• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.9. Menyebutkan butir-butir penting dari dua buku non fiksi dan satu novel yang dibacakan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen. - 9. UKBM BIN 3.9 4.9 Ikhtisar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.9. Menyebutkan butir-butir penting dari dua buku non fiksi dan satu novel yang dibacakan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen. - 9. UKBM BIN 3.9 4.9 Ikhtisar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UNIT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR IKHTISAR

1. Identitas

a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

b. Semester : 1 (satu)

c. Materi Pokok : Ikhtisar

d. Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (180 menit)

e. Kompetensi Dasar :

3.9. Menyebutkan butir-butir penting dari dua buku non fiksi dan satu novel yang dibacakan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen.

4.9 Menyusun ikhtisar dari dua buku nonfiksi dan ringkasan dari satu novel yang dibaca.

f. Tujuan Pembelajaran:

Melalui kegiatan diskusi, tanya jawab, analisis, penugasan, dan peserta didik dapat merumuskan batasan ringkasan dan ikhtisar, mengidentifikasi butir butir penting dari buku nonfiksi dan fiksi, merumuskan tata cara identifikasi butir butir penting, meyusun ringkasan/ihtisar daru buku nonfiksi dan fiksi dengan rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, toleran, santun, dan pro-aktif selama proses pembelajaran

g. Materi Pembelajaran

1. Contoh Teks Debat

1. Teks 1 : Bahasa Inggris Sebagai Alat yang Penting di Era Globalisasi (BTP Bahasa Indonesia Kelas X halaman 176 s.d. 177)

2. Teks 2 : Penyerapan Kosa Kata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Interaksi dengan Bahasa Lain (BTP Bahasa Indonesia Kelas X halaman 179 s.d. 182)

3. Teks 3 : Apakah Ponsel Berbahaya (BTP Bahasa Indonesia Kelas X halaman 195 s.d. 198)

2. Pengertian dan Unsur-unsur Debat 3. Prosedur Menyusun Teks Debat

1. Pastikan dan fokuskan apa yang akan Anda pelajari hari ini.

2. Baca dan pahami Pendahuluan (Apersepsi) untuk membantu Anda memfokuskan permasalahan yang akan dipelajari. 3. Cari referensi/buku-buku teks yang terkait dengan topik/

permasalahan yang Anda hadapi.

4. Jangan lupa browsing internet untuk menda-patkan pengetahuan yang up to date.

5. Selalu diskusikan setiap persoalan yang ada dengan teman-teman dan atau guru.

BIN 3.9/4.9/1/1-1

(2)

6. Presentasikan hasil pemahaman Anda agar bermanfaat bagi orang lain.

Jika tahapan-tahapan telah kalian lewati, kalian boleh meminta tes formatif kepada Bp/ Ibu guru sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke UKBM berikutnya. Oke.?!

h. Kegiatan Pembelajaran

a) Pendahuluan

Sering informasi dalam sebuah buku kurang bisa diserap dengan saksama karena bisa jadi cara penyampain sebuah informasi itu terlalu panjang, sebagaian dari kita dituntut pandai membuat bentukan yang umum itu menjadi sempit tapi tetap mewakili isi, misalnya informasi dalam sebuah artikel, jurnal ilmiah, laporan hasil observasi, teks eksposisi yang semua itu merupakan contoh buku nonfiksi.

Sedangkan novel, cerpen, dan karya prosa lama maupun baru yang merupakan kategori fiksi.

Sebelum mempelajari materi ini, silakan kalian membaca contoh artikel di bawah ini, untuk belajar mengidentifikasi butir butir penting buku!

1. Contoh Nonfiksi 1

TEORI SASTRA

I. Pendahuluan

Mempelajari konsep-konsep dasar sastra merupakan kegiatan awal atau pengalaman belajar awal dalam mata kuliah Teori Sastra. Pembelajaran ini merupakan pembuka jalan untuk memahami bidang studi sastra dalam rangka mencapai kemampuan apresiasi sastra. Sebagai mata kuliah prasyarat kompetensi Anda di bidang ini menentukan keikutsertaan dan keberhasilan Anda pada program-program pembelajaran sastra selanjutnya. Selain itu, kompetensi menguasai pengertian sastra merupakan bagian bidang ilmu yang harus Anda miliki karena merupakan bahan ajar di lapangan kerja.

