Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
(Penelitian Tindakan Kelas IV di SDN Parung Tanjung 01 Jalan Pancasila V Cicadas Kec. Gunung Putri Kab. Bogor)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Muhijar 0810438
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==========================================================
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
(Penelitian Tindakan Kelas IV di SDN Parung Tanjung 01 Jalan Pancasila V Cicadas Kec. Gunung Putri Kab. Bogor)
Oleh Muhijar 0810438
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Muhijar 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Oleh Muhijar 0810438
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
vii
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B Perumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Hipotesis Tindakan ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Definisi operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Hakikat Hasil Belajar ... 10
viii
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Hakikat Bilangan Pecahan di Kelas IV SD ... 14
1. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika di kelas IV ... 15
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual ... 15
b. Langkah – langkah Penerapan Kontekstual ... 16
c. Komponen – komponen Pembelajaran Kontekstual ... 17
d. Alat Yang Digunakan Dalam Pengunaan Alat Peraga- Yang bersifat kontekstual ... 21
e. Perkembangan Intelektual Siswa Kelas IV (empat)- Sekolah Dasar (8-10 Tahun) ... 22
f. Penelitian Yang Relevan ... 24
g. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A. Metode Penelitian ... 26
B. Model Penelitian ... 26
C.
S
ubjek yang Terlibat dalam Penelitian ... 28D. Prosodur Penelitian ………..……… 28
E. Instrumen Penelitian ... 33
F. Tehnik Pengolahan Data dan analisis data ……….… 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………..…….. 36
ix
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ……….……. 39
C. Hasil observasi tentang guru dan siswa ……….…….. 52
D. Hasil Respon Siswa ………... 54
E. Hasil Refleksi ……….…… 57
F. Pembahasan Hasil Tindakan ………. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Kesimpulan ……....………... 64
B. Saran ……….. 65
1
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan
mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan Tinggi. Penggunaan
matematika tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itulah
konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil
dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Pecahan sederhana adalah salah satu operasi hitung yang mulai diajarkan
di kelas IV (empat) Sekolah Dasar. Biasanya guru menjelaskan konsep pecahan
sederhana terpisah dengan masalah sehari-hari, sehingga sulit diterima siswa. Hal
tersebut menyebabkan pembelajaran tidak bermakna, padahal operasi pecahan
harus sudah dikuasai oleh siswa untuk melanjutkan ke pembelajaran selanjutnya.
Siswa yang tidak menguasai operasai bilangan pecahan sederhana akan
merasakan kesulitan dalam mengikuti pelajaran selanjutnya. Apabila hal ini
berlanjut terus pada siswa, maka siswa bisa saja tidak menyukai pelajaran
matematika karena dianggap pelajaran matematika itu sulit sekali, bahkan siswa
akan malas bersekolah bila ada pelajaran matematika.
Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi
pecahan dapat dilakukan sambil bermain dengan berbagai alat peraga yang
bersifat kontekstual, yang bersifat edukatif, dan guru dalam mengolah kegiatan
belajar mengajar tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang dan menarik
minat siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal. Dengan
kegiatan yang optimal maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai.
Perkembangan kemampuan berhitung dalam operasi bilangan pecahan
sederhana sangat penting bagi siswa kelas IV(empat). Mengembangkan
kemampuan dalam operasi pecahan permulaan bagi siswa kelas IV(empat)
2
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
operasi pecahan secara sederhana, dengan menggunakan alat peraga yang optimal
kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
selanjutnya. Hal ini perlu diperkenalkan sejak usia dini karena oprasi pecahan
merupakan dasar dari beberapa ilmu yang dipakai dalam setiap kehidupan sehari
hari sudah banyak dipenalkan , dan banyak digunakan dalam kehidupan manusia.
Dalam pelaksanaannya harus menarik minat dan perhatian siswa sehingga
pembelajaran menjadi menyenangkan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
dalam mengenal operasi pecahan sederhana permulaan dengan alat peraga
bergambar yang bersifat kontekstual. Alat peraga dapat bermanfaat untuk melatih
siswa bersosialisasi, menemukan sikap bekerjasama dan dapat membantu siswa
mengenal dasar-dasar dalam materi pecahan permulaan sehingga siswa akan
tertarik dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran.
Alasan yang mendasar mengapa siswa kurang menguasai materi pecahan
yaitu umumnya guru hanya memberikan pembelajaran yang abstrak tanpa
menggunakan alat peraga melalui permainan edukatif dalam kehidupan
sehari-hari. Hal itu membuat siswa kesulitan untuk membayangkan dan memahaminya,
contohnya : pada pengenalan konsep angka, pembelajaran yang dilakukan hanya
mengajarkan lambang pecahan ( ½, 2/3, ¾, ... ), namun makna dari lambang
pecahan tersebut tidak diperagakan bahkan dibuktikan.
