• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG DIBUTUHKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG DIBUTUHKAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

TATA LETAK PABRIK

KULIAH 8: PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN PERANCANGAN STASIUN KERJA

(2)

PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG

PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG

(3)

Pemilihan jenis dan spesifikasi mesin fasilitas produksi

lainnya merupakan langkah penting dan sangat

menentukan langkah perancangan layout selanjutnya.

Berdasarkan analisis produk dan proses, maka pemilihan

spesifikasi mesin yang sesuai bisa dilaksanakan dengan

spesifikasi mesin yang sesuai bisa dilaksanakan dengan

memanfaatkan dokumentasi/katalog mengenai mesin atau

fasilitas produksi lainnya yang bisa diperoleh dari para

(4)

Keputusan kapasitas produksi ditentukan juga oleh

kemampuan mesin/fasilitas produksi yang terpasang.

Kapasitas produksi diukur dalambentuk unit-unit phisik

berdasarkan output maksimumyang dihasilkan oleh proses

produksi atau berdasarkan jumlah masukan yang tersedia

(5)

Penetapan Kapasitas Produksi yang Diperlukan •Informasi data berdasarkan hasila peramalan kebutuhan

•Existing process bottlenecks

Formulasi Alternatif-alternatif untuk Memenuhi Kapasitas yang dibutuhkan mendatang

•Pemilihan dan penetapan tipe teknologi yang diaplikasikan

•Penetapan kebijakan sentralisasi atau desentralisasi pabrik

•Kemungkinan melakukan sub-kontrak

Langkah-langkah Penetapan

Kapasitas Produksi

Analisis dan Evaluasi Alternatif

•Keputusan diambil berdasarkan pada faktor-faktor ekonomi seperti biaya, revenues, dan resiko-resiko

•Dampak yang bersifat strategis seperti : kompetisi, fleksibilitas, kualitas dan penyesuaian

organisasi/manajemen

(6)

Dalampembuatan produk, proses produksi bisa dilakukan

melalui satu tahapan proses (

one-stage

) atau melalui beberapa

tahapan (

multiple-stage

).

Bilamana proses produksi terdiri hanya satu tahapan saja maka

penetapan kapasitas produksi dari mesin atau fasilitas lainnya

ditentukan secara langsung berdasarkan output rate dari sistem

ditentukan secara langsung berdasarkan output rate dari sistem

produksi tersebut seperti pada Gambar berikut.

Proses Produksi Bahan Baku

INPUT OUTPUT

Produk Akhir

(7)

Secara sederhana di sini sistemoperasi/produksi

dipertimbangkan sebagai “black-box” yang merupakan “sebuah”

proses yang bulat.

Dalamprakteknya, untuk pembuatan sebuah produk yang

umumdijumpai harus melalui berbagai tahapan proses dimana

antara satu proses dengan proses lainnya memiliki kapasitas

antara satu proses dengan proses lainnya memiliki kapasitas

produksi yang berbeda-beda sehingga tampak terjadi

(8)

Bahan Baku

kapasitas

(exces capacity)

Bahan Baku

Tahap 2

(bottleneck)

Produk Akhir

(9)

INFORMASI YANG DIPERLUKAN DALAM PENENTUAN

JUMLAH MESIN:

 Volume produksi yang dicapai

 Estimasi skrap pada setiap proses operasi

(10)

RUMUS MENENTUKAN JUMLAH MESIN:

Selanjutnya untuk menentukan jumlah mesin, dalamhal ini bisa

pula untuk menentukan jumlah operator yang diperlukan untuk

aktivitas operasi, maka rumus umumberikut ini dipakai yaitu:

E

D

P

T

N

.

60

=

E

D

N

.

