• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ICEBREAKER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS :Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ICEBREAKER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS :Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Bandung."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ICEBREAKER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

SHEILLY NOVIA NIM: 1101672

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ICEBREAKER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Bandung)

Oleh: Sheilly Novia

S. Pd, Universitas Negeri Padang, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M. Pd) pada Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Pasca Sarjana

© Sheilly Novia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing Tesis:

Dosen Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed NIP. 196308201988031

Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M. Pd., MA NIP.196207021986011

Mengetahui, Ketua Program Studi PIPS SPS UPI Bandung,

(4)

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh Penggunaan Teknik Icebreaker terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.”

Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Penggunaan Teknik Icebreaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan teknik icebreaker dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan teknik icebreaker. Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan teknik icebreaker dan kelompok control tanpa menggunakan teknik icebreaker. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandung. Sampel penelitian berjumlah 64 siswa yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu 32 siswa sebagai kelompok control dan 32 siswa sebagai kelompok eksperimen. Instrument pengumpulan data adalah test Motivated Strategies Learning Quetionnaire (MSLQ) dari Pintrich, kuesioner tanggapan siswa, dan lembar observasi. Data yang diperoleh dari MSLQ dianalisis dengan statistic non parametric uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang menggunakan teknik icebreaker dengan motivasi belajar siswa tanpa menggunakan teknik icebreaker. Berarti penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS dapat memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa.

(6)

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Tittle in this research about Effect Of Icebreaker Techniques On The Motivation Learning Of The Students. The objective of the study is to reveal the differences of the learning motivation of the students using icebreaker technique to those not used icebreaker technique. The quasi-experimental study used two groups, the experimental group who were taught using icebreaker techniques and control group who were taught not used icebreaker technique in social studies learning. The population was 7th grade students of SMP N 1 Bandung. A sample of 64 students was divided into 2 groups, with 32 students as the control group and 32 students as the experimental group. The instruments of data collection were a Motivated Strategies Learning Quetionnaire (MSLQ) by Pintrich, questionnaire students respons and observation. The data were analyzed using statistic non parametric wilcoxon-test. The result of study show that there is significant difference between the learning motivation of the students using icebreaker technique to those using convensional learning. The effect of icebreaker technique of social studies learning can give positive respons on motivation learning of the students.

(7)

i

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi tesis ... 10

BAB II. KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran IPS ... 12

1. Pengertian IPS ... 12

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 14

B. Icebreaker berdasarkan Teori Modern tentang Bermain ... 16

C. Hakikat Motivasi Belajar ... 24

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 24

2. Fungsi Motivasi Belajar ... 25

3. Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 26

4. Indicator Motivasi Belajar... 27

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 29

E. Kerangka Pemikiran ... 31

F. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

(8)

ii

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Definisi Operasional ... 37

D. Prosedur Penelitian ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

1. Deskripsi Pelaksanaan teknik Icebreaker ... 47

2. Deskripsi data Motivasi Belajar Siswa ... 48

3. Motivasi belajar siswa pada saat pre-test antara kelas eksperimen dan kelas control dalam pembelajaran IPS ... 57

4. Motivasi belajar siswa pada saat post-test antara kelas eksperimen dan kelas control dalam pembelajaran IPS ... 58

5. Motivasi belajar yang signifikan antara pre-test dan Post-test pada kelas eksperimen ... 60

6. Motivasi belajar antara pre-test dan post-test pada Kelas control ... 61

7. Perbedaan gain antara kelas eksperimen dan control ... 62

8. Hasil angket tanggapan siswa terhadap penggunaan icebreaker.. 63

9. Hasil observasi aktivitas siswa terhadap penggunaan icebreaker 72 B. Temuan ... 74

C. Pembahasan ... 76

1. Kontribusi penggunaan teknik icebreaker terhadap motivasi belajar dilihat dari indikator orientasi tujuan instrinsik ... 76

2. Kontribusi penggunaan teknik icebreaker terhadap motivasi belajar dilihat dari indikator orientasi tujuan ekstrinsik ... 78

3. Kontribusi penggunaan teknik icebreaker terhadap motivasi belajar dilihat dari indikator orientasi nilai tugas ... 79

4. Kontribusi penggunaan teknik icebreaker terhadap motivasi belajar dilihat dari indikator control terhadap belajar ... 80

5. Kontribusi penggunaan teknik icebreaker terhadap motivasi belajar dilihat dari indikator self-efficacy dan kinerja ... 81

6. Kontribusi penggunaan teknik icebreaker terhadap motivasi belajar dilihat dari indikator kecemasan terhadap tugas ... 83

BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 89

(9)

iii

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ... 97

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 2

1.2 Rendahnya kreativitas Guru IPS wilayah Bandung Timur ... 5

2.1 Teori-teori Modern Tentang Bermain ... 16

3.1 Desain Quasi Eksperimen ... 36

3.2 Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa ... 42

3.3 kisi-kisi Angket tanggapan Siswa ... 43

3.4 Format Observasi kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ... 44

4.1 Deskripsi data Pre-test antara kelas control dan kelas eksperimen ... 49

4.2 Deskripsi data post-test kelas control dan kelas eksperimen ... 51

4.3 Hasil Perhitungan Gain pada kelas control ... 53

4.4 Hasil Perhitungan Gain pada kelas Eksperimen ... 54

4.5 Perbandingan Mean dan Standar Deviasi setiap indikator motivasi belajar antara pretest dan post-test pada kelas eksperimen ... 55

