• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MIGRASI SIRKULER DI KABUPATEN KARANGANYAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi Sirkuler Di Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MIGRASI SIRKULER DI KABUPATEN KARANGANYAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi Sirkuler Di Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

0

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MIGRASI SIRKULER DI KABUPATEN KARANGANYAR

(Studi Kasus Di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Jurusan Studi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

S U P R I Y A D I

B 300 070 020

FAKULTAS EKONOMI

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Analisis Factor-faktor yang Mempengaruhi Minat Migrasi

Sirkuler di Kabupaten Karanganyar” bertujuan untuk menganalisis pengaruh upah, lama

migrasi, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan didesa, status perkawinan, kepemilikan lahan, dan jenis kelamin terhadap minat migrasi sirkuler periodik tenaga kerja asal Kabupaten Karanganyar. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam penelitian ini digunakan teknik analisis regresi logistik yaitu Binary Regression Logistic dengan menggunakan data primer dari sampel sebanyak 100 orang asal Karanganyar yang bekerja di luar kota.

Faktor-faktor yang signifikan yang terhadap minat migrasi sirkuler periodik sebagaimana ditunjukkan dalam model best fit adalah variabel upah (pvalue 0,048) berpengaruh positif. Sedangkan variable lama migrasi, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan didesa, status perkawinan, kepemilikan lahan, dan jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan. Secara keseluruhan model Regresi Binary Logistic yang digunakan untuk menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat migrasi para responden untuk bermigrasi ke Kabupaten Semarang ini mempunyai kehandalan dalam memprediksi sebesar 83%. Hal ini menjelaskan bahwa perilaku para responden dalam penelitian ini tetap cenderung untuk untuk berminat bermigrasi karena ingin meningkatkan taraf hidup keluarga.

Kata kunci : migrasi sirkuler, kota, migran.

Surakarta, 22 Pebruari 2014 Pembimbing

(3)

2 PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini telah membaca Karya ilmiah dengan judul :

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MIGRASI SIRKULER DI KABUPATEN KARANGANYAR

Yang ditulis oleh :

SUPRIYADI

B 300 070 020

Penandatanganan berpendapat bahwa karya ilmiah tersebut telah memenuhi syarat

untuk diterima.

Surakarta, 22 Pebruari 2014

Pembimbing

(4)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan angkatan kerja yang tidak sebanding dengan penyediaan lapangan kerja sangat memprihatinkan. Hal ini berarti tingkat pengangguran semakin besar. Keadaan tenaga kerja yang demikian mendorong meningkatnya mobilisasi di kalangan penduduk. Mereka meninggalkan daerah asalnya yang dirasakan kurang memberikan sumber penghidupan yang layak, menuju tempat lain yang dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang untuk migrasi sangat berperan dan rumit. Karena migrasi merupakan proses yang secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu.

Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Sedangkan perkembangan ekonomi di daerah perdesaan adalah cukup lambat. Sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan pedesaan. Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh semakin kurang menariknya kehidupan di pedesaan, kawasan pedesaan yang kegiatan ekonomi utamanya adalah pertanian sudah kehilangan daya saing secara drastis.

(5)

2

Mantra (1992) menjelaskan bahwa motivasi utama orang melakukan perpindahan dari daerahnya (perdesaan) ke perkotaan adalah motif ekonomi. Motif ini berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antardaerah. Kondisi yang paling dirasakan menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan mobilitas ke kota besar adalah adanya harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di tempat asalnya. Motivasi tersebut sejalan dengan model migrasi Todaro (1998) yang melandaskan pada asumsi bahwa mobilitas penduduk pada dasarnya merupakan suatu fenomena ekonomi karena terdapat perbedaan penghasilan aktual antara daerah asal dan tujuan.

Faktor pendorong terjadinya migrasi antara lain adalah makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti daya dukung lingkungan, menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal, adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal, alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan serta bencana alam. Sedangkan faktor penarik migrasi antara lain adalah harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup, kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, keadaan lingkungan yang menyenangkan, serta terdapatnya aktivitas-aktivitas di kota besar yang menarik orang untuk bermukim di kota besar (Prayitno, 2006). Secara umum, motif terbesar seseorang untuk melakukan migrasi dari desa ke kota adalah motif ekonomi untuk memperoleh kehidupan dan penghasilan yang lebih baik (Manning dan Effendi, 1985).

