PERBANDINGAN ANTARA ALAT PERAGA GARIS BILANGAN DAN
KARTU BILANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATEMATIK SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV
(Penelitian Eksperimen di SDN Paseh 1 dan SDN Paseh 2 Kecamatan Paseh
Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
DITA ROSDIATI
0902760
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DITA ROSDIATI
PERBANDINGAN ANTARA ALAT PERAGA GARIS BILANGAN DAN KARTU BILANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATEMATIK SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV
(Penelitian Eksperimen di SDN Paseh 1 dan SDN Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I,
Riana Irawati, M.Si
NIP. 198011252005012002
Pembimbing II,
Ani Nur Aeni, M.Pd.
NIP. 197608222005012002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Kelas
UPI Kampus Sumedang
Riana Irawati, M.Si
LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN ANTARA ALAT PERAGA GARIS BILANGAN DAN KARTU BILANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATEMATIK SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV
Penelitian Eksperimen di SDN Paseh 1 dan SDN Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang
Oleh :
DITA ROSDIATI 0902760
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Penguji I
Ani Nur Aeni, M.Pd. NIP. 197608222005012002
Penguji II
Riana Irawati, M.Si NIP. 198011252005012002
Penguji III
Nurdinah Hanifah, M.Pd. NIP. 197403152006042001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Riana Irawati, M.Si
PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandingan Antara Alat Peraga Garis Bilangan dan Kartu Bilangan dalam Meningkatkan Pemahaman
Matematik Siswa pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di
Kelas IV (Penelitian Eksperimen di SDN Paseh 1 dan SDN Paseh 2 Kecamatan
Paseh Kabupaten Sumedang)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini”.
Sumedang, Juni 2013
Yang membuat pernyataan,
Dita Rosdiati
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Masalah ... 4
D.Pentingnya Penelitian ... 4
E. Batasan Istilah ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Matematika ... 7
B. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Karakteristik Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 8
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 9
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 9
C. Alat Peraga 1. Pengertian Alat Peraga ... 10
2. Jenis-jenis Alat Peraga ... 12
3. Alat Peraga Garis Bilangan ... 13
4. Alat Peraga Kartu Bilangan ... 14
a. Aturan operasi penjumlahan dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan ... 15
b. Aturan operasi pengurangan dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan ... 15
D. Teori yang Mendukung Penggunaan Alat Peraga 1. Teori Perkembangan Mental Jean Piaget ... 16
2. Teori Richard Skemp ... 17
3. Teori Bruner ... 18
4. Aliran Psikologi Gestalt... 18
E. Bilangan Bulat 1. Pengertian Bilangan Bulat ... 19
2. Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat ... 19
3. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat ... 20
ii
G. Pembelajaran Bilangan Bulat Menggunakan Alat Peraga Garis Bilangan dan Kartu Bilangan
1. Pembelajaran Bilangan Bulat Menggunakan Alat Peraga GarisBilangan
... 23
2. Pembelajaran Bilangan Bulat Menggunakan Alat Peraga Kartu Bilangan ... 25
H. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27
I. Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian ... 30
2. Desain Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ... 31
2. Sampel ... 33
C. Variabel Penelitian ... 33
D. Prosedur Penelitian ... 34
E. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya 1. Instrumen Tes ... 36
a. Validitas Soal ... 36
b. Reliabilitas Soal ... 39
c. Daya Pembeda ... 40
d. Indeks Kesukaran ... 42
2. Instrumen Nontes ... 44
a. Lembar Observasi ... 45
b. Skala Sikap ... 45
c. Jurnal Siswa ... 45
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Kuantitatif ... 46
a. Uji Normalitas ... 46
b. Uji Homogenitas ... 49
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 49
d. Gain Normal ... 50
2. Teknik Pengolahan Data Kualitatif ... 51
a. Lembar Observasi ... 51
b. Skala Sikap ... 51
c. Jurnal Siswa ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Kuantitatif ... 52
1. Analisis Data Pretes ... 52
a. Uji Normalitas ... 55
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 57
2. Analisis Data Postes ... 58
iii
b. Uji Homogenitas ... 62
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 63
3. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ... 64
4. Analisis Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat .. 68
a. Uji Normalitas ... 69
b. Uji Homogenitas ... 71
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 71
B. Uji Hipotesis 1. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 1 ... 73
a. Uji Normalitas ... 73
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 74
2. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 75
a. Uji Normalitas ... 75
b. Uji Homogenitas ... 76
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 77
3. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 3 ... 78
a. Uji Normalitas ... 78
b. Uji Homogenitas ... 79
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 80
C. Analisis Data Kualitatif 1. Analisis Data Skala Sikap... 81
a. Analisis Data Skala Sikap Kelas Eksperimen ... 82
1) Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Matematika ... 82
2) Sikap Siswa Terhadap Alat Peraga Kartu Bilangan ... 83
3) Sikap Siswa Terhadap Soal-soal Pemahaman Matematik ... 84
b. Analisis Data Skala Sikap Kelas Kontrol ... 85
1) Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Matematika ... 85
2) Sikap Siswa Terhadap Alat Peraga Garis Bilangan ... 86
3) Sikap Siswa Terhadap Soal-soal Pemahaman Matematik ... 87
2. Analisis Data Jurnal Siswa ... 88
a. Analisis Data Jurnal Siswa Kelas Eksperimen ... 88
b. Analisis Data Jurnal Siswa Kelas Kontrol ... 88
3. Analisis Data Hasil Observasi ... 89
a. Analisis Data Hasil Observasi Kinerja Guru ... 89
b. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 91
D. Deskripsi Pembelajaran ... 93
1. Deskripsi Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 93
2. Deskripsi Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 94
E. Temuan dan Pembahasan 1. Kemampuan Pemahaman Matematik Kelas Kontrol ... 96
2. Kemampuan Pemahaman Matematik Kelas Eksperimen ... 96
3. Perbedaan peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 97
iv
5. Respon Siswa Terhadap Alat Peraga Kartu Bilangan ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarMata Pelajaran
Matematika Kelas IV Semester 2 ... 10
Tabel 3.1 Daftar Sekolah Dasar di Kecamatan Paseh ... 32
Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas ... 37
Tabel 3.3 Validitas Tiap Butir Soal Tes ... 38
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 39
Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Daya Pembeda ... 40
Tabel 3.6 Daya Pembeda Tiap Butir Soal ... 41
Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 42
Tabel 3.8 Analisis Indeks Kesukaran ... 43
Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 44
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi ... 47
Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi ... 48
Tabel 3.12 Kriteria tingkat N-Gain ... 50
Tabel 3.13 Rentang Skala Likert ... 51
Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelompok Eksperimen ... 53
Tabel 4.2 Data Hasil Pretes Kelompok Kontrol ... 54
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pretes... 56
Tabel 4.4 Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada Data Pretes ... 58
Tabel 4.5 Data Hasil Postes Kelompok Eksperimen ... 58
Tabel 4.6 Data Hasil Postes Kelompok Kontrol ... 59
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Postes ... 61
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Postes... 63
Tabel 4.9 Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada Data Postes ... 64
Tabel 4.10 Gain Normal Kelas Eksperimen ... 65
Tabel 4.11 Gain Normal Kelas Kontrol ... 66
Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Nilai N-Gain ... 69
Tabel 4.13 Uji Homogenitas Data Nilai N-Gain ... 71
Tabel 4.14 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Nilai N-Gain ... 72
Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 74
Tabel 4.16 Uji Non-parametrik Wilcoxon DataPretes dan Postes Kelas Kontrol ... 74
Tabel 4.17 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 76
Tabel 4.18 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 77
Tabel 4.19 Uji Non-parametrik Wilcoxon Data Pretes dan Postes Kelompok Eksperimen ... 77
Tabel 4.20 Uji Normalitas Data Nilai N-Gain ... 79
Tabel 4.21 Uji Homogenitas Data Nilai N-Gain ... 80
Tabel 4.22 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai N-Gain ... 81
Tabel 4.23 Penskoran Data Skala Sikap... 82
Tabel 4.24 Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap ... 82
vi
Tabel 4.26 Sikap Siswa Terhadap Penggunaan Alat Peraga Kartu Bilangan..83 Tabel 4.27 Sikap Siswa Terhadap Soal Pemahaman Matematik ... 84 Tabel 4.28 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika dengan
Menggunakan Alat Peraga Kartu Bilangan... 85 Tabel 4.29 Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Matematika ... 86 Tabel 4.30 Sikap Siswa Terhadap Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan .. 86 Tabel 4.31 Sikap Siswa Terhadap Soal Pemahaman Matematik ... 87 Tabel 4.32 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika dengan
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alat Peraga Garis Bilangan ... 13
Gambar 2.2 Alat Peraga Kartu Bilangan ... 14
Gambar 2.3 Kedudukan bilangan bulat pada garis bilangan ... 20
Gambar 2.4 Posisi Awal Objek ... 24
Gambar 2.5 Posisi Objek Setelah Maju Lima Skala ... 24
Gambar 2.6 Objek Menghadap ke Arah Bilangan Negatif ... 24
Gambar 2.7 Posisi Objek Setelah Maju Dua Skala ... 25
Gambar 3.1 Randomize Pretest-Posttest Control Group Design ... 30
viii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen ... 56
Diagram 4.2 Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol ... 57
Diagram 4.3 Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen ... 62
Diagram 4.4 Normalitas Data Postes Kelas Kontrol ... 62
Diagram 4.5 Rata-rata Skor Pretes dan Postes ... 67
Diagram 4.6 Hasil Perhitungan Gain yang Dinormalisasi ... 68
Diagram 4.7 Normalitas Data Nilai N-Gain Kelas Eksperimen ... 70
Diagram 4.8 Normalitas Data Nilai N-Gain Kelas Kontrol ... 70
Diagram 4.9 Persentase Hasil Observasi Kinerja Guru ... 90
Diagram 4.10 Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 91
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A : PERSIAPAN MENGAJAR ... 106
1. RPP Kelas Kontrol... 107
2. LKS Kelas Kontrol ... 116
3. RPP Kelas Eksperimen ... 118
4. LKS Kelas Eksperimen ... 127
LAMPIRAN B : TES ... 129
1. Kisi-kisi Instrumen Tes ... 130
2. Format Instrumen Tes Awal/Tes Akhir ... 131
3. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Awal/Tes Akhir ... 132
LAMPIRAN C : NONTES ... 134
1. Kisi-kisi Skala Sikap ... 135
2. Format Skala Sikap ... 136
3. Jurnal Siswa ... 138
4. Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru ... 140
5. Format Observasi Kinerja Guru ... 141
6. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 147
LAMPIRAN D : HASIL UJI COBA INSTRUMEN ... 149
1. Soal Tes Kemampuan Matematik (Uji Coba) ... 150
2. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran (Uji Coba) ... 152
3. Validitas Soal ... 158
4. Reliabilitas Soal ... 161
5. Daya Pembeda ... 163
6. Indeks Kesukaran ... 165
7. Rekapitulasi Butir Soal ... 167
LAMPIRAN E : DATA HASIL PENELITIAN ... 168
1. Data Hasil Pretes dan Postes ... 169
2. Analisis Data Hasil Pretes dan Postes ... 185
3. Data Hasil Skala Sikap ... 187
4. Jurnal Siswa ... 195
5. Data Hasil Observasi Kinerja Guru ... 201
6. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 209
7. Dokumentasi ... 217
LAMPIRAN F : TABEL STATISTIK ... 223
x
2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Perbedaan Dua
Rata-rata) ... 226
3. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Perbedaan Dua Rata-rata) ... 228
4. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol (Uji Rumusan Masalah 1) ... 230
5. Data Pretes dan Postes Kelas eksperimen (Uji Rumusan Masalah 2) ... 232
LAMPIRAN G : SURAT-SURAT ... 235
1. Surat Izin Penelitian dari UPI ... 236
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SDN Paseh 1 ... 238
3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SDN Paseh 2 ... 239
4. SK Pembimbing ... 240
5. Rekapitulasi Nilai Ujian SD Kecamatan Paseh ... 241
6. Jumlah Rombongan Belajar dan Siswa Kelas 1 s.d 6 ... 242
LAMPIRAN H : Daftar Monitoring Bimbingan ... 243
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salahsatu mata pelajaran yang diajarkan di setiap
jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pendidikan tinggi.
Pada jenjang pendidikan dasar, sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, mata pelajaran matematika bertujuan agar
siswa:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;
4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (BSNP, 2006).
Secara tersirat salahsatu tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa
memiliki kemampuan pemahaman matematik. Kemampuan pemahaman
matematik sangat penting untuk dikembangkan dengan baik sejak jenjang sekolah
dasar karena kemampuan pemahaman matematik merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki siswa agar dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
matematik tingkat tinggi lainnya seperti kemampuan komunikasi matematik,
koneksi matematik, penalaran matematik, berpikir kritis, dan pemecahan masalah
matematik. Akan tetapi untuk menanamkan kemampuan pemahaman matematik
tidaklah mudah. Hal ini disebabkan karena siswa biasanya belajar matematika
dengan cara menghapal bukan memahami, materi yang bersifat abstrak membuat
2
merupakan pelajaran yang sulit membuat mereka malas mempelajari dan
memahaminya.
