ABSTRAK
Bimbingan Konseling merupakan bagian integral dari pendidikan sehingga dengan bimbingan individu dapat diarahkan untuk menyesuaikan diri secara tepat dengan lingkungannya, dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Bimbingan juga dapat mem-bantu individu dalam pengambilan keputusan guna meraih cita-cita yang diinginkannya.
Sebelum pemberian bantuan dilaksanakan ada satu proses kegiatan yang harus dilakukan, yaitu studi kasus yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah. Studi kasus merupakan suatu metode untuk mem-pelajari keadaan, dari perkembangan seorang murid secara mendalam. Studi kasus mempunyai ciri-ciri antara lain : mengumpulkan data yang lengkap, bersifat rahasia,terus menerus, secara ilmiah dan diperoleh dari berbagai pihak. Teknik ini sangat diperlukan untuk memperoleh pemahaman diri. Dalam hal ini, siswa yang memerlukan studi kasus adalah siswa yang menunjukan gejala mengalami kesulitan atau masalah serius, misalnya nilai hasil evaluasi belajar siswa di bawah standar nasional, sehingga siswa membutuhkan bantuan yang serius pula dari tenaga ahli dan profesional.
Kata Kunci : Problematika, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Kepribadian individu yang unik, kadang-kadang menimbulkan kesulitan-kesulitan terhadap penyesuaian dirinya dengan lingkungan. Kemungkinan besar individu itu kesulitan dalam memadukan antara faktor pembawaan dengan faktor lingkungan, sehingga perilaku tersebut dinyatakan dalam tingkah laku khusus.
Di dalam dunia pendidikan, perilaku tersebut dapat menghambat proses belajar mengajar. Perilaku tersebut harus ditangani agar dapat berubah menjadi perilaku yang efektif, memanfaatkan potensi diri individu tersebut semaksimal mungkin dan membawa kebahagiaan bersama. Semua itu dapat dicegah dengan pemberian bantuan dengan bimbingan.
Bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan sehingga dengan bimbingan individu dapat diarahkan untuk menyesuaikan diri secara tepat dengan lingkungannya, dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Bimbingan juga dapat membantu individu dalam pengambilan keputusan guna meraih cita-cita yang diinginkannya.
Sebelum pemberian bantuan dilaksanakan ada satu proses kegiatan yang harus dilakukan, yaitu studi kasus yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah. Studi kasus merupakan suatu metode untuk mem-pelajari keadaan, dari perkembangan seorang murid secara mendalam. Studi kasus mempunyai ciri-ciri antara lain : mengumpulkan data yang lengkap, bersifat rahasia, terus menerus, secara ilmiah dan diperoleh dari berbagai pihak. Teknik ini sangat diperlukan untuk memperoleh pemahaman diri. Dalam hal ini, siswa yang memerlukan studi kasus adalah siswa yang menunjukan gejala mengalami kesulitan atau masalah serius, misalnya nilai hasil evaluasi belajar siswa di bawah standar nasional, sehingga siswa membutuhkan bantuan yang serius pula dari tenaga ahli.
STUDI KASUS PROBLEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 BANJARMASIN
M. Yuliansyah*
______________________________
Disinilah psikolog pendidikan dan bimbingan sebagai calon konselor dituntut agar membekali dirinya dengan pengetahuan berupa teori dan langsung di lapangan, dengan tujuan peneliti menjadi tenaga ahli dalam mengidentifikasikan masalah dan memberikan bantuan secara tepat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam studi kasus dengan teknik pengumpulan data seperti: a. Data dokumentasi
b. Data problem check list c. Data Sosiometri
Prosedur kegiatan yang dilaksanakan adalah : 1. Observasi lingkungan sekolah, khususnya
ke-adaan kelas IX sekaligus melengkapi persyaratan administrasi yang diperlukan.
2. Membagi angket keseluruh siswa/i kelas IX. 3. Menganalisa hasil angket yang telah
dikumpulkan dan menentukan siswa kasus. 4. Berkonsultasi dengan konselor pamong
mengenai siswa kasus tersebut, mencari informasi tentang siswa kasus melalui siswa yang bersangkutan, teman-temannya, wali kelas, dan kepala sekolah.
5. Mengadakan pendekatan dengan siswa kasus mengenai masalah yang dihadapi dan usaha-usaha, yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
6. Menyelesaikan penyusunan laporan praktek studi kasus dan menyerahkan hasil laporan kepada dosen pembimbing.
Pengolahan Data
1. Pengolahan dan analisa data dokumentasi
Studi kasus ialah alat untuk mengumpul-kan data tentang hasil belajar siswa. Data ini biasanya tercantum dalam buku laporan hasil
pendidikan (Raport) yang memuat nilai siswa setiap semester dan dilaporkan kepada orang tua siswa masing-masing.