4.6 Hasil Uji Walcoxon data pre-test kelas control dan eksperimen ... 58

4.7 Hasil Uji Wacoxon data post-test kelas control dan eksperimen ... 59

4.8 Hasil Uji walcoxon data pre-test dan post-test kelas eksperimen ... 60

4.9 Hasil uji walcoxon data pre-test dan post-test kelas control ... 61

4.10 Hasil uji perbedan gain motivasi kelas control dan eksperimen ... 63

(10)

iv

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(11)

v

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

2.1 Kurva daya ingat ... 20

4.1 Deskripsi data pre-test kelas control dan eksperimen ... 50

4.2 Deskripsi data post-test kelas control dan eksperimen ... 52

4.3 Deskripsi indicator semangat belajar pada angket tanggapan siswa ... 66

4.4 Deskripsi indicator meningkatkan daya ingat ... 69

(12)

vi

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Tabulasi data Pre-test pada kelas Eksperimen ... 97

2. Tabulasi data Post-test pada kelas Eksperimen ... 100

3. Tabulasi data Pre-test pada kelas kontrol ... 103

4. Tabulasi data post-test pada kelas control ... 106

5. Tabulasi data Angket Tanggapan Siswa ... 109

6. Icebreaker Soal Angka ... 110

7. Icebreaker Produksi Kapal ... 111

8. Icebreaker Teka-teki Pertemuan 1 ... 114

9. Icebreaker Tebak Apa ya ng Saya Katakan ... 115

10.Icebreaker Belanja ... 116

11.Icebreaker Teka-teki Pertemuan 2 ... 117

12.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 118

(13)

vii

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(14)

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Perkembangan manusia tidak terlepas dari pengalaman manusia itu sendiri, tidak terbatas hanya dalam keluarga, tetapi juga meliputi hubungan antara manusia dengan masyarakat dan lingkungannya yang disebut dengan hubungan sosial. Hubungan sosial merupakan hal yang sangat penting dalam menjalin interaksi sosial dengan orang lain.

Semakin luas hubungan sosial dan semakin banyak pengalaman seseorang akan mempengaruhi pengetahuan sosialnya. Pengetahuan sosial diperoleh secara alamiah dari kehidupan sehari-hari yang telah ada pada diri kita masing-masing. Setiap peristiwa yang dialami manusia dalam hidupnya akan membentuk pengetahuan sosial. Mengingat kehidupan masyarakat dengan segala permasalahan yang semakin berkembang, maka untuk menghadapi keadaan yang demikian, pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah saja belum cukup. Disini perlunya pendidikan formal dalam pengetahuan sosial dan di Indonesia pendidikan formal mengenai pengetahuan sosial lebih dikenal dengan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib di persekolahan.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting diberikan, karena lingkungan sosial budaya yang cepat berkembang dan mengalami perubahan. Hal tersebut merupakan tantangan mendasar dalam pembelajaran IPS. Sumaatmadja (1984:8) menyatakan bahwa “pendekatan studi sosial lebih bersifat multidimensional dalam arti meninjau suatu gejala atau masalah sosial dari berbagai dimensi (segi, sudut, aspek) kehidupan”, karena lebih bersifat multidimensional, maka Guru mata pelajaran IPS perlu mengembangkan kompetensi dan profesionalitas sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan yang berkembang pesat. Selain itu guru juga perlu memiliki karakter yang mampu

(15)

2

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan dirinya dan bersama-sama bertanggung jawab terhadap profesinya demi kemajuan pendidikan.

Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, termasuk pada pembelajaran IPS, pada saat ini masih terpusat pada guru (teacher centred). Hal tersebut dapat dilihat dari dari bahan Uji Publik Kurikulum 2013 http://118.98.1662.62/application/media/file/laman%201012 yang mencerminkan

bahwa proses pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru.

Tabel 1.1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

Sumber: Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 (2012:15)

(16)

3

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam melaksanakan pembelajaran, menjadi beberapa faktor yang mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang bersifat satu arah ini

Mata pelajaran IPS memiliki karakteristik sebagai salah satu mata pelajaran yang kaya akan konsep dan sarat dengan muatan kognitif, afektif dan psikomotor. Pelajaran IPS menuntut pemahaman siswa terhadap fakta-fakta dan prinsip-pinsip serta bersifat aplikatif berupa pemecahan masalah ataupun penganalisaan terhadap kasus-kasus yang ada di masyarakat.

Pembelajaran IPS seharusnya didukung dengan metode mengajar yang variatif. Kajian kebijakan kurikulum IPS oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2007:9) menyatakan bahwa “Guru masih berorientasi pada buku teks”. Hal ini dapat menyebabkan suasana pembelajaran menjadi monoton dan memunculkan kejenuhan dalam belajar. Dalam pernyataannya, Winkel (1996:154) mengemukakan bahwa ”ketidaknyamanan atau kegelisahan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung akan menghambat dalam menangkap materi yang baru, lebih-lebih yang menuntut perhatian tinggi dan konsentrasi pikiran”.

(17)

4

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentu saja akan sangat mempengaruhi pemahaman terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Padahal mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sarat konsep dan penuh pemahaman, sehingga nantinya akan berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa.

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu mengubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sardiman (2008: 75) mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat ditinjau dari dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan pendorong dari dalam individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh dari luar individu. Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh lingkungan. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Suprijono, 2009: 163). Winkel (1983: 270) mendefinisikan bahwa “Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar”.

