• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Pusat Musik Klasik di Jakarta - Interior Design of Classical Music Centre in Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Pusat Musik Klasik di Jakarta - Interior Design of Classical Music Centre in Jakarta."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

v

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Musik sudah dikenal di Eropa sejak berabad-abad yang lalu, namun perkembangannya di Indonesia tidak begitu popular. Pada saat ini musik telah menjadi kebutuhan penunjang manusia. Melalui musik seseorang dapat mengekspresikan perasaan dan emosinya. Jika seseorang menguasai musik klasik dengan baik, kelak dia akan dengan mudah mengembangkan kreativitasnya pada jenis musik lain yang lebih modern.

Perancangan Classical Music Centre ini dibuat untuk menarik masyarakat awam untuk mengenal musik klasik lebih dalam. Perancang menyisipkan nilai edukasi ke dalam perancangan interior sarana dan prasarana Classical Music Centre dengan menampilkan arsitektur yang berkembang pada jaman musik klasik. Sehingga masyarakat dapat mengetahui perkembangan musik klasik dan suasana pada saat itu.

Dalam perencanaan ini perancang membuat area edukasi musik klasik pada bagian depan gedung di setiap lantainya agar masyarakat awam dapat mengenal seluk-beluk musik klasik sebelum menikmati sarana dan fasilitas yang disediakan. Perancang membuat desain interior dengan tema arsitektur yang berbeda pada setiap lantai sesuai dengan tahap perkembangan musik klasik. Perancang menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat dari yang ingin mengenal musik klasik hingga yang ingin memperdalam melalui pendidikan musik klasik. Untuk para pecinta musik klasik juga disediakan area komunitas dan concert hall terbuka dan tertutup untuk mengembangkan bakat sekaligus untuk memperkenalkan kepada masyarakat.

Dengan menggabungkan berbagai gaya arsitektur klasik ke dalam interior dan memberikan fasilitas yang lengkap bagi semua pecinta musik klasik, diharapkan Classical Music

Centre ini menjadi sebuah pusat yang mewadahi masyarakat yang tertarik akan musik klasik

untuk mengembangkan bakat dan kecintaan terhadap musik klasik.

(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Music has been know sinces decided ago in Europe, but development of classical music is not

popular in Indonesia. and nowdays music has become a complimentary need for human being.

Music is able to make human expressed feeling and emotion. If someone learned music well, then

he will easily develop his own creativity to play other instrument which more modern.

Classical Music Centre designed to attract people to knowing about classical music more deeply.

Designer has inserted education point for design of Classical Music Centre to show

architectural development in period of classical music. So that people can understand

development of classical music and interior atmosphere at that time.

In this design, designer create education area for classical music at front of building in every

floor, so that people can knowing history and benefit before enjoy other facilities provided.

Designer create interior design with architectural theme which different in every floor according

with classical music development. Designer provide to people for who want to know about

classical music and for who want to learn to play the instruments through the classical music

courses. To classical music community also provide the community area and outdoor and indoor

concert hall to develop talent at once introducing to people.

By combining classic architectural style and provide complete facilities for all classical music

lovers, be expected this Classical Music Centre can be a center that can accommodate people

who interested about classical music to develop talent and predilection for classical music.

(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……….………ii

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ………...…..iii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN……….……….iv

ABSTRAK……….………..………v

ABSTRACT………..……….vi

KATA PENGANTAR……….…………..vii

DAFTAR ISI………..ix

DAFTAR GAMBAR………...…………...xiii

BAB I. PENDAHULUAN……….…..1

1.1Latar Belakang Perancangan………..………1

1.2Gagasan Proyek………..…...3

1.3Identifikasi Masalah………...……4

1.4Tujuan Perancangan………..……….5

1.5Sistematika Penulisan………..…..5

BAB II. MUSIK KLASIK DAN AKUSTIK PADA CLASSICAL MUSIC CENTRE………...6

2.1 Musik………...………..6

2.1.1 Definisi Musik………6

2.1.2 Manfaat Musik………...………7

2.1.3 Musik Klasik………..9

2.1.3.1 Karakteristik………9

2.1.3.2 Sejarah……….9

2.1.3.3 Musik Klasik era Barok……….…10

(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.5 Musik Klasik era Romantisme………...………...…12