Hal ini sejalan dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh Jannah
(2010) di salahsatu sekolah dasar yang menunjukan bahwa kemampuan
pemahaman matematik siswa pada beberapa materi masih tergolong rendah,
salahsatunya adalah materi bilangan bulat. Bilangan bulat adalah himpunan
bilangan yang unsur-unsurnya terdiri dari bilangan negatif, nol dan bilangan
positif {..., 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3, ...} (Maulana, 2008).
Bilangan bulat dianggap sulit dan membingungkan disebabkan adanya
bilangan bulat negatif yang pada kehidupan sehari-hari jarang dirasakan
penggunaannya oleh siswa, padahal pada kenyataannya banyak hal yang
dimodelkan dengan bilangan bulat negatif di antaranya termometer,
memperlambat mobil adalah akselerasi (percepatan) negatif, dan mengemudi
dengan arah berlawanan merupakan kecepatan negatif, suhu di bawah nol dan
tingkat bawah-tanah adalah negatif terhadap skalanya (Walle, 2006).
Untuk mengatasi masalah tersebut banyak cara yang dapat digunakan guru
dalam mengajarkan bilangan bulat, salah satunya yaitu dengan menggunakan alat
peraga. Seperti yang telah diketahui bahwa perkembangan kognitif siswa sekolah
dasar berada pada tahap operasional konkret, sesuai dengan pendapat Jean Piaget
(Maulana, 2008) yang mengemukakan bahwa anak yang berada dalam tahap
operasional konkret mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda
konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Dengan
demikian, tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk membantu siswa dalam
mengkonkretkan ide abstrak agar mereka lebih mudah dalam mengerti dan
memahami ide-ide abstrak tersebut.
Dari beberapa alat peraga yang biasa digunakan untuk mengajarkan bilangan
bulat, ada dua alat peraga yang sering digunakan untuk mengajarkan materi
bilangan bulat yaitu alat peraga garis bilangan dan kartu bilangan. Alat peraga
garis bilangan adalah alat peraga berupa garis yang diberi simbol bilangan bulat
negatif, nol, dan bilangan bulat positif dengan aturan tertentu, sedangkan alat
3
persegi panjang dengan ukuran 4 cm × 6 cm dengan dua warna yang berbeda
(Subarinah, 2006). Penyebutan untuk kedua alat peraga ini berbeda-beda
disesuaikan dengan pengembangan yang dilakukan guru dalam penggunaannya
tetapi pada dasarnya aturan yang digunakan tetap sama.
Untuk mengetahui efektivitas alat peraga garis bilangan dan kartu bilangan
dalam meningkatkan pemahaman matematik siswa maka dilakukan penelitian
dengan judul “Perbandingan antara alat peraga garis bilangan dan kartu bilangan
dalam meningkatkan pemahaman matematik siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbandingan antara alat peraga garis bilangan dan kartu bilangan dalam meningkatkan pemahaman matematik siswa dalam materi penjumlahan bilangan bulat?”
Dari rumusan masalah tersebut dapat diuraikan menjadi
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan
pemahaman matematik siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat secara signifikan?
2. Apakah penggunaan alat peraga kartu bilangan dapat meningkatkan
pemahaman matematik siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat secara signifikan?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematik
pada siswa yang belajar menggunakan alat peraga garis bilangan dengan
siswa yang belajar menggunakan alat peraga kartu bilangan pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?
4. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan alat peraga garis bilangan?
4
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan alat peraga garis bilangan dan alat peraga kartu bilangan
terhadap kemampuan pemahaman matematik siswa dalam materi penjumlahan
bilangan bulat. Tujuan umum tersebut dijabarkan menjadi beberapa tujuan
khusus yaitu:
1. untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa
yang belajar menggunakan alat peraga garis bilangan pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat;
2. untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa
yang belajar menggunakan alat peraga kartu bilangan pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat;
3. untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman
matematik pada siswa yang belajar menggunakan alat peraga garis bilangan
dengan siswa yang belajar menggunakan alat peraga kartu bilangan pada
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat;
4. untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan alat peraga garis
bilangan;
5. untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan alat peraga garis
bilangan.
D. Pentingnya Penelitian
Pentingnya penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada guru
dan calon guru mengenai beberapa alat peraga yang dapat digunakan untuk
mengajarkan konsep bilangan bulat serta memberikan informasi kepada guru dan
calon guru alat peraga mana yang lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman
matematik siswa pada materi bilangan bulat sehingga tujuan pembelajaran dapat
5
E. Batasan Istilah
Batasan istilah dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi salah penafsiran
terhadap judul penelitian. Adapun penjelasan mengenai istilah-istilah yang
terdapat pada judul penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep
matematika, dapat berupa benda nyata atau benda tiruan (Ruseffendi dkk.,
1992).
Alat peraga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga garis
bilangan dan kartu bilangan.
2. Garis bilangan adalah alat peraga berupa garis yang diberi simbol bilangan
bulat negatif, nol, dan bilangan bulat positif dengan aturan tertentu. Garis
bilangan dalam penelitian ini berupa garis bilangan yang dibuat di lantai dan
siswa sendiri yang menjadi model.
3. Kartu bilangan adalah alat peraga yang terdiri dari dua set kartu berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 4 cm × 6 cm dengan dua warna yang berbeda
(Subarinah, 2006).
Kartu bilangan yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari kartu berwarna
biru untuk melambangkan bilangan positif dan kartu berwarna kuning untuk
melambangkan bilangan negatif.
4. Pemahaman matematik yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
pemahaman matematik menurut Polya. Indikator pemahaman matematik
yang diharapkan dapat tercapai oleh siswa adalah pemahaman mekanikal dan
pemahaman induktif.
Pemahaman mekanikal dicirikan oleh kemampuan mengingat dan
menerapkan rumus secara rutin dan menghitung secara sederhana (Maulana,
2008).
Pemahaman induktif, yaitu dapat menerapkan rumus atau konsep dalam kasus
sederhana atau dalam kasus serupa (Maulana, 2008).
Kedua pemahaman tersebut dinyatakan tercapai jika siswa mampu
menerapkan konsep bilangan bulat dalam perhitungan sederhana dan
6
5. Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang unsur-unsurnya terdiri dari
bilangan negatif, nol dan bilangan positif {..., 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3, ...}
(Maulana, 2008).
6. Penjumlahan adalah salah satu operasi dalam matematika yang
menjumlahkan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan
nilai tertentu. Apabila dua bilangan a dan b dijumlahkan, maka hasilnya
ditunjukan dengan a + b (Spiegel, 1984).
