• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEASAMAN LARUTAN PENYANGGA ASAM ASETAT DAN ION SEJENIS KALSIUM SERTA FOSFAT TERHADAP KELARUTAN FLUORAPATIT Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEASAMAN LARUTAN PENYANGGA ASAM ASETAT DAN ION SEJENIS KALSIUM SERTA FOSFAT TERHADAP KELARUTAN FLUORAPATIT Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

IDA ERNANI

P EN GA RUH KEASAMAN L A R U T A N P E N Y A N G G A

ASAM ASETAT D A N IO N SEJENIS KALSIUM

SERTA FOSFAT T E R H A D A P K E L A R U TA N

F LU O R A P A TIT

FA K U L T A S FA R M A S I U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A

(2)

PSKGARUH KSAoAIiAH LARUTAN PrJlfiAI'JGGA ASAM ASETAT DAI'T ION UiiJ^HIS KALSIUM SERTA FOSFAT

JJ2RHA35AP KELARUTAN FLUORAPATIT

S l c r i p s i

Dibuet untuk memenuhi tugas akhir mencapai gelar sarjana farmasi

peda Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

1988 f f I J i / a &

€ f . / )

oleh

IDA ERIUNI

058110426

R V I L I C

* !MVHKM

(3)

KATA PESGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah - Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas kekuatan dan

kesabaran yang diberikan, sehingga aaya dapat menyelesai-

kan tugas skripsi ini yang merupakan ayarat untuk menca­

pai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Univer­

sitas Airlangga.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi

ini banyak kesulitan-kesulitan yang harus diatasi, berkat

bantuan dari berbagai pihak khususnya dosen-dosen pembim-

bing maka akhirnya skripsi ini dapat saya selesaikan.

Kepada Eapak Dr. Muhammad Zainuddin, Kepala labora-

torium Analisis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Air­

langga dan Ibu Dra. Yuniar Suryono, dosen Laboratorium

Analisis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

beserta Ibu Drg. Tri Budi W. Rahardjo, dosen Fakultas

kedokteran gigi Universitas Indonesia, saya sampaikan rasa

terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bimbingan, petun-

juk, saran-saran dan fasilitas yang telah diberikan dalam

penyelesaian skripsi ini.

Rasa terima kasih yang tulus saya sampaikan pula

kepada staf dosen beserta seluruh karyawan Laboratorium

Analisis Farnasi yang telah memberikan fasilitas dan ban­

tuan untuk penelitian-ini.

(4)

Kepada Ayah, Ibu (aim) dan kakak-kakak saya tercinta

saya ucapkan terima kasih atas segala bantuan moril dan

materiil, hingga skripsi ini dapat saya selesaikan.

Tidak lupa pula saya sampaikan rasa terima kasih

yang tidak terhingga kepada Ir. Tonny W. Paramita, suami

saya tercinta atas segala bantuannya.

Akhirnya kepada panitia skripsi yang telah berkenan

raemeriksa skripsi ini, saya sampaikan pula rasa terima

kasih yang dalam semoga Allah SWT memberikan balasan yang

setimpal atas kebaikan yang telah diberikan.

Harapan saya mudah- mudahan hasil skripsi ini ber-

manfaat bagi kita semua, amien

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ... . ii

DAFTAR 131 ... .... iV BAB. I. PENDAHULUAN ... .... 1

IX. TINJAUAN PUSTAKA ... .... 5

1. Fluorapatit ... .... 5

2. Mekanisme melarut ... .... 9

2.1. Difusion layer model ... 9

2.2. Interfacial barier model ... 10

2.3. Dankwerts model ... .... 10

3. Kelarutan, hasil kali kelarutan dan fak 11 tor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. 3.1. K e l a r u t a n ... .... 11

3.2. Hasil kali kelarutan... 12

3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ke la rut an • 13 - Pengaruh derajad keasaman terha- hadap k e l a r u t a n ... . 13

- Pengaruh ion sejenis terhadap k<e l a r u t a n ... ... 14

4. Spektrofotometri infra merah ... 15

5. opektrofotometri sinar tampak ... .... 17

-.Prinsip penetapan kadar fosfat secara Spektrofotometri sinar tampak . . . . 18

halaman

(6)

6. Spektrofotometri serapan a t o m ...18

- Prinsip penetapan kadar kalsium secare spek­ trofotometri’serapan atom ...2\

III, KETODE PEKELimi'J ... 1, Alat - slat ... 22

2, Bahan ... ..22

3. Penyediaan bahan-bahan. percobaan...24

3.1* Larutan kalsium asetat 0,1 M ...24

3.2. Larutan yang berisi ammonium dihidrogen -fosfat 0 , 0 6 1,1 dan natrium fluorida 0,0 2 5M 2 4 3.3* Larutan ammonium asetat 1,3 M ... 24

3.4. Larutan stamio khlorida ...24

3.5. Larutan ammonium molibdat ...25

3.6. Larutan lanthanum oksida 20 % ... ..25

3.7. Larutan penyangga asam asetat-natrium ase tat dengan pH 3,5 ; pH 4,0 ; pH 4 , 5 ; pH 5,0 ; pH 5 , 5 ... 25

3.8. Larutan penyangga asam asetat berbagai pH yang mengandung ion sejenis fosfat . . . 2 6 3.9. Larutan penyafcgga asara^ fcsetat berbagai pH yang mengandung ion‘ sejenia kalsiura . . . 2 6 3.10. Larutan baku kalsium ...27

3.11. Larutan baku fosfat ... 27

3.12. Pembakuan fluorapatit ...28

4. Pelaksanaan percobaan ...30

(7)

4.1.1. Vembuaton spektra infra merah fluorapatit

dengan rnetode onektrofotometri infra me -

rah... 30

4.1.2. Analisis kualitatif ion kalsium ... 31

4.1.3. Analisis kualitatif ion fosfat ... 32

4.1.4. Analisis kualitatif ion fluor ... 33

4.2. Analisis kuantitatif fluorapatit ... 33

4.2.1. Analisis kuantitatif kadar kalsium dalam fluorapatit dengan metode spektrofotome - ; tri serapan a t o m ... 33

- Pembuatan kurva baku kalsium ... 33

- Penetapan kadar kalsium dalam fluorapa­ tit ... ... 34

4.2.2. Analisis kuantitatif kadar fosfat dalam fluorapatit dengan metode spektrofotome - trt sinar tampak... 34

- Penentuan panjang gelombang maksimum, . 34 - Pembuatan kurva baku fosfat * * . . . . 35

Penetapan kadar fosfat dalam fluorapa -tit ... 3 5 4.3. Uji kelarutan fluorapatit ... 36

(8)

4.3.3. Uji kelarutan fluorapatit dalam larutan

penyangga aaam asetat "berbagai pH de

ngan penambahan ion sejenis kalsium ber

bagsi konsentrasi... 3 8

4.4. Penetapan kadar kalsium yang larut dari

fluorapatit dengan metode spektrotometri

serapan atom ... 3 9

4.5. Penetapan kadar fosfat yang larut dari -

fluorapatit dengan metode spektrofotome

-tri sinar t a m p a k ..., . 3 9

IV. HASIL PiSBiiLITIAH

1. Analisis kualitatif fluorapatit ... 4 1

1.1. Spektra serapan sinar infra merah fluor­

apatit dengan metode spektrofotometri -

infra m e r a h ... 4 1

1.2. Analisis kualitatif ion kalsium . . . . 43

1.3. Analisis kualitatif ion fosfat . . . . 45

1.4- Analisis kualitatif ion fluor . . . . 4 6

2. Analisis kuantitatif fluorapatit; 4 6

2,1# Analisis kuantitatif'kalsium'dalam fluor

apatit dengan.metode spektrofotometri S£

rapan atom' . . . > . ... 46

- Persama am kurv a balru kalsiu m . . ; . ;

46

- Penetapan kadar kalsium dalam fluora -

(9)

2.2. Analisis kuantitatif fosfat dalam fluorapa

tit dengan metode spekbrofotometri sinar -

t a m p a k ... ' 4 9

- Penentuan panjang gelombang maksimum . , 49

- Persamaan kurva baku fosfat ... 50

- Penetapan kadar fosfat dalam fluorapatit 51

3. Penetapan kadar kalsium yang larut dari fluor

-apatit dengan metode spektrofotometri serapan -

atom ... 52

3.1. Penetapan kadar kalsiuin yang larut dalam -

larutan penyangga asam asetat berbagai pH. 52

3.2. Penetapan kadar kalsium yang larut dalam la

rutan penyangga asam asetat berbagai pH det*-

ngen ion sejenis fosfat berbagai konseatrasi 56

4. Penetapan kadar fosfat yang larut dari fluorapa

tit dengsn metode spektrofotometri sinar tampak 6 4

4.1. Penetapan kadar fosfat yang larut dalam la

rutan penyangga asam asetat berbagai pH. . 6 4

4.2. Penetapan kadar fosfat yang larut dalam la

rutan penyangga asam asetat berbagai pH de t ngan penambahan ion sejenis kalsium berba-

bagi konsentrasi ... 6 8

V. PEMBAHASAN... ... 7 6

VI. KESIMPULAH DAN SARAH ... 7 9

. RINGKASAN . . . ... 80

LAMPIRAN ... 82

(10)

DAl'TAR TABBL

I, Susunan senyawa anorganik email dan dentin

dengan prosen berat lebih dari 0 , 0 1 . . . . 5

II. Komposisi endapan apatit (9)... . . . 7

III*. Serapan dari berbagai konsentrasi kalsium

dengan metode spektrofotometri serapan atom 4 7

IV. Hasil penetapan kadar kalsium dalam fluor -

apatit dengan metode spektrofotometri sera£

an atom . , ... 4 8

V, Serapan dari berbagai konsentrasi fosfat d£

ngan metode spektrofotometri sinar tampak . 50

VI. Hasil penetapan kad8r fosfat dalam fluor

apatit dengan metode spektrofotometri sinar

t a m p a k ... 51

VII. Kada!r kalsium yang larut dalam larutan pe

-nyangga asam asetat berbagai pH ... 54

VIII, Luas daerah dibawah kurva (ug hari/mg) dari

kalsium yang larut dalam larutan penyangga

asam aset8t berbagai pll dalam 14 hari . . . 56

IX. Kadar kalsium yang larut dalam larutan pe -

ayengga asam asetat berbagai pH deng8n pe -

nambahan ion sejenis fosfat 12 mg % . . . . 5 7

X, Kadar kalsium yang larut dalam larutan pe

-nynn/ys« ion sejenis fosfat 14,5 mg % . . . 58

(11)

XI, Kadar kalsium yang larut dalam larutan pengang-

ga asam asetat berbagai pH dengan penambahan

ion sejeni3 fosfat 17 mg ^ ...