2.2 Instrument-instrument Klasik dalam Orkestra………….………11

2.3 Periode-periode Musik Klasik……….15

2.3.1 Gaya Arsitektur Barok……….……….15

2.3.2 Ciri-ciri Umum gaya Barok………..16

2.3.3 Gaya Arsitektur Klasik……….………18

2.3.4 Ciri-ciri Umum gaya Klasik………...19

2.3.5 Gaya Arsitektur Romantisme………...21

2.3.6 Ciri-ciri Umum gaya Romantisme………...22

2.4 Music Centre………23

2.4.1 Definisi Music Centre………..23

2.4.2 Standar Fasilitas sebuah Music Centre……….23

2.4.2.1 Kebutuhan Peralatan di Music Studio………...30

2.4.3 Standar Luas Area Edukasi………..…32

2.4.3.1 Standar Visual Area Edukasi………32

2.4.4 Les atau Sekolah Musik………...33

2.4.4.1 Definisi Les atau Sekolah Musik………...33

2.4.4.2 Elemen dalam Sekolah Musik………...34

2.4.4.3 Persyaratan Ruang Kelas Musik………34

2.4.5 Perancangan Auditorium………..35

2.4.5.1 Pengaruh Indera terhadap Perancangan Auditorium……….35

2.4.6 Sistem Tempat Duduk………..36

2.5 Ruang-ruang Akustik………...………39

2.5.1 Auditorium………...……....39

2.5.2 Pemilihan Material………...………47

2.6 Akustik Ruang Studio/Rekaman……….……….……49

2.6.1 Prinsip & Teknik Peredam Suara…………...………..49

2.6.2 Karakteristik Akustik Studio Rekaman……….…...………50

2.6.3 Material Akustik Studio Rekaman………...………50

2.6.4 Perancangan Studio Rekaman………..53

(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

2.7.1 Konsep Ruang Kelas Berdasarkan Karakteristik Alat Musik……….…..56

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI………...………58

3.1 Deskripsi Site……… ………….………58

3.2 Deskripsi Fungsi………..…64

3.2.1 Classical Music Centre………64

3.2.2 User………..………64

3.2.3 Kurikulum Skolah Musik Klasik………..67

3.2.4 Kebutuhan Ruang……….67

3.2.5 Matrix Kedekatan Ruang………..68

3.2.6 Bubble Diagram………..….69

3.2.8 Identifikasi User………..….73

3.3 Zoning Blocking…………..……….76

3.4 Deskripsi Tema………....77

3.5 Konsep………...…..78

3.5.1 Interpretasi Musik………..………...78

3.5.2 Konsep Musik yang digunakan Pada Bangunan………..78

3.5.3 Deskripsi Timeline of Classical Music……….………79

3.5.4 Analogi Timeline of Classical Musik ke dalam Bentuk Visual………...82

3.5.5 Konsep Pola……….……….82

3.5.6 Konsep Bentuk……….83

3.5.7 Konsep Tekstur………...84

3.5.8 Konsep Warna………..84

3.5.9 Konsep Furniture………..86

3.5.10 Konsep Material………...…..87

3.5.11 Konsep Pencahayaan dan Penghawaan……….90

BAB IV PERANCANGAN CLASSICAL MUSIC CENTRE DI JAKARTA………91

4.1 Penerapan Tema dan Konsep Pada Interior………...………..91

4.1.1 Perancangan umum………..……91

4.2 Penerapan Interior………...……….92

(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

4.2.1.1 Lobby……….………93

4.2.1.2 Auditorium………95

4.2.1.2.1 Pembagian Area…………..………...…96

4.2.1.2.2 Denah………..96

4.2.1.2.3 Lantai………..…97

4.2.1.2.4 Kursi Penonton………...……97

4.2.1.2.5 Panggung………....99

4.2.1.2.6 Dinding………..………...100

4.2.1.2.7 Ceiling………..100

4.2.2 Gaya Klasik……….. 102

4.2.2.1 Area Lounge dan Café……….102

4.2.2.2 Area Edukasi………...…104

4.2.3 Gaya Romantisme………...105

4.2.3.1 Administrasi………...……….107

4.2.3.2 Ruang Kelas Gitar Klasik………....107

BAB V SIMPULAN………...……….……109

DAFTAR PUSTAKA………...xviii

RIWAYAT HIDUP PENULIS……… …xix

(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Posisi instrument klasik 1………..12

