• Tidak ada hasil yang ditemukan

42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 01 Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 01 Salatiga"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

42

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 01 Salatiga

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD di Gugus Sidomukti dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas II sebanyak 37 siswa. Letak Sekolah di wilayah Arjuna Grogol, Salatiga. Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 merupakan SD Inti di Gugus Sidomukti terletak di Jl. Bima No 1 Grogol, Salatiga. Jawa Tengah. Kita dapat dengan mudah menemukan Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, karena terletak kira-kira 1 km dari lapangan pancasila. Penelitian dilakukan di kelas II SDN Dukuh 01 Salatiga dengan jumlah siswa 37 anak. Posisi tempat duduk 1 meja untuk 2 siswa, ruangan cukup luas dan terang sehingga para siswa dapat belajar dengan nyaman.

Jumlah pengajar di SDN Dukuh 01 Salatiga berjumlah 6 guru kelas dan 3 guru mapel. Sedangkan jumlah siswa di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga.

Tabel 4.1 Jumlah siswa SDN Dukuh 01 Salatiga

Kelas Jumlah siswa

I 32 Siswa

II 37 Siswa

III 34 Siswa

IV 34 Siswa

V 34 Siswa

VI 39 Siswa

SDN Dukuh 01 Salatiga mempunyai beberapa sarana dan prasarana. Sarana dan Prasarana bisa dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Sarana Prasarana SDN Dukuh 01 Salatiga Sarana Prasarana Unit (Jumlah) Ruang Kelas (belajar) 6 Unit Ruang Kepala Sekolah 1 Unit

Ruang Guru 1 Unit

Ruang UKS 1 Unit

Gedung Pusat Kegiatan Guru (PKG)

1 Unit

Gedung Pusat Sumber Belajar (PSB)

(2)

Gedung Perpustakaan 1 Unit Koperasi Sekolah 1 Unit Mushola dan Tempat wudhu 1 Unit

Ruang Komputer 1 Unit

Lapangan Upacara 1 Unit Rumah Penjaga Sekolah 1 Unit

Rumah Dinas Guru 1 Unit

Dapur Sekolah 1 Unit

Kamar Mandi/ WC 6 Unit

Tempat Mencuci Tangan 3 Unit

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas II khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa jarang sekali belajar menggunakan media gambar mereka sering belajar dengan cara konvensional, Guru hanya menjelaskan konsep tanpa disertai media gambar. Oleh karena itu peneliti memilih kelas II SDN Dukuh 01 Salatiga sebagai subyek penelitian.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga, terlihat hasil belajar siswa materi pembelajaran Bahasa Indonesia masih banyak yang belum mencapai

KKM yaitu 75. Berdasarkan data yang diperoleh siswa yang mendapatkan nilai ≥75 (dibawah

KKM) sebanyak 8 siswa atau 21,62% dan 29 siswa atau 78,38% yang mendapatkan nilai <75. Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Hasil Belajar Pra Siklus

No. Rentang Nilai Banyak Siswa

Persentase

(%) Keterangan

1. <34 6 16,21% Belum Tuntas

2. 35-44 9 24,32% Belum Tuntas

3. 45-54 8 21,62% Belum Tuntas

4. 55-64 4 10,81% Belum Tuntas

5. 65-74 2 5,41% Belum Tuntas

6. 75-84 3 8,11% Tuntas

7. 85-94 2 5,41% Tuntas

8. 95-100 3 8,11% Tuntas

Jumlah 37 100

(3)

Nilai terendah = 20 1 2,70 % Nilai Tertinggi = 96 1 2,70%

Berdasarkan tabel 4.3, perbandingan siswa yang sudah mencapai KKM 21,62% dan siswa yang belum mencapai KKM 78,38% dengan rincian sebagai berikut: siswa dengan nilai 20-34 sebanyak 6 siswa (16,21%), siswa dengan nilai 35-44 sebanyak 9 siswa (24,32%), siswa dengan nilai 45-54 sebanyak 8 siswa (21,62%), siswa dengan nilai 55-64 sebanyak 4 siswa (10,81%), siswa dengan nilai 65-74 sebanyak 2 siswa (5,41%), siswa dengan nilai 75-84 sebanyak 3 siswa (8,11%) dan siswa dengan nilai 95-100 sebanyak 3 siswa (8,11%). Nilai rata-rata kelas adalah 48,13 dengan perolehan nilai terendah yaitu 20 dan nilai tertinggi yaitu 96.

Diagram 4.1: Hasil Belajar pada Pra Siklus

Mengacu pada KKM sekolah yaitu 75, maka persentase siswa yang sudah tuntas dan belum tuntas akan disajikan dalam tabel berikut ini:

6 9

8

4

2 3 2 3

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 - 34 35 - 44 45 - 54 55 - 64 65 - 74 75 - 84 85 - 94 95 -100

Hasil Pra Siklus

(4)

Tabel 4.4

Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus

No. Nilai Jumlah

Siswa

Persentase

(%) Keterangan

1. < 75 29 78,38% Belum Tuntas

2. ≥ 75 8 21,62% Tuntas

Jumlah 37 100%

Rata-Rata 48,13

Nilai Terendah = 20 1 2,70% Nilai Tertinggi = 96 2 5,41 %

Persentase ketuntasan siswa SDN Dukuh 01 Salatiga, sebelum adanya tindakan terlihat jelas sebagian besar siswa tidak mencapai KKM. Perbandingan siswa yang mencapai KKM yaitu 8 siswa (21,62%) dan 29 siswa (78,38%). Berikut ini adalah diagram lingkaran presentase KKM sebelum tindakan.