7. Pengurangan adalah salah satu operasi dalam matematika yang
mengurangkan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan
nilai tertentu. Apabila dua bilangan a dikurangi bilangan b, maka hasilnya
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Menurut Sugiyono (2012: 72), “Metode eksperimen adalah metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan”. Alasan pemilihan metode eksperimen karena
pengambilan sampel dilakukan secara acak. Dalam penelitian ini terdiri dari satu
kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut
sedapat mungkin memiliki karakterisrik yang sama (homogen).
Arifin (2012) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen bertujuan untuk
melihat sebab-akibat dengan cara membandingkan hasil kelompok eksperimen
yang diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan
perlakuan atau diberikan perlakuan lainnya. Maulana (2009) mengemukakan
bahwa dalam penelitian eksperimen peneliti melakukan suatu manipulasi terhadap
variabel bebas (satu atau lebih) kemudian mengamati perubahan yang terjadi pada
variabel terikat (satu atau lebih).
2. Desain Penelitian
Arifin (2012) menyatakan bahwa desain penelitian adalah suatu rancangan
berupa langkah dan tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan penelitian.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok
kontrol pretes-postes beracak (randomize pretest-posttest control group design).
Adapun bentuk dari desain tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1
Randomize Pretest-Posttest Control Group Design A 0 X1 0
31
Keterangan:
A = pemilihan kelompok secara acak
0 = prestes dan postes untuk mengukur kemampuan pemahaman matematik siswa
X1 = perlakuan pada kelas eksperimen
X2 = perlakuan pada kelas kontrol
Dalam desain ini digunakan dua kelompok subjek yang dipilih secara acak.
Pada kedua kelompok diberikan pretes (dengan tes yang sama), kemudian kelas
eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga kartu bilangan sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan berupa
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga garis bilangan dan akhirnya
dilakukan postes (dengan tes yang sama).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Arifin (2012: 215) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan
objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang
terjadi. Adapun menurut Maulana (2009: 25-26), populasi merupakan:
a. keseluruhan subjek atau objek penelitian,
b. wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,
c. seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu, d. semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek lain yang telah
dirumuskan secara jelas.
Menurut Anggoro (2011), “Populasi adalah himpunan yang lengkap dari
satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui.”
Selain itu, Sugiyono (2012: 80), “Populasi bukan hanya orang tapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain”. Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang
menjadi fokus perhatian dalam suatu penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV sekolah dasar
32
sekolah dasar yaitu SDN Paseh 1, SDN Haurkuning, SDN Paseh 2, SDN Sidaraja,
SDN Cijambe 1, dan SDN Cijambe 2.
Penelitian dilakukan di sekolah dasar di wilayah Kecamatan Paseh
Kabupaten Sumedang dengan alasan masih jarang dilakukannya penelitian
pendidikan di wilayah Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang terutama
penelitian dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun daftar sekolah dasar
yang terdapat di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang yang terdiri dari 18
sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Daftar Sekolah Dasar di Kecamatan Paseh
No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV
1 SDN Sukasirna 30
2 SDN Nyalindung 25
3 SDN Sindangjati 58
4 SDN Parumasan 16
5 SDN Legok II 33
6 SDN Bongkok 18
7 SDN Talun 28
8 SDN Citepok 21
9 SDN Legok I 31
10 SDN Cileuksa 39
11 SDN Sukamulya 31
12 SDN Babakanbuah 41
13 SDN Paseh I 42
14 SDN Haurkuning 27
15 SDN Paseh II 52
16 SDN Sidaraja 43
17 SDN Cijambe II 26
18 SDN Cijambe I 33
33
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian populasi yang akan diselidiki atau dapat
dikatakan bahwa sampel adalah populasi mini (Arifin, 2012). Penentuan sampel
dilakukan dengan cara random sederhana. Menurut Maulana (2009), “Yang
dimaksud cara random atau pemilihan sampel secara acak adalah cara yang
dilakukan jika setiap anggota populasi mempunyai kesempatan (peluang) dan
kebebasan yang sama untuk terpilih”.
Gay (Maulana, 2009) menentukan ukuran sampel untuk penelitian eksperimen
yakni minimum 30 subjek per kelompok. Sebagai sampel dalam penelitian ini
diambil dua kelas yang mempunyai prestasi akademik yang hampir sama. Dari 6
sekolah dasar kategori asor yang terdapat di Kecamatan Paseh kemudian dipilih
dua sekolah dasar secara acak untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Adapun sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SDN Paseh 1
sebagai kelompok eksperimen dan SDN Paseh 2 sebagai kelompok kontrol.
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian yang akan diteliti. Menurut Maulana
(2009: 8), “Variabel merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, baik berupa atribut, sifat, atau nilai dari subjek/objek/kegiatan yang
merupakan variasi tertentu.”
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Menurut Arifin (2012: 188), “Variabel bebas adalah kondisi yang oleh pelaku
eksperimen dimanipulasi untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena
yang diobservasi”. Variabel bebas dalam penelitian ini berupa manipulasi alat
peraga garis bilangan pada kelas kontrol dan manipulasi alat peraga kartu bilangan
pada kelas eksperimen.
Sementara itu, variabel terikat adalah kondisi yang berubah ketika pelaku
eksperimen mengganti variabel bebas (Arifin, 2012: 188). Variabel terikat disebut
juga sebagai variabel konsekuen, output, atau kriteria. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah pemahaman matematik siswa pada materi penjumlahan dan
34
D. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap penelitian pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu
penyusunan desain penelitian, pelaksanaan penelitian dan laporan penelitian
(Arifin, 2012) Adapun prosedur atau tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini
adalah terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pengolahan dan analisis data.
1. Tahap Persiapan
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam tahap persiapan yaitu penyusunan
instrumen, memvalidasi instrumen, dan melakukan uji coba instrumen, melakukan
pengolahan terhadap instrumen, dan jika perlu direvisi maka diuji coba ulang
sampai instrumen dinyatakan valid dan dapat digunakan. Soal yang diujicobakan
sebanyak 32 soal dan diujicobakan di tiga sekolah dasar yaitu SDN Pasirbiru,
SDN Pasirwareng, dan SDN Wanasari kemudian menentukan populasi dan
sampel yang terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan di antaranya mengadakan pretes
untuk mengukur kemampuan awal siswa, memberikan perlakuan terhadap kelas
eksperimen (perlakukan berupa pembelajaran menggunakan alat peraga kartu
bilangan) dan kelas kontrol (perlakukan berupa pembelajaran menggunakan alat
peraga garis bilangan), dan mengadakan postes untuk mengetahui peningkatan
pemahaman matematik siswa setelah diberi perlakuan.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dan penganalisisan data berupa data
kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari tahap pelaksanaan. Kemudian hasil
analisis data kuantitatif dan kualitatif tersebut ditafsirkan dan dibuat suatu
kesimpulan.