. XII, Lues daerah dibawah kurva (ug hari/mg) dari kal

si urn yang larut dalam larutan penyangga asam -

asetat berbagai pH dengan penambahan ion aeje -

nis fosfnt berbagni konsetvtrasi dalam waktu 14.

h a r i ... ...

' XIII. Kadar fosfat yang larut dalam larutan penyangga

asam asetat berbagai pH ...

XIV, Lua3 daerah ditambah kurva dari fosfat yang la­

rut' dalam larutan penyangga asam asetat berba

-gai pH dalam waktu 14 hari...

XV. Kadar fosfat yang larut dalam larutan penyan&ga

asam asetat berbagai pll dengan penambahan ion

sejenis kalsiuin 4 mg % ...

XVI. Kadar fosfat yang larut dalam larutan penyangga

asam aaetat berbagai pH dengan penambahan ion

sejeni3 kr. .sium 8 mg % ...

XVII. Kadar fosfat yang larut dalam larutan penyangga

asam asetat berbagai pH dengan penambahan ion

sejenis kalsium 12 mg % ... . . . , .

XVIII, Luas daerah dibawa kurva dari fosfat yang larut

dalam larutan penyangga asam asetat berbagai pH

dengan penambahan ion sejenis kalsium berbagai

(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Spektra serapan infra merah. dari fluorapatit (9) 7

2. Mekonisme melarut dalam cera "Diffession layer" 9

3. Mekanisme melarut dengan cara "Inter facial her

l e t " ... 10

4. Mekanisme melarut dengan cara "Dankwerts model" 11

5. Alat yang digunakan pembuatan fluorapatit . . . 28

6. Spektra serapan fluorapatit pada spektrofotome­

tri infra merah Perkin Elmer dengan Pellet KBr 42

7. Kristal kalsium sulfat . . . 43

8. Kristal kalaium oksalat ... 44

9. Kristal magnesium ammonium fosfat ... 45

10. Kurve serapan larutan fosfat kadar 3,0 ppm dan

5,0 ppm terhadap penjang gelombang (run) . . . . 49

11. Kurva kadar kalsium yang larut rata - rata da -

lam larutan penyangga asam asetat pH 3,4;pH 4 , 0

pH 4,5 ; pH 5,0 dan pH 5,5 terhadap waktu . . . 55

12. Kurva kadar kalsium yang larut rata-rata dalam

larutan penyangga asam asetat pH 3t5 ; pH 4,0 ;

pH 4,5 ; pH 5,0 dan pH 5 , 5 terhadap waktu de

ngan penambahan ion sejenis fosfat konsentrasi

12 mg cr ... 6 0

(13)

13; Kurva kadar kalsium yang larut rata - rata dalam larutan penyangga asam asetat pH 3,5 ; pH 4,0 ;

pH 4>5 *, pH 5>0 dan pH 5>5 terhadap waktu dengan

penambahan ion sejenis fosfat konsentrasi 1 4,5ing$ 61

14* Kurva kadar kalsium yang larut rata - rata dalam

larutan penyangga asam asetat pH 3,5 pH 4,0 *,

pH 4*5 \ pH 5,0 dan pH 5,5 terhadap waktu dengan

penambahan ion sejenis fosfat konsentrasi 17 mg# 6 2

15. Kurva kadar rata - rata fosfat yang larut dalam

larutan penyangga asam asetat pH 3,5 ', pH 4,0 \

pH '5 i pH 5,0 dan pH 5,5 . ^... 67

16. Kurva k-adar rata - rata fosfat yang larut dalam

larutan penyangga asam asetat pH 3,5 ’, pH 4,0 \

pH 4,5 i pH 5|0 ; pH 5»5 dengan penambahan ion

sejenis kalsium if mg % ... -72

17. Kurva kadar rata - rata fosfat yang larut dalam

larutan penyangga asam asetat pH 3,5 ; pH 4,0 *,

pH 4,5 \ pH 5*0 *, pH 5,5 dengan penambahan ion -

sejenis kalsium Q mg % ... 73

18. Kurva kadar rata - rata fosfat yang larut dalam

larutan penyangga asam asetat pH 3,5 *, pH 4,0 *,

pH 4,5 , pH 5,0 *, pH 5,5 dengan penambahan ion i

sejenis kalsium 12 mg % ... 7 4

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Permaaalahan penelitian

Hidroksiapatit adalah garam rangkap yang terdiri

dari ion kalsium dan fosfat serta gugus hidroksida-

Di dalam tubuh manusia dan hewan, hidroksiapatit meru-

pakan senyawa anorganik penyusun jaringan keras gigi,

yaitu enamel dan dentin (1 ).

Sebagai komponen utama senyawa anorganik pada

jaringan keras gigi, hidroksiapatit ternyata tidak cu-

kup kuat sehingga dapat rusak oleh karena faktor-fak-

tor dari. dalam rongga raulut, misalnya asam laktat ha­

sil metabolisme sisa makanan oleh mlkroorganisme dan

faktor-faktor dari luar rongga mulut, misalnya keasam-

an dari makanan-minuman (2).

Usaha untuk memperkuat hidroksiapatit terhadap

faktor-faktor penyebab kerusakan gigi tersebut diatas

■ dilakukan dengan mengganti sebagian ion hidroksi de­

ngan ion fluor sehingga terbentuk senyawa fluorapatit

(3,4).

Telah dilaporkan bahwa jaringan keras gigi da­

pat mengalami erosi yaitu kerusakan (lesi) gigi tanpa

adanya aktifitas bakteri misalnya keasaman dari sari

(15)

Erosi gigi pads dasarnya adalah proses kelarutan

enamel gigi ke dalam media yang mengelilinginya, yaitu

saliva yang mengandung berbagai zat yang dapat menyebab-

kan proses pelarutan tersebut,

Sebagaimana diketehui bahwa kelarutan suatu senya

wa garam pada umumnya semakin meningkat dengan peningkat

nya derajad keasaman (6), Berdasarkan teori ini maka tira

bul pertanyaan, apakah meningkatnya keasaman (menurunnya

pH) dapat meningkatkan kelarutan fluorapatit,

Di samping keasaman ada faktor lain yang dapat mem

pengaruhi kelarutan suatu asam, yaitu adanya ion sejenis,

dimana ion sejenis dapat mengurangi kelarutan suatu ga -

ram (6).

Peneliti terdahulu telah melaporkan bahwa saliva -

dapat menghambat kelarutan jaringan keras gigi (7).

Seperti telah diketahui bahwa saliva terdiri dari senya-

wa anorganik antara lain : ion kalsium, kalium, natrium,

magnesium, khlorida dan ion fosfat serta senyawa organik

seperti mucoid, karbohidrat, asetilglikoprotein, asam

sialinat, enzim ptialin, globulin dan asam amino bebas -

(2). Dinyatakan pula bahwa ion kalsium dalam saliva rela

tif cukup tinggi yaitu antara 4 - 12 mg % 9 demikian juga

kadar ion fosfat sebagai fosfor 12 - 17 % (8). Kedua ion

ini merupakan kenyataan yang diuraikan di atas, maka tim

bul pula pertanyaan : seberapa besar ion sejenis khusus-

(16)

kelarut-Fluorapatit buatan sebagai bahan penelitian telah

berhasil dibuat secara aederhana dengan mereaksikan ammo

nium foafat, kalium asetat dan natrium fluorida dengan

perbandingan tertentu (9). Dengan fluorapatit buatan ini

dapat dilakukan penelitian tentang kelarutan yang terae-

but dalam permaaalahan di atas.

Aaam asetat banyak digunakan untuk memberi rasa -

asam pada makanan, misalnya kuah pempek yang mempunyai

pH 3,8 (10), sayur asinan yang mempunyai pH 4,5 - 5,0

.dan manisan basah buah - buahan dengan pH 5,0 - 5,8.

2. Tu.juan penelitian

Untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan teraebut di

atas maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan seba­

gai berikut.

2.1, Mengukur kelarutan fluorapatit, yaitu kadar kalaium -

dan foafat yang terlarut dalam larutan penyangga asam

asetat dari pH 3,5 - 5,5 aelama selang waktu 0 - 14 ha

ri.

2.2. Mengukur kelarutan fluorapatit, yaitu kadar kalaium -

dan fosfat yang terlarut dalam larutan penyangga asam

aaetat berbagai pH dengan penambahan ion sejenia kalsi

um dan fosfat berbagai konsentrasi.

