• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI LAMPUNG TERHADAP KENAIKKAN TARIF ANGKUTAN PERUSAHAAN OTOBUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI LAMPUNG TERHADAP KENAIKKAN TARIF ANGKUTAN PERUSAHAAN OTOBUS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI LAMPUNG TERHADAP KENAIKKAN TARIF ANGKUTAN PERUSAHAAN OTOBUS

Elyasip S Sembiring, Charles Jackson, dan Satria Prayoga

Progran Studi Ilmu Hukum Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung,

Jl Soemantri Brojonegoro No. 1 gedung Meneng Bandar Lampung e-mail : elyasipsembiring@gmail.com

Abstrak

Melihat banyaknya bus Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi di Lampung yang beroperasi membuat pemerintah Provinsi Lampung mengupayakan untuk terus memberi pengawasan secara khusus bagi angkutan ini. Kebijakan Pemerintah Provinsi Lampung dalam melakukan pengawasan terhadap pelanggaran tarif angkutan yang dilakukan oleh Perusahaan Otobus maupun awak bus dengan cara menaikkan tarif angkutan secara sepihak terutama pada saat Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu upaya dalam mengendalikan pelayanan angkutan umum. Kebijakan yang dikeluarkan Menteri Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Angkutan Umum, maka pemerintah wajib menyediakan angkutan orang dijalan raya yang layak,aman dan nyaman bagi masyarakat Provinsi Lampung, untuk itu pemerintah mengatur Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi sebagai moda transportasi yang bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Permasalahan dalam penelitian ini : (1) Pengawasan yang dilakukan pihak Dinas Perhubungan Provinsi Lampung adalah (a) Memberi himbauan secara tertulis kepada seluruh pemilik/pengusaha angkutan (b) Memberikan surat teguran kepada Perusahaan Otobus (c) Dinas Perhubungan Provinsi Lampung bersama instansi terkait secara rutin dan berkala melakukan operasi mobile dan statis (d) Dinas Perhubungan Provinsi Lampung menugaskan anggotanya untuk melakukan penyamaran menjadi penumpang bus AKDP (2) Faktor-faktor penghambat Dinas Perhubungan Provinsi Lampung terhadap pengawasan tarif angkutan Perusahaan Otobus yang harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam melakukan pengawasan, sidak terhadap tarif angkutan Perusahaan Otobus, Awak bus yang menaikkan tarif angkutan dengan sepihak. Saran dalam penelitian ini : (1) Dinas Perhubungan Provinsi Lampung lebih intens lagi dalam memberi himbauan secara tertulis kepada seluruh pemilik/pengusaha angkutan untuk tertib dalam penentuan tarif angkutan dan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung sebaiknya lebih sering lagi melakukan operasi mobile dan statis untuk menindak pengemudi bus AKDP/perusahaan yang melakukan pelanggaran tarif angkutan (2) Dinas Perhubungan Provinsi Lampung lebih bekerjasama dengan pihak kepolisian yaitu Polisi daerah Lampung dalam menentukan jadwal sidak ke lapangan guna terciptanya kerjasama yang baik dalam menciptakan kenyamanan dalam bertransportasi dan agar dapat mengontrol para awak bus yang sering menaikkan tarif angkutan secara sepihak.

(2)

Abstract

Seeing the number of intercity bus transportation in Lampung Province operating in the province of Lampung sought to make the government to continue to provide oversight specifically for this transport. Lampung Provincial Government policy in controlling the rates transport violations committed by the company or crew Otobus bus transportation by raising tariffs unilaterally, especially during the Eid al-Fitr is one of the efforts to control public transport services. Policies issued by the Minister of Transportation through the Transportation Minister Decree No. 35 of 2003 on the Implementation of Transportation Road With People in Public Transport, the government is obliged to provide for the transport of highway decent, safe and convenient for the people of Lampung Province, the government set for Inter-City Transportation In Province as a mode of transportation that can be used by all levels of society.

