• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah penyebab dan dampak global warmi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah penyebab dan dampak global warmi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Penyebab dan Dampak Global Warming

Ilmu Alamiah Dasar

Dosen Pengampu:

dr. Eka Rahayu Utami

Penyusun:

Aulia Maulida (15310020)

Fatimatuz Zahro (1531...)

Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

Fakultas Humaniora

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Tahun Pelajaran

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur patut kita panjatkan kehdirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun masih jauh dari kesempurnaan.

Proses pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah

pembelajaran dalam menimba ilmu utamanya dalam mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang diharapkan dapat memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.

Pada makalah ini kami sangat membuka diri menerima kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan dalam makalah ini, semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya yang baik dan benar,

Malang, 11 November 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar belakang ...1

B. Rumusan masalah ...1

C. Tujuan ...1

BAB II PEMBAHASAN ...2

A. Pengertian Global Warming ...2

B. Penyebab Global Warming ...3

C. Dampak Global Warming ...4

D. Global Warming dalam Al-Qur’an ...5

E. Penanganan Globa Warming ...9

BAB III PENUTUP ...11

A. Kesimpulan ...11

B. Saran ...11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dewasa ini dengan berbagai perkembangan teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia dan juga menciptakan berbagai permasalahan lingkungan, terutama Global Warming. Banyak dari manusia yang melakukan berbagai kegiatan yang tanpa sadar kegiatan tersebut ikut andil dalam adanya Global Warming. Namun, banyak dari manusia yang tidak mengetahui apa itu Global Warming.

Berbagai dampak dari Global Warming telah banyak kita rasakan. Diantaranya naikna suhu permukaan bumi, mencair gletser, serta menipisnya lapisan es di kutub. Jika hal ini terus berlangsung. Volume laut akan naik secara drastis dan akan

menyebabkan beberapa pulau kecil dibumi menghilang.

Oleh karena itu untuk membantu memahami penyebab dan dampak Global Warming serta cara menanganannya, kami menyusun makalah ini. Selain dari itu, makalah ini juga untuk memenuhi project mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. Bagaimana pengertian Global Warming?

b. Bagaimana penyebab Global Warming? c. Bagaimana dampak Global Warming?

d. Bagaimana penjelasan mengenai Global Warming dalam Al-Qur’an? e. Bagaimana cara menangani Globa Warming?

C. Tujuan

Sedangkan untuk tujuan, diantaranya:

a. Untuk mengetahui pengertian Global Warming b. Untuk mengetahui penyebab Global Warming c. Untuk mengetahui dampak Global Warming

d. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Global Warming dalam Al-Qur’an e. Untuk mengetahui cara menangani Global Warming

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Global Warming

(5)

gagal panen, terutama di kalangan petani tradisional. Konon menurut para ahli, kondisi demikian merupakan dampak global warming.

Global warming merupakan istilah yang menunjukkan peningkatan suhu rata-rata udara permukaan bumi dan lautan. Suhu udara rata-rata-rata-rata permukaan bumi

meningkat 0.740 ± 0.180 C dalam 100 tahun terakhir. Suhu global cenderung

meningkat sebesar 1.10 sampai 6.40 C antara tahun 1990 dan 2100. (Bruce Mitchell,

2000:24). Artinya, bencana tersebut sudah di ambang pintu alias di depan mata. Diperkirakan 30 tahun mendatang air laut naik 10 meter dan akan sanggup

menenggelamkan demikian banyak wilayah di Indonesia, bahkan dunia. (2000:37). Jika peristiwa itu benar terjadi, sama artinya tragedi bagi umat manusia di bumi.

Penyebab utama global warming adalah tingginya level greenhouse gases

(gas-gas rumah kaca), terutama CO2 (karbondioksida) dan metana di atmosfer akibat aktifitas manusia, seperti tingginya laju pembakaran bahan bakar fosil—seperti bensin, solar, dan lainnya—dan perubahan fungsi lahan terutama deforestasi

(penebangan hutan). (Achmad Baiquni, 1995:99).