Gambar 2.2 Posisi instrument klasik 2………..12

Gambar 2.3 Posisi instrument klasik 3………..12

Gambar 2.4 Posisi instrument klasik 4………..12

Gambar 2.5 Posisi instrument klasik 5………..13

Gambar 2.6 Interior Barok……….15

Gambar 2.7 Interior Barok……….15

Gambar 2.8 Interior Barok……….16

Gambar 2.9 Interior Barok……….16

Gambar 2.10 Interior Barok………..……….16

Gambar 2.11 Interior Klasik………..………....18

Gambar 2.12 Interior Klasik………..………....18

Gambar 2.13 Interior Klasik………..………....19

Gambar 2.14 Interior Klasik………..………....19

Gambar 2.15 Interior Klasik………..………....19

Gambar 2.16 Interior Romantik………..………...…....21

Gambar 2.17 Interior Romantik………..………...…....21

Gambar 2.18 Book and CD store………..………..………...…....26

(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.20 Auditorium………..……….…....28

Gambar 2.21 Perangkat Studio Rekaman………..………....29

Gambar 2.22 Kamar Musik Studio Rekaman………..………..…....29

Gambar 2.23 Mixing Console FAQ’s………..………..…....31

Gambar 2.24 EQ………..……….…………...31

Gambar 2.25 Speaker………..……….……….…………...31

Gambar 2.26 Microphone………...……….……….…………...31

Gambar 2.27 Peletakan Panel Koleksi..…………..……….……….…………...32

Gambar 2.28 Luas dan Jarak Sudut Pandang……….….……….…………...32

Gambar 2.29 Penglihatan vertikal Manusia……….……….…………...33

Gambar 2.30 Range Pendengaran………...……….……….…………...36

Gambar 2.31 Bentuk Tempat Duduk dari jaman ke jaman……….…..…....37

Gambar 2.32 Tempat Posisi Panggung dan Tempat Duduk……….….…....37

Gambar 2.33 Penaikan sumber punyi dan pemiringan lantai area penonton…………...…..…....41

Gambar 2.34 Penempatan langit-langit pantul……….…..…....42

Gambar 2.35 Bentuk plafond pararel yang tidak dianjurkan……….……....43

Gambar 2.36 Pemantulan yang dianjurkan……….…..……...44

Gambar 2.37 Area sumbu ………..…….…..…....45

Gambar 2.38 Limit Lingkar area penonton yang dapat dijangkau pemain...…………...…..…....46

Gambar 2.39 Bentuk lantai empat persegi.……….…..……...47

(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.41 Rockwoll pada rangka kayu………..………...54

Gambar 2.42 Lantai ditutup dengan plywood…..……….……...54

Gambar 2.43 Lantai ditutup dengan plywood………..……….……...54

Gambar 2.44 Konsep Akustik Ruang Kelas Musik………..………....……...55

Gambar 2.45 Konsep Layout dan Brntuk Ruang Kelas Musik………..…………..…...56

Gambar 3.1 Eksterior ………...………..…….…..…....59

Gambar 3.2 Enterance ………...………..…….…..…....59

Gambar 3.3 Koridor Sekolah ………...………..…….…..…....59

Gambar 3.4 Area Pamer ………...………..…….…..…....59

Gambar 3.5 R. Olahraga ………...………...………..…….…..…....59

Gambar 3.6 R. Seminar ………...………..…….…..…....59

Gambar 3.7 R. Kelas ………...………..…….…..…....59

Gambar 3.8 Auditorium ………...………..…….…..…....59

Gambar 3.9 R. Audio Visual ………...………..…….…..…....59

Gambar 3.10 Block Plan ………...………..…………..…….…..…....60

Gambar 3.11 Façade bangunan Global Jaya International School ………...…....63

Gambar 3.12 Lingkungan Depan Bangunan GJIS ……….………...…....63

Gambar 3.13 Lingkungan Depan Bangunan GJIS ……….………...…....63

Gambar 3.14 Lingkungan Luar Samping GJIS ……….………...……...63

Gambar 3.15 Kids ………...………..…….……...…....65

(10)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.17 Adult Play Instrument ………...………..….……...…....66