Problems in this study: (1) Supervision by the Department of Transportation Lampung is (a) Provide an appeal in writing to all owners / entrepreneurs transport (b) Provide a letter of reprimand to the Company Otobus (c) Lampung Transportation Agency with the relevant agencies perform routine and periodic operation of mobile and static (d) Lampung transportation Agency assigns members to conduct undercover into a passenger bus AKDP (2) factors inhibiting Lampung transportation Agency to control freight rates Otobus Company should coordinate with the police in conducting surveillance the inspection of the Company Otobus transport fares, bus crew which raise transport fares by unilateral.

The research method is quite descriptive with normative approach and empirical juridical approach. Data was collected through in-depth interviews, literature studies, and field studies. Suggestions in this study: (1) the Department of Transportation Lampung more intense in giving an appeal in writing to all owners / entrepreneurs for the orderly transport in determining freight rates and Lampung Transportation Agency should do more often mobile and static operation to crack down on bus driver AKDP / companies who violate the freight rates (2) Lampung transportation Agency in cooperation with the police over the Lampung Police in the field to determine the inspection schedule in order to create good cooperation in creating the transportation and comfort in order to control the bus crews who often raise freight rates unilaterally.

(3)

I. PENDAHULUAN

Transportasi merupakan salah satu kebutuhan mobilitas manusia saat ini. Media transportasi menjadi sarana mobilitas manusia guna melakukan berbagai aktifitas sehai-hari dan sarana untuk memberi kemudahan bagi manusia untuk menjangkau tempat beraktifitasnya sehari-hari maupun menghantarkan ke kota tujuan. Transportasi yang baik haruslah merupakan suatu sistem yang dapat memberikan pelayanan yang cukup, baik kepada masyarakat secara umum maupun secara pribadi.1

Beberapa survei yang dilakukan penulis terhadap beberapa penumpang bus jurusan Rajabasa-Bakauheni, begitupun sebaliknya jurusan Bakauheni-Rajabasa mereka menuturkan bahwa kerap kali dimintai ongkos melebihi standar yang ditetapkan Pemerintah (Dinas Perhubungan Provinsi Lampung) oleh awak bus dengan alasan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah naik, sementara pada saat itu Pemerintah sudah menentukan tarif sebesar Rp. 17.000,-. Namun awak bus

1 Marigan Masry Simbolon, Ekonomi

Transportasi, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003, hal 1

tersebut meminta ongkos sebesar Rp. 22.000,-

Tarif angkutan yang melebihi dari yang telah ditetapkan tentu saja sangat merugikan para konsumen yang menggunakan jasa tersebut, maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan tarif angkutan perusahaan otobus yang melebihi dari yang telah ditentukan dalam judul skripsi : Pengawasan Dinas Perhubungan Lampung Terhadap Kenaikkan Tarif Angkutan Perusahaan Otobus dengan latar belakang permasalahan bagaimana pengawasan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung terhadap kenaikkan tarif angkutan Perusahaan Otobus dan Apakah faktor-faktor penghambat yang dialami Dinas Perhubungan Provinsi Lampung terhadap tarif angkutan perusahaan otobus.

II. METODE PENELITIAN

(4)

primer dan data sekunder. Mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian dan melakukan wawancara.

III. PERMASALAHAN

3.1. Arah Kebijakan

Pembangunan Lalu Lintas Angkutan Darat

Dinas Perhubungan Provinsi Lampung memiliki beberapa arah kebijakan pembangunan Lalu Lintas Angkutan Jalan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kondisi pelayanan prasarana jalan melalui penanganan muatan lebih secara komprehensif dan melibatkan berbagai instansi terkait.

2. Meningkatkan keselamatan lalu lintas jalan secara komprehensif dan terpadu.

3. Meningkatkan kelancaran pelayanan angkutan jalan secara terpadu.

4. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan kepada masyarakat kepada masyarakat melalui penyediaan pelayanan angkutan perintis.

