• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKUITAS MEREK SEPEDA MOTOR MATIC YAMAHA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EKUITAS MEREK SEPEDA MOTOR MATIC YAMAHA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Surabaya)."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh :

ASYHADI HIDAYAT 0912010080 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

S K R I P S I

Oleh :

ASYHADI HIDAYAT 0912010080 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Sur abaya)

Yang Diajukan :

ASYHADI HIDAYAT 0912010080 / FE / EM

Telah Diseminar kan Dan Disetujui Untuk Menyusun Skripsi Oleh :

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM Tanggal:... NIP.19640512199003001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

(4)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Sur abaya)

Yang Diajukan : ASYHADI HIDAYAT 0912010080 / FE / EM

Disetujui Untuk Ujian Skripsi Oleh :

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM Tanggal:... NIP.19640512199003001

Mengetahui,

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

(5)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Sur abaya)

Yang Diajukan : ASYHADI HIDAYAT 0912010080 / FE / EM

Disetujui Untuk Ujian Skripsi Oleh :

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM Tanggal:... NIP.19640512199003001

Mengetahui,

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

(6)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Sur abaya)

Yang Diajukan : ASYHADI HIDAYAT 0912010080 / FE / EM

telah disetujui untuk diseminarkan oleh :

Pembimbing

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM Tanggal:... NIP.19640512199003001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

(7)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Sur abaya)

Yang diajukan ASYHADI HIDAYAT

0912010080/FE/EM

Telah disetujui untuk diseminar oleh :

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM Tanggal : ... NIP.19640512199003001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(8)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Sur abaya)

Yang diajukan

ASYHADI HIDAYAT 0912010080/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM Tanggal : ... NIP.19640512199003001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(9)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Sur abaya) Diajukan Oleh :

ASYHADI HIDAYAT 0912010080/FE/EM

Disetujui untuk Ujian Skr ipsi oleh:

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM Tanggal, ………

NIP.19640512199003001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur

(10)

Diajukan Oleh : ASYHADI HIDAYAT

0912010080/FE/EM

Telah Diper tahankan Dihadapan dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi M anajemen Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional

“Veter an” J awa Timur Pada tanggal : 31 Mei 2013

Pembimbing Tim Penguji

Pembimbing Utama K etua

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM Dr . DhaniIchsanuddinNur , MM NIP.19640512199003001

Sekr eta r is

SugengPur wanto, SE, M M Anggota

Dr s.Ec.Hery Ar ianto.L.W.MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional UPN “Veteran” J awa Timur

(11)

melimpahkan hidayah dan karunianya-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Yamaha Matic Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Surabaya)”. Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(12)

telah mengarahkan, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Ucapan terima kasih kepada keluargaku, bapak dan ibu serta saudara yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun materil dengan tulus ikhlas.

8. Ucapan terima kasih kepada Wenny Anggreswati. yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan selama menulis skripsi ini.

9. Ucapan terima kasih juga kepada teman-temanku khususnya teman S_B UPN yang telah membantu dan telah memberikan dukungan dan semangat.

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, 19 Maret 2013

(13)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1.Pengertian Pemasaran ... 11

2.3. Ekuitas Merek (Brand Equity) ... 12

2.3.1 Kesadaran Merek (Brand Awareness) ... 14

2.3.2 Kesan Kualitas (Perceived Value) ... .. 17

2.3.3 Asosiasi Merek (Brand Association) ... .. 20

2.3.4 Loyalitas Merek (Brand Loyality) ... . 22

2.4 Keputusan Pembelian ... . 26

2.5 Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan ... 28

2.6 Kerangka Konseptual ... . 30

(14)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.1.1.Definisi Operasional Variabel ... 31

3.1.1.1 Ekuitas Merek (X) ... 31

3.1.1.2 Keputusan Pembelian (Y) ... .. 33

3.2 Pengukuran Variabel ... .. 34

3.3 Teknik Penentuan Sampel ... .. 35

3.3.1 Populasi ... . 35

3.3.2 Sampel ... . 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.4.1 Jenis Data ... 36

3.4.2 Sumber Data ... 37

3.4.3 Pengumpulan Data ... 37

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 39

3.5.1 Teknik Analisis ... 39

3.5.2 Confirmation Factor Analysis ... . 39

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... . 42

3.5.3.1 Asumsi Model (Partial Least Square) ... 42

3.5.3.2 Pengujian Hipotesis dan Hipotesis Kausal ... 43

3.5.3.3 Evaluasi Model ... . 46

3.5.3.4 Kriteria Penilaian PLS ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 48

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 48

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

(15)

4.2.2.1 Kesadaran Merek (X1) ... ... 52

4.2.2.2 Kesan Kualitas (X2) ... .. 53

4.2.2.3 Asosiasi Merek (X3) ... . 55

4.2.2.4 Loyalitas Merek (X4) ... .. 58

4.2.3 Keputusan Pembelian (Y)... ... 59

4.3 Analisis Data ... .. 61

4.3.1 Model Pengukuran PLS ... .. 61

4.3.2 Uji Inner Model (Pengujian Model Struktural) ... . 64

4.3.3 Uji Kausalitas ... . 65

4.4 Pembahasan ... . 66

4.4.1 Pengujian Hipotesis Pengaruh Ekuitas Merek (X) Terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... .. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... .. 68

5.2 Saran ... . 68

(16)

Tabel 1.1 Laporan Penjualan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia

(AISI)... 3

Tabel 1.2 Sepeda Motor Yamaha Matic di Dealer “Pusat Motor” Surabaya Periode Tahun 2012 ... 4

Tabel 1.3 Market Share Matic ... 5

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian PLS ... 46

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.3 Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Kesadaran Merek (X1) ... 53

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kesan Kualitas (X2) ... 55

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Asosiasi Merek (X3) ... 57

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas Merek (X4) ... 58

Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian (Y) ... 60

Tabel 4.8 Outler Loading (Model Pengukuran dan Validitas) dan Second Order (Model Pengukuran Indikator dengan Dimensi) ... 62

(17)
(18)

Gambar 2.1 Diagram Nilai Dari Kesan Kualitas ... 18

Gambar 2.2 Tahap Proses Keputusan Pembelian ... 27

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 30

Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Faktor Informasi... 40

Gambar 3.2 Analisis Full Model ... 41

(19)
(20)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Di Univer sitas Pembangunan Nasional ” VETERAN” Sur abaya)