Program pembelajaran ini merupakan bagian dari standar kompetensi; ”mampu mendefinisikan konsep-konsep dasar sastra dan studi sastra. Pembelajaran ini mencakup: pengertian sastra secara etimologi, secara historis, dan definisi sastra yang dikemukakan para ahli, hakikat sastra, kaidah sastra, dan nilai atau kegunaan sastra.

(3)

II. Konsep-konsep Dasar Sastra 2.1 Definisi Sastra menurut Para Ahli

Banyak sudah definisi sastra yang telah dikemukakan oleh para ahli . Pada dasarnya, definisi tersebut mempunyai dasar pengertian yang sama, meskipun diuraikan dengan kat dan bahasa yang berbeda.Walaupun usaha mendefinisikan sastra sudah dilakukan oleh banyak ahli , batasan yang tepat mengenai sastra itu belum dapat dirumuskan. Batasan-batasan yang ada seringkali hanya didasarkan pads aspek-aspek tertentu sehingga masih terdapat kemungkinan untuk disanggah atau dipertanyakan. Hal tersebut disebabkan adanya celah-celah kelemahan atau terlalu longgarnya batasan-batasan yang ada.

Secara intuitif, memang kita mengetahui apa yang disebut sastra itu. Namun, deskripsi dari pengertian yang ada pada pikiran kita itulah yang masih sulit dirumuskan dalam bentuk kalimat yang tepat. Jika kita mencoba merumuskan definisi sastra berdasarkan intuisi tersebut biasanya banyak gejala yang luput dari kalimat yang kita susun. Sebagai contoh, merumuskan kata sastra saja masih banyak perbedaan persepsi. Sastra misalnya dalam bahasa Sansekerta berasal dari kata sas yang berarti mengarahkan , memberi petunjuk atau instruksi, sedang tra berarti alat atau sarana (Teeuw, 1984: 23). Padahal dalam pengertian sekarang (bahasa Melayu), sastra banyak diartikan sebagai tulisan. Pengertian ini kemudian ditambah dengan kata su yang berarti indah atau baik. Jadilah susastra yang bermakna tulisan yang indah.

Pengertian sastra yang didasarkan pada makna kata di atas, tentu tidak dapat menggambarkan definisi sastra secara keseluruhan. Hal tersebut misalnya dapat dibandingkan dengan makna sastra yang terdapat dalam bahasa-bahasa Barat. Kerancuan makna pun masih melingkupi makna sastra tersebut. Dalam bahasa Inggris misalnya dikenal istilah literature, Perancis litterature, Jerman literatur, dan Belanda letterkunde. Secara etimologis, katakata tersebut berasal dari bahasa Latin yaitu litterature yang merupakan terjemahan dari kata grammatika yang mengandung makna tats bahasa dan puisi. Namur kenyataannya, dalam pengertian yang dikenal saat ini kata literature ternyata mengacu pada makna segala sesuatu yang tertulis. Padahal jika kits simak lebih jauh, manifestasi makna tersebut tentu tidak dapat menggambarkan sastra dalam pengertian karya fiksi.

Seperti diketahui bahwa bentuk-bentuk tulisan pada umumnya yang tidak mengandung unsur estetika bahasa, estetika isi, imajinasi tidak dapat dikategorikan sebagai karya sastra. Dengan demikian, referensi makna yang didasarkan pada referensi harfiah dari pengertian sastra tidak dapat dipakai sebagai perwujudan pengertian sastra itu sendiri. Jika sampai saat ini banyak pendapat yang mengungkapkan batasan bahwa sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik, bukan berarti bahwa pandangan tersebut dapat menjabarkan pengertian sastra secara tuntas. Banyak hal yang merupakan bagian dari sastra belum terangkum. Secara mendasar, suatu teks sastra setidaknya harus mengandung tiga aspek utama yaitu,decore (memberikan sesuatu kepada pembaca), delectare (memberikan kenikmatan (mampu menggerakkan kreativitas pembaca).