(17)

3. Hipotesa penelltlan

Berdasarkan penelaahan kepustakaan yang telah

dilakukan, maka dapat dirumuskan hipotesa penelltlan

sebagai berikut:

3.1. Menurunnya pH akan meningkatkan kelarutan fluorapa­

tit-3.2. Adanya ion kalsium dan ion fosfat dapat menurunkan

(18)

BAB II

1« Fluorapatit

Gigi manusia terdiri dari . jaringan keras gigi

(email dan dentin) dan jaringan lunak (pulpa) dengan

auaunan kimia sebagai berikut : email terdiri dari

9 2 - 90 % zat organik, 3 - 4 % zat anorganik dan 5 -

6 % air; dentin terdiri dari 70 % zat anorganik 10 %

zat organik dan 2 0 % air; pulpa terdiri dari 2 5 % zat

organik, 75 % air (1) auaunan senyawa anorganik dari

email dan dentin dapat dilihat pada tabel berikut ini

dengan persen berat lebih, dari' O',01 (11. )*

TABEL : I TINJAUAN PUSTAKA

SUSUNAN SENYAWA ANORGANIK EMAIL DAN DENTIN DENGAN PRO

SEN BERAT LEBIH DARI 0,01.

Komponen % berat

Ca 36,4

P0|- sebagai P 17,4

Mg 0,4

Na 0 , 6 6

K 0,03

(19)

Ion kalsium dan fosfat yang terdapat dalam jum-

lah besar tersusun sebagai garam rangkap hidroksi apa-

tit dengan rumus kimia : 3Ca(P0^ ) 2 Ca(OH) 2 kalsium fos

fat hidroksida, Caio kalsium orto fosfat

basa, Ca^ (OH) (PO^)^ penta kalsium orto fosfat (12),

Sebagai komponen anorganik utama email gigi dan

dentin, hidrolfaiopetit tidak cukup kuat terhadap fak -

tor - faktor yang merusaknya antara lain : faktor dari

asam laktat hasil metabolisme sisa makanan oleh mikro-

organisme dan faktor dari luar rongga mulut misalnya

dari makanan - minuman.

Terdapatnya unsur fluor dalam komponen anorga -

nik gigi ternyata dapat mengurangi kelarutan jaringan

keras gigi, oleh karena fluor mengganti gugus hidroksi ( dari hidroksiapatit sehingga terbentuk fluorapatit,

Berdasarkan kenyataan ini maka t^juan utama pemakaian

fluoride dalam pasta gigi ditujukan untuk pembentukan

fluorapatit (1 2, 13).

Fluorapatit mempunyai rumus kimia Oa^Q(PO^)g

(Fg) dan Ca^ (PO^)^ F (14). Tiruan fluorapatit dapat

dibuat dengan mereaksikan ammonium fosfat, kalsium as<9

tat dan natrium fluorida, dan berdasarkan hasil anali­

sis kuantitatif dengan menetapkan kadar kalsium,fosfat

dan fluor serta analisis kualitatif dengan infra merah

seperti terlihat pada tabel I dan gambar 1.

(20)

TABEL XI

KOMPOSISI.fiHDAPAN APATIT (9).

S a m p l e s

F f o c d ( m M )

C a ( m m o l/ g )

P ( m m o l/ g )

F ( m m o l/ g )

C a/ P

P j 0 9 . 3 5 5 . 7 2 0 1 . 6 3

r-T 0 . 1 9 . 2 9 5 . 7 1 0 . 0 1 2 1 1 . 6 3

‘ : 3 0 . 2 9 . 3 8 5 . 7 2 0 . 0 1 8 8 1 . 6 4

i ' 4 1 9 . 2 5 5 . 7 1 0 . 1 3 4 1 . 6 2

« : 5 5 9 . 5 3 5 . 7 2 0 . 4 4 1 1 . 6 7

*‘ 6 2 0 - 9 . 2 7 5 . 5 9 1 .8 5 1 . 6 6

f 7 SO 9 . 1 6 ■ 5 . 3 7 2 . 2 8 1 . 7 1

F 8 * 2 0 0 9 . 4 4 4 . 3 4 7 . 6 5 2 . 1 8

' C a l c i u m f l u o x i d c w a s d e t e c t e d b y X - r a y d i f f r a c t i o n a n a l y s i s . ,

P0 4 3 ’

(21)

Pada penam'bahan fluor 0 - 5 mM terbentuk senyawa hidroksi

apatit, dengan rumus kimia ^ai o ^ °4 ^ 6 * ha'*‘ *ni ***“

tunjukkan oleh spektra infra merahnya dimana pada panjang

—1

gelombang 1000 - 3000 Cm masih menunjukkan adanya pun ~

dek serapan gugus hidroksi demikian pula pada bilangan ge,

lombang 1000 - 800 Cm"*"1 terdapat puncak serapan gugus fo^

fat. Spektra infra merah yang dihasilkan pada penambahan

fluor 2 0 50 mM menunjukkan bahwa pada bilangan gelom

-—1

bang 1000 - 3000 Cm tidak terdapat puncak serapan gugus

hidroksi hal ini menunjukkan baliwa gugus fluor telah

men-substitusi gugus hidroksi, dan pada bilangan gelombang

- 1

1000 - 800 Cm masih terdapat puncak gugus fosfat, dari

gambar spektra ini dapat disimpulkan bahwa pada penambah­

an fluor 20 - 50 mM terbentuk senyawa fluorapatit dengan

rumus kimia Ca^Q (P0^ )g( Pg). Sedangkan pada penambahan -

fluor lebih dari 50 mM terbentuk kalsium florida oleh ka-

rena spektra infrk merah yang dihasilkan raemperlihatkan

bahwa pada bilangan gelombang 10 0 0 - 3 0 0 0 Cm dan pada

bilangan gelombang 1000 - 800 Cm-*^ tidak tordapat''puncak

serapan gugus hidroksi dan fosfat.

(22)

2. Mekanisme melarut. (15, 16)

■Mekanisme terlarutnya suatu zat ada 3 mapam.

Suatu zat. d,apat terlarut dengan salah satu mekanisme .atau merupakan. gabungan dari ketiga mekanisme tersebut, ,* Ketiga -

makanlsme itu ma ping-sia sing adalah.sebagai berikut :

2. 1# "Diffusion layer model".

Teori ini beranggapan bahwa jika bahan padat dilarutkan

dalam suatu pelarut, maka akan terjadi suatu lapisan ti­

pis dari pelarut dan zat padat yang bersifat statis dan

membungkus permukaan bahan padat tersebut. Lapisan ini

disebut “diffusion layer". Disini akan terjadi transpor-

tasi zat yang terlarut dengan kadar jenuh C pada permu-

kaan zat padat kedalam pelarut yang kadarnya lebih kecil

yaitu C sejauh h. Kecepatan melarut ditentukan oleh kece-

patan difusi menembus "diffusion layer" tersebut. Teori

ini dilukiskan seperti gambar berikut :

•h

C

Gambar 2. Mekanisme melarut dengan cara "diffusion

(23)

2.2, "interfacial barier model "

Teori ini beranggapan bahwa pada permukaan zat

padat mempunyai kadar Cs# dimana antara permu­

kaan zat padat dengan pelarutnya mempunyai

lapisan batas antar permukaan atau "Interfacial

barier". Untuk terjadinya peristiwa melarut

dari permukaan zat padat kedalam pelarut dengan

kadar C 9 dibutuhkan suatu energi bebas yang

tinggi, Keadaan ini dilukiskan pada gambar 3 : ,

Gambar 3 : Mekanisme melarut dengan cara

"Interfacial barier".

2.3. "Dankwerts model s

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa terjadi

transportasi pelarut ke permukaan zat padat

dalam bentuk kantong-kantong atau "macrosoopic

pocket". Pelarut dalam bentuk kantong- kantong

^rang melekat pada permukaan zat padat menyerap

zat padat secara difusi dan selanjutnya kantong

yang telah berisi bahan terlarut ini diganti

(24)

pai tercapai kesei»ubangan kelarutannya. Keadaan

ini dilukiskan seperti gambar 4 berikut ini :

G a m b a r 4 : M e k a n i s m e m e l a r u t d e n g a n c a r a " D a n k w e r t s m o d e l " .

Kelarutan. hasil kali kelarutan dan faktor - faktor

yang mempengaruhi kelarutan.

1. Kelarutan.

Secara kuantitatif kelarutan didefinisikan

sebagai konsentrasi zat terlarut dalam suatu lar­

utan jenuh pada suhu tertentu dan secara kualita­

tif sebagai interaksi spontan dua atau lebih zat

untuk membentuk suatu dispersi molekul yang homo­

gen (29).

Pada dasarnya pengukuran kelarutan terdiri

tiga tahap, tahap pertama adalah pencampuran se~

jumlah bahan dengan pelarut, tahap kedua adalah

menentukan tercapainya saat kesetimbangan kelarut­

an, artinya jumlah bahan yang terlarut tetap pada

(25)

tertentu dan tahap ketiga adalah memisahkan bahan

terlarut dari pelarut; aerta menetapkan kadar

bahan yang terlarut ( 17 )•

3.2. Hasil kali kelarutan.

Hasil kali kelarutan dapat dijelaskan beri

kut : Jika kation E bereaksi dengan anion A maka

akan terjadi garam BA. Reaksinya adalah :

B + + A " BA

Jika reaksi ini mencapai kesetimbangan, maka dapat

diterapkan hukum aksi massa sebagai berikut :

(:b + ) . (a- )

--- s K

( BA )

dimana (B+), (A") dan (BA) masing masing adalah

konsentrasi kation B, arion A dan garam BA. Bila

pengaruh elektrolit terhadap aktivitas BA diabai-

kan maka hasil kali konsentrasi zat-zat yang be­

reaksi pada persamaan diatas dapat ditulis :

( B + ) . ( A ' ) . S BJt

dimana adalah hasil kali kelarutan yang mem­

punyai harga tetap pada suhu tertentu.