(18)

5

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian berupa wawancara yang dilakukan oleh Suciati (2009:54) yang merupakan salah seorang guru IPS di Bandung dan melakukan penelitian terhadap 24 Guru IPS di wilayah Bandung Timur yang menunjukkan bahwa kreativitas guru dalam mengembangkan pembelajaran IPS dikelas masih sangat rendah pada tabel berikut ini:

Tabel 1. 2

Rendahnya kreativitas Guru IPS wilayah Bandung Timur Tahap pembelajaran Persentase yang diperoleh Catatan Perencanaan

pembelajaran 

Guru yang menyiapkan sendiri sebesar 44,79%  Guru yang tidak

menyiapkan sendiri sebesar 55,21%

Guru yang tidak

menyiapkan perencanaan pembelajaran sendiri biasanya memfotocopi dari perencanaan guru lain Pelaksanaan

pembelajaran 

Guru yang

melaksanakan

pembelajaran secara bervariasi sebesar 43,75%

 Guru yang melakukan pembelajaran secara konvensional sebesar 56,25%

Pelaksanaan evaluasi  Guru yang melakukan evaluasi secara bervariasi sebesar 65,83%

 Guru yang tidak melakukan evaluasi sebesar 34,17%

Guru selalu melakukan evaluasi secara bervariasi. Tetapi untuk penilaian proses sangat jarang dilakukan, begitu juga untuk melaksanakan remedial.

Sumber: Data Sekunder: JPIS. No. 32. Januari 2009

(19)

6

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungannya, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif. Guru seringkali menerapkan metode pembelajaran yang konvensional dalam menyampaikan materi, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dan kurang menikmati proses pembelajaran. Padahal menurut Dryden (2000:213), semangat belajar muncul ketika suasana begitu menyenangkan dan belajar akan efektif bila siswa dalam keadaan gembira.

Melihat kondisi sekarang, sekolah masih dianggap suatu aktivitas yang menyenangkan oleh sebagian siswa justru diluar jam pelajaran, tetapi jika di dalam pelajaran adalah suatu aktivitas yang membebani. Siswa tidak merasakan ada yang mereka peroleh di sekolah, sehingga ada kecenderungan mereka lebih senang jika berada di luar sekolah atau diluar kelas, mungkin mereka bermain di lapangan atau bekerja mencari uang. Disinilah peranan seorang guru, yaitu menciptakan suasana belajar di kelas atau di sekolah sebagai suasana yang menyenangkan dan memberi semangat belajar kepada siswa.

Cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa salah satunya adalah penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran. Icebreaker digunakan untuk pemecah kebekuan, seperti yang dikemukakan oleh Forbess-Greenee (Preziosi, 2006:1), „defines icebreakers as “tools that enable the group leader to foster interaction, stimulate creative thinking, challenge bacis assumptions, illustrate new concepts, and introduce apecific materials.’

(20)

7

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada pembelajaran penemuan guru tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benak siswa. Dari model pembelajaran penemuan ini salah satu caranya yaitu dengan menggunakan bahan dan permainan yang bervariasi dalam pembelajaran. Permainan bervariasi ditujukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan ini digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Iswara (2010:137) bahwa metode permainan ini dapat dilakukan dengan teknik icebreaker (pemecah kebekuan) dan penyegaran yang bertujuan untuk mendorong interaksi, merangsang memulainya kegiatan dan membantu peserta dalam berpikir kreatif. http://file.upi.edu/Direktori/KD-Sumedang/197212262005011002-PRANA_DWIJA_ISWARA/

Sudjana (2010: 119) “penyajian teknik permainan yang baik akan menarik perhatian siswa hingga menimbulkan suasana yang mengasyikkan tanpa menimbulkan kelelahan.” Lebih lanjut Silberman (2004: 41) menyarankan penggunaan permainan yang dapat membangkitkan semangat dan keterlibatan. Permainan juga sangat membantu memunculkan suasana dramatis yang kelak akan terus di ingat oleh siswa.Penggunaan icebreaker siswa diajak untuk menyegarkan kembali pikiran siswa

(21)

8

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan icebreaker dilakukan pada materi pembelajaran IPS dengan Standar Kompetensi Memahami kegiatan ekonomi masyarakat dengan kompetensi dasar yaitu Mendeskripsikan kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang dan jasa. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh penggunaan teknik icebreaker terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS (Studi Kuasi Eksperimen pada siswa Kelas VII SMP N 1 Bandung)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mempertegas lingkup yang diteliti agar pokok permasalahan terarah dan dapat dikaji secara mendalam. Berdasarkan Kondisi yang dipaparkan di atas, maka penelitian ini berkenaan dengan penerapan icebreaker dalam pembelajaran IPS yang masih sangat jarang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pembatasan di atas, maka dirumuskan masalah penelitian ini dalam pertanyaan pokok sebagai berikut: Apakah penerapan Icebreaker berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS?

Mengacu kepada permasalahan pokok di atas, maka secara rinci dengan dijabarkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada saat pretest antara kelas eksperimen yang menggunakan teknik icebreaker dan kelas control yang tidak menggunakan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS?

(22)

9

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (post-test) pada kelas control yang tidak menggunakan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS?

4) Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara pengukuran awal (pretest) dan (post test) pada kelas eksperimen yang menggunakan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS ?

5) Apakah terdapat perbedaan gain motivasi belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas control dalam pembelajaran IPS?

6) Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui pengaruh penerapan icebreaker dalam pembelajaran IPS terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 1 Bandung.” Dengan rincian untuk:

1) Mengidentifikasi perbedaan motivasi belajar siswa pada saat pretest antara kelas eksperimen dan kelas control dalam pembelajaran IPS 2) Mengidentifikasi perbedaan motivasi belajar siswa pada saat post-test

antara kelas eksperimen dan kelas control dalam pembelajaran IPS 3) Mengidentifikasi perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara

pengukuran awal (pretest) dan (post test) pada kelas kontrol dalam pembelajaran IPS

4) Mengidentifikasi perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara pengukuran awal (pretest) dan (post test) pada kelas eksperimen dalam pembelajaran IPS

5) Melihat seberapa besar perbedaan gain motivasi belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas control dalam pembelajaran IPS

(23)

10

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat teoritis maupun praktis dalam pembelajaran IPS. Manfaat yang dapat dipetik dari hasil penelitian antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penerapan icebreaker sebagai suatu teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dan dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan dalam keilmuan pendidikan IPS

2. Manfaat Teoritis a. Siswa

1) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat mengurangi kejenuhan siswa.

2) Dengan suasana belajar yang menyenangkan diharapkan siswa lebih bersemangat dalam proses belajar.

3) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS sehingga akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa.

b. Guru

1) Memberikan gambaran tentang pengelolaan, perencanaan dan pelaksanaan pem bembelajaran dengan penerapan icebreaker sehingga kondisi kelas menjadi optimal

2) Memberikan motivasi kepada guru untuk terus melakukan inovasi-inovasi yang kreatif terutama dalam pembelajaran dengan icebreaker.

E. Struktur Organisasi Tesis

(24)

11

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Bab II, disajikan kajian teori. Kajian teori berisi tentang deskripsi, analisis konsep, teori-teori penelitian terdahulu yang relevan mengenai penggunaan teknik icebreaker dalam memberikan motivasi belajar.

Bab III mengenai metodologi penelitian menguraikan lokasi dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

(25)

35

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan SMP N 1 Bandung, yang terletak di Jalan Ksatrian Nomor 12, Bandung. Jumlah siswa yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMP N 1 Bandung yang berjumlah 1260 Orang siswa merupakan populasi dalam penelitian ini.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester genap tahun ajaran 2012/2013 sebanyak dua kelas yaitu VII. 2 sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.3 sebanyak 36 siswa sebagai kelas control. Penetapan ini didasarkan pertimbangan bahwa kelas tersebut terdiri dari siswa-siswi yang memiliki kemampuan yang relative homogen.

Furchan (2007:204) mengemukakan bahwa beberapa penulis menyarankan agar peneliti memasukkan sedikitnya tigapuluh subyek ke dalam sampelnya, karena jumlah ini memungkinkan penggunaan statistic sampel besar. Dalam penelitian eksperimen, hendaknya dipilih sampel yang dapat menampung sedikitnya tigapuluh orang untuk tiap kelompok. Selain itu pemilihan kelas VII.2 dan VII.3 didasari pada hasil diskusi antara peneliti dan guru matapelajaran IPS dimana kedua kelas tersebut adalah kelas yang partisipasi atau aktivitas siswanya kurang pada mata pelajaran IPS.

B. Desain dan Metode Penelitian

(26)

36

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilmu pengetahuan tidak dapat dicapai kecuali melalu eksperimentasi. Metode induktif yang dikembangkan merupakan dasar untuk melakukan observasi dalam eksperimen, terutama dalam upaya merumuskan prinsip-prisip, hukum-hukum dan teori-teori ilmu pengetahuan sebagaimana dalam penelitian ilmiah modern. Pengembangan dan penerapan statistika bukan hanya pada bidang fisika atau pada penelitian bidang ilmu alamiah saja, tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan lain, seperti bidang penelitian sosial dan perilaku.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. John W. Creswell (2008:313) “Quasi experimental designs do not include the use of random assignment. Reseachers who employ these design rely instead on other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity. We shall describe some of these techniques as we

discuss several quasi-experimental design.

Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variable bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Non-equivalent (Pretest dan Post-test) Control Group Design. Desain quasi eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Quasi Eksperimen

KELAS Pre Test Perlakuan Post Test

Eksperimen O1 X O2

(27)

37

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

O1 = Tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X = Perlakuan teknik pembelajaran icebreaker

Untuk memperoleh dasar yang lebih menyakinkan dalam memperkirakan pengaruh dan suatu materi guru dapat mengganti desain pembelajaran, yang semula menggunakan treatment + evaluation menjadi menggunakan desain pretest + treatment + post-test. Dalam hal ini, sebelum memulai materi yang akan dipelajari, guru harus memberikan pretest lalu setelah mereka selesai mempelajari dengan perlakuan tertentu guru memberikan post-test untuk mengetahui motivasi belajar setelah diberi perlakuan. Dan untuk mengetahui sejauh mana perolehan motivasi belajar siswa, harus mengurangkan nilai post-test dengan nilai pretest dan nilai akhir yang diperoleh merupakan tanda keberhasilan atau ketidakberhasilan perlakuan yang telah dilakukan.

Kelas control dan kelas eksperimen digunakan masing-masing satu kelas karena teknik pembelajaran atau variable penelitian yang diterapkan hanya satu yaitu teknik icebreaker, sehingga berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan dosen pembimbing cukup dilakukan pada satu kelas control dan satu kelas eksperimen. Pemilihan kelas dalam penelitian Quasi eksperimen tidak bertujuan untuk generalisasi tetapi untuk memilih kelas yang akan diberikan perlakuan yang berbeda dengan kelas control sehingga dalam penelitian ini satu kelas control dan satu kelas eksperimen dirasa cukup.