Selain itu guru pada umumnya hanya memperhatikan target pembelajaran
yang harus dikuasai siswa, tanpa menyadari bahwa di kelas IV (empat) SD masih
merupakan arena siswa pengenalan (bukan pembuktian) untuk mengeluarkan
semua potensi dan karakter yang dimilikinya. Persepsi bermainpun sering
dianggap tidak penting dan tidak mempunyai makna yang dalam. Ini dikarenakan
dengan bermain siswa hanya memuaskan rasa kesenangannya. Siswa tidak
menggunakan pemikirannya secara dalam untuk menggali semua potensi yang
dimiliki. Siswa juga tidak dapat memperoleh sesuatu untuk dipelajari dan tidak
3
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah yang sering timbul dengan
mengunakan alat peraga bermainpun adalah banyak waktu yang tersita. Dengan
alat peraga, suasana kelas menjadi tidak tertib dan penyampaian materi pun
tidak merata antara siswa yang memperhatikan dengan yang tidak.
Masalah-masalah seperti itu dapat terhindarkan jika guru mampu memilih alat peraga yang
tepat.
Salah satu penggunaan alat peraga yang bersifat kontekstual, yang efesien
yaitu alat peraga yang tepat guna seperti mengunakan buah buahan (apel ). Buah
apel diiris –iris yang dapat memisahkan irisan itu bilangan pecahan).Memang
pada umumnya sudah tidak asing di SD kelas IV (empat) dalam mengenalkan
operasi bilangan pecahan permulaan, tetapi alat peraga ini sering terlupakan dan
tidak digunakan. Padahal sebenamya, alat peraga yang di gunakan secara optimal
dapat merangsang siswa agar lebih cepat mengenal angka maupun bilangan
pecahan.. Alat peraga ini pun mudah didapat bahkan dapat dibuat sendiri dengan
berbagai variasi namun tetap memenuhi kriteria atau pedoman yang ada.
Selain itu, penggunaan alat peraga yang bersifat kontekstual ini dapat
disediakan sesuai dengan jumlah siswa sehingga masing-masing siswa dapat
mengikuti pembelajaran secara serempak dan masalah ketertiban kelas pun dapat
terhindarkan. Keuntungan lainnya permainan ini pun dapat dipergunakan di
rumah maupun di sekolah. Dengan demikian alokasi waktu pun tidak menjadi
masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sumaatmadja ( Agustiani,2005 : 1 ),
yang mengemukakan bahwa ”pendidikan adalah upaya meningkatkan dengan
salah satu aspeknya adalah kualitas sumberdaya manusia”.
Untuk melaksanakan proses belajar setiap jenjang pendidikan memerlukan
kurikulum sebagai acuan dan pedoman dalam proses belajar mengajar. Kurikulum
yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan
pelajaran serta secara yang digunakan sebagai pedoman membuat berbagai mata
pelajaran yang harus diberikan pada perserta didik antara lain pelajaran
matematka. Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar berpungsi untuk
4
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir. Ciri pembelajaran
matematika adalah memiliki objek yang abstrak, pola pikir yang edukatip dan
konsisten, dan pelajaran matematika mempunyai objek yang konkrit, akan tetapi
pembelajaran matematika dapat diupayakan agar materi yang disampaikan kepada
perserta didik dapat lebih menyenangkan dan menarik. Selain itu, mata pelajran
matematika tidak dianggap sebagai mata pelajaran menakutkan bagi siswa, karena
banyak siswa tidak menyukai matematika karena mereka merasa kesulitan.
Berdasarkan uraian diatas, untuk mengembangkan masalah permahaman
pecahan yang masih meragukan, perlu memperhatikan tahapan perkembangan
siswa. Selain itu, penggunaan alat peraga edukatif di SD masih belum optimal,
juga penting diperhatikan. Pembelajaran dengan menggunakan alat perag yang
menyenangkan dan membuat siswa tertarik serta antusias memudahkan siswa
memahami konsep pecahan sederhana itu diajarkan dengan menggunakan alat
peraga yang optimal , melalui pendekatan kontekstual. Untuk mengetahui apakah
penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang
operasi bilangan pecahan sederhana di kelas IV ( empat ) Sekolah Dasar, maka
perlu kiranya diadakan suatu penelitian.