(26)

3#3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.

Hal-hal yang mempengaruhi kelarutan antara lain;

a. faktor'fisika diantaranya suhu, ukuran partikel dan

faktor sterik dari molekul bahan yang terlarut.

b. faktor kimia diantaranya terbentuknya senyawa kom-

pleks, reaksi asam basa, derajad keasaman media,

adanya ion tak sejenis dan penambahan ion sejenis..

Tinjauan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kelarutan dibatasi hanya pada faktor pengaruh derajad

kesaman dan pengaruh penambahan ion sejenis terhadap ke­

larutan.

Pengaruh dera.jad keasaman terhadap kelarutan.

Pengaruh derajad keasaman terhadap kelarutan dapat dije-

laskan sebagai berikut, Misalnya su$tu garam BA yang sedikit

larut, dilarutkan dalam air maka sebagian akan terurai menja-

di kation B dan anion A * Jika kedalam larutan tersebut di-

tambahkan asam lemah HX maka H+ bereaksi dengan anion A mem-

bentuk senyawa HA. Reaksinya adalah sebagai berikut:

BA < = L B+ + A"

HX -=± H+ + X~________________________

BA + HX --4 B+ + X* + H+ + X” .. i BX + HA.

Jika dalam reaksi ini terbentuk BX dan HA yang larut, maka

akibatnya semakin banyak BA yang larut sampai tercapai harga

(27)

Dengan demikian makin besar (H+), makin beaar BA

yang terlarut. Hal ini berarti pada garam tipe ini,

makin kecil pH makin besar kelarutannya,

Fenffaruh ion sejenis terhadap kelarutan.

Pengaruh ion sejenis terhadap kelarutandapat di­

jelaskan sebagai berikut, Misalnya dalam suatu larutan

garam BA ditambahkan kation B maka konsentrasi B+ menjadi

lebih besar dari semula. Dengan demikian kelarutan ga~

ram BA ditentukan oleh konsentrasi anion A. Berdasarkan

persamaan hasil kali kelarutan garam BA dibawah ini,

S r (B+ ) . (A ), maka (A ) 2

BA (B )

Oleh karena (B ) lebih besar dari semula, sedang SBA

tetap maka (A“) menjadi kecil, artinya kelarutan garam BA

menurun. Demikian pula jika dalam larutan yang berisi

garam BA ditambahkan anion A, maka kelarutan garam BA di­

tent ukan oleh konsentrasi B + oleh karena, SBA SEA » (B ) . (A ). maka (b ) s

W )

karena ( A ) lebih besar dibandingkan semula, sedang SBA

tetap maka (B+) menjadi kecil artinya kelarutan garam BA

menurun.

(28)

. 4 , Spektrofotometri infra merah (18,19,29)

Radiasi elektromagnetik terdiri dari paket-paket energi

yang disebut foton yang bergerak membentuk gelombang. 3esar-

nya energi dari foton tersebut sebanding dengan frekwensi ge-

lombangnya. Jika radiasi elektromagnetik melewati lapisan

transparan dari suatu zat padat, zat cair atau gas maka frek-

wensi-frekwensi tertentu dari radiasi elektromagnetik secara

selektif akan mengalami proses absorbsi. Froses absorbsi ini

dapat terjadi bila energi foton yang diabsorbsi tepat sama

dengan perubahan energi atom atau molekul dari keadaan dasar

ke keadaan tereksitasi.

Sinar infra merah merupakan salah satu radiasi elektro­

magnetik. Daerah infra merah terbagi atas infra merah dekat

dengan panjang gelombang 0.78 - 2.5 um atau bilangan gelom­

bang 12800 - 4 0 0 0 cm"1, infra merah tengah dengan panjang ge­

lombang 2.5 - 50 um atau bilangan gelombang 4 0 0 0 - 2 0 0 cm™1

dan infra merah jauh dengan panjang gelombang 50 - 10 0 0 um

atau bilangan gelombang 200 - 100 cm*"1. Daerah sinar merah

yang paling banyak digunakan dalam spektrofotometri infra me­

rah adalah panjang gelombang 2 . 5 - 50 um atau bilangan gelom­

bang 4 0 0 0 - 6 70 cm-1.

Letak atom yang satu terhadap yang lain di dalam satu

molekul tidak tetap, selalu berubah-ubah sebagai akibat ter-

jadinya getaran (vibrasi). Selisih antara tingkat-tingkat

(29)

ener-gi sinar infra merah. Jenls vibrasi molekul ada

dua yaitu vibrasi ulur (stretching vibration ) dan

vibrasi tekuk (banding vibration).

Adanya gugus fungsionil dalam molekul, dapat

dilihat dari adanya puncak-puncak serapan pada da­

erah panjang gelombang atau bilangan gelombang

infra merah tertentu. Misalnya pada daerah vibrasi

ulur hidrogen dengan bilangan gelombang 3700 cm”*-

2700 cm ditemukan gugus 0-H yaitu pada bilangan

gelombang sekitar 3500 cnr1 .

Perbedaan kecil pada struktur dan substitusi

gugus: menghasilkan perubahan yang cukup berarti ter­

hadap puncak-puncak serapan pada daerah sidik jari

(finger print), yang terletak pada daerah bilangan

gelombang 1500 - 700 cm"1. Beberapa gugus penting

yang ditemukan pada daerah ini raisalnya fosfat m e r

nyerap sinar infra merah pada bilangan gelombang

sekitar 1200 cm-1.

Berdasarkan sifat-sifat diatas maka spektro

fotometer infra merah dapat digunakan untuk identi-

fikasi suatu senyawa tertentu. Sebagai contoh ada­

lah spektra infra merah dari fluorapatit, dimana

substitusi ion fluor terhadap hidroksida terlihat

dengan tidak n;unculnya puncak serapan sinar infra

merah pada bilangan gelombang 3700 cm"1 dan terlihat

puncak serapan ion fosfat pada bilangan gelombang

(30)

51 Spektrofotometri sinar .tampak ( 18,19*21 *).

Metode spektrofotometri sinar tampak merupakan

salah satu metode instrumental yang dapat digunakan

untuk melakukan analisis baik untuk tujuan kualita­

tif maupun kuantitatif,

Dasar analisis kuantitatif spektrofotometri

sinar tampak adalah hukum Lambert - Beer, yang.dapat

dituliskan dalam bentuk persamaan :

A - a.b.c dimana :

A ; Serapan.

a ! Absorbtivitas atau koefisien ekstingsi. atau daya serap.

b : Tebal medium yang dilewati cahaya.

c : Kadar dalam medium.

Penetapan kadar secara spektrofotometri sinar1

tampak didasarkan pada kemampuan dari larutan bahan

untuk menyerap sinar monokromatis yang melaluinya,

serapan ini terjadi pada daerah sinar tampak yaitu

pada panjang gelombang 380 - 780 nm.

Alat spektrofotometer sinar tampak pada dasarnya

terdiri dari sumber sinar, monokromator, tempat sel

untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan

(31)

Penetapan kadar secara spektrofotometri untuk

zat tunggal dapat dilakukan dengan cara memakai nilai

ekstingsi spesifik, cara kurva baku, cara pembanding

larutan baku zat murni dan dengan memakai nilai eks -

tinggi molar,

Prinsip penetapan kadar fosfat secara spektrofotome -

tri sinar tampak (2 0).

Penetapan kadar ion fosfat dilakukan dengan ca­

ra kurva baku. Prinsip dasar penetapan kadar fosfat

adalah berdasarkan reaksi terbentuknya asam fosfomo. -

libdat antara ammonium dengan larutan fosfat yang se-

lanjutnya direduksi oleh larutan stanno khlorida men

jadi senyawa kompleks berwarna biru. Kompleks yang

berwarna biru inilah yang diamati serapannya pada ge­

lombang maksimumnya.

Besarnya serapan yang diamati adalah berbanding lurus

dengan kadar fosfat.

6 . Spektrofotometri serapan atom ( 18, 19, 23 ).

lVletode spektrofotometri serapan atom terutama

-digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif.

Seprti halnya metode spektrofotometri sinar tampak di

sini berlaku pula hukum Lambert - Beer.

Kekhususan metode ini didasarkan pada kemainpuannya

untuk pengukuran kadar logam dibawah 1 ppm.

(32)

Prinsip penetapan kadar dengan cara spektrofotometri

serapan atom dapat dijelaskan sebagai berikut,

Bila larutan yang mengandung komponen logam dibakar

( dengan api yang berssol dari udara - asetilen maka

akan terjadi proses yang dapat digambarkan sebagai -

berikut :

nebulasi evaporasi

I

|

M+ X ~ --- ■> M+ X " - - - ■> MX

(laruten) (kahut) (padat)

X + M

(uap) (uap)

pengukuran absorpsi

disosiasi

4

---vaporasx

m .

(uap)

absorpsi energi cahaya

M (tereksitasi)

Mula - mula terjadi penguapan pelarut sehingga

meninggalkan residu padat, Kemudian terjadi penguapan

zat padat tersebut yaitu perubahan dari fase padat

(33)

dalam bentuk gas ini terdisoslasi menjadi atom-

atom netral dimana atom ini.berada pada tingkat

energi dasar (M). Atom-atom pada tingkat energi

dasar ini dieksitasi oleh kuantum energi radiasi

spesifik ke tingkat energi yang lebih tinggi (M*).

