• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Marihat Hingga Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat Kabupaten Simalungun Tahun 1990-1997

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dari Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Marihat Hingga Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat Kabupaten Simalungun Tahun 1990-1997"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era tahun 1990-an, nama Marihat sangatlah terkenal, terutama dalam bidang industri perkebunan kelapa sawit. Umumnya nama Marihat dikenal oleh pengusaha perkebunan kelapa sawit, baik itu perkebunan rakyat, perkebunan swasta dan juga perkebunan milik negara. Marihat merupakan suatu wilayah yang terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Nama Marihat mulai dikenal karena di wilayah tersebut terdapat sebuah lembaga penelitian kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Marihat. Lembaga Penelitian

ini khusus memberikan pelayanan dibidang pembibitan kelapa sawit. Kegiatan pelayanan yang diberikan oleh Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat lebih diutamakan pada pemenuhan kebutuhan bahan tanaman kelapa sawit dan penasehatan berupa rekomendasi pemupukan, analisa tanah atau daun, pemberantasan penyakit dan kultur teknis lainnya. Pelayanan tersebut diberikan ke seluruh Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP) yang mengelola kelapa sawit maupun perusahaan swasta yang tersebar di berbagai daerah. Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Marihat juga berperan sebagai pusat informasi produksi,

(2)

Nama Marihat mulai dikenal pada saat itu terutama dibidang industri kelapa sawit karena bibit kelapa sawit yang diproduksi oleh Pusat Penelitian

Kelapa Sawit Marihat. Banyaknya pelaku industri perkebunan kelapa sawit yang memasok benih dari lembaga penelitian ini membuat nama Marihat menjadi dikenal. Terbukti karena Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) mampu memasok bahan tanaman kelapa sawit pada saat itu sebanyak 30 juta kecambah/tahun.

Meningkatnya jumlah permintaan akan benih kelapa sawit pada masa itu dikarenakan naiknya harga jual komoditas kelapa sawit dunia yang kemudian mendorong para investor tertarik untuk mencoba peluang bisnis di sektor ini.1

1

Harian Bisnis Indonesia, Selasa, 23 Oktober 2012.

Selain itu faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya permintaan benih kelapa

sawit dari Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat adalah karena ditetapkannya bibit kelapa sawit Marihat sebagai benih bina yakni sejak tahun 1985 oleh Kementerian Pertanian. Pemberian standar pada bibit kelapa sawit Marihat ini dikarenakan benih varietas Marihat memiliki potensi produksi 12 tandan per tahun dengan berat tandan 17 kg untuk setiap pohon. Dengan potensi minyak 6,7 ton/ha/tahun. Umumnya benih kelapa sawit Marihat ini lebih banyak di pilih oleh petani kelapa sawit rakyat. Hal ini dikarenakan buah kelapa sawit Marihat ini memiliki bobot lebih berat jika dibandingkan dengan benih kelapa

(3)

dari PT.LONSUM dan PT.SOCFINDO.2

Sejarah awal berdirinya Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat diawali dengan dibentuknya Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatera (PUPENAS) pada tanggal 6 Juni 1964 yang berpusat di Marihat. Pusat penelitian ini berada di bawah naungan Perusahaan Nasional Perkebunan (PNP) yang ada pada masa itu yakni PNP I, II, IV, VII dan VII. Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatera (PUPENAS) ini bertugas untuk melakukan penelitian terhadap komoditas yang dihasilkan oleh masing-masing Perusahaan Nasional Perkebunan

(PNP) tersebut. Komoditas tersebut antara lain adalah kelapa sawit, coklat kakao dan teh. Selanjutnya pada tahun 1968 terjadi reorganisasi pada pusat penelitian ini. Hasil reorganisasi ini menimbulkan perubahan nama pada pusat penelitian ini, nama Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatera (PUPENAS) diganti menjadi Marihat Research Station (MRS) sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian. Selanjutnya pada tahun 1981 atas perintah Menteri Pertanian nama Marihat Resarch Station diganti menjadi Pusat Penelitian Marihat (PPM). Sejak 1990, Pusat Penelitian Marihat (PPM) yang selama ini pengelolaannya dilakukan

oleh Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP )diserahkan kepada Asosiasi Penelitian Pengembangan Perkebunan Indonesia (APPPI) yang terbentuk pada tahun 1987 Menariknya tanaman ini sudah mengalami pertumbuhan yang cepat sejak umur 14 – 18 bulan dan sudah dapat

dipanen setelah umur 30 bulan sehingga komoditas kelapa sawit ini sangat cocok untuk di budidayakan.