Gambar 3.18 Matrix Kedekatan Ruang………...…………...…...…....68

Gambar 3.19 Bubble Diagram………...………...…....69

Gambar 3.20 Flow Actifity Siawa……….………...………...…....73

Gambar 3.21 Flow Actifity Karyawan………...………...74

Gambar 3.22 Flow Actifity Pengajar………….……….………...……...…...…....73

Gambar 3.23 Flow Actifity Pertunjukan………….……….……….…...…...…....75

Gambar 3.24 Flow Actifity Pengantar/penjemput murid………….………...…....75

Gambar 3.23 Flow Actifity Pengunjung………….……….……….…...…...…....75

Gambar 3.26 Zoning Blocking Lantai 1………….……….……….…...…...…....76

Gambar 3.27 Zoning Blocking Lantai 2………….……….……….…...…...…....76

Gambar 3.28 Zoning Blocking Lantai 3………….……….……….…...…...…....77

Gambar 3.29 Arsitektur Klasik………….……….……….…...…...…………...78

Gambar 3.30 Pola Garis Vertikal………….……….……….…...…...…....83

Gambar 3.31 Bentuk Visualisasi Ritme Musik Klasik………….……….…………....…....83

Gambar 3.32 Tekstur Classical Music Centre………….……….…………...…...84

Gambar 3.33 Warna-warna Classical Music Centre………...……….…………...…...85

Gambar 3.34 Furniture Classical Music Centre………….……..….…………...……...86

Gambar 3.35 Material Kayu………….……….……….…...…...……...87

Gambar 3.36 Material Granit………….………….……….…...…...……...88

(11)

xvii

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.38 Material Karpet………….………..….……….…...…...……...89

Gambar 3.39 Pencahayaan Alami………….………..….……….……...……...90

Gambar 3.40 Pencahayaan Buatan………….………..….……….……...…...90

Gambar 3.41Sistem Pencahayaan dan Penghawaan…....……….……...……...90

Gambar 4.1 Denah General Lt. 1 (gaya Barok)………….……..……….……...……...92

Gambar 4.2 Area Lobby………….……..……….……...……...93

Gambar 4.3 Area Resepsionis dan Edukasi………….……..………….……...……...94

Gambar 4.4 Area Resepsionis dan Edukasi………….……..………….……...……...94

Gambar 4.5 Auditorium………….……..……….……...……...96

Gambar 4.6 Denah Layout Furniture Auditorium………….……..………….……...97

Gambar 4.7 Auditorium………….……..……….……...……...101

Gambar 4.8 Denah General Lt. 2 (gaya Klasik)………….……..……….……...……...102

Gambar 4.9 Area Edukasi dan Lounge ………….……..……….……...……...103

Gambar 4.10 Area Edukasi dan Lounge ………….…..……….……...……...103

Gambar 4.11 Area Longed an Cafe ………….…..……….……...…………...104

Gambar 4.12 Area Edukasi ………….…..……….……...……...105

Gambar 4.13 Denah General Lt. 3 (gaya Romantik)…….……..……….……...……...106

Gambar 4.14 Perspektif Administrasi………….……..……….……...……...107

(12)

xviii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Luas Objek Pamer………...…….32

Tabel 2.2 Konsep Ruang Kelas Musik………..………56

Tabel 3.1 Analisa site GJIS……….………..……….………62

(13)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(14)

2 Universitas Kristen Maranatha dewasa ini adalah mempelajari musik sejak dini. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai dari mendengarkan musik sejak bayi berada di dalam kandungan.

Kata orkestra atau orkes berasal dari bahasa Yunani, yang pada mulanya bermakna untuk tempat paduan suara Yunani bernyayi dan berdansa. Di dalam teater Roma tempat ini disediakan untuk tempat duduk para senator. Selanjutnya kata ini diterapkan untuk pemainnya sendiri. (Tambunan, Marsha, 2004:61). Musik orchestra sendiri di Indonesia telah berkembang cukup pesat, terbukti dengan adanya konser musik yang dibuat oleh komponis Indonesia, seperti Twilight

Orchestra, Erwin Gutawa Orchestra, Magenta Orchestra, dsb. Perkembangan

musik klasik di Indonesia tidak sepopuler perkembangan di Negara Eropa. Sehingga kurangnya pengetahuan dan mengenalan mengenai musik klasik di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini juga diakui oleh seorang pianis Ananda Sukarlan yang mengatakan “Minat masyarakat Indonesia terhadap musik klasik dinilai masih kurang, bahkan bisa dikatakan cukup tertinggal. Pasalnya, saat ini musik telah terpolusi oleh maraknya pusat perbelanjaan. Sehingga, bebunyian yang indah tidak lagi dapat dinikmati masyarakat. (KapanLagi.com®, Rabu (22/6) di Graha Niaga, Jakarta)