Global warming telah terbukti memiliki dampak yang sangat luas pada kehidupan manusia. Tejadinya berbagai bencana alam, seperti gelombang panas, badai tropis, banjir, tsunami, atau kekeringan berkepanjangan yang melanda beberapa negara beberapa tahun terakhir ini ditengarai merupakan efek dari global warming. Selain menelan korban jiwa, bencana-bencana tersebut telah menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, dan sosial yang sangat besar. Meningginya level permukaan laut akibat global warming juga telah menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat penghuni pulau-pulau kecil di beberapa negara akan keberadaan tempat tinggalnya pada beberapa tahun yang akan datang.

Global warming juga diyakini sebagai penyebab munculnya wabah berbagai penyakit. Dimana, perubahan iklim dapat merubah pola distribusi dari vektor-vektor tersebut dan juga mempengaruhi laju reproduksi dan maturasi (pematangan benih) dari agen infektif yang ada di dalam tubuh vektor. (Purwanto, 2008:29). Kondisi inilah yang diyakini menjadi salah satu penyebab tingginya kejadian Malaria dan

Dengue pada beberapa negara, termasuk Indonesia.

Seperti kita ketahui bersama bahwa dampak dari global warning (pemanasan global) atau perubahan iklim cuaca sudah menjadi isu internasional yang

(6)

1992. Tercatat 154 kepala negara menyepakati hasil Konvensi Perubahan Iklim (Convention on Climate Change) yang mulai diberlakukan pada 1994. Langkah terus berlanjut dengan disetujuinya Protokol Kyoto I dan II, dimana negara-negara industri yang merupakan agen terbesar terjadinya global warming harus menurunkan secara sistematis emisi CO2 dan gas rumah kaca. (Kompas, 18 Januari 2001. Hal. 8, 18).

Kampanye selanjutnya berlangsung di Bali, Indonesia pada 3 – 14 Desember 2007. Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah dalam kegiatan tersebut merupakan suatu hal yang menarik. Mengingat Indonesia merupakan paru-paru dunia yang memiliki luas hutan terbesar di dunia sehingga tidak hanya untuk Indonesia sendiri, namun negara-negara lain pun memiliki kepentingan terhadap kelestarian hutan yang ada di Indonesia.

B. Penyebab Global Warming

Pada dasarnya sejak zaman dahulu Global Warming telah ada dengan sendirinya. Yang mana suhu bumi aman bagi makhluk hidup. Salah satu penyebab adanya Global Warming adalah gas rumah kaca. Gas terdiri dari CO2

(karbondioksida), CH4 (metana), dan NO2 (oksida nitrogen). Ketika suhu aman bag

kehidupan makhluk hidup, gas rumah kaca hanya berasal dari siklus kehidupan. Baik dari sistem pernapasan dan penguraian makhluk hidup yang telah mati.

Namun, dengan adanya perkembangan zaman, gas rumah kaca saat ini tidak hanya berasal dari siklus kehidupan makhluk hidup. Sebagian besar berasal dari emisi pembakaran bahan bakar kendaraan dan industri. Sehingga jika pada tahap normal gas rumah kaca membuat suhu bumi yang tepat, gas rumah kaca yang saat ini semakin banyak dan menumpuk di udara justru membuat suhu bumi semakin naik. Sehingga saat ini suhu bumi sudah tidak dikatakan hangat tetapi menjadi panas. Karena panas suhu bumi saat ini sudah pada level berbahaya bagi makhluk hidup jika diluar ruangan terlalu lama. Terutama bagi manusia, hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit seperti ruam dan kanker kulit.

