• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI OBLIGASI YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI OBLIGASI YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas pengenaan Pajak Penghasilan atas

penghasilan dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek serta untuk mendorong

berkembangnya aktivitas pasar modal di Indonesia, sebagai pelaksanaan ketentuan

Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, perlu

menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari

Obligasi Yang Diperdagangkan Di Bursa Efek;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan

Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3984);

3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang

Nomor 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3985);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN

DARI OBLIGASI YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK.

(2)

Pasal 1

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berupa keuntungan modal (capital gain), bunga

dan atau diskonto yang berasal dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek dan atau yang dilaporkan

di bursa efek, dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final, kecuali bagi Wajib Pajak

tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

Pasal 2

Pemotongan Pajak Penghasilan atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan oleh :

a. Penerbit obligasi (emiten) pada saat emisi perdana obligasi tanpa bunga (zero coupon bond);

b. Penerbit obligasi pada saat jatuh tempo pembayaran bunga;

c. Bank Wajib Pajak dalam negeri, cabang bank Wajib Pajak luar negeri sebagai bentuk usaha tetap

di Indonesia, Dana Pensiun yang pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, dan

Reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal, pada saat perolehan obligasi

berbunga atas bunga berjalan yang diperoleh selama masa kepemilikan oleh penjual obligasi;

d. Penyelenggara bursa pada saat transaksi penjualan obligasi di bursa efek dan atau yang

dilaporkan ke bursa efek.

Pasal 3

1. Besarnya Pajak Penghasilan yang harus dipotong atas penghasilan berupa diskonto yang diterima

atau diperoleh pembeli obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) pada saat emisi perdana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, dan penghasilan bunga yang diterima atau

diperoleh pemilik obligasi pada saat jatuh tempo pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 huruf b atau penghasilan bunga berjalan yang diperoleh pada saat pengalihan obligasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, ditetapkan sebagai berikut:

a. 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha

tetap;

b. 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau tarif berdasarkan Persetujuan Penghindaran

Pajak Berganda yang berlaku bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap.

2. Besarnya Pajak Penghasilan yang harus dipotong atas penghasilan berupa keuntungan modal

(capital gain), bunga dan atau diskonto yang diterima atau diperoleh pemilik obligasi pada saat

transaksi penjualan obligasi di bursa efek dan atau yang dilaporkan ke bursa efek sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 huruf d adalah sebesar 0,03 % (tiga perseratus persen) dari nilai

(3)

Wajib Pajak tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 yang dikecualikan dari pemotongan Pajak

Penghasilan yang dilakukan oleh pemotong pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, huruf b

dan huruf c adalah:

a. Bank Wajib Pajak dalam negeri dan cabang bank Wajib Pajak luar negeri sebagai bentuk usaha

tetap di Indonesia;

b. Dana pensiun yang pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;

c. Reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), selama 5 (lima)

tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha.

Pasal 5

1. Pajak Penghasilan yang dipotong oleh penerbit obligasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf a bagi pembeli obligasi tanpa bunga (zero coupon bond), tidak bersifat final.

2. Pajak Penghasilan yang dipotong oleh penyelenggara bursa sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 huruf d bagi:

a. Bank Wajib Pajak dalam negeri dan cabang bank Wajib Pajak luar negeri sebagai bentuk

usaha tetap di Indonesia;

b. Dana Pensiun yang pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;

c. Reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), selama 5 (lima)

tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha;

d. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang seluruh penghasilannya termasuk penghasilan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dalam satu tahun pajak tidak melebihi jumlah

Penghasilan Tidak Kena Pajak;

tidak bersifat final.

Pasal 6

1. Selisih lebih nilai konversi obligasi yang dapat dipertukarkan dengan saham (convertible bond) di

atas nilai buku obligasi tersebut pada saat terjadi pertukaran, merupakan keuntungan modal

(capital gain) bagi pemilik obligasi.

2. Atas penghasilan yang berupa keuntungan modal (capital gain) sebagaimana dimaksud dalam

(4)

Pasal 7 …

Pasal 7

Tata cara pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan dari obligasi yang diperdagangkan di bursa

efek diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Pasal 8

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1996 tentang

Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Berupa Bunga Atau Diskonto Obligasi Yang Dijual Di Bursa Efek

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3646),

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2000

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ABDURRAHMAN WAHID

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

(5)
(6)

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 139 TAHUN 2000

TENTANG

PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI OBLIGASI

YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK

UMUM

Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, atas penghasilan

tertentu termasuk penghasilan dari transaksi sekuritas di bursa efek pengenaan pajaknya diatur dengan

Peraturan Pemerintah. Ketentuan yang berlaku selama ini sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 1996 hanya mencakup pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas

bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan di bursa efek melalui pemotongan pajak oleh pihak

penerbit obligasi (emiten) serta bank, dana pensiun dan reksadana dan tidak melibatkan penyelenggara

bursa. Ketentuan tersebut dipandang kurang efektif dan menimbulkan hambatan terhadap transaksi

perdagangan obligasi di bursa efek. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengenaan Pajak Penghasilan

atas penghasilan dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek serta untuk mendorong berkembangnya

aktivitas pasar modal di Indonesia, dipandang perlu untuk mengatur kembali pengenaan Pajak