Asyhadi Hidayat 0912010080 ABSTRAKSI

Ekuitas Merek berhubungan dengan nama merek yang dikenal, kesan kualitas, dan aset-aset lainya seperti paten, dan merek dagang. Jika pelanggan tidak tertarik pada satu merek dan membeli karena karakteristik produk harga, kenyamanan, dan sedikit memperdulukan merek Ekuitas Merek rendah. Namun pada Sepeda Motor Matic Yamaha di Dealer “Pusat Motor” Surabaya, Periode Tahun 2012 Yamaha matic mengalami naik turun dan cenderung mengalami penurunan dalam penjualan. Banyak hal yang menjadi penyebab dari penurunan penjualan merek sepeda motor Matic Yamaha tersebut, tujuan salah satunya adalah nilai ekuitas merek yang kurang baik di mata konsumen, untuk mengetahui dan menganalisis ekuitas merek sepeda motor matic Yamaha terhadap keputusan pembelian di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Surabaya.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. dan pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dengan sampel mahasiswa (konsumen) yang telah memiliki Matic Yamaha dan berada di kawasan Universitas Pembanguan Nasional “VETERAN” Jawa timur. SURABAYA. dan berusia 18-24> tahun ke atas data dikumpulkan melalui kuesioner yang disusun dalam bentuk sematic differential scale. Teknik analisis menggunakan Partial Least Square (PLS).

Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada uji kausalitas yang menunjukkan bahwa variabel Ekuitas Merek tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

(21)

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi pasar bebas memberi peluang munculnya berbagai jenis produk kendaraan dengan berbagai merek yang dijual. Persaingan antara merek produk dari setiap produk kendaraan yang semakin tajam, mengakibatkan setiap konsumen dapat memilih variasi merek produk kendaraan yang lebih berkualitas, maka dalam menunjang pengambilan keputusan, setiap konsumen dapat memilih sesuai dengan selera, daya beli dan kualitas produk kendaraan, Dalam hal ini kendaraan tersebut adalah sepeda motor.

(22)

hampir semua lapisan masyarakat saat ini memilih sepeda motor sebagai alat transportasi darat ini.

Diantara berbagai jenis sepeda motor, terdapat satu jenis kendaraan yakni sepeda motor matic. Sekarang ini berbagai merek sepeda motor matic membanjiri pasar otomotif motor nasional diantaranya, Honda, Yamaha, Suzuki. Other dan lain sebagainya. Dari beberapa jenis varian motor matic yang beredar di Indonesia, konsumen bisa memilih jenis matic yang sesuai dengan kebutuhannya.

Saat ini pasar motor nasional dikuasai motor jenis matic, bukan jenis bebek lagi. Dari data penjualan sepeda motor yang dikeluarkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), market share motor matic di Indonesia mencapai 58,62 %, sisanya jenis motor bebek dan sport. Alasan utama konsumen menyukai motor jenis ini karena kemudahan dalam mengendarainya, dimana pengendara tidak perlu lagi repot pindah gigi. (http://motorplus.otomotifnet.com/read/2012/08/08/333534/30/9/Bebek-Semakin-Tergusur-Matik-Kuasai-Penjualan-Motor-Nasional

(23)

akan menghasilkan harga yang menarik dan menjadi penghalang bagi masuknya pesaing.

Menurut data penjualan yang dikeluarkan oleh (http://autoblogindonesia.wordpress.com/tag/data-aisi-2012/) Asosiasi Industri Sepada Motor Indonesia (AISI) di segmen matic. Peringkat pertama Honda dengan jumlah 1.408.650 juta unit, yang di susul Yamaha dengan penjualan 703.297 unit, di ikuti Suzuki dengan penjualan sejumlah 71.665 unit, dan di ikuti Other dengan penjualan 3.430 unit. Menurut dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Merek sepeda motor Yamaha segmen metic kalah bersaing dengan honda, lebih tepatnya mulai tahun 2010 sampai juni 2012. Yamaha matik selalu dibawah penjualan Honda matic.

Tabel 1.1

Laporan Penjualan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

Sumber : Laporan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) semester I 2012.

Tabel I.1 diketahui bahwa penjualan tahun 2010 sampai juni 2012 merek sepeda motor Yamaha matic kalah bersaing dengan Honda matic, hal ini mengindikasikan bahwa pembelian konsumen akan Yamaha Matic mengalami penurunan, ini dikarenakan terdapat konsumen yang menggapa

MEREK 2007 2008 2009 2010 2011 JAN-JUN 2012 HONDA 275.993 602.488 896.560 1.551.386 2.381.926 1.408.650

YAMAHA 495.858 897.030 1.174.536 1.541.543 1.644.165 703.297 SUZUKI 82.643 116.598 198.101 283.607 124.523 71.665 OTHER 6.370 3.430

(24)

ekuitas merek kurang baik terhadap sepeda motor Yamaha Matic, dan berikut ini adalah Data penjualan sepeda motor Yamaha Matic di Dealer Yamaha Pusat Motor Jl. Ngagel Jaya 97-99 Surabaya dalam 12 bulan terakhir mulai bulan Januari-Desember 2012 :

Tabel 1.2

Sepeda Motor Yamaha Matic di Dealer “Pusat Motor” Surabaya Periode Tahun 2012

No Periode (Bulan)

Penjualan(Unit) Yamaha Matic

1 Januari 28

2 Februari 28

3 Maret 35

4 April 34

5 Mei 71

6 Juni 73

7 Juli 71

8 Agustus 69

9 September 63

10 Oktober 79

11 November 63

12 Desember 20

(25)

Tabel 1.3 Market Share Matic.

Sumber : “Pusat Motor” Ngagel Jaya 97-99 Surabaya, Tahun 2012

Tabel I.3 market share metic diketahui bahwa persentase merek sepeda motor Yamaha matic mengalami naik turun (Fluktuatif) dan cenderung mengalami penurunan mengindikasikan respon pembelian konsumen terhadap Yamaha Matic menurun. Salah satu penyebab fenomena penurunan penjualan ini adalah adanya nilai ekuitas merek yang kurang baik terhadap sepeda motor Yamaha Matic.

Fenomena yang terjadi pada “Dealer Yamaha Pusat Motor” Surabaya adalah Yamaha matic mengalami naik turun (Fluktuatif) dan cenderung mengalami penurunan dalam penjualan, merupakan fenomena yang harus segera diselesaikan dan dicari penyebabnya. Banyak hal yang menjadi penyebab dari penurunan penjualan merek sepeda motor Yamaha

Jan

(26)

Matic tersebut, salah satunya adalah nilai ekuitas merek yang kurang baik di mata konsumen.