Aktivitas migrasi sirkuler banyak terjadi di negara berkembang demikian pula di Indonesia. Salah satu daerah yang mencerminkan adanya bentuk migrasi sirkuler ini diperlihatkan oleh tenaga kerja asal Karanganyar. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Letak secara geografis Kabupaten Karanganyar terletak di perlintasan ekonomi yaitu akses antar kota dan antar provinsi namun demikian hanya sekitar perlintasan saja yang dikategorikan penduduk dengan ekonomi menengah dan tinggi.

(6)

Ngargoyoso,yaitu 35.845 jiwa (4,08 %) dan kecamatan Kerjo, yaitu 37.947 jiwa (4,32 %). Penduduk Kabupaten Karanganyar mayoritas pencaharian adalah petani sehingga banyak penduduk yang mencari pekerjaan atau mengadu nasib di kota-kota besar. Ada sekitar 10% dari jumlah penduduk yang ada saat ini bermata perncaharian di kota lain.

Arus migrasi yang dilakukan sebagian besar penduduk desa ke kota menarik untuk diamati dan dikaji. Dengan demikian dari latar belakang yang telah disebutkan di atas mendorong dilakukannya penelitian yang berjudul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi Sirkuler Di Kabupaten

Karanganyar (Studi Kasus di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar)”.

B. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor pengaruh upah, lama melakukan migrasi sirkuler, umur, pekerjaan didesa, status perkawinan, dan jenis kelamin terhadap minat migrasi. 2. Untuk mengetahui tingkat pengaruh kepemilikan lahan ditempat asal terhadap

minat migrasi.

3. Untuk mengetahui tingkat pengaruh pendidikan terhadap minat migrasi.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Migrasi Penduduk

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa : ”a migrant is a person who changes

his place of residence from one political or a administrative area to another.”

pengertian ini dikaitkan dengan pindah tempat tinggal secara permanen sebab selain itu dikenal pula ”mover” yaitu orang yang pindah dari satu alamat ke alamat lain dan dari satu rumah ke rumah lain dalam batas satu daerah kesatuan politik atau administratif, misalnya pindah dalam satu Propinsi.

(7)

4

migrasi dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan merupakan suatu peristiwa yang mungkin berulang beberapa kali sepanjang hidupnya. Hampir semua definisi menggunakan kriteria waktu dan ruang, sehingga perpindahan yang termasuk dalam proses migrasi setidak tidaknya dianggap semi permanen dan melintasi batas-batas geografis tertentu. (Young, 1984).

Keanekaragaman kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kota dimungkinkan oleh kepadatan penduduknya yang relatif lebih tinggi daripada di pedesaan, dan oleh kompleksnya struktur social di kota (Suparlan, 1980). Dengan adanya berbagai perbedaan antara desa dan kota, maka sebagai pendatang yang berasal dari daerah pedesaan, para pelaku migrasi sirkuler ketika tiba di kota tujuan dihadapkan pada berbagai persoalan yang harus diatasi . Persoalan yang dihadapi tersebut tidak sekedar bagaimana para pelaku migrasi berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan kota yang memiliki kompleksitas kebudayaan yang amat berbeda dengan kehidupan yang dialami para migran ketika mereka masih di desa, melainkan juga persoalan tentang bagaimana para pelaku migrasi berusaha bisa bertahan hidup, memperoleh tempat tinggal serta dalam hal mencari nafkah di kota tujuan.

Berhubung pendidikan kaum migran sirkuler yang umumnya rendah, dan juga karena mereka tidak memiliki ketrampilan yang memadai, seringkali mengakibatkan mereka mencari nafkah di kota dengan melakukan usaha mandiri kecil -kecilan, menggunakan peralatan dan ketrampilan sederhana yang dikuasainya. Mereka bekerja sebagai pemulung, penjual keliling, pedagang asongan, tukang becak, tukang ojek, pedagang kaki lima, atau pekerjaan -pekerjaan lain yang umumnya merupakan bagian dari sektor informal (Hart, 1985).