Energi radiasi tersebut berasal dari energi cahaya

yang panjang gelorabangnya sama dengan panjang gelom­

bang cahaya yang dipancarkan oleh unsur tersebut

jika turun dari tingkat energi tereksitasi ke ting­

kat energi dasar,

. Penetapan kadar dengan cara spektrofotometri

serapan atom dapat dilakukan dengan cara kurva baku,

interpolasi kadar baku yang terdekat dan cara pe­

nambahan standar dalam.

Untuk memperoleh hasil yang tepat dan telifci

harus dipilih kondisi analisis sedemikian rupa se-

hingga faktor yang mempengaruhi hasil dapat dihindari

Faktor yang cukup besar. pengaruhnya terhadap hasil

adalah faktor kimiawi misalnya terbentuknya senyawa

yang tahan terhadap jauhu nyala, misalnya kalsium

pirofosfat yang merupakan hasil reaksi antara kalsium

dengan fosfat. Akibatnya pada analisis kuantitatif

ion kalsium yang berada bersamai dengan ion fosfat

serapan yang dihasilkan lebih kecil dari harga se­

rapan yang sesungguhnya. Kesulitan ini dapat diatasi

(34)

lanthanum nitrat sehingga fosfat terikat dan tidak

bereaksi dengan kalsium.

Prinsip penetaoan kadar kalsium seoera spektrofotometri

serapan atom (2 4).

Penetapan leader ion kalsium dilakukan dengan cara

kurva baku dengan prinsip penetapan,mengendapkan lebih

dulu fosfat yang terdapat dalam fluorapatit, dengan pe

(35)

BAB III

Mt/rODii‘ Pi^i'JELITIAN

1. Alat - alat

- Ayakan : mesh 100

- Labu ukur : 10,0 ml, 50,0 ml, 1 0 0 , 0 ml, 500,0ml,

1 0 0 0 , 0 ml.

- Penangas air berpengocok : Kottermann ( Kotterman

shaking water bath ).

- Pengaduk : Fisher model 155

- Pen.yaring millipore : type IIA dengan ukuran lubang:

0,45 pm,

- pH meter : Fisher Accumet model 250 A

- Pipet volume : 0,5 ml, 1,0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml,4,0 ml

5 , 0 ml , 1 0 , 0 ml, 2 0 , 0 ml, 2 5 , 0 ml, 3 0 , 0 ml.

- Termometer : 0 - 100°C

- Timbangan analitis : Sartorius type 2472

- Spektrofotometer Absorbsi Atom : Perkin Elmer 380

- Spektrofotometr Infra Merah ; Perkin Elmer 735 B

- Spektrofotometer Lembayung Ultra - sinar tampak :

Hitachi 557

2. Bahan - bahan.

Jika tidak disebut lain, maka bahan yang

(36)

kan mempunyai derajad kemurnian pro analisis dan air

yang dipakai adalah air bebas mineral ( aqua deminera-

lisata ).

- Ammonium asetat

- Ammonium dihidrogen i'osfafc

- Ammonium hidroksida

- Ammonium mblibdat

- Asam nitrat

- Asam asetat

- Asam khlorida

- Asam oksalat

- Asam'sulfat

- Gliserin

- Kalium bromide khusus untuk spektrofotometer infra

merah

- Kalium ferosianida

- Kalsium asetfet

- Kalsium karbonat

- Lanthanum oksida

- Magnesium mixture

- Natri.un asetat

(37)

3* Penyediaan bahan - bahan percobaan.

3.1* Larutan kalsium asetat 0,1 M

Ditimbang seksama 7,9085 gram kalsium asetat di

masukkan dalam beker gelas dan dilarutkan dalam.air.

Kemudian secara kuantitatif dipindahkan dalam labu u-

kur 500,0 ml, selanjutnya ditambah air sampai garis

tanda.

3*?* Larutan yang berisi ammonium dihidrogen fosfat 0„06 M

dan natrium fluorida 0,025 M

Ditimbang seksama 3,4509 gram ammonium dihidro-

gen fosfat, dan 0,5125 gram natrium fluorida, Kedua -

nya dimasukkan dalam beker gelas, dilarutkan ■. dalam

air, Kemudian secara kuantitatif dipindahkan dalam la

bu ukur 500,0 ml, selsnjutnya ditambah. air-'sampai ga

ris tanda.

3.3. Larutan ammonium asetat 1.3 M .

Ditimbang seksama 100,204 gram ammonium asetat,

Dimasukkan dalam beker gelas*dan dilarutkan dalam.air.

Kemudian secaa» ;kv^n.titatif' dipindahkan dalam„ labn . ukur

1000,.mi;. selanjuln^A ditsunbali:airv-ftampfiX.garLs...tanda.

3*4* Larutan stanno khlorida ( 22 )•

i

Ditimbang 2,5 gram stanno khlorida, dilarutkan

dalam 100 ml gliserolr Kemudian dipanaskan diatas pe-

nangas air dan diaduk terus sampai larut.

(38)

3.5. Larutan Ammonium Molibdat ( 22 ).

Ditimbang 25. gram ammonium molibdat dilarut -

kan dalam 175 ml air. Kedalam beker gelas berisi 400

ml air ditambahkan. melalui dinding beker gelas, sedi.

kit demi sedikit 280 ml larutan asam sulfat p e k a t dan d i d i n g i n k a n . Selanjutnya larutan ammonium molibdat ditambahkan kedalam larutan asam sulfat dan diaduk -

sampai homogen. Kemudian ditambah air sampai 1 liter.

3.6* Larutan Lanthanum Oksida 20 % ( 24. )

Ditimbang seksoma 23,5 gram lanthanum oksida,

dilarutkan dalam 50 rnl larutan asam nitrat pekat, di.

encerkan dengan air sampai 10 0 ml.

3.7. Larutan penyangga asam asetat-natrium asetat dengan

pH 35-. pH 4.0: tfH 4.5: pH 5.0 :pH 5.5 ( 6 )

Pembuatan larutan penyangga asam asetat-natri­

um asetat dilakukan dengan cara raencampurkan sejum -

lah 0,_2 M asam asetat dan 0,2 M natrium asetat de -

ngan perbandingan sebagai berikut :

ml 0,2 M asam ml 0,2 M natrium pH yang

asetat asetat d i k e h e n d a k i

950 50 3,5

800 2 0 0 4 , 0

6 0 0 . 400 4,5

(39)

Setelah dicampur, masing - masing larutan diukur pH-

nya dengan pH meter dan ditambahkan 0,2 U asam ase - :

tst atau 0,2 M natrium ssetat untuk mendapatkan pH

yang dikendaki.

3.8. Larutan penyangga asam asetat berbagai pH yang me -

ngandung ion se.jenis fosfat.

Ditimbang seksama kalium dihidrogen fosfat yang t&lah dikeringkan 105°C selama-1. jam, masingr.raasing

sebanyak 0,0527 gram;- 0.,0637 gram; 0,0746 gram. . Ma-

sing-masing dilarutkan dalam larutan penyangga .asam

asetat pH 3,5 sampai volumenya 100,0 ml, kemudian di-

kocok sampai homogen.

Kadar fosfat yang didapat, dihitung sebagai fos-

for masing-masing adalah 1 2 mg#; 14 mg% dan 17 mg%.

Dengan cara yang sama seperti diataa dibuat ju

ga dengan pelarut larutan penyangga asam asetat pH

-4,0 ; pH 4,5 ; pH 5,0 dan pH 5,5.

3.9. Larutan penyangga asam asetat berbagai pii .yang me~ -

ngandung ion se.jenis kalsium.

Ditimbang seksama 100,1 mg kalsium karbonat di_

larutkan dalam larutan pengangga asam asetat pH 3,5

sampai volume 1 0 0 , 0 ml, kemudian dikocok sampai homo,

gen. Larutan ini mencaudung ion kalsium dalam larut

an penyangga asam asetat pH 3,5 sebanyak 400 ppm.

(40)

3 0 , 0 ml dimasukkan dalam lebu ukur 10 0 ml dan ditam

bahkan larutan penyangga asam asetat pH 3,5 sampai

garis tanda dan dikocok sampai homogen.

Masing - ma3ing larutan ini berturut - turut

mengandung ion sejenis kalsium 4 mg % ; 8 mg % . dan

12 mg %.

Dengan caro yang sama seperti diatas .dibuat

juga dengan pelarut larutan penyangga asam asetat

pH 4,0 J pH 4,5 pH 5,0 dan pH 5,5.

3.10. Larutan baku kalsium (24)

Ditimbang ‘seksama 1,2375 gram kalsium karbonat

dimasukkan dalam beker gelas, dilarutkan dalam asam

nitrat pekat sebanyak 3 ml, kemudian secara kuanti­

tatif dipindahkan dalam labu ukur 5 0 0 , 0 ml.

Selanjutnya ditambah air sampai garis tanda dan di

kocok sampai homogen. Larutan ini mengandung kadar

kalsium 4 9 , 4 6 ppm.

3.. 11. Larutan baku fosfat ( 22 _)

Ditimbang seksama 2,1950 gram kalsium dihidro

gen fosfat yang telah dikeringkan pada suhu 105°C

selama 1 jam, dimasukkan dalam beker gelas dan dila

rutkan dengan air. Larutan ini dipindahkan . secara

kuantitatif kedalam labu ukur 5 0 0 , 0 ml, ditambah -

(41)

selanjutnya dari larutan ini dipipet 5 , 0 ml dimasuk

kan dalam labu ukur 1 0 0 , 0 ml, ditambahkan air sam­

pai garis tanda dan dikocok sampai homogen.

Larutan ini men/zandun^ fosfat sebagai fosfar seba -

nyak 50 ppm.

3.12* Pembuatan fluorapatit (9).

Pembuatan fluorapatit dilakukan dengan cara

sebagai berikut. Untuk lebih jelasnya digambarkan

dengen skema pada gambar dibawah ini :

Gambar 5. Alat yang digunakan pada pembuatan fluor

apatit.