Disamping itu meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di udara tidak lepas dari pengaruh ulah manusia. Diantaranya adalah berbagai teknologi yang diciptakan manusia, terutama pada saat revolusi industri ditahun 80-90an. Pada masa tersebut merupakan masa dimana gencarnya pembangunan pabrik-pabrik dan kendaraan bermesin yang mana limbahnya marupakan limbah keras yang langsung

(7)

Sedangkan pada masa sekarang sudah banyak berbagi teknologi yang diciptakan untuk menanggulangi limbah dari pembakaran bahan bakar industri dan kendaraan. Namun, hal tersebut hanya dapat mengurangi efeknya. Karena di atmosfer bumi sendiri telah banyak menumpuk gas rumah kaca. Sedangkan tumbuhan sekarang tidak dapat menyerap gas tersebur sebanyak sebelumnya.

Ketika pada awal berkembangnya pola pikir manusia, manusia menggunakan pikirannya dengan bijak, manusia akan tetap memperhatikan keadaan alam yang ditinggalinya. Serta berbagai teknologi yang merusak tidak akan diciptakan dan tidak menjadi salah satu penyebab Global Warming. Bahkan akan tercipta teknologi bijak yang menguntungkan semua aspek. Baik lingkungan maupun makhluk hidupnya sendiri.

C. Dampak Global Warming

a. Gelombang panas yang makin meningkat

Pemanasan global mengakibatkan gelombang panas menjadi makin sering terjadi dan semakin kuat. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata . Melalui pengamatan dari apa yang kami rasakan sehari-harinya , kami dapat juga merasakan betapa

panasnya suhu di sekitar kita .

b. Habisnya gletser sebagai sumber air bersih

Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia . Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang

mengkhawatirkan . Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperature bumi secara global , hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas.

c. Mencairnya es di kutub

Pemanasan global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan . es di Greenland yang telah mencair sampai mencapai 19 juta ton. Volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya . pada tanggal 6 maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 km2 (hampir 1,5 kali luas kota

Surabaya ) di Antartika runtuh. d. Perubahan iklim yang makin ekstrim

(8)

lama makin kuat . dan betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi para petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan .

D. Global Warming dalam Al-Qur’an

Secara eksplisit, istilah global warming atau pemanasan dunia global tidak akan ditemukan di dalam Al-Qur’an maupun hadits, karena ia merupakan istilah baru yang diperkenalkan manusia modern (para ahli bumi) disebabkan penemuan ilmiah mereka tentang keadaan cuaca yang tidak menentu, terjadinya bencana alam di hampir seluruh permukaan bumi, glasier es kutub yang mencair sehingga

menenggelamkan beberapa pulau di dunia, munculnya wabah-wabah penyakit di beberapa negara secara bersamaan dan fenomena-fenomena alam lainnya yang ternyata kesemuanya itu disebabkan oleh satu hal yang sama.

Kondisi demikian diketahui akibat semakin meningkatnya volume kebutuhan manusia terhadap alat transportasi sekaligus penggunaan bahan bakarnya, kebutuhan terhadap pakaian dan lain-lainnya menyebabkan munculnya industri-industri baru yang mayoritas tidak memperhatikan pembuangan limbah olahannya, penebangan dan pembakaran hutan dan lain sebagainya disamping jumlah kelahiran di dunia yang tidak seimbang dengan jumlah kematian juga turut menentukan penyebab global warming. (Purwanto, 2008:24).

Setiap aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pasti

mempengaruhi lingkungan. Hal tersebut telah ditanyakan oleh para malaikat kepada Allah saat malaikat bertanya tentang penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi padahal manusia itu akan membuat kerusakan di dalamnya. Pertanyaan ini terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 30:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:

“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah: 30).

(9)

kecenderungan kerusakan lingkungan semakin besar. Semakin banyak kebutuhan manusia, semakin cepat terdegradasi lingkungan di sekitarnya.