(4)

spontan dan sastra itu bersifat otonom, tidak mengacu pada sesuatu yang lain, dan mempunyai koherensi antara unsur-unsurnya. Kreativitas dan spontanitas merupakan dasar definisi jaman romantik. Tokoh-tokoh Romantik seperti Sartre, Coleridge ataupun Roland Barthes merupakan pendukung bahwa sastra memang tidak lepas dari kreasi, ekspresi, otonomi, koherensi, dan sintesis, di samping makna yang tidak terhingga. Sebaliknya, kaum formalis, lebih menitikberatkan pada masalah sintaktik dan grafik. Fungsi puitiklah yang dianggap dominan yang tertuang dalam struktur sintaktiknya. Tokoh formalis seperti Mukarovsky, EE Cummings, Sjklovski, Tolstoj selalu berpangkal bahwa unsur puitik yang terefleksi mulai aspek foregrounding merupakan faktor utama. Unsur-unsur tersebut, misalnya, berupa ekuivalensi dan juga penyimpangan struktur-struktur bahasa yang lazim dipakai. Dari sinilah teks sastra ditentukan kualitasnya dan kekhasannya yang istimewa.

Merumuskan pengertian sastra secara utuh memang sangat sulit. Karena seperti yang diutarakan oleh Mukarovsky di atas bahwa umumnya definisi yang ada hanya bersifat arsial. Namun demikian, berdasaran definisi historik di atas, paling tidak secara global dapat dirumuskan bahwa sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang. spontan yang mampu mengungkapan aspek estetik baik antara aspek kebahasaan maupun as p ek makna.

Estetika bahasa biasanya , diungkapkan melalui aspek puitik atau poetic function (surface structure) sedang estetika makna dapat terungkap melalui aspek deep structure.

Mursal Esten menyatakan "sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan)" (1978 : 9). Kemudian dikatakan pula bahwa sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1988 : 8). Panuti Sudjiman mendefinisikan sastra sebagai "karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya" (1986 : 68). Selain itu, Ahmad Badrun berpendapat bahwa "Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif" (1983 : 16). Menurut Engleton (1988 : 4), sastra yang disebutnya "karya tulisan yang halus" (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.

Keempat definisi di atas berangkat dari dasar pengertian yang sama walaupun diungkapkan dengan kalimat dan bahasa yang berbeda. Selain itu, antara satu definisi dengan definisi yang lain saling melengkapi. Oleh sebab itu, apabila diminta kepada Anda tentang pengertian sastra sebaiknya Anda memberikan rumusan Anda sendiri yang berdasarkan pada pendapat para ahli di atas. Ada satu formula yang diberikan oleh Merrill ( 1983 ) untuk membuat definisi, yaitu: tuliskan nama konsep, tulis kelas superordinat, sebutkan.

2.2 Hakikat Sastra

(5)

tentang hakikat sastra itu. Dikemukakan oleh M.Atar Semi (1988:18-19), bahwa ada tiga hakikat sastra, yaitu: sastra menggunakan bahasa, 2) sastra terkait dengan berbagai cabang ilmu dan 3) sastra didukung oleh cerita. Secara singkat, ketiga hakikat sastra tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini.

Sebagai suatu hasil karya seni kreatif sastra mempunyai kedudukan yang sama dengan karya seni yang lain. Karya sastra bagi pengarang merupakan suatu jalan untuk mengemukakan ide, pikiran, atau perasaannya. Pengungkapan semua hal di atas menggunakan alat, sarana, atau media penyampai berupa bahasa, sebagaimana pelukis menggunakan cat dan pematung menggunakan kayu atau batu. Namun demikian, ada satu hal yang harus diingat, bahwa bahasa yang digunakan para sastrawan walaupun pada mulanya berasal dari bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dalam proses kreativitasnya bahasa tersebut ikut mengalami pengolahan, sehingga tidak sama lagi dengan bahasa komunikasi sehari-hari. Biasa dikatakan bahasa sastra itu bermakna konotatif atau ambigu. Bahasa sastra tidak selalu dapat diartikan secara harfiah atau menurut arti kata yang ada dalam kamus. Hal ini pun menimbulkan sifat khas sastra yang bersifat tidak komunikatif praktis.

