Karakteristik ibu yang mengalami perdarahan
antepartum dan postpartum di RSUP HAM meliputi :
1. Sosiodemografi
a. Umur
b. Tingkat Pendidikan
c. Status sosial ekonomi
2. Obstetrik
a. Paritas
b. Jarak Antar Persalinan
c. Penyebab perdarahan
d. Riwayat Persalinan
e. Jenis riwayat penyakit yang pernah
diderita sebelum persalinan
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara satu konsep terhadap konsep lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang
1.1.Definisi Operasional No Variabel /
Subvariabel
Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Karakteristik Ciri ibu yang mengalami perdarahan antepartum dan postpartum Yang meliputi Sosiodemografi (usia, pendidikan, dan status sosial ekonomi) dan Obstetrik (paritas, usia kehamilan, jarak kehamilan, riwayat
persalinan, riwayat penyakit, dan penyebab perdarahan).
Usia Usia ibu saat mengalami perdarahan antepartum atau post partum
Pendidikan formal terakhir ibu saat mengalami perdarahan antepartum atau post partum
1. SD
Status sosial ekonomi keluarga 1. < Rp 1.200.000
2. Rp 1.200.000 ─ 2.000.000 3. Rp 2.000.000 4. > Rp 3.500.000
Ordinal
Paritas Jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum persalinan saat ini
Rentang waktu antara kelahiran terakhir dengan kehamilan berikutnya
Riwayat persalinan abnormal yang pernah dialami
1. Abortus 2. Normal
3. SC 4. Infeksi yang pernah dialami
Nominal
Riwayat Penyakit
Jenis riwayat penyakit yang pernah diderita sebelum persalinan
1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
Penyebab Perdarahan
Jenis perdarahan Antepartum
Postpartum 1.Atonia uteri 2.Robekan jalan
lahir 3.Retensio
BAB IV
METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian
Jenis penenlitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian
deskritif retrospektif. Penelitian deskritif retrospektif didefenisikan suatu
penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi di masyarakat yang didasarkan pada catatan medis yang
terjadi di masa lalu (Notoatmodjo, 2012 ).
1.1.Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1.1.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah catatan medical record ibu yang
mengalami perdarahan antepartum dan postpartum di RSUP HAM tahun
2010-2015. Jumlah medical record ibu yang mengalami perdarahan antepartum 17
kasus antepartum dan perdarahan postpartum 25 kasus.
1.1.2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Nursalam, 2011). Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan total sampling yaitu
semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian.Jumlah sampel
1.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 1.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di ruangan rekam medik RSUP HAM
Medan dengan pertimbangan tersedianya data dokumen perdarahan antepartum
dan postpartum serta belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik
perdarahan antepartum dan postpartum tahun 2010-2015.
1.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan November 2016 sampai Juni 2017, dimulai
dari survey pendahuluan, seminar proposal dan pengolahan data serta ujian
seminar hasil (skiripsi).
1.3. Pertimbangan Etik
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia, maka etika penelitian harus di perhatikan yang meliputi :
1. Kebebasan ( Otonomi )
Prinsip ini berkaitan dengan kebebasan seseorang dalam menentukan
dirinya. Hak untuk memilih apakah ia disertakan atau tidak dalam
suatu penelitian dengan memberi persetujuan atau tidak memberi
persetujuan dalam informed consent.
2. Kemurahan hati (beneficience)
Perawat selalu berupaya agar segala tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien mengandung prinsip kebaikan (promote
hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien. Penelitian yang
dilakukan dengan melibatkan pasien sebagai responden hal ini untuk
mendapatkan suatu metode dan konsep yang baru untuk kebaikan
pasien.