Ekuitas merek (Brand equity) sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena yang terdapat dalam ekuitas merek yaitu Kesadaran merek (Brand Awareness), Kesan kualitas (Perceived value), Asosiasi Merek (Brand association), Loyalitas Merek (Brand Loyality) dalam Keputusan Pembelian serta pencapaian keputusan tersebut, sehingga terdapat hubungan yang positif antara lima dimensi dari ekuitas merek dengan keputusan pembelian konsumen.

Beberapa ekuitas merek yang kurang baik dari konsumen adalah, sepeda motor Yamaha Matic kurang irit atau boros bahan bakar. Dari segi model, Yamaha Matic dinilai konsumen memiliki bodi yang terlalu sederhana sehingga terkesan kurang futuristic.

(27)

para pesaing yang menawaarkan produk yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga kepraktisan, maka merek tersebut memiliki ekuitas tinggi.

Sedemikian pentingnya peren Ekuitas Merek sebagai landasan dalam menentukan langkah dan strategi pemasaran dari suatu produk, sehinga sering kali Ekuitas Merek memperoleh pengkajian yang mendalam. Semakin kuat Ekuitas Merek suatu produk, semakin kuat pulah daya tarinya di mata konsumen untuk menentukan keputusan pembelian. Dan selanjutnya dapat mengiring konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantar perusahaan untuk mendapatkan keutungan dari waktu ke waktu (Durianto, 2001:3). Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengertian keputusan pembelian, menurut (Kotler. 2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli.

(28)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masala dalam penilitian ini adalah : Apakah Ekuitas Merek sepeda motor Matic Yamaha berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

1.3 Tujuan Penelitian

Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Ekuitas Merek sepeda motor Matic Yamaha terhadap keputusan pembelian di Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian diatas maka manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

• Bagi pihak lain : Diharapkan penelitin ini dapat memberikan kontribusi pada penelitian selanjutnya agar faktor-faktor diteliti dalam penelitian ini dapat di kembangkan, sehingga mampu mengcover kondisi yang komplek dalam dunia nyata secara teoritis.

• Sebagai masukan dan bahan pertimbangan penelitian yang selanjutnya berhubungan dengan Ekuitas Merek.

(29)

pemasaran yang diterima di bangku kuliah terhadap masalah – masalah aktual di lapangan.

(30)

2.1 Penelitian Terdahulu

A. Fadli dan Qomariah (2008)

Judul penelitian ini adalah “analisis pengaruh faktor-faktor ekuitas merek sepeda motor merek honda terhadap keputusan pembelian”. Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis dimensi ekuitas merek mana yang signifikan pada merek sepeda motor honda terhadap keputusan pembelian, dimana keempat dimensi ekuitas merek tersebut terdiri dari kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek dan bagaimana pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian sepada motor merek honda di lingkungan universitas sumatera utara.

B. Sr i Astuti dan Cahyadi (2007)

(31)

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan kesetiaan merek secara parsial dan bersama – sama terhadap keputusan pembelian masyarakat pada produk pasta gigi merek pepsoden.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian pemasaran

Banyak orang berfikir bahwa pemasaran hanyalah menjual dan mengiklankan. Dan tidak heran setiap hari kita di hujani dengan iklan televisi, iklan surat kabar, surat penawaran, dan kunjungan wiraniaga. Selalu ada seseorang yang ingin mencoba menjual sesuatu kepada kita.

(32)

Kemudian menurut (Alma 2000:86) secara ringkas ia menyatakan bahwa: Manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan. Logika dari definisi diatas, ialah apabila seseorang atau perusahaan, ingin memperbaiki pemasarannya, maka harus melakukan kegiatan pemasaran itu sebaik mungkin.

Untuk keberhasilan kegiatan manajemen pemasaran pada sebuah perusahaan, maka diperlukan masukan. Masukan ini misalnya informasi kegiatan yang berjalan dilapangan. Ini adalah merupakan masukan informasi yang harus diproses. Setelah diadakan analisis, dari berbagai sumber informasi lainnya, akhirnya muncullah output (luaran), yaitu berupa suatu keputusan atau kebijaksanaan yang harus ditempuh guna mencapi tujuan perusahaan. Setelah keputusan diambil dan dilaksanakan, ditunggu bagaimana pelaksanaannya. Inilah yang disebut feedback (balikan) yang sangat berguna bagi manajemen untuk memperbaiki kebijaksanaan labih lanjut. Dengan demikian proses manajemen pemasaran akan lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas. (Alma, 2000:87).

2.3 Ekuitas Merek (Brand Equity)

(33)

dimiliki perusahaan (Kotle, 2007:334). Pendapat lain dikemukaan oleh (Amstrong 2010:357) Ekuitas merek adalah nilai dari suatu merek, menurut sejauh mana merek itu mempunyai loyalitas merek yang tinggi, kesadaran nama, kualitas yang diterima, asosiasi merek yang kuat, serta aset lain seperti paten, merek dagang dan hubungan saluran.

(Keller 2005) Mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai yang secara langsung ataupun tidak langsung dimiliki oleh merek. (Durianto, dkk 2004:4) mendefinisikan ekuitas merek sebagai seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekuitas merek (brand equity) adalah kekuatan merek yang menjanjikan nilai yang diharapkan konsumen atas suatu produk sehingga akhirnya konsumen akan merasa mendapatkan kepuasan yang lebih bila dibanding produk-produk lainnya.

Menurut (Kotler 2010:86) ekuitas merek yang tinggi akan memberikan sejumah keunggulan bersaing bagi perusahaan, yaitu:

(34)

2. Perusahaan tersebut dapat menggunakan harga yang lebih tinggi dari pada pesaing-pesaingnya karena merek itu memiliki persepsi mutu untuk lebih tinggi.

3. Perusahaan tersebut dapat dengan mudah melakukan perluasan produk karena nama merek tersebut menyandang kredibilitas yang tinggi.

4. Merek tersebut menawarkan kepada perusahaan itu suatu pertahananterhadap persaingan harga.

Dari beberepa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

Ekuitas Merek sebagai kombinasi dari kesadaran konsumen akan merek, persepsi kualitas merek, asosiasi konsumen dengan merek dan loyalitas konsumen kepada merek.

Pengukuran Ekuitas Merek

Menerut (Humdiana, 2005) brand equity tidak terjadi dengan sendirinya. Brand equity dibangun oleh asset liabilitas yang terdiri dari; Kesadaran merek (Brand awareness), Kesan kualitas (Perceived value), Asosiasi merek (Brand association), Loyalitas merek (Brand loyality).

2.3.1 Kesadar an merek (Brand awareness)

(35)

dalam mengingat dan mengenali kembali sebuah merek serta mengaitkan ke dalam kategori tertentu. Kesadaran merek sangatlah penting karena konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman, nyaman. dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal lebih dapat dihandalkan.

