Siti Nurhayati, 2013
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM
PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA
(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 02 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten-Bogor)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
Oleh Siti Nurhayati
1008117
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==========================================================
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM
PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA
(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 02 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten-Bogor)
Oleh Siti Nurhayati
1008117
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Siti Nurhayati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
PENINGKATKAN HASIL B ELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM PEMBELAJARAN IPA
TENTANG BENDA DAN SIFATNYA
Oleh Siti Nurhayati
1008117
Siti Nurhayati, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D.Manfaat Penelitian ... 9
E. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pengertian Hasil Belajar ... 11
1. Pengertian Belajar ... 11
2. Pengertian Hasil Belajar ... 12
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13
4. Manfaat Hasil Belajar ... 14
1. Pengertian Alat Peraga ... 15
2. Macam-macam Alat Peraga ... 17
3. Fungsi Alat Peraga ... 18
4. Manfaat Penggunaan Alat Peraga ... 18
5. Pemilihan Alat Peraga ... 19
6. Prinsip-prinsip Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran ... 19
7. Prinsip-prinsip Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA... 20
8. Langkah Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA ... 20
9. Alat Peraga yang digunakan Dalam Penelitian ... 22
10. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Menggunakan alat Peraga ... 23
C. Pembelajaran IPA di SD ... ... 24
1.Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... ... 24
2.Ruang Lingkup IPA di SD ... 25
3.Tujuan dan Fungsi Pendidikan IPA di SD ... 25
4.Konsep Benda dan Sifatnya ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian...29
1. Lokasi Penelitian...30
2. Subjek Penelitian ...
Siti Nurhayati, 2013
B. Prosedur Penelitian...31
1. Pengertian Prosedur Penelitian...31
2. Tahap Perencanaan Awal Penelitian...33
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ...35
C. Instrumen Penelitian...43
D. Teknik Pengumpulan Data ... 44
E. Teknik Pengolahan Data... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian ... 47
B. Deskripsi Persiapan Tindakan... 48
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... 50
1. Deskripsi Tindakan Siklus I ... 51
a. Perencanaan Tindakan Siklus I...51
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 51
c. Hasil Observasi Guru dan Siswa Pada Siklus I... 52
1) Hasil Postest... 53
2) Hasil Observasi... 53
3) Temuan Esensial Siklus I... 54
4) Hasil kerja Kelompok Silus I... 54
5) Nilai Rata-rata Hasil Tes Individu Siklus I...55
d. Refleksi Tindakan Siklus I... 56
2. Deskripsi Tindakan Siklus II... 57
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 57
c. Hasil Observasi Guru dan Siswa Pada Siklus II... 58
1) Hasil Postest... 59
2) Hasil Observasi... 59
3) Temuan Esensial Siklus II... 59
4) Nilai Hasil kerja Kelompok Siklus II...61
5) Hasil Rata-rataTes Individu Siklus II...61
d. Refleksi Tindakan Siklus II...62
3. Deskripsi Tindakan Siklus III...63
a. Perencanaan Tindakan Siklus II...63
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II...64
c. Hasil Observasi Guru dan Siswa Pada Siklus III...64
1) Hasil Postest...65
2) Hasil Observasi ...65
3) Temuan Esensial Siklus III...65
4) Hasil kerja Kelompok Siklus III ...66
5) Hasil Rata-rata Tes Individu Siklus III...67
d. RefleksiTindakan Siklus III...68
D. Pembahasan...68
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan...72
B. Rekomendasi...73
Siti Nurhayati, 2013
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Observasi Siklus I...52
Tabel 4.2 Hasil Lembar Kerja Kelompok Siklus I... 54
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Tes Individu dan Daya Serap Klasikal Siklus I...55
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus II... 58
Tabel 4.5 Hasil Lembar Kerja Kelompok Siklus II... 61
Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Tes dan Daya Serap Klasikal Siklus II...62
Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus III... 64
Tabel 4.8 Hasil Lembar Kerja Kelompok Siklus III... 66
Siti Nurhayati, 2013
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1Model Desain Kemmis & MC. Taggart ... 33
Gambar 4.2 Data Nilai Rata-rata Kelas ... 70
Gambar 4.3 Daya Serap Klasikal... 71
Gambar 4.4 Benda Padat dan sifatnya
Gambar 4.5 Guru membimbing Siswa membaca kesimpulan
Gambar 4.6 Benda cair dan Sifatnya
Gambar 4.7 Siswa sedang berdemontrasi alat peraga untuk mengidentifikasi
sifat benda cair
Gambar 4.8 Benda gas dan sifatnya
Gambar 4.9 Siswa sedang berdemontrsi alat peraga mengidentifikasi sifat
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 4.1 Pembelajaran Siklus I
2. Lampiran 4.2 Pembelajaran Siklus II
3. Lampiran 4.3 Pembelajaran Siklus III
4. Lampiran SK Penelitian
5. Lampiran Surat Permohonan Ijin Penelitian
6. Lampiran Surat Ijin Penelitian Dari Sekolah
7. Lampiran Surat Ijin Penelitian
Siti Nurhayati, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Untuk menentukan peradaban suatu bangsa itu ditunjang oleh sumber daya
manusia yang akan terus berkembang sesuai kebutuhan manusia dalam kehidupan
masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu
tercantum sebagai tujuan nasional bangsa Indonesia dalam pembukaan
Undang-undang Dasar 1945, yang berbunyi “…..untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia….. “ ini
tercantum sebagai tujuan nasional Indonesia yang membutuhkan realisme
tercapainya tujuan tersebut dengan berbagai upaya salah satunya peningkatan
mutu Sumber Daya Manusia dengan cara pendidikan yang menyeluruh dan dapat
diikuti oleh seluruh warga Indonesia selayaknya.