C. Definisi Operasional

(28)

38

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Teknik Icebreaker dalam Pembelajaran

Icebreaker adalah salah satu cara yang dapat diterapkan guru untuk mengalihkan situasi dari yang membosankan, mengantuk, menjenuhkan, dan dari suasana yang kaku menjadi rileks, bersemangat, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau memperhatikan materi pelajaran yang diberikan. Pemberian icebreaker ini tergantung pada jenis materi yang akan disampaikan dan metode pembelajaran yang digunakan. Icebreaker yang dapat digunakan oleh guru dapat berupa game, jokes, kuis, anekdot, penayangan animasi atau karikatur lucu, mengadakan kegiatan yang dapat membuat siswa bergerak bebas sejenak atau pemberian musik yang dapat membuat rileks siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan icebreaker pada awal pembelajaran, kegiatan inti dan pada akhir pembelajaran, dengan jenis permainan yang diberi judul “produksi kapal” (lampiran 7), dan “berbelanja” (lampiran 10) pada kegiatan inti. Dan menggunakan icebreaker tepuk, jokes, gambar, dan cerita motivasi, teka-teki pada saat kegiatan membuka dan menutup pelajaran.

2. Motivasi Belajar

Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku c (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya. Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.

(29)

39

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) komponen nilai (value component) yaitu keyakinan tentang pentingnya nilai (kegunaan) tugas belajar

2) Komponen harapan (expectancy component) yaitu keyakinan seseorang tentang kemampuan atau keterampilan untuk mengerjakan tugas

3) komponen afektif (affectiv component) yaitu perasaan tentang diri, atau reaksi emosional dalam melaksanakan tugas belajar.

D. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini meliputi: studi pendahuluan, persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan analisis hasil dan penyusunan laporan.

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bandung sehingga dapat diperoleh permasalahan-permasalahan yang aktual, secara bersamaan, pada tahap ini juga dilakukan studi penelitian sebelumnya, motivasi belajar dan studi literatur mengenai teknik pembelajaran Icebreaker.

2. Tahap Persiapan

Kegiatan persiapan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun pembelajaran dan mempersiapkan instrumen penelitian. Penyusunan kegiatan pembelajaran dimulai dengan analisis materi. Kegiatan berikutnya adalah mengidentifikasi indikator-indikator motivasi belajar yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini juga dilakukan studi analisis indikator motivasi belajar, dilanjutkan dengan membuat instrumen dan menganalisis data.

(30)

40

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mendeskripsikan Kegiatan Pokok Ekonomi yang Meliputi Kegiatan Konsumsi, Produksi, dan Distribusi Barang/Jasa. Dimulai dengan pemilihan icebreaker yang nantinya akan digunakan dalam proses pembelajaran. Icebreaker tersebut sebelum digunakan dalam proses pembelajaran terlebih dahulu dijudgement, untuk melihat kesesuaian antara icebreaker yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai.

3. Tahap Pelaksanaan

Memperkenalkan pembelajaran IPS materi Kegiatan Ekonomi Masyarakat dengan menggunakan teknik icebreaker dengan melakukan koordinasi pada guru yang bersangkutan, mengadakan pretest (tes awal) pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui motivasi belajar sebelum diberikan perlakuan. Pembelajaran menggunakan teknik icebreaker pada kelas eksperimen dan pembelajaran tanpa teknik icebreaker pada kelas kontrol, melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran materi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat, memberikan post-test (tes akhir) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa setelah mendapat perlakuan, dan menyebarkan angket untuk menjaring tangapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan teknik icebreaker

4. Tahap Analisis data dan Penyusunan Laporan

Pada tahap analisis data, peneliti menggunakan software Statistic 20 for windows. Karena skala yang digunakan dalam tes motivasi belajara (MSLQ) adalah skala ordinal, sehingga analisis data yang dilakukan adalah Analisis Statistik Non-Parametrik dengan menggunakan Uji Wilcoxon matched pairs test yaitu dengan membandingkan angka Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai alfa (α) dengan kriteria; jika angka Asymp (Sig) < alfa (α), maka Ho ditolak. Sebaliknya, jika angka Asymp signifikan (Sig) > alfa (α), maka Ho diterima.

(31)

41

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3. 3

Pedoman Angket

Siswa

Identifikasi Masalah

Penyusunan Instrumen

Pre test Tes Motivasi

(MSLQ)

Post test Tes Motivasi

(MSLQ)

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan Kelas Eksperimen

(Pembelajaran dengan teknik Icebreaker)

Kelas Kontrol (pembelajaran tanpa

teknik icebreaker)

Pedoman Observasi

(32)

42

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1. Prosedur Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka digunakan beberapa instrumen. Instrumen dalam penelitian ini dibedakan menjadi instrumen pengumpul data dan instrumen perlakuan. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tiga macam instrumen yaitu tes motivasi belajar, angket tanggapan siswa dengan teknik icebreaker, dan observasi interaksi pembelajaran di kelas eksperimen.