Sastra pada hakikatnya berkaitan dengan berbagai cabang ilmu. Hakikat sastra ini dapat kita jelaskan dari sudut pengarang, pembaca, atau dari sudut karya sastra itu sendiri.Seorang sastrawan yang akan mencipta sastra sangatlah dituntut memiliki kompetensi bahasa. Hal inilah yang memungkinkan ide, gagasan, atau perasaan yang akan diungkapkan dapat disampaikan. Kompetensi dimaksud bukan hanya sekedar mengetahui kaidah-kaidah yang berlaku atau memahami sistem yang ada pada suatu bahasa. Sastrawan dituntut lebih dari itu. Sastrawan sangat dituntut mampu mengolah bahasa yang akan digunakannya itu secara kreatif sehingga menimbulkan daya pesona bagi pembacanya. Selain itu, ide atau gagasan dan juga perasaan yang akan diungkapkan itu merupakan pengalaman batin sastrawan yang telah melalui proses yang melibatkan berbagai pengetahuan yang dimiliki dan menghendaki pula wawasan yang luas. Banyak pelaku seni sastra yang melakukan studi mendalam tentang objek yang sedang digarapnya. Misalnya, penulis novel Gajah Mada merasa perlu mengadakan perjalanan dan mengunjungi Singapura untuk mendapatkan pemahaman atau gambaran tentang luasnya daerah ekspansi Gajah Mada di Kerajaan Maja Pahit ( Kick andy, Metro TV, Januari, akhir Desember 2007). Cornelia Agata, artis yang memerankan tokoh dokter jiwa dalam drama Kenapa Leonardo? yang diproduksi Teater Koma melakukan studi dengan membaca ilmu psikoanalisa, Sigmun Frud ( Show Biz on Location, 11 Januari,2008 ).

(6)

Suatu karya sastra tidak hanya sarat dengan estetika bahasa dan kesastraan saja, tetapi sarat pula dengan berbagai aspek kehidupan yang lain. Seluruh aspek kehidupan manusia akan ditemukan dalam karya sastra. Demikianlah gambaran keterkaitan sastra dengan berbagai cabang ilmu.

Suatu saat seorang sastrawan ingin mengemukakan sesuatu. Akan tetapi hal itu sangat rumit untuk diutarakan. Kalau ia mengungkapkan dengan begitu saja, dikhawatirkan pembaca akan sulit menangkap maksudnya dan tentu saja karyanya itu akan sama saja dengan tulisan yang berbentuk laporan biasa. Dalam situasi seperti ini, sering sastrawan memulianya dengan cerita. Dengan demikian, pengarang lebih mudah mengemukakan gagasannya dan pembaca pun lebih senang menerimanya.

Selain hal di atas, Rene Wellek dan Austin Warren (1989) mengemukakan sifat imajinatif sebagai hakikat sastra. Maksudnya pengalaman atau peristiwa yang disampaikan sastrawan dalam karyanya bukanlah pengalaman atau peristiwa yang sesungguhnya, sebagaimana yang terdapat dalam realitas objektif. Kendatipun demikian, pengalam dan peristiwa itu telah mengalami proses pengolaahn dengan menggunakan daya imajinasi atau daya khayal sastrawan.

2. Contoh Nonfiksi 2

Fakta dan Opini dalam Tajuk Rencana

Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu.

Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.

Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan

(7)

Setiap paragraf dalam sebuah tajuk rencana mengandung gagasan pokok dan gagasan penjelas. Bahkan, ada juga paragraf yang seluruh kalimatnya merupakan gagasan utama. Gagasan pokok atau gagasan utama adalah kalimat yang menjadi inti atau isi pokok sebuah paragraf. Gagasan penjelas atau kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan gagasan utama.

Ciri-ciri

1. Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan 2. Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat

3. Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana, apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional

4. Tertuang pikiran subjektif redaksi

Aspek-aspek yang menjadi fokus dalam tajuk utama 1. Judul

Di dalam sebuah tajuk rencana terdapat pernyataan yang berupa fakta dan opini.

1. Fakta adalah sesuatu yang benar-banar terjadi. Setiap orang akan memiliki kesamaan dalam pengamatan suatu fakta.

2. Pendapat orang tidak sama dalam memandang sebuah masalah. Pendapat atau opini adalah perkiraan, pikiran, atau tanggapan tentang suatu hal (seperti orang atau peristiwa). Pendapat yang dikeluarkan selalu bergantung pada sudut pandang dan latar belakang yang dimiliki.

Perbedaan sudut pandang dan latar belakang yang dimiliki oleh penulis tajuk rencana menyebabkan adanya perbedaan dalam keberpihakan.

Cara menentukan opini tajuk rencana dalam soal UN tidaklah sulit.

Pertama, pahami bahwa opini tajuk rencana terletak di bagian akhir paragraf. Bagian akhir di sini maksudnya, bisa dua atau tiga kalimat terakhir dari parapraf soal. Satu kalimat terakhir pun kadang bisa juga.