Arti pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Menurut salah satu hadist
pendidikan dilaksanakan semenjak lahir sampai masuk ke lubang kubur.
Pengalaman yang diperoleh dalam sepanjang hidup kita dan besar pengaruhnya
untuk kehidupan individu seseorang. Dalam hal ini pendidikan diarahkan untuk
membantu peserta didik memperoleh pengalaman (belajar) yang bermakna dalam
kehidupan masa depan peserta didik setiap pembelajaran yang dilaluinya di
lingkungan belajar.
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 berisi tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk
2
Menengah terdiri atas lima kelompok mata pelajaran. Salah satunya ialah
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun cakupan untuk
kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB bertujuan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menanamkan kebiasaan berpikir ilmiah dan kritis, kreatif dan mandiri.
Melihat undang-undang No 2 Tahun 1989 BAB V pasal 13 ayat 1, Tutuan
umum pendidikan dasar bahwa“ pendidikan dasar diselenggarakan untuk
mengembangkan sikap dan kemampuan dan memberikan keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk dapat hidup dimasyarakat serta
mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah”.
Menurut undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 juga
disebutkan mengenai Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Selain itu pula Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 No. 22, 23,
dan 24 yang mengharuskan Satuan Pendidikan mengembangkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). KTSP tersebut terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. KTSP memberi keleluasaan penuh
kepada setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan
potensi sekolah dan potensi daerah sekitar. Karena setiap daerah mempunyai
potensi yang berbeda juga termasuk budaya dan adat istiadat yang beranekaragam
3
Siti Nurhayati, 2013
Melihat undang-undang dan peraturan pemerintah tentang pendidikan
diatas, sangat jelas terlihat bahwa pemerintah sangat memperhatikan mutu
ppendidikan nasional . Akan tetapi pelaksanaanya tergantung pelaksana disetiap
intansi pendidikan didaerah tersebut, khususnya disetiap unit pendidikan.
Keberhasilan pendidikan dapat kita lihat dari segi hasil belajar siswa, dimana hal
tersebut dapat mengukur sejauh mana pembelajaran dalam suatu proses
pendidikan berhasil dilakukun atau tidak. Dan telah dikatakan diatas bahwa Guru
sebagai faktor utama dalam keberhasilan belajar mengajar dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk menyampaikan bahan pembelajaran kepada siswa dengan baik
dan bermakna. Dalam hal ini guruharus mendapat pelatihan dan perlu mendapat
pengetahuan tentang bahan pembelajaran, metode dan sifat alat peraga yang
digunakan. Hal ini sangat penting dilakukan karena sering ditemukan faktor yang
kurang mendukung pada keberhasilan belajar mengajar antara lain : guru masih
dominan menggunakan metode ceramah dalam berbagai pembelajaran, guru
jarang menggunakan alat peraga, guru tidak mau susah mencari dan memilih alat
peraga yang menarik dan butuh modal, sehingga minat siswapun kurang dalam
belajar IPA, Pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan dikelas
mengalami kendala. Adapun kendala yang domonan muncul pada siswa dalam
pembelajaran adalah siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
IPA, siswa banyak yang ngobrol dan bercanda bahkan mencoret atau menggambar
yang tidak jelas, mengantuk dan gelisah, sering keluar kelas, kadang-kadang kelas
menjadi sepi karena siswa hanya mencatat buku paket ke buku tulis dan
4
dan terutama pada materi benda dan sifatnya anak kebanyakan sulit memahami
konsep dan materinya kalau dengan ceramah saja.
IPA merupakan salah satu anggota dari kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting untuk mencapai cakupan
yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar nantinya pembelajaran IPA
menjadi lebih bermakna dan menjadi pengantar akan sikap-sikap yang diharapkan
muncul setelah pembelajaran IPA. Dalam pembelajaran IPA, diharapkan dapat
memberikan makna mendalam bagi siswa. Namun, pada kenyataannya
pembelajaran IPA secara konvensional masih banyak ditemukan dalam kegiatan
belajar mengajar di Sekolah Dasar. Dalam kegiatan belajar mengajar IPA, tidak
jarang terlihat siswa yang kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini,
dikarenakan pembelajaran IPA yang disajikan terasa membosankan dan kurang
menarik bagi siswa. Siswa cenderung pasif dan hanya diam mendengarkan
penjelasan dari guru. Sehingga, setelah pembelajaran pun siswa tidak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan. Pada akhirnya, hasil belajar yang diperolah
siswa dalam pembelajaran IPA masih kurang maksimal. Rendahnya pemerolehan
hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh masalah-masalah belajar yang dialami
oleh siswa. Dimyati & Mudjiono (2006),
Interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa sebagai pelajar
dengan guru sebagai pembelajar dapat menimbulkan masalah-masalah belajar.
dari sisi siswa yang bertindak belajar akan menimbulkan masalah-masalah intern
belajar. Dari sisi guru, yang memusatkan perhatian pada pebelajar yang belajar
5
Siti Nurhayati, 2013
Lebih jauh dijelaskan, faktor internal yang dialami dan dihayati oleh siswa
meliputi hal-hal seperti : sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi
belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan
hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan
berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan
keberhasilan belajar, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa.
Adapun faktor eksternal belajar meliputi hal-hal sebagai berikut (Dimyati
& Mudjiono, 2006) : guru sebagai pembina belajar, prasarana dan sarana
pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan
kurikulum sekolah. Dari sisi guru sebagai pembelajar maka peranan guru dalam
mengatasi masalah-masalah ekstern belajar merupakan prasyarat terlaksananya
siswa dapat belajar.
