• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

2.1.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana

dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas

yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham (stock), obligasi

(bonds), reksa dana (mutual fund) dan berbagai instrumen derivatif. Contoh

produk derivatif di pasar modal adalah kontrak berjangka (future) dan kontrak

opsi (option) (Tandelilin, 2010:31).

Bursa Efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Di Indonesia

terdapat satu bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia. Sejak tahun 2007, Bursa

Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) bergabung dan berubah nama

menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) (Tandelilin, 2010:26).

Pengertian pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) pasar, yaitu

pasar pertama (perdana), pasar kedua (sekunder), pasar ketiga, dan pasar keempat

(Samsul, 2006:46). Berikut pengertian dan ciri-ciri dari keempat pasar tersebut.

1. Pasar Pertama (Perdana)

Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama

kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Di sini dikatakan

tempat karena secara fisik masyarakat pembeli dapat bertemu dengan penjamin

(2)

9 uang pesanan. Dikatakan sarana karena si pembeli dapat memesan melalui

telepon dari rumah dan membayar dengan cara mentransfer uang melalui bank

ke rekening agen penjual. Perusahaan yang tadinya milik perorangan atau

beberapa pihak saja, sekarang menawarkan kepada masyarakat umum.

Penawaran umum awal ini, yang disebut juga initial public offering (IPO),

telah mengubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka

(Tbk.).

2. Pasar Kedua

Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor

dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat

karena secara fisik para perantara efek berada dalam satu gedung di lantai

perdagangan (trading floor), seperti BEJ. Dikatakan sarana karena para

perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam satu jaringan

sistem perdagangan (seperti Bursa Efek Surabaya) dan kantor perantara efek

tersebar di beberapa kota. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan

tawaran beli dari para investor ini disebut juga dengan istilah order driven

market.

3. Pasar Ketiga

Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker serta

investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih market

(3)

10 4. Pasar Keempat

Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan

investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap

muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa.

2.1.2 Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang, yaitu dari

sudut pandang negara, sudut pandang emiten, dan sudut pandang masyarakat.

1. Sudut Pandang Negara

Berdasarkan sudut pandang negara, pasar modal dibangun dengan tujuan

menggerakkan perekonomian negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi

beban negara. Tanpa harus memiliki perusahaan sendiri, Negara memiliki

kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomiannya. Negara

tidak perlu membiayai pembangunan ekonominya dengan cara meminjam dana

dari pihak asing, sepanjang pasar modal dapat difungsikan dengan baik.

Pinjaman yang diperoleh dari pihak asing hanya akan selalu membebani

APBN, yang pada akhirnya dibebankan kepada rakyat melalui pungutan pajak

(Samsul, 2006:43).

2. Sudut Pandang Emiten

Bagi emiten, kehadiran pasar modal merupakan sarana untuk mencari

tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan

biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal. Modal

pinjaman dalam bentuk obligasi jauh lebih murah daripada kredit jangka

(4)

11 semakin tajam di era globalisasi ini, meningkatkan modal sendiri jauh lebih

baik daripada meningkatkan modal pinjaman. Pasar modal juga merupakan

sarana untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan (Samsul, 2006:44).

3. Sudut Pandang Masyarakat

Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya dengan

adanya pasar modal. Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk deposito,

emas, tanah, atau rumah, sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham, dan

obligasi. Investasi dalam bentuk efek dapat dilakukan dengan dana di bawah

Rp 5 juta, sehingga pasar modal dapat menjadi sarana yang baik untuk

melakukan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar bagi kebanyakan

masyarakat. Jika pasar modal itu berjalan dengan baik, jujur, pertumbuhannya

stabil, dan harganya tidak terlalu bergejolak, maka sarana itu akan

mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat (Samsul, 2006:44).

2.2 Saham

2.2.1 Harga Saham

Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan

penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut

akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham,

maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan. Market price

merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah

ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang

berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga

(5)

12 Harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan yang

begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan dalam

hitungan detik. Menurut Salim (2012:55-56), pergerakan harga saham tersebut

setidaknya ada 3 (tiga) macam yaitu:

1. Bullish, yaitu dimana harga saham naik terus-menerus dari waktu ke waktu.

Hal ini bisa terjadi karena berbagi macam sebab, bisa dikarenakan keadaan

finansial secara global atau kebijakan manajemen perusahaan.

2. Bearish, yaitu keadaan dimana harga saham turun terus-menurus dan

merugikan investor. Investor yang mempunyai saham ini dapat melakukan

penjualan di harga rendah dan rugi atau bisa juga melakukan pembelian ulang

bila ada informasi akurat harga saham bisa naik di masa depan

3. Sideways, yaitu keadaan dimana harga saham stabil. Dikatakan stabil karena

harga saham bergerak naik atau turun sehingga membentuk grafik mendatar

dari waktu ke waktu.