Memperhatikan pengajaran guru yang masih menggunakan cara lama atau
cara konvensional ( cara tradisional ), metode ceramah yang dominan dimana
pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Peran guru penyampai pesan pada
perserta didik dan hanya menekankan pada isi pesan, yaitu materi pembelajaran
sedangkan perserta didik hanya sebagai pendengar setia pada materi yang
disampaikan. pembelajaran masih brpusat pada guru tanpa melibatkan peserta
didik, sehingga pembelajaran tidak menarik minat siswa untuk belajar matematika
yang akhirnya menyebabkan perserta didik merasa jenuh.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai perserta
didik dan tidak akan mampu menyerap pembelajaran dengan baik sehingga hasil
tes perserta didik akan sering menunjukan prestasi belajar yang rendah atau
5
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Masalah di atas juga masih ditemukan di SD Negeri Parung Tanjung 01
Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun
pelajaran 2012 - 2013 terutama pada mata pelajaran matematika, belum
memenuhi harapan. Hasil kemampuan siswa dalam mencapai nilai operasi hitung
campuran yang ditargetkan sesuai dengan KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal )
yang ditentukan oleh sekolah maupun di gugus yaitu untuk matematika 6,5 belum
tercapai memenuhi standar. Sementara itu, khusus siswa kelas IV SD Negeri
Parung Tanjung 01 kecaman Gunung Putri dalam pembelajaran matematika,
konsep operasi bilangan pecahan sederhana adalah konsep yang tidak dipahami
siswa sehingga dampaknya berpengaruh terhadap rendahnya prestasi hasil belajar,
yang belum memenuhi KKM , yaitu : 5,8 dari 50 siswa (48%). Sementara itu hasil
belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam menentukan target atau KKM
yang diharapkan. Ketidakmampuan siswa dalam memecahkan masalah aktifitas
disebabkan oleh beberapa faktor guru, antara lain : Guru dalam kegiatan
mengajar beroentasi, tanpa meghiraukan pembelajaran matematika yang bersipat
maju / bermutu, hanya pengajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
memberikan latihan mengerjakan soal matematika yang diterangkan tanpa
memberikan kesempatan contoh praktek. Selain itu guru masih memberikan
pengajaran hannya untuk mencapai target kurikulum yang harus dicapai, dan
daya serap kemampuan siswa terabaikan. Kemudian adanya target guru masih
memberikan pembelajaran hanya pada tingkat verbalisme (ceramah).dalam
pengajaran disampaikan sebagai rasa tangung jawab guru mengajar hal ini
pembelajaran matematika hanya berpusat pada guru.
Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi
operasi bilangan pecahan sederhana dalam pemecahan masalah akan dicoba
dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran salah satunya adalah
pendekatan kontekstual. Dalam kegiatan pendekatan kontekstual tersebut dapat
mendorong, menantang, merangsang, dan menarik minat siswa untuk melakukan
kegiatan mengajar secara optimal, maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan
6
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sambil mrngalami dan mencari sendiri dari fakta-faktanya, seperti ada pepatah ”
aku dengar aku lupa, aku lihat aku ingat, aku kerjakan aku mengerti ”,
memperhatikan pendapat Piaget ( Sri ningsih 2012 : 3 ). Untuk mewujudkan
pelaksanan kegiatan belajar pada siswa harus dilakukan secara sistematis dengan
memperhatikan beberapa hal antara lain : Tarap perkembangan siswa, waktu,
tempat, alat peraga dan pendekatan yang digunakan.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Memperhatikan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah ”bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika dalam materi operasi bilangan pecahan sederhana
dengan menerapkan pendekatan kontekstual sehingga dapat meningkatkan
prestasi perserta didik dan guru dalam upaya meningkatkan rasa tanggung jawab
guru sebagai guru yang propesional, yang dimaksud hasil belajar matematika
siswa adalah kompetensi yang ada dalam diri seseorang, sehingga orang tersebut
mampu melakukan tindakan-tindakan kognitif, afekif dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya dalam pembelajaran matematika khususnya dalam operasi
bilangan pecahan sederhana. dikelas IV (empat) SD Negeri Parung Tanjung 01-Cicadas Kec.Gunung putri Kab.Bogor”. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan hasil belajar matematika tentang operasi bilangan
pecahan sederhana di kelas IV (empat) SDN Parungtanjung 01 melalui
pendekatan kontekstual ?
2. Bagaimana pelaksanaan belajar matematika mengenai operasi bilangan
pecahan sederhana melaluli pendekatan kontekstual pada siswa dan guru ?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pelaksanaan belajar di kelas
IV (empat) SDN Parungtanjung 01 melalui pendekatan kontekstual ?