Dari kedua faktor internal dan eksternal, yang paling mempengaruhi
rendahnya perolehan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Sukarasa 02 Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor ialah faktor internalnya masih ada anak yang belum
paham bacaan karena baru dapat mengeja atau intelejensi, sementara faktor
eksternal belajar yaitu Guru sebagai pembina belajar seharusnya lebih kreatif
dalam menyajikan media pembelajaran atau alat peraga yang mendukung materi
yang akan disampaikan dan meningkatkan minat siswa dan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Akan tetapi pada kenyatannya, interaksi belajar yang terjadi
hanya berlangsung satu arah yaitu metode ceramah tadi dan jarang menggunakan
alat peraga, memberikan tugas kepada siswa mencatat/merangkum materi
6
banyak main, keluar masuk kelas, ngobrol, menggambar tidak jelas dan
mengantuk serta merengek ingin cepat istirahat atau ingin cepat pulang. Hal itu
sering terjadi karena pembelajaran tidak menyenangkan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, penerapan media
pembelajaran tepatnya alat peraga yang bervariasi dan inovatif sangat diperlukan
dalam pembelajaran IPA. Mengingat pada usia anak sekolah dasar, perkembangan
berpikir mereka masih dalam tahap konkret. Anak akan lebih memahami suatu
materi apabila ia melihat dan terlibat langsung dalam peragaan/pendemonstrasian
suatu materi pembelajaran. Siswa juga akan lebih paham akan materi pelajaran
apabila ia menemukan sendiri dan membangun konsep sendiri. Selain itu,
diperlukan juga suatu kegiatan dalam pembelajaran dimana siswa-siswa
bekerjasama dalam sebuah kelompok belajar. Pengalaman belajar bermakna yang
didapat anak dari teman sebaya seringkali melekat lama pada diri anak tersebut.
Kesamaan bahasa yang dimiliki anak dapat menjadi kelebihan tersendiri dalam
proses bertukar pengetahuan/informasi.
Selain banyaknya bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa, dalam
bidang studi IPA khususnya, pada pelaksanaannya harus diupayakan dalam
kondisi pembelajaran yang kondusif dalam pembelajaran yang paikem. Praktek
pengajaran yang dilaksanakan oleh guru banyak dijumpai gejala yang beraneka
ragam. Keaneka ragaman tersebut terjadi karena beberapa hal. Hal itu antara lain
tingkah laku guru, siswa, dan situasi kelas. Peranan dan fungsi guru dalam
pembelajaran yang menjadi inti penyalenggaraan dapat memberikan warna dan
7
Siti Nurhayati, 2013
cara dan selalu berupaya untuk menciptakan situasi yang kondusif, sehingga
tujuan pengajaran dapat ditingkatkan.
Guru sebagai seorang pendidik harus bisa memotivasi siswa untuk belajar
aktif, di antaranya adalah dengan penggunaan alat peraga. Ruseffendi ( dalam
Sudrajat, 2003 : 1 ) mengemukakan bahwa“ dalam pembelajaran ipa, alat peraga
berfungsi untuk menarik minat siswa, membantu minat siswa yang kurang daya
fikirnya, dan menghubungkan ilmu dengan alam”.
Alat peraga adalah salah satu media bantu untuk memahami konsep yang
disajikan. Banyak konsep dalam IPA yang bersifat abstrak, namun konsep-konsep
tersebut harus dipahami secara utuh.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut perlu dikembangkan usaha
perbaikan yang telah mendasar, salah satunya adalah berhubungan dengan
peningkatan kualitas proses belajar mengajar di kelas, yaitu melalui pembelajaran
yang menggunakan alat peraga dengan cara penggunaannya yang tepat dan
melibatkan siswa secara langsung dalam penggunannya, sebab dengan melibatkan
siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar akan lebih berkesan dan
bermakna di hati siswa sekaligus dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam
mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru harus
menjadi fasilitator yang baik, sehingga proses pembelajaran yang sudah dirancang
akan terlaksana dengan baik.
Berdasarkan penelitian awal dikelas IV SDN Sukarasa 02 Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor, pemerolehan hasil belajar siswa pada mata
8
rata-rata nilai ulangan harian siswa, juga hasil UAS pada ajaran lalu, nilai rata-
rata masih di bawah KKM (65) dengan ketuntasan hanya 50 %.
Dengan mengacu pada latar belakang di atas, dan termotivasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan pengalaman dalam penelitian,
serta membatasi lingkup masalah, hanya pada pembelajaran IPA, dengan
menggunakan alat peraga, maka dengan ini penulis mengambil judul “
Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan menggunakan Alat Peraga Dalam
Pembelajaran IPA Tentang Benda Dan Sifat nya Dikelas IV SDN Sukarasa
02“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah :
1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan
alat peraga dalam pembelajaran IPA khususnya tentang benda dan
sifatnya di kelas IV SDN Sukarasa 02 ?
2) Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas IV SDN Sukarasa 02 dapat
ditingkatkan setelah menggunakan alat peraga pada pembelajaran IPA
tentang benda dan sifatnya ?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan oleh penulis berkaitan dengan “Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga Dalam
9
Siti Nurhayati, 2013
1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang benda dan
sifatnya dengan menggunakan alat peraga di kelas IV SDN Sukarasa
02?
2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang
benda dan sifatnya setelah penggunaan alat peraga diterapkan.
D.Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat praktis yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini
diantaranya :
1) Bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk peningkatan
prestasi siswa siswi khususnya dan peningkatan pendidikan dan
pengajaran pada umumnya.
