• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Strategi Maritim malalui Pengantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Strategi Maritim malalui Pengantar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Strategi Maritim

Prima Tegar Anugrah – 120170302012

Dosen Pengajar : Laksamana TNI (Purn.) Dr. Marsetio M. M.

Konsep Perencanaan Strategi Maritim dari Perspektif Indonesia sebagai Negara Kepulauan :

Indonesia adalah Negara Kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai corak ragam kondisi sosial budaya secara historis memiliki karakter bahari yang kuat. Namun disayangkan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi sumber daya laut tersebut secara maksimal. Diperlukan konsep dan strategi untuk membangun Indonesia menjadi sebuah negara maritim yang tangguh dan berdaulat.

Istilah maritim dapat berkaitan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Secara primer pengertiannya adalah sifat yang menggambarkan obyek atau aktivitas berkenaan dengan laut. Dalam konteks negara kepulauan negara maritim adalah negara yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk kejayaan negaranya, sedangkan negara kelautan lebih menunjukkan kondisi fisiknya, yaitu negara yang berhubungan, dekat dengan atau terdiri dari laut.

(2)

pula mempengaruhi penentuan strategi maritim masing – masing negara, yang merupakan aplikasi dari doktrin maritim yang dilaksanakan oleh setiap negara. Indonesia membutuhkan doktrin maritim sebagai pengoperasionalan pilihan strategi dan prioritas pembangunan ke depan.

Pemerintah harus berani menjadikan sejarah kejayaan maritim Nusantara sebagai sebagai lesson learned yang bukan saja menyangkut tentang keberhasilan, tetapi juga kegagalan atau kekurangan yang terjadi. Hal ini sebagai pijakan dalam membangun Kekuatan Maritim Indonesia. Dalam menyusun Strategi Maritim Indonesia tak luput juga dengan melihat kondisi di alam nyata yang kompleks, multidimensi dan saling terkait. Keterkaitan antara strategi dengan kondisi di alam nyata merupakan salah satu isu kritis dalam penyusunan strategi, karena kegagalan untuk menghubungkan keduanya akan mempengaruhi rumusan strategi menjadi sesuatu tidak bisa dioperasionalkan.

Berdasarkan perkembangan lingkungan strategis dan menguatnya isu Maritime Security, maka Indonesia akan melaksanakan transformasi dari status negara berkembang menuju negara maju. Strategi maritim yang akan disusun ini dipandang akan mampu mengamankan aspirasi kepentingan nasional Indonesia yang masih berstatus negara berkembang. Namun dalam 20 sampai dengan 30 tahun ke depan, bisa jadi status Indonesia telah meningkat menjadi negara maju sehingga aspirasinya mengalami perluasan dibandingkan saat ini. Perubahan itu akan diikuti pula strategi keamanan nasionalnya, termasuk pula strategi maritim.

(3)

pada wawasan nasional maupun global dengan mengutamakan kepentingan nasional.

Perspektif pembangunan Negara Maritim juga didasari bahwa keberlanjutan pembangunan guna mencapai keberlanjutan bangsa Indonesia. Karakteristik laut berbeda dengan darat, keberlanjutan (sustainability) pembangunan kemaritiman ditentukan oleh kelestarian sumber daya pulih (renewable resources) sehingga perlu adanya ambang batas (threshold) aktivitas pembangunan ekonomi sektor lainnya pada tingkat yang tidak membahayakan kelestarian sumber daya pulih. Dengan demikian keberhasilan pengelolaan pembangunan kemaritiman (ocean development management) memerlukan keterpaduan perencanaan dan implementasi pembangunan yang kuat agar tidak mengulang kesalahan pengelolaan pembangunan di darat.

Kelautan adalah tumpuan masa depan Indonesia yang harus dikembangkan secara lestari dan mampu menyejahterakan segenap komponen bangsa di tanah airnya sendiri serta sebagai unsur utama dalam membangun Indonesia sebagai Negara Maritim. Pembangunan kemaritiman memerlukan suatu perencanaan yang terkoordinasi, komprehensif dan berpihak terhadap kepentingan masyarakat serta lingkungan. Oleh karenanya keterpaduan tujuan pembangunan antar stakeholders serta antar sektor dalam bidang kemaritiman harus dapat dituangkan melalui kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang dapat diimplementasikan.

(4)

namun semuanya belum terintegrasi dengan manajemen yang terkotak – kotak sehingga upaya yang dilakukan pemerintah tidak optimal. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu kebijakan pembangunan kelautan nasional (National Ocean Development Policy) yang integral dan komprehensif dalam satu kesatuan strategi pembangunan nasional.