5. Meningkatkan kinerja peraturan dan kelembagaan melalui,penataan

sistem trasnportasi jalan,

menyukseskan peraturan

pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 20009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, peningkatan pembinaan teknis trasnportasi daerah, meningkatkan peran serta investasi swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan trasnportasi jalan.

6. Meningkatkan kompetensi dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.

7. Mendukung pengembangan transportasi yang berkelanjutan.

3.2. Hal-hal yang Dilakukan Dinas Perhubungan Povinsi Lampung Dalam Menentukan Tarif Angkutan

(5)

komponen-komponen untuk menentukan tarif angkutan penumpang bus AKDP , dengan tujuan agar tidak terjadinya monopoli dan kartel trayek yang dilakukan Perusahaan Otobus.2 Maka dari itu Dinas Perhubungan Provinsi Lampung memiliki metode dalam menentukan tarif angkutan bus AKDP berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 89 Tahun 2002 pasal 2,3,4, dan pasal 12 yaitu :

1. Tarif angkutan penumpang umum yang berlaku untuk pelayanan bus antar kota menggunakan tarif diantara atau sama dengan tarif jarak batas atas dan tarif jarak batas bawah.

2. Besaran tarif dasar batas atas untuk angkutan penumpang dengan mobil bus umum antar kota adalah 20% diatas biaya pokok.

3. Besaran tarif dasar batas bawah untuk angkutan penumpang dengan mobil bus umum antar kota adalah 20% dibawah biaya pokok.

4. Biaya pokok sebagaimana yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan angkutan umum penyedia jasa

2 Wawancara dengan Bapak Desteri S.Sos Staff

Bidang Perhubungan Darat Seksi Angkutan pada 23 Mei 2014

angkutan yang dihitung berdasarkan biaya penuh (full cost).

5. Biaya pokok dikelompokkan : a. Biaya langsung

b. biaya tidak langsung

6. Perhitungan biaya pokok didasarkan pada prinsip sebagai berikut :

a. biaya per unit adalah biaya per penumpang kilometer yang diperoleh dari biaya total operasi bus umum dibagi total produksi dengan faktor muat sebesar 70%. b. Biaya total operasi dihitung

berdasarkan biaya penuh (full cost).

c. Data standar operasional dan biaya yang digunakan dalam perhitungan biaya pokok memperhatikan tingkat akurasi kewajaran dan efisiensi biaya

serta dapat

dipertanggungjawabkan.

Dinas Perhubungan Provinsi Lampung juga memiliki beberapa komponen-komponen dalam menentukan tarif angkutan yaitu :

(6)

d. Biaya BBM e. Biaya ban

f. Biaya pemeliharaan kendaraan g. Biaya terminal

h. Biaya PKB (STNK) i. Biaya keur bus j. Biaya asuransi 2. Biaya tidak langsung

a. Biaya pegawai kantor b. Biaya pengelola

3.3. Pengawasan Dinas Perhubungan Provinsi

Lampung Pada

Perusahaan Otobus yang Melakukan Pelanggaran Terhadap Tarif Angkutan

Dinas Perhubungan Provinsi Lampung sebagai pelaksana teknis di bidang angkutan berperan aktif dalam penertiban dan pengawasan tarif angkutan bus Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi. Hal-hal yang terus dilakukan Dinas Perhubungan dalam pengawasan tarif angkutan adalah : 1. Memberi himbauan secara tertulis

kepada seluruh pemilik/pengusaha angkutan untuk tertib dalam penentuan tarif angkutan.

2. Memberikan surat teguran kepada perusahaan otobus yang tidak

menjalankan angkutannya dengan ketentuan yang berlaku.

3. Dinas Perhubungan bersama instansi terkait secara rutin dan berkala melakukan operasi mobile dan statis untuk menindak pengemudi bus Angkutan Antar Kota Dalamm Provinsi atau perusahaan yang melakukan pelanggaran tarif angkutan.