2) Bagi kepala sekolah,dapat dijadikan kajian untuk lebih meningkatkan
lagi sarana dan prasarana sekolah khususnya dalam penyediaan media
pengajaran dan alat peraga.
3) Bagi guru, dapat dijadikan kajian untuk memilih alat peraga yang
tepat, efektif dan efisien guna meningkatkan prestasi peserta didik.
4) Bagi siswa, dapat mendorong siswa untuk lebih giat dan menyenangi
pelajaran IPA serta minat siswa untuk belajar IPA lebih lanjut.
E. Definisi Operasional
1. Hasil belajar adalah Kemampuan siswa yang menjadi suatu tolak ukur
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Adapun hasil belajar yang diukur yaitu kognitif
10
penelitian ini hasil belajar dibatasi pada ranah kognitif, yaitu pada
C1 ( pengetahuan ), C2 ( pemahaman ) dan C3 ( penerapan ). Hasil
belajar ini diukur dengan menggunakan instrument tes uraian yang
hasilnya dinyatakan dengan skor tes. Dan menggunakan lembar
observasi guna menilai indeks keterlaksanaan pembelajaran.
2. Alat peraga adalah alat-alat yang dipergunakan guru ketika mengajar
untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya
kepada siswa agar konsepnya lebih mudah untuk dipahami siswa dan
proses belajar yang dialami dapat menyenangkan dan menghilangkan
kejenuhan serta untuk membantu daya ingat siswa terhadap materi
yang disampaikan.Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini
adalah alat atau benda-benda kongkrit berupa benda padat, cair, dan
gas itu sendiri, yang ada di sekitar lingkungan rumah dan sekolah
untuk diidentifikasi sifat-sifatnya dan alat peraga lainnya adalah
benda-benda ilustrasi berupa gambar benda-benda padat, gambar
benda-benda cair dan gambar benda-benda gas.
3. IPA adalah sains yang artinya alam. Sain menurut Suyoso (1998 : 23)
merupakan “ pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif
dan dinamis tiada henti-hentinya yang diperoleh melalui metode, yang
Siti Nurhayati, 2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
penelitian ini bersifat reflektif yang dilakukan guru sebagai upaya guru untuk
memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan dikelas yang dipandang belum
maksimal, berdasarkan permasalahan yang ditemui guru dikelas menjadi
tanggung jawab untuk terus berinovasi agar permasalahan yang terjadi dapat
dituntaskan dan proses pembelajaran dapat diperbaiki serta hasil belajar siswa
dapat meningkat.
Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut
metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah atau teknologi
baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotesis sehingga dapat
dirumuskan teori dan proses gejala sosial. (Kunandar, 2008 : 42).
Menurut John Ellice (Wibawa, 2003 : 7), yang dimaksud dengan penelitian tindakan adalah kajian tindakan sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Dengan demikian seluruh prosesnya, telaah, diagnosis , perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan nasional.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa, Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan guru yang
sekaligus berperan sebagai peneliti dikelasnya atau dibantu oleh guru lain untuk
30
pembelajaran baik yang dilakukan guru maupun siswa, melaksanakan dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif yang bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkat kualitas proses pembelajaran dikelasnya melalui
tindakan tertentu dalam suatu siklus. (Kunandar, 2008 : 45).
Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian ini menggunakan PTK, Kunandar ( 2008 : 51 ), berpendapat sebagai berikut :
1. Menggarap masalahmasalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran.
2. Guru dapat mengadaptasi teori yang ada, untuk kepentingan proses dan hasil pembelajaran yang lebih efektif, optimal dan fungsional.
3. Tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yaitu mengajar. 4. Mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru. 5. Dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan 6. Dilaksanakan dengan tujuan perbaikan
7. Desain lentur atau fleksibel
8. Analisis data seketika dan tidak rumit. 9. Manfaat jelas dan langsung.
PTK dipilih sebagai metode Penelitian dikarenakan peneliti sebagai
tenaga pengajar pada SDN Sukarasa 02 tersebut, dan sedang melakukan upaya
peningkatan kegiatan pembelajaran untuk memperoleh hasil yang lebih baik
dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan nuansa yang berbeda yaitu
dengan menggunakan alat peraga, untuk memotivasi minat belajar siswa dalam
belajat IPA tentang benda dan sifatnya sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sukarasa 02, yang terletak di
Kampung Pasir Angin RT 06/03 Desa Sukarasa Kecamatan Tanjungsari
31
Siti Nurhayati, 2013
2. Subjek Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan pada siswa kelas IV
SDN Sukarasa 02, dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari 18 orang siswa
laki-laki, dan 12 orang siswa perempuan.
Penulis memilih lokasi penelitian di kelas IV SDN Sukarasa 02Kp pasir
Angin RT 06/03 Desa Sukarasa Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor dengan
pertimbangan hal-hal berikut :
1. Penulis mengajar di SD tersebut diatas
2. Penulis mengetahui situasi, kondisi dan karakter siswa yang dijadikan subjek
3. Peneliti melakukan penelitian dengan tidak meninggalkan kewajiban untuk
mengajar disekolah tersebut.
B. Prosedur Penelitian ( Rancangan Siklus penelitian)
1. Pengertian Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah panduan yang memuat prosedur tentang semua
proses atau alur yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Adapun prosedur PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan Kemmis dan McTaggart ( Kasbullah, 1999 : 113 ).
Pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi empat alur (langkah); (1) perencanaan
tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) Observasi; (4) refleksi..