Dan studi dokumentasi dapat diketahui: a. Nilai prestasi yang telah dicapai siswa pada,
bidang studi atau mata pelajaran. b. Nilai rata-rata siswa/i (individu)
c. Nilai rata-rata kelas dan nilai rata-rata bidang studi
d. Kedudukan siswa dalam kelas berdasarkan prestasi yang diperoleh dari keseluruhan siswa e. Untuk mengetahui siswa yang mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu, sehingga dapat diberikan bantua bimbingan dalam menghadapi kesulitan tersebut.
Analisa Problem Cheklist
Berdasarkan rekapitulasi nilai siswa kelas IX pada semester 1 tahun ajaran 2011/2012 diketahui bahwa:
a. Siswa yang paling tinggi nilainya adalah siswa nomor 29 dengan jumlah nilai 1656 nilai rata-rata 78,9 dari 35 siswa.
b. Nilai yang paling rendah adalah siswa nomor 17 dengan jumlah nilai 1260 nilai rata-rata, 60. c. Nilai rata-rata seluruh siswa/passing gradenya
adalah 70.
d. Nilai rata-rata bidang studi tertinggi adalah Seni Budaya dengan jumlah nilai 3035 dengan nilai rata-rata 87, dan nilai terendah adalah Matematika dengan jumlah nilai 2310, dengan nillai rata-rara 66.
Untuk lebih jelasnya data dokumentasi kelas IX IPS 1 SMA NEGERI 8 Banjarmasin, dapat dilaporkan sebagai berikut :
a. Tabel 2 nilai rata-rata kelas perbidang studi. b. Tabel 1 rekapitulasi nilai semester 1 kelas XI
IPS 1 tahun ajaran 2011/2012.
d. Grafik prestasi siswa/i berdasarkan nilai rata-rata. e. Grafik prestasi berdasarkan nilai rata-rata seluruh
siswa (passing grade/mean yaitu 70).
Penentuan Siswa Kasus
1. Identifikasi Kasus
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai siswa SMA Negeri 8 Banjarmasin kelas XI IPS 1 semester 1 dan juga dari grafik tersebut dapat dilihat dengan siswa yang mengalami kegagalan dalam mencapai prestasi belajar dan berada dibawah garis passing grade berdasarkan nilai rata-rata seluruh (mean) siswa dengan nomor 17 dengan jumlah nilai 1260 = 60. Dilihat dari hasil rekapitulasi nilai ia mengalami kesulitan belajar hampir seluruh mata pelajaran yaitu :
-Bahasa Indonesia - Sejarah -Bahasa Inggris - PKN
-Matematika - Pendidikan Agama Islam
Identifikasi siswa kasus nomor 17 :
- Nama : Hariyadi
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Agama : Islam
- Umur : 18 tahun
- Alamat : Jln. Alalak Tengah RT. 12
No. 287. Banjarmasin
- Jumlah Saudara : 4
- Anak ke : 2 (dua)
Nama orang tua
Ayah : Abidin
Ibu : Munawaroh
Pekerjaan-pekerjaan orang tua
Ayah : Buruh pabrik
Ibu : Petani
Pemilihan siswa kasus
a. Data Dokumenter
Berdasarkan data dokumenter dan hasil tes analisanya, maka diduga siswa yang mengalami masalah adalah siswa nomor 17, dengan jumlah
nilai 1260 = 60 berada dibawah passing grade berdasarkan nilai rata-rata seluruh siswa/(i) (mean) yaitu 70.
b. Problem Cheek List
Dari hasil analisa data problem cheek list siswa tersebut mendapat predikat C (cukup) dengan persentase 29,16%. Dari hasil analisa data problem check list siswa tersebut mendapat masalah dalam hal penyesuaian diri terhadap kurikulum yang setiap tahun semakin meningkatkan mutu serta masalah masa depan dan cita-cita.
c. Berdasarkan analisis data sosiometri, siswa ini banyak tidak disukai oleh teman-temannya di-karenakan sifatnya yang kurang baik, sedangkan jumlah penolakan terhadap pembelajaran anak ini pun paling banyak tidak disenangi. Dengan demikian siswa tersebut mempunyai masalah sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya.