B. Teori Migrasi

Teori migrasi menurut Ravenstein (1985) berdasar pada perilaku orang bermigrasi besar-besaran di daerah pedesaan ke daerah perkotaan selama revolusi industri di Inggris mengemukakan tentang perilaku mobilitas penduduk (migrasi) yang disebut dengan hukum-hukum migrasi.

(8)

 Faktor positif (+) yaitu faktor yang memberikan nilai keuntungan bila tinggal di tempat asal sehingga seseorang merasa tidak perlu pindah ke tempat lain.

 Faktor negatif (-) yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau merugikan bila tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa perlu untuk pindah ke tempat lain.

 Faktor netral (0) yaitu faktor yang tidak berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke tempat lain dan orang tersebut tetap tinggal di tempat asal.

Berkenaan dengan kajian ekonomi migrasi internal, Todaro (1992) menjelaskan teori migrasi yang diformulasikan oleh Lewis (1954), yaitu tentang proses perpindahan tenaga kerja desa-kota, dimana model yang dikembangkan Lewis pada tahun 1954 tersebut diperluas Fei dan Ranis pada tahun 1961 dan merupakan teori umum yang diterima dan dikenal dengan Model Lewis-Fei-Ranis (L-F-R). Fokus utama dari model ini adalah pada proses perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan peluang kerja di sector modern. Dengan diilustrasikan pada gambar 1, yaitu proses pertumbuhan sector modern. Pada sumbu vertical digambarkan upah riil dan produk marginal tenaga kerja (diasumsikan sama dalam sektor modern yang kompetitif) dan pada sumbu horizontal digambarkan kuantitas tenaga kerja.

Teori ekonomi tentang migrasi desa-kota juga dikemukakan oleh Todaro (2003), dimana diasumsikan bahwa migrasi desa-kota pada dasarnya merupakan suatu fenomena ekonomi. Oleh karena itu, keputusan untuk melakukan migrasi juga merupakan suatu keputusan yang telah dirumuskan secara rasional. Pada intinya Todaro (1998) mendasarkan pada pemikiran bahwa arus migrasi berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dengan desa. Mereka baru akan memutuskan untuk melakukan migrasi jika penghasilan bersih di kota melebihi penghasilan bersih yang tersedia di desa.

METODE PENELITIAN

(9)

6

lahan di tempat asal, dan pendidikan. Variabel tersebut dipilih berdasarkan penelitian terdahulu yang sebagian besar selalu menunjukkan angka signifikan berpengaruh.

Populasi dan sampel penelitian ditentukan berdasar wilayah yang mempunyai karakteristik kantong migran. Kegiatan penelitian di lapangan, yaitu akan melakukan survei di obyek penelitian untuk mendapatkan data dari para responden, yaitu difokuskan pada kantong-kantong migran.

Karanganyar dipilih sebagai daerah penelitian dengan alasan daerah tersebut mempunyai banyak tenaga kerja (migran) yang melakukan mobilitas ke kota-kota besar. Populasi penelitian ini adalah mereka yang berasal dari karanganyar dan bekerja di kota-kota besar. Kriteria migran yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah mereka yang telah bekerja di kota-kota besar.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Data primer diperoleh dari observasi langsung serta wawancara dengan nara sumber atau responden yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh responden. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, atau data yang sebelumnya sudah diolah oleh sumber atau peneliti lain antara lain seperti buku, jurnal dan internet.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survei langsung ke daerah penelitian dan melakukan wawancara berdasarkan kuesioner yang telah disusun terhadap responden dan secara dokumentasi dengan studi pustaka dari berbagai literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan ini dan berbagai sumber-sumber lain yang berasal dari instansi-instansi terkait yaitu kantor BPS Kabupaten Karanganyar.