Menurut (Humdiana,2005) kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang pembeli untuk mengenali dan mengigat kembali pada suatu merek. Menurut (Durianto dkk, 2001) Kesadaran merek (brand awareness) merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat merek itu kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari katagori produk tertentu.

Berdasarkan definisi diatas tentang kesadaran merek, maka dapat disimpulkan lagi bahwa kesadaran merek merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatukategori produk tertentu.

Menurut (Humdiana,2005) Kesadaran merek adalah “Kemampuan pembeli potensial untuk mengenali atau mengingat sebuah merek untuk kategori produk tertentu”.

(36)

1. Jangkar yang jadi centelan asosiasi-asosiasi merek (Anchor to which other association can be attached)

Suatu merek dapat digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai, dimana rantai tersebut menggambarkan asosiasi dari merek tersebut.

2. Keakraban/rasa suka (Familiarity-liking)

Mengenal merek akan menimbulkan rasa terbiasa terutama untuk produk-produk yang bersifat low involvement (keterlibatan rendah). Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan, kesukaan yang kadang-kadang dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat keputusan.

3. Komitmen (Commitment)

Kesadaran akan nama dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan. Mungkin karena program iklan perusahaan yang

(37)

4. Memperhitungkan merek-merek (Brand to consider)

Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang sudah dikenal sebagai pertimbangan merek mana yang akan dibeli. Merek yang memiliki top of mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi pula. Jika suatu merek tidak dapat tersimpan dalam ingatan, maka merek tersebut tidak dipertimbangkan dalam benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau bahkan merek yang dibenci.

Menurut (Humdiana,2005) bahwa kesadaran merek (X1) diukur

menggunakan 3 indikator yaitu:

1) Pengenalan merek. 2) Media iklan. 3) Kegiatan promosi

2.3.2 Kesan kualitas (Perceived value)

Kesan Kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya

(38)

Karena merupakan kesan dari pelanggan, maka kesan kualitas tidak dapat ditentukan secara obyektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan (diukur secara relative) yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Maka dapat dikatakan bahwa kesan kualitas berarti membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan.

Kesan kualitas mempunyai peranan penting dalam membangun suatu merek. Dalam banyak konteks kesan kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan penting bagi pelanggan untuk mempertimbangkan dan memutuskan merek mana yang akan dibeli. Seorang pelanggan mungkin tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengarahkan kepada kualitas suatu merek secara objektif, mungkin pula pelanggan tidak termotivasi untuk memproses informasi sehingga dalam konteks ini kesan kualitas menjadi sangat berperan dalam keputusan pelanggan.

Secara umum kesan kualitas dapat menghasilkan nilai-nilai berikut :

Gambar 2.1 . Diagram Nilai dari Kesan Kualitas.

Presepsi/ Kesan Kualit as

Alasan untuk membeli

Diferensiasi/ positif

Harga opt im um

M inat saluran dist ribusi

(39)

a. Alasan untuk membeli (Reason to Buy)

Keterbatasan informasi, uang, dan waktu membuat keputusan pembelian seseorang sangat dipengaruhi oleh kesan kualitas suatu merek yang ada di benak konsumen, sehingga sering kali alasan keputusan pembelian hanya didasarkan kepada kesan kualitas (perceive quality) dari merek yang akan dibelinya.

b. Diferensiasi / Posisi (Diferensiasi / Position)

Salah satu karakteristik yang penting dari merek produk adalah posisinya dalam dimensi kesan kualitas.

c. Harga Premium (Premium Price)

Salah satu keuntungan dari kesan kualitas adalah memberikan ruang pilihan dalam menentukan harga premium. Harga premium dapat meningkatkan laba yang secara langsung dapat meningkatkan profitabilitas.

d. Minat Saluran Distribusi (Channel Member Interest)

(40)

e. Perluasan Merek (Brand Extensions)

Merek dengan kesan kualitas tinggi dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru dan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek yang lemah. Dalam hal ini kesan kualitas merupakan jaminan yang signifikan atas perluasan-perluasan merek tersebut.

Menurut (Wahyuni. 2007) bahwa kesan kualitas (X2) diukur

menggunakan 5 indikator yaitu:

1) Kinerja produk

2) Rancangan produk / desain 3) Nilai fungsional - harga jual 4) Kesempurnaan produk

5) Nilai emosional – kenyamanan

2.3.3 Asosiasi merek (Brand association)

(41)

Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan dari suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang dingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image didalam benak konsumen. (Wahjudi, 2007:147).

Secara sederhana brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentu dibenak konsumen. (Wahjudi, 2007:147)Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand personality)

Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan parapelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedaan merek yang satu dengan yang lain. Terdapat lima keuntunganasosiasi merek yaitu :

a. Dapat membantu proses penyusunan asosiasi. Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spsifikasi yang dapat dengan mudahdikenal oleh pelanggan.

(42)

c. Alasan untuk membeli. Pada umumnya asosiasi merek sangat membantu para konsumen untuk mengambil keputuan untuk membeli.

d. Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif terhadap produk yang bersangkutan. Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara suatu merek dan sebuah produk baru. (Rankuti Freddy, 2002 : 43-44)

Menurut (Wahjudi, 2007:147) bahwa Asosiasi Merek (X3) diukur

menggunakan 3 indikator yaitu:

1) Harga produk 2) Keamanan produk

3) Lokasi penjualan dan purna jual

2.3.4 Loyalitas merek (Brand loyality)

(43)

pelanggan pada sebuah merek. Hal ini merupakan satu indikator dari brand equity.

(44)

loyalty) adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli merek tertentu dibandingkan merek lain dalam satu kategori produk.

Loyalitas merek menurut Mowen dan Minor (Hasanah : 2009) adalah suatu kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang. pendekatan attitudinal adalah maka loyalitas merek mengandung aspek kesukaan konsumen pada sebuah merek, dan yang berkaitan dengan perolehan laba dimasa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan dimasa depan. (Rangkuti Freddy, 2002:60-61).

Loyalitas merek (brand loyalty) “merupakan suatu ukuran keterlibatan pelanggan kepada sebuah merek”. (Fadli dan Qomariah, 2008: 45). Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainya.

(45)

a. Switcher (berpindah – pindah)

Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling tinggi. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.

b. Habitual buyer (pembeli yang bersifat biasa)

Pembeli yang berada dalam tingkatan loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsi atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dapat membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.

c. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan) Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peraliha) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.

d. Likes the brand (menyukai merek)

(46)

suka pembeli biasanya didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.

e. Committed buyer (pembeli yang komit)

Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Pada tingkatan ini, salah satu aktualitas loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.