4. Dinas Perhubungan Provinsi Lampung menugaskan anggota Dinas Perhubungan Provinsi Lampung untuk melakukan penyamaran menjadi penumpang bus AKDP tersebut sebagai bentuk pengawasan.

(7)

tersebut meminta ongkos sebesar Rp. 22.000,- terutama pada saat Hari Raya Idul Fitri. Pada kasus ini pihak terkait yaitu Dinas Pehubungan Provinsi Lampung telah melakukan tindakan terhadap Perusahaan Otobus yang melakukan pelanggaran tarif tersebut dengan cara tilang dan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung memberi himbauan dan surat teguran secara tertulis kepada perusahaan otobus yang melakukan pelanggaran tarif angkutan tersebut.

3.4. Faktor-Faktor

Penghambat Dinas

Perhubungan Provinsi

Lampung Dalam

Mengawasi Tarif

Angkutan Perusahaan Otobus

Melihat banyaknya bus Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi dan berbagai macam perusahaan otobus yang ikut andil bagian dalam jasa angkutan tersebut, maka Dinas Perhubungan Provinsi Lampung mempunyai peran sebagai pengawasan tarif angkutan bus Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi. Namun dalam prakteknya di lapangan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung

mempunyai beberapa faktor penghambat dalam pengawasan terhadap tarif angkutan Perusahaan Otobus, yaitu :

1. Sulitnya koordinasi dengan pihak kepolisian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan disebutkan bahwa Dinas Perhubungan tidak diperbolehkan untuk turun langsung ke lapangan tanpa berkoordinaasi dengan pihak kepolisian. Sulitnya berkoordinasi dengan pihak kepolisian karena pihak dinas Perhubungan Provinsi Lampung harus menyesuaikan waktu dari pihak kepolisian untuk melakukan sidak kelapangan.

(8)

Fitri, tetapi dihari biasa jarang ditemukan pelanggaran tersebut. Awak bus biasanya melakukan pelanggaran tersebut dengan memanfaatkan suasana ramai dari para pengguna jasa baik di terminal maupun di bus AKDP, karena pada saat itu biasanya pihak kepolisian lebih fokus dalam pengawasan keamanan terminal dan lalu lintas lalu pihak Dinas Perhubungan lebih fokus terhadap kelancaran transportasi di terminal.3

IV. PENUTUP

Dari hasil penelitian dan pembahasan bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dinas Perhubungan Provinsi Lampung sebagai pelaksana teknis di bidang angkutan berperan aktif dalam penertiban dan pengawasan tarif angkutan bus Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi. Pengawasan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung dalam pengawasan tarif angkutan yaitu :

a. Memberi himbauan secara tertulis

kepada seluruh

pemilik/pengusaha angkutan

3 Ibid

untuk tertib dalam penentuan tarif angkutan.

b. Memberikan surat teguran kepada Perusahaan Otobus yang tidak menjalankan angkutannya dengan ketentuan yang berlaku.

c. Dinas Perhubungan bersama instansi terkait secara rutin dan berkala melakukan operasi mobile

dan statis untuk menindak pengemudi bus Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi atau perusahaan yang melakukan pelanggaran tarif angkutan. d. Dinas Perhubungan Provinsi

Lampung menugaskan anggota menugaskan anggota Dinas Provinsi Lampung untuk melakukan penyamaran menjadi penumpang bus AKDP tersebut sebagai bentuk pengawasan dan jika terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh awak bus maka anggota Dinas Perhubungan Provinsi Lampung langsung memberikan sanksi tilang.

(9)

2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan disebutkan bahwa Dinas Perhubungan tidak diperbolehkan untuk turun langsung ke lapangan tanpa berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dan awak bus Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi yang menaikkan tarif angkutan secara sepihak dengan cara mengelabui para pengguna jasanya pada saat suasana ramai baik di terminal maupun di bus AKDP juga merupakan salah satu faktor penghambat Dinas Perhubungan Provinsi Lampung dalam melakukan pengawasan diterminal.