1. Tes Motivasi Belajar

[image:32.595.114.511.203.713.2]

Tes motivasi belajar ini merupakan hasil modifikasi dari Paul R. Pintrich, David A. F. Smith, Teresa Garcia, and Wilbert J. McKeachie dalam tulisannya A Manual for the Use of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Bentuk tes motivasi belajar siswa ini menggunakan Skala ordinal, dengan keterangan poin 1 sangat tidak sesuai dan poin 7 sangat sesuai dengan diri siswa. Berikut ini kisi-kisi angket motivasi belajar siswa dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa (Paul R. Pintrich, David A. F. Smith, Teresa Garcia,

and Wilbert J. McKeachie, 1991)

DIMENSI INDIKATOR NOMOR BUTIR

SOAL A. Komponen Nilai

(Value Component)

1. Tujuan Orientasi Instrinsik

2. Tujuan Orientasi Ekstrinsik

3. Nilai Tugas

1, 16, 22, 24, 7, 11, 13, 30, 4, 10, 17, 23, 26, 27

B. Komponen Harapan (Expectancy

Component)

1. Pengendalian

kepercayaan diri dalam pembelajaran 2. Kemampuan

mengerjakan tugas

(33)

43

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Komponen Afektif

(Affective Component)

1. Uji tingkat

kekhawatiran

3, 8, 14, 19, 28

2. Angket Tanggapan Siswa

Angket digunakan untuk menjaring tanggapan siswa tentang pembelajaran IPS materi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat dengan menggunakan teknik icebreaker yang diterapkan. Angket yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala likert, dengan menggunakan empat kategori respon yaitu; setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS).

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Icebreaker

Variabel Indkator Item

Positif Negatif Penggunaan

teknik icebreaker

1. Semangat Belajar 3, 8, 9, 10, 11, 12, 13

15, 16 2. Meningkatkan daya

ingat

2, 4, 14 17

3. Suasana belajar yang menyenangkan

1, 5, 6, 7 18

3. Lembar Observasi

(34)

44

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

[image:34.595.108.514.202.599.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Format Observasi kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan: 1. Motivated Strategies Learning Questionnaire (MSLQ)

Tes Motivasi merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung, tetapi melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian, yang disertai dengan alternatif jawaban. Alat yang digunakan adalah Skala Ordinal, dengan 7 poin, yaitu :

No Uraian Observasi Pilihan

Ya Tidak 1 Situasi kelas mendukung untuk dilaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan teknik icebreaker 2 Selama pembelajaran berlangsung. Ada siswa bertanya

pada guru karena ada hal yang tidak dimengerti

3 Ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal di papan tulis, siswa bersemangat dan aktif

4 Siswa terlihat menikmati belajar IPS dengan menggunakan teknik icebreaker

5 Suasana kelas terlihat sangat aktif

6 Selama pembelajaran berlangsung, terdapat siswa yang tidak memperhatikan guru

7 Selama pembelajaran berlangsung ada siswa yang bermalasan dan tidur

8 Kegiatan pembelajaran hanya di dominasi oleh guru 9 Siswa terlihat merasa jenuh dan bosan ketika

pembelajaran dengan menggunakan teknik icebreaker berlangsung

(35)

45

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak sesuai Dengan saya

Sangat Sesuai Dengan saya

2. Angket Tanggapan Siswa

Pada angket tanggapan siswa menggunakan skala Likert 3 poin yaitu Setuju (S), Kurang Setuju (KS) dan Tidak Setuju (TS).

3. Observasi langsung

Observasi atau pengamatan yaitu kegiatan menghimpun data atau informasi yang dilakukan dengan memperhatikan (melihat) dan/atau mendengarkan orang atau peristiwa, dan hasilnya yang telah terungkap selanjutnya dicatat. Observasi langsung dilakukan dalam kelas. Observasi langsung dilakukan terhadap guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran melalui lembar observasi.

G. Teknik Analisisis Data

Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan teknik analisis statistic Non-Parametrik, yaitu statistic bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistic non parametric biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal. Ciri-ciri dari statistic non parametric antara lain, data tidak berdistribusi normal, umumnya data berskala nominal atau ordinal, umumnya dilakukan pada penelitian sosial dan jumlah sampel kecil.

(36)

46

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil analisis tes akan dideskripsikan untuk menjawab hipotesis mengenai motivasi belajar siswa dengan menggunakan teknik icebreaker

2. Analisis Observasi

Hasil observasi dianalisis dengan metode analisis deskriptif komparatif. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis berdasarkan hasil pengamatan observer. Analisis deskriptif bertujuan untuk melihat kecenderungan penyebaran pada masing-masing indikator dan melihat secara umum penyebaran setiap aktivitas pembelajaran

3. Angket Tanggapan Siswa

Data yang diperoleh dari angket dihitung persentasenya menggunakan rumus, sebagai berikut:

100% N

F

P 

Dimana : P = Persentase jumlah siswa yang terlibat F = Jumlah siswa yang terlibat

N = Jumlah siswa keseluruhan

Skala yang digunakan adalah skala Likert, setiap jawaban diberi nilai kuantitatif 3, 2, 1 untuk pernyataan sikap positif (favorable) dan 1, 2, 3 untuk pernyataan bersifat negatif (unfavorable). Tafsiran persentasenya adalah:

0% = tidak satupun

1% - 25% = sebagian kecil 26% - 49% = hampir setengahnya

50% = setengahnya

51% - 75% = sebagian besar 76% - 99% = hampir seluruhnya

100% = seluruhnya

(Warsito, 1992:10-11)

(37)

47

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(38)

89 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bagian ini berisi kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian, rekomendasi yang mungkin dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan berbagai pihak terkait serta keterbatasan penelitian sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

A. Kesimpulan

Perkembangan penelitian ilmiah modern menyebabkan statistic tidak hanya dapat digunakan pada ilmu alamiah saja, tetapi dapat diterapkan pada ilmu sosial yang mengukur perilaku sosial, karena penelitian dalam bidang sosial menempatkan manusia sebagai subjek penelitian yang bisa diukur perilaku, aktivitas atau partisipasi aktif siswa, termasuk dalam mengukur motivasi belajar siswa dalam pembelajarn IPS. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen dimana terdapat satu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan berupa teknik icebreaker dan satu kelompok control yang tidak diberikan perlakuan teknik icebreaker.