Lingkungan memiliki daya lenting berupa kemampuan untuk kembali ke keadaan semula setelah diintervensi. Lingkungan dapat kembali ke keadaan keseimbangan apabila terjadi intervensi, namun tingkat pengembaliannya

memerlukan banyak waktu. (Baiquni, 1996:98). Kecepatan intervensi manusia sendiri tergantung dari tingkat kebutuhan dan keinginannya.

Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas-gas rumah kaca ke atmosfer. Pembakaran bahan bakar fosil umumnya disebabkan aktivitas industri, transportasi, dan rumah tangga. Aktivitas tersebut meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan keinginan masyarakat modern yang semakin beragam.

Jika demikian halnya, pelaku kerusakan lingkungan adalah manusia-manusia itu sendiri yang hanya bisa menjadi konsumen terhadap sumber daya alam dan untuk memenuhi selera konsumtifnya mereka berlomba-lomba mendirikan pabrik-pabrik, industri-industri tanpa banyak memperhatikan kelestarian lingkungan. Sehingga sangat wajar bila kemudian terjadi berbagai macam musibah bencana alam yang menimpa seluruh masyarakat di dunia ini. Hal ini memang telah digariskan Allah di dalam Al-Qur’an:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. Al-Syura: 30).

Sebagai contoh sederhana, kita makan dengan sambal yang sangat pedas dan berlebihan, lantas sakit perut tentu saja itu disebabkan kesalahan kita akibat makan sambal berlebihan. Demikian pula perubahan iklim dan pemanasan global akibat terbukanya lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari sinar-sinar “jahat”

matahari (ultraviolet). Pencemaran (polusi) udara merupakan salah satu penyebabnya. Polusi ini sudah dimulai sejak manusia menggunakan api untuk membuka lahan pertanian, memanaskan serta memasak dan semakin besar permasalahannya ketika dimulainya Revolusi Industri abad ke-18 dan ke-19. Ditambah kebutuhan terhadap alat transportasi yang semakin tinggi yang merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi udara.(Purwanto, 2008: 18).

Polusi udara berupa gas SO2 (Sulfur Dioksida) dan oksida-oksida nitrogen

(10)

hujan asam. (Purwanto, 2008:22). Hujan asam ini menyebabkan kematian organisme air sungai dan danau serta kerusakan hutan dan bangunan. Keadaan ini telah

disebutkan Rasulullah saw. di dalam Haditsnya sebagai tanda akhir zaman:

ْ ووأأْ ددَارأجأْ ووأأْ ددرأبأْ ووأأْ ردط

أ مأْ نوممْ ددس

م فوممْ ردهمَاظ

أ ْ للكمْ حمئمَاوأجألوَا

ْ ق

د ِيرمحأْ ووأ

أ ْ حدِيرم

ْ

وَادْ وبَاْ هَاورْ

“Kebinasaan adalah segala sesuatu yang jelas merusak berasal dari hujan, salju, belalang, angin atau kebakaran”. (HR. Abu Daud, Juz 9 no. 3011).

Dan sabda Nabi saw.:

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya kiamat bukanlah karena tidak ada hujan, tetapi kiamat adalah ketika langit menurunkan hujan tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu apapun”. (HR. Ahmad, Juz 17 no. 8155).

Di dalam situs Wikipedia dijelaskan bahwa peningkatan suhu global akan menyebabkan permukaan air laut naik serta akan merubah jumlah dan pola curah hujan. Pemanasan tersebut diramalkan akan semakin tinggi di sekitar kutub utara yang akan berdampak pada mencairnya es kutub. (www.wikipedia.com). Kutub utara dan kutub selatan yang terdiri dari gunung dan benua es secara berangsur terus mencair. Bahkan Emil Salim (mantan Menteri Lingkungan Hidup) menyatakan dalam 10 tahun terakhir 23 pulau-pulau kecil tak berpenghuni tenggelam akibat permukaan air laut naik. Daerah Pantura (Pantai Utara) Jawa Barat; sudah setengah tahun desa dan kampung-kampungnya setiap hari terendam banjir akibat air laut naik. (Purwanto, 2008:25). Ini tidak mungkin bisa diatasi dengan membendung laut. Semua disebabkan pemanasan global yang efeknya sudah sangat jauh.