Permasalahan Siswa Kasus
1. Data dokumentasi
Dari hasil data tersebut dapat dianalisa, sebagai berikut :
a. Indeks prestasi tertinggi adalah siswa dengan nomor absen 29 dengan jumlah nilai 1656 = 78,9 dan yang terendah adalah siswa dengan nomor absen 17 dengan jumlah nilai 1260 = 60. b. Nilai rata-rata bidang studi tertinggi adalah
Seni Budaya dengan jumlah nilai 3035 = 87 dan yang terendah adalah Matematika dengan jumlah nilai 2310 = 66.
d. Dari siswa kasus nomor 17 yang perlu di-perhatikan hampir seluruh mata pelajaran kecuali Seni Budaya.
e. Sedangkan mata pelajaran yang perlu di-perhatikan karena rata-rata kelasnya rendah adalah Matematika dan Bahasa Inggris. 2. Data problem check list
Dari data problem check list, bahwa yang mempunyai masalah serius atau yang termasuk kategori adalah siswa dengan nomor absen 4, 8, 17, 20, dan 26 dengan jumlah pilihan aspek masalah = 18 : 15,00%, 13 : 10,83%, 35 : 29,16%, 35: 29,16%, 58:48,33%. Dengan demikian siswa tersebut segera mendapatkan bantuan layanan agar permasalahannya dapat
teratasi, sehingga dapat membantu
meningkatkan perestasi belajarnya.
Sosiometri
a. Berdasarkan analisa matrik sosiometri pemilihan dapat diketahui sebagai berikut :
1. Siswa yang paling populer dikelas IX IPS 1 adalah siswa dengan nomor absen 2 dengan jumlah pemilihan 7.
2. Siswa yang jumlah pemilihan 5 ada 1 yaitu nomor 29.
3. Siswa yang jumlah pemilihan 4 ada 1 yaitu nomor 28
4. Siswa yang jumlah pemilihan 3 ada 4 yaitu nomor 8, 12, 19, 33.
5. Siswa yg jmlpemilihan 2 ada 8 yaitu nomor 3, 6, 10, 16, 18, 20, 25, 31.
6. Siswa yang jumlah pemilihan 1 ada 10 yaitu nomor 1, 5, 9, 11, 14, 15, 21, 22, 24,34. 7. Sedangkan siswa yang tidak ada
pemilihannya ada 10 yaitu nomor 4, 7, 13, 17, 23, 26, 27, 30, 32, 35.
b. Berdasarkan matriks penolakan sosiometri dapat diketahui sebagai berikut:
1. Siswa yang paling banyak mendapat penolakan adalah siswa dengan nomor 15, 17, 26, dengan jumlah penolakan 5, 6, 5. 2. Siswa yang jumlah penolakannya 4 ada 1
yaitu nomor 4.
3. Siswa yang jumlah penolakannya 3 ada 1 yaitu no 34.
4. Siswa yang jumlah penolakannya 2 ada 2 yaitu 24,11.
5. Siswa yang jumlah penolakannya 1 ada 8 yaitu 9, 10, 12, 14, 21, 25, 31, 35.
6. Sedangkan siswa yang tidak ditolak ada 18 yaitu nomor 1, 2, 3, 7, 8, 13, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 27, 28, 29, 30, 32, 33.
Kemungkinan Bantuan yang Diberikan
a. langkah-langkah pemberian bantuan
Untuk dapat memberikan bantuan kepada siswa kasus secara cepat dan terlebih dahulu seorang konselor atau pembimbing menyusun penanganan siswa kasus, sehingga dapat diketahui jenis kesulitan apa yang melatar belakangi terjadinya kasus tersebut. Dengan demikian dapat dicarikan alternative bantuan yang akan diberikan.
- Kasus Belajar 1. Analisis
Yaitu mengadakan pengumpulan data atau hasil wawancara
a. Data dokumentasi/buku raport
- Ada beberapa nilai siswa di bawah nilai rata-rata passing grade
b. Angket
- Problem check list : masalahnya pada aspek belajar kesulitan dalam menentu-kan kemana masa depan dan cita-cita serta penyesuaian terhadap kurikulum - Sosiometri : masalahnya dalam
hubungan sosial antar teman dikelas 2. Sintesis
Yaitu dengan mengadakan rangkuman data. 1. Diagnosa
a. Rumusan masalah yang dihadapi siswa: - Masalah belajar dalam hal prestasi
belajar
- Masalah masa depan dan cita-cita - Masalah penyesuaian terhadap
kurikulum
b. Perkiraan penyebabnya :
- Kurangnya konsentrasi dalam belajar, baik disekolah maupun di rumah - Tidak bisa membagi waktu dengan
benar dan tepat
- Kurangnya motivasi belajar - Tidak tersedianya layanan BK di
sekolah tersebut c. Prognosis
1. Perkiraan hasil belajar -75% 2. Perkiraan waktu pelayanan konseling
6-8 bulan
3. Yang dapat memberikan bantuan - Konselor/ pembimbing :
memberikan perhatian khusus kepada siswa kasus
mengadakan pendekatan kepada orang tua siswa/i kasus
kerja sama dengan guru bidang studi untuk memperoleh data mengenai siswa/i kasus.