Selain itu apresiasi terhadap musik klasik juga didukung oleh beberapa pihak Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI) juga berpendapat sama yang mengatakan “Dimulai dengan kegaulauan akan kurangnya apresiasi dan minimnya pengenalan dan pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap musik klasik, yang disebut musik etnik, maka Ibu Pia Alisjahbana, Bapak Dedi Sjahrir Panigoro, Bapak Ananda Sukarlan dan Bapak Chendra Panatan mendirikan Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI). (sumber: http://www.musik-sastra.com/cinta-sahabat)

(15)

3 Universitas Kristen Maranatha musik klasik pada gedung pertunjukan. Jakarta sayangnya saat ini belum terdapat tempat untuk memfasilitasi pengenalan musik klasik. Addie MS, konduktor kondang, dengan Twilight Orchestra nya, menyadari benar akan hal ini. Terlihat dari banyak upaya nya untuk coba memasyarakatkan musik klasik, mulai dari kepada anak sekolah sampai kepada segmen masyarakat lain para penggemar musik. Upaya yang patut dihargai, namun harus diakui musisi musik klasik masih terbatas jumlahnya dan selain itu tanpa dukungan biaya yang memadai akan sangat sulit upaya tersebut untuk diwujudkan dengan cepat. Perhatian masyarakat luas pun sepertinya tidaklah begitu memihak pada upaya ini. Satu hal dari banyak masalah yang dihadapi adalah, Jakarta sendiri sebagai ibukota Negara yang besar, sampai dengan saat ini belum memiliki Concert Hall yang dapat dibanggakan. Mungkin Jakarta adalah satu-satunya ibukota negara yang belum memiliki ”Concert Hall”.

(Sumber: http://umum.kompasiana.com/2009/02/09/perkembangan-musik-klasik-15406.html)

Dengan latar belakang tersebut, maka dibutuhkan sebuah gedung pusat musik klasik yang dapat mendukung keperluan musik klasik. Selain itu gedung ini memfasilitasi masyarakat yang ingin mengenal dan mempelajari musik klasik lebih dalam. Diharapkan perancangan gedung dengan nama Classical Music

Centre ini dapat memfasilitasi masyarakat, para musisi, dan juga para penggemar

masik klasik di kota Jakarta.

1.2 Gagasan Proyek

Music centre yang akan perancang buat merupakan sebuah fasilitas yang

(16)

4 Universitas Kristen Maranatha contra bass, terompet dan timpani. Selain ruang-ruang khusus untuk berlatih alat

musi tersebut, juga disediakan ruang latihan besar yang digunakan sebagai tempat untuk berlatih gabungan alat musik, auditorium, museum, ruang perpustakaan yang dilengkapi dengan ruang audio, pantry, lobby, rest room, ruang kepala sekolah, ruang tunggu, café, showroom, dan basement. Selain sebagai tempat kursus musik, tempat ini juga memiliki fungsi sebagai sarana rekreasi. Selain sebagai pusat kursus musik klasik, classical music center ini juga menyediakan fasilitas musik klasik yang lengkap bagi pengunjungnya. Tema yang diangkat diambil dari periode klasik yang dimana merupakan berjayanya musik klasik itu sendiri. Dengan tema tersebut dapat menjadikan tempat ini memiliki desain dan atmosfer ruang yang berbeda dari tempat kursus lain, juga memiliki fungsi yang berbeda karena didesain khusus hanya untuk musik klasik yang saat ini belum pernah ada di kota Jakarta.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis akan membatasi permasalah yang akan dibahas. Pokok-pokok identifikasi masalah yang akan dibahas penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang sebuah interior classical music centre yang dapat menambah minat belajar masyarakat Indonesia terhadap musik klasik?

2. Bagaimana merancang sebuah interior classical music centre yang dapat menyampaikan edukasi tentang musik klasik dengan menyediakan sarana prasarana yang lengkap?

(17)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Tujuan Perancangan

1. Manfaat penelitian ini untuk pembaca adalah agar pembaca bisa mengetahui betapa pentingnya musik klasik bagi masyarakat dan bisa melihat manfaat juga sisi positif dari belajar dan mendengarkan musik klasik.

2. Merancang interior musik cenrte yang dapat menambah minat belajar masyarakat Indonesia untuk terus belajar dan berkarya dalam bermusik .