DAFTAR PUSTAKA

Ashshofa, Burhan. 1996. Metode Penelitian Hukum. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Hajar, Ibnu. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian kuantitatif

Dalam Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta.

Prayudi. 1981. Hukum Administrasi Negara. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Penerbit PT.Citra Aditya Bakti. Bandung.

Simbolon, Marigan Masry. 2003.

Ekonomi Transportasi. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Singarimbun, Masri. 1987. Metode Penelitian Survei. Penerbit LP3ES. Jakarta.

Soekanto, Soejono. 1984. Penelitian Hukum Normatif. Penerbit Rajawali Press. Jakarta.

Sujanto, 1981. Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Penerbit Alfabeta. Bandung. Sunarno, Siswanto, 2009. Hukum

Pemerintahan Daerah di

Indonesia. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta.

Sasongko, Wahyu, 2007.

Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum

Perlindungan Konsumen.

Penerbit Unversitas Lampung. Bandar Lampung.

PERUNDANG-UNDANGAN :

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Keputusan Menteri Perhubungan No.

(10)

Orang di jalan dengan Kendaraan Umum.

Keputusan Gubernur Lampung No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberian Sanksi Administrasi Atas Pelanggaran Tarif Angkutan Penumpang Dengan Mobil Bus Umum. Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) oleh Perusahaan Angkutan Penumpang di Provinsi Lampung.

Peraturan Gubernur Lampung No. 22 Tahun 2013 tentang Pengaturan tarif Batas Atas Dan Batas Bawah Angkutan Penumpang Antar Kota Dalam Provinsi dengan Bus Umum di Provinsi Lampung.

SUMBER LAIN :

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Tanah Bumbu. Tugas Pokok dan Fungsi.

http://dishubkominfo.tanahbumbukab.g o.id/index.php?option=com_conte nt&view=article&id=90&Itemid= 88. 03 Desember 2013.

DishubLLAJ Provinsi Jawa Timur. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Jawa Timur.

http://dishubllaj.jatimprov.info/index.ph p?option=com_content&view=art icle&id=80&Itemid=53. 05 Desember 2013

Pemerintah Daerah Kayong Utara. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika.

http://www.kayongutarakab.go.id/

2012/index.php/dinas-

Referensi

Dokumen terkait

a) Sikap, sikap merupakan sesuatu yang mempengaruhi persepsi setiap orang. b) Pengalaman, telah terbukti bahwa pengalaman pun turut mempengaruhi persepsi seseorang. Hal-hal

Sumber Buku Indikator Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Persepsi Siswa mengenai Lingkungan Pendidikan di Rumah Helmawati, Pendidikan Keluarga, (Bandung: PT Remaja

Sianosis sentral berhubungan dengan penurunan saturasi oksigen arteri dan mungkin juga terjadi karena depresi dari susunan syaraf pusat, penyakit paru, atau

Suatu alat ukur disebut reliabel apabila digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama, hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten (Ancok dalam Singarimbun

NEWS READER : jenis minuman mengandung Kalium Sorbat dan natrium Benzoat Maraknya makanan dan minuman yang diduga menggunakan bahan pengawet KEMBALI dibicarakan masyarakat

Rata-rata kandungan air relatif daun masing-masing genotip 1 - 4 minggu setelah pemberian air dihentikan Dari pola kemampuan tanaman untuk mempertahankan kandungan

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.97/Menhut-II/2014 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Perizinan dan Non Perizinan di

pratama minimal 3 (tiga) orang per jabatan dilakukan oleh Menteri dibantu oleh tim kerja yang ditunjuk oleh Menteri. b) calon pejabat pimpinan tinggi pratama sebagaimana