Menurut (Rully Arlan. 2006) bahwa Loyalitas merek (X4) diukur

menggunakan 3 indikator yaitu:

1) Merek prioritas.

2) Minat pembelian ulang. 3) Peralihan ke merek lain.

2.4 Keputusan pembelian

(47)

(Kotler 2007;235) menjelaskan bahwa keputusan pembelian merupakan kegiatan penentuan pemilihan produk / jasa oleh konsumen yang umumnya terdiri dari lima tahapan: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Sebelum konsumen mengambil keputusan pembelian, terdapat serangkaian proses membeli yang dimulai jauh sebelum tindakan pembelian tersebut dilakukan. Berikut ini adalah Gambar 2.1 tentang proses pembelian beserta penjelasannya:

Gambar 2.2: tahap proses keputusan pembelian.

Tahap–tahap dalam proses Keputusan Pembelian Adapun tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian produk menurut (Kotler 2007;235) adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan kebutuhan adalah tahap dimana konsumen mengenali adanya suatu kebutuhan

2. Pencarian informasi adalah tahap dimana konumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi, dilakukan dengan cara meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi.

(48)

3. Evaluasi berbagai alternatif adalah tahap dimana konsumen menggunakan informasi yang telah didapat untuk mengevaluasi merek-merek alternatif.

4. Keputusan pembelian adalah (dalam hal ini keputusan memilih produk) adalah tahap dimana konsumen benar-benar melakukan pembelian

5. Perilaku pasca pembelian adalah tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian berdasarkan keputusan atau ketidak puasan.

Menurut (Kotler 2007;235) bahwa Keputusan Pembelian (Y) diukur menggunakan 2 indikator yaitu:

1) Pengaruh orang lain

2) Keinginan dan kemampuan

2.5 Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian

(49)

Hubungan yang positif antara ketiga dimensi dari ekuitas merek dengan keputusan pembelian konsumen adalah sebagai berikut :

1. Brand loyalty memiliki hubungan positif terhadap keputusan pembelian karena konsumen yang loyal, pada umumnya akan melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut walaupun dihadapkan pada berbagai alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang mungkin jauh lebih unggul. 2. Hubungan positif antara brand awareness dengan keputusan

pembelian ditunjukkan dengan adanya kecenderungan konsumen membeli suatu merek yang sudah dikenal, karena dengan merek produk yang telah dikenal konsumen akan merasa aman dan terhindar dari berbagai resiko pemakaian dengan catatan merek yang sudah dikenal benar-benar dapat diandalkan.

3. Perceived quality mempunyai hubungan positif dengan keputusan pembelian konsumen karena persepsi terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk dapat menentukan nilai penting dari produk tersebut yang berpengaruh secara langsung pada keputusan pembelian konsumen, sehingga kesan kualitas yang positif dapat mendorong keputusan pembelian serta menciptakan loyalitas terhadap merek tersebut.

(50)

ekuitas merek (brand equity) sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

2.6 Kerangka konseptual

Gambar 2.3 : kerangka konseptual

2.7 Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

(51)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

3.1.1 Devinisi oper asional Variabel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1.1.1 Ekuitas mer ek (X)

Ekuitas merek adalah seperangkat aset yang dimiliki perusahaan yang berkaitan dengan merek, nama dan simbol yang dapat menambah atau mengurangi nilai yang diberikan produk kepada perusahaan atau para pelanggannya. Dimensi ekuitas merek menurut (Aaker, 2001) adalah :

1. Kesadar an merek (Brand Awareness) (X1)

(52)

X1.1 Pengenalan merek.

X1.2 Media iklan.

X1.3 Kegiatan promosi.

2. Kesan kualitas (Perceived value) (X2)

Kesan kualitas merupakan presepsi pelanggan terhadap atribut produk. Menurut (Wahyuni, 2007), kesan kualitas di ukur dengan indikator 5 :

X2.1 Kinerja produk.

X2.2 Rancangan produk/desain.

X2.3 Nilai fungsional-harga jual.

X2.4 Kesempurnaan produk.

X2.5 Nilai emosional – kenyamanan.

3. Asosiasi merek (Brand association) (X3)

Merupakan kumpulan keterkaitan sebuah merek pada saat konsumen mengingat sebuah merek (Wahjudi, 2007:147). Indikator dari asosiasi merek di ukur dengan indikator 5 :

X3.1 Harga produk.

X3.2 Keamanan produk.

(53)

4. Loyalitas merek (Brand Loyality) (X4)

Loyalitas merek adalah suatu kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang (Rully Arlan T: 2006). Indikator dari Loyalitas merek di ukur dengan indikator 3 :

X4.1 Merek prioritas.

X4.2 Minat pembelian ulang.

X4.3 Perelihan ke merek lain.

5. Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengertian keputusan pembelian, menurut (Kotler 2007;235) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Indikator dari Keputusan Pembelian di ukur dengan indikator 2 :

Y1 Pengaruh orang lain.

(54)

3.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan skala Likert, karena peneliti menggunakan sistem penyebaran angket (kuesioner), sehingga hasilnya di golongkan dalam skala data yaitu ordinal interval. Selanjutnya metode yang paling efektif untuk ordinal interval adalah skala likert (Sekaran, 2003). Skala Likert adalah pertanyaan yang mengukur sikap dari keadaan yang sangat negatif kejenjang yang sangat positif (Sugiyono, 2002)

Skala Likert digunakan untuk mendapatkan data tentang dimensi dari variabel-variabel yang disesuaikan dengan penelitian ini. Jawaban atas pertanyaan dan pernyataan akan diberi skor penilaian dari 1 sampai dengan 5, karena skala tersebut dipandang sebagai penilaian yang mudah dipahami dan dilakukan oleh masyarakat khususnya masyarakat Indonesia. Jawaban yang sangat setuju (maksimal) diberi nilai paling besar atau 5 dan jawaban yang sangat tidak setuju (minimal) diberi angka yang paling kecil atau 1. dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut :

1 _______ _____ 5

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Keterangan:

• Angka 1 sangat tidak setuju

(55)

• Angka 3 ragu-ragu

• Angka 4 setuju

• Angka 5 Sangat Setuju

3.3Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Populasi adalah seluruh obyek yang ingin diketahui besaran karakteristiknya) (Sugiyono, 2004:72).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa (konsumen) yang memiliki kendaraan merek sepeda motor segmen Matic Yamaha di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Surabaya.