3. Menjelaskan pada pembaca bagaimana membuat desain dan perancangan yang berkesinambungan antara fungsi bangunan serta tema dan konsep yang telah dipilih perancang.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam laporan Tugas akhir ini, penulis membaginya kedalam 5 bab.

BAB 1, terdiri dari Latar Belakang, Ide, Identifikasi Masalah, Tujuan Perancangan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II, terdiri dari Definisi musik, Sejarah musik klasik, Instrument musik klasik dalam orkestra, rancangan elemen bangunan untuk menghindari kebisingan, persyaratan akustik dalam perancangan auditorium, standar material akustik ruang, standar kebutuhan ruang, music centre facility, dan kebutuhan peralatan di music studio.

BAB III, terdiri dari objek studi, penjelasan ide/gagasan konsep desain, berbagai hasil analisis, kebutuhan ruang, pendekatan ruang, dan programming.

BAB IV, Perancangan Classical Music Center dengan konsepnya, pengaplikasian konsep ke perancangannya, beserta detail perancangan interior

Classical Music Center.

(18)

109 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN

Setelah melakukan studi dan analisis, beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:

1. Untuk dapat menambah minat belajar masyarakat Indonesia terhadap musik klasik yaitu dengan cara menerapkan konsep Timeline of Classical Music pada perancangan interior Classical Music Centre, yang menampilkan suasana arsitektur klasik pada periode-periode musik klasik yaitu Barok, Klasik, dan Romantisme. Dari perancangan tersebut maka pengunjung dapat merasakan atmosfer dari pengolahan ruang yang telah olah, sehingga dapat menarik minat pengunjung untuk dapat mempelajari musik klasik lebih dalam.

2. Untuk dapat menyampaikan edukasi tentang musik klasik pada perancangan ini maka interior perancangan Classical Music Centre memberikan perngenalan terlebih dahulu kepada pengunjung dengan cara menyediakan area edukasi di setiap lantai Classical Music Centre, yang berupa area edukasi dengan menampilkan sejarah dan manfaat mengenai musik klasik. Area edukasi dibagi pada beberapa lantai:

 Pada area lobby disediakan pengenalan musik klasik berupa area edukasi yang merupakan sarana pengetahuan seputar sejarah dan manfaat musik klasik. Area edukasi menyatu dengan area lobby, sehingga pengunjung yang datang dapat mengetahui dan memahami terlebih dahulu tentang seluk-beluk dan manfaat dari musik klasik sebelum menikmati sarana dan fasilitas yang disediakan.

(19)

110 Universitas Kristen Maranatha  Masih pada lantai 2, terdapat juga area edukasi yang memperkenalkan kepada

pengunjung Classical Music Centre tentang komposer-komposer musik klasik dari masing-masing pariode dan Negara yang berbeda. Area edukasi berupa multimedia dengan layar sentuh, sehingga pengunjung dapat dengan leluasa membaca dan mempelajari dari sarana edukasi yang telah disediakan.

 Memberikan edukasi tentang instrument-instrumen musik klasik berupa display yang memamerkan berbagai jenis alat musik orkestra.

3. Ada berbagai macam fasilitas yang disediakan pada perancangan Classical

Music Centre. Masing-masing fasilitas memiliki fungsinya sendiri sesuai

dengan kebutuhan pengunjung yang datang. Jenis fasilitas yang disediakan dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Komunitas dan pecinta musik klasik

 Untuk dapat mewadahi para komunitas dan pecinta musik klasik disediakan area lounge sebagai fasilitas bagi pecinta musik klasik yang ingin berdiskusi atau sekedar sharing mengenai musik klasik.

 Menyediakan tempat latihan khusus komunitas musik klasik untuk berlatih berasama maupun individu dengan menyediakan fasilitas outdoor concert hall.

 Ruang meeting komunias, fasilitias ini bersifat semi privat yang disediakan untuk mewadahi para komunias untuk berdiskusi mengenai pementasan konser atau mengadakan

event-event lain seputar musik klasik.