Dengan berdasar pada kuesioner responden dari lapangan didapat data mentah yang kemudian akan diolah, dianalisis, dan dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan menggunakan regresi logistik (Logistic

Regression Model), dimana variabel terikatnya berbentuk non parametris atau

(10)

HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan dikemukakan tentang hasil analisis data, dengan menggunakan analisis regresi logistik (Logistic Regression Model), Dalam penelitian ini selanjutnya digunakan teknik Binary Logistic Regression dengan 2 kategori atau binomial pada variabel dependennya (0= TIDAK bila tidak menetap dan 1= YA bila menetap). Model ini berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat/keputusan tenaga kerja di desa untuk bermigrasi sirkuler ke kota. Digunakan model ini karena memiliki cakupan yang lebih luas (Mudrajad Kuncoro, 2002).

Hasil Estimasi Logistic Regression

Menurut kriteria statistik dalam analisis Logit Binary pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa :

 Variabel Usia (AGE)

Memiliki koefisien sebesar 0,009 dengan nilai wald 0,014 dengan signifikasi 0,904 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan pengaruh tidak signifikan. Nilai Exp(B) variabel age sebesar 1,009 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 1,009 kali lebih tinggi untuk responden yang berusia tua dibandingkan responden yang berusia muda. Adapun tanda koefisien positif (+) menunjukkan semakin bertambahnya usia migran maka akan semakin besar probabilitas tenaga kerja untuk ke kota sebagai migran sirkuler, begitu juga sebaliknya.

 Variabel Pendapatan (WAGE)

(11)

8

Memiliki koefisien sebesar 0,000 dengan nilai wald 3,913 dengan signifikasi 0,048 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan pengaruh yang signifikan untuk melakukan migrasi sirkuler. Nilai Exp(B) variabel wage sebesar 1,000 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 1 kali lebih tinggi untuk responden yang berpenghasilan tinggi dibandingkan responden yang berpenghasilan rendah. Adapun tanda koefisien (+) menunjukkan semakin tinggi upah akan semakin besar probabilitas tenaga kerja untuk ke kota sebagai migran sirkuler, begitu juga sebaliknya.

 Variabel Pekerjaan Asal (JOBVLG)

Memiliki koefisien sebesar 0,185 dengan nilai wald 0,065 dengan signifikasi 0,799 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan untuk melakukan migrasi sirkuler. Nilai Exp(B) variabel jobvlg sebesar 1,204 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler yang memiliki pekerjaan di daerah asal 1,204 kali lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak/belum punya pekerjaan di daerah asal.

 Variabel Pendidikan (EDU)

Memiliki koefisien sebesar 0,345 dengan nilai wald 3,707 dengan signifikasi 0,054 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan untuk melakukan migrasi sirkuler. Nilai Exp(B) variabel edu sebesar 1,412 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 1,412 kali lebih tinggi untuk responden yang berpendidikan lebih tinggi dibandingkan responden yang berpendidikan rendah.

 Variabel Status Perkawinan (MAR)

Memiliki koefisien sebesar 0,274 dengan nilai wald 0,076 dengan signifikasi 0,783 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini tidak menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan untuk melakukan migran sirkuler. Nilai Exp(B) variabel mar sebesar 1,315 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 1,315 kali lebih rendah untuk responden yang belum menikah/lajang dibandingkan responden yang sudah menikah.

 Variabel Kepemilikan Tanah (LAND)

(12)

probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 0,550 kali lebih rendah untuk responden yang memiliki lahan di daerah asal dibandingkan responden yang tidak memiliki lahan di daerah asal.

 Lama Migrasi (TIME)

Memiliki koefisien sebesar 0,019 dengan nilai wald 0,056 dengan signifikansi 0,814 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan. Nilai Exp(B) variabel TIME sebesar 1,019 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 1,019 kali lebih tinggi untuk responden yang memiliki waktu lama dalam melakukan migrasi.

 Jenis Kelamin (SEX)

Memiliki koefisien sebesar -0,655 dengan nilai wald 0,570 dengan signifikasi 0,450 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan. Nilai Exp(B) variabel SEX sebesar 0,519 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 0,519 kali lebih tinggi laki-laki dibandingkan dengan migran perempuan.

