• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Upacara Malem Selikuran di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T1 152012014 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Upacara Malem Selikuran di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T1 152012014 BAB IV"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

16 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Desa Nyatnyono 1. Letak Geografis

Secara Geografis Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang terletak di lereng Gunung Ungaran atau sebelah Barat Kota Ungaran, dengan ketinggian berkisar + 600-800 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 240-280C. Tipologi tanahnya berbukit sedang dan sebagian dataran. Disamping itu keadaan tanahnya merupakan tanah yang sebagian besar untuk kegiatan pertanian dan sisanya untuk tanaman budidaya. Desa Nyatnyono boleh dikatakan cukup subur, kesuburan ini terutama karena sifat tanahnya yang berhumus, bebatuan serta didukung ketersediaan air yang cukup. Potensi ini yang akhirnya menghijaukan daerah atau wilayah desa Nyatnyono dan sekitarnya. Batas wilayah desa Nyatnyono, sebelah utara berbatasan dengan desa Lerep, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Genuk, sebelah barat berbatasan dengan PTP Sebigo, dan sebelah selatan berbatasan dengan desa Gogik.

(2)

17 Tabel. 1

Nama Dusun dan Jumlah RT

No Nama Dusun Nama RW Jumlah RT

1 Ngaglik I 3

2 Gelap II 3

3 Gundang III 2

4 Krajan IV 6

5 Siroto V 6

6 Sendang Putri VI 2

7 Sendang Rejo VII 7

8 Blanten VIII 6

Jumlah 8 35

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dusun Sendang Rejo, dusun Krajan, dusun Siroto, dan Blanten memiliki jumlah RT yang banyak yakni 7 dan 6 RT. Dari informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan Muhalim, 6 Agustus 2016 didapatkan data baku jumlah RT menunjukkan jumlah/ banyaknya penduduk yang tinggal di dusun itu.

2. Kependudukan

[image:2.595.96.521.144.644.2]

a. Jumlah penduduk Desa Nyatnyono pada tahun 2015 adalah 9.839 jiwa, terdiri dari 2977 Kepala Keluarga, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel. 2

Jumlah penduduk desa Nyatnyono 2015

No Jenis Kelamin Jumlah/Orang

1 Laki-laki 4.986

2 Perempuan 4.853

Jumlah 9.839

(Monografi desa Nyatnyono tahun 2015).

(3)

18 b. Tingkat Pendidikan penduduk Desa Nyatnyono

Tabel. 3 Tingkat Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jumlah/Orang

1 Belum Sekolah 1.212

2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar (SD) 463

4 Tamat Sekolah Dasar (SD) 2.790

5 Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2.161 6 Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 1.680

7 Akademi/Diploma 116

8 Sarjana Ke atas 382

Jumlah 9.839

(Monografi desa Nyatnyono tahun 2015).

Tingkat pendidikan masyarakat desa Nyatnyono tergolong sudah maju, terlihat dari tabel tersebut terdapat 382 orang lulusan sarjana, kemudian tamatan akademi/diploma 116 orang, tamatan SLTA 1.680 orang, dan tamatan SLTP 2.161 orang. Di desa Nyatnyono terdapat 1 sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan 1 Sekolah Dasar (SD), sehingga anak-anak kecil untuk bersekolah tidak perlu jauh ke tempat lain.

[image:3.595.97.511.167.702.2]

c. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama Tabel. 4

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Kelompok Agama Jumlah/Orang

1 Islam 9.661

2 Kristen 72

3 Katolik 102

4 Hindhu -

5 Budha 4

Jumlah 9.839

(Monografi desa Nyatnyono tahun 2015).

(4)
[image:4.595.99.510.148.625.2]

19 d. Jumlah Mata Pencarian Penduduk Desa Nyatnyono

Tabel. 4

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 PNS 130

2 TNI 30

3 POLRI 22

4 Guru 189

5 Dokter 4

6 BUMN 5

7 Pegawai Swasta 2.066

8 Wiraswasta 1.784

9 Buruh Harian Lepas 1.056

10 Pensiunan 41

11 Pengusaha 62

12 Buruh Industri 1.120

13 Petani 409

14 Mengurus Rumah Tangga 670

15 Lain-lain 4

Jumlah 7.592

(Monografi desa Nyatnyono tahun 2015).

Dari tabel diatas tampak bahwa sebagian besar penduduk desa Nyatnyono memiliki mata pencarian sebagai pegawai swasta di perusahaan garmen/kain, perusahaan makanan dan perusahaan minuman. Wiraswasta, berdagang di sekitar lingkungan wisata religi, dan petani.