4. Bagaimana hasil respon pelaksanaan siswa terhadap operasi bilangan pecahan
7
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan indentipikasi permasalahan dan kajian tiori diatas, maka
hipotesis tindakan penelitian ini adalah, upaya meningkatkan hasil belajar
matematika tentang operasi bilangan pecahan sederhana melalui penggunaan alat
peraga yang optimal dengan menggunakan pendekatan kontektual, maka hasil
belajar matematika perserta didik pada materi operasi bilangan pecahan sederhana
dapat meningkat dari sebelumnya ada upaya perubahan yang signifikan. di SDN
Parung Tanjung 01 Gunung Putri – Kabupaten Bogor.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mencari solusi
masalah yang praktis dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika dengan
menerapkan pendekatan kontekstual, di SD Negeri Parung Tanjung 01-Cicadas
Kec.Gunung Putri Kab.Bogor, adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendefkripsikan perencanaan pembelajaran matematika siswa tentang
operasi bilangan pecahan sederhana di kelas IV (empat) SDN Parungtanjung
01 melalui pendekatan kontekstual .
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil pelaksanaan penerapan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran matematika dikelas IV (empat) SDN
Parungtanjung 01.
3. Bagaimana kegiatan hasil belajar matematika tentang operasi bilangan
pecahan sederhana pada pengembangan pembelajaran pada pendekatan
kontekstual.
4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap operasi bilangan pecahan sederhana
8
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritis
dan praktis :
1. Secara Teoritis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan tentang pengembangan kemampuan kognitif pada siswa kelas IV
(empat), khususnya pengembangan di bidang kemampuan operasi bilangan
pecahan sederhana permulaan melalui pendekatan kontekstual bagi siswa usia 8 -
10 tahun.
2. Secara Praktis
a. Siswa SD Kelas IV (empat)
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang operasi bilangan pecahan sederhana.
b. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menemukan alternatif alat peraga
pembelajaran matematika sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal /
optimal.
c. Orang Tua
Sebagai informasi dan pengetahuan kepada orang tua tentang
perkembangan kognitif siswa kelas IV (empat) melalui kegiatan bermain dengan
menggunakan alat peraga bergambar untuk mengembangkan kemampuan operasi
bilangan pecahan sederhana permulaan pada siswa usia 8 - 10 tahun.
d. Masyarakat
Diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai alternatif
pembelajaran sehingga operasi bilangan pecahan sederhana menjadi lebih
bermakna dan menyenangkan bagi siswa melalui pendekatan kontextual oleh
pengajar.
9
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Peneliti selanjutnya, dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata
tentang kontribusi dalam pembelajaran kontextual dengan penggunaan alat
peraga yang optimal dalam meningkatkan kemampuan operasi bilangan pecahan
sederhana permulaan siswa usia 8 – 10 tahun di SD Kelas IV (empat) khususnya,
aspek pengembangan kemampuan lain pada umumnya. Dengan demikian, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih sebagai bahan pembelajaran
selanjutnya.
F. Definisi operasional.
Ada beberapah istilah yang didefinisikan operasionalnya dalam memberikan,
memahami istilah yang digunakan dalam penelitian ini, adapun
istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan kontekstual, adalah sebagai konsep pembelajaran untuk
membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata bagi perserta didik yang dapat diterapkan sebagai
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Hasil akhir belajar adalah skor test matematika yang diperoleh siswa
setelah ia melakukan pengalaman belajarnya sesuai dengan materi yang
disampaikan yaitu. Oprasi bilangan pecahan sederhana.
26
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan (Action Research) yang
merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan atau pendekatan yang bertujuan mengembangkan keterampilan
dalam rangka memecahkan masalah melalui penerapan langsung. Dalam
dunia pendidikan, penelitian ini dapat memperbaiki efektifitas dan efesiensi
praktik pembelajaran.
Menurut E. Mulyasa (2006:152), terdapat dua kata kunci yang terdapat
dalam setiap kegiatan action research, yaitu pemecahan masalah dan
peningkatan kinerja. Karena penelitian ini dilakukan langsung di dalam kelas,
maka metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research).
Menurut Wardani (2004:1.4), penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat. Suyanto dalam Kasbuloh (1998/1999:32)
mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan tujuan
untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah.
Dengan adanya PTK kesalahan dalam pembelajaran akan cepat dianalisis dan
diperbaiki, sehingga hasil belajar siswa diharapkan akan dapat meningkat.
B. Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sendiri oleh guru, dimana guru
sebagai peneliti yang merancang tindakan; mengobservasi; dan merefleksi
pembelajaran yang dilakukan. tetapi tidak semua guru mampu melihat sendiri
27
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sendiri melakukan kekeliruan dalam kegiatan mengajar. Dibutuhkan teman
sejawat untuk konsultasi permasalahan yang dihadapi dan observer untuk
memantau apakah guru telah melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Penelitian Tindakan Kelas dipilih karena peranan guru dalam upaya
perbaikan pendidikan sangat penting. Dalam melakukan penelitian guru tidak
harus meninggalkan kewajibannya, karena guru dapat mengajar sambil
melakukan penelitian dan menemukan cara-cara yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar matematika dalam menyelesaikan soal
penjumlahan. Dengan cara ini guru diharapkan mendapatkan data tentang inti
permasalahan dan kesulitan belajar siswa selama ini. Pada saat yang sama
guru dapat menemukan pemecahannya yang bersifat teknis pembelajaran
melalui kerja kolaboratif dengan teman sejawat.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan siklusitas yang bersifat
menyeluruh dan berulang, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap-tahap
perencanaan, penerapan tindakan, pengamatan, dan evaluasi proses hasil
evaluasi, dan refleksi. Menurut Hopkins dalam Arikunto (2006:80), jika
terdapat masalah dalam refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang
melalui siklus berikutnya sehingga permasalahannya dapat teratasi. Metode
dan desain penelitian mengacu pada teori PTK Kemmis dan Taggart yang
menggunakan sistem garis koordinasi (gambar 3.1).
Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Action
Research) yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau melalui
pendekatan kontekstual, dengan 3 tahap yaitu: merencanakan, melakukan
tindakan / observasi, dan mengamati refleksi. Menurut model desain Kemmis
dan Mc Taggart dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model siklus ke
siklus, dengan garis koordinasi yang dimulai pada rencana, tindakan dan
observasi.dan refleksi selanjutnya kembali pada rencana kembali yang
28
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Refleksi merupakan evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah
dilakukan. Refleksi dilakukan terhadap indikator keberhasilan pembelajaran
yaitu 75% pada 50 siswa mencapai nilai minimal 7 pada penyelesaian soal
penjumlahan. Hasil refleksi merekomendasikan apakah siklus selanjutnya
dapat dilaksanakan atau tidak. Berikut ini adalah bagan alur PTK yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan model sebagai
berikut :
Gambar 3.1. Alur tindakan secara umum Arikunto.
1. Siklus Kegiatan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing
terdiri dari dua pertemuan dengan pola yang sama dan tetap, meliputi 3
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, dan pengamatan.
a. Perencanaan
1) Guru menyusun Rencana Pembelajaran dan Rencana Pembelajaran
29
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Guru membentuk kelompok belajar secara heterogen, tiap kelompok
beranggotakan 5 siswa dengan penyebaran tingkat kecerdasan. .
3) Guru menyediakan/merancang sarana kontekstual
4) Guru mempersiapkan LKS kontekstual beserta kunci jawabany..
5) Guru mempersiapkan kisi-kisi beserta kunci jawaban dan pedoman
penskoran sebagai evaluasi.
6) Guru mempersiapkan lembar pengamatan:
(a) Lembar pengamatan aktivitas siswa .
(b) Lembar pengamatan guru .
7) Guru mempersiapkan Tugas Rumah .
b. Pelaksanaan tindakan kelas
1) Pendahuluan.
(a) Guru memberikan apersepsi dan menginformasikan konsep dan
tujuan pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual
serta memotivasi siswa.
(b) Guru menyampaikan sekilas tentang materi pembelajaran dan
mendemonstrasikan kegiatan kontekstual yang akan dilaksanakan
(Modelling).
2) Kegiatan inti.
(a) Guru membagi kelompok belajar siswa yang terdiri dari 4 sampai 5
orang dan menyiapkan sarana pembelajaran yang berasosiasi
dengan pendekatan kontekstual serta membagikan LKS
kontekstual kepada tiap kelompok untuk didiskusikan dan
dikerjakan secara berkelompok (Learning Comunity).
(b) Siswa mendiskusikan dan bertanya dalam kelompok untuk
mengerjakan LKS kontekstual yang diberikan (Questioning).
(c) Siswa didampingi guru melaksanakan kegiatan kontekstual, siswa
secara bertahap mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
30
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(d) Siswa dalam kelompok berusaha menemukan konsep atau prinsip
matematika yang telah dipelajarinya dengan memanfaatkan sarana
kontekstual yang tersedia (Inquiry).
(e) Guru menanyakan kesulitan siswa dalam melengkapi LKS
kontekstual dan memberi umpan balik kemudian menyuruh siswa
secara acak, untuk menjelaskan temuan penyelesaiannya di depan
kelas dan kelompok yang lain menanggapi (Modelling).
3) Penutup.
(a) Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali
penyelesaian soal sambil mengungkapkan teori/materi
pendukungnya (Questioning).