(42)

A. Buret untuk mengalirkan 300 ml larutan 0,1 M kal­ sium asetat.

B • Buret untuk mengalirkan 500 ml larutan yang me

ngandung 0,06 M'ammonium dihidrogen fosfat dan -

0,025';M natrium fluorida.

C. Beker gelas 2 liter yang berisi 1 liter larutan -

1,3 M ammonium asetat.

D. Pengaduk magnit dan pemanas

T. Termometer.

Hula - mula dalam beker g$l'&s„ (C) dipanaskan, suhu 80°-0 ■+ iPc .

Pengaduk dijalankan dengan kecepatan tetap. Kemudian

secara bersamaan larutan dari buret A dan B dialir -

kan dengan kecepatan.tetap yaitu 2 5 0 ml/jam.

Sampai masing - masing larutan habis dialirkan. Sus-

pensi yang terbentuk didinginkan sampai suhu kamar

dan diatur pH nya sampai'pH 7,4 ( pH diukur dengan -

pH iriQter ) dengan monambahkan ammonium Hidroksida pe

kat atau asam asetat pekat secukupnya. Suspensi diaduk

(43)

lagi selama 3 jam pada suhu kamar, dan didiamkan se

lama 2 4 jam. Kndapan disaring dengan kertas saring

Whatman 4-3 dsn dicuol. dengan air sampai hebas ion

ammonium asetat, dan natrium, akhirnya endapan dike

ringkan dalam almari pondering pada suhu 110°C sela

ma 2 4 jam.

4. Pel8kaanaan percobaan.

4.1. Analisis kualitatif fluorapatit.

4.1.1. Pembuatan spektra infra merah fluorapatit dengan -

metode spektrofotometri infra merah (9).

Ditimbang seksama 10,0 mg fluorapatit dan

3 0 0 , 7 mg kalsium bromida untuk infra merah, kedu -

nya dicampur dan digerus dalam mortir khusus sam -

pai homogen. Campuren ini ditekan dengan penekan -

hidrolik dengan kekuatan 180 kg/Cm sampai terben-

tuk cuplikan yang transparan. Kemudian puplikan -

ini diamati pada spelctrofotometer infra merah dari

panjang gelombang 400 nm - 4000 nm, Berdasarkan -

spektra teraebut dapat diidentifikasi adanya gugus

fosfat dan substitu3i fluor terhadap gugus hidrolc-

si.

(44)

4.1.2. Analisis kualitatif ion kalsium ( 25*26 ).

Fluorapatit dilarutkan dalam asam khlorida

6 N, selanjutnya larutan yang diperoleh dilakukan

analisis terhadap ion kalsium dengan pereaksi se

bagai berikut :

Pereaksi asam sulfat encer

Larutan fluorapatit dipekatkan, kemudian -

ditambahkan larutan asam sulfat ecer, kristal yang

terjadi diamati dengan mikroskop,

Pereaksi asam oksa'lat

Larutan fluorapatit ditambah larutan ammo­

nium hidroksida sampai sedikit alkalis, kemudian

ditambah larutan asam oksalat, Kristal yang terja

di, diamati dengan mikroskop dan dicoba dilarut -

kan dalam asam asetat dan asam sulfat pekat.

Pereaksi kalium ferosianida

Larutan fluorapatit ditambah larutan ammo­

nium hidroksida sampai alkalis, kemudian ditambah

larutan kalium ferosianida dalam volume yang sama,

endapan yang terjadi dicoba dilarutkan dalam asam

asetat.

Uji n.yola

: Kav/at nikel yang sudah dibersihkan dengan

(45)

sampai kawat tidak ber_warna. Kemudian didinginkan

dan dikenakan pada larutan fluorapatit, selanjut-.

nya -dikenakan pada nyala bunsen.lagi* Diamati

warna nyala.yang terjadi.

4.1.3. Analisis kualitatif ion fosfat ( 25,26 )

Fluoriapatit 'dilarutkan dalam asam khlorida -

6 N, selanjutnya larutan yang diperoleh, dilakukan

analisis terhadap ion fosfat dengan pereaksi seba -

gai berikut :

Pereaksi magnesium mixture

Larutan fluorapatit dipekatkan ditambah la -

rutan magnesium mixture, kristal yang terjadi di. -

amati dengan mikroskop.

Pereaksi perak nltrat’

: Larutan fluorapatitditambah larutan perak

nitrat, endopan yang terjadi dicoba dilarutkan da­

lam asam nitrot encer dan ammonium hidroksida.

Pereaksi ammonium molibdat

Larutan ammonium molibdat 2 - 3 ml dipanaskan

50 - 60°C, kemudian ditambahkan larutan fluorapav—

tit tetes derni. tetes, diamati warna endapan yang

terjod i.

(46)

4.1*4. Analisis kualitatif ion fluor

Fluorapatit dilarutkan dalam asam khlorida

6 N, selanjutnya larutan yang diperoleh dilakukan

analisis terhadap ion fluor dengan pereaksi asam

sulfat pekat seperti berikut ini.

Fluorapatit kering dimasukkan dalam tabung

reaksi ditutup dengan gabus yang dilubangi, mela-

lui pipet kecil diteteskan asam sulfat pekat le -

wat lubang gabus. Secepatnya diganti pipet berisi

air dan dibiorkan dimulut tabung bebera saat.

Selanjutnya diamati perubahan kekeruhan pada air.

4.2. Analisis kuantitatif fluorapatit.

4.2.1. Analisis kuantitatif kadar kalsium dalam fluorapa

tit dengan metode spektrofotometri serapan atom(9).

Pembuaten kurva baku kalsium (24).

Dipipet masing - masing 0,5 ml; 1,0 ml; 2,0

ml; 3 *0 ml; 4 , 0 ml 5 , 0 ml dan 1 0 , 0 ml larutan kal

sium induk kadar 4 9 , 4 6 ppm ke dalam labu ukur

50,0 ml, kemudian ditambahkan 2 , 5 ml larutan 2 0 %

lanthanum oksida, dan ditambahkan air sampai ga -

ris tanda, kemudian dikocok sampai homogen.

Larutan ini masing - masing mengandung kalsium -

0,4946 ppm; 0,9891 ppm; 1,9782 ppm; 2,9673 ppm;

(47)

Selanjutnya larutan ini disaring dengan kertas sa

ring Whatman 43. Filtrat pertama dibuang dan fil-

trat selanjutnya ditampung. Filtrat ini diamati -

serapannya pada spektrofotometer serapan atom pa­

da panjang gelombang 4 2 2 , 7 nm, terhadap blanko la

rut pereaksi dengan perlakuan yang sama.

Penetapan kadar kalaium dalam fluorapatit (9).

Ditimbang seksama 50 mg fluorapatit, dila -

rutkan dalam asam nitrat pekat 0 , 3 ml secara kuan

titatif dipindahkan dalam labu ukur 2 0 0 , 0 ml, se­

lanjutnya ditambah air sampai garis tanda, dan di

kocok sampai homogen. Dari larutan ini dipipet

3 . 0 ml, dimasukkan dalam labu ukur 1 0 0 , 0 ml,ditam

bah 5 , 0 ml larutan 2 0 % lanthanum oksida, selan -

jutnya ditambah air sampai garis tanda, dikocok

sampai homogen dan disaring dengan kertas Whatman

43. Selanjutnya larutan ini diamati serapannya pa

da panjang gelombang 422,7 nm terhadap blaako la

rutan pereaksi dengan perlakuan yang sama.

4.2.2. Analisis kuantitatif kadar fosfat dalam fluorapa­

tit dengan metode spektrofotometer sinar tampak.

Penentuan pan.jan^ Relombang maksimum.

Dipipet 3,0 ml dan 5,0 ml larutan fosfat ka

dar 5*0 ppm ke dalam labu ukur 50,0 ml. Ditambah

4 . 0 ml larutan ammonium molibdat, dikocok dan

(48)

tambeh 0,5 ml larutan stano khlorida. Selanjutnya

larutan ini dikocok sampai homogen dan dibiarkan

selama 45 menit, larutan ini diamati serapannya

pada panjang gelombang 6 0 0 nm sampai 750 nm.

Panjang gelombang maksimura adalah panjang gelom -

bang ’dimana serapannya terbe'sar.

Pembuatan kurva baku fosfat (22)

Dipipet masing - masing 0,5 ml; 1,0 ml; 2,0

ml; 3,0 ml; 4,0 ml; 5>0 ml; 10,0 ml larutan induk

fosfat kadar 50 ppm ke dalam labu ukur 50,0 ml.

Ditambah 4,0 ml larutan ammonium molibdat,dikocok

dan ditambah 0 , 5 nil larutan stano khlorida. Selan

jutnya ditambah air sampai garis tanda dan diko -

cok sampai homogen serta dibiarkan selama 4 5 me -

nit. Larutan ini masing - masing mengandung fos -

fat dihitung sebagai fosfor 0 , 5 ppm; 2 , 0 ppm; 3 , 0

ppm; 4,0 ppm; 5,0 ppm; 10,0 ppm# Larutan ini di -

amati serapannya pada panjang gelombang raaksimum

yang dihasilkan terhadap larutan pereaksi dengan

perlakuan yang sama,

Penetapan kadar fosfat dalam fluorapatit (9).