3. Tidak merugikan (nonmaleficence)
Penelitian keperawatan mayoritas menggunakan populasi dan sample
manusia (pasien). Oleh karena itu, sangat beresiko terjadi kerugian
fisik dan psikis terhadap subjek penelitian. Jika penelitian dilakukan
oleh peneliti pemula maka akan timbul rasa cemas, takut, dan keraguan
pada pasien. Penelitian yang dilakukan oleh perawat sebaiknya tidak
mengandung unsur bahaya atau merugikan pasien.
4. Kerahasiaan (confidentiality)
Penelitian keperawatan yang dilakukan perawat wajib merahasiakan
data-data yang sudah dikumpulkannya. Subjek penelitian berhak untuk
meminta agar datanya tidak disebarkan untuk umum. Oleh karena itu,
jawaban tanpa nama dapat digunakan dan sangat dianjurkan subjek
penelitian tidak menyebutkan identitasnya.
5. Kejujuran (veracity)
Penelitian yang dilakukan perawat wajib menjelaskan manfaat, efek,
dan apa yang didapat jika pasien dilibatkan dalam penelitian tersebut.
Penjelasan ini disampaikan ke pasien karena pasien memiliki hak
6. Keadilan (justice)
Perawat peneliti yang sedang melakukan penelitian yang berkaitan
dengan intervensi keperawatan. Perawat harus adil dan tidak
membeda-bedakan dalam memberikan intervensi keperawatan kepada
pasien karena semua pasien memiliki hak yang sama dalam pemberian
intervensi keperawatan.
1.4. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat
pengumpulan data yaitu lembar dokumentasi dan catatan rekam medik ibu yang
mengalami perdarahan antepartum dan postpartum yang di dapatkan dari RSUP
HAM .
1.5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin
pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari lokasi penelitian
yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik Medan. Peneliti menjelaskan
waktu, tujuan, dan manfaat pelaksanaan penelitian kepada kepala rekam medik.
Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan adalah lembar dokumentasi
karakteristik perdarahan antepartum dan postpartum. Setelah didapatkan jumlah
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, pengumpulan data selesai
1.6.Analisa Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program pengolah data.
Analisa data menggunakan metode analysis univariat yang dilakukan pada suatu
variabel dari hasil penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap veriabel penelitian. Pada umumnya dalam
analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil Penelitian
5.1.1. Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah pasien yang ada di RSUP Haji Adam
Malik. Adapun karakteristik yang didapatkan mencakup umur, tingkat pendidikan,
penghasilan, paritas, usia kehamilan, jarak antar persalinan, riwayat penyakit
sebelumnya, jenis riwayat kehamilan, dan jenis perdarahan. Tabel 5.1. Distribusi
frekuensi dan presentase karakteristik sosiodemografi ibu yang mengalami
perdarahan antepartum dan postpatum (n=42).
Karakteristik Antepartum Postpartum
Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Usia
Hasil penelitian menujukkan bahwa ibu yang mengalami perdarahan
antepartum memiliki karakteristik sosiodemografi sebagai berikut: umur >35
tahun, pendidikan SMA, pendapatan keluarga < Rp. 1.200.000. sementara ibu
sebagai berikut: umur 20-35 tahun, pendidikan SMA, pendapatan keluarga < Rp
1.200.000.