Ciri dari opini tajuk rencana adalah ia merupakan solusi (jalan keluar) dari masalah yang dibahas di awal.

Membedakan Fakta dan Opini pada Tajuk Rencana Atau Editorial Dengan Membaca Intensif Indikator:

• Menemukan fakta dan opini penulis tajuk rencana atau editorial; • Membedakan fakta dengan opini;

(8)

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. Tarigan (1990:35) mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca dengan pemahaman.

Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal (luar biasa), atau kontroversial (perdebatan) yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.

Tajuk rencana mempunyai sifat:

1. Krusial (genting/gawat) dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly). 2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas, baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.

3. Anonim (tanpa identitas/tanpa mencantumkan nama penulis)

Karena merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi, proses sebelum penulisan tajuk rencana terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.

Ada 2 jenis tajuk rencana berdasarkan golongan/sifat:

Tajuk rencana golongan pers menengah ke atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas memiliki ciri-cirinya:

a. Hati-hati (tidak menyebut nama orang yang sedang diberitakan) b. Normatif (menurut aturan yang berlaku)

c. Cenderung konservatif (bersikap sesuai keadaan, mempunyai ciri khas tertentu, tradisi) d. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologi.

Tajuk rencana dari golongan pers tengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya. Ciri-cirinya:

a. Lebih berani (langsung menyebut nama orang yang diberitakan) b. Atraktif (mempunyai daya tarik untuk semua kalangan)

c. Progresif (bersifat memberi perubahan/ kemajuan)

d. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis

(9)

1. Benar-benar terjadi;

2. Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas; 3. Diperkuat dengan angka-angka.

Jenis fakta

a. Fakta umum, adalah kebenaran yang berlaku sepanjang zaman dari dulu sampai sekarang. Atau informasi yang berisi fakta yang masih umum, belum teruraikan secara khusus tentang nama tempat, objek peristiwa, pelaku, dan sebagainya.

Contoh:

1) Matahari terbit di sebelah Timur.

2) Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. 3) Ayah baru pulang dari Prancis, paman dan kakak sedang menjemputnya.

4) Puluhan pedagang kaki lima dan warung pinggir jalan terkena razia.

b. Fakta khusus (spesifik), adalah kebenaran yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Atau Informasi yang berisi kejadian/peristiwa lalu dijelaskan secara terperinci dan detail. Contoh:

1) Pak Yayan makan bakso.

2) Ayah baru pulang dari Prancis, paman dan kakak sedang menjemputnya di Bandara Juanda Surabaya kemarin siang.

3) Puluhan pedagang kaki lima di Jalan Diponegoro dan warung pinggiran terkena razia kemarin pagi.

Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena bentuknya masih berupa pendapat. Kalimat yang mengungkapkan pendapat penulis biasanya ada kata, menurut saya, sepertinya, bagus sekali, sangat (bagus), dan sejenisnya, maka kalimat tersebut berupa kalimat opini. Kalimat opini dibedakan menjadi kalimat opini perorangan dan opini umum.

1. Opini perorangan (subjektif) : pendapat berdasarkan pandangan pribadi/orang-orang tertentu saja.

Contoh:

• Menurut para ahli, pada tahun 2020 penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa. • Menurut saya, pakaian yang dikenakan pria itu sepertinya bagus sekali.

• Sepertinya jalanan ini akan banjir.

(10)

• Menghisap rokok secara berlebihan akan merugikan diri sendiri.

• Terjadinya tsunami pada tahun 2004 di daerah Aceh menewaskan banyak korban. • Dengan giat belajar dan tekun, akan menjadikan kita semakin pandai.

(11)
(12)

Peta Konsep

2. Kegiatan Inti

1. Petunjuk Umum UKB

a. Baca dan pahami isi dari contoh buku nonfiksi dan fiksi

b. Setelah memahami isi materi dalam bacaan berlatihlah untuk berpikir tinggi melalui tugas-tugas yang terdapat pada UKB ini baik bekerja sendiri maupun bersama teman sebangku atau teman lainnya.

c. Kerjakan UKB ini dibuku kerja atau langsung mengisikan pada bagian yang telah disediakan.

d. Kalian dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegitan ayo berlatih, apabila kalian yalin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar 1, 2, dan 3 kalian boleh sendiri atau mengajak teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar kalian dapat belajar ke UKB berikutnya.

2. Kegiatan Belajar

Ayo … … ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh kesabaran dan konsentrasi!!!