Model pembelajaran ini digambarkan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang merupakan serangkaian langkah-langkah yang
32
1) Rencana ( planing ) yaitu perencanaan tidakan yang akan dilakukan dalam
penelitian. Pada tahap ini peneliti menyiapkan semua keperluan yang akan
digunakan untuk penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan ( Action ), yaitu pelaksanaan tindakan yang dilakukan
sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
3) Observasi ( Observation ), yaitu mengamati setiap langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran dan upaya perbaikannya dalam kegiatan PTK
tersebut.
4) Refleksi ( Reflection ), yaitu hasil yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan
kemudian didiskusikan dengan guru observer, untuk diambil kesimpulan
tindakan.
Keempat tahap tadi diatas disebut satu siklus, jika tahap tersebut belum
maksimal maka penelitian dilanjutkan pada siklus dua dengan tahapan yang sama
yaitu perencanaan, pelaksanaan , observasi dan refleksi. Dan apabila siklus ke dua
pun belum maksimal maka dilanjutkan pada siklus tiga, dengan tahapan yang
sama diatas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
ditandai keberhasilan siswa dengan nilai yang maksimal yang harus diperoleh
setiap peserta didik. Pelaksanaan obsevasi dan refleksi digunakan untuk melihat
kemajuan proses pembelajaran setiap siklus dan menjadi bahan untuk pelaksanaan
siklus selanjutnya.
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
33
Siti Nurhayati, 2013
Gambar Desain Penelitian menurut Kemmis & Taggart ( Agustiani,2010),
sebagai berikut:
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis & Taggart (Agustiani, 2010)
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan meliputi tahap-tahap berikut :
1. Tahap Perencanaan Awal Kegiatan Penelitian
Tahap perencanaanini meliputi :
1) Penentuan sekolah dan kelas yang akan menjadi tempat dilakukan
penelitian
Perencanaan
Refleksi Observasi Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi Observasi Pelaksanaan
Perencanaan
34
2) Meminta ijin kepada kepala sekolah SDN Sukarasa 02 untuk diadakan
observasi dan penelitian.
3) Permintaan bantuan kepada rekan guru sebahai observer dalam kegiatan
penelitian.
4) Melakukan identifikasi masalah, diantaranya :
a. Menelaah standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA di SD kelas IV.
b. Menelaah buku-buku sumber yang relevan dengan materi dan sesuai
dengan kurikulum KTSP 2006.
c. Menelaah materi yang akan disampaikan, untuk dibuat RPP.
d. Merumuskan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
e. Pemilihan alat peraga yang sesuai dengan materi dan kompetensi dasar
yang akan disampaikan.
f. Merancang dan menyusun rencana kegiatan secara menyeluruh dalam
setiap siklus tindakan, yang terdiri dari tiga siklus. Siklus pertama dengan
materi benda padat dan sifatnya dengan menggunakan alat peraga benda
kongkrit dan gambar benda-benda dengan cara guru berdemontrasi dan
diikuti siswa dalam kelompoknya untuk mengidentifikasi benda-benda
dan sifatnya lalu dikelompokkan. Siklus dua membahas benda cair dan
sifatnya dengan didemontrasikan oleh guru dan diikuti oleh kelompok
belajar siswa dalam mengidentifikasi benda-benda dan sifatnya lalu
dikelompokkan dengan menggunakan alat peraga benda kongkrit dengan
35
Siti Nurhayati, 2013
sifatnya dengan didemontrasikan oleh guru, kelompok belajar siswa dan
beberapa siswa perwakilan kelompok, dengan menggunakan alat peraga
benda kongkrit untuk mengidentifikasi sifat benda tersebut dan
dikelompokkan disertai gambar yang dipasang guru.
g. Menelaah segala hambatan dan kesulitan selama pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan.
h. Memberikan arahan dan berdiskusi dengan observer tentang
instrumen-instrumen yang akan dilakukan dalam penelitian.
i. Menyusun dan menetapkan teknik pengumpulan data, yaitu berupa
lembar observasi, lembar kerja kelompok dan lembar tes individu.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi :
Siklus I
1. Rencana tindakan I. Pada perencanaan siklus I dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan dengan waktu 3x35 menit. Materi yang dibahas adalah Benda padat
dan sifatnya dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun
dan ditunjang dengan menggunakan alat peraga benda kongkrit dan gambar
benda padat yang didemontrasikan oleh guru untuk mengidentifikasi
benda-benda dan sifatnya lalu dikelompokkan. Dan melaksanakan tes dengan soal
tentang benda padat dan sifatnya.
2. Pelaksanaan Tindakan I. Pada pelaksanaan tindakan ini langkah-langkah yang
dilakukan adalah kegiatan yang diadaptasi dari langkah-langkah penggunaan
36
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan alat peraga,
benda kongkrit untuk di identifikasi dan gambar untuk meningkatkan hasil
belajar siswa melalui penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA
tentang benda padat dan sifat benda padat.
b. Selanjutnya memilih dan menetapkan serta mengenalkan alat peraga yang
akan digunakan dalam kegiatan belajar sesuai dengan materi yang akan
dibahas.
c. Mengkondisikan siswa agar lebih kondusif, mengelompokkan siswa
menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam masing-masing
kelompoknya, tiap kelompok menyiapkan alat peraga yang akan
digunakan pada pembelajaran benda padat dan sifatnya.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memberikan
penjelasan mengenai penggunaan alat peraga pada pembelajaran bentuk
wujud benda, benda padat, sifat sifatnya dan contoh–contoh benda padat.
e. Memberi contoh kepada siswa cara menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran.
f. Setiap kelompok mengikuti mempraktikan alat peraga sesuai dengan
materi yang dibahas ditempatnya masing-masing sambil mengisi LKS .
g. Setiap kelompok berdiskusi untuk mengidentifikasi benda-benda dan diisi
dalam LKS.
h. Selanjutnya melakukan evaluasi hasil pembelajaran yang dilaksanakan
37
Siti Nurhayati, 2013
dilaksanakan secara individual yang dilakukan pada setiap tindakan
diakhir pelajaran.