Penelitian eksperimen ini terdiri dari variable bebas yaitu teknik icebreaker dan variable terikat yaitu motivasi belajar. Salah satu unsure penting dalam penelitian eksperimen adalah pengendalian. Karena penelitian pendidikan sosial ini berhubungan dengan manusia, maka selalu terdapat banyak variable lainnya. Banyak aspek yang menyebabkan perbedaan situasi yang tidak ada hubungannya dengan tujuan penyelidikan, sehingga dapat diabaikan.

(39)

90

90 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan teknik icebreaker dengan kelas control yang tidak menggunakan teknik icebreaker. hipotesis kedua menunjukkan terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan teknik icebreaker dengan kelas control yang tidak menggunakan teknik icebreaker.

Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar pada saat pretest dan post-test pada kelas control. Selanjutnya hipotesis kelima menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan pada saat pretest dan post-test pada kelas eksperimen. Hipotesis keenam menunjukkan terdapat perbedaan gain yang signifikan antara kelas control dan kelas eksperimen, dan hasiil angket menunjukkkan teknik icebreaker dapat memberikan tanggapan positif dalam memberikan motivasi belajar bagi siswa terutama setelah jeda strategis.

Penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS hasil yang positif dalam meningkatakan motivasi belajar siswa, tetapi pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran, sangat penting diperhatikan pada jenis icebreaker yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diberikan. Hal tersebut sangat bergantung pada kemauan guru untuk lebih kreatif dalam memilih icebreaker yang digunakan.

(40)

91

91 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Icebreaker pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat mengurangi rasa jenuh siswa sehingga pembelajaran IPS lebih menyenangkan dan member motivasi lebih bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa siswa dan guru masih asing mendengar kata icebreaker Icebreaker merupakan salah satu teknik yang memiliki tujuan masing-masing dalam pemilihan dan penggunaannya. Selain sebagai peningkatan motivasi, icebreaker dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Dalam pelaksanaannya, yang harus diperhatikan oleh guru adalah kondisi siswa selama proses pembelajaran. Pada saat siswa terlihat mulai jenuh menerima materi pembelajaran, maka disinilah icebreaker dapat memberikan peranan penting bagi kondisi siswa supaya dapat menumbuhkan kembali motivasi belajar siswa dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu pemilihan icebreaker dan waktu yang digunakan pada saat menerapkan icebreaker.

Pemilihan icebreaker yang tepat dapat menggairahkan, mengurangi kejenuhan, memicu dan memacu prestasi , dan salin menghibur. Adapun kelebihan dari icebreaker permainan yang diberikan yaitu dapat mendorong interaksim membangkitkan semangat, dan menghilangkan rasa jenuh pada siswa, sedangkan kekurangan dari teknik icebreaker permainan yaitu bila dilakukan dengan permainan yang itu-itu saja maka akan mengakibatkan kebosanan bagi siswa, dan apabila guru kurang kreatif dalam meramu permainan, maka akan sedikit sekali nilai yang bisa digali pada permainan tersebut.

(41)

92

92 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran IPS terhadap motivasi belajar, maka hasil penelitian ini direkomendasikan sebagai berikut:

1. Pihak sekolah dan MGMP

a. Mengembangkan kerjasama dengan guru bidang studi dan wali kelas dengan melakukan sosialisasi penggunaan teknik icebreaker dalam pembelajaran.

b. Dalam pertemuan MGMP, teknik icebreaker ini sudah sering digunakan, tetapi masih banyak guru yang belum menyadari teknik ini juga bisa diterapkan dalam pembelajaran, untuk itu guru perlu diberikan pelatihan-pelatihan untuk memberikan teknik icebreaker dalam pada saat dikelas atau memberikan pelajaran.

2. Guru bidang studi IPS

a. Kepada guru bidang studi IPS untuk terus berkreatifitas dalam menggunakan dan memilih teknik icebreaker yang tepat.

b. Guru yang menggunakan teknik icebreaker harus mampu mengatur dan menggunakan waktu sebaik-baiknya.

c. Learning point dari icebreaker yang diberikan harus jelas dan usahakan berkaitan dengan materi pembelajaran.

3. Peneliti selanjutnya

(42)

93

93 Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dengan teknik icebreaker dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran yang lainnya.

(43)

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku

Bandura. (1997). Self-Efficacy (The Exercise Of Control). New York: W. H. Freeman and Company

Chatib, Munif. (2011). Gurunya manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Cooper, R.K., dan Sawaf, A. (1999). Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalamKepemimpinan dan Organisasi. Alih Bahasa: Widodo. Jakarta: Gramedia

Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications Inc

DePorter, Bobbi dan Hernacki Mike. (1999). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Dryden, Gordon & Jeanette Vos. (2000). The Learning Revolution: To Change way the Words Learns “Revolusu Cara Belajar, Belajar akan efektif kalau anda dalam keadaan fun. Diterjemahkan oleh Ahmad Baiquni. Bandung: Kaifa

Furchan, Arief. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(44)

94

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pintrich, R. Paul. Et al. (1991). A manual for the Use of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Ann Arbor, Mich: National Center for Research to Improve Postsecondary Teaching and Learning