- Wali kelas/guru :
Memberikan perhatian khusus pada saat proses belajar mengajar berlangsung - Teman-temannya :
Mau menerima kembali dalam segala hal baik kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah b. Usaha pemberian bantuan
Dalam usaha mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa baik itu masalah belajar maupun masalah pribadi yang dilakukan secara kelompok maupun secara individual. Usaha yang dilakukan dalah sebagai berikut : 1. Mengadakan pendekatan
Untuk membantu siswa/i kasus ini dalam menghadapi atau mengatasi masalah-nya, maka digunakan pendekatan Behavioral dan Rasional Emotiv Theraphy (RET). Karena pendekatan ini mempelajari kebiasaan-kebiasaan konseling dengan maksud untuk membantu dalam usaha membantu dirinya mempelajari respon yang baik dan sehat.
Dalam hal ini hasil wawancara sangat penting dengan hubungan face to face (one to one) antar konselor dengan klien. Disini konselor harus memegang peranan sebagai tenaga kerja yang profesional yang dapat memahami perasaan dan memberikan alternative pemecahan masalah yang dihadapi kliennya.
2. Memberikan beberapa teknik pendekatan a. Penyuluhan hubungan intim (Raport)
memperlihatkan sikap penerimaan, ke-hangatan, keterbukaan, memperhatikan, bersifat pribadi, penuh pehaman, kemampuan dan kesediaan konselor membantu klien. Sehingga klien lebih terbuka terhadap masalahnya. Raport merupakan dasar penting untuk mem-bangun kepercayaan, pengertian antara konselor dengan klien (siswa/i) kasus. b. Memperbaiki pemahaman diri
Siswa harus memahami kekuatan dan kelamahan yang ada pada dirinya sendiri agar konselor dapat membantu untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
c. Menggunakan teknik reinforcement Yaitu memotivasi/mendorong klien kearah perilaku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian atau hadiah, sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. 3. Tindak lanjut (follow-up)
a. Evaluasi dilakukan setelah klien mem-peroleh bantuan yang nyata dari konselor/pembimbing sekolah
b. Apabila sekolah tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah klien tersebut, maka akan dilimpahkan kepada psikiater/psikolog.
KESIMPULAN DAN SARAN
Studi kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang siswa/i secara lengkap dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan lebih baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya.
Dengan kegiatan studi kasus dalam pengolahan data tersebut serta hasil analisis informasi yang telah dilaporkan maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami masalah di sekolah disebabkan beberapa faktor penyebab.
Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, maka siswa/i yang bermasalah perlu diberikan bantuan dari seorang konselor/pembimbingan, dalam usaha pemberian bantuan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pendekatan.
Dalam melaksanakan konseling diperlukan seperangkat data yang dapat diperoleh dari data dokumenter, angket problem check list, nilai siswa, dan sosiometri serta wawancara dengan personil sekolah sebagai pendukung.
Dan dari kegiatan studi kasus kita dapat me-ngetahui langkah-langkah dalam menanggulangi siswa kasus yaitu diataranya dengan analisis, sintesis, diagnosis, dan prognosis yang bertujuan untuk melihat latar belakang masalah yang dihadapi oleh siswa/i yang bermasalah.
Hendaknya pihak sekolah terutama guru pembimbing dan konseling (BK) sedini mungkin melakukan pengecekan terhadap masalah siswa yang kelihatan menyolok/berbeda dengan siswa/i lainnya. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan/yang direncanakan, sehingga tujuan sekolah tersebut tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1996, Dasar-dasar Djamur dan Moh. Surya, 1975, Bimbingan dan penyuluhan di Sekolah, Bandung, CV. Bina Ilmu.
LN Syamsu Y dan Nurihsan Juntika A., 2005, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Muhibbin, Syah, 2000, Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Nana, Sudjana, 2001, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cetakan ketujuh, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Nurihsan Juntika A., 2006, Bimbingan dan
Konseling dalam Latar Berbagai
Kehidupan, Bandung, PT. Refika Aditama.
Raka, Joni, 1977, Penuntun Teknik Penulis Tesis, Malang, Usaha Penerbitan dan Percetakan Almamater, YPTP IKIP Malang.