Adapun alur prosedur penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada
35
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Penarikan kesimpulan
Menyusun
instrumen
Validasi
Uji coba
Validasi fix
Memilih sampel Revisi
Pretes
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan
Postes
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga garis bilangan
Uji hipotesis
Uji normalitas
36
E. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Menurut Maulana (2009), “Instrumen adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian sehingga permasalahan yang sebelumnya
dirumuskan dapat dipecahkan”. Banyak jenis instrumen yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data atau informasi. Pemilihan instrumen disesuaikan
dengan kebutuhan setiap peneliti. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen tes berupa soal tes tertulis kemampuan
pemahaman matematik dan instrumen nontes berupa lembar observasi yang terdiri
dari lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi aktivitas siswa, skala
sikap, dan jurnal siswa.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan berupa lembar evaluasi dengan bentuk tes
objektif. Soal yang digunakan untuk pretes dan postes pada penelitian ini
berjumlah 16 soal. Soal yang digunakan sebelumnya diujicobakan terlebih dahulu
kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukarannya
untuk mengetahui apakah soal tersebut layak untuk digunakan atau tidak. 16 soal
yang digunakan dalam penelitian diambil dari 32 soal yang telah diujicobakan. Uji
coba soal tes dilakukan di kelas V SDN Pasirbiru, SDN Pasirwareng, dan SDN
Wanasari dengan jumlah siswa sebanyak 48 orang.
Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi beberapa kriteria tertentu
seperti validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda dan indeks kesukaran.
a. Validitas Soal
Validitas berasal dari bahasa Inggris validity yang berarti keabsahan. Menurut
Arifin (2012), validitas merupakan suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur),
maksudnya apakah alat ukur tersebut betul-betul tepat mengukur apa yang akan
diukur. Cara menghitung tingkat validitas yaitu dengan menghitung koefisien
korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur
lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi.
Nilai rxy diartikan sebagai nilai koefisien korelasi. Menurut Wahyudin, dkk
(2006), koefisien validitas butir soal dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
37
Keterangan :
rxy= koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek
X = skor suatu butir/item
Y = skor total
Adapun kriteria untuk menafsirkan koefisien validitas menurut Rahadi
(Marlina: 2011), yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)
0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang (cukup)
0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah (kurang)
0,00 < ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
≤ 0,00 Tidak valid
Hasil perhitungan terhadap soal yang telah dujicobakan menunjukan bahwa
secara keseluruhan soal yang digunakan dalam penelitian ini koefisien korelasinya
mencapai 0,69 yang berarti validitas instrumen tes pemahaman mekanikal dan
pemahaman induktif pada penelitian ini tinggi sehingga layak untuk digunakan.
Sementara koefisien korelasi validitas untuk setiap butir soal yang telah
38
Tabel 3.3
Validitas Tiap Butir Soal Tes
Soal Koefisien Korelasi Interpretasi
1 0,31 Rendah
2 0,54 Sedang
3 0,63 Tinggi
4 0,25 Rendah
5 0,69 Tinggi
6 0,38 Rendah
7 0,44 Sedang
8 0,26 Rendah
9 0,18 Sangat rendah
10 0,49 Sedang
11 0,66 Tinggi
12 0,26 Rendah
13 0,70 Tinggi
14 0,30 Rendah
15 0,38 Rendah
16 -0,04 Tidak valid
17 0,52 Sedang
18 0,59 Sedang
19 0,63 Tinggi
20 0,43 Sedang
21 0,48 Sedang
22 0,17 Sangat rendah
23 0,73 Tinggi
24 0,12 Sangat rendah
25 0,31 Rendah
26 0,61 Sedang
27 0,56 Sedang
28 0,57 Sedang
29 0,60 Sedang
30 0,35 Rendah
31 0,24 Rendah
39
b. Reliabilitas Soal
Reliabilitas adalah derajat kekonsistenan instrumen yang bersangkutan.
Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arifin, 2012: 248). Untuk
menentukan reliabilitas soal maka digunakan formula Chronbach Alpha.
Keterangan:
rtt = koefisien reliabilitas
n = banyaknya butir soal
= variansi skor setiap butir soal
= variansi skor total
Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas. Kriteria klasifikasi koefisien
[image:30.595.114.509.236.664.2]reliabilitas menurut Guilford (Marlina, 2011) adalah sebagai berikut ini.
Tabel 3.4
Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 < ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 < ≤ 0,60 Reliabilitas sedang
0,20 < ≤ 0,40 Reliabilitas rendah
≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan hasil uji coba soal yang telah dilaksanakan diperoleh koefisien
reliabilitas keseluruhan soal adalah r11 = 0,86 yang artinya keseluruhan butir soal
40
c. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam
membedakan siswa yang tergolong unggul dengan siswa yang tergolong asor. Tes
dikatakan tidak memiliki daya pembeda jika tes diberikan pada dua kelompok
yang berbeda kemampuannya tetapi hasilnya sama (Wahyudin, dkk., 2006).
Untuk menghitung daya pembeda bisa menggunakan rumus di bawah ini.
Keterangan :
DP = daya pembeda
= rata-rata skor kelompok atas
= rata-rata skor kelompok bawah
SMI = skor maksimum ideal
Daya pembeda yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi daya pembeda butir soal. Menurut Sundayana (Marlina:
[image:31.595.113.506.259.469.2]2011) klasifikasi daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5
Interpretasi Indeks Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat Kurang
0,00 < DP ≤ 0,20 Kurang
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Data daya pembeda hasil uji coba instrumen tes yang telah dilakukan dapat
41
Tabel 3.6
Daya Pembeda Tiap Butir Soal
Soal Daya Pembeda Interpretasi
1 0,19 Kurang
2 0,46 Baik
3 0,58 Baik
4 0,19 Kurang
5 0,62 Baik
6 0,27 Cukup
7 0,27 Cukup
8 0,19 Kurang
9 0,12 Kurang
10 0,38 Cukup
11 0,69 Baik
12 0,19 Kurang
13 0,58 Baik
14 0,19 Kurang
15 0,27 Cukup
16 -0,04 Sangat kurang
17 0,43 Baik
18 0,42 Baik
19 0,42 Baik
20 0,45 Baik
21 0,31 Cukup
22 0,03 Sangat kurang
23 0,37 Cukup
24 0,06 Sangat kurang
25 0,17 Kurang
26 0,48 Baik
27 0,42 Baik
28 0,48 Baik
29 0,54 Baik
30 0,17 Kurang
31 0,20 Kurang
42
d. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran merupakan derajat kesukaran suatu soal. Derajat kesukaran
yang dimaksud adalah soal tersebut termasuk kategori mudah, sedang atau sukar.