Preziosi, C, Robert. (2006). Icebreakers: Info Line Tips, tools, snd Intelligences for trainers. California: ASTD Press

Said, M. (2010). 80+ Ice breaker Games: Kumpulan Permainan Penggugah Semangat. Yogyakarta: Andi Publisher

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada

Satya, Wira Indra. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan Melalui Bermain, Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan

Shapiro, L.E. (1997). Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Silbermen, Melvin. 2010). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani’Sudjana, Nana. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Dedi Supriadi dan Rohmat Mulyana (ed). Bandung: PPS-FPIPS UPI dan PT. Remadja Rosda Karya

Sumaatmadja (1984). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni

(45)

95

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunarto. (2012). Ice Breaker dalam Pembelajaran IPS. Surakarta: Cakrawalan Media

Supriyadi, Dedi. (2005). Membangun Bangsa melalui Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tedjasaputra, Mayke S. (2005). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Gramedia

Tim pengembangan ilmu pengetahuan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 1 Ilmu Pendidikan teoritis. Bandung: IMTIMA

Uno, B. Hamzah. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Amani

Winkel, W.S. (1983). Psikoklogi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

____________(1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

(46)

96

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber dari Makalah dan Jurnal

Nikmah, Sahibun. (2012). “Penggunaan Metode permainan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa”. Makalah Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung Pura, Pontianak

Penggunaan metode permainan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Artikel penelitian. Sahibun Nikmah. Program studi pendidikan guru sekolah dasar jurusan pendidikan dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas tanjung pura Pontianak 2012.

Roviatin, Budi., Caswita dan M. Coesmin. (2012). “pengaruh Pembelajaran Inkuiri dengan Selingn Icebreaker terhadap Pemahaman Konsep Matematis”. Jurnal Pendidikan Matematika. 1, 4, 164-168

Suciati. (2009). “Pengaruh latar belakang pendidikan, iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kreativitas guru SMP dalam mengembangan pembelajaran di kelas”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 17, 32, 53-67

Sumber dari Internet

Dover, K. H. (2004). Break the ice in classrooms and meetings. Icebreakers. [online].

(47)

97

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayatullah, Nanda. (2012). “Penerapan Penerapan Ice Breaking Pada Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas X TPM SMK Negeri 7 Surabaya Pada Mata

Pelajaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)”. dalam Jurnal

Pendidikan Teknik Mesin. Vol 1, (2).

Tersedia:http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-pendidikan-teknik-

mesin/abstrak/764/penerapan-ice-breaking-pada-proses-belajar-mengajar-

siswa-kelas-x-tpm-smk-negeri-7-surabaya-pada-mata-pelajaran-k3-keselamatan-dan-kesehatan-kerja[10 Februari 2013].

Iswara. Kumpulan Metode Pembelajaran/Pendampingan.

http://file.upi.edu/Direktori/KD-Sumedang/197212262005011002-PRANA_DWIJA_ISWARA/[2 Agustus 2013].

Kelly, M. (2004). Warming up the classroom climate. The Ice Breaker. [online]. Tersedia: http://712educators.about.com/cs/icebreakers/a/icebreakers.htm [10 Februari 2013].

Kementerian pendidikan dan kebudayaan 29 november 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum2013.Tersedia:http://118.98.1662.62/application/media/file/lam an%201012[10 Februari 2013].

Mulyana, Agus. Model Pembelajaran IPS Terpadu berbasi TIK. [online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196 608081991031_AGUS_MULYANA/ [2 Agustus 2013].

Naskah akademik kajian kebijakan kurikulum mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, departemen pendidikan nasional, badan penelitian dan

(48)

98

Sheilly Novia, 2013

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://puskurbuk.net/web/download/prod2007/52_Kajian%20kebijakan%2

0Kurikulum%20IPS.pdf[10 Februari 2013].

National Curricullum Standards for Social Studies: Executive Summary. [online]. Tersedia: http://www.socialstudies.org/standards/execsummary [2Agustus 2013].

Noormayasanti. (2010). Meningkatkan Motivasi belajar Siswa dengan Model Pembelajaran “Take and Give Learning with Quiz, Ice Breaking, and

Bonus” serta Demonstrasi Sederhana Pada Pembelajaran Fisika kelas X

SMU Negeri 1 Kandangan. Artikel. [online].

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Tabel 1. 2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Jumat Tanggal Dua Puluh Enam Bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas (26-04-2013), berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Kualifikasi Nomor 25-TU/PBJ-PDD/2013

Produksi Dan Pemanfaatan Protease Dari Bacillus subtilis Dan Bacillus pumilus untuk Unhairing Kulit Sapi Sebagai Bahan Baku Kerupuk Rambak.. Universitas Pendidikan Indonesia |

(Kurniasih dan Sari, 2013) semakin besar perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya, hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber

______“Rezim Anti Money Laundering Untuk Memberantas Kejahatan Di Bidang Kehutanan”, Makalah yang disampaikan pada Seminar Pemberantasan Kejahatan Hutan Melalui

Dengan metode ini para pencinta alat musik gitar yang mau belajar dapat langsung mencoba memeinkan alat musik ini, sehingga gitar akan lebih mudah untuk di mainkankan dari

Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya

Salak pondoh yang terdapat dikabupaten sleman ternyata mempunyai beragam jenis, diantaranya pondoh super, pondoh gading, pondoh manggala dan pondoh madu // Untuk nama yang terakhir

Meletusnya Gunung Sinabung memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo.. No Nama