B.Kehidupan Masyarakat

(5)

20 masyarakat. Masyarakat mempunyai bentuk struktural, seperti kelompok sosial dan lembaga sosial, tetapi semuanya itu mempunyai derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola perilaku berbeda-beda (Tri Widiarto, 2008: 2).

Masyarakat yang terdiri dari banyak pribadi, saling berinteraksi dan saling berhubungan atau bergaul, hubungan antara pribadi didasarkan atas aturan tertentu seperti saling menghormati antar individu, saling kerja sama tanpa membandingkan suku dan agama agar terjalin suatu interaksi sosial yang harmonis. Aturan itu sendiri berpedoman pada suatu nilai tertentu yang disebut nilai budaya. Nilai budaya merupakan salah satu unsur dari sistem budaya yang dimiliki oleh suatu kesatuan sosial, seperti keluarga, klen atau marga dan suku bangsa. Sistem budaya itu sendiri merupakan seperangkat nilai yang dianggap baik, seperti kepercayaan, gagasan, adat, tradisi, aturan, norma dan hukum. Semua unsur saling berhubungan sebagai suatu sistem. Apabila suatu unsur berubah maka sistem budaya akan bergeser atau berubah. Nilai budaya bersifat abstrak dan dapat dipelajari, diresapi oleh anggota masyarakat sejak kecil melalui proses sosialisasi dan enkulturasi (Widiarto, 2008:18).

(6)

21 2. Kehidupan sosial

Warga desa Nyatnyono bisa dikatakan cukup kondusif dan teratur, banyak perkumpulan warga dalam berbagai bentuk yaitu tahlilan bapak-bapak di setiap RT sekali dalam seminggu setiap Kamis malam, dalam dua minggu, serta kerja bakti atau gotong royong yang dilaksanakan tiap hari Minggu. Kerja bakti selain dilaksanakan setiap hari Minggu juga dilaksanakan setiap hari dalam rangka pembangunan masjid. Kegiatan pertemuan ibu-ibu PKK dilaksanakan sekali dalam satu bulan dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) bayi lima tahun (balita) dan Lanjut Usia (lansia) dilaksanakan sekali dalam satu bulan, setiap hari Minggu.

3. Kehidupan Ekonomi

Sumber daya alam desa Nyatnyono tentu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian warga. Mata pencaharian petani desa Nyatnyono adalah menanam buah-buahan berupa: manggis, durian, dan cengkeh serta beternak

(7)

22 sapi, dan kambing. Untuk sebagian kecil warga khususnya yang tinggal di lingkungan wisata religi berupa kompleks pemakaman Waliyulloh Hasan Munadi dan Pemandian air Sendang Khalimah Toyyibah ada pula yang berjualan nasi bungkus, oleh – oleh dan cindera mata, menyewakan kain sarung untuk mandi, sedangkan kalau musim buah – buahan hasil bumi adalah manggis, durian dan petai. Sektor pariwisata mengalami perkembangan di bidang perdagangan, jasa ojek, jasa sewa sarung, dan jasa angkutan. Sektor ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga tercipta ekonomi yang kondusif.

4. Kehidupan Sosial Keagamaan

(8)

23 (empat puluh hari), nyatus (seratus hari), dan nyewu (seribu hari). Semua itu sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat desa Nyatnyono.

C.Sejarah Tradisi Upacara Malem Selikuran

Tradisi upacara malem selikuran merupakan adat kebiasaan yang diwariskan oleh nenek moyang masyarakat desa Nyatnyono dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat desa Nyatnyono

(9)

24 Pencipta. Masih banyak di antara mereka yang menyembah batu, pohon, hantu, setan, dan lain-lain. Pada saat itulah Sunan Hasan Munadi bertekad menyampaikan ajaran-ajaran yang benar dan menerima Allah sebagai Tuhannya. Dalam perjalanannya ke wilayah Ungaran beliau berusaha mendekati, mengajak rakyat kecil untuk beriman dan beribadah kepada Allah. Ketika sampai di Gunung Suralaya beliau berkhalwat (bertapa) memohon pada Allah agar dalam perjuangannya bisa berhasil.