Ditimbang seksama 50 mg fluorapatir dilarut.

kan dalam asam sulfat pekat 0 , 3 ml, secara kuanti­

tatif dipindahkan dalam labu ukur 2 0 0 , 0 ml selan -

(49)

sampai homogen. Dari larutan ini dipipet 3^0. ml

di-masukkan dalam labu ukur 1 0 0 , 0 ml, ditambah 4 , 0 ml

larutan ammonium molibdat dan dikocok sampai homo­

gen, kemudian ditambah 0,5 ml larutan stanno khlo­

rida.: Larutan ini ditambah air dan dikocok lagi

sampai. homogen.serta.dibiarkan sglaraa. 4J5.menit.

Selanjutnya diamati serapannya.pada panjang gelom­

bang maksimum yang dihasilkan terhadap blanko pe­

reaksi. dengan perlakuan yang sama,

4*3. U.11 .kelarutan .fluorapatit ‘ {21)

4.3.1. U.1i kelarutan fluoroapatit dalam larutan penyangga -

asam asetat berbagai pH.

Penangas air berpengocok dijalankan pada suhu

37°C. Tujuh buah tabung reaksi' besar yang berisi

15,0 ml larutan penyangga asam asetat pH 3,5, dima -

sukkan kedalam penangas air tadi. Suhu larutan dalam

salah satu tabung reaksi diukur dengan termometer.

Jika suhu larutan dalam tabung reaksi telah mencapai

37°C, maka ke delam enam tabung reaksi dimasukkan ma

sing - masing kurang lebih 10 0 mg fluorapatit.' -

Sedangkan ke dalam salah satu tabung reaksi tidak di

masukkan fluorapatit dengan maksud larutan yang a

da didalomnya digunakon sebagai blanko. Selanjutnya

pengaduk dijolankan dengan kecepatan tetap yaitu 170

frekueiisi permenit.

(50)

Pada setiap rentang waktu 43 jam .diambil satu ta­ bung reakai, larutan di.dalamnya disaring melalui

millipore dan filtratnya ditetapkan kadar kalsium

dan fosfatnya.

Dengan cara yang sama dilakukan uji kelarut

an fluorapatit dalam larutan penyangga asam asetat

pH 4,0; pH 4,5; pH 5,0 dan pH 5,5.

4.3.2. Uji kelarutan fluorapatit.. dalam larutan penyangga

asam asetat berbagai pH dengan penambahan ion se-

.jenis fosfat berbaroi konsentrasi.

Penangag air berpengocok dijalankan pada su­

hu 37°C. Tujuh buah tabung reaksi besar berisi

15,0 ml larutan penyangga asam asetat pH 3,5 yang

mengandung ion fosfat 12 mg % t dimasukkan ke dalam

penangas air. Salah satu tabung reaksi diukur su-

hunya dengan termometer. Jika suhu larutan dalam

tabung reaksi telah mencapai 37°C, maka ke dalam

enam tabung reaksi yang lain dimasukkan masing-ma-

sing kurang lebih 100 mg fluorapatit.. Sedangkan

salah satu tabung reaksi tidak dimasukkan fluor -

apatit, dengan maksud larutan yang ada di dalamnya

digunakan sebagai blanko. Selanjutnya pengocok di^

jalankan dengan kecepatan tetap yaitu 170 frekuensi

permenit. Pada setiap rentang waktu 48 jam diambil

(51)

Dengan cara yang sama dilakukan uji kelarutan

fluorapatit dalam larutan penyangga pH 3,5 dengan

penambahan ion sejenis fosfat 14*5 mg % dan 17 mg %.

Dengan cara yang sama pula dilakukan uji ke­

larutan fluorapatit dalam larutan penyangga asam

asetat pH 4,0; pH 4,5i pH 5,0; pH 5f5 dengan penam­

bahan ion sejenis fosfat 12 mg 14*5 mg % dan

17 mg 96.

4.3.3. U.11 kelarutan fluorapatit dalam larutan penyangga

asam asetat berbagai pH dengan penambahan ion se­

jenis kalsium berbagai konsentrasi.

Penangas air berpengocok dijalankan pada

suhu 37 °C# .Tujuh buah tabung reaksi besar yang

berisi 15,0 ml larutan penyangga asam asetat pH 3,5

yang mengandung kalsium 4 mg %, dimasukkan ke dalam

penangas air tadi. Suhu larutan dalam satu tabung

reaksi diukur dengan termometer. Jika suhu larut­

an dalam tabung reaksi telah mencapai 37°C, maka

ke dalam enam tabung reaksi yang lain dimasukkan

masing-masing kurang lebih 100 mg fluorapatit.

Sedangkan salah satu tabung reaksi tidak dimasukkan

fluorapatit, dengan maksud larutan yang ada dida-

lamnya digunakan sebagai larutan blanko. Selanjut

nya alat pengocok dijalankan dengan kecepatan tetap

yaitu 170 frekuensi permenit. Pada setiap rentang

waktu 48 jam diambil salah satu tabung reaksi,

(52)

rutan didelaranya disaring melalui millipore dan fil

tratnya ditetapkan leader fo3fatnya.

Dengan cars yang sama dilakukan uji kelarut -

an fluorapatit dalam larutan penyangga pH 3,5 de -

ngan penambahan ion aejenis kalsium 8 mg % dan 12

mg %.

Dengan cara yang sama pula dilakukan uji kela

rutan fluorapatit dalam larutan penyangga asam ase-

tat pH 4,0 ; pH 4,5 ; pH 5,0 ; pH 5,5 dengan penam­

bahan ion sejenis kalaium 4 mg %, 8 mg % dan 12 mg%

4.4. Penetapan kadar kalaium .yang larut dari fluorapa -

tit dengan metode spektrofotometri serapan atom.

Dipipet 0,5 ml filtrat setelah uji kelarutan,

kemudian dimasukkan dalam labu ukur 1 0 , 0 ml, ditam-

bah 0 , 5 ml larutan 2 0 % lanthanum oksida dan ditam-

bah air sampai garis tanda. Larutan ini dikocok sam

pai homogen, kemudian disaring dengan kertas What -

man 4 3. Filtrat pertama dibuang, dan filtrat selan-

jutnya ditampung. Filtrat terakhir kemudian diamati

serapannya dengan spektrofotometer serepan atom pa

da panjang gelombang 4 2 2 , 7 nm terhadap blanko larut.

an pereaksi dengan perlakuan yang sama.

4.5. Penetapan kadar fosfat yanft larut dari fluorapatit

dengan apektrofotometri sinar tampak.

(53)

Selanjutnya ditambahkan 4*0 ml larutan.ammonium mo-

libdat dan dikocok sampai homogen, kemudian ditam -

bah 0,5 ml larutan stano khlorida* Selanjutnya di -

tambah air sampai garis tanda dan dikocok sampai ho

mogen. Larutan ini diamati serapannya dengan spek -

trofotometer pada panjang gelombang maksimum yang

dihasilkan terliadap blnko larutan pereaksi dangan -

perlakuan yang same.

(54)

BAB XV

HASIL PEN13LITIAN

1• Anelisia kualitatif fluorapatit.

1.1. Spektra serapan sinar infra merah fluorapatir de ^

n/y.an metode spektrofotometri infra merah.

Spektra serapan infra merah dari fluorapatit

yang diperoleh adalah seperti tercantum pada gambar

6. Pada bilangan gelombang 900 - 1000 cm-"* terlihat

puncak serapan ion fosfat dan pada bilangan gelom -

bang 3 6 0 0 - 3200 cm""' tidak terlihat adanya puncak

serapan ion hidroksida. Hal ini berarti bahwa kese-

luruhan ion hidroksida telah disubstusi oleh ion -

• fluor, Dengan membandingkan profil spektra serapan

sinar infra merah fluorapatit pada gambar 1 dapat

disirapulkan bahwa zat yang didapat adalah fluorapa­

(55)
(56)

1.2. Analisis kualitatif ion kalsium

Hasil analisis kualitatif ion kalsium dalam

larutan fluorapatit dengan pereaksi asam sulfat

encer, terbentuk endapan kalsium sulfat dengan ben-

tuk kristal seperti gambar berikut (gambar 7 ).

Gambar

7

: kristal kalsium sulfat.

Adapun hasil pengendapan dengan asam oksalat"

diperoleh endapan derigan bentuk kristal seperti

(57)

Gambar 8 : kristal kalsium oksalat

Hasil reaksi dengan larutan kalium feroeianida terbentuk endapan berwarna putih kekuningan yang

larut dalam asam asetat.

Sedangkan hasil u;ji nyala dengan kawat nikel

terlihat nyala merah kekuningan.

Dari analisis ion kalsium tersebut diatas

dapat disimpulkan bahwa fluorapatit yang diperoleh

(58)

Hasil analisis kualitatif ion fosfat dengan

pereaksi "magnesium mixture" diperoleh endapan

magnesium ammonium fosfat yang berwarna putih , dan

terlihat bentuk kristal seperti gambar 9. 1.3. flftalttls kualitatif Ion fosfat.

(59)

Hasil reaksi dengan larutan perak nitrat ter -

bentuk endapan berwarna putih dari perak fosfat.

Endapan ini larut dalam larutan asam nitrat dan la­

rutan ammonium hidroksida.

Sedangkan hasil reaksi dengan larutan ammonium

moli'bdat terbentuk endapan kuning dari ammonium fos-

fo molibdat.

Dari analisis ion fosfat tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa fluorapatit yang diperoleh mengan-

dung ion fosfat,

1.4. Analisis kualitatif ion fluor.

Hasil analisis kualitatif dengan asam sulfat pes

kat, terlihat kekeruhan pada air didalam pipet.

Dari analisis ion fluor tersebut diatas dapat disim-

pulkan bahwa fluorapatit yang diperoleh mengandung -

ionfluor,

2. Analisis kuantitatif fluorapatit.

2.1. Analisis kuantitatif kalsium dalam fluorapatit.

Denp.an metode spektrofotometri serapan atom.