Pengisian LKS setiap kelompok dilakukan seiring dengan dengan proses
pembelajaran dalam mengidentifikasi benda- benda daklam kegiatan
demontrasi garu, kelompok dan individu.
3. Observasi Tindakan I. Observasi tindakan ini dilaksanakan selama
pelaksanakan pembelajaran dengan menggunakan format yang telah
disediakan. Observasi dilaksanakan secara kolaboratif oleh peneliti dan bantu
oleh rekan guru lain yang bertugas sebagai observer.
4. Refleksi tindakan I. Setelah melaksanakan tindakan berupa proses
pembelajaran dilanjutkan dengan merefleksikan setiap peristiwa yang terjadi
selama proses pembelajaran berlangsung, baik aktivitas guru maupun siswa
berupa aktivitas dan konsentrasi berdasarkan format observasi. Analisis pada
siklus ini dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan dari
penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA khususnya tentang benda
dan sifatnya dengan sub bahasan wujud benda padat dan sifatnya. Selanjutnya
menganalisis pembelajaran dan hambatannya serta analisis hasil tes siswa,
kemudian melakukan refleksi untuk bahan pelaksanaan pembelajaran pada
38
Siklus II
1. Rencana Tindakan II. Dalam rencana tindakan siklus II dilaksanakan dalam
satu pertemuan dengan waktu 3x35 menit. Tindakan ini dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil dari siklus I, terutama dari sisi hambatan-hambatan
yang ditemukan pada siklus I. Konsep yang dibahas adalah benda cair dan
sifatnya, dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan
ditunjang dengan menggunakan alat peraga benda kongkrit dan gambar benda
untuk diidentifikasi sifatnya lalu dikelompokkan dan dipandu guru yang
menunjukkan gambar. Selanjutnya melaksanakan tes pada siklus II dengan
soal tentang benda cair dan sifatnya.
2. Pelaksanaan Tindakan siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Mengenalkan alat peraga yang akan dipakai sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan dibahas yaitu benda cair dan sifatnya dengan
mengidentifikasi benda-benda kongkrit dan gambar.
b. Mengkondisikan siswa agar lebih kondusif, mengelompokkan siswa
menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam masing-masing
kelompoknya, tiap kelompok menyiapkan alat peraga yang akan
digunakan pada pembelajaran benda dan sifatnya, khususnya tentang
benda padat dan sifatnya.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memberikan
penjelasan mengenai penggunaan alat peraga pada pembelajaran tentang
39
Siti Nurhayati, 2013
d. Memberi contoh kepada siswa cara menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran
e. Setiap kelompok mempraktikkan alat peraga didepan kelas sesuai materi
yang dibahas.
f. Setiap kelompok melakukan identifikasi benda dengan memperagakan
alat peraga dan berdiskusi untuk mengisi LKS.
g. Selanjutnya melakukan evaluasi hasil pembelajaran yang dilaksanakan
dengan menggunakan perangkat soal yang sudah disediakan, evaluasi ini
dilaksanakan secara individual yang dilakukan pada setiap tindakan
diakhir pelajaran.
h. Pengisian LKS setiap kelompok dilakukan seiring dengan dengan proses
pembelajaran dalam mengidentifikasi benda- benda daklam kegiatan
demontrasi garu, kelompok dan individu.
2. Obsevasi tindakan II. Observasi tindakan ini dilaksanakan selama
pembelajaran dengan menggunakan format yang telah disediakan.
Observasi dilaksanakan secara kolaboratif oleh peneliti dan dibantu oleh
rekan guru lain yang menjadi observer.
3. Refleksi tindakan II. Refleksi dilakukan setelah melaksanakan tindakan
berupa aktivitas pembelajaran, yang dilanjutkan dengan merefleksikan
setiap peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, baik
itu aktivitas guru ketika mengajar maupun aktivitas siswa ketika mengikuti
proses pembelajaran baik itu konsentrasi, perhatian, keterampilan,
40
keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran IPA tentang benda cair dan sifatnya untuk menjadi bahan
acuan untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya yang
membahas materi banda gas dan sifatnya.
Siklus III
1. Rencana tindakan III. Dalam rencana tindakan siklus III dilaksanakan dalam
satu pertemuan dengan waktu 3x35 menit. Tindakan ini dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil dari siklus II, terutama dari sisi hambatan atau temuan
essensial pada siklus II. Adapun Materi yang dibahas pada siklus III ini
adalah sifat benda gas, dengan menggunakan rencana pembelajaran yang
telah disusun dan ditunjang dengan menggunakan alat peraga benda-benda
kongkrit dan gambar untuk di identifikasi dan dipandu guru, alat peraga
didemontrasikan guru, kelompok belajar siswa dan siswa perwakilan setiap
kelompok. Kegiatan terakhir adalah tes individual dengan soal tentang benda
gas dan sifatnya.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus III adalah sebagai berikut :
a. Mengenalkan alat peraga yang akan dipakai sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan dibahas yaitu benda gas dan sifatnya dengan
menggunakan alat peraga benda-benda kongkrit untuk diidentifikasi
dengan panduan guru dan diperlihatkan gambar benda gas..