Setelah kira-kira bertapa selama seratus hari di Gunung Suralaya ketika Sunan Hasan Munadi akan meninggalkan tempat bertapanya, kemudian ia mendapat petunjuk agar mendirikan sebuah masjid. Yang kemudian dari peristiwa itu ia mengatakan dalam perkataan Jawa: lagi menyat wis ono, artinya baru bangun sudah ada. Dari perkataan ini menjadi nama Nyatnyono. Maka kemudian ia menetap di tempat itu untuk membangun masjid, dijadikan sebagai tempat/pusat kegiatannya menyampaikan ajaran-ajarannya hingga ia wafat yang kemudian dimakamkan tidak jauh dari tempat tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan/sosial, contohnya pada acara haul dan 10 (sepuluh) hari terakhir di bulan Ramadhan atau yang lebih dikenal dengan istilah Selikuran. (Trah Keluarga Besar Nyatnyono, hal: 6)

(10)

25

pagebluk, yang diderita oleh masyarakat, karena tidak diadakan Upacara malem selikuran. Karena itu Upacara Malem Selikuran terus dijaga dan dipertahankan kelestariannya hingga saat ini.

1. Tujuan Pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran

Pada 10 (sepuluh) hari terakhir di bulan Ramadhan atau yang lebih dikenal dengan istilah Selikuran. Di Desa Nyatnyono dilaksanakan Tradisi Upacara Malem Selikuran sebagai puncak dari upacara untuk memperingati wafatnya Sunan Hasan Munadi atau yang disebut dengan "Haul". Kata Haul berasal dari bahasa Arab, artinya setahun. (Muhammad Sholikhin, 2010: 198). Haul berarti peringatan genap satu tahun, atau peringatan tahunan. Jika yang diperingati adalah tokoh kharismatik, maka dapat dipastikan masyarakat sekitar datang berduyun duyun. Warga di luar kota pun, bersedia hadir secara rombongan untuk menghadiri acara haul. Tradisi Selikuran ini tujuannya meminta kepada Allah SWT melalui perantara Sunan Hasan Munadi untuk meminta keselamatan di dunia dan akhirat serta agar diberi keimanan yang kuat agar dimudahkan rezekinya, dijauhkan dari mara bahaya, dan kesusahan (Wawancara dengan Muhari, 20 Juni 2016)

(11)

26 2. Manfaat Pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran

Menurut masyarakat sekitar, manfaat pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran yaitu:

a. Dapat mempererat tali persaudaraan dan menjalin kerukunan antar warga. Hal ini terbukti pada saat pelaksaan Tradisi Upacara Malem Selikuran, masyarakat yang berada di perantauan berusaha menyempatkan diri untuk pulang kampung demi mengikuti pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran bersama-sama dengan sanak saudara. b. Bagi para pedagang yang menjual dagangannya, bisa mendapat untung

yang banyak dari penjuallannya. Karena ramainya para pengunjung yang datang. (Wawancara dengan Darminah: 20 Juni 2016)

c. Sedangkan manfaat lainnya adalah banyak dari masyarakat yang datang bukan hanya dari masyarakat sekitar tetapi banyak juga dari masyarakat luar kota yang datang dengan rombongan sehingga wisata religi di Desa Nyatnyono menjadi lebih dikenal di luar daerah. (Wawancara dengan Fahrodin, 20 Juni 2016)

D.Tradisi Upacara Malem Selikuran

1. Persiapan

(12)

27 membersihkan sendang, masjid dan pembuatan tempat parkir. Pengumpulan dana diperoleh melalui kotak amal atau sumbangan dari para peziarah. 2. Pelaksanan

Pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran di desa Nyatnyono, diadakan dua kali dimulai dari malam dua puluh dan acara puncaknya pada malam dua puluh satu Ramadhan, atau yang lebih dikenal selikuran., bersamaan dengan diadakannya Tradisi Upacara Malem Selikuran sebagai haul "Sunan Hasan Munadi" sebagai leluhur masyarakat desa Nyatnyono.

Kegiatan dimulai pada malam dua puluh ramadhan dari jam 10.00- 01.00 WIB diadakan pengajian dengan mendatangkan Habib Umar Muntohar dari Gunung Pati. Kemudian acara puncaknya pada malam dua puluh satu, atau selikuran kegiatan dilanjutkan dengan bersuci dahulu ke sendang dan mengikuti sholat tarawih, setelah selesai sholat tarawih sebagian warga yang membawa makanan dibawa masuk ke dalam masjid lalu dipanjatkan doa dipimpin oleh modin. Setelah berdoa lalu dimakan bersama-sama oleh warga. Kegiatan dilanjutkan dengan tahlilan di makam Sunan Hasan Munadi tujuannya untuk mendoakan dan memintakan ampunan dosa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta untuk mencari berkah dan ketrentraman hidup. Urut-urutan pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran sebagai berikut:

2.1 Bersuci atau Mandi

(13)

28 tidak jauh dari makam. Sebelum mandi diwajibkan membaca doa sebagai berikut:

Assalamu'alaika ya nabiyallah khidhir balyan bin malkan 'alaihissalam Laailaaha illallaah 3x, Asyhadu alaa ilaaha illallah, asy-hadu anna muhammadar rasuulullah Ila hadhoroti waliyullah hasan munadi wa waliyullah hasan dipura Allahuma sholi 'ala sayyidina Muhammad 3x

Adapun larangannya tidak ada, kecuali mandi dengan telanjang bulat, dan bagi orang yang sedang datang bulan atau haid dilarang mandi. (Trah Keluarga Besar Nyatnyono, hal: 23).

2.2 Melakukan Sholat Tarawih

Sholat Tarawih adalah sholat sunah yang dilakukan masyarakat pada setiap bulan ramadhan. Dilakukan setelah sholat isya, pada hari ke dua puluh ramadhan.

2.3 Selamatan

(14)

29 Maha Esa agar diberi rezeki yang melimpah, keselamatan dan kesehatan.

Sedangkan sisa makanannya, dibungkus kemudian dibawa pulang oleh warga yang hadir dalam pelaksanaan selamatan. Karena oleh warga, setempat sisa dari nasi tersebut apabila dijemur dan dikeringkan kemudian dicampurkan ke dalam air putih, diyakini dapat menyembuhkan penyakit. Juga dengan ancak atau anyaman bambu yang berbentuk datar, diyakini apabila menancapkannya ke tanah sekitar sawah dapat mengusir hama yang menyerang padi.

2.4 Tahlilan di dalam kompleks makam

Setelah melakukan selamatan di masjid pada malam ke dua puluh ramadhan, masyarakat desa Nyatnyono menuju makam Sunan Hasan Munadi untuk melakukan tahlilan. Kegiatan ini merupakan puncak dari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa, diikuti oleh para peziarah dengan tujuannya untuk mendoakan dan memintakan ampunan dosa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sebelum masuk ke makam dan melakukan tahlilan para pengunjung wajib berwudhu atau bersuci, dengan tujuan agar didalam mendoakan dan memintakan ampunan dosa diterima dan dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa tanpa ada halangan dan rintangan. Doa tahlil sebagai berikut:

Illa hadharatinnabiyil mushthafaa sayyidina Muhammad

shallalahu ‘alaihi wasallama wa'ala aili wa ash khabihi wa

(15)

30

Wa ilaa arwaakhi saa daa tinaa abibakrin wa'umara wa'usmaana wa'aliyyi wa talkhata, wa sa'din, wa saiidin, wa'abdirrahmaanibni 'aurin, waabi 'ubaidah 'aamiribni jaraakhi wazubaribni awwaam wa ushuulihim wa furu 'ihim wa ahli baitihim syaiu illahi lahumul fatikhah. Summa ilaa arwakhil aimmatil arba'ati, minal mujtahidiin, wa muqallidiihim fidiini, wal ulamaail amiliina wal fuquha wal muhaddistiina watta bi'ihim bi ikhsaanin ilaa yaumiddini wailaa arwaakhisy syuhada'a washaalikhiina ainamaa kaanuu mimasyaariqil ardhi wamaghari bihaa barrihaa wa bakhriha wabilaadihaa wajibaalihaa khushulshan ilaa kadharatissayyidil qudbiirabbaanii wal'ina a aadallahu alainaa bibara kaatihim wakaramatihim fiddun yaa wal akhhirati syaiu lillahi lahumul fatikhah Summa ilaa khadarati khushusan waliyullahi Hasan Munadi waliyullahi hasan dipuro fii hadal maqaam w ilaa khadarati Raden Arifin wailaa khadarati Syekh Abdullah, Syekh Abdurrahim, Syekh Ibrahim, Syekh Anwar wa ushuulihin wafuruu ihim waazwaajihim waddhurriyaatihim waatbaa ihim minal muslimina wal muslimaati syaiu lillahi lahumul fatikhah Summa ilaa hadiroti abaa inaa wa abaai a baa inaa wa ummahaatinaa waummahaati ummahaatina wa azwaajina wa ajdaadiajdaadinaa wajaddaatinaa wajaddaati jaddaatina wa akwaalinaa wa khoolatinaa wa amma mina wa ammatinaa wa masyaahi masyaa yikhinaa wajami il muslimina walmuslimati wal mukminiina walmukminaatil akhyai minhum wal amwawati min ummati sayyidinaa muhammadin shallahu alaihi wa sallama khushusan syaui lillahi lahumul fatikhah (Trah Keluarga Besar Nyatnyono, hal: 18).