(b) Setelah selesai, siswa mengumpulkan LKS kontekstual yang
sudah dilengkapi. Nilai hasil pekerjaan LKS kontekstual tersebut
digunakan sebagai penilaian autentik (Authentic Assesment) untuk
nilai kelompok. Sedangkan nilai individu diambil dari nilai kuis
yang dilakukan di akhir pembelajaran pada masing-masing siklus.
Kemudian guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan
siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing.
(c) Siswa bersama guru menarik beberapa kesimpulan tentang materi
yang dipelajari.
(d) Pada akhir pembelajaran guru menanyakan pendapat siswa
mengenai kegiatan belajar hari ini (Reflection) dan memberikan
tugas rumah(PR) untuk dikerjakan secara individu.
c. Pengamatan
1) Pengamatan terhadap siswa
(a) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran.
31
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(c)Banyaknya siswa yang melakukan kegiatan matematis
(kemampuan siswa dalam mengkonstruk/constructivism dan
menemukan/inquiry).
(d) Banyaknya siswa yang cepat membentuk kelompok dan kerjasama
siswa dalam kelompok (learning community).
(e) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan LKS kontekstual dan
memanfaatkan sarana kontekstual yang tersedia.
(f) Kompetensi siswa saat menyajikan temuan penyelesaian soalnya
(modelling).
(g) Banyaknya siswa yang bertanya dan memberikan tanggapan
(questioning).
(h) Banyaknya siswa yang terlibat mengambil kesimpulan dan
melakukan refleksi (reflection).
(i) Hasil latihan soal setelah siswa diberi tugas rumah individual.
(j) Hasil kuis siswa yang diberikan di pok dalam mengkonstruk dan
menemukan/sebagai fasilitator (constructivism dan inquiry).
(k) Kemampuan guru membimbing dan memotivasi siswa
mempresentasikan hasil diskusinya.
(l) Melakukan evaluasi kelompok dan individu (authentic assesment).
(m) Memberikan kesempatan siswa melakukan refleksi (reflection).
(o) Cara pengelolaan kelas dan waktu yang diperlukan guru.
2) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara
terhadap pelaksanaan pembelajaran.
3) Mendiskusikan hasil analisis refleksi untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanan kegiatan penelitian dalam siklus berikutnya.
Tindakan perbaikan antara lain: (a) ketepatan pemilihan materi
pelajaran, (b) ketepatan guru dalam menyajikan materi, (c) ketepatan
guru dalam membuat soal konteksual, (d) ketepatan instrumen dalam
32
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Refleksi.
Merefleksi yaitu untuk melihat kembali aktifitas yang telah dilakukan serta
melakukan solusinya berdasarkan hasil obserfasi dikelas pada saat
pembelajaran berlangsung, berdasarkan hasilnya disusun pada rencana
baru untuk diterapkan pada proses pembelajaran berikutnya di kelas.
C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat) SDN Parung
Tanjung 01 Gunung Putri – Kabupaten Bogor dengan jumlah siswa 50 orang.
Sementara observer dalam penelitian ini adalah 4 orang mitra mahasiswa, dan
teman sejawat yang akan membantu melakukan pengamatan selama peneliti
melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga yang optimal
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV (empat) SDN Parung Tanjung 01
Kecamatan Gunung Putri–Kabupaten Bogor dan dilaksanakan pada bulan
September sampai Oktober 2012 semester II tahun pelajaran 2012 2013.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang diguakan dalam penelitian ini secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu instrumen pembeajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur
sedemikian rupa dengan didasarkan pada berbagai aspek, untuk memperoleh
hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran oleh karena itu diperlukan
instrumen-instrumen pembelajaran yang meliputi :
33
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
b. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dasar,
materi pokok atau pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan tindakan apa yang
akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran sebagai proses persiapan
guru dalam mengajar yang dirancang untuk setiap kali pertemuan atau
siklus kali pertemuan atau siklus mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
d. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa adalah lembar kerja yang dikerjakan siswa selama
pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui penilaian siswa.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan dalam menerapkan
pendekatan kontekstual pada pembelajaran matematika dikelas 1V, akan
dilakukan dengan menggunakan instrumen tes dan instrumen non tes.
a. Instrumen Tes
Alat pengumpulan data tes bersifat mengukur, dilakukan dengan
teknik tes yaitu pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan cara tertulis dengan
34
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setiap bentuk soal diberikan pada setiap siklus baik secara kelompok
ataupun individual, pemberian tes dilakukan untuk mengetahui
kemajuan hasil belajar siswa terhadap penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual.
b. Instrumen Non Tes
Instrumen yang digunakan adalah :
1). Lembar Observasi
Pedoman Observasi dipergunakan untuk mengamati proses
pembelajaran yang sedang berlangsung yang menggunakan
pendekatan kontekstual yang tercermin dari aktivitas guru dan
siswa pada saat pembelajaran dikelas, lembar observasi merupakan
alat bantu menganalisa dan merefleksi guna memperbaiki siklus
berikutnya.