2. Masyarakat awam

(20)

111 Universitas Kristen Maranatha area edukasi yang menampilkan seluk-beluk tentang musik klasik.

 Selain itu bagi masyarakat yang tertarik akan musik klasik dan ingin mempelacari cara memainkan alat musik, maka Classical

Music Centre menyediakan tempat kursus musik klasik yang

mengajarkan kepada masyarakat cara bermain alat musik klasik mulai dari tahap dasar hingga menjadi profesional. 3. Fasilitas bersama

Dari beberapa fasilitas yang disebutkan di atas, masih ada fasilitas lainnya yang dapat diakses oleh pengunjung, baik komunitas pecinta musik klasik mau pun masyarakat awam dapat menikmati fasilitas-fasilitas tersebut, yaitu:

 Auditorium

Fungsi Auditorium dalam bangunan ini sangat lah penting, karena pada ruang ini masyarakat dapat menyaksikan dan mendengar pentas musik klasik secara langsung. Juga merupakan tempat di mana para pecinta musik klasik dapat mengekspresikan diri melalui menampilannya di atas panggung, dengan begitu fasilitas ini juga dapat mewadahi bakat masyarakat agar terus melatih keahlian dalam bermusik  Showroom dan CD & Book Store

Failitas ini disediakan untuk menunjang kebutuhan pengunjung dalam perlengkapan seputar musik klasik. Terdapat showroom yang menjual alat musik klasik dan keperluan lainnya. Juga terdapat CD & book store yang menjual buku dan kaset khusus untuk musik klasik.

 Perpustakaan

(21)

112 Universitas Kristen Maranatha juga terdapat area khusus komputer yang disediakan bagi pengunjung yang ingin melihat video dan men-download musik klasik. Fasilitas tersebut sekaligus dapat mempromosikan musik klasik kepada masyarakat awam.  Studio Rekaman

Fasilitas ini disediakan bagi pengunjung juga member kelas kursus. Dengan adanya studio rekaman pecinta musik klasik dapat lebih bersemangat dalam berkarya, mereka dapat merekam kemampuan musikal mereka baik berkelompok mau pun solo.

 Café

Selain memiliki fungsi bertemu dan berkumpulnya pengunjung untuk mengobrol sambil makan dan minum, pada area café terdapat panggung piano yang menyuguhkan alunan musik klasik. Selain itu penempatan panggung piano bertujuan mengenalkan musik klasik pada pengunjung yang beada di café secara langsung.

Memperkenalkan

 Area edukasi

Mewadahi

Lounge

 Café

Concert hall

 Perpustakaan

Showroom

CD &book store

Belajar

Kusus musik

Eksplorasi bakat Auditorium Berkarya

(22)

xviii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Chiara, Joseph and John Caleender. 1989. Timer Saver Standards for BuildingTypes 2nd Edition Book 1

Laksimana, Yudha. 2000. Perencanaan Fasilitas Konservatorium Musik. Progra Studi Desain Interior : Institut Teknologi Bandung

Pinilih, Melur.2007. Sekolah Musik Bandung.Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan Dan Pengembangan Kebujukan : Institut Teknologi Bandung Asriningrum.2007. Auditorium Musik Kota Bandung. Program Studi Desain Interior : Institut Teknologi Bandung

Berenek. L.Leo.2004. Music Achoustic and Architecture Edward.D, Mills. Design for Good Acoustic.London:1997

Chocolle, R. (1973). Le Bruit . Chocholle, R. (1973) News of The Wind. Universitas Perancis

Harwood, Dane (1976). Harwood, Dane (1976). “Universals in Music: A Perspective from Cognitive Psychology”, Ethnomusicology 20, no. “Universal di Musik: Sebuah

Perspektif dari Psikologi Kognitif”, Etnomusikologi 20, no. 3:521-33-3:521-33

Ambarwati, Dwi Retno Sri, M.Sn.2010.Imaji

Referensi

Dokumen terkait

“Untuk meningkatkan profesionalisme guru yang saya lakukan selaku kepala sekolah yang dibantu wakil kepala SD Nurul Islam Purwoyoso Semarang dan jajaran yang terkait,

Metode ini digunakan untuk memodelkan alternatif dengan lebih dari dua kategori dengan cara mengelompokkan alternatif tersebut berdasarkan kesamaan sifat ke dalam kelompok

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Keadilan Interaksional Terhadap Kepuasan Kerja

Mann-whitney test digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa yang diukur dari CAR, ROA,

Syekh Yusuf Sungguminasa berada pada kategori kuat (0,655) dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara

Semakin maraknya tindak kejahatan cyber crime di bidang perbankan yaitu kasus pembobolan terhadap sistem keamanan dan pembobolan rekening (hacking) atau sistem

diketahui berdasarkan hasil analisis data dalam kondisi pada fase baseline-1 (A1).Pada fase ini mean level penguasaan kosakata peserta didik tunarungu menunjukkan skor

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru, dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian yang berjudul