Jadi, secara keseluruhan minat migrasi (MM) dalam penelitian ini dipengaruhi oleh variabel pendapatan (WAGE). Sedangkan variabel yang lain dalam penelitian ini tidak signifikan terhadap minat migrasi dimungkinkan sekali karena data dalam penelitian ini diambil dari responden yang berciri sebagai migran sirkuler, dimana mereka bertujuan bekerja ke kota hanya temporer/tidak menetap. Para responden melakukan aktivitas migrasi sirkuler sebagian besar dikarenakan alasan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan hidup dasar dan banyaknya tekanan yang dirasakan masyarakat tersebut untuk memenuhi semua itu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa regresi logistic, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan model analisis Binary Logistic Regression minat bermigrasi sirkuler dipengaruhi secara signifikan oleh variabel upah (WAGE), di mana variabel ini menunjukkan pengaruh yang signifikan untuk melakukan migrasi sirkuler. Bahwa semakin tinggi pendapatan akan semakin meningkatkan minat migrasi responden. 2. Variabel yang tidak berpengaruh saignifikan terhadap minat migrasi adalah

(13)

10

(MAR), variabel jenis kelamin (SEX) dan variabel kepemilikan lahan di desa (LAND).

3. Dari 100 responden, tingkat pendidikan responden sebagian besar merupakan tamatan SD. Dari hasil tersebut dapat disebutkan bahwa responden mempunyai tingkat pendidikan formal yang kurang. Dilihat dari status perkawinan, sebagian besar responden berstatus menikah. Dengan status menikah responden mempunyai keberanian untuk bermigrasi demi mencukupi kebutuhan keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi dan mendapatkan pengalaman baru. Sedangkan responden yang sudah berstatus belum menikah melakukan migrasi sirkuler bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan hasil/upah yang lebih besar. Sebagian besar responden telah mempunyai pekerjaan sebelum melakukan migrasi sebagai petani dan buruh serabutan. Responden yang memiliki lahan di daerah asal kebanyakan milik keluarga yang berfungsi sebagai sawah/ladang, bangunan/pekarangan. Oleh karena itu para responden memilih untuk berusaha sendiri mencari pekerjaan yang lebih baik untuk mencukupi kebutuhan hidupnya di daerah asal.

4. Mayoritas pekerjaan para responden adalah sebagai pedagang dan sebagian besar responden berusia 30-40 tahun. Hal ini dimungkinkan mengingat mereka memiliki tanggungan keluarga yang besar.

Dengan melihat hasil yang diperoleh, maka ditemukan beberapa saran yang mungkin berguna, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap minat migrasi. Oleh karena itu pemerintah perlu mengembangkan potensi di berbagai daerah supaya kesejahteraan masyarakat juga dapat meningkat, karena hampir semua responden mengatakan bahwa faktor pendapatan di daerah asal lebih rendah dibandingkan dengan daerah tujuan membuat mereka berpikir untuk bekerja di luar daerah dengan harapan mendapat pendapatan yang lebih baik.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Asep Djadja Saefullah. 1992. “The Impact of Population Mobility on Two Village Communities of West Java, Indonesia”. The Flinders University of South Australia : Adelaide. www.akademika.or.id,arsip,EC-POP1

Atik Nuraini. 2006. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi Sirkuler

Menginap/Mondok (Studi Kasus Kabupaten Boyolali). Skripsi S1 (tidak

dipublikasikan) FE UNDIP : Semarang.

Ayu Wulan Puspitasari. 2010. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi

Sirkuler ke Semarang. Skripsi S1 FE UNDIP : Semarang.

Badan Pusat Statistik, 2012, Karang anyar Dalam Angka. Jawa Tengah.

Badan Pusat Statistik, 2012, Kecamatan Jatiyoso Dalam Angka. Jawa Tengah.