Kegiatan Belajar 1

Bacalah contoh artikel ilmiah tersebuta diatas dan jawablah pertanyaan pertanyaan berikut!

No Pertanyaan Jawab

1 Mengapa contoh artikel yang berjudul Teori Sastra termasuk termasuk nonfiksi?

IS

AR

Mengidentifikasi

butir butir

penting buku

penting buku nonfiksi dan fiksi

Mengidentifikasi butir butir

penting buku nonfiksi dan fiksi

Menyusun ringkasan dan atau ikhtisar

dari buku nonfiksi

(13)

2 Hal apa yang dibicarakan?

3 Apakah Anda sudah mendata butir butir penting yang dibicarakan pada artikel tersebut? Paparkan dalam bentuk point point!

Apabila kalian telah mampu menyelesaikan persoalan di atas, maka kalian bisa melanjutkan pada kegiatan belajar 2 berikut.

Kegiatan Belajar 2

Setelah kalian belajar tentang identifikasi butir butir penting buku nonfiksi dan fiksi, rumuskanlah tatacara identifikasi dengan tepat sesuai urutan, sertakan penjelasan yang tepat!

Sebelum kalian menyusun ringkasan dan ikhtisar, hal pertama yang harus dipahami adalah pembeda dari istilah tersebut, yakni ringkasan dan ikhtisar dapat dilihat dari proses pembuatan dan cara penulisan. Ringkasan perlu menjalanai proses panjang dan cara penulisan bersifat formal. Ikhtisar tidak perlu menjalani proses rumit dan cara penulisan lebih lepas atau bebas.

Ayo tetap semangat!

Setelah kalian menyelesaikan kegiatan belajar 1 dan 2 lanjutkan untuk mulai menyusun ringkasan dari dua buku nonfiksi dan satu buku fiksi, sesuai contoh teks yang ada pada sub pendahuluan.

No Judul Artikel Ringkasan

1 Teori Sastra

2 Fakta dan Opini dalam Tajuk Rencana

Kegiatan

Belajar 3

(14)

Setelah Anda menyelesaikan tugas menyusun rangkuman buku nonfiksi, lanjutkan untuk berlatih menyusun ikhtisar buku fiksi.

Judul buku fiksi boleh seperti yang sudah dicontohkan di atas, tapi boleh juga mengambil buku fiksi di luar dari contoh!

Ayo berlatih!

No Judul Ikhtisar

3. Penutup

Bagaimana kalian sekarang?

Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, 2 dan 3, berikut diberikan babel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKB ini di tabel berikut.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah kalian telah memahami esensi dari identifikasi butir butir penting dari buku nonfiksi

2. Dapatkan Anda merumuskan tata cara identifikasi 3. Dapatkan Anda menyusun ringkasan 2 buku non fiksi 4. Dapatkah Anda menyusun ikhtisar 1 buku fiksi 5. Dapatkah Anda menyimpulkan perbedaan hasil dari

ringkasan dan ikhtisar

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah pelajari ulang kegiatan belajar 1, 2, atau 3 yang sekiranya perlu kalian ulang dengan bimbingan Guru atau teman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi!. Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan berikut.

Di mana posisimu?

(15)

Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi ringkasan dan ikhtisar buku, lanjutkan kegiatan berikut untuk mengevaluasi penguasaan kalian!

Ayo Cek Penguasaanmu terhadap Materi Ringkasan dan Ikhtisar buku nonfiksi dan fiksi!

Agar dapat dipastikan bahwa kalian telah menguasi materi ringkasan dan ikhtisar, maka kerjakan soal berikut secara mandiri di buku kerja kalian masing-masing.

a. Tulislah langkah-langkah identifikasi butir butir penting dari buku nonfiksi! b. Tulislah perbedaan antar proses menulis ringkasan dan ikhtisar!

c. Tulislah beberapa contoh judul kategori buku nonfiksi dan fiksi!

Setelah menyelesaikan soal di atas dan mengikuti kegiatan belajar 1, 2, dan 3, silahkan kalian berdiskusi dengan teman sebangku atau teman lain jika memang masih ada beberapa hal yang perlu dikaji ulang.

Ini adalah bagian akhir dari UKB materi ringkasan dan ikhtisar, mintalah tes formatif kepada Guru kalian sebelum belajar ke UKB berikutnya.

Gambar

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi

Referensi

Dokumen terkait