2

(4)

dan sesuai hasil keputusan APPPI, nama Pusat Penelitian Marihat (PPM) diganti menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Marihat (P3M). Namun

beberapa bulan kemudian pada tahun 1990 nama P3M diganti lagi menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Marihat atau yang disingkat dengan Puslitbun Marihat.3

3

Adlin.U.Lubis, KELAPA SAWIT (Elaeis guineen sis Jacq.) DI INDONESIA, Medan: Pusat PKS, 2008, hlm. 309.

Penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat, karena melalui keunggulan varietas bibit kelapa sawit serta pelayanan informasi yang diberikan oleh Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat menjadikannya sebagai salah satu indikator perkembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Selain itu, sejarah berdirinya Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat mempunyai proses sejarah yang cukup panjang sehingga

penulis merasa tertarik untuk menelitinya. Dengan alasan tersebut maka penulis memilih judul“Dari Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat hingga Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat Kabupaten

Simalungun Tahun 1990-1990”. Rentang waktu yang dimulai dari tahun 1990 karena Pusat Penelitian Perkebunan ini berdiri pada tahun 1990. Penulis membatasi hingga tahun 1997 karena pada tahun ini lah puncak meningkatnya permintaan akan benih kelapa sawit dari Pusat penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat yang kemudian menjadi meluasnya industri perkebunan

(5)

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan tahapan yang paling penting dalam

melakukan sebuah penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Albert Einstein: “Perumusan sebuah permasalahan sering lebih esensial dibandingkan dengan pemecahannya itu sendiri”. Rumusan masalah merupakan alasan mengapa sebuah penelitian dilakukan, dan petunjuk yang mengarahkan tujuan penelitian.4

1. Bagaimana kondisi Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat

sebelum tahun 1990?

Bagian dalam rumusan masalah ini merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang dicari jawabannya oleh penulis.

Dari penjelasan di atas, adapun rumusan masalah yang diturunkan dalam penelitian ini adalah:

2. Bagaimana perkembangan Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat pada periode 1990-1993?

3. Bagaimana proses peralihan dari Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat hingga menjadi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat tahun 1990-1993?

4. Bagaimana perkembangan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat pada periode 1993-1997?

4

(6)

5. Apa peran Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat selama periode

1990-1997?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Rumusan masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.5

1. Menjelaskan bagaimana kondisi Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat sebelum tahun 1990.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

2. Menjelaskan perkembangan Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat pada periode 1990-1993.

3. Menjelaskan proses peralihan dari Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat hingga menjadi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat tahun 1990-1993.

4. Menjelaskan perkembangan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat pada periode 1993-1997.

5

(7)

5. Menjelaskan peran Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Usaha Marihat

selama periode 1990-1997.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai sejarah lokal.

2. Menambah literatur sejarah sehingga dapat digunakan sebagai bahan bacaan.

3. Memberikan motivasi bagi masyarakat sekitar khususnya generasi muda agar lebih dapat mencintai warisan sejarah khususnya yang ada

di sekitar mereka.

1.4Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan, penulis perlu melakukan tinjauan pustaka dengan menggunakan buku-buku maupun tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini. Ada beberapa buku maupun tulisan yang digunakan penulis sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah, Harian Bisnis Indonesia terbitan Selasa, 23 Oktober 2012 menerbitkan berita tentang

(8)

peluang investasi sawit ini berhubungan dengan Lembaga Pusat Penelitian Perkebunan Marihat (PUSLITBUN) Marihat sebagai salah satu penyalur bibit

kelapa sawit.