Jika volume air laut bertambah, maka permukaan laut akan naik. Diperkirakan pada tahun 2030 suhu akan naik 1.5 – 4.50 C. Air laut naik 25 – 140 cm. Kota yang

tanahnya di bawah permukaan laut—seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya—punya masalah besar. Jika permukaan laut naik 1 cm, garis pantai akan mundur 1 m.

(Purwanto, 2008:15). Untuk kenaikan 25 – 140 cm, maka garis pantai mundur 25 – 140 m. Bisa kita bayangkan seperti apa perubahan wajah peta dunia. Firman Allah swt. dalam Surat Al-Infithar ayat 3 sudah terbukti kebenarannya.

(11)

Sering kita dengar istilah efek rumah kaca (green house effect) akibat gas karbon (monooksida dan dioksida) yang dihasilkan negara-negara industri

membentuk semacam lapisan kaca di udara mengakibatkan cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak bisa terpantulkan lagi karena terhalang efek rumah kaca ini. (Purwanto, 2008:27). Demikian halnya dengan hutan, pepohonan dan dedaunan yang seharusnya mampu mengatasi proses asimilasi karbon menjadi senyawa berbahaya. Tetapi karena illegal loging terjadi dimana-mana maka gas karbon kemudian mengangkasa mengakibatkan global warming yang terus meningkat.

Hubungan manusia dengan tanah sangat erat. Kita berasal dari tanah dan hidup dari tanah. Karena itu, kita harus punya perhatian pada planet tempat kita berpijak. Sayangnya, penebangan tanpa diikuti peremajaan hutan, selalu terjadi. Akibatnya, tanah perbukitan rusak, bencana banjir bandang dan tanah longsor membunuh penduduk sekitar, air menggenangi lahan pertanian, kala kemarau kebakaran hutan mencemari langit kita. Fenomena ketidakseimbangan hidrologik dan klimatologik

sudah di depan mata. Belum lagi binatang-binatang tertentu semakin langka, pembangunan kota dilakukan tanpa aturan tata ruang yang baik, areal persawahan semakin sempit terdesak ekspansi areal perumahan baru dan industri. Padahal, Allah telah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:

“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk

mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah: 205).

Siklus air (hidrologis) merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Air yang turun ke bumi dalam bentuk hujan, diserap pepohonan, lalu menguap ke udara membentuk awan dan kembali menjadi hujan. (Purwanto, 2008:15). Namun, jika proses penguapan itu berasal dari air yang dikotori sampah-sampah manusia, limbah-limbah industri dan rumah tangga yang mengandung berbagai macam zat kimia, maka ia akan bersatu dengan unsur-unsur di udara membentuk senyawa baru yang lebih berbahaya dan selanjutnya turun ke bumi bersama air hujan.

Bisa dibayangkan akibat yang terjadi, yaitu pepohonan tidak dapat menyerap air beracun, manusia kesulitan mendapatkan air bersih, berbagai jenis penyakit baru mewabah (penyakit kulit, saluran pencernaan, pernapasan, dengue, dan lain

sebagainya), para nelayan kesulitan mencari ikan karena kadar oksigen air

(12)

2006:77). Sebagaimana sebuah Hadits marfu’ diriwayatkan Anas bin Malik bahwa Nabi saw. bersabda:

“Sungguh diantara tanda kiamat adalah maraknya kematian secara mendadak”.