(16)

31 menzirahi kubur, adapun sekarang, berziarahlah kesana, karena yang demikian itu akan mengingatkanmu akan hari akhirat” .

Dengan adanya hadis ini, maka ziarah kubur itu hukumnya boleh bagi laki-laki dan perempuan (Muhammad Sholikhin, 2010: 129).

Para peziarah beranggapan bahwa dengan tahlilan di makam Sunan Hasan Munadi akan mendapat ketrentraman hidup dan berkah yang oleh masyarakat dikenal dengan sebutan ngalap berkah. Karena anggapan masyarakat, dan cerita dari mulut ke mulut sehingga tradisi tersebut dengan mudah menyebar luas hingga keluar kota maupun luar daerah. E.Nilai-nilai Pendidikan Dalam Tradisi Upacara Malem Selikuran

Menurut Witermans (1995), kata nilai berasal dari bahasa latin value

secara harfiah berarti baik atau kuat. Pengertian ini merupakan pengertian dasar dan akhirnya berkembang menjadi segala sesuatu yang disenangi, diinginkan, dicita-citakan, bila sesuatu itu baik, adil dan berguna sehingga kemudian muncul ungkapan bernilai (Tri Widirto, 2009: 92).

Dalam pelaksaannya pada tradisi Upacara Malem Selikuran terdapat nilai-nilai pendidikan sebagai berikut:

1. Nilai Religi

(17)

32 2. Nilai Menghormati Leluhur

Terkait dalam pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran, masyarakat melakukan ziarah dengan melakukan tahlilan di dalam makam Sunan Hasan Munadi mengirim doa agar diampuni segala dosa-dosanya, merupakan bukti untuk menghormati leluhurnya dan tradisi ini masih dilestarikan hingga saat ini.

3. Nilai Syukur

Hal ini terlihat dalam pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran, masyarakat melakukan ibadah sholat terlebih dahulu sebelum melaksanakan selamatan dan tahlilan di makam. Mereka beranggapan bahwa segala sesuatu kegiatan harus didahului dengan doa atau permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Nilai ketrentraman

Pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran di desa Nyatnyono, agar mendapat ketrentraman pada masyarakat desa Nyatnyono, yaitu seperti agar dimudahkan rezekinya, dijauhkan dari mara bahaya, dan kesusahan. 5. Nilai Kekeluargaan

Nilai kekeluargaan tampak pada pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran yaitu saat prosesi selamatan, warga datang ke masjid dengan membawa makanan kemudian didoakan dan makam bersama.

6. Nilai Gotong-royong

(18)

Gambar

Tabel. 2 Jumlah penduduk desa Nyatnyono 2015
Tabel. 4 Jumlah Penduduk Menurut Agama
Tabel. 4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan Tradisi Jumat Pahing hendaknya setiap upacara dibacakan sejarah singkat diadakannya Tradisi Jumat Pahing agar semua peserta khususnya remaja

Dalam pelaksanaan Tradisi Dhawuhan hendaknya setiap upacara dibacakan sejarah singkat diadakannya Tradisi Dhawuhan agar semua peserta khususnya remaja supaya mengerti

yang penting dalam upacara tradisi yang erat hubungannya dengan. keyakinan dan kepercayaan masyarakat tentang adanya

Bagi warga Desa Betenung untuk tetap melestarikan Upacara Perkawinan. dan menjaga kemurnianya dari pengaruh budaya

Maria Fitri Dayanti 152007003, Upacara Tradisi Perkawinan Suku Dayak Kayong, di Desa Betenung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Skripsi Studi Pendidikan Sejarah,

Tradisi upacara ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Sukodono Tahunan Jepara di balai desa memang diperingati dengan menggunakan dasar penanggalan Jawa Islam sistem Aboge

Tradisi berkat lumbung adalah upacara ucapan syukur di mana setiap masyarakat Dayak Mali selalu memberikan ucapan syukur atas hasil panen yang mereka

pelaksanaan upacara tradisi Suran sendang Sidukun tahun 2016, bulan Oktober. ini juga dimana bulan ketika warga masyarakat Desa Traji yang