Kebijakan tersebut diharapkan menjadi payung politik bagi semua institusi negara, swasta dan masyarakat yang mendukung transformasi Indonesia menjadi Negara Maritim yang maju, adil, mandiri berbasiskan kepentingan nasional. Pengembangan formulasi kebijakan tersebut terdiri dari pilar utama yakni Kebijakan Kelautan (Ocean Policy) dengan pilar pendukung penting yakni Kebijakan Ekonomi Kelautan (Ocean Economic Policy) yang mampu mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional serta Kebijakan Tata Kelola Kelautan (Ocean Governance Policy) yang jujur, bersih, dan berwibawa yang diperkuat dengan Kebijakan Lingkungan Laut (Ocean Environmental Policy), Kebijakan Budaya Bahari (Maritime Culture Policy), dan didukung Kebijakan Keamanan Maritim (Maritime Security Policy) yang kuat. Dengan demikian kelautan sebagai arus utama dalam pembangunan Negara Maritim, maka pendekatan kebijakan yang dilakukan harus dilaksanakan secara terpadu antar sektor ekonomi dalam lingkup bidang kelautan maupun sektor ekonomi berbasis daratan bagi kemakmuran bangsa dan negara Indonesia.

Langkah – Langkah Menyusun Strategi Pertahanan Negara Maritim sampai Tahun 2028 Apabila Saya ditunjuk sebagai Maritime Strategic Planner :

(5)

Strategi pertahanan negara maritim hendaknya disusun berdasarkan faktor – faktor seperti determinan, tujuan, tinjauan singkat dengan negara – negara yang berbatasan langsung, maritime domain awareness, dan penggunaan kekuatan. Sedangkan kekuatan maritim itu merupakan segala upaya dalam pengelolaan laut untuk kepentingan nasional baik di masa perang maupun damai. Lingkungan politik, ekonomi, dan teknologi memiliki hubungan secara langsung pada strategi pertahanan negara maritim suatu bangsa. Strategi pertahanan negara maritim menggunakan laut untuk mendayagunakan posisi geografi dari negara pantai dan menolak untuk memberikan keuntungan bagi musuh.

Sea Power adalah hal – hal dasar menuju kebesaran bangsa. Sea Power secara umum dijelaskan termasuk di dalamnya semua aspek kekuatan, dan perikanan. Sea Power ini mengangkat pentingnya aspek laut dan kekuatan maritim bagi kesejahteraan bangsa. Kepentingan tersebut bisa terwujud bila memiliki elemen – elemen yang dibutuhkan untuk membangun negara maritim. Umumnya pembahasan itu dapat dibagi ke dalam dua aspek yaitu, strategis dan operasional.

Elemen dalam aspek strategis mencakup karakter geografi, dekat dengan laut, memiliki pantai yang relatif cukup panjang, karakter bangsa yang menganggap laut sebagai aset penting untuk meningkatkan kesejahteraan nasional, ada sumber daya alam yang mendukung kekuatan maritim, dan karakter pemerintah yang memiliki mindset berorientasi ke domain maritim. Sedangkan aspek operasional, lazimnya terdiri dari tiga elemen besar, yaitu, kekuatan pengamanan atau dalam istilah teknis fighting instrument untuk melindungi aset dan kepentingan, armada niaga, dan yang terakhir berhubungan dengan industri dan jasa yang mampu mendukung kedua elemen operasional meliputi berbagai kegiatan yang terkait dengan laut. Oleh karena itu harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya.

(6)

regulasi yang sah, atau bisa juga didefinisikan sebagai kegiatan internasional, interagensi, interoperability, baik oleh sipil maupun militer untuk memitigasi risiko serta melawan kegiatan ilegal dan ancaman dalam ruang domain maritim. Masalah keamanan maritim yang akan dihadapi ke depan masih akan berkisar pada sea robbery and piracy, illegal fishing, transnational threat, illicit trafficking in weapon of mass destruction and related materials, pelanggaran wilayah, lalu lintas di laut yang terkait dengan gerakan separatis dan sangat mungkin ancaman maritime terrorism. Diperkirakan pula bahwa ancaman tersebut akan semakin meningkat yang diukur dari intensitas, penggunaan teknologi maju, dan pengembangan modus operandi.