b. Mengkondisikan siswa agar lebih kondusif, mengelompokkan siswa
41
Siti Nurhayati, 2013
kelompoknya, tiap kelompok menyiapkan alat peraga yang akan
digunakan pada pembelajaran benda dan sifatnya, khususnya tentang
benda gas dan sifatnya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif memberikan penjelasan mengenai penggunaan alat peraga pada
pembelajaran tentang benda gas dan sifatnya.
c. Memberi contoh kepada siswa cara menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran
d. Setiap kelompok mempraktekan alat peraga sesuai materi yang dibahas.
e. Setiap mengirim perwakilannya untuk mengulang kegitan demontrasi yang
dicontohkan guru di depan kelas.
f. Siswa mengidentifikasi benda-benda dan dicatat dalam LKS dengan
didiskusikan dalam kelompok.
g. Selanjutnya melakukan evaluasi hasil pembelajaran yang dilaksanakan
dengan menggunakan perangkat soal yang sudah disediakan, evaluasi ini
dilaksanakan secara individual yang dilakukan pada setiap tindakan
diakhir pelajaran.
Pengisian LKS setiap kelompok dilakukan seiring dengan dengan proses
pembelajaran dalam mengidentifikasi benda- benda daklam kegiatan
demontrasi garu, kelompok dan individu.Dengan di pandu pertanyaan
berikut:
1) Berdasarkan demontrasi 1 apa yang kamu ketahui tentang sifat gas
2) Apalagi ciri gas yang kamu ketahui berdasrkan kegiatan meniup
42
3) Ketika teman kita ada yang meniup balon terus pecah, kenapa itu hal
itu bisa terjadi ?
4) Coba bayangkan disuatu ruangan kamu di tutup tidak ada celah sedikit
pun, apayang terjadi?
5) Apa kesimpulannya sifat-sifat benda gas dari ketiap kegiatan
demontrasi diatas, sebutkan !
6) Sebutkan 10 benda-benda yang termasuk benda gas ?
3. Obsevasi tindakan III. Observasi tindakan ini dilaksanakan selama
pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan dengan menggunakan format yang
telah disediakan. Observasi dilakukan oleh rekan guru yang bertugas sebagai
observer untuk melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung,
baik itu aktivitas guru mengajar maupun aktifitas siswa ketika mengikuti
pembelajaran.
4. Refleksi tindakan III. Refleksi dilakukan setelah melaksanakan tindakan
pembelajaran yang dilanjutkan dengan refleksi dari temuan peristiwa dari
setiap kegiatan selama pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus III
berlangsung. Analisis ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan dan
hambatan yang terjadi ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
alat peraga dalam pembelajaran IPA tentang benda gas dan sifatnya. Sehingga
guru dapat mengukur bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga, dan hasil belajar siswa dapat terlihat setelah tes
43
Siti Nurhayati, 2013
C. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang dirancang untuk digunakan adalah
instrumen pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan LKS. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah insrumen berbentuk tes dan non tes.
Lembar evaluasi tes yaitu lembar evaluasi yang diberikan suatu tes tertulis
berupa soal-soal sesuai bahasan sebanyak lima sosl uraian.Hal ini dilakukan
setelah kegiatan inti pembelajaran selesai dengan pelaksanaan pendahuluan,
kegiatan awal, kegiatan inti yang meliputi tahap eksplorasi, elaborasi, komfirmasi
dan kegiatan penutup. Tes pormatif ini yang dilaksanakan setelah akhir siklus
yang mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan dan
daya serap siswa yang dicapai setelah materi disampaikan dan juga untuk
mengetahui ketercapain pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes tersebut
berupa soal sebanyak lima soal dengan skor tertinggi adalah 100 dan terlampir
pada setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Evaluasi Non Tes Berupa Lembar Kerja Kelompok Selama kegiatan
berlangsung, setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok sebagai panduan,
dan hasilnya pun di ukur dengan pemberian nilai dari hasil kerja tiap
44
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
dokumentasi data dari :
a. Tes akhir setiap siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
setiap siklus.
b. Lembar pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Observasi menggunakan tabel pedoman observasi untuk mengetahui
aktivitas pembelajaran baik aktivitas guru ketika mengajar maupun
aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran.
E.Teknik Pengolahan Data
Penelitian Tindakan Kelas menggunakan (PTK) yang dilaksanakan dengan
menggunakan tiga siklus atau tiga kali pertemuan dengan waktu yang
masing-masing setiap siklus 3x35 menit. Penelitian ini bersifat deskriptif dengn
menggunakan rata-rata prestasi individu, daya serap klasikal dan persentase
tingkat penguasaan.
1. Nilai individu siswa
Nilai anak diolah dengan cara sebagai berikut :
Nilai individu = Jumlah soal yang benar X 100(total skor tertinggi) Jumlah soal
2. Rata-rata
Rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas
45
Siti Nurhayati, 2013
membandingkan rata-rata skor hasil belajar pada setiap siklus dengan
menggunakan rumus ( Sudjana, 1996).
Rata-rata = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah Siswa
3. Persentase
Persentase tingkat penguasaan yang digunakan untuk menggambarkan
peningkatan nilai hasil belajar siswa dari siklus I, ke siklus II dan ke siklus III
dengan menggunakan rumus :
Presentase tingkat penguasaan = Jumlah skor total subjek X 100% Jumlah skor total maksimal
Selain itu untuk menganalis Indikator Daya Serap Klasikal (DSK) dengan
perhitungan perhitungan presentase sebagai berikut :
Presentase DSK = Siswa yang memperoleh tingkatan penguasaan > 65 X100% Jumlah
Untuk kepentingan mengklarifikasi kualitas tingkat penguasaan
dikelompokan menjadi kategori sangat baik, baik, cukup, kurang dan jelek dengan
menggunakan skala 5 ( Suherman dan Kusumah, 1990:272)
91%<A<100% Sangat Baik
76%<B<90% Baik
56%<C<75% Cukup
41%<D<55% Kurang
46
4. Grafik
Grafik digunakan untuk mengvisualkan hasil perkembangan antar siklus
agar terlihat lebih jelas setiap tingkat perkembangan dan perbedaan yang pada
setiap siklus pembelajaran yang telah dilaksanakan guru.