Chotib. 2007. Perkiraan Pola Migrasi Antar Provinsi di Indonesia Berdasarkan “Indeks

Ketertarikan Ekonomi”. Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Didit Purnomo, SE. 2004. Studi Tentang Pola Migrasi Sirkuler Asal Wonogiri ke Jakarta. Thesis S2 (tidak dipublikasikan), MIESP Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Hossain. 2001. “Rural-Urban Migration In Bangladesh : A Macro Study Research”,

Presentation In The Brazil IUSSP Convernce

Ida Bagoes Mantra. 1985. Pengantar Studi Demografi. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Imam Ghazali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Iqbal M Hasan. 2002. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia.

Lee, Everett. S. 1976. Teori Migrasi. Pusat Penelitian Kependudukan UGM. Yogyakarta.

Lincolin Arsyad dan Soeratno. 2003. Metodologi Penelitian. UPP Akademi

Lincolin Arsyad. 1999. Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta. Marzuki. 2005. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

(15)

12

Mudrajat Kuncoro. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN : Yogyakarta

Muhammad Rizal. 2006. “Keputusan Migrasi Sirkuler Pekerja Sektor Formal Di Kota Medan. Jurnal Siasat Bisnis”, www.journal.uii.ac.id/index.php/JSB/article

Muhammad Rizal. 2006. Keputusan Migrasi Sirkuler Pekerja Sektor Formal di Kota Medan. Jurnal.

Prijono Tjiptoherijanto. 1998. Migrasi Urbanisasi dan Pasar Kerja di Indonesia. Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Prijono Tjiptoherijanto. 2000. “Urbanisasi dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia”.

www.geocities.com

R. Munir. 2000. “Migrasi”, Dasar-dasar Demografi edisi 2000. Lembaga Penerbit UI : Jakarta Gujarati, Damodar. 2009. Basic Econometrics. The McGrow Hill Companies Inc. New York.

Ravenstein, 1985. Teori Migrasi. Pusat Penelitian Kependudukan UGM. Yogyakarta.

Rozy Munir. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Rusli S. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan, edisi Revisi. LP3ES. Jakarta

Sarjono Herry Warsono. 2005. Transmigrasi, Perpindahan Penduduk dan Disparitas

Ekonomi Wilayah. Jurnal.

Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete. Salemba Infotek. Jakarta.

Sugianto dkk. 2001. Teknik Sampling. Gramedia : Jakarta

Todaro, Michael P. 1998. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Erlangga : Jakarta Ukon Ahmad Furqon. 1998. “Urbanisasi dan Hubungan Desa-Kota di Indonesia”. ITB : Bandung.

Yeremias T. Keban. 1994. “Studi Niat Bermigrasi Di Tiga Kota: Determinan dan Intervensi Kebijakan”. Jurnal Prisma, No.7 Juli 1994.

Young, E. 1984. Migrasi. dalam Lucas D., dkk. Pengantar Kependudukan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Young, E. 1984. Migrasi. dalam Lucas D., dkk. Pengantar Kependudukan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia didalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia baik memahami cara berpikir maupun berprilaku. De Vos dan Barth

Dalam rangka pembinaan kelestarian juga diselenggarakan pencatatan dan pelaporan perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang be~alan secara be~enjang dan terintegrasi dengan

 Untuk angkutan udara domestik, jumlah pesawat yang berangkat dari bandara Ngurah Rai pada bulan April 2015 sebanyak 3.018 unit penerbangan, atau naik 1,31 persen

Penelitian bertujuan untuk mengkaji efektivitas berbagai level gypsum dan pupuk kandang terhadap fisiologi rumput benggala pada tanah salin.. Penelitian dilakukan pada bulan

Kesehatan, pelengkap makanan, cucu dan suami senang mengkonsumsi buah-buahan terutama yang segar mengandung air seperti jeruk, terkadang juga membeli pisang jika cucu ingin

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Pengadaan Konstruksi pada Biro - Biro dan Pusat - Pusat di Sekretariat Jenderal kecuali K3, Kementerian Tenaga Kerja dan

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba mendesain web non komersial mengenai Distro Tomps Shop.com dengan menggunakan Flash MX dan PHP serta Internet Explorer 5.00 sebagai browse

H1 : Terjadi Monday Effect pada indeks harga saham LQ45 di Bursa