2). Lembar Angket
Lembar Angket ini dilakukan diakhir keseluruhan siklus dan
dimaksudkan untuk mengetahui respon serta tanggapan siswa
terhadap pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan
kontekstual.
3). Lembar Jurnal
Lembar Jurnal digunakan untuk mengetahui respond dan sikap
siswa setelah pembelajaran berlangsung terhadap pelajaran
matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dengan pendekatan kontekstual, Jurnal ini diberikan setiap akhir
siklus.
35
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Teknik pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian
kali ini yaitu mendeskripsikan data yang dianalisis, setelah itu hasil dari
setiap siklus akan dianalisis dan direfleksi. Untuk perbaikan pada siklus
berikutnya data yang berbentuk kualitatif akan diolah dan disajikan
menjadi data kuantitatif dalam bentuk persentase. Hasil analisis data yang
berupa data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel.
Untuk mengetahui hasil belajar tuntas atau tidak, digunakan
acuan dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dikelas IV yaitu
62 dan penilaian daya serap. Pada penelitian ini siswa secara keseluruhan
dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai KKM secara klasikal
dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 75% mencapai nilai KKM. Setelah
data-data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengolah data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Data Hasil Tes
Pada tahap ini data jawaban tes siswa yang terkumpul kemudian
dianalisis dengan diberi skor, kemudian dilihat tingkat penguasaan
siswa dalam memahami pelajaran matematika pada pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan
kontekstual. Untuk menghitung persentase hasil belajar siswa secara
keseluruhan terlebih dahulu mencari rata-rata tingkat penguasaan
setiap
Skor jawaban benar
Jumlah seluruh soal
- Untuk menghitung rata-rata nilai hasil belajar siswa
(TP) Seluruh Siswa
Banyak Siswa
2. Data Hasil Non Tes
Tingkat penguasa= x 100%
36
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data yang diperoleh dari setiap instrumen akan dikumpulkan dan
dianalisis untuk mengetahui respon siswa terhadap materi yang
diberikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Data yang
diperoleh melalui angket diolah dengan cara menghitung jumlah
responden yang menjawab ya dan tidak terhadap suatu pertanyaan
yang diberikan, kemudian jawaban tersebut dirubah dalam bentuk
prosentase data angket siswa dengan cara sebagai berikut :
Altenatip jawaban
Jumlah responden
64
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
Bab IV tentang pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan melalui pendekatan kontekstual, maka penulis mencoba menarik
kesimpulan dan memberikan saran.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah jawaban dari permasalahan yang
telah di utarakan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil
antaranya adalah :
1. Perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, metode
pendekatan kontekstual pada kondisi siklus I dan II dapat memberikan
gambaran hasil yang meningkatkan aktivitas siswa dan guru yang dinilai oleh
observer, hasil penelitian perencanaan pembelajaran ada perubahan disetiap
siklusnya. Siklus I penilaian perencanaan pembelajaran sudah pcuku baik
untuk menjadi rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran di kelas, dengan
prosentase 70,62% dan pada siklus II lebih baik lagi menjadi 81,33% melalui
pendekatan kontekstual dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat
kontekstual dalam kehidupannya, seperti : memperkenalkan buah-buahan
(apel) dan kotak persegi dari sterofom pada pembelajaran anak, untuk
meningkatkan belajar lebih aktif dan efektip.
2. Model pembelajaran kontekstual, dapat meningkatkan hasil belajar tentang
materi bilangan pecahan sederhana dikelas IV, di SD Negeri Parung Tanjung
01 yaitu : membuat keterlibatan siswa secara fisik sangat baik, karena dalam
tahap operasional kongkrit sehingga membatu siswa dalam membangun
65
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
demi tercapainya proses belajar matematika yang menarik dan
mennyenangkan, sesuai PAIKEMnya.
3. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terukur melalui hasil tes formatif yang
telah didapat, data awal yang didapatkan peneliti dengan prosentase rata-rata
hasil belajar matematika nilai 58% atau 28 siswa yang belum tuntas, padahal
target yang ditetapkan 62,00 KKMnya. Keberhasilan penggunaan pendekatan
kontekstual mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I prosentase
hasil belajar rata-rata 7,62% siswa yang sudah tuntas sebannyak 37 siswa atau
74% dan pada siklus II meningkat lagi hasilnya yaitu 81,33% dari siswa
berjumlah 46 siswa atau 90%.