Penghasilan atas penghasilan dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Pada prinsipnya semua Wajib Pajak orang pribadi dan badan dalam negeri, bentuk usaha tetap,

dan Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia yang menerima atau

memperoleh penghasilan berupa keuntungan modal (capital gain), bunga dan atau diskonto dari

obligasi yang diperdagangkan di bursa efek dan atau yang dilaporkan ke bursa efek dikenakan

pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final. Pengecualian dari pemotongan pajak tersebut

berlaku terhadap beberapa Wajib Pajak tertentu yang berdasarkan ketentuan Undang-undang

Pajak Penghasilan dikecualikan dari pengenaan atau pemotongan Pajak Penghasilan atas

(7)

Pasal 2

Untuk memudahkan pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan dari obligasi yang

diperdagangkan di bursa efek, pemotongan pajak dilakukan oleh penerbit obligasi (emiten) yaitu

pada saat emisi perdana obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) dan pada saat jatuh tempo

pembayaran bunga, serta oleh penyelenggara bursa yaitu pada saat transaksi penjualan obligasi

di bursa efek dan atau yang dilaporkan ke bursa efek.

Karena ada beberapa Wajib Pajak yang dikecualikan dari pengenaan pajak atas penghasilan

bunga obligasi, terdapat kemungkinan penghindaran pajak dengan mengalihkan obligasi tersebut

sebelum jatuh tempo pembayaran bunga (wash sales) kepada Wajib Pajak dimaksud. Untuk

menghindari praktek kurang sehat tersebut, Wajib Pajak yang dikecualikan dari pengenaan pajak

atas bunga obligasi seperti bank, dana pensiun dan Reksadana harus memotong pajak atas bunga

obligasi yang diperoleh penjual sesuai dengan masa kepemilikannya. Atas penghasilan diskonto

obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) dikenakan pajak kepada pembeli yaitu pada saat emisi

perdana oleh penerbit obligasi.

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, Wajib Pajak

bank dalam negeri termasuk cabang bank Wajib Pajak luar negeri yang merupakan bentuk usaha

tetap di Indonesia tidak dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan atas penghasilan bunga dan

penghasilan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, melainkan dikenakan Pajak

Penghasilan berdasarkan ketentuan umum Undang-undang Pajak Penghasilan.

Adapun atas penghasilan bunga obligasi yang diperdagangkan di bursa efek yang diterima atau

diperoleh dana pensiun yang pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan yang

diterima atau diperoleh reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha dikecualikan

dari pengenaan Pajak Penghasilan berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf h dan huruf j

(8)

Pasal 5 …

Pasal 5

Ayat (1)

Diskonto obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) yaitu selisih antara nilai nominal

dengan nilai perolehan obligasi pada saat emisi perdana, pada dasarnya merupakan bunga yang

diterima di muka. Atas diskonto dari pembelian obligasi tersebut dikenakan pemotongan Pajak

Penghasilan yang tidak bersifat final oleh penerbit obligasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf a, kecuali apabila pembeli adalah bank, dana pensiun atau reksadana. Pada waktu obligasi

tersebut dijual kembali di bursa efek atau dilaporkan penjualannya ke bursa efek, pemilik obligasi

selaku penjual dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas nilai transaksinya.

Ayat (2)

Dalam transaksi penjualan obligasi di bursa efek, penghasilan yang diterima atau

diperoleh pemilik yang menjual obligasinya dapat meliputi keuntungan modal, bunga dan atau

diskonto. Untuk kemudahan pelaksanaan pemotongan Pajak Penghasilan oleh penyelenggara

bursa terhadap Wajib Pajak bank, dana pensiun dan reksadana sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dan terhadap Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang tidak akan terutang Pajak

Penghasilan karena seluruh penghasilannya dalam 1 (satu) tahun pajak tidak melebihi jumlah

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) tetap dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang tidak

bersifat final.

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini berfungsi sebagai jemuran pakaian yang bekerja secara otomatis sesuai sengan output dari sensor cahaya (LDR) dan sensor hujan dimana output dari sensor akan

Penelitian mengenai pengaruh penetrasi sosial perempuan lesbian terhadap sikap pertemanan; (studi survei eksplanasi perempuan lesbian di Organisasi Perempuan

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Profil Penggunaan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit bawang merah dapat digunakan sebagai indikator asam-basa dengan perubahan warna dari merah

DAFTAR MATA KULIAH YANG DITAWARKAN PADA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA SEMESTER GASAL

Dari data itu peneliti mencoba memberikan satu alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru yakni (1) proses pembelajaran harus

[r]

bahwa dalam rangka efektifitas pemberian hibah berupa Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB), Rehabilitasi Gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pembangunan