3.3.2 Sampel

(56)

keinginan dan tujuan penelitian itu sendiri. Target sampel yang diinginkan adalah populasi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Populasi dengan usia 18-24 tahun. Usia ini dipandang bisa memahami dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam angket.

2. Mengenal dan memiliki pengetahuan tentang produk sepeda motor Matic Yamaha.

3. Mahasiswa (konsumen) yang memiliki produk Matic Yamaha di Universitas Pembangunan Nasional”VETERAN” Surabaya.

Banyaknya sampel yang diperlukan dengan menggunakan PLS adalah 5-10 kali skala dengan jumlah terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala) untuk konstruk yang didesain dengan refleksif indikator dapat diabaikan, atau 5-10 kali dari jumlah terbesar struktural path yang diarahkan pada konstruk tertentu dengan model struktural (Imam Ghozali, 2011). Maka jumlah sampel yang dipergunakan adalah dari 16 indikator x 6 parameter = 96 responden.

3.4Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 J enis Data

(57)

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang memiliki kendaraan merek sepeda motor Matic Yamaha di Universitas Pembangunan Nasional”VETERAN” Surabaya.

b. Data Sekunder.

Data sekunder bersumber dari Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung penelitian.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari seluruh mahasiswa (konsumen) yang memiliki kendaraan sepeda motor Matic Yamaha di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Surabaya.

3.4.3 Pengumpulan Data

(58)

a. Kuesioner

Pengumpulan data dengan jalan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada para responden. Berdasarkan langkah – langkah sebagai berikut :

1. menyebarkan kuesioner kepada para responden khususnya konsumen yang memiliki kendaraan merek sepeda motor Matic Yamaha di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Surabaya.

2. menjelaskan dan membimbing responden tentang cara pengisian kuesioner dan memberikan jawaban jika ada pertanyaan dan responden yang kurang jelas.

3. Kuesioner yang telah diisi oleh responden di kumpulkan dan disortir sesai dengan pengolahan data.

b. Wawancara / Interviuw

(59)

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1 Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). PLS dikembangkan pertama kali oleh Wolf sebagai metode umum untuk mengistemasi parth model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator yang dianalisis menggunakan program PLS.

3.5.2. Confirmation factor Analysis

Model yang digunakan menganalisis data dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Model pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini, menggunakan Confirmation factor Analysis dengan program SPSS dengan perintah rotasi Varimax. Peneksiran pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur. Langkah – langkah dalam analisis PLS model pengukuran dengan contoh variabel informasi dilakukan sebagai berikut :

Persamaan dimensi faktor Kesadaran Merek:

X1.1 = λ1 Kesadaran Merek+ er_1

X1.2 = λ2 Kesadaran Merek + er_2

(60)

Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk di uji unidimensionalitasnya melalui Confirmation factor Analysis, maka model pengukuran dengan contoh faktor informasi akan nampak sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran faktor Informasi.

Keterangan :

X1.1 = pertanyaan tentang mengenal merek,

X1.2 = pernyataan tentang merek dari media iklan,

X1.3 = pernyataan tentang merek dari kegiatan promosi.

er_j = error term X1j

Demikian juga dengan faktor lain seperti ekuitas merek dan keputusan pembelian

Kesadaran Merek (X1)

X1.3 X1.1

X1.2

er_1

er_2

(61)

Gambar 3.2. Analisis Full Model

Keterangan : X =Ekuitas merek

X1 = Kesadaran merek

X1.1 = Pengenalan merek.

X1.2 = Media iklan.

X1.3 = Kegiatan promosi.

X2 = Kesan kualitas

X2.1 = Kinerja produk.

(62)

X2.3 = Nilai fungsional-harga jual.

X2.4 = Kesempurnaan produk.

X2.5 = Nilai emosional – kenyamanan.

X3 = Asosiasi merek

X3.1 = Harga produk.

X3.2 = Keamanan produk.

X3.3 = Lokasi penjualan dan purna jual.

X4 = Loyalitas merek X4.1 = Merek prioritas.

X4.2 = Minat pembelian ulang.

X4.3 = Perelihan ke merek lain.

Y = Keputusan pembelian Y1 = Pengaruh orang lain.

Y2 = Keinginan dan Kemampuan.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

3.5.3.1 Asumsi Model (Partial Least Squar e )

PLS merupakan factor identerminacy metode analisis yang powerfull oleh karena tidak mengasumsikan data dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil.

(63)

kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah identerminabcy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor (Wold, 1982).

Oleh karena PLS menggunakan iterasi alogaritma yang terdiri dari seri analisis ordinary least squares maka persoalan identifikasi model tidak menjadi masalah untuk model recursive, juga tidak mengasumsikan bentuk distribusi tertentu untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel dapat kecil dengan perkiraan kasar yaitu (1) lima kali skala dengan jumlah terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala untuk konstruk yang didesain dengan refleksif indikator dapat diabaikan, atau (2) sepuluh kali dari jumlah terbesar struktural path yang diarahkan pada konstruk tertentu dengan model struktural.

3.5.3.2 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

(64)

standardized) sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dalam model.

1. Inner Model

Inner model yang kadang juga disebut dengan (inner relation, struktural model dan subtantive theory ) menggambarkan hubungan antara veriabel laten berdasarkan pada substantive theory. Model persamaannya dapat ditulis seperti dibawah ini.

η = βo + βµ+ Γξ + ζ (1)

Dimana η menggambarkan vektor endogen (dependen) variabel laten, ξ adalah vektor variabel laten exogen, dan ζ adalah vektor variabel residual (unexpalined variance). Oleh karena PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antara variabel laten, setiap veriabel laten dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut.

ηj = Σi βji ηi + Σi γjb ξb + ζj (2)

(65)

2. Outher model

Outher model sering juga disebut (outler relation, atau measurement model) mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator reflektif dapat ditulis dengan persamaannya sebagai berikut.

X = xξ + Ɛ x

Y = y η + Ɛ y (3)

Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel untuk variabel laten exogen dan endogen ξ dan η, sedangkan x dan y merupakan matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan ɛ x dan ɛ y dapat diinterpresentasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.

Blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut.

ξ = Πξ x + δξ

ηi = Πη y + δη (4)

(66)

3. Weight Relation

Inner dan outler model memberikan spesifikasi yang diikuti dalam estimasi alogaritma PLS, kita memerlukan definisi weight relation. Nilai kasus untuk setiap variabel laten diestimasi dalam PLS berikut.