Diagram 4.2: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Berdasarkan rekapitulasi penelitian pra siklus ini, peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar dengan rancangan penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Penelitian ini akan dilakukan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dengan 2 tatap muka, dan siklus ke II dengan 2 tatap muka.

22%

78%

Pra Siklus

(5)

4.2.2 Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan siklus 1 dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan tumbuhan, dilakukan dalam 2 kali pertemuan dan dilakukan evaluasi pada pertemuan kedua dengan rincian sebagai berikut.

4.2.2.1 Pertemuan pertama a. Tahap Perencanaan

Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan siklus I, persiapan yang dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1) Peneliti berdiskusi dengan guru kelas sebagai pelaksana pembelajaran mengenai prosedur penelitian dengan pendekatan Kontekstual berbantuan media gambar. 2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

mendeskripsikan tumbuhan. Peneliti selanjutnya melakukan diskusi bersama dengan guru kelas agar nantinya guru kelas sebagai pelaksana pembelajaran dapat melaksanakan kegiatan yang disusun dengan baik.

3) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan perangkat pembelajaran yang berupa gambar tumbuhan dan hewan.

Setelah persiapan sudah selesai, kemudian guru dan peneliti siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2015 jam pelajaran ke 3-4. Pelaksanaan tindakan siklus I ini dalam bentuk penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual berbantuan media gambar. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan peneliti bertindak sebagai observer yang didampingi oleh guru yang berkompeten. Guru membimbing dan mendorong siswa agar bisa lebih terarah pada materi pembahasan kali ini. Guru mengajak siswa untuk bersama-sama menyanyikan lagu “

Lihat Kebunku“. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Guru lalu menunjukkan sebuah gambar- gambar tumbuhan. Siswa dan guru menyebutkan macam-macam tumbuhan. Kegiatan inti dalam pembelajaran menerapkan langkah-langkah pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning yaitu:

a. Guru menyampaikan materi ciri-ciri tumbuhan kepada siswa.

(6)

c. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi di lingkungan sekitar. 1) Kelompok 1 dan 2 siswa melakukan observasi di Perpustakaan dengan

mencari buku mengenai jenis dan ciri-ciri tumbuhan.

2) Kelompok 3 dan 4 siswa melakukan observasi di halaman sekolah.

3) Kelompok 5,6, dan 7 siswa melakukan observasi melalui tanya jawab dengan guru yang ada di kantor.

d. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan hasil yang ditemukan waktu observasi tadi.

e. Guru melakukan tanya jawab tentang tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. f. Siswa melakukan observasi dengan pembagian kelompoknya.

g. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan sewaktu observasi.

h. Setelah selesai, perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.

i. Guru memberikan penghargaan berupa pujian.

Di kegiatan penutup ini guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan. Guru menutup pertemuan pertemuan dengan memberi tugas kepada siswa untuk persiapan kegiatan pertemuan berikutnya.

c. Observasi

Observasi pertemuan pertama siklus 1 ini mengacu pada lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa saat melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Keberhasilan penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar ini akan terlihat dalam hasil lembar observasi ini, sehingga hasilnya akan digunakan untuk merefleksi pertemuan pertama agar dapat dibenahi pada pertemuan berikutnya. Rangkuman hasil observasi pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

1) Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa

(7)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Pengamatan Pada Siswa kelas II pertemuan (1) SD N Dukuh 01 Salatiga

No. Aspek Observasi Ya Tidak

A. Siswa:

1. Apakah siswa menyimak petunjuk dan materi yang disampaikan guru?

2. Apakah siswa melaksanakan diskusi kelompok (anggota 4- 5 orang)?

3. Apakah masing-masing kelompok

merencanakan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan?

4. Apakah setiap anggota kelompok melakukan tugas yang mereka terima?

5. Apakah setiap kelompok menyusun hasil observasinya secara tertulis

6. Apakah siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok

7. Apakah siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran

8. Apakah siswa membahas hasil pekerjaannya 

9. Apakah suasana kelas menjadi gaduh 

Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa siswa masih banyak yang belum menyimak petunjuk dan materi dari guru. Tidak hanya itu siswa juga masih belum melakasanakan tugas sesuai tugas anggota kelompok. Di dalam kelas siswa sudah melakukan evaluasi pembelajaran serta sudah melakukan presentasi ke depan kelas tetapi hal ini membuat suasana kelas menjadi gaduh. Jadi membuat teman-teman yang fokus menjadi tidak konsen dalan pembelajaran.

2) Analisis Hasil Observasi Aktivitas Guru

(8)

Tabel 4.6

Hasil Observasi Pengamatan Pada Guru kelas II pertemuan (1) SD N Dukuh 01 Salatiga

No. Aspek Observasi Ya Tidak

A. Guru :

1. Guru memeriksa kesiapan ruang alat dan media.

2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan apersepsi

5. Guru memberikan pertanyaan sesuai dengan materi

6. Guru memberikan motivasi pada siswa

7. Guru menyampaikan rumusan masalah

8. Guru membagi kelompok

9. Guru membagikan lembar kerja

10. Guru membimbing siswa melakukan observasi

11. Guru membimbing siswa mencatat hasil pengamatan

12. Guru membimbing siswa menganalisis pengamatan

13. Guru membimbing siswa mempresentasikan

14. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pengamatan

15. Guru membimbing siswa mengevaluasi pengamatan

16. Guru menanyakan pada siswa tentang kejelasan materi

17. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran

18. Guru melakukan kegiatan refleksi tentang materi yang di pelajari dengan melibatkan siswa

19. Guru menutup pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan, guru belum melakukan tujuan pembelajaran. Dan guru juga belum melakukan motivasi kepada siswa agar siswa lebih giat dan semangat lagi dalam pembelajaran.