2.2.2 Penilaian Harga Saham

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai

pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung

berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah

nilai saham di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.

Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham

(6)

13 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kemungkinan risiko

yang dihadapi perusahaan. Kinerja perusahaan dan resiko yang dihadapi

perusahaan dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro ekonomi (Samsul,

2006:200).

1. Faktor Makro

Faktor makro merupakan faktor yang berada di luar perusahaan, tetapi

mempunyai pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Faktor makro terdiri dari makro ekonomi

dan makro nonekonomi. Faktor makro ekonomi yang secara langsung dapat

mempengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan antara lain (Samsul,

2006:200):

1. Tingkat bunga umum domestik

2. Tingkat inflasi

3. Peraturan perpajakan

4. Kebijakan khusus pemerintah yang terkait dengan perusahaan tertentu

5. Kurs valuta asing

6. Tingkat bunga pinjaman lur negeri

7. Kondisi perekonomian internasional

8. Siklus ekonomi

9. Faham ekonomi

(7)

14 Perubahan pada faktor makro ekonomi ini terjadi perlahan dan akan

mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Namun, akan

mempengaruhi harga saham dengan seketika karena para investor lebih cepat

bereaksi. Faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan perubahan kinerja

perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di pasar. Investor

fundamentalis akan menilai saham sesuai dengan kinerja perusahaan saat ini dan

prospek kinerja perusahaan di masa yang akan datang (Samsul, 2006:200).

Jika kerjanya meningkat, maka harga saham akan meningkat dan jika

kinerja menurun, maka harga saham akan menurun. Jika salah satu variabel makro

berubah, maka investor akan bereaksi positif atau negatif, tergantung pada apakah

perubahan variabel makro itu bersifat positif atau negatif di mata investor

(Samsul, 2006:201). Investor memiliki respon yang berbeda-beda terhadap

perubahan variabel makro. Ada yang memberikan reaksi positif atau negatif yang

kesemuanya tergantung pada kekuatan investor yang paling dominan. Kualitas

reaksi positif ataupun reaksi negatif investor tidak sama satu sama lain, ada yang

lemah, ada yang normal, dan ada pula yang berlebihan (overreaction).

Reaksi berlebihan (overreaction) terlihat dari gejolak harga saham (naik

secara tajam), kemudian terkoreksi lagi oleh pasar sehingga tercapai

keseimbangan harga yang normal. Overreaction juga tercermin dari gejolak harga

yang tajam kemudian terkoreksi berlawanan sampai pada tingkat harga yang

normal. Faktor makro berubah secara mendadak dan sukar diprediksi serta bisa

(8)

15 2. Faktor Mikro

Faktor mikro ekonomi adalah faktor yang berada dalam perusahaan itu sendiri

dan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Faktor-faktor tersebut seperti

(Samsul, 2006:204):

1. Laba bersih per saham

2. Laba usaha per saham

3. Nilai buku per saham

4. Rasio ekuitas terhadap utang

5. Rasio laba bersih terhadap ekuitas

6. Cash flow per saham

2.3 Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Investor di

pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan,

menunjang, dan meningkatkan profit. Profitabilitas dapat diukur beberapa hal

yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait.

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on Equity

(ROE) yang menggambarkan mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan

memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi

ROE maka kinerja perusahaan semakin meningkat. Angka yang baik akan

membawa keberhasilan bagi perusahaan, yang mengakibatkan tingginya harga

saham dan membuat perusahaan mudah menarik dana yang baru (Walsh,

(9)

16 2.4 Leverage

Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh

utang-utangnya atau dengan kata lain leverage menunjukkan bagaimana

perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang

atau ekuitas.

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio

(DER) yang menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya. DER yang tinggi berarti perusahaan

menggunakan utang yang tinggi. Penggunaan utang yang tinggi akan

meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham dan cenderung akan

menurunkan harga saham (Sitanggang, 2013:73).

2.5 Variabel Makro Ekonomi 2.5.1 Suku Bunga

Suku bunga dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari

melakukan tabungan. Suatu rumah tangga akan membuat lebih banyak tabungan

apabila suku bunga tinggi karena lebih banyak pendapatan dari penabung akan

diperoleh. Pada suku bunga rendah investor tidak begitu suka membuat tabungan

karena mereka merasa lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi atau

berinvestasi daripada menabung. Dengan demikian apabila suku bunga rendah

masyarakat cenderung menambah pengeluaran konsumsinya atau pengeluaran

(10)

17 Menurut Samsul (2006:201), kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki

dampak negatif terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga

kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan

laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham

di pasar. Di sisi lain, naiknya suku bunga deposito akan mendorong investor untuk

menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito.