Adapun kegunaan tingkat kesukaran (Burhanudin, 2011) bagi pengujian dan
pengajaran adalah sebagai berikut.
1) Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang.
2) Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah. 3) Memberi masukan kepada siswa.
4) Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias. 5) Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
Cara untuk menentukan tingkat kesukaran bisa menggunakan rumus di bawah
ini.
Keterangan :
IK = indeks kesukaran
= rata-rata skor setiap butir soal
SMI = skor maksimum ideal
Indeks kesukaran yang diperoleh kemudian diinterpretasikan menurut
[image:33.595.110.512.192.693.2]Sundayana (Marlina: 2011), yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.7
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu Mudah
Berikut ini merupakan data tingkat kesukaran hasil uji coba instrumen tes
43
Tabel 3.8
Analisis Indeks Kesukaran
Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,88 Mudah
2 0,72 Mudah
3 0,59 Sedang
4 0,71 Mudah
5 0,59 Sedang
6 0,46 Sedang
7 0,43 Sedang
8 0,48 Sedang
9 0,77 Mudah
10 0,68 Sedang
11 0,63 Sedang
12 0,67 Sedang
13 0,51 Sedang
14 0,47 Sedang
15 0,45 Sedang
16 0,41 Sedang
17 0,52 Sedang
18 0,27 Sukar
19 0,31 Sedang
20 0,36 Sedang
21 0,17 Sukar
22 0,04 Sukar
23 0,25 Sukar
24 0,11 Sukar
25 0,50 Sedang
26 0,62 Sedang
27 0,41 Sedang
28 0,48 Sedang
29 0,55 Sedang
30 0,35 Sedang
31 0,47 Sedang
32 0,28 Sukar
Adapun rekapitulasi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks
44
Tabel 3.9
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
No Soal
Validitas Daya Pembeda Indeks kesukaran
Keterangan Koefisien Interpretasi Nilai
DP Interpretasi
Nilai
IK Interpretasi
1 0,31 Rendah 0,19 Kurang 0,88 Mudah Digunakan
2 0,54 Sedang 0,46 Baik 0,72 Mudah Digunakan
3 0,63 Tinggi 0,58 Baik 0,59 Sedang Tidak digunakan
4 0,25 Rendah 0,19 Kurang 0,71 Mudah Tidak digunakan
5 0,69 Tinggi 0,62 Baik 0,59 Sedang Tidak digunakan
6 0,38 Rendah 0,27 Cukup 0,46 Sedang Digunakan
7 0,44 Sedang 0,27 Cukup 0,43 Sedang Digunakan
8 0,26 Rendah 0,19 Kurang 0,48 Sedang Digunakan
9 0,18 Sangat rendah 0,12 Kurang 0,77 Mudah Tidak digunakan
10 0,49 Sedang 0,38 Cukup 0,68 Sedang Tidak digunakan
11 0,66 Tinggi 0,69 Baik 0,63 Sedang Digunakan
12 0,26 Rendah 0,19 Kurang 0,67 Sedang Digunakan
13 0,70 Tinggi 0,58 Baik 0,51 Sedang Digunakan
14 0,30 Rendah 0,19 Kurang 0,47 Sedang Tidak digunakan
15 0,38 Rendah 0,27 Cukup 0,45 Sedang Tidak digunakan
16 -0,04 Tidak valid -0,04 Sangat kurang 0,41 Sedang Tidak digunakan
17 0,52 Sedang 0,43 Baik 0,52 Sedang Digunakan
18 0,59 Sedang 0,42 Baik 0,27 Sukar Tidak digunakan
19 0,63 Tinggi 0,42 Baik 0,31 Sedang Digunakan
20 0,43 Sedang 0,45 Baik 0,36 Sedang Digunakan
21 0,48 Sedang 0,31 Cukup 0,17 Sukar Tidak digunakan
22 0,17 Sangat rendah 0,03 Sangat kurang 0,04 Sukar Tidak digunakan
23 0,73 Tinggi 0,37 Cukup 0,25 Sukar Digunakan
24 0,12 Sangat rendah 0,06 Sangat kurang 0,11 Sukar Tidak digunakan
25 0,31 Rendah 0,17 Kurang 0,50 Sedang Tidak digunakan
26 0,61 Sedang 0,48 Baik 0,62 Sedang Digunakan
27 0,56 Sedang 0,42 Baik 0,41 Sedang Tidak digunakan
28 0,57 Sedang 0,48 Baik 0,48 Sedang Tidak digunakan
29 0,60 Sedang 0,54 Baik 0,55 Sedang Digunakan
30 0,35 Rendah 0,17 Kurang 0,35 Sedang Digunakan
31 0,24 Rendah 0,20 Kurang 0,47 Sedang Tidak digunakan
32 0,26 Rendah 0,14 Kurang 0,28 Sukar Digunakan
2. Instrumen Nontes
Di samping instrumen tes, dalam penelitian ini digunakan instrumen nontes
yang terdiri dari lembar observasi berupa lembar observasi kinerja guru dan
45
a. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu
lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Instrumen ini
dijadikan sebagai alat pendukung untuk memperoleh data yang diperlukan. Untuk
memudahkan dalam kegiatan interpretasi data maka penyajian lembar observasi
dibuat dalam bentuk tabel.
Lembar observasi kinerja guru menilai aspek perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Penilaian ini dilihat dengan cara memberikan skor pada setiap aspek
yang muncul. Setelah dijumlahkan pada setiap aspek yang muncul, kemudian
dijumlahkan secara total dan dipersentasekan secara total untuk menemukan
tafsiran akhir kinerja guru dengan kriteria baik (75 – 100%), cukup (51 – 74%),
dan kurang (< 50 %).
Dalam lembar observasi aktivitas siswa, ada tiga aspek yang diukur dalam
aktivitas siswa yaitu aspek kerjasama, motivasi , dan partisipasi. Aspek diukur
dengan skor pada rentang 0-3 skor yang telah diberikan, untuk masing-masing
aspek dijumlahkan dan hasilnya ditafsirkan ke dalam bentuk perilaku baik dengan
rentang skor rentang skor 7-9, cukup dengan rentang skor 4-6, atau kurang dengan
rentang skor 0-3.
b. Skala Sikap
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap Likert.