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis juga memanfaatkan kumpulan Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit ini dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis karena Warta PPKS berisi tentang laporan-laporan maupun artikel tentang Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat.

Dalam buku karangan Adlin.U.Lubis yang berjudul “Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Indonesia (2008:24). Buku ini menjelaskan kiprah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

penelitian kelapa sawit.

Tim Penulis Penebar Swadaya dalam bukunya yang berjudul “Kelapa Sawit (Usaha budidaya, Pemanfaatan hasil Dan Aspek Pemasaran)(1992:38). Buku ini menguraikan beberapa hal tentang kelapa sawit, mulai dari perkembangan dan permasalahan pengusahaan kelapa sawit, semua aspek yang menyangkut budidaya penggunaan minyak sawit dan hasil olahannya, sampai pemasaran produk kelapa sawit.6

6

Tim Penulis PS, KELAPA SAWIT (Usaha budidaya, Pemanfaatan hasil Dan Aspek Pemasaran)

(9)

1.5 Metode Penelitian

Dalam menuliskan sebuah peristiwa bersejarah yang dituangkan ke dalan

historiografi, maka harus menggunakan metode sejarah. Metode sejarah dimaksudkan untuk merekontruksi kejadian masa lampau guna mendapatkan sebuah karya yang mempunyai nilai. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kitis rekaman peninggalan masa lampau.7

1. Heuristik merupakan tahap awal yang dilakukan penulis untuk mencari sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahap heuristik, sumber diperoleh melalui dua cara, yaitu studi lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research). Data dari hasil

studi lapangan diperoleh melalui wawancara dengan berbagai informan yang terkait dengan penelitian. Dalam penelitian lapangan yang dilakukan penulis menggunakan metode wawancara yang terbuka. Wawancara yang dilakukan ditujukan kepada informan yang berhubungan dengan topik penelitian. Selain itu, dalam mengumpulkan sumber-sumber penelitian, penulis juga melakukan studi kepustakaan yang diperoleh dari berbagai buku, dokumen, arsip, dan lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian. Sumber-sumber

tertulis tersebut diperoleh dari Perpustakaan Umum, Perpustakaan Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:

7

(10)

Daerah, Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

2. Kritik sumber, merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk mencari nilai kebenaran sumber sehingga dapat menjadi penelitian yang objektif. Dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu kritik internal maupun kritik eksternal. Kritik internal merupakan kritik yang dilakukan untuk mencari kesesuaian data dengan permasalahan yang diteliti, sedangkan kritik eksternal merupakan kritik yang mencari kebenaran sumber pustaka yang diambil oleh peneliti maupun fakta yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan informan.

3. Interpretasi, yaitu tahap peneliti berusaha untuk menuangkan berbagai ide pemikirannya yang diperoleh melalui sumber primer ataupun skunder, sehingga diharapkan sumber tersebut menjadi data yang objektif.

Referensi

Dokumen terkait

pada robot yang saya buat Pengikut Garis dengan menggunakan mikrokontroler Attiny2313 dan sensor photodiode yang cara kerjanya adalah dengan cara memantulkan cahaya dari led ke

pembelajaran reading guide pada materi cerita dongeng adalah menentukan bacaan cerita dongeng yang akan dipelajari, menentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan

Juga dapat dimodelkan dua sistem industrialisasi perspektif Islam yaitu; Model Pendanaan Industri Dalam Islam, dan Model Interaksi antara Sumber Daya, Jenis Industri dan

Dari contoh-contoh diatas, ternyata perbandingan banyak ternak dan perbandingan banyak hari untuk menghabiskan persediaan makanan yang sama banyak

Numbered Head Together merupakan suatu model pembelajaran inovatif yang dilakukan dengan berkelompok yang setiap anggota kelompok diberikan nomor.Hipotesis

Ihsan Burhanudin 8G.

mengaplikasikan metode uji psikometri pada alat tes psikologi yang akan mereka susun kemudian.. Standar Kompetensi :

a) Beban beajar SMK/ MAK dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. b) Beban belajar kelas X dan kelas XI dalam satu semester minimal 18 minggu.. c) Beban belajar kelas XI I