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan presentase karakteristik ibu yang mengalami perdarahan antepartum (n=17)
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%) 3. Penyebab Perdarahan
Plasenta Previa 4. Riwayat Penyakit sebelum Persalinan
Ada 5. Jenis Riwayat Kehamilan
Abortus
Hasil penelitian menujukkan bahwa karakteristik obstetrik ibu yang
mengalami perdarahan antepartum adalah multipara, usia kehamilan >28 minggu,
penyebab perdarahan plasenta previa, riwayat penyakit sebelum persalinan, jenis
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan presentase karakteristik ibu yang mengalami perdarahan postpartum (n=25)
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%) 2. Jarak Persalian
< 2 Tahun 3. Penyebab Perdarahan
Autonia Uteri Retensio Plasenta Laseria Jalan Lahir
2 4. Jenis Penyakit Sebelum Persalinan
Ada 5. Riwayat Kehamilan/ Persalinan Abnormal
Secsio (SC)
Hasil penelitian menujukkan bahwa karakteristik obstetrik ibu yang
mengalami perdarahan postpartum adalah multipara, jarak persalinan>3 tahun,
penyebab perdarahan retensio plasenta, riwayat penyakit sebelum persalinan ada,
5.2. Pembahasan
5.2.1. Perdarahan Antepartum
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 17 kasus di RSUP Haji Adam
Malik Tahun 2010-2015 Medan, tentang karakterisitik ibu yang mengalami
perdarahan antepartum dan postpartum dari tahun 2010-2015, Berdasarkan umur
responden, mayoritas umur responden >35 tahun sebanyak 8 orang (47,1%),
20-35 tahun sebanyak 6 orang (20-35,3%), dan < 20 tahun sebanyak 3 orang (17,6%).
Ibu dengan umur berisiko mengalami perdarahan antepartum lebih besar
dibandingkan ibu dengan umur tidak berisiko.Hasil ini sesuai teori yang
menyatakan bahwa umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan umur
yang dianggap resiko dalam masa kehamilan.Kehamilan pada umur kurang dari
20 tahun panggul dan rahim masih kecil dan alat reproduksi yang belum
matang.Pada umur diatas 35 tahun, kematangan organ reproduksi mengalami
penurunan dibandingkan pada saat umur 20-35 tahun.Hal ini dapat mengakibatkan
timbulnya masalah-masalah kesehatan pada saat persalinan dan berisiko
terjadinya perdarahan antepartum (Manuaba, 2009).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wardana, (2007) menyatakan
peningkatan umur ibu merupakan faktor risiko perdarahan antepartum, karena
sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium menyebabkan
aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar
dengan luas permukaan yang lebih besar, untuk mendapatkan aliran darah yang
adalah 20-35 tahun. Risiko perdarahan antepartum meningkat dengan
bertambahnya usia ibu, terutama setelah usia 35 tahun.
Hasil penelitian tingkat pendidikan SMA 8 orang (47,1%), SD 5 orang
(29,4%), dan SMP 4 orang (23,5%). Pada penelitian ini pendidikan ibu
merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga kesehatan ibu, anak
dan keluarga.Tingkat pendidikan formal seorang ibu berkaitan dengan
pengetahuan dan kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitan selama kehamilan
dan persalinanya sehingga termotivasi untuk melakukan pengawasan kehamilan
secara berkala dan teratur.
Hasil penelitian penghasilan keluarga < 1.200.000 9 orang (52,9%),
1.200.000-2.000.000 4 orang (23,5%), dan > 2.000.0000 4 orang (23,5%). Pada
penelitian ini penghasilan dalam keluarga sangat berpengaruh dalam pemenuhan
nutrisi khususnya pada ibu yang sedang hamil dan setelah melahirkan, karena
nutrisi sangat penting untuk ibu dan janin yang di kandung dan mengurangi resiko
terjadinya perdarahan.
Hasil dari penelitian ini didapatkan data perdarahan antepartum yang
dilihat dari beberapa faktor yang dapat dilihat pada tabel 5.3.Berdasarkan paritas
multipara sebanyak 10 orang (58,8%), nulipara sebanyak 3 orang (17,6%),
primipara sebanyak 2 orang (11,8%), dan grandemultipara sebanyak 2 orang
(11,8%). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan frekuensi
terjadinya perdarahan antepartum meningkat pada seorang ibu hamil yang sudah
sering melahirkan Hendrik ( 2006). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryanti
kali dibandingkan dengan primipara. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Abdat (2010) yang menunjukan hasil distribusi
faktor risiko paritas ibu pada kejadian perdarahan antepartum dengan primipara
30% sedangkan pada multipara 70%. Hal ini menunjukkan kejadian perdarahan
antepartum meningkat pada multipara.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ernawati (2009)
karakteristik penderita perdarahan antepartum rawat inap di RSU Santa Elisabeth
bahwa proporsi paritas penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah nulipara
34,2% dan relative sama dengan paritas primipara dan multipara masing-masing
32,9%. Pada penelitian ini tidak ditemukan paritas grandemultipara pada pederita
pendarahan antepartum.
Hasil penelitian usia kehamilan >28 minggu 9 orang (52,9%), dan <28
minggu 8 orang (47,1%).Hasil penelitian ini sesuai denagn teori Winkjosastro
(2007) menyatakan bahwa perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir
setelah kehamilan 28 minggu. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang di lakukan
Ernawati (2002) dengan desian penelitian case series yang menemukan kasus
plasenta previa dengan proporsi usia kehamilan tertinggi penderita pendarahan
antepartum lebih dari 28 minggu 94,0%.
Hasil penelitian penyebab perdarahanplasenta previa 11 orang (64,7%),
solusio plasenta 4 orang (23,5%), dan penyebab lainnya 2 orang (11,8%).
Penyebab lain perdarahan antepartum adalah karena pecahnya sinum marginalis.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Bangun (2005) dengan
plasenta previa 76,2%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Simbolon
(2004) dengan penelitian Case Series bahwa proporsi penyebab perdarahan
tertinggi penderita pendarahan antepartum adalah plasenta previa 77,6%.
Berdasarkan riwayat penyakit sebelum persalinan ada 15 orang (88,2%),
dan tidak ada 2 orang (11,8%).
Hal berkaitan dengan paritas penderita perdarahan antepartum dengan
proporsi tertinggi multipara sebanyak 10 orang (58,8%).
Hasil penelitian jenis riwayat kehamilan secsio cesaria (SC) 14 orang
(82,4%), abortus 1 orang (5,9%), dan normal 2 orang (2%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan riwayat operasi
sesarea pada persalinan sebelumnya dapat meninggalkan jejas pada uterus,
sehingga dapat memungkinkan plasenta mencari tempat yang tepat untuk
menanamkan diri Husni (2014).Endometrium yang kurang baik juga dapat
menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang lebih baik, yaitu tempat yang
rendah dekat dengan Ostium Uteri Internum.Resiko melahirkan secara sesarea
berkali-kali membuat letak plasenta terlalu dekat dengan leher rahim sehingga jika
leher rahim terbuka bisa menyebabkan keguguran dan perdarahan hebat
(Prawiroharjo, 2009).
Riwayat seksio sesarea dilaporkan oleh Tabassum (2010) meningkatkan
risiko perdarahan antepartum sebesar 5,3 kali dan 1,6 kali pada penelitian
Cromwell et al. tahun 2011, serta Getahun et al. perubahan patologis dapat terjadi
yang mengakibatkan implantasi plasenta menjadi rendah pada ostium uteri
internum sehingga meningkatkan risiko perdarahan antepartum Ernawati (2006).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Simbolon (2004) bahwa
proporsi jenis riwayat kehamilan/persalinan jelek tertinggi penderita perdarahan
antepartum adalah seksio cesarean (SC) (71,9%).
Hal ini sesuai dengan Ernawati (2009) bahwa proporsi jenis riwayat
kehamilan atau persalinan jelek penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah
sescio caserea 50% dan terendah adalah premature 4,5%.
5.2.2. Perdarahan Postpartum
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 25 kasus di RSUP Haji Adam
Malik Tahun 2010-2015 Medan, tentang karakterisitik ibu yang mengalami
perdarahan antepartum dan postpartum dari tahun 2010-2015, umur 20-35 tahun
17 orang (68,0%), >35 tahun 7 orang (28,0%), dan < 20 tahun 1 orang ( 4,0%).
Pada penelitian ini usia 20-35 tahun merupakan kelompok usia reproduksi yang
optimal bagi ibu untuk hamil dan melahirkan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Simbolon (2004), bahwa
proporsi umur tertinggi antepartum pada kelompok umur resiko rendah 20-35
tahun sebesar (73,3%). Bahwa umur di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun
memiliki risiko mengalami perdarahan antepartum 3,1 kali lebih besar
dibandingkan ibu yang berumur 20 sampai 25 tahun. Umur paling aman bagi
seorang wanita untuk hamil dan melahirkan adalah umur antara 20-35 tahun,
karena mereka berada dalam masa reproduksi sehat. Kematian maternal pada ibu
meningkat secara bermakna, karena mereka terpapar pada komplikasi baik medis
maupun obstetrik yang dapat membahayakan jiwa ibu.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Sherzaman (2007) bahwa pada tingkat kepercayaan 95% ibu yang berumur di
bawah 20 tahun atau di atas 30 tahun memiliki risiko mengalami perdarahan
postpartum 3,3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berumur 20 sampai 29
tahun. Selain itu sejalan dengan penelitian Perdarahan pascapersalinan
yangmengakibatkan kematian maternal pada wanita hamil yang melahirkan pada
usia dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi daripada perdarahan pascapersalinan
yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perdarahan pascapersalinan meningkat
kembali setelah usia 30-35 tahun Agan (2007).
Hasil penelitian tingkat pendidikan SMA 8 orang (47,1%), SD 5 orang
(29,4%), dan SMP 4 orang (23,5%). Pada penelitian ini pendidikan ibu
merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga kesehatan ibu, anak
dan keluarga.Tingkat pendidikan formal seorang ibu berkaitan dengan
pengetahuan dan kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitan selama kehamilan
dan persalinanya sehingga termotivasi untuk melakukan pengawasan kehamilan
secara berkala dan teratur.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmi (2009) karakteristik penderita
perdarahan postpartum yang datang ke RSU Dr. Peringadi Medan Tahun
2001-2004 adalah SLTA 40,5% pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting
dalam menjaga kesehatan ibu, anak, dan keluarga. Tingkat pendidikan normal
kesulitan kehidupan dan persalinanya sehingga termotivasi untuk melakukan
pengawas kehamilan secara berkala dan teratur.
Hasil penelitian penghasilan keluarga <1.200.000 9 orang (52,9%),
1.200.000-2.000.000 4 orang (23,5%), dan > 2.000.0000 4 orang (23,5%). Pada
penelitian ini penghasilan dalam keluarga sangat berpengaruh dalam pemenuhan
nutrisi khususnya pada ibu yang sedang hamil dan setelah melahirkan, karena
nutrisi sangat penting untuk ibu dan janin yang di kandung dan mengurangi resiko
terjadinya perdarahan. Semakin sedikit pendapatan maka akan sangat berpengaruh
pada saat ibu yang mengalami perdaharan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Jika semakin tinggi pendapatan maka akan semakin cepat penanganan untuk
kebutuhan nutrisi pada ibu.
Hasil penelitian multipara 11 orang (44%), nulipara 8 orang (32%),
primipara 3 orang (12), dan grandemultipara 3 orang (12%).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmi (2009) proporsi tertinggi
penderita perdarahan postpartum tercacat 23,1%. Paritas mempunyai pengaruh
terhadap kejadian pendarahan postpartum karena setiap kehamilan dan persalinan
terjadi perubahan serabut otot pada uterus yang dapat menurukan kemampuan
uterus untuk berkontraksi.
Hasil penelitian jarak persalinan >3 tahun 9 orang (36%), <2 tahun 7 orang
(3%), dan 2-3 tahun 9 orang (36%).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmi (2009) bahwa proporsi
tertinggi perdarahan postpartum dari jarak persalinan tercacat adalah 2-3 tahun
melahirkan agar keadaan uterus dan kondisi ibu pulih kembali. Jarak kehamilan
pendekan akan meningkatkan resiko terhadap ibu dan anak jarak persalinan yg
optimal adalah antara 2-3 tahun.
Hasil penelitian penyebab perdarahan retensio plasenta 17 orang (68%),
autonia uteri 2 orang (8%), dan laseria jalan lahir 6 orang (24%).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmi (2009) karakteristik penderita
perdarahan postpartum yang datang ke RSU Dr. Peringadi Medan Tahun
2001-2004 proprsi tertinggi penderita pendarahan dari penyebab pendarahan yang
tercatat adalah retensio plasenta 60,5%. Hal ini berkaitan dengan tingginya
proporsi penderita dengan tindakan partus spontan sehingga kemungkinan adanya
keterlambatan lahirnya plasenta. Laserasi bisa disebabkan karena kelahiran
operatif (SC), kelahiran spontan tidak terkontrol, kelain kongenital pada
bagian-bagian maternal yang lunak, kontraksi pelvis, jaringan parut yang sudah ada
sebelunya akibat infeksi, cedara/ pembedahan. Persalinan yang dipaksa dapat
menyebabkan terjadinya rupture uteri.
Hasil penelitian riwayat penyakit sebelum persalinan ada 22 orang (88%), dan
tidak ada 5 orang (20%).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmi (2009) bahwa proporsi
tertinggi penderita perdarahan adalah pada ibu yang tidak ada riwayat obsetri jelek
70,7%. Hal ini berkaitan dengan paritas dan jarak persalinan ibu yang belum
pernah mengalami persalinan sebelumnya cukup tinggi sehingga tidak memiliki
Hasil penelitian jenis riwayat kehamilan normal 22 orang (88%), dan
secsio (SC) 3 orang (12%).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmi (2009) bahwa proporsi
tertinggi penderita perdarahan postpartum adalah partus spontan 96,3%. Hal ini
berkaitan dengan proporsi rujukan penderita perdarahan postpartum pada
BAB VI
KESIMPULAN dan SARAN
Pada bab ini akan dibuat kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil
penelitian sebagai berikut:
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka didapat beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
Dari hasil penelitian karakteristik ibu yang mengalami perdarahan antepartum dan
postpartum yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik di peroleh data perdarahan
berdasarkan umur antepartum > 35 tahun 8 orang (47,1%), umur postpartum
20-35 tahun 17 orang (68,0%), pendidikan antepartumSMA 8 orang (47,1%),
pendidikan postpartum SMA 13 orang (52,0) , dan penghasilan keluarga
antepartum < Rp. 1200.000 9 orang (52,9%), penghasilan keluarga postpartum <
Rp. 1200.000 13 orang (52,0%),. Berdasarkan hasil penelitian Penderita
Perdarahan Antepartum multipara 10 orang (58,8%), usia kehamilan >28 minggu
9 orang (52,9%), penyebab perdarahan plasenta previa 11 orang (64,7%), riwayat
penyakit sebelum persalinan ada 15 orang (88,2%), jenis riwayat kehamilan
Secsio (SC) 14 orang (82,4%). Hasil data penelitian Penderita Perdarahan
Postpartum multipara 11 orang (44%), jarak persalinan >3 tahun dan 2-3 tahun 9
orang (36%), penyebab perdarahan retensio plasenta 17 orang (68%), riwayat
penyakitsebelum persalinan ada 20 orang (80%), jenis riwayat kehamilan normal
6.1.Saran
6.1.1. Tenaga kesehatan
Penelitian ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan
untuk meningkatkan penanganan perdarahan antepartum dan
postpartum agar mengurangi angka kematian ibu.
6.1.2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dari sebab
terjadinya kejadian antepartum dan postpartum untuk menghindari
faktor resiko kejadian perdarahan dan meningkatkan pengawasan
pada ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
6.1.3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan terhadap kejadian perdarahan antepartum
dan postpartum, untuk meningkatkan kemampuan dalam
penelitian, sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik lebih
berguna lagi, dan juga menyediakan data bagi penelitian lanjutan