Sedangkan data yang diperoleh dari lembar observasi pembelajaran yang
dilakuakan observer dan peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui proses
selama pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
proses pembelajaran sejauh manapembelajaran dengan menggunakan alat praga
dengan didemonstrasikan baik oleh guru, kelompok belajar siswa dan siswa
secara individu dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang
[image:40.595.114.512.394.629.2]Siti Nurhayati, 2013
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas “Peningkatan Hasil Belajar
Siswa dengan Menggunakan Alat Peraga Tentang Benda Dan Sifatnya“, yang
dilaksanakan di Kelas IV SDN Sukarasa 02 Desa Sukarasa Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Bogor.
1. Pelaksanaan yang terdiri dari tiga siklus yang langkah pelaksanaanya
pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti: mengenalkan alat peraga
berupa benda-benda kongkrit yang ada disekitar rumah dan dan sekolah dan
gambar benda kongkrit tersebut, berdemontrasi mempraktikkan alat peraga
untuk mengidentifikasi benda-benda yang ada dan mengelompokan benda
tersebut, memotivasi siswa mengikuti mempraktikkan alat peraga yang
dilakukan guru , menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan kelompok dengan
menggunakan alat peraga, mengamati kegiatan siswa dalam kelompoknya,
bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan, penutup: evaluasi hasil belajar
siswa, pemberian PR dan langkah terakhir adalah refleksi dari tindakan
pembelajaran. Adapun perbedaan antara siklus I, II, III terletak pada teknik
demontrasi alat peraga dalam mengidentifikasi benda-benda kongkrit yang ada
pada siklus I hanya dilakukan oleh guru saja, pada siklus II teknik demontrasi
alat peraga dalam mengidentifikasi terhadap benda-benda kongkrit yang ada
[image:41.595.116.512.244.609.2]73
alat peraga dalam mengidentifikasi benda-benda kongkrit yang ada dilakukan
oleh guru, kelompok siswa dan siswa perwakilan.
2. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA
tentang benda dan sifatnya sangat efektif dan siswa menyenangi serta dapat
menggiring siswa menemutunjukan konsep sendiri dari alat peraga yang
dipraktekan baik yang dilakukan guru, kelompok belajar dan siswa individu
dalam mengidentifikasi benda-benda dan sifatnya lalu benda itu
dikelompokkan. Dan melibatkan siswa lebih banyak dalam memperagakan alat
peraga lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya setelah menggunakan alat
peraga pada siklus I materi benda padat dan sifatnya dengan nilai rata-rata 70,6
dan daya serapnya sebesar 70 % (21 orang siswa dari keseluruhan siswa yang
berjumlah 30 orang) kelas IV memenuhi nilai KKM (65), siklus II dengan
bahasan benda cair dan sifatnya dengan nilai rata–rata 74,3 daya serap 77,6%
(23 siswa mencapai KKM 65), siklus III dengan membahas benda gas dan
sifatnya dengan nilai rata-rata siswa rata-rata 77,6 prosentase daya serap
sebesar 83,3 % siswa (25 orang siswa dari jumlah keseluruhan sebanyak 30
orang) telah memenuhi nilai KKM dan juga memenuhi indikator ketercapaian
yang diharapkan yaitu sebesar 80 %.
B.Rekomendasi
1. Guru harus menindaklanjuti pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
alat peraga dalam upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran agar
74
Siti Nurhayati, 2013
banyak agar siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan
menerapkan alat peraga dalam pembejaran materi lain yang membutuhkan .
2. Guru harus terus berupaya dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran
agar menumbuhkan minat belajar siswa, dan juga menggiring siswa
pemahaman materi pelajaran agar hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan
salah satunya dengan penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi yang
DAFTAR PUSTAKA
Budiamin, A. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.
Hatimah, I. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.
Hernawan, H. A. dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
________________. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Muharam, A dan Rositawaty, S. (2008).Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV. Surabaya: J P Media Utama, Departemen Pendidikan Nasional.
Nur’aini dan Syarifudin, T. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press
Sulistyanto, H. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV/. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,.
Widodo, A. dkk (2007). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI Press.
Wahyudin, U. dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.
Margaretta, Y. S. dkk. (2006). Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI Press. Rakhmat, C. dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press. Subandiyo. (2004). Jelajah Cakrawala Sains. Bandung: Empiris Media
Lugas.
Siti Nurhayati, 2013
Jakarta : Referensi Jakarta
Purwanti, A.(2011). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Alat Peraga Pada Mata Pelajaran IPA Topik Gaya. Skripsi Pada FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Puskur. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD dan MI . Jakarta : Depdiknas
Winata P. U. S (1993) Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta : Depdikbud
Tn. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tersedia [on line] tanggal 10 September2012https://sites.google.com/site/mkpeunj2/coupons/pene litian-tindakan-kelas-ptk
Tn. (2011). PTK (penelitian tindakan kelas, pendekatan kemmis dan Mc Taggrat. Tersedia [on line] tanggal 10 September 2012 dari http://krizi.wordpress.com/2011/09/12/ptk-penelitian-tindakan-kelas-pendekatan-kemmis-dan-mc-taggrat/