Kerusakan lingkungan hidup (ecological destruction) yang dilakukan manusia telah menyebabkan global warming kemudian berakibat pada climate change serta semakin rusaknya keseimbangan alam. Inilah bencana sekaligus musibah massal yang Allah timpakan kepada umat manusia tanpa memandang usia, jenis kelamin,

kebangsaan, suku, status sosial, muslim-kafir, shaleh-thaleh. Demikian itu merupakan bukti kebenaran sabda Nabi Muhammad saw. ketika ditanya para sahabatnya tentang kemungkinan terjadinya bencana di suatu daerah yang di sana masih terdapat orang shaleh dan ‘abid (ahli ibadah), yakni ketika mereka berdiam diri dan tidak peduli terhadap kemaksiatan yang terjadi di sekelilingnya. (Al-Hadis).

E. Penanganan Global Warming a. Menanam Pohon

Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum

menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per tahunnya.

b. Daur Ulang Sampah Organik

Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa

makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa membantu mengurangi masalah ini!

c. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang

(13)

menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.

d. MengHematْ listrikْ denganْ mematikanْ lampuْ yangْ tidakْ dipakai. Menghematْ listrikْ merupakanْ halْ untukْ mengatasiْ globalْ warmingْ danْ mengurangiْ gas-gasْ dariْ efekْ rumahْ kaca.ْ Diْ Indonesiaْ sendiriْ sudahْ mencanangkanْ mematikanْ lampuْ 1ْ jamْ (ْ oneْ hoursْ )ْ sekitarْ jamْ 19.00ْ sampaiْ 20.00ْ WIB/WIT/WITA

(14)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Global warming merupakan istilah yang menunjukkan peningkatan suhu rata-rata udara permukaan bumi dan lautan. Suhu udara rata-rata-rata-rata permukaan bumi

meningkat 0.740 ± 0.180 C dalam 100 tahun terakhir. Suhu global cenderung

meningkat sebesar 1.10 sampai 6.40 C antara tahun 1990 dan 2100.

Sedangkan penyebab gobal warming ini bermacam-macam. Diantaranya adalah gas rumah kaca dari asap kendaraan bermotor dan industri yang menyebabkan menebalnya lapisan gas rumah kaca di udara yang menyebabkan bumi semakin panas.

Selain itu Global Warming menimbulkan dampak yang sangat serius bagi kehidupan makhluk hidup. Diantaranya:

a. Gelombang panas yang makin meningkat b. Habisnya gletser sebagai sumber air bersih c. Mencairnya es di kutub

d. Perubahan iklim yang makin ekstrim Adapun penanganannya adalah sebagai berikut: a. Menanam Pohon

b. Daur Ulang Sampah Organik

c. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang d. MengHematْ listrikْ denganْ mematikanْ lampuْ yangْ tidakْ dipakai. B. Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Rusbianto, dadang. 2008. Global Warming for Beginner. Yogyakarta: Panembahan Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif adalah untuk pengujian atau pembuktian teori yang dipakai yakni teori hegemoni budaya Antonio Gramsci,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keganasan kolorektal usia <40 tahun lebih banyak yang tidak didapatkan ekspresi kedua protein tersebut, 9 kasus pada kelompok usia

Awalnya Edmund berusaha mengingat tidak sopan bicara saat mulut penuh, tapi tak lama kemudian dia lupa tentang peraturan itu dan hanya memikirkan bagaimana cara

Pada gambar diagram IPO di atas, input berupa data hotel, data kamar, data pelanggan, data transfer, dan data pemesanan. Untuk proses pada aplikasi ini adalah proses

Dari kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru juga menggunakan penilaian diri sebagai teknik penilaian sikap, baik penilaian sikap religius maupun sikap

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Persepsi Dosen Akuntansi,

Sehingga Esmaket bagi masyarakat Buru Selatan ialah sumpah adat atau janji.. dalam hal ini berkaitan dengan seseorang yang memangku jabatan

Antara Yang Saktal dan Yang Profane: Suatu Analisi Sosiologi- Antropologis Tentang Upacara Rambu Solo’ Dikalangan Masyarakat Toraja (Tesis Magister Sosiologi