d. Refleksi

(9)

dilakukan saat kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1, dilihat dari tabel pengamatan masih ada banyak kekurangan pada pertemuan 1 ini. Perlu adanya perbaikan yang harus dilakukan meskipun hasil pada pertemuan 1 ini lebih baik dibandingkan pada pra siklus. Pertemuan berikutnya yakni siklus 1 pertemuan kedua akan dilakukan perbaikan dengan melihat pada persiapan siswa, kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup supaya bisa lebih baik lagi dan hasil belajar siswa dan meningkat nantinya. Pada siklus 1 pertemuan 2 nanti akan dilakukan dengan menambah semangat belajar siswa dengan lebih memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam pembelajaran , guru menegur siswa yang rame/ ribut sendiri saat kegiatan pembelajaran berlangsung , guru juga memberikan arahan kepada siswa yang masih mengerjakan tugas kelompoknya sendiri supaya bisa mengerjakan tugas kelompok bersama teman kelompoknya, tidak hanya itu guru juga harus menegur siswa yang tidak bisa menghargai temannya ketika melakukan presentasi didepan kelas. Tidak hanya itu setelah melihat tabel observasi guru , kekurangan guru yang terjadi pada siklus I pertemuan 1 akan diperbaiki dalam pertemuan berikutnya. Pertemuan berikutnya guru akan melakukan tujuan pembelajaran dan guru juga tidak lupa akan memberikan motivasi lebih kepada siswa.

4.2.2.2Pertemuan Kedua

a. Tahap Perencanaan

Tahap pembelajaran pada pertemuan kedua siklus 1 ini merupakan sebagai perbaikan dan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan petemuan kedua, persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Peneliti berdiskusi dengan guru kelas sebagai pelaksana pembelajaran mengenai prosedur penelitian dengan pendekatan Kontekstual berbantuan media gambar. 2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

mendeskripsikan tumbuhan. Peneliti selanjutnya melakukan diskusi bersama dengan guru kelas agar nantinya guru kelas sebagai pelaksana pembelajaran dapat melaksanakan kegiatan yang disusun dengan baik.

3) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan perangkat pembelajaran yang berupa gambar tumbuhan dan hewan.

(10)

b. Tahap pelaksanaan

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2015 jam pelajaran ke 1-2. Pada pertemuan ini guru menyampaikan materi yang sama dengan pertemuan pertama tetapi dengan indikator berbeda. Guru membimbing dan mendorong siswa agar bisa lebih terarah pada materi pembahasan kali ini. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Guru melakukan tanya jawab kepada siswa “ Coba ada bunga apa saja yang ada di

rumahmu ?”. Guru lalu menunjukkan sebuah gambar gambar tumbuhan (terlampir). Siswa dan guru mengidentifikasi tumbuhan apa saja yang ada digambar yang dibawa oleh guru. Kegiatan inti dalam pembelajaran menerapkan langkah-langkah pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning yaitu:

a. Guru menyampaikan materi tentang mendeskripsikan tumbuhan kepada siswa. b. Siswa dibagi kedalam 7 kelompok sesuai dengan jumlah siswa satu kelompok 5

orang.

c. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi di lingkungan sekitar.

1) Kelompok 1 dan 2 siswa melakukan observasi di Perpustakaan dengan mencari buku mengenai jenis dan ciri-ciri tumbuhan.

2) Kelompok 3 dan 4 siswa melakukan observasi di halaman sekolah.

3) Kelompok 5, 6, dan 7 siswa melakukan observasi melalui tanya jawab dengan guru yang ada di kantor.

d. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan hasil yang ditemukan waktu observasi tadi.

e. Guru melakukan tanya jawab tentang tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. f. Siswa melakukan observasi dengan pembagian kelompoknya.

g. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan sewaktu observasi.

h. Setelah selesai, perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.

i. Guru memberikan penghargaan berupa pujian.

j. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sesuai dengan indikator yang harus dicapai.

(11)

Di kegiatan penutup ini guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dan memberi penguatan materi kepada siswa. Diakhir pembelajaran, guru memberikan soal evaluasi (terlampir) kepada siswa.

c. Observasi

Observasi /pengamatan ini dilakukan dari mulai pelajaran hingga selesai. Hasil dari pengamatan tersebut diisi pada lembar pengamatan/observasi yang telah dibuat/disediakan oleh peneliti. Hasil pengamatan/observasi dalam proses belajar mengajar pada siklus 1 pertemuan 2 ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Observasi Pengamatan Pada Siswa kelas II pertemuan (2) SD N Dukuh 01 Salatiga

No. Aspek Observasi Ya Tidak

A. Siswa:

1. Apakah siswa menyimak petunjuk dan materi yang disampaikan guru?

2. Apakah siswa melaksanakan diskusi kelompok (anggota 4- 5 orang)?

3. Apakah masing-masing kelompok

merencanakan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan?

4. Apakah setiap anggota kelompok melakukan tugas yang mereka terima?

5. Apakah setiap kelompok menyusun hasil observasinya secara tertulis

6. Apakah siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok

7. Apakah siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran

8. Apakah siswa membahas hasil pekerjaannya

9. Apakah suasana kelas menjadi gaduh

(12)

Analisis Hasil Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama,hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.8

Hasil Observasi Pengamatan Pada Guru kelas II pertemuan (2) SD N Dukuh 01 Salatiga

No. Aspek Observasi Ya Tidak

B. Guru :

1. Guru memeriksa kesiapan ruang alat dan media.

2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan apersepsi

5. Guru memberikan pertanyaan sesuai dengan materi

6. Guru memberikan motivasi pada siswa

7. Guru menyampaikan rumusan masalah

8. Guru membagi kelompok

9. Guru membagikan lembar kerja

10. Guru membimbing siswa melakukan observasi

11. Guru membimbing siswa mencatat hasil pengamatan

12. Guru membimbing siswa menganalisis pengamatan

13. Guru membimbing siswa mempresentasikan

14. Guru membimbing siswa membuat

kesimpulan pengamatan

15. Guru membimbing siswa mengevaluasi pengamatan

16. Guru menanyakan pada siswa tentang kejelasan materi

17. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran

18. Guru melakukan kegiatan refleksi tentang materi yang di pelajari dengan melibatkan siswa

19. Guru menutup pembelajaran

(13)

a) Hasil Belajar Siswa Siklus I

Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I, nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Kontesktual Learning berbantuan media gambar ini dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat pada hasil evaluasi yang dilakukan pada saat akhir pembelajaran siklus I. hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Analisis Hasil belajar Bahasa Indonesia SIklus I

No. Rentang Nilai

Banyak Siswa

Persentase (%) Keterangan

1. 45 – 54 3 8,10% Belum Tuntas

2. 55 – 64 2 5,41% Belum Tuntas

3. 65 – 74 5 13,51% Belum Tuntas

5. 75 – 84 17 45,95% Tuntas

6. 85 – 94 10 27,03% Tuntas

7. 95 – 100 0 0% Tuntas

Jumlah 37 100%

Nilai Rata-Rata 77,62

Nilai Terendah= 48 1 2,70%

8,41 % Nilai Tertinggi = 94 3

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil belajar Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar pada siklus I dari 37 siswa, 10 siswa belum mencapai KKM sedangkan 27 siswa sudah mencapai KKM.

(14)

Rata-rata nilai hasil belajar adalah 77,62. Kemudian nilai terendah adalah 48 dan nilai tertinggi yaitu 94. Untuk lebih jelasnya data hasil belajar pada tabel 4.9 dapat dilihat pada diagram berikut ini :

Diagram 4.3: Hasil Belajar pada Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 75) data hasil perolehan nilai pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia pada Siklus I

No. Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

1. < 75 10 27,02% Belum Tuntas

2. ≥ 75 27 72,98% Tuntas

Jumlah 37 100%

Nilai rata-rata 77,62

Nilai terendah 48

Nilai tertinggi 94

Persentase ketuntasan siswa sesudah penelitian terlihat sebagian besar siswa sudah mencapai KKM, meskipun beberapa masih belum tercapai. Perbandingan siswa yang mencapai KKM yaitu 27 siswa (72,98%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (27,02%). Berikut diagram ketuntasan hasil belajar sesudah tindakan siklus I.

3 2

5

17

11

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

45 - 54 55 - 64 65 - 74 75 - 84 85 - 94

Hasil siklus I

(15)

Diagram 4.4 : Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan diagram 4.4, menunjukkan bahwa masih terdapat 27,02% siswa yang belum mencapai KKM. Maka dari itu, peneliti akan mengadakan perbaikan dan pemantapan pada siklus II.

b)Deskripsi Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar pada siklus I diperoleh peningkatan setelah dilakukan tindakan penelitian kelas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar kelas II SDN Dukuh 01 Salatiga sebanyak 27 siswa (72,98%) yang tuntas dan 10 siswa (27,02%) yang belum tuntas. Pada kondisi awal atau hasil pra siklus diketahui 29 siswa (78,38%) yang belum tuntas dan hanya 8 siswa (21,62%) yang tuntas. Nilai rata-rata siswa juga meningkat yaitu dari awalnya 48,13 setelah siklus I menjadi 77,62. Karena pada siklus I ini persentase ketuntasan siswa hanya 77,62% belum memenuhi indikator kerja peneliti yaitu 90% siswa, untuk hasil belajar yang lebih baik pada siswa kelas II SD Negeri Dukuh 01 Salatiga, maka akan dilanjutkan pada siklus II.

d. Refleksi

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Learning pada Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II SD N Dukuh 01 Salatiga telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa tetapi masih ada beberapa kekurangan yang ditemukan dalam kegiatan inti, masih ada 7 orang siswa yang masih suka ribut sendiri ketika ada presentasi didepan kelas , tidak hanya itu masih ada 4 orang siswa yang suka asyik sendiri dikelas jadi perhatian dalam pembelajaran masih kurang dan ketuntasan siswa masih banyak yang belum mencapai KKM , masih ada 10 siswa (78,38%) yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75. Pencapaian ini dilihat dari perolehan nilai siswa pada kondisi awal yang belum

73% 27%

SIKLUS I

(16)

mencapai KKM sebanyak 29 siswa (78,38%) dan yang sudah mencapai KKM hanya 8 siswa (21,62%) dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 20. Sedangkan pada siklus I, siswa yang

mendapatkan nilai ≥ 75 sebanyak 27 siswa (72,98%) dan siswa yang belum mencapai 75 sebanyak 10 siswa (27,02%) dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 48.

Pada siklus 2 nanti akan dilakukan tindakan perbaikan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa yang masih asyik sendiri dalam proses pembelajaran. Memberikan teguran kepada siswa yang masih ribut sendiri ketika teman-temannya mempresentasikan hasil diskusinya. Tidak hanya guru juga harus mendekati siswa yang masih bersifat individual yang belum bisa melakukan diskusi bersama teman-temannya. Guru juga diminta untuk menyampaikan rumusan masalah saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4.2.3 Deskripsi Siklus II 4.2.3.1Pertemuan I

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pada siklus II merupakan perbaikan dari kekurangan yang ada pada siklus I dan persiapan peralatan yang diperlukan. Sebelum melakukan tindakan pada siklus II, persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Mendeskripsikan hewan dengan indikator yang berbeda dari siklus I.Peneliti selanjutnya melakukan diskusi bersama dengan guru kelas agar nantinya guru kelas sebagai pelaksana pembelajaran dapat melaksanakan kegiatan yang disusun dengan baik.

2) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan perangkat pembelajaran yang berupa macam-macam gambar hewan.

Setelah persiapan sudah selesai, kemudian guru dan peneliti siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret 2015 jam pelajaran ke 3-4. Pada pertemuan ini guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengenai nama-nama hewan yang ada disekitar lingkungan.Guru membimbing dan mendorong siswa agar bisa lebih terarah pada materi pembahasan kali ini. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Guru meminta siswa untuk menyanyi bersama-sama menyanyikan lagu “ naik-naik

(17)

disekiataran gunung. Guru lalu menunjukkan sebuah gambar hewan, yang sudah dipersiapkkan oleh guru di depan kelas ( dibantu oleh siswa). Siswa dan guru mengidentifikasi gambar-gambar hewan yang ada.Kegiatan inti dalam pembelajaran menerapkan langkah-langkah pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning model yaitu:

a. Guru menyampaikan materi tentang ciri-ciri hewankepada siswa.

b. Siswa dibagi kedalam 7 kelompok sesuai dengan jumlah siswa satu kelompok 5 orang.

c. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi di lingkungan sekitar.

1) Kelompok 1 dan 2 siswa melakukan observasi di Perpustakaan dengan mencari buku mengenai jenis dan ciri-ciri tumbuhan.

2) Kelompok 3 dan 4 siswa melakukan observasi di halaman sekolah.

3) Kelompok 5, 6, dan 7 siswa melakukan observasi melalui tanya jawab dengan guru yang ada di kantor.

d. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan hasil yang ditemukan waktu observasi tadi.

e. Guru melakukan tanya jawab tentang tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. f. Siswa melakukan observasi dengan pembagian kelompoknya.

g. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan sewaktu observasi.

h. Setelah selesai, perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.

i. Guru memberikan penghargaan berupa pujian.

Di dalam kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan hasil observasi sesuai dengan indikator yang harus dicapai. Dan guru menugaskan siswa untuk membuat tugas

mendeskripsikan “hewan”.

c. Observasi atau pengamatan

Setelah selesai pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1 ini, guru dan observer melihat hasil observasi atau pengamatan sebagai berikut :

Tabel 4.11

Hasil Observasi Pengamatan Pada Siswa kelas II pertemuan (1) SD N Dukuh 01 Salatiga

No. Aspek Observasi Ya Tidak

A. Siswa:

1. Apakah siswa menyimak petunjuk dan materi yang disampaikan guru?

(18)

2. Apakah siswa

4. Apakah setiap anggota kelompok melakukan tugas yang mereka terima?

5. Apakah setiap kelompok menyusun hasil

7. Apakah siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran

8. Apakah siswa membahas hasil pekerjaannya

9. Apakah suasana kelas menjadi gaduh

Dari hasil observasi/pengamatan terlihat peningkatan dari semua kegiatan proses pembelajaran. Tetapi masih ada satu atau dua orang siswa yang membuat gaduh kelas. Ini terlihat sekali bahwa semangat siswa sangatlah tinggi dalam siklus 2 pertemuan 1 ini.

2). Analisis Hasil Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama,hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12

Hasil Observasi Pengamatan Pada Guru kelas II pertemuan (1) SD N Dukuh 01 Salatiga

No. Aspek Observasi Ya Tidak

C. Guru :

1. Guru memeriksa kesiapan ruang alat dan media.

2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan apersepsi

5. Guru memberikan pertanyaan sesuai dengan materi

(19)

8. Guru membagi kelompok

9. Guru membagikan lembar kerja

10. Guru membimbing siswa melakukan observasi

11. Guru membimbing siswa mencatat hasil pengamatan

12. Guru membimbing siswa menganalisis pengamatan

13. Guru membimbing siswa mempresentasikan

14. Guru membimbing siswa membuat

kesimpulan pengamatan

15. Guru membimbing siswa mengevaluasi pengamatan

16. Guru menanyakan pada siswa tentang kejelasan materi

17.

18.

Guru melakukan kegiatan refleksi tentang materi yang di pelajari dengan melibatkan siswa

Guru melakukan kegiatan refleksi tentang materi yang di ajarkan

19. Guru menutup pembelajaran

Dari hasil observasi/pengamatan terlihat peningkatan dari semua kegiatan proses pembelajaran.

d. Refleksi

Setelah selesai proses belajar mengajar pada siklus 2 pertemuan 1, kembali dilakukan refleksi antara guru dan observer. Refleksi digunakan untuk bahan perbaikan pada siklus 2 pertemuan 1. Dari hasil refleksi yang ditemukan terlihat beberapa peningkatan kegiatan belajar siswa tetapi masih ada 1 ataupun 2 orang yang masih suka bermain sendiri.

(20)

4.2.3.2 Pertemuan kedua a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada pertemuan kedua siklus 2 ini merupakan sebagai perbaikan dan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan petemuan kedua, persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Mendeskripsikan hewan dengan indikator yang berbeda dari siklus I.Peneliti selanjutnya melakukan diskusi bersama dengan guru kelas agar nantinya guru kelas sebagai pelaksana pembelajaran dapat melaksanakan kegiatan yang disusun dengan baik.

2) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan perangkat pembelajaran yang berupa macam-macam gambar hewan.

Setelah persiapan sudah selesai, kemudian guru dan peneliti siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Maret 2015 jam pelajaran ke 1-2. Pada pertemuan ini guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengenai Ciri-ciri hewan. Guru membimbing dan mendorong siswa agar bisa lebih terarah pada materi pembahasan kali ini. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Guru melakukan tanya jawab kepada siswa “ Coba sebutkan hewan apa saja yang

berkaki empat ?”. Guru lalu menunjukkan gambar bintang yang sudah dipersiapkkan oleh guru di depan kelas (dibantu oleh siswa). Siswa dan guru mengidentifikasi hewan apa saja yang ada digambar. Kegiatan inti dalam pembelajaran menerapkan langkah-langkah pendekatan pembelajaran Kontekstual yaitu:

a. Guru menyampaikan materi tentang deskripsi hewankepada siswa.

b. Siswa dibagi kedalam 7 kelompok sesuai dengan jumlah siswa satu kelompok 5 orang.

c. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi di lingkungan sekitar.

1) Kelompok 1 dan 2 siswa melakukan observasi di Perpustakaan dengan mencari buku mengenai jenis dan ciri-ciri tumbuhan.

(21)

3) Kelompok 5, 6, dan 7 siswa melakukan observasi melalui tanya jawab dengan guru yang ada di kantor.

d. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan hasil yang ditemukan waktu observasi tadi.

e. Guru melakukan tanya jawab tentang tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. f. Siswa melakukan observasi dengan pembagian kelompoknya.

g. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan sewaktu observasi.

h. Setelah selesai, perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.

i. Guru memberikan penghargaan berupa pujian.

j. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sesuai dengan indikator yang harus dicapai.

k. Guru menugaskan siswa untuk membuat tugas mendeskripsikan “hewan” (terlampir) Di kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dan memberikan penguatan materi kepada siswa. Di akhirnya guru memberikan soal evaluasi (terlampir) kepada siswa.

c. Observasi

Observasi pertemuan kedua siklus 2 ini mengacu pada lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa saat melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Keberhasilan penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar ini akan terlihat dalam hasil lembar observasi ini, sehingga hasilnya akan digunakan untuk merefleksi pertemuan kedua. Rangkuman hasil observasi pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13

Hasil Observasi Pengamatan Pada Siswa kelas II pertemuan (2) SD N Dukuh 01 Salatiga

No. Aspek Observasi Ya Tidak

A. Siswa:

1. Apakah siswa menyimak petunjuk dan materi yang disampaikan guru?

2. Apakah siswa melaksanakan diskusi kelompok (anggota 4- 5 orang)?

3. Apakah masing-masing kelompok

merencanakan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan?

4. Apakah setiap anggota kelompok melakukan tugas yang mereka terima?

(22)

observasinya secara tertulis

6. Apakah siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok

7. Apakah siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran

8. Apakah siswa membahas hasil pekerjaannya

9. Apakah suasana kelas menjadi gaduh

Dari hasil observasi/pengamatan kegiatan belajar mengajar siswa didalam semua kegiatan pembelajaran tergolong sangat baik dibandingkan pada siklus dan pertemuan sebelumnya.

Hal ini menunjukkan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning.

2) Analisis Hasil Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama,hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.14

Hasil Observasi Pengamatan Pada Guru kelas II pertemuan (2) SD N Dukuh 01 Salatiga

No. Aspek Observasi Ya Tidak

A. Guru :

1. Guru memeriksa kesiapan ruang alat dan media.

2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru memberikan apersepsi

5. Guru memberikan pertanyaan sesuai dengan materi

6. Guru memberikan motivasi pada siswa

7. Guru menyampaikan rumusan masalah

8. Guru membagi kelompok

9. Guru membagikan lembar kerja

10. Guru membimbing siswa melakukan observasi

11. Guru membimbing siswa mencatat hasil pengamatan

12. Guru membimbing siswa menganalisis pengamatan

(23)

14. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pengamatan

15. Guru membimbing siswa mengevaluasi pengamatan

16. Guru menanyakan pada siswa tentang kejelasan materi

17. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran

18. Guru melakukan kegiatan refleksi tentang materi yang di pelajari dengan melibatkan siswa

19. Guru menutup pembelajaran

Dari hasil observasi/pengamatan kegiatan belajar mengajar siswa didalam semua kegiatan pembelajaran tergolong sangat baik dibandingkan pada siklus dan pertemuan sebelumnya. Hal ini menunjukkan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual.

a) Hasil Belajar Siswa Siklus II

Setelah melakukan pembelajaran pada siklus II, nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar ini dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat pada hasil

evaluasi yang dilakukan pada saat akhir pembelajaran siklus II hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15

Analisis Hasil belajar Bahasa Indonesia SIklus II

(24)

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat hasil belajar Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar pada siklus II dari 37 siswa, semua siswa telah mencapai KKM yang ditentukan yaitu dengan rincian sebagai berikut, siswa dengan nilai 75-79 sebanyak 11 siswa (34,38%), kemudian siswa dengan nilai 80-84 sebanyak 10 siswa (31,25%), siswa dengan nilai 85-89 sebanyak 4 siswa (12,5%) dan siswa yang mendapat nilai 90-94 sebanyak 7 siswa (21,87%). Rata-rata nilai hasil belajar adalah 85,02. Kemudian nilai terendah adalah 76 dan nilai tertinggi yaitu 94. Untuk lebih jelasnya data hasil belajar pada tabel 4.15 dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.5: Hasil Belajar pada Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 75) data hasil perolehan nilai pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia pada Siklus II No. Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

1. < 75 0 0% Belum Tuntas

2. ≥ 75 37 100% Tuntas

Jumlah 37 100%

Nilai rata-rata 85,02

Nilai terendah 76

Nilai tertinggi 94

Persentase ketuntasan siswa sesudah penelitian terlihat jelas bahwa seluruh siswa telah mencapai KKM yang ditentukan. Berikut adalah diagram lingkaran presentase ketuntasan hasil belajar sesudah tindakan.

16

21

0 5 10 15 20 25

75 - 84 85 - 94

Banyak Siswa

(25)

Siklus II

Tuntas

Belum Tuntas

4.6.Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan diagram 4.6, dapat dilihat bahwa dengan merapkan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar hasil belajar siswa meningkat secara signifikan, persentase ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas II siklus II sebesar 100%.

b)Deskripsi Hasil Belajar Siklus II

Hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan tindakan penelitian kelas dengan menggunakan pendekatan Kontekstual Learning berbantuan media gambar kelas II SDN Dukuh 01 Salatiga. Diketahui ketika hasil belajar pada siklus II telah meningkat dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dibuktikan bahwa pada pelaksanaan siklus I ketuntasan belajar yang diperoleh siswa hanya mencapai 77,62% saja, sedangkan pada pelaksanaan siklus II hasil belajar siswa mencapai 100%. Hal ini menandakan bahwa hasil belajar siswa telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu

100% dari jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu ≥75.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan penelitian dan diskusi dengan guru kelas pada siklus II yang menerapkan pendekatan pembelajaran Kontesktual Learningberbantuan media gambar telah ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia yang baik. Hal ini dapat dilihat pada siklus II perolehan nilai siswa yang mencapai KKM sebanyak 37 siswa atau sebesar 100% dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah adalah 76.

Dari nilai hasil belajar yang diperoleh pada siklus I dan siklus II, siswa yang sudah mencapai KKM meningkat yang semula hanya 27 siswa menjadi 37 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 100%. Siswa sudah terlihat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan pembelajaran lebih hidup karena menyenangkan sehingga meningkatkan pemahaman materi dan hasil belajar siswa meningkat. Dari hasil tersebut peneliti tidak melanjutkan pada siklus berikutnya.

(26)

4.3 Hasil Analisis Data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti atas dasar pra siklus, siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Terjadinya peningkatan ini dikarenakan pendekatan pembelajaran yang diterapkan sangat menyenangkan, karena menggunakan unsur permainan. Sebelum adanya tindakan penelitian, hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas II SD Negeri Dukuh 01 Salatiga, sebanyak 29 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75). Kemudian pada Siklus I mengalami penurunan jumlah siswa yang tidak tuntas menjadi 10 siswa. Dan pada siklus II tidak ada siswa yang tidak mencapai KKM. Mengacu pada perbandingan tersebut, berikut data-data hasil pembelajaran Bahasa Indonesia pada kondisi pra siklus, siklus I dan siklus II yang termuat dalam tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17

Perbandingan Hasil Belajar antara Pra SIklus, Siklus I dan Siklus II

No. Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II

1. Tuntas (≥ 75) 8 27 37

2. Belum Tuntas (<75) 29 10 0

Jumlah 37 37 37

Dari tabel 4.17, dapat disimpulkan terjadi peningkatan dari pra siklus yang tuntas hanya 8 siswa dan 29 siswa belum tuntas. Pada siklus I mengalami peningkatan yang tuntas, yaitu 27 siswa dan yang belum tuntas 10 siswa, dan meningkat lagi pada siklus II yaitu semua siswa dinyatakan tuntas. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada

(27)

Berdasarkan tabel 4.17, maka perbandingan antara siswa yang tuntas dan belum tuntas pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut ini:

Diagram 4.7: Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II

Selain berdasarkan tingkat kelulusan, peningkatan hasil belajar siswa terlihat pula pada hasil nilai rata-rata kelas, nilai tertinggi siswa, dan nilai terendah siswa. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini:

Tabel 4.18

Perbandingan Nilai antara Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 No. Nilai Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Berdasarkan tabel 4.18 dapat disimpulkan terjadi peningkatan nilai dari kondisi pra siklusnilai rata-rata kelas hanya 48,13, kemudian meningkat pada siklus 1 menjadi 77,62 dan

29

(28)

pada siklus 2 meningkat menjadi 85,02. Kemudian dilihat dari hasil nilai tertinggi dan terendah siswa, pada pra siklus nilai terendahnya yaitu 20 (1 siswa atau 2,70 %) dan nilai tertingginya yaitu 96 (2 siswa 5,41%). Hasil ini meningkat pada siklus 1 menjadi nilai terendah yaitu 48 (1 siswa atau 2,70 %) dan nilai tertinggi yaitu 94 (3 siswa 8,41%). Kemudian meningkat lagi pada siklus 2 nilai terendah menjadi 76 (6 siswa atau 16,20 %) dan nilai tertingginya menjadi 94 (2 siswa atau 5,41 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 2 SD N Dukuh 01 Salatiga Semester II tahun ajaran 2014/2015.

Berdasarkan tabel 4.18, maka perbandingan nilai siswa pada pra siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:

Diagram 4.8: Perbandingan Nilai Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Dukuh 01 Salatiga pada kelas II dengan jumlah 37 siswa. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas

II materi tentang “Mendeskripsikan Tumbuhan dan Hewan” mengalami peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa dari pra siklus, siklus I dan Siklus II. Pada pra siklus nilai ulangan Bahasa Indonesia siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM= ≥75) sebanyak 29 siswa atau sebesar 78,38%, dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau 21,62%. Nilai tertinggi pada pra siklus ini adalah 96 dan nilai

20

48

76

96 94 94

(29)

terendahnya 20 dengan nilai rata-rata kelas 48,13. Kemudian pada siklus I perolehan siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 62,5% dari pra siklus yaitu menjadi 78,38% atau sebanyak 29 siswa dan yang belum mencapai KKM sebesar 21,62% atau sebanyak 8 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I ini adalah 94 dan nilai terendahnya yaitu 48 dengan nilai rata-rata kelas mencapai 78,43. Sedangkan pada pelaksanaan siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 37 siswa atau 100% meningkat 21,57% dari siklus I. Nilai tertinggi pada siklus II ini adalah 94 dan nilai terendahnya adalah 76 dengan nilai rata-rata kelas mencapai 85,02%.