ξb = Σkb wkb xkb

ηi = Σki Wki yki (5)

Dimana wkb dan Wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk estimasi variabel laten ξb dan ηi. estimasi variabel lat en adalah linier agregat dari indikator yang dinilai weightnya didapat dengan prosedur estimasi PLS seperti dispesifikasi oleh inner dan outer model dimana η adalah vektor variabel laten endogen (dependen) dan ξ adalah vektor variabel latel exogen (independen), ζ merupakan vektor residual dan β serta Γ adalah matrik koefisien jalur ( path coefficient).

3.5.3.3 Evaluasi Model

(67)

dengan formatif indikator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut (Chin, 1998). Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk kontruk laten dependen dengan menggunakan ukuran stone-Geisser Q square test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur boostraping.

3.5.3.4 Kriter ia Penilaian PLS

(68)

Tabel 3.1. endogen dalam model struktural mengidentifikasikan bahwa model “baik”, “moderat” dan “lemah”

Estimasi koefisien jalur Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur bootstrapping.

f untuk effect sice Nilai f sebesar 0.02, 0.15 dan 0.35 dapat diinterpresentasikan apakah predikator variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah, madium ataukah besar pada tingkat struktural.

Relevansi prediksi (Q dan q )

Prosedur blindfolding digunakan untuk menghitung Q = ΣDΕD mengidentifikasikan model kurang memiliki predictive relevance. Dalam kaitannya denga f . dampak relatif model struktural terhadap pengukuran variabel dependen laten dapat dinilai dengan

q - Q2included – Q2excluded 1 – Q2included

Evaluasi model Pengukuran Refleksif

Loading factor Nilai loading faktor harus diatas 0.70

Composite Reability Composite reability mengukur internal consistency dan nilainya harus diatas 0.60

Average Variance

Extracted

Nilai Average Variance Extracted (AVE) harus diatas 0.50 Validitas Diskriminan Nilai akar kuadrat dari AVE harus lebih besar dari pada nilai

kolerasi antar variabel laten

Cross Loading Merupakan ukuran lain dari validasi diskriminan. Diharapkan setiap blok indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap variabel laten yang diukut dibandingkan dengan indikator untuk laten variabel lainnya.

Evaluasi Model Pengukuran Formatif

(69)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Genichi Kawakami mengatur panggung untuk sukses Yamaha Motor Company dengan visi dan filosofi. Kejujuran total terhadap pelanggan dan produk yang terus membuat mereka sendiri memungkinkan perusahaan yang melayani masyarakat di tiga puluh tiga negara, untuk memberikan gaya hidup yang lebih baik melalui kualitas luar biasa, produk kinerja tinggi.

Berkat usaha Genichi Kawami kini kita dapat dengan mudah menggunakan fasilitas berkendara yang baik dan nyaman. Berkat usaha kerasnya kini produk-produk keluaran Yamaha sudah mengudara di berbagai negara. Termasuk Indonesia, negara kita tercinta ini. Dengan berbagai mode dan gaya yeng semakin lama mengalami kemajuan pesat dan dinamis membuat para konsumen terus tertarik dibuatnnya. Kita dapat mengunjung situs resmi Yamaha Indonesia di www.yamaha-motor.co.id untuk menemukan berbagai pilihan gayanya.

(70)

diperkenalkan di Indonesia pada abad 20 tepatnya tahun 2002.

seiring berkembangnya zaman Yamaha terus berupaya menyempurnakan teknologi sepeda motor bertransmisi otomatis, maka Yamaha memunculkan Yamaha Mio dan Mio Soul dengan teknologi mesin yang telah disesuaikan dengan kebutuhan konsumen Indonesia dan tampilan design yang stylish.

(71)

4.2.1. Deskr ipsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian Merek sepeda motor matic yamaha (studi di Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Surabaya), dimana kuisioner disebarkan pada 96 orang. Untuk jawaban kuisioner dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 5 pada masing-masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5 menunjukkan nilai tertinggi.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Berikut karakteristik responden yang disajikan dalam tabel frekuensi berikut :

1. Berdasarkan J enis Kelamin Responden

(72)

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Pria 42 43.75

2 Wanita 54 56.25

Total 96 100,00

Sumber: Data diolah

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden pria sebanyak 42 orang (43.75 %) dan responden wanita sebanyak 54 orang (56.25 %).

2. Berdasarkan Usia Responden

Dari 96 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase

(%)

1 18-23 tahun 67 69.79

2 > 24 tahun 29 30.21

Total 96 100,00

Sumber : Data diolah

(73)

Ekuitas merek (X) merupakan kekayaan (investasi jangka panjang) yang berhubungan dengan suatu nama merek dan simbol yang dapat menambah (atau mengurangi) suatu nilai yang diberikan oleh suatu produk atau jasa bagi sebuah perusahaan dan atau konsumen. Atribut-atribut pembentuk ekuitas merek yaitu: kesadaran merek (X1), kesan kualitas

(X2), asosiasi merek (X3) dan loyalitas merek (X4).

4.2.2.1Kesadar an merek (X1)

Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan perwujudan kategori produk tertentu. Hasil tanggapan responden terhadap kesadaran merek (X1) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kesadaran Merek (X1)

No Pernyataan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1 Merek Sepeda Motor Yamaha

(74)

cukup dikenal, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 63 jawaban atau 65.6%.

2. Pada item peryataan kedua Merek Sepeda Motor Yamaha Matic dikenal dari media iklan, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 63 jawaban atau 65.6%.

3. Pada item peryataan ketiga Merek Sepeda Motor Yamaha Matic diketahui dari kegiatan promosi, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 57 jawaban atau 59.4%.

4.2.2.2 Kesan Kualitas (X2)

(75)

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Kesan Kualitas (X2)

No Peryataan Skor Jawaban

Total matic desain yang cukup bagus dan elegan

0 0 8 72 16 96

Prosentase 0 0 8.3 75.0 16.7 100 3

Merek sepeda motor yamaha matic harga jual yang bagus dan stabil responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 74 jawaban atau 77.1%.

(76)

terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 72 jawaban atau 75.0%.

3. Pada item peryataan ketiga Merek sepeda motor yamaha matic harga jual yang bagus dan stabil, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 58 jawaban atau 64.0%.

4. Pada item peryataan keempat Merek sepeda motor yamaha matic kesempurnaan produk motor matic, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 74 jawaban atau 77.1%.

5. Pada item peryataan kelima Merek sepeda motor yamaha maticmemiliki kenyamanan dalam mengendarai di segalah medan dan kondisi, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 65 jawaban atau 67.7%.