60

(11)

KETERANGAN:

 P = jumlah produk yang harus dibuat oleh masing-masing mesin per

periode waktu kerja (unit produk/tahun)

 T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi

produksi yang diperoleh dari hasil time study atau perhitungan secara teoritis (mnt/unit produk)

 D = jam operasi kerja mesin yang tersedia, dimana untuk 1 shift kerja

D = 8 jam/hari, 2 shift kerja D = 16 jam/hari, dan 3 shift kerja D = 24

 

D = 8 jam/hari, 2 shift kerja D = 16 jam/hari, dan 3 shift kerja D = 24 jam/hari

 E = faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up,

break down, repair atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya idle (harga umumnya : 0.8 - 0.9)

 N = jumlah mesin ataupun operator yang dibutuhkan untuk operasi

(12)

CONTOH:

Suatu produkAakan dibuat dengan volume produksi sebesar

lebih kurang 80.000 unit produk per tahun. Apabila jam standard

operasi ditetapkan 40 jam per minggu atau 2000 jam per tahun,

maka kita akan dapat menghitung demand rate dari produksi A

tersebut yaitu:

 

Jika diperkirakan efisiensi kerja adalah sebesar 80%, maka

demand rate menjadi sebesar 50 unit produk/jam.

E

E

D

P

.

2000

80000

(13)

Realita umumyang dijumpai adalah bahwa produksi

dengan 100%berkualitas baik semua tidaklah mungkin

tercapai, untuk itu suatu kelonggaran (allowance) harus

dibuat dengan memperhatikan adanya beberapa unit

produk yang akan rusak pada saat aktivitas produksi

berlangsung untuk setiap tahapan prosesnya.

 

berlangsung untuk setiap tahapan prosesnya.

Dengan demikian, demand menjadi:

P = P

g

+ P

d
(14)

Jumlah produk rusak dapat dinyatakan juga dalambentuk

prosentase kerusakan (p) dari jumlah produk yang

berkualitas baik, sehingga rumus demand menjadi:

) 1

( p

P

P g

− =

P = jumlah produk yang dikehendaki(

demand rate

)

p = prosentase kerusakan

(% defect

)/skrap

) 1

(15)

Kembali pada contoh sebelumnya, apabila dikehendaki

bahwa jumlah produk Adengan kualitas baik adalah

sebesar 50 unit/hari dan prosentase kerusakan 5% demand

rate output dari stasiun kerja dapat dihitung sebagai berikut:

jam unit

p P

P g 53 /

) 05 . 0 1 (

50 )

1

( − = − =

(16)

Perlu dicatat bahwa P adalah jumlah produk (demand rate)

yang merupakan hasil keluaran dari akhir tahapan proses

untuk membuat produk tersebut.

Apabila suatu proses didalampembuatannya memerlukan

bermacam-macamtahapan proses, maka terjadinya

bermacam-macamtahapan proses, maka terjadinya

kerusakan harus pula dianalisa untuk setiap

tahapan/tingkatan proses yang ada, dapat dilihat pada buku

Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Sritomo

(17)

EFISIENSI

E = efisiensi

H = running time yang diharapkan per periode (jam)

D

S

D

D

H

E

=

=

1

T

+

T

H = running time yang diharapkan per periode (jam)

D = lama waktu kerja per periode (8 jam/hari untuk 1 shift kerja)

DT= down time (jam)

(18)

Efisiensi masing-masing tahapan proses tergantung pada

faktor-faktor:

 Macam/tipe mesin atau produksi yang dipakai

 Bagaimana caranya mesin atau produksi tersebut diopeasikan

(kecepatan potong, dll)

 Kebijaksanaan yang diambil untuk aktivitas perawatan

 

(19)

PERHITUNGAN JUMLAH MESIN & BAHAN PADA

PERHITUNGAN JUMLAH MESIN & BAHAN PADA

(20)

PRODUCT LAYOUT

 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalamperhitungan jumlah

Mesin dan bahan yaitu:

 Scrap Factor (%): Persentase banyaknya bahan yang terbuang per

unit produk/proses

 Effisiensi (%): Perbandingan antara banyaknya produk yang

dihasilkan dengan banyaknya bahan yang dimasukkan dalam proses per satuan waktu

proses per satuan waktu

 Effisiensi Plant: Perbandingan antara jumlah produk yang

dihasilkan pabrik dengan jumlah bahan yang dimasukkan ke pabrik tersebut.