Tujuan penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning dalam pembelajaran adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas, komunikasi dan interaksi antar siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selain itu dengan penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning ini agar siswa tidak merasa bosan dengan suasana pembelajaran yang monoton (ceramah), karena model ini membantu siswa memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa dapat membangun konsep sendiri mengenai materi yang mereka pelajari dengan cara berdiskusi dan bekerja sama untuk menemukan jawaban. Sehingga dari kondisi tersebut hasil belajar siswa dapat meningkat.

Penggunaan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar berpengaruh secara signifikan dengan hasil belajar siswa kelas II SDN Dukuh 01 Salatiga. Perbandingan terlihat jelas pada pra siklus dengan nilai rata-rata kelas 48,13, ketika siklus I dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar rata-ratanya menjadi 78,43 dan pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 85,02%.

Dengan demikian, pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Kontekstual Learning berbantuan media gambar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mursidi.2013. Penggunaan Pendekatan Kontekstual Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas 2 SD Negeri 2 Karanggedang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013”.Selain itu juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ery Retnaning Wilujeng (2010) Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Dalam Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan Untuk

(30)

Jika hasil penelitian Mursidi, Ery Retnaning dan peneliti dibandingkan, didapatkan hasil bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih unggul dibanding penelitian Mursidi dan sejajar dengan penelitian Ery Retnaning. Hal ini terlihat dari penetapan indikator pencapaian penelitian yang dilakukan Mursidi menetapkan 90%, Ery Retnaning menetapkan 100% sedangkan Peneliti menetapkan 100%. Kemudian untuk nilai rata-rata yaitu pada pra siklus didapat nilai 68 (Mursidi) dibanding 48,13 (Peneliti), kemudian pada siklus 1 didapat nilai 73,5 (Mursidi) dibanding 77,62 (Peneliti), dan pada siklus 2 didapat nilai 82,5 (Mursidi) dibanding 85,02 (Peneliti). Untuk perbandingan nilai rata-rata ini, penelitian milik Ery Retnaning tidak mencantumkan hasilnya dalam penelitian, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta Mursidi.

Selain itu, perbandingan tingkat ketuntasan siswa pada pra siklus adalah 10 siswa atau 52,6% tuntas dan 9 siswa atau 47,4% belum tuntas (Mursidi), 5 siswa atau 41,7% tuntas dan 7 siswa atau 58,3% belum tuntas (Ery Retnaning), dan 8 siswa atau 6,25% tuntas dan 27 siswa atau 78,38% belum tuntas (Peneliti). Selanjutnya pada siklus 1, penelitian Mursidi meningkat menjadi 14 siswa (73,7%) yang tuntas dan 5 siswa (26,3%) yang belum tuntas atau meningkat 21,1%, kemudian penelitian Ery Retnaning meningkat menjadi 9 siswa (75%) yang tuntas dan 3 siswa (25%) yang belum tuntas atau meningkat 43,3%, sedangkan peningkatan penelitian yang dilakukan peneliti menjadi 27 siswa (72, 98%) yang tuntas dan 10 siswa (27,02%) belum tuntas atau meningkat 21,62% dari pra siklus. Kemudian pada siklus 2 tingkat ketuntasan siswa pada penelitian Mursidi meningkat 21% menjadi 94,7% atau 18 siswa yang tuntas dan 5,3% atau 1 siswa yang tidak tuntas, lalu penelitian Ery Retnaning naik 25% dari siklus sebelumnya menjadi 100% atau 12 siswa. Sementara itu

persentase ketuntasan siswa dalam penelitian peneliti naik sebanyak 27,02% dari sebelumnya menjadi 100% atau 37 siswa.

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah siswa SDN Dukuh 01 Salatiga
Tabel 4.3 Hasil Belajar Pra Siklus
Tabel 4.4
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masing-masing Urusan Pemerintahan pada prinsipnya diwadahi dalam 1 (satu) satuan kerja Perangkat Daerah dalam rangka penanganan urusan secara optimal yang didukung

Majelis Jemaat GPIB “Filadelfia” Semarang mengucapkan SELAMAT HARI ULANG TAHUN KELAHIRAN &amp; PERNIKAHAN kepada jemaat disepanjang Minggu ini.. 14.00

Beberapa Dental Center pun sudah menyediakan fasilitas yang lengkap untuk mendukung perawatan tersebut seperti tersedianya ruang tunggu yang nyaman, ruang tindakan

Sebaliknya siswa dengan Self-Efficacy yang lemah atau rendah cenderung rentan dan mudah menyerah menghadapi masalah matematika tersebut, mengalami kesulitan dalam

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 pada 15 stasiun pengamatan di Sungai Siak yang dimulai dari Buatan sampai blading, jumlah jenis makrozoobenthos

• Membuat SPP dan SPM Pembayaran Belanja Pegawai untuk Pembayaran tunjangan Kinerja Provinsi Lampung Bulan September 2020 untuk 55 Pegawai • Membuat SPP dan SPM Pembayaran

Berdasarkan uraian yang penulis jelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi dan mengambil penelitian di lingkungan kerja Dinas Koperasi, UKM,

Apresepsi terhadap materi yang akan disampaikan, yaitu menggiring dilanjutkan menembak dengan meloncat (dribble jump shoot); (2) Pembagian tugas (diberikan kepada masing-masing