4. Melalui pembelajaran kontekstual respon siswa kadang mengalami kenaikan
atau pengnurunan, faktor penurunan metode ini ; karena siswa belum tanggap,
namun berikutnya peningkatan belajar mengalami peningkatan walau tidak
signifikan. Dalam hal ini peran guru sangat berpengaruh kepada keaktifan
siswa dalam belajar. Untuk lebih proaktif dalam membagi kelompok secara
acak anatara yang pandai dan kurang, supaya dapat bertannya dan
berinteraksi, sehingga anak lebih aktif serta semangat suasana belajar lebih
menarik. Gambaran hasil respon siswa terlihat peningkatan pencapaian nilai di
atas ( nilai KKM ada 45 siswa ( 90%).
Berdasarkan pengamatan observasi proses belajar mengajar dengan
pendekatan kontekstual, umumnya respon aktivitas siswa dan guru pada
pembelajaran matematika pada materi pecahan sederhana mengalami proses
belajar yang menyenangkan dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini
ditandai dengan cara mereka berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok, sehingga siswa dari level rendah dan sedang dapat bertanya pada
teman sebaya tanpa rasa malu. Dan pada umumnya siswa merasa senang
belajar dalam kelompok diskusinya. Serta respon dalam pembelajaran
kontekstual aktifitas guru diperlukan ketekunan dan ketelitian untuk
66
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siklus II(93,75%) ini, agar sebaik mungkin dipertahankan dan ditingkatkan
sehingga lebih sukses untuk selanjutnya.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas pada penelitian tentang penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan untuk kelas IV Sekolah Dasar, maka
penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Melalui metode pendekatan kontekstual dapat digunakan sebagai alternative
pembelajaran yang perlu dicoba oleh guru untuk meningkatkan pengetahuan
siswa terutama pada materibilangan pecahan sederhana yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik disarankan kepada kita
sebagai pengajar untuk dapat terus melestarikan dari hasil yang telah dicapai
melalui pendekatan kontekstual di masa mendatang, agar prestasi siswa,
sekolah dan guru dapat dibanggakan.
2. Melalui metode pendekatan kontekstual dapat melatih siswa dalam berpikir
dan mengemukakan pendapatnya, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup
serta perencanaan yang tepat dalam pembelajaran ini,
Bagi guru hendaknya dapat memodifikasikan alat peraga yang bersifat
kontekstual ini lebih memperkenalkan kepada siswa tentang pelajaran
matematika, sehingga siswa tertarik dan menyukai pelajaran matematika.
3. Bagi peneliti hendaknya dapat mengembangkan penelitian selanjutnya yang
lebih luas. Peneliti juga dapat mengembangkan dengan penelitian pada
68
67
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya.
Agustiani. 2005. Penggunaan Alat Peraga. Skripsi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan
Aisyah,Nyimas ( 2007 ) Pengembangan Pembelajaran Matematika SD : Dirjen DiktiDepdiknas
Burhan Mutakin, Ary Astuti. 2008. Jakarta: Pusat Pembekuan Departemen Pendidikan Nasional
Carjani. 2006. Penggunaan Alat Peraga Manipulatif (ManipulatifMaterial)
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Operasi Bilangan Pecahan Sederhana. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Djaafar,Tengku. Kontribusi dan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar. Padang UNP : 2007
Depdikbud, 1994. Garis-garis Besar Program Pengajaran Kelas 3. Dekdikbud. Jakarta.
Depdiknas, 2000. Kurikulum Standar Kompetensi, Depdiknas. Jakarta
Fitriyah, Munawarti. 2005. Matematika Progresif untuk SD Kelas 5. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
Johson, Elaine B. 2007. Concextual Teaching and Learning : Menjadikan
Kegiatan belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermaknsa. Bandung : Mizan Learning Center.
Kasbuloh, Kasihani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud, 1998/1999
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006
Nana Sudjana, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar. Badung:Sinar Baru
Nurhadi . ( 2004 ) , Pendekatan Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning /CTL ) dan Penerannya Dalam KBK . Malang : UM Press.
68
67
Muhijar, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Prabawanto, Sufyani. Puji, Rahayu, 2009. Bilangan, Bandung : UPI PRESS.
Soedjaji, R.2000. Kian Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Dirjendikti.
Soetopo 2008. Matematika progresif untuk kelas IV SD/MI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Soemanto, Wasty. Psikolagi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta,2006
Sri Ningsih. 2012. Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan bulat, Skripsi UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Suhendra, ( 2006 ), Model Pembelajaran Matematika Bandung : UPI Press.
Suherman, Erman,dkk. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung : UPl, 2003
Sutrisna, Sulis, 2003. Panduan Lengkap Matematika unggulan. Jakarta : Mascot Media Nusantara
Suwangsih, Erna. Tiurlina. 2006. Model pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS