• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu Hamil (ANC) di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu Hamil (ANC) di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 Chapter III VI"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan

menggunakan pendekatan cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan pengambilan data dalam waktu bersamaan serta menjelaskan pengaruh variabel penelitian melalui pengujian hipotesis.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dimulai dengan penelusuran kepustakaan, survei awal, konsultasi judul, penyusunan proposal, seminar kolokium, pengumpulan data dan

penyusunan hasil penelitian serta seminar hasil penelitian diperkirakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari 2012 sampai dengan Juli 2012. Pengambilan data dilakukan dari pertengahan bulan Mei sampai awal bulan Juni 2012. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang ada di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 berjumlah 43 orang.

3.3.2. Sampel

(2)

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya mengacu pada variabel yang diteliti.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Camat Beringin Kabupaten Deli Serdang dan laporan PWS-KIA Puskesmas Beringin.

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Uji validitas suatu alat ukur dilakukan dengan cara mengukur korelasi antara

variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi

Pearson Product Moment (r), dengan ketentuan jika r hitung > r tabel, maka

dinyatakan valid atau sebaliknya. Ketentuan dikatakan nilai r-hitung valid dengan

jumlah responden 20 orang, jika: Nilai r-hitung ≥ 0,444 dinyatakan valid, sedangkan

jika Nilai r-hitung < 0,444 dinyatakan tidak valid.

Kuesioner yang telah dibuat dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas

dan reliabilitas data terhadap 20 orang bidan di Wilayah Kerja Puskesmas

Petumbukan Kabupaten Deli Serdang, alasan pemilihan Puskesmas Petumbukan

karena lokasi yang dipilih menyerupai karakteristik responden di wilayah penelitian.

(3)

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner

r-hitung Sig. Keputusan

Harga

r-hitung Sig. Keputusan

Pengetahuan Dukungan Masyarakat

1 0,724 0,000 Valid 1 0,694 0,000 Valid

Motivasi Pembinaan dari Atasan

1 0,447 0,048 Valid 1 0,713 0,000 Valid

Insentif Kinerja Perawat

(4)

Kinerja Perawat

11 0,750 0,000 Valid 12 0,723 0,000 Valid 13 0,942 0,000 Valid 14 0,565 0,009 Valid 15 0,693 0,000 Valid 16 0,634 0,003 Valid 17 0,722 0,000 Valid 18 0,719 0,000 Valid 19 0,723 0,000 Valid 20 0,726 0,000 Valid

Dari data di atas menunjukkan bahwa seluruh butir soal mempunyai nilai korelasi (r) > 0,444 dan mempunyai nilai signifikan <0,05. Selanjutnya pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji butir soal yang sudah valid secara bersama-sama diukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas caranya dengan membandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai ’Cronbach’s Alpha’. Ketentuannya adalah apabila nilai ’Cronbach’s Alpha’ > rtabel (0,60) maka butir kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel, dan jika nilai yang diperoleh <rtabel maka dinyatakan tidak reliabel (Hastono, 2007).

Berdasarkan hasil uji reliabilitas data diperoleh nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,835 atau dapat dinyatakan bahwa 0,835>0,600 sehingga butir soal

(5)

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen

3.5.1.1. Internal

a. Pengalaman adalah masa kerja bidan yang dimulai sejak bekerja sebagai bidan sampai saat penelitian dilakukan.

b. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh bidan tentang profesi bidan dan pelayanan pada ibu hamil (ANC).

c. Motivasi kerja adalah dorongan dalam diri bidan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya dan menghasilkan kinerja yang baik.

3.5.1.2. Eksternal

a. Insentif adalah pendapatan yang diterima bidan dihitung dalam satu bulan baik dinilai dari gaji bersih ataupun tunjangan-tunjangan lainnya.

b. Dukungan masyarakat adalah dorongan atau partisipasi masyarakat dalam memberikan dukungan pada bidan dalam melaksanakan tugas-tugasnya melayani ibu hamil (ANC).

(6)

3.5.2. Variabel Dependen

Kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan adalah hasil kerja bidan dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan asuhan pelayanan ibu hamil (ANC).

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen

Aspek pengukuran variabel independen adalah variabel internal meliputi pengalaman, pengetahuan, dan motivasi kerja, sedangkan faktor eksternal yaitu insentif, dukungan masyarakat, dan pembinaan dari atasan. Sedangkan variabel dependen yaitu kinerja bidan dalam pelayanan ibu hamil (ANC).

3.6.1.1. Pengalaman

Untuk mengetahui pengalaman bekerja sebagai bidan dikaitkan dengan lama bekerja dengan memberikan pertanyaan berbentuk wawancara. Pertanyaan diajukan 1 butir berdasarkan skala interval. Variabel lama bekerja dikategorikan menjadi 2(dua) yaitu:

1. <10 tahun, jika bidan menjadi bidan <10 tahun. 2. >10 tahun, jika bidan menjadi bidan >10 tahun. 3.6.1.2. Pengetahuan Bidan

(7)

yang salah diberi skor 0. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh responden adalah 10 (10 x 1) dan nilai terendah adalah 0 (10 x 0). Jawaban responden diukur menggunakan skala ordinal, yang dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Baik, jika skor yang diperoleh responden 6-10. 2. Kurang, jika skor yang diperoleh responden 0-5. 3.6.1.3. Motivasi Bidan

Pengukuran motivasi responden menjadi bidan dan motivasi melayani ibu hamil (ANC) yaitu dengan menanyakan pada responden tentang hal-hal yang menjadi motivasi menjadi bidan dan melayani ibu hamil (ANC). Pertanyaan diajukan 10 butir menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban Selalu, Kadang-kadang, dan Tidak Pernah. Untuk pernyataan positif jawaban selalu diberi skor 3, jawaban kadang-kadang diberi skor 2, dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Untuk pernyataan negatif jawaban selalu diberi skor 1, jawaban kadang-kadang diberi skor 2, dan jawaban tidak pernah diberi skor 3. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh responden adalah 30 (10 x 3) dan nilai terendah adalah 10 (10 x 1). Jawaban responden diukur menggunakan skala ordinal, yang dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :

(8)

3.6.1.4. Insentif

Pengukuran insentif yaitu dengan menanyakan pada responden tentang insentif yang diperoleh bidan dan kecukupannya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pertanyaan diajukan 10 butir menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban Selalu, Kadang-kadang, dan Tidak Pernah. Untuk pernyataan positif jawaban selalu diberi skor 3, jawaban kadang-kadang diberi skor 2, dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Untuk pernyataan negatif jawaban selalu diberi skor 1, jawaban kadang-kadang diberi skor 2, dan jawaban tidak pernah diberi skor 3. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh responden adalah 30 (10 x 3) dan nilai terendah adalah 10 (10 x 1). Jawaban responden diukur menggunakan skala ordinal, yang dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Baik, jika skor yang diperoleh responden 21-30. 2. Kurang, jika skor yang diperoleh responden 10-20. 3.6.1.5. Dukungan Masyarakat

(9)

x 1). Jawaban responden diukur menggunakan skala ordinal, yang dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Baik, jika skor yang diperoleh responden 21-30. 2. Kurang, jika skor yang diperoleh responden 10-20. 3.6.1.6. Pembinaan dari Atasan

Pengukuran variabel pembinaan dari atasan yang diperoleh bidan dengan menanyakan saran dan pengawasan yang disampaikan atasan (pimpinan) pada bidan selama ini. Pertanyaan diajukan 10 butir menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban Selalu, Kadang-kadang, dan Tidak Pernah. Untuk pernyataan positif jawaban selalu diberi skor 3, jawaban kadang-kadang diberi skor 2, dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Untuk pernyataan negatif jawaban selalu diberi skor 1, jawaban kadang-kadang diberi skor 2, dan jawaban tidak pernah diberi skor 3. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh responden adalah 30 (10 x 3) dan nilai terendah adalah 10 (10 x 1). Jawaban responden diukur menggunakan skala ordinal, yang dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Baik, jika skor yang diperoleh responden 21-30. 2. Kurang, jika skor yang diperoleh responden 10-20. 3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)

(10)

terendah adalah 20 (20 x 1). Rentang kinerja bidan dalam pelayanan ibu hamil (ANC) menggunakan skala ordinal, dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Baik, jika skor yang diperoleh responden 41-60.

2. Kurang baik, jika skor yang diperoleh responden 20-40. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Penelitian

No Variabel Jlh

Kuesioner Interval

b. Pengetahuan 10 0 Baik

Kuesioner Ordinal

e. Dukungan

Kuesioner Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

(11)

Analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu uji univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square, dan multivariate dengan menggunakan uji regresi logistik.

Analisis univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel baik variabel independen (pengalaman, pengetahuan, motivasi kerja, insentif, dukungan masyarakat, pembinaan dari atasan) maupun terhadap variabel dependen (kinerja bidan dalam pelayanan ibu hamil/ANC) yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen (pengalaman, pengetahuan, motivasi kerja, insentif, dukungan masyarakat, pembinaan dari atasan) terhadap variabel dependen (kinerja bidan dalam pelayanan ibu hamil/ANC) menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) yang disajikan dalam bentuk tabel silang.

(12)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian 4.1.1. Data Geografi Wilayah Penelitian

Kecamatan Beringin merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah 52,69 kilometer persegi. Ibu kota Kecamatan

Beringin terletak di Karang Anyar, dengan koordinat bumi 03,60862° Lintang utara dan

098,88937’ Bujur Timur. Kecamatan Beringin merupakan daerah dataran rendah dengan

ketinggian 1 s/d 8 meter di atas permukaan laut. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan

Beringin adalah sebagai berikut :

1. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pagar Merbau dan Kabupaten Serdang

Bedagai.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Pakam.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa dan Batang Kuis.

4. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu.

4.1.2. Data Demografi Wilayah Penelitian

(13)

Kabu, Poskesdes Beringin, Poskesdes Sidourip. Selain itu juga, Kecamatan Beringin mempunyai 52 Posyandu. Kecamatan Beringin membawahi 11 desa dan 89 dusun.

Jumlah desa dan Dusun di Kecamatan Beringin yaitu : Desa Tumpatan terdiri dari 8 dusun, Desa Emplasmen Kwala Namu terdiri dari 3 dusun, desa Sidodadi terdiri dari 17 dusun, Desa Aras Kabu terdiri dari 6 dusun, Desa Serdang terdiri dari 10 dusun, Desa Pasar V Kebun Kelapa terdiri dari 6 dusun, Desa Sidourip terdiri dari 4 dusun, Desa Pasar VI Kuala Namu terdiri dari 3 dusun, Desa Karang Anyar terdiri dari 11 dusun, Desa Beringin terdiri dari 8 dusun, dan Desa Sidoarjo II Ramunia terdiri dari 13 dusun.

Jumlah penduduk Kecamatan Beringin pada tahun 2011 berjumlah 55.578 jiwa dengan rincian 27.854 jiwa laki-laki dan 27.724 jiwa perempuan. Jumlah rumah tangga yang ada di Kecamatan Beringin sebanyak 12.777 KK. Kepadatan penduduk Kecamatan Beringin meningkat dari 54.027 jiwa / km2 tahun 2010 menjadi 55.578 jiwa/km2 pada tahun 2011.

4.1.3. Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan

(14)

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni: (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Misi pembangunan yang diselenggarakan oleh Kecamatan Beringin adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah: 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

4.2. Analisis Univariat 4.2.1. Identitas Responden

(15)

Kebidanan yaitu 34 orang (79,1%), sebagian kecil berpendidikan D-IV kebidanan yaitu 4 orang (9,3%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Identitas di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No Identitas Responden Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Umur

20-30 tahun 8 18,6

31-40 tahun 23 53,5

41-50 tahun 9 20,9

>50 tahun 3 7,0

Total 43 100,0

2. Pendidikan

D-I Kebidanan 5 11,6

D-III Kebidanan 34 79,1

D-IV Bidan Pendidik 4 9,3

Total 43 100,0

4.2.2. Pengalaman (Lama Bekerja)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 43 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah bekerja >10 tahun yaitu 26 orang (60,5%), dan selebihnya bekerja <10 tahun yaitu 17 orang (39,5%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman (Lama Bekerja) di Kabupaten Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No. Pengalaman Jumlah Persentase

1. >10 tahun 26 83,7

2. <10 tahun 17 16,3

(16)

4.2.3. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 36 orang (83,7%), dan selebihnya berpengetahuan kurang baik yaitu 7 orang (16,3%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Kabupaten Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No. Pengetahuan Jumlah Persentase

1. Baik 36 83,7

2. Kurang Baik 7 16,3

Jumlah 43 100,0

4.2.4. Motivasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi yang tinggi yaitu 37 orang (86,0%), selebihnya dengan motivasi rendah yaitu 6 orang (14,0%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi di Kabupaten Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No. Motivasi Jumlah Persentase

1. Tinggi 37 86,0

2. Rendah 6 14,0

(17)

4.2.5. Insentif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa insentif yang diterima dalam kategori kurang baik yaitu 23 orang (53,5%), selebihnya dalam kategori baik yaitu 20 orang (46,5%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Insentif di Kabupaten Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No. Insentif Jumlah Persentase

1. Baik 20 46,5

2. Tidak baik 23 53,5

Jumlah 43 100,0

4.2.6. Dukungan Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan dukungan masyarakat dalam kategori baik yaitu 32 orang (74,4%), selebihnya dalam kategori kurang baik yaitu 11 orang (25,6%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Masyarakat di Kabupaten Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No. Dukungan Masyarakat Jumlah Persentase

1. Baik 32 74,4

2. Tidak baik 11 25,6

(18)

4.2.7. Pembinaan dari Atasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan pembinaan dari atasan dalam kategori baik yaitu 33 orang (76,7%), selebihnya dalam kategori kurang baik yaitu 10 orang (23,3%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pembinaan dari Atasan di Kabupaten Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No. Pembinaan dari Atasan Jumlah Persentase

1. Baik 33 76,7

2. Tidak baik 10 23,3

Jumlah 43 100,0

4.2.8. Kinerja bidan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja bidan dalam kategori baik yaitu 27 orang (62,8%), selebihnya dalam kategori kurang baik yaitu 16 orang (37,2%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Bidan di Kabupaten Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

No. Kinerja Bidan Jumlah Persentase

1. Baik 27 62,8

2. Tidak baik 16 37,2

(19)

4.3. Analisa Bivariat

Pada analisa bivariat ini dilakukan untuk menghubungkan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengolahan data disajikan pada tabel silang dan disertakan nilai dari uji chi-square.

4.3.1. Hubungan Pengalaman dengan Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan pengalaman dengan kinerja bidan menunjukkan bahwa dari 26 responden yang bekerja >10 tahun sebagian besar kinerjanya dalam kategori baik yaitu 18 orang (69,2%), sedangkan dari 17 responden yang bekerja <10 tahun, sebagian besar kinerjanya juga kategori baik yaitu 9 orang (52,9%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara pengalaman dengan kinerja bidan dengan nilai probabilitas (p) = 0,343.

Tabel 4.9. Tabulasi Silang Hubungan Pengalaman dengan Kinerja Bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

Pengalaman

4.3.2. Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Bidan

(20)

yaitu 6 orang (85,7%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan kinerja bidan, nilai probabilitas (p)= 0,007. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.10. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

Pengetahuan

4.3.3. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan motivasi dengan kinerja bidan menunjukkan bahwa dari 37 responden yang mempunyai motivasi tinggi sebagian besar kinerjanya dalam kategori baik yaitu 27 orang (73,0%), sedangkan dari 6 responden dengan motivasi rendah seluruhnya mempunyai kinerja kurang baik (100,0%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan motivasi dengan kinerja bidan, nilai probabilitas (p) = 0,001. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

(21)

4.3.4. Hubungan Insentif dengan Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan insentif dengan kinerja bidan menunjukkan bahwa dari 20 responden yang menyatakan insentif baik sebagian besar mempunyai kinerja yang baik yaitu 16 orang (80,0%), sedangkan dari 23 responden yang menyatakan bahwa insentif kurang baik sebagian besar kinerjanya kurang baik yaitu 12 orang (52,2%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan insentif dengan kinerja bidan, nilai probabilitas (p) = 0,046. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Hubungan Insentif dengan Kinerja Bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

Insentif

4.3.5. Hubungan Dukungan Masyarakat dengan Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan dukungan masyarakat dengan kinerja bidan menunjukkan bahwa dari 32 responden yang menyatakan dukungan masyarakat baik sebagian besar mempunyai kinerja yang baik yaitu 27 orang (84,4%), sedangkan dari 11 responden yang menyatakan bahwa dukungan masyarakat kurang baik seluruhnya mempunyai kinerja kurang baik (100,0%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan dukungan masyarakat

(22)

Tabel 4.13. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Masyarakat dengan Kinerja Bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

Dukungan Masyarakat

4.3.6. Hubungan Pembinaan dari Atasan dengan Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan pembinaan dari atasan dengan kinerja bidan menunjukkan bahwa dari 33 responden yang menyatakan pembinaan dari atasan baik sebagian besar mempunyai kinerja yang baik yaitu 27 orang (81,8%), sedangkan dari 10 responden yang menyatakan bahwa pembinaan dari atasan dalam kategori kurang baik seluruhnya mempunyai kinerja kurang baik (100,0%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan pembinaan dari atasan dengan kinerja bidan, nilai probabilitas (p) = 0,000. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.14. Tabulasi Silang Hubungan Pembinaan dari Atasan dengan Kinerja Bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

Pembinaan dari Atasan

(23)

4.4. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (pengalaman, pengetahuan, motivasi, insentif, dukungan masyarakat, pembinaan dari atasan) terhadap variabel dependen (kinerja bidan) secara bersamaan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression). Beberapa langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih sebagai kandidat atau yang dianggap signifikan berdasarkan hasil uji bivariat (uji chi-square).

2. Pada uji regresi logistik berganda dipilih nilai signifikan (p) kurang dari 0,25 (p<0,25) pada uji bivariat (uji Chi-Square). Penggunaan kemaknaan statistik 0,25 untuk memungkinkan variabel-variabel yang secara terselubung sesungguhnya penting dimasukkan ke dalam model multivariat.

3. Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode forward stepwise (conditional) untuk mengidentifikasi faktor paling berpengaruh

terhadap kinerja bidan.

(24)

Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil bahwa hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja bidan yaitu variabel motivasi, dan dukungan masyarakat. Variabel motivasi dengan koefisien regresi= 21,592, sig.=0,000, dan nilai Exp(β)=12,383. Variabel dukungan masyarakat dengan koefisien regresi=1,887, sig.=0,020, dan nilai Exp(β)=6,600. Nilai konstanta sebesar -1,705. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.15. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda

Variabel B Sig. Exp(β) OR(95% CI)

(25)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja bidan dalam kategori baik yaitu 27 orang (62,8%), selebihnya dalam kategori kurang baik yaitu 16 orang (37,2%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2009), yang mendapatkan hasil bahwa sebagian besar kinerja bidan desa Kabupaten Tapanuli Tengah dalam kategori baik (78,7%), selebihnya dalam kategori kurang baik (21,3%).

Berdasarkan hasil penelitian Setiawan (2007), yang melakukan penelitian Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Desa Dalam Pertolongan Persalinan di Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan hasil bahwa kinerja bidan desa cukup baik (42,4%) dan hasil kegiatan kinerja dalam pertolongan persalinan tidak sesuai target (84,4%).

(26)

komponen kinerja yang dibuat dalam batas hubungan variasi dengan variabel-variabel lain.

Menurut Gibson (1996) bahwa ada tiga variabel yang memengaruhi kinerja individu yaitu karakteristik individu, karakteristik organisasi, dan karakteristik psikologis. Variabel karakteristik individu meliputi kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis, yaitu umur, jenis kelamin, status pernikahan, tempat tinggal, pendidikan, dan masa kerja, karakteristik organisasi terdiri kepemimpinan, pengawasan, sumber daya, motivasi, dan imbalan. Sedangkan karakteristik psikologis yang terdiri dari persepsi, pengetahuan, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.

(27)

5.2. Pengaruh Pengalaman terhadap Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara pengalaman dengan kinerja bidan dengan nilai probabilitas (p) = 0,343. Dengan besarnya nilai signifikan >0,05 maka variabel pengalaman tidak dimasukkan dalam uji regresi logistik berganda. Dari 26 responden yang bekerja >10 tahun sebagian besar kinerjanya dalam kategori baik yaitu 18 orang (69,2%), sedangkan dari 17 responden yang bekerja <10 tahun, sebagian besar kinerjanya juga kategori baik yaitu 9 orang (52,9%).

Sejalan dengan hasil penelitian Palluturi (2007), menunjukkan bahwa dari 21 responden dengan masa kerja yang lama terdapat 15 responden (71,4%) memiliki kinerja baik dan 6 responden (28,6%) memiliki kinerja kurang. Sedangkan dari 11 responden dengan masa kerja yang tidak lama terdapat 7 responden (63,6%) memiliki kinerja baik dan 4 responden (36,4%) memiliki kinerja kurang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.652 (p> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan masa kerja dengan kinerja bidan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Pulau Dullah Selatan Kabupaten Maluku Tenggara.

(28)

Hasil penelitian Yani (2008), dengan judul Hubungan Kompensasi dengan Kinerja Bidan dalam Upaya Pencapaian Program KIA di Kota Tanjung Pinang mendapatkan hasil bahwa berdasarkan uji statistik spearmen rank didapatkan nilai p = 0.000 < 0,05 dan nilai r = 0,683. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna lama kerja dengan kinerja bidan dalam upaya pencapaian program KIA.

Pengalaman adalah guru yang paling baik mengajarkan kita tentang apa yang telah kita lakukan, baik itu pengalaman baik maupun buruk, sehingga kita dapat memetik hasil dari pengalaman tersebut. Semakin lama bekerja semakin banyak pengalaman dan semakin banyak kasus yang ditangani akan membuat seorang bidan akan mahir dan keterampilan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Lama kerja seorang pekerja cenderung menggambarkan rasa betah bekerja atau pengalaman terhadap suatu organisasi, hal ini disebabkan salah satu karena telah beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lama sehingga seorang pekerja akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua (Kreiner dan Kinicki, 2003 dalam Murdani, 2011).

(29)

sudah mendapatkan pendidikan dengan sejumlah kegiatan praktek yang dilaksanakan pada masa pendidikan, maka bidan tersebut mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai bidan di lapangan dengan baik pula.

5.3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik regresi logistik ganda menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan pengetahuan terhadap kinerja bidan, nilai probabilitas (p)= 0,612. Dari 36 responden yang berpengetahuan baik sebagian besar kinerjanya juga baik yaitu 26 orang (72,2%), sedangkan dari 7 responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebagian besar kinerjanya juga kurang baik yaitu 6 orang (85,7%).

Berbeda dengan hasil penelitian Palluturi (2007) menunjukkan dengan pengetahuan yang baik sebanyak 21 bidan (84,0%) yang memiliki kinerja yang baik sedangkan dengan pengetahuan yang kurang menyebabkan 4 bidan (16,0%) yang mempunyai kinerja kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja bidan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Pulau Dullah Selatan Kabupaten Maluku Tenggara.

(30)

kebidanan program JPKMM, kegiatan pencatatan kegiatan pelayanan kebidanan menggunakan kohort, patograf dan buku bantu kegiatan, cara mengambil uang di rekening puskesmas, pengiriman laporan dan kegunaan laporan hasil pencatatan dan pelaporan.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) dan

mempunyai kinerja yang baik maka orang tersebut harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya, keluarganya dan lingkungannya.

(31)

pendidikan terhadap kinerja bidan di Kecamatan Beringin disebabkan walaupun bidan sudah berpengetahuan baik, tetapi masih ditemukan juga bidan dengan kinerja yang kurang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor-faktor lainnya yang lebih kuat memengaruhi bidan tidak bekerja dengan maksimal.

5.4. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik regresi logistik ganda menunjukkan ada pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kinerja bidan, nilai probabilitas (p)= 0,000. Dari 37 responden yang mempunyai motivasi tinggi sebagian besar kinerjanya dalam kategori baik yaitu 27 orang (73,0%), sedangkan dari 6 responden dengan motivasi rendah seluruhnya mempunyai kinerja kurang baik (100,0%).

(32)

contoh merupakan pendatang (60,4%). Dari hasil uji statistik tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja Bidan Desa (p>0.05)

Menurut Robbin (2001), motivasi didefinisikan sebagai satu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Motivasi, menurut Vroom dalam As’ad (2009) mengarah pada keputusan mengenai berapa banyak usaha yang akan dikeluarkan dalam suatu tugas tertentu. Pilihan ini didasarkan pada suatu harapan dua tahap (usaha – prestasi dan prestasi – hasil). Pertama, motivasi dipengaruhi oleh harapan individu bahwa pada tingkat usaha tertentu akan menghasilkan tujuan prestasi yang dimaksudkan.

Menurut Wahjosumidjo (1994) dalam Rivai (2005), menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang, dan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik. Faktor di dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan.

(33)

itu, atau minat yang besar terhadap tugas atau pekerjaan yang dilakukannya selama ini. Oleh sebab itu, motivasi kerja tidak hanya berwujud kepentingan ekonomis saja, tetapi bisa juga berbentuk kebutuhan psikis untuk lebih melakukan pekerjaan secara aktif.

Menurut Maslow (dalam Siagian, 2004), manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang diklasifikasikannya pada lima tingkatan atau hierarki (Hierarchyof needs), yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial,

kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dari kelima tingkatan kebutuhan tersebut, orang akan termotivasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Seseorang dalam setiap prilaku moralnya dipengaruhi oleh bagaimana dia mendapatkan ajaran-ajaran moral itu di dalam hidupnya, apa yang benar dan apa yang salah, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pendidikan moral yang dialami setiap orang berbeda-beda dan kemampuannya untuk menerima pendidikan itu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Manusia sebagai faktor individu terdiri dari roh, jiwa dan raga dan ketiga aspek ini harus bekerja secara seimbang

(34)

emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia, c) motivasi dirangsang karena adanya tujuan (Uno, 2009).

(35)

5.5. Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Bidan

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik regresi logistik ganda menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan insentif terhadap kinerja bidan, nilai probabilitas (p)= 0,217. Dari 20 responden yang menyatakan insentif baik sebagian besar mempunyai kinerja yang baik yaitu 16 orang (80,0%), sedangkan dari 23 responden yang menyatakan bahwa insentif kurang baik sebagian besar kinerjanya kurang baik yaitu 12 orang (52,2%).

Hasil penelitian Yani (2008), menunjukkan bahwa kompensasi (insentif) tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan dalam upaya pencapaian program KIA dimana nilai p = 0,260 > 0,05, dan nilai r = - 0,160, ini berarti bahwa pemberian kompensasi tidak selamanya meningkatkan kinerja karena masih ada faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja.

Berbeda dengan hasil penelitian Setiawan (2007) bahwa faktor penghargaan atau imbalan mempunyai hubungan dengan kinerja (p-value = 0,003). Semakin baik penghargaan atau imbalan yang diterima bidan maka kinerja bidan juga akan semakin baik dalam melakukan pertolongan persalinan.

(36)

Insentif dapat dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai kepada pegawai yang prestasinya melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif merupakan suatu faktor pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat meningkat. Insentif non materi sebagai sarana motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra di luar gaji atau upah yang telah ditentukan. Pemberian insentif dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan para pegawai dan keluarga mereka. Istilah sistem insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar kinerja pegawai atau profitabilitas organisasi.

As’ad (2009) menarik kesimpulan mengenai upah adalah penghargaan dari energi bidan yang dimanifestasikan sebagai hasil produksi, atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, yang berwujud uang, tanpa jaminan pasti dalam tiap-tiap minggu atau bulan. Ndraha (2003) menambahkan bahwa gaji adalah yang dikaitkan dengan kinerja, kontribusi, kompetensi atau keterampilan individu, dan ini biasa disebut dengan istilah gaji kontingen. Dalam kasus gaji pegawai negeri yang sudah ditentukan berdasarkan pangkat dan golongan maka gaji yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan gaji kontingen, dan dalam istilah biasa disebut dengan insentif terhadap suatu pekerjaan di luar gaji yang telah ditetapkan.

(37)

bentuk materi (uang), tetapi beberapa ibu hamil ada yang menggantinya dengan memberikan hasil kebun mereka sebagai biaya pemeriksaan yang telah dilakukan oleh bidan. Terlihat dari hasil penelitian ini, bahwa sebagian besar bidan mengatakan bahwa insentif atau imbalan yang diterima dalam kategori kurang baik. Ini menunjukkan bahwa imbalan yang diterima belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Satu hal yang sering menjadi pertimbangan bahwa imbalan yang diterima tidak besar dari ibu hamil, karena masyarakat desa belum seluruhnya mampu membayar biaya yang telah ditetapkan, bahkan beberapa ibu hamil ada yang berhutang kepada para bidan tersebut. Tetapi jika dilihat dari kinerja bidan maka tidak ada perbedaan kinerja antara bidan yang mengatakan bahwa insentif (imbalan) yang diterima baik dengan bidan yang mengatakan bahwa insentif (imbalan) yang diterima kurang baik. Banyak bidan yang mengatakan insentif (imbalan) kurang baik tetap mempunyai kinerja yang baik karena bidan tersebut menyadari hak dan kewajiban sebagai bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil.

5.6. Pengaruh Dukungan Masyarakat terhadap Kinerja Bidan

(38)

(84,4%), sedangkan dari 11 responden yang menyatakan bahwa dukungan masyarakat kurang baik seluruhnya mempunyai kinerja kurang baik (100,0%).

Hasil penelitian Rumisis (2003) bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan masyarakat dengan kinerja bidan di desa (p < 0,05). Juga ditunjang dengan nilai Odds Ratio 15,465 (5,549-41,652) yang artinya bidan yang mendapatkan dukungan dari masyarakat secara baik akan berpeluang mempunyai kinerja yang baik 15,4 kali lebih baik dibandingkan yang kurang mendapatkan dukungan dari masyarakat.

Untuk efektivitas peningkatan pelayanan kesehatan, bidan bekerja sama dengan masyarakat mengembangkan wahana yang ada di masyarakat untuk berperan aktif dalam bidang kesehatan. Wahana atau forum yang ada di masyarakat yang dipandang mampu untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan diantaranya adalah posyandu. Poskesdes beserta kelengkapan-kelengkapannya yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat seperti ambulan desa, tabulin dan dasolin. Agar kinerja bidan meningkat maka perlu dukungan dari masyarakat untuk tercapainya kualitas kesehatan masyarakat di wilayah kerja bidan tersebut (Meilani, dkk. 2009).

(39)

masyarakat karena adanya respon positif terhadap keberadaannya sebagai bidan di daerah tersebut, masyarakat selalu bersedia memberikan bantuan jika bidan memintanya seperti misalnya jika ada keadaan darurat maka warga masyarakat yang mempunyai mobil bersedia dipergunakan mobilnya ke tempat rujukan, bidan bersedia menjadi pembicara pada pertemuan-pertemuan yang berkaitan dengan masalah kesehatan, adanya dukungan dari suami ibu hamil, dari orang tua ataupun dari saudara-saudaranya untuk mengantarkan ibu hamil melakukan pemeriksaan ke klinik bidan, bidan juga mendapatkan simpati dari warga sekitar karena mudah dijumpai, bersedia membantu warga masyarakat yang membutuhkan walaupun pada malam hari, serta adanya dukungan masyarakat agar menjadi bidan teladan. Dukungan masyarakat penting bagi bidan sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan dan kedekatan bidan dengan warga masyarakat, karena bidan yang dapat mengambil hati masyarakat akan memudahkan dalam melaksanakan tugas-tugasnya menjadi seorang bidan di daerah tersebut, terutama dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil.

5.7. Pengaruh Pembinaan dari Atasan terhadap Kinerja Bidan

(40)

dari atasan dalam kategori kurang baik seluruhnya mempunyai kinerja kurang baik (100,0%).

Menurut Handoko (2002), kebijakan pimpinan terjadi dikarenakan adanya hambatan-hambatan dalam pendelegasian tugas yang berjalan kurang efektif. Untuk menanggulangi hambatan-hambatan ini maka pemimpin harus memberikan kepada bawahan kebebasan yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya. Menurutnya juga agar hambatan dapat diatasi kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan dapat berupa: memberikan motivasi dan kompensasi kepada bidan dengan cara mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka sensitif. Di samping itu pemberian pedoman, bantuan dan informasi kepada bawahan atas pekerjaan sesungguhnya adalah hal yang sangat menentukan dalam kinerja para bidan.

(41)

bekerja. Jika hal ini dapat dilaksanakan, bawahan akan lebih meningkatkan rasa tanggungjawab dan komitmennya terhadap kegiatan program sehingga pengawasan akan dapat dilakukan lebih objektif.

(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya (Bab IV dan V) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kinerja bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang dalam kategori baik (62,8%), dan masih ditemukan sebanyak 37,2% kinerja bidan dalam kategori kurang baik.

2. Hasil uji Chi-Square bahwa dari ketujuh variabel independen yang diteliti (pengalaman, pengetahuan, motivasi, insentif, dukungan masyarakat, dan pembinaan dari atasan), enam variabel berhubungan signifikan, pengetahuan (p=007), motivasi (p=001), insentif (p=046), dukungan masyarakat (p=000), dan pembinaan dari atasan (p=000), sedangkan satu variabel tidak berhubungan signifikan yaitu pengalaman (p=0,343).

(43)

6.2. Saran

Dalam upaya meningkatkan kinerja bidan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang sesuai yang diharapkan, disarankan:

1. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama

Disarankan lebih meningkatkan kerjasama dengan bidan melalui kegiatan penyuluhan melalui acara-acara seperti pengajian, arisan, dan lain-lain untuk meningkatkan pemahaman ibu hamil tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kepada bidan.

2. Aparat Pemerintahan

Disarankan kepada aparat pemerintahan seperti kepala desa, lurah, camat untuk tetap memberikan dukungan pada bidan dalam program pelayanan ibu hamil sebagai salah satu kerjasama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu hamil.

3. Bidan di Kecamatan Beringin

a. Bagi bidan dengan kinerja kurang baik, disarankan lebih meningkatkan pelayanan khususnya pada ibu hamil (ANC) agar peningkatan derajat kesehatan khususnya pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya dapat tercapai.

(44)

sehingga mengetahui perkembangan terbaru dalam ilmu kebidanan, khususnya dalam pelayanan antenatal care.

4. Peneliti Selanjutnya

Gambar

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Tabel 3.1. (Lanjutan)
Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Penelitian
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Identitas di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan fungsi pengawasan bidang keperawatan dengan pelaksanaan supervisi oleh supervisor mempunyai hasil yang bermakna, setelah dikontrol oleh variabel pengganggu yaitu

Tampak bahwa dalam desain orthogonal Array, jumlah kemunculan dari setiap level suatu atribut selalu tidak

Batas Maksimum penggunaan BTP Pewarna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk setiap Kategori Pangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian

Untuk membantu manusia dalam menangani hal di atas, penulis membuat sebuah judul realisasi proyek tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ON-OFF LAMPU TAMAN

Modal Sendiri mempunyai pengaruh yang kecil terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Keluarga Pegawai ITB Kota Bandung. Modal Sendiri mempengaruhi perolehan Sisa Hasil

[r]

pengujian kuat tekan batu bata dengan campuran bahan serbuk gergaji kayu ini hanya kadar campuran 5% yang dapat digunakan karena memenuhi standar yang berlaku sementara pada

Pengetahuan Ibu akan seputar masalah perkembangan janin minim sehingga mempengaruhi angka kematian bayi, pengetahuan ibu seputar fasilitas kesehatan yang ada juga sangat