Aspek – aspek yang mendukung pembangunan maritim antara lain : Aspek Kehidupan sosial dan budaya, Aspek Ekonomi, Aspek pertahanan dan keamanan, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Untuk mengoptimalkan aspek ekonomi dari sumber daya maritim, armada nasional harus mampu mengangkut 100 persen. Peranan armada nasional dalam angkatan laut internasional, baik ekspor maupun impor harus lebih dominan. Pelabuhan nasional harus tertata secara konseptual tentang pelabuhan utama ekspor – impor dan pengumpan. Selain itu, keamanan dan efisiensi pelabuhan sudah tidak diragukan lagi, terutama bila dihadapkan pada pemenuhan persyaratan International Ship and Port Safety (ISPS) Code. Tentunya untuk mengoptimalkan aspek ini harus didukung oleh SDM yang berkualitas, teknologi yang memadai, serta pengembangan dengan memanfaatkan data – data dari survei, penelitian dan sumber daya lainnya.

(7)

Dalam penyusunan strategi pertahanan negara maritim di Indonesia sebagai poros maritim dunia hendaknya mengandung hal – hal sebagai berikut : - Sejarah kemaritiman yang up to date, yaitu menggambarkan tentang implikasi

sejarah maritim yang ada di Indonesia mulai dari evolusi penjajahan oleh Belanda sampai dengan beberapa operasi yang telah dilaksanakan oleh TNI AL. - Menjelaskan tentang geopolitik dan konstelasi kawasan Indonesia.

- Menjelaskan tentang perdagangan maritim dan security of energy.

- Menjelaskan dan membahas tentang Maritime Domain Awareness dengan permasalahan – permasalahan perbatasan dengan negara tetangga baik batas laut maupun batas darat.

- Menjelaskan tentang penggunaan strategi di masa damai.

- Menjelaskan tentang penggunaan strategi kekuatan di masa konflik. - Menjelaskan strategi pembangunan kekuatan.

(8)

Konsep pembentukan Indonesia menjadi poros maritim dunia terdiri dari lima pilar utama yang disampaikan Presiden dalam KTT – EAS. Kelima pilar tersebut, yaitu: pembangunan kembali budaya maritim Indonesia; komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut; komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim; melakukan diplomasi maritim untuk membangun bidang kelautan; dan membangun kekuatan pertahanan maritim. Beberapa masukan dalam rangka menyempurnakan konsep kerangka alur kelembagaan kemaritiman di Indonesia yang telah dibuat oleh Bappenas di atas yaitu :

- Segera menciptakan konsepsi paradigma baru budaya dan negara maritim untuk menyiapkan SDM bidang maritim yang jujur dan unggul agar pengembangan ristek di bidang maritim semakin kuat.

- Melakukan percepatan terhadap pembangunan infrastruktur perikanan dan budi daya laut yang memadai serta sistem manajemen perdagangan internasional yang modern.

- Sistem distribusi terintegrasi infrastruktur maritim (offshore dan onshore) yang memadai harus segera disediakan.

- Target Program Tol Laut melalui pembangunan infrastruktur fasilitas pelabuhan dan armada kapal memadai, serta manajemen transportasi laut yang terpadu harus segera tercapai.

- Peran Bakamla dalam koordinasi pihak – pihak terkait ketahanan dan keamanan di laut harus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, anggaran pengadaan fasilitas pendukungnya juga harus disediakan, dan pemetaan laut secara detail penting untuk segera dilakukan.

- Indonesia harus aktif dalam diplomasi internasional menyangkut fasilitas keamanan dan keselamatan kelautan yang memadai di perbatasan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengadilan Negeri Sambas Kelas II menetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang secara umum dapat diinformasikan bahwa pencapaian hasil kinerja program kerja

Untuk menangani masalah pengangguran lulusan perguruan tinggi maka perlu dikembangkan kewirausahaan di dalam kampus, oleh karena itu perlu diteliti variabel-variabel yang

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang kambing (K) dan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata, sedangkan interaksinya (KxP) berbeda

Berikut data hasil penentuan waktu optimum pencacahan dari aktivitas 14 C yang terkandung dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 2.. Data Hasil Pencacahan untuk Penentuan

Keadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leher buli-buli dan uretra atau dikenal sebagai bladder outlet obstruction

Terapi ini dilakukan secara klasikal mengingat permasalahan yang dihadapi subjek bukan permasalahan ranah klinis dan sampel yang sedikit dimana peneliti mengacu

Kebutuhan dasar tersebut termasuk juga perlindungan yang diberikan kepada kaum perempuan dan pendampingan terhadap perempuan korban kekerasan baik dalam segi lahir, batin, dan

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini lebih diarahkan pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan IntensitasKunjungan Wisatawan di Daya