Persamaan kurva baku kalsium.

Harga serapan dari berbagai konsentrasi ion -

kelsium dengan spektrofotometri serapan atom pada

panjang gelombang 4 2 2 , 7 nm dapat dilihat pada tabel

(60)

SERAPAN DARI BERBAGAI KONSBNTRASI KALSIUM DE­

NGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM..

TABEL III.

Kadar (ppm) Serapan (A)

0,4946 0,012

0,9891 0,029

1,9782 0,057

2,9673 0,083

3,9564 0,110

4,9455 0,135

9,8911 e,240

Berdasarkan uji korelasi (pada rO ,05) ter-

nyata bahwa ada korelasi linear antara kadar dengan

serapan, Harga r (koefisien korelasi) adalah 0,9966

Perhitungan harga r dapat dilihat pada lampiran 1.

Selanjutnya dari harga Berapan ion kalsium dapat

dihitung persamaan kurva baku. Perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 1. Persamaan kurva baku yang

diperoleh adalah

(61)

Hasil penetapan kadar ion kalsiura dalam fluorapatit

dengan metode spektrofotometer serapan atom pada panjang

gelombang /t22,7 nm , dapat dilihat pada tabel IV'.-Penetapan kadar kolgium dalam fluorapatit,

TABEL IV,

HASIL PENETAPAN KADAR KAL3IUM DALAM-FLUORAPATIT W .

NGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM.

Berat penimbangan (‘ mg )

Serapan ( A )

Kadar ion kalsiura ( mmol/gram )

'*9,8 0,073 8,9699

50,1 0,073 9,2122

^0,2 0,076 9,1938

Rata - rata 9,1320

Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut.

Y = 0,02Zf1 X + 8,2629 10-5

Y = 0,073

Maka kadar kalsium adalah

2,6862 ug/ml x ^ 2 x ^ x = O . w v mmol

dalarn Zf9 > 8 mg fluorapatit terdapat kalsium dengan kadar

49^8^ ^ x 1000 ~ 6,9899 mraol/gram.

(62)

2.2. Analisis kuantitatif fosfat dalam fluorapatit dengan

m e t o d e s p e k t r o f o m e t r i s i n a r t a m p a k .

P e n e n t u a n p a n . i a n g g e l o m b a n g m a k s i m u m .

Berdasarkan kurva serapan (A) larutan fosfat ka

dar 3,0 ppm dan 5*0 ppm terhadap panjang gelorabang

terlihat bahwa serapan maksimum terjadi pada penjang

gelombang 700 nm. Sehingga untuk pengukuran serapan -

ion fosfat dilakukan pada panjang gelombang maksimum

yaitu'700 nm.

Gambar 10 : Kurva serapan larutan fosfat kadar 3,0 ppm

dan 5>0 ppm terhadap panjang gelombang(nm).

(63)

Persamaan kurva baku fosfat.

Harga serapan dari berbagai konsentrasi ion fosfat

dengan metode spektrofotometri sinar tampak pada panjang

gelombang 700 nm dapat dilihat pada tabel V berikut ini.

: TABEL V

SERAPAN DARI BERBAGAI KONSENTRASI FOSFAT DE -

NGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK,

Kadar ( ppm ) Serapan ( A )

0,5 0,055

1,0 0,168

2,0 0,317

3,0 0 ,W3

kfO 0,591

5,0 0,763

10,0 1,526

Berdasarkan uji korelasi ( padaoC = 0,05 ) ternyata bahwa

ada korelasi linear antara kadar dengan serapan Harga r -

( koefisien korelasi ) adalah 0,9993» Perhitungan kadar r

dauat dilihat pada lampiran 2. Selanjutnya dari harga rata

- rata serapan ion fosfat dapat dihitung persamaairkurva

baku. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2, Persama­

an kurva baku yang diperoleh odalah :

Y = 0,1523 X + 2,7863 • 10~3

(64)

P e n e t a p a n k a d a r f o s f a t d o l o r i f l u o r a p a t i t , . .

Hasil penetapan kadar ion fosfat dalam fluorapatit

dengan metode spektrofotometri sinar tampak pada panjang

gelombang 700 nm dapat dilihat pada tabel 'VI

TABEL “VI

HASIL PENETAPAN KADAR FOSFAT DALAM FLUORAPATIT DE~

NGAN METODE .SPEKTROFOTOMETRI SINAR

TAMPAK,-B e r a t p e n i m b a n g a n

( mg )

S e r a p a n

( A )

K a d a r f o s f a t

( m m o l / g r a m )

50,0 0,193 5,3719

49,9 0,191 5,3260

47,9 0,183 5,3125

R a t a - r a t a 5,3368

Contoh perhitungan adalah seperti bcrikut :

Y = 0,1523 X + 2,7863 . 10-3

Y = 0,193

maka kadar fosfat adalah :

1,2 4 8 9 x ^ 2 x 2|0 x _ J _ = o,2686 mmol

dalam 30,0 mg fluorapatit terdapat fosfat dengan kadar

(65)

3. Penetapan kadar kalsium .yang larut dari fluorapatit.

Dengan metode spektrofotometri serapan atom.

3.1 * Penetapan kadar kalsium yang larut dalam larutan pe

n.yangga asam asetat berbagai pH.

Hasil penetapan kadar kalsium yang larut da -

. lam larutan penyangga asam asetat pH 3,5 ; pH 4j0 ,

pH 4*5 ; pH 5|0 dan pH 5,5 dapat dilihat pada tabel

VIE Contoh perhitungan kadar kalsium yang larut ada

lah sebagai berikut :

Y = 0,0241 X + 8,2629 . 10~3

Y = 0,137

Maka kadiar kalsium yang larut setiap mg fluorapatit

dalam larutan penyangga asam asetat pH 3,5 adalah

5,3418 ug/ml x x 15 ml

--- :---— = 16,7279 Ug/mg 95,8 mg

Selanjutnya dari kalsium yang larut pada tabel

• VII,dibuat kurva hubungan kadar rata - rata kalsium

yang larut dalem larutan penyangga asam asetat pH

3,5 ; pH 4,0 ; pH 4,5 ; pH 5,0 dan pH 5,5 terhadap-

waktu. ICurva yang didapat seperti terlihat pada gam

bar 11.

Dari gambar 11 dilakukan perhitungan luas da-

erah dibawah kurvn. (.Aig hari/mg ). Hasilnya dapat -

(66)

Hasil uji P menunjukkan bahwa harga luas da -

erah dibav/ah kurva dari kalsium yang larut untuk sa

tiap pH larutan penyangga asam asetat menunjukkan -

perbedaan yang bermakna c< a 0,05.

(67)
(68)

--- ;— ^ V/ aktu ( h a r l)

Ga m b a r 1 1 : K u r v a k a d a r k a l s i u r a y a n g l a r u t r a t a - r a t a d a

. lain larutan ponyang^a asam asctat pH 3»5 ]

pH 4,0 ; pH 4,5 ; pH 5*0 dan pH 5»5 terhadap

(69)

LUAS DAERAH DIB AIV AH KURVA (ug hari/rog) DARI KALSIUM YANG

LARUT DALAM LARUTAN PENYANGGA ASAM ASETAT BERBAGAI pH DA

LAM WAKTU 14. HARI.

REPLIKASI * PT* 3,5 ’ pH 4,0 1 pH 4,5 1 pH 5,0 * pH 5,5

1 *290,0822 '238,5431*231, 6767'190,5123' 154,4221

2 *302,704 *236,2451'2 1 0,7102*186,5493' 1 5 4 , 1 2 4 0

3.2. Penetapan kadar kalsium yang larut dalam larutan pe

-nyangga asam asetat berbagai pH dengan penambahan ion

se,ienis fosfat berbagai konaentrasi.

Dengan perhitungan yang sama seperti pada 3 . 1

didapatkan kadar kalsium yang larut dalam larutan pe

nyangga asam asetat pH 3,5 ; pH 4,0 ; pH 4,5 ; pH 5,0

dan pH 5,5 dengan penambahan ion sejenis fosfat

masing-masing dengan konsentrbsi 12 14,5 nig#, dan*i7 %

Hasil perhitungan tercantum pada tabel IX, X dan XI.

Selanjutnya dari data tabel IX, X dan XI dibu-

et kurva hubungan kadar kalsium yang larut dengan pe­

nambahan ion sejenia fosfat 12 mg %; 1 4 , 5 mg % dan 17

mg % dalam larutan penyangga asam asetat pH 3,5; pH

4,0 ; pH 4,5 ; pH 5,0 dan pH 5,5 terhadap waktu.

Kurva yang didepat seperti terlihat pada gambar 12 ;

gambar 13 ; gambar 1 4.

(70)
(71)
(72)
(73)

....■ ■> Waktu (hari)

■Gambar 12 : Kurva kadar rata rata kalsium yang larut da.

-lam larutan penyangga asam asetat pH 3,5 »pH.4jO;

pH 4*5 ; pH 5,0 dan pH 5,5 dengan penambahan

-ion sejenis fosfat konsentrasi 12 rag %.

(74)

.... ■> Waktu (hari)

Gambar 14 : Kurva kadar rata - rata kalsium yang larut da­

lam larutan penyan^a asam asetat pH 3,5 *,

pH 4,0 ; pH 4,5 ', pH 5,0 £an pH 5,5 dengan pe­

Gambar

TABEL : ISUSUNAN SENYAWA ANORGANIK EMAIL DAN DENTIN DENGAN PRO
Gambar 1 : Spektra serapan'infra merah dari
Gambar 2. Mekanisme melarut dengan cara "diffusion
Gambar 3 : Mekanisme melarut dengan cara
+7

Referensi

Dokumen terkait