Tingkat suku bunga yang meningkat bisa juga menyebabkan investor menarik

investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan

ataupun deposito (Tandelilin, 2010:103).

2.5.2 Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar (exchange rate) adalah perbandingan antara mata uang suatu

negara terhadap mata uang negara lain. Setiap negara mempunyai mata uang

masing-masing, bank adalah pusat pasar valuta asing berperan sebagai agen yang

mempertemukan pembeli dan penjual valuta asing. Kurs valuta asing (USD) yang

bergejolak terlalu tinggi sehingga rupiah mengalami depresiasi akan

menyebabkan memburuknya sektor perekonomian secara menyeluruh dan

perdagangan saham di pasar menjadi lesu. Permintaan dan penawaran valuta asing

pada foreign exchange market menentukan besarnya kurs mata uang dalam negeri.

Jika kurs mengalami depresiasi berarti, permintaan terhadap mata uang dalam

negeri menurun atau dengan kata lain terjadi peningkatan permintaan erhadap

mata uang luar negeri (dollar). jika nilai tukar mengalami depresiasi (dollar

menjadi lebih mahal), maka masyarakat investor lebih cenderung untuk bermain

(11)

18 spekulatif. Hal ini menyebabkan permintaan akan saham mengalami penurunan

(Tandelilin, 2010:344).

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1 Sitepu

(2011)

Pengaruh Nilai Tukar dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia

terhadap harga saham industri tekstil di Bursa Efek Indonesia. 2.Suku Bunga SBI tidak mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap harga saham pada industri tekstil di Bursa Efek Indonesia.

2 Mardiyati Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks

1.Nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham properti.

2.Tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap indeks harga saham properti.

(12)

19 Lanjutan Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

3 Simamora

(2013)

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan

Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1.Tingkat inflasi memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

2.Suku bunga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

3.Nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap

1.Tingkat inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham.

2. Suku bunga memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap harga saham. 3. Nilai tukar

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham.

5 Meythi et al Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.likuiditas yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2.Profitabilitas, yaitu

EPS tidak

(13)

20 2.7 Kerangka Konseptual

Semakin tinggi profitabilitas maka semakin baik menggambarkan

kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2014:81).

Angka yang baik menunjukkan keberhasilan bisnis-hasilnya adalah harga saham

tinggi serta memudahkan upaya menarik dana yang baru (Walsh, 2006:62).

Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan

karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (hutang ekstrim)

yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk

melepaskan beban hutang tersebut (Fahmi, 2014:75). Menggunakan utang dalam

jumlah besar akan meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham dan

cenderung akan menurunkan harga saham (Sitanggang, 2013:73).

Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik,

cateris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan

turun, cateris paribus. Demikian sebaliknya, jika suku bunga turun, maka harga

saham akan naik (Tandelilin, 2010:103).

Nilai tukar memiliki hubungan negatif terhadap harga saham, yaitu jika nilai

tukar mengalami depresiasi (dollar menjadi lebih mahal), maka masyarakat

investor lebih cenderung untuk bermain di pasar valuta asing, dengan membeli

dollar sebanyak mungkin untuk tujuan spekulatif. Hal ini menyebabkan

permintaan akan saham mengalami penurunan (Tandelilin, 2010:344).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan

(14)

21 profitabilitas, leverage, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham di

tunjukkan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.8 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

“Profitabilitas, Leverage, tingkat suku bunga, dan nilai tukar memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa

Efek Indonesia”. Nilai Tukar Profitabilitas

Leverage

Suku Bunga

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Teks dalam rubrik-rubrik majalah Girls sebagai bagian dari the carceral system melakukan berbagai pendisiplinan pada tubuh anak perempuan dalam pengamatan, normalisasi,

Music Therapy is the specialized use of music in the service of individuals with needs in mental health, physical health, habilitation, rehabilitation or special education..

Romi Violeta sudah cukup baik meskipun demikian dalam upaya meningkatkan volume penjualan harus tetap memperhatikan faktor harga, biaya promosi dan yang paling penting

Hasil Identifikasi Bakteri Selulolitik pada empat titik sampel tanah Mangrove Muara Sungai Gunung Anyar. Sampel Tanah

Siswa yang mendapat kartu jawaban atau gambar yang sesuai dengan kartu soal maju kedepan kelas, dan jika yang cocok adalah gambar maka siswa harus mengurutkan gambar

A STUDY ON THE PROCEDURES OP INVESTIGATION AS SEEN IN JOHN GRISHAM’S NOVELTHE SUMMONS’*. Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi lema Skripsi

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara riwayat pemberian ASI dan berat badan lahir dengan perkembangan

Lestari melakukan analisis jumlah pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perbankan syariah melalui website dengan hasil skor IFR bank syariah paling banyak jumlahnya pada