% 100

(21)

Jumlah produksi (output)

Jumlah Bahan yang dibutuhkan

(Jumlah bahan yang dimasukkan ) 100 Scrap 100 100 Effisiensi       −       

Jumlah Bahan yang dibutuhkan

(22)

Jumlah mesin yang dibutuhkan

atau

unit) (1

x Input

Kapasitas

dibutuhkan yang

bahan Jumlah

atau

unit) (1

x output

Kapasitas

dihasilkan yang

(23)

CONTOH:

Suatu proses manufaktur membutuhkan urutan proses seperti

pada Tabel berikut:

URUTAN OPERASI

NOMER

OPERASI NAMA MESIN

KAPASITAS

PRODUKSI SCRAP 1

Potong 60 4

2

Bubut-1 28,3 5

Bubut-1 28,3 5

3

Bubut-2 83,4 2

4

Bor 238,0 3

5

Ketam 65,4 2

6

Inspect 55,5 0

7

(24)

Diketahui:

Jumlah produkA = 67 unit/jam

Effisiensi Plant

= 90%

Ditanya:

Ditanya:

1.

Jumlah bahan yang dibutuhkan

(25)

JIKA DIKETAHUI JUMLAH PRODUK

DAN EFISIENSI PLANT

NO NAMAMESIN JUMLAH

PRODUK

SCRAP

(%)

KAPASITAS

PRODUKSI

BAHAN YANG DIBUTUHKAN

BAHAN SEBENARNYA DIBUTUHKAN

JUMLAH MESIN DIBUTUHKAN

TEORITIS PRAKTIS

7 PACKING 67 0 143 1

6 INSPECT 67 0 55,5 1,34 2

5 KETAM 67 2 65,4 1,18 2

67 67 0 100 100 =       − 67 67 0 100 100 =       − 5 , 68 67 2 100 100 =      

− 90 76

100 x 6 , 68 = 5 , 74 90 100 x 67 = 5 , 74 90 100 x

67 = 0,52

143 5 , 74

=

4 BOR 68,5 3 238,0 0,33 1

3 BUBUT-2 70,5 2 83,4 0,96 1

2 BUBUT-1 72 5 28,3 3,54 4

1 POTONG 75,8 4 60 1,46 2

5 , 68 67 2 100  =

  − 5 , 70 5 , 68 3 100 100 =       − 72 5 , 70 2 100 100 =       − 8 , 75 72 5 100 100 =       − 9 , 78 8 , 75 4 100 100 =       − 7 , 87 90 100 8,9x = 2 , 84 90 100 x 8 , 75 = 80 90 100 x 72 = 3 , 78 90 100 x 5 , 70 = 90

(26)

JIKA DIKETAHUI JUMLAH BAHAN DAN EFISIENSI

MESIN,JUMLAH BAHAN YANG TERSEDIA = 120KG/JAM

NO NAMA

MESIN

SCRAP

(%)

EFFISIENSI

MESIN (%)

KAPASITAS PRODUKSI

JUMLAH BAHAN YANG DIBUTUHKAN

JUMLAH PRODUKSI

JUMLAH MESIN DIBUTUHKAN

TEORITIS PRAKTIS

1 MESIN1 4 90 60 120 2

2 MESIN2 5 95 28,3 103,7 4

7 , 103 ) 120 ( 100 90 100 4 100 =             − 0 , 2 60 120 = 6 , 93 ) 7 , 103 ( 100 95 100 5 100 =             − 66 , 3 3 , 28 7 , 103 = 91 2 100  

 − 93,6

3 MESIN3 2 91 83,4 93,6 2

4 MESIN4 3 98 238,0 83,5 0,35 1

5 MESIN5 2 99 65,4 79,4 1,21 2

6 MESIN6 0 100 55,5 77,0 1,39 2

7 MESIN7 0 100 143 77,0 0,54 1

5 , 83 ) 6 , 93 ( 100 91 100 2 100 =             − 22 , 1 4 , 83 6 , 93 = 4 , 79 ) 5 , 83 ( 100 98 100 3 100 =             − 0 , 77 ) 4 , 79 ( 100 99 100 2 100 =             − 0 , 77 ) 0 , 77 ( 100 100 100 0 100 =             − 0 , 77 ) 0 , 77 ( 100 100 100 0 100 =             −