Skala sikap yang dikembangkan oleh Likert lebih praktis dan sederhana dibanding
dengan model skala sikap yang lain. Skala sikap Likert terbagi ke dalam dua
pernyataan, pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setiap pernyataan
diberikan empat pilihan jawaban, yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak
Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Lembar skala sikap diberikan setelah
seluruh pembelajaran dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
tujuan untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
c. Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan pernyataan ungkapan hati siswa berupa karangan
46
dengan menggunakan alat peraga garis bilangan maupun dengan menggunakan
alat peraga kartu bilangan.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi ke dalam dua kelompok,
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil
observasi, skala sikap, dan jurnal siswa. Adapun data kuantitatif diperoleh dari
hasil pretes dan postes.
1. Teknik Pengolahan Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes. Pengolahan data
kuantitatif biasanya menggunakan statistik inferensial atau statistik induktif
(Inductive Statistics or Statistical Inference).
Menurut Arifin (2012: 252),
Statistik induktif disebut juga statistik inferensial, yaitu statistik yang mempunyai tugas untuk mengambil kesimpulan dan membuat keputusan yang baik dan rasional di samping mengumpulkan data, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasikannya.
Statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas
(uji 2), uji hipotesis (uji F), dan uji perbedaan dua rata-rata (uji T).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran skor pada setiap
kelompok apakah berdistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas data dari
setiap kelompok dapat meggunakan uji chi kuadrat (2). Langkah-langkah
pelaksanaan uji normalitas adalah sebagai berikut.
1) Menentukan rentang skor (r), dengan mencari selisih antara skor terbesar
dengan skor terkecil, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan
pada rumus :
r = skor tertinggi – skor terendah
2) Menentukan banyaknya kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan
dasarnya ditunjukan pada rumus:
47
Keterangan :
K = Banyaknya kelas interval
1 = Bilangan tetap
3,3 = Bilangan tetap
Log = Logaritma
N = jumlah siswa uji coba
3) Menentukan panjang kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan
dasarnya ditunjukan pada rumus :
Keterangan:
P = Panjang kelas
r = Rentang kelas
k = Banyaknya kelas
4) Memasukan data skor ke dalam tabel distribusi frekuensi, seperti pada contoh
[image:38.595.110.516.130.710.2]di Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi
Kelas
Keterangan :
= Frekuensi
= Tanda kelas
5) Menghitung rata-rata skor, dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada
formula sebagai berikut.
Keterangan :
= Rata-rata nilai yang diperoleh siswa
= Total frekuensi
48
6) Menghitung simpangan baku, dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada
formula sebagai berikut.
Keterangan :
n = Jumlah siswa ujicoba
s = Simpangan baku
= Total frekuensi
= Skor yang diperoleh siswa ujicoba
1 = Bilangan tetap
7) Membuat daftar distribusi frekuensi observasi dan frekuensi yang diharapkan
[image:39.595.112.513.118.720.2]seperti pada contoh Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi
Interval
Frekuensi Observasi
(Oi)
Batas Kelas (bk)
Luas Daerah
(L)
Frekuensi Ekspektasi
(Ei)
Keterangan :
Oi = Frekuensi yang diobservasi
Bk = Batas kelas
Z = Skor baku
L = Luas daerah z
Ei = Frekuensi ekspektasi
8) Menghitung 2 , dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada
formula sebagai berikut.
Keterangan :
= Chi kuadrat
49
Ei = Frekuensi ekspektasi
9) Menentukan derajat kebebasan (dk), dapat dihitung dengan persamaan
dasarnya ditunjukan pada formula sebagai berikut.
dk = k – 3
Keterangan :
k = Banyaknya kelas interval
3 = Bilangan tetap
10)Menentukan nilai tabel dari daftar tabel chi-kuadrat dengan tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05).
11)Membandingkan harga hitung dengan tabel
Untuk menentukan kriteria uji normalitas ( ) menggunakan ketentuan,
sebagai berikut.
(1) Jika hitung < tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.
(2) Jika hitung > tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians kedua
kelompok homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat menggunakan rumus Uji-F,
yaitu:
Kriteria pengujian:
Jika Fhitung< Ftabel, maka varians kedua data sampel dinyatakan homogen. Sebaliknya Fhitung≥ Ftabel, maka varians kedua sampel dinyatakan tidak homogen (Arifin, 2012).
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Jika uji normalitas dan uji homogenitas telah terpenuhi, maka selanjutnya
dilakukan uji perbedaan dua rata-rata.Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk
mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis H0
dan H1 gunakan uji-t dua arah dengan kriteria uji: Terima H0 untuk
. Adapun rumus Uji-t menurut Maulana (2009) sebagai
50
Keterangan:
= Rata-rata kelompok eksperimen
= Rata-rata kelompok kontrol
= Jumlah siswa ujicoba di kelas eksperimen
= Jumlah siswa ujicoba di kelas kontrol
= Variansi kelas eksperimen
= Variansi kelas kontrol
1 = Bilangan tetap
Jika data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik
dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Sementara itu, jika data normal tetapi
tidak homogen, maka dilakukan uji t’.
d. Gain Normal
Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain) (Fauzan, 2012: 81) sebagai
berikut.
Keterangan:
= Skor postes
= Skor pretes
= Skor maksimum
[image:41.595.113.511.95.656.2]Adapun kriteria tingkat N-Gain dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.12 Kriteria tingkat N-Gain
N-Gain Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
51
Untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data kuantitatif pada
penelitian ini menggunakan software SPSS 16 for windows.
2. Teknik Pengolahan Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar
observasi, skala sikap, dan jurnal siswa.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar
observasi kinerja guru. Pengolahan data hasil observasi dilakukan dengan cara
menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan observer selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Skala Sikap
Skala sikap dalam penelitian ini terdiri dari 10 pertanyaan, terdiri dari enam
pernyataan positif dan empat pernyataan negatif. Setiap pernyataan diberikan
empat pilihan jawaban, SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan
STS (Sangat Tidak Setuju). Untuk mempermudah dalam penyimpulan data,
jawaban dari angket tersebut diberi skor sesuai dengan skala Likert sebagai
[image:42.595.110.507.340.610.2]berikut.