4.2.2.3Asosiasi Merek (X3)

Asosiasi merek segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Hasil tanggapan responden terhadap asosiasi merek (X3) dapat

(77)

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Asosiasi Merek (X3)

No Pernyataan Skor Jawaban

Total

1 2 3 4 5

1

Merek sepeda motor yamaha matic memiliki harga produk kecepatan tinggi dan tanjakan

0 1 7 67 21 96 Prosentase 0 1.0 7.3 69.8 21.9 100 3

Merek sepeda motor yamaha matic mudah di dapatkan dalam pembelian

0 0 10 55 31 96 Prosentase 0 0 10.4 57.3 32.3 100 Sumber: Data diolah

1. Pada item peryataan pertama Merek sepeda motor yamaha matic memiliki harga produk tidak terlalu mahal dan terjangkau, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 67 jawaban atau 69.8%.

(78)

di dapatkan dalam pembelian, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 55 jawaban atau 57.3%.

4.2.2.4Loyalitas Merek (X4)

Loyalitas merek adalah sebuah komitmen yang secara kuat dipegang pelanggan untuk kembali membeli dan terus berlangganan sebuah barang atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang. Hasil tanggapan responden terhadap loyalitas merek (X4) dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.6.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas Merek (X4)

No Peryataan Skor Jawaban

Total

1 2 3 4 5

1

Merek sepeda motor yamaha matic merupakan merek utama sepedah motor menjadi pilihan anda

0 0 6 66 24 96

Prosentase 0 0 6.3 68.6 25.0 100

2

Anda akan melakukan pembelian ulang terhadap merek sepada motor yamaha matic jika ada produk yang kualitasnya lebih baik

0 3 5 53 35 96

Prosentase 0 3.1 5.2 55.2 36.5 100

3

Anda tidak akan beralih ke merek sepeda motor merek lain meskipun memberikan penawaran dan hadiah yang lebih baik dari merek yamaha matic

0 3 12 76 5 96

(79)

merupakan merek utama sepedah motor menjadi pilihan anda, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 66 jawaban atau 68.6%.

2. Pada item peryataan kedua. Anda akan melakukan pembelian ulang terhadap merek sepada motor yamaha matic jika ada produk yang kualitasnya lebih baik, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 53 jawaban atau 55.2%.

3. Pada item peryataan ketiga. Anda tidak akan beralih ke merek sepeda motor merek lain meskipun memberikan penawaran dan hadiah yang lebih baik dari merek yamaha matic, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 76 jawaban atau 79.2%.

4.2.3. Keputusan Pembelian (Y)

(80)

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian (Y)

No Peryataan Skor Jawaban

Total

1 2 3 4 5

1

Anda melakukan pembelian Sepeda motor Yamaha Matic karena pengaruh dari orang lain

0 0 7 73 16 96 Prosentase 0 0 7.3 76.0 16.7 100

2

Anda melakukan pembelian Sepeda motor Yamaha Matic karena anda memiliki keinginan dan kemampuan untuk membelinya

0 0 8 59 29 96

Prosentase 0 0 8.3 61.5 30.2 100

Sumber: Data diolah

1. Pada item peryataan pertama. Anda melakukan pembelian Sepeda motor Yamaha Matic karena pengaruh dari orang lain, sebagaian besar responden setuju terhadap peryataan tersebut hal ini dapat dilihat dari skor jawaban terbanyak ada pada sekor 4 sebanyak 73 jawaban atau 76.0%.

(81)

4.3.1 Model Pengukuran PLS

Hasil estimasi dan fit model pengukuran to PLS terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit di bawah ini

Gambar 4.1 Model Pengukuran PLS

Hubungan Ekuitas Merek (X) dan Keputusan Pembelian (Y)

(82)

Outer Loading (Model Pengukuran dan Validitas) Second Order (Model Pengukuran Indikator dengan Dimensi)

PEMBELI AN 0.731129 0.224750 0.605651 0.605651 1.207.180

Y2 - > KEPUTS

(83)

outer loading yang diukur oleh loading factor (original sample estimate) dan t-statistic. Loading factor (original sample estimate) merupakan korelasi antara indikator dengan variabel. Jika factor loading > 0,5 maka korelasi disebut valid, dan jika t-statistic > 1,645 (nilai Z pada α = 0,10) maka korelasinya disebut signifikan.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada dimensi dengan indikator reflektif Yaitu Kesadaran Merek, Kesan Kualitas, Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek dimana tidak seluruh indikator keempat dimensi tersebut memiliki loading factor (original sample estimate) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator yang memiliki loading factor (original sample estimate) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = (1,645) tersebut adalah menjadi pengukur atau indikator dimensinya. Secara keseluruahn hasil estimasi telah memenuhi Convergen vailidity dan validitas baik.

(84)

First Order (Model Pengukuran Indikator dengan Dimensi)

Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkann bahwa seluruh dimensi (Asosiasi Merek, Kesadran Merek, Kesan Kualitas dan Loyalitas Merek)) adalah signifikan karena nilain t statistiknya di atas 1,645 (pada Z α = 0,10 (10%). Jadi dapat disimpulkan bahwa keempat dimensi tersebut adalah sebagi dimensi dan pengukur variabel Ekuitas Merek.

4.3.2. Uji Inner Model (Pengujian Model Struktural)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.3 Market Share Matic.
Gambar 2.1 . Diagram Nilai dari Kesan Kualitas.
Gambar 2.2: tahap proses keputusan pembelian.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji t atau uji parsial yang telah dilakukan menyatakan bahwa transformasi perencanaan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap manajemen pendidikan

letter r; wrote 130 poems without using that letter, he also omitted the letter r from his daily conversation for 17 years….. 1945) proved the one time pad guaranties

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah volume air yang dihasilkan pompa sentrifugal, massa yang bekerja pada motor listrik, dan putaran poros (rpm)..

Berdasarkan pembelajaran matematika secara keseluruhan kecakapan akademik yang merupakan sub dari kecakapan hidup dipengaruhi dengan kemampuan siswa dalam

Reporting mainly aggressive encounters with leopards can erode local people’s tolerance and worsen the situation by forcing the Forest Department to unnecessarily trap the wild

Berdasarkan realita yang terdapat di Madrasah Aliyah Ismailiyyah Nalumsari Jepara penerapan teknik pembelajaran wait time (waktu tunggu) memberikan pengaruh kepada peserta

Dengan metode ini dihasilkan algoritma untuk mekanisme safe autonomous landing dengan mengikuti sinyal eksponensial di mana quadcopter mencapai titik 0 (nol) meter dalam

Learning through service failure (LTSF) was found to have a significant positive effect on perceived ser- vice quality (PSQ) highlighting the importance of customer complaints