(27)
(28)

CONTOH:

Apabila diketahui mesin “X” untuk produk lebih dari 1 jenis produk

(Produk A, B, C), data-data yang tersedia untuk mesin “X” dapat dilihat pada Tabel

No Uraian Satuan Produk

A B C

Maka, jammesin tersedia = 48 jam/minggu

Scrap Factor = 10%

A B C

1 Waktu Penyiapan (Set-up time) Menit 30 50 10

2 Waktu standard Mesin/buah 1 0,6 0,2

3 Jumlah Penyiapan Kali/minggu 1 4 6

(29)

PERHITUNGAN YANG AKAN DILAKUKAN ANTARA

LAIN:

Kecepatan produksi:

Kecepatan Produksi =

Produk A = = 1111 buah / minggu

Scrap %

100%

minggu /

Kebutuhan

% 10 %

100

1000

Produk A = = 1111 buah / minggu

Produk B = = 5556 buah / minggu

Produk C = = 2777 buah / minggu

% 10 %

100

5000

% 10 %

100 −

% 10 %

100

2500

(30)

Waktu Penyiapan:

Jumlah Waktu Penyiapan = Waktu penyiapan x Jumlah Penyiapan

Produk A = 30 x 1 menit/minggu = 0,50 jam/minggu

Produk B = 50 x 4 menit/minggu = 3,34 jam/minggu

Produk C = 10 x 6 menit/minggu = 1,00 jam/minggu

(31)

Waktu Produksi:

Waktu Produksi = Waktu standard x Kecepatan produksi

Produk A = 1 x 1111 menit/minggu = 18,5 jam/minggu

Produk B = 0,6 x 5556 menit/minggu = 55,6 jam/minggu

Produk C = 0,2 x 2777 menit/minggu = 9,3 jam/minggu

(32)

Jumlah Mesin:

Jumlah Mesin =

Jumlah mesin =

tersedia yang

me Jam

produksi waktu

jumlah penyiapan

waktu Jumlah

sin

+

( )

mesin unit

1 jam

48

jam 83,4

4,84+ ×

= 1,8832 mesin “X” jam

(33)

PERENCANAAN STASIUN KERJA DAN PENETAPAN

LUAS AREA YANG DIBUTUHKAN

Kebutuhan untuk luas area ini harus dipertimbangkan untuk

seluruh aktivitas yang ada di dalampabrik dan untuk paling

tidak ada tiga macamarea yang harus diberikan, yaitu:

 Area yang diperlukan untuk operasi dari mesin/peralatan produksi

yang ada

 Area yang diperlukan untuk penyimpanan bahan baku atau benda

 Area yang diperlukan untuk penyimpanan bahan baku atau benda

jadi yang telah selesai dikerjakan

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Upaya untuk menentukan jumlah fasilitas produksi ini dilakukan agar perusahaan tetap bertahan jika terjadi fluktuasi permintaan dengan analisis penentuan

Dengan meningkatkan produksi mesin diesel yang dibuat oleh pabrik mesin baik digunakan sebagai penggerak kendaraan bermotor didarat, di laut, di industri-industri

Kitosan dapat dibuat menjadi bentuk butiran dengan pelarutan 3 gram kitosan dalam 100 ml larutan asam asetat 1% yang diteteskan pada larutan NaOH 4% maka diperoleh butiran

Latar Belakang : Influenza Like Illness (ILI) merupakan gangguan kataral saluran pernafasan bagian atas oleh virus. Lebih dari 100 jenis virus telah dikaitkan dengan penyakit

Blok Terminal tekan sisip berkapasitas 100 pair, terdiri dari 10 Terminal Strip (modul) masing-masing 10 pair. a) Mula-mula dilakukan pemasangan tempat dudukan Blok Terminal

Dengan adanya masalah yang dihadapi, sangat mungkin terjadi kesalahan dalam pengisian dokumen ataupun laporan yang dibuat oleh tim Sales dan Supervisor mengingat tekanan pekerjaan yang

Untuk mencapai kualitas yang efektif maka perusahaan perlu melaksanakan quality control demi kelancaran proses produksi agar menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standar