Lapangan Model Miles and Huberman
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data
yang dianggap kredibel. Miles dan Huberman (1984) dalam buku
Sugiyono (2011, Hal-246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada Gambar
3.3 berikut ini:
Gambar 3.3
Komponen dalam analisis data (interactive model)
3.9.2 Metode Pengolahan
Data
collection
Data
reduction
Data
display
Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan
analisis lingkungan perusahaan. Menurut David penyusunan strategi terdapat
tiga tahapan yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Alat
bantu pada penelitian ini yaitu merumuskan strategi menggunakan matriks
faktor eksternal (EFAS), matriks faktor internal (IFAS), matriks IE, matriks
SWOT, dan matriks QSPM. Berikut adalah penjelasan dari tahapan
penyusunan strategi:
1. Tahap Input a. Matriks EFAS
Berikut ini adalah tahapan untuk merumuskan faktor-faktor
strategis eksternal ke dalam kerangka peluang dan ancaman menurut
Rangkuti (2104, Hal-25):
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman).
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat panting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor
strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating
diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1).
Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya,
jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1.
Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit rating-nya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai
total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat
digunakan untuk membandingakan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
b. Matriks IFAS
Berikut adalah tahapan untuk merumuskan faktor-faktor
strategis internal ke dalam kerangka kekuatan dan kelemahan
menurut Rangkuti (2014, Hal-26):
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
peruahaan dalam kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari
1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh
melebihi skor total 1,00).
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat
positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai
mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan
membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing
utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan
dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika
kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah
5.
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal
perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan
model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat
Gambar tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi
perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:
a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu
sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah
arah strategy yang telah ditetapkan.
c. Retrenchment strategy (sel 3, 6 dan 9) adalah usaha memperkecil
atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai
kesembilan strategi yang terdapat pada sembilan sel IE matriks tersebut
di atas, berikut ini akan dijelaskan tindakan dari masing-masing strategi
tersebut.
1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam
penjualan, aset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini
dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan
produk baru, menambah kualitas produk atau jasa atau
meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost)
sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi
terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut berada dalam
pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk
melakukan perang harga dalam usaha untuk meningkatkan pangsa
pasar.
Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat
korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke
industri lain. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan yang
memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi
agar dapat meningkatkan kinerjanya.
Jika perusahaan tersebut memilih strategi konsentrasi, dia
dapat tumbuh melalui integrasi (integration) horizontal maupun
vertikal, baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau
secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari luar.
Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi, dia
dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat,
baik secara internal melalui pengembangan produk baru, maupun
eksternal melalui akuisisi. Contoh strategi pertumbuhan adalah sel
1, 2, 5, 7, dan 8.
3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui
integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil
alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration
(mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi
utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang
kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi.
Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi
kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya
meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk
mengontrol kualitas serta distribusi produk. Integrasi vertikal dapat
dicapai baik melalui sumber daya internal maupun eksternal.
4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah
membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk
serta jasa.
Jika, perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat
atraktif (Sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan
dan profit, dengan cara memanfaatkan keuntungan economics of
scale baik dalam produksi maupun pemasaran. Sementara jika
perusahaan ini berada dalam moderate attractive industry, strategi
yang diterapkan adalah konsolidasi (Sel 5). Tujuannya relatif lebih
defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan
profit.
Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas pasar,
fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal
maupun eksternal melalui akuisisi atau joint ventures dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama.
5. Diversifikasi Konsentris (Sel 7)
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya
dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive
position sangat kuat, tetapi nilai daya tarik industrinya sangat
rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya
untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini
sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang
baik.Prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi (2+2 = 5) dengan
harapan bahwa dua bisnis secara bersama-sama dapat menciptakan
lebih banyak profit dari pada jika melakukannya sendiri-sendiri.
6. Diversifikasi Konglomerat
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak
saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi
competitive position yang tidak begitu kuat (average) dan nilai daya
tarik industrinya sangat rendah. Kedua faktor tersebut memaksa
Tetapi, pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang,
perusahaan yang hanya memilki competitive position rata-rata
cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi
konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada
sinergi finansial dari pada product market synergy (seperti yang
terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).
b. Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2014, Hal-83) Matriks SWOT adalah alat
yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini
dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi.
eksternal untuk mengatasi
ancaman.
kelemahan dan
menghindari ancaman.
Gambar 3.5 Matriks SWOT
Berikut adalah tahapan untuk membuat Matriks SWOT:
1. Dalam sel Opportunities (O), buatlah 5 sampai 10 peluang
eksternal yang dihadapi perusahaan. Sel ini harus
mempertimbangkan deregulasi industri sebagai salah satu
faktor startegis.
2. Dalam sel Threats (T), buatlah 5 sampai 10 ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan.
3. Dalam sel Strength (S), buatlah 5 sampai 10 kekuatan yang
dimilki perusahaan (baik yang ada sekarang maupun yang akan
datang).
4. Dalam sel Weakness (W), buatlah 5 sampai 10 kelemahan yang
dimiliki perusahaan.
5. Butalah kemungkinan strategis dari perusahaan berdasarkan
pertimbangan kondisi empat sel faktor strategis tersebut.
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan
untuk memanfaatkan peluang.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada, dengan cara mengatasi