Tabel 3.13 Rentang Skala Likert
Jenis Pernyataan SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
c. Jurnal Siswa
Teknik pengolahan data untuk jurnal siswa dilakukan dengan cara
mengklasifikasikan jurnal siswa yang telah terkumpul sesuai dengan kesan siswa
setelah mengikuti pembelajaran. Kemudian dihitung jumlah siswa yang memberi
tanggapan positif, netral, dan negatif untuk mempermudah dalam penyimpulan
data.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan data pada BAB IV, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil uji nonparametrik Wilcoxon yang telah dilakukan
menunjukan bahwa P-value (sig.) untuk kelas kontrol adalah 0,000 yang mana
0,000 <�(0,05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya bahwa alat
peraga garis bilangan dapat meningkatkan pemahaman matematik siswa kelas
IV di Kecamatan Paseh pada kelompok asor pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas siswa
selama pembelajaran termasuk tinggi. Sebagian besar siswa sudah
memperlihatkan partisipasi dalam pembelajaran baik melalui bertanya,
menjawab maupun menanggapi. Begitu pula kerjasama dan antusiasme siswa
selama pembelajaran terlihat. Siswa bekerjasama dengan baik dalam
kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dan siswa terlihat
senang dan bersemangat dalam menggunakan alat peraga yang telah
disiapkan.
2. Hasil uji hipotesis nonparametrik Wilcoxon menunjukan bahwa nilai P-value
(sig.) untuk kelas eksperimen adalah 0,000. P-value (sig.) 0,000 < � (0,05),
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa alat peraga kartu bilangan dapat meningkatkan pemahaman matematik
siswa kelas IV di Kecamatan Paseh pada kelompok asor pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat secara signifikan. Siswa terlihat
aktif, senang, dan bersemangat selama pembelajaran berlangsung. Partisipasi
siswa dalam pembelajaran sangat baik, siswa banyak bertanya mengenai
materi yang kurang dipahami. Saat bekerja dalam kelompok siswa mampu
berdiskusi dan bekerja sama dengan baik dengan anggota kelompoknya.
3. Berdasarkan uji parametrik uji t untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dan
101
bahwa P-value (sig.) adalah 0,349. 0,349 ≥ � (0,05) sehingga H0 diterima
yang artinya tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematik antara
siswa pada kelas yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga garis bilangan dan siswa pada kelas yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan. Hal ini menunjukan bahwa
alat peraga apapun yang digunakan akan baik hasilnya jika sesuai dengan
karakteristik dan tahap perkembangan siswa.
4. Secara umum, siswa kelas kontrol memberikan respon yang positif terhadap
penggunaan alat peraga garis bilangan dalam pembelajaran bilangan bulat. Hal
ini dapat dilihat dari hasil analisis data skala sikap dan jurnal siswa yang
diperoleh. Penggunaan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan
semangat dan antusiasme siswa serta membantu siswa dalam memahami
materi bilangan bulat dalam pembelajaran sehingga memberikan pengaruh
baik terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa.
5. Siswa kelas eksperimen memberikan respon yang positif terhadap penggunaan
alat peraga kartu bilangan dalam pembelajaran bilangan bulat. Hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis data skala sikap siswa dan jurnal yang telah ditulis
siswa. Penggunaan alat peraga kartu bilangan dapat meningkatkan semangat
dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, penggunaan
alat peraga kartu bilangan membantu siswa untuk lebih memahami materi
bilangan bulat sehingga penggunaan alat peraga memberikan pengaruh baik
terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat
diajukan yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
102
sesuai dalam pembelajaran dan guru dapat menggunakan alat peraga garis
bilangan dan kartu bilangan sebagai alternatif yang dapat dipakai untuk
meningkatkan pemahaman matematik siswa pada materi bilangan bulat.
b. Guru hendaknya selalu melalukan inovasi dalam pembelajaran sehingga minat
dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat meningkat.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya terlibat aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
b. Siswa hendaknya berani bertanya dan berpendapat agar kemampuan yang
dimiliki dapat terus tergali. Hal ini sangat berguna bagi kehidupan di masa
yang akan datang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang
berhubungan dengan pengembangan pembelajaran bilangan bulat sehingga
ditemukan alternatif lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman matematik siswa pada materi bilangan bulat.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian yang
sejenis.
4. Bagi Lembaga UPI
a. Pihak lembaga UPI diharapkan lebih mempermudah pengurusan administrasi
yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
b. Penambahan sumber buku yang relevan dengan penelitian akan memberikan
kelancaran dan kemudahan peneliti yang akan melakukan penelitian.
5. Bagi Lembaga Sekolah Dasar
a. Hasil penelitian ini sebaiknya dipublikasikan kepada guru di sekolah agar guru
termotivasi untuk melakukan penelitian.
b. Pihak sekolah hendaknya memberikan keleluasaan bagi guru untuk melakukan
penelitian demi meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya mutu
103
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, N. dan Maulana (2006). Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI Press.
Alfirdausi, A.H. (2011). Pengaruh penggunaan alat peraga kartu KOTIF (Koin Positif Negatif) terhadap hasil belajar Matematika Siswa ( Sebuah studi eksperimen di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta). Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.
Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Anggoro, T. dkk. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Burhanudin, Hilman. 2011. Rumus Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran. [Online]. Tersedia: http://hilmanburhanudin.blogspot.com/2011/04/rumus-daya-pembeda-dan-tingkat.html [12 April 2013]
Engkoswara, & Natawidjaja R. (1979). Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bunda Karya.
Fauzan. (2012). Skripsi. Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan. PGSD UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan.
Firdaus, A.L. (2011). Penggunaan alat peraga mobil garis bilangan terhadap pemahaman konsep matematika siswa pada materi bilangan. Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.
Herdian (2010). Kemampuan Pemahaman Matematik. [Online]. Tersedia:
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/. [27April 2013]
104
Idayani, Ani. (2009). Penggunaan Media Kartu Tanda Berwarna Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat (di Kelas IV SDN Bakunglor Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon). Skripsi pada FIP PGSD UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.
Jannah, A.S. (2010). Penerapan Metode Permainan Jembatan Bilangan Bulat untuk meningkatkan Pemahaman Siswa pada Operasi Hitung Pengurangan Bilangan Bulat. Skripsi pada FIP PGSD UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.
Marlina. 2011. Penyusunan Kisi-kisi Butir Soal. [Online]. Tersedia: http://marlina2.wordpress.com/tag/uji-validitas/ [30 Maret 2013]
Maulana. (2008). Pendidikan Matematika 1. Bandung: tidak dipublikasikan.
Maulana. (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar: Panduan Sederhana bagi Mahasiswa dan Guru Calon Peneliti. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.
Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Ruseffendi, dkk. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.
Spiegel, M.R. dan Iskandar, K. (1984). Seri Buku Schaum Teori dan Soal-soal Matematika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Subarinah, Sri. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Sudjana, Nana. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suwangsih, dkk. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.
Tn. (2011). Pengertian Alat Peraga. [Online].
105
Wahyudin, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.