• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penyinaran Ultra Violet terhadap Patogenitas Fusarium moniliforme Penyebab Penyakit Pokahbung pada Tanaman Tebu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penyinaran Ultra Violet terhadap Patogenitas Fusarium moniliforme Penyebab Penyakit Pokahbung pada Tanaman Tebu"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Bagan Penelitian Jumlah unit pertanaman : 3

(2)

Lampiran 2. Deskripsi Varietas Tebu PS 862

DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 862 SK PELEPASAN

 Ruas-ruas tersusun lurus agak berbiku, berbentuk konis sampai kumparan dengan penampang melintang bulat.

 Warna ruas hijau kekuningan

 Lapisan lilin sedang mempengaruhi warna ruas

 Noda gabus, retak gabus dan retakan tumbuh tidak ada

 Alur mata sempit, dangkal, tidak mencapai tengah ruas

 Buku ruas berbentuk konis terbalik, mata akar terdiri dari 2 – 3 baris, baris paling atas tidak melewati puncak mata

 Teras berlobang agak besar 2. Daun

 Helai daun berwarna hijau, ukuran lebar daun sedang, ujung melengkung kurang dari setengah panjang helai daun

 Pada pelepah terdapat telinga dengan pertumbuhan kuat dan kedudukan tegak

 Rambut pelepah lebat, condong, panjang 2-3 mm, membentuk jalur sempit tidak mencapai ujung pelepah daun

3. Mata

 Terletak pada bekas pangkal pelepah daun

 Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada tengah mata

 Pusat tumbuh terletak di atas tengah mata

 Tepi sayap mata rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata

 Rambut tepi basal dan rambut jambul tidak ada

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan sedang

 Berbunga sedang

 Diameter batang besar

 Kerapatan batang sedang

2. Potensi produksi di ekolokasi unggulan Lahan Sawah

 Hasil tebu 993 ± 370 ku/ha

 Rendemen 9,45 ± 1,51%

(3)

Lahan tegalan

 Hasil tebu 883± 175ku/ha

 Rendemen 10,87 ± 1,21 %

 Hasil hablur 97,4 ± 2,04 ku/ha Pola Keprasan

 Hasil tebu 928 ± 75 ku/ha

 Rendemen 10,80 ± 0,50 %

 Hasil hablur 103,0 ± 10,2ku/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit

1. Hama : toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan penggerek batang

2. Penyakit : tahan terhadap mosaik dan blendok, peka terhadap pokahboeng Perilaku varietas

PS 862 sebelumnya dikenal dengan nama seri PS 86-8504 merupakan keturunan dari induk F 162 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian tahun 1998. PS 862 mempunyai perkecambahan baik dengan sifat pertumbuhan awal danpembentukan tunas yang serempak, berbatang tegak, diameter besar, lubang kecil-sedang, berbunga jarang, umur kemasakan awal tengah dengan KDT terbatas, kadar sabut sekitar 12%. Mudahnya daun tua diklentek dengan tanaman tegak dan serempak memberikan tingkat potensi rendemen tinggi. Kondisi tanah subur dengan kecukupan air sangat membantu pertumbuhan pemanjangan batang yang normal. Pada kondisi kekeringan atau drainasinya terganggu akan terjadi pemendekan ruas batang.

Perkecambahan mata tunas sangat mudah dan cepat tumbuh serempak. Respon terhadap pupuk N yang sangat tinggi mempunyai pengaruh bahwa apabila kekurangan N akan mudah berbunga. Oleh karena ini dosis N yang memadai dengan aplikasi yang tepat waktu sangat diinginkan oleh varietas ini. Varietas PsS 862 cocok dikembangkan pada tanah ringan sampai geluhan (Regosol, Mediteran, Alluvial). Anakan agak kurang dan sulit membentuk sogolan, oleh karena itu jumlah bibit pada saat tanam agak lebih rapat. Varietas ini memerlukan pengairan yang cukup dan masa tanam awal. Rendemen potensialnya sangat tinggi (12 %) pada awal giling (Mei-Juni), tetapi daya tahan rendemen relatif pendek. Pertumbuhan tegak, mudah klentek daun dan tebu tidak terlalu tinggi.

Keterangan

 Cocok untuk lahan tegalan dan dapat diusahakan di lahan sawah

 Tahan dikepras

 Sesuai untuk tanah aluvial beriklim C2 di wilayah Jatiroto dan di D3 di wilayah Camming, tanah mediteran beriklim D2 di wilayah Takalar, Comal, Sragi dan Sumberharjo

(4)

Data periode inkubasi

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

M0 4.67 7.33 4.00 4.00 20.00 5.00

M1 6.00 4.00 6.00 3.33 19.33 4.83

M2 5.67 4.00 6.00 7.67 23.33 5.83

M3 5.00 8.67 3.67 5.00 22.33 5.58

M4 2.00 7.00 7.33 6.33 22.67 5.67

Total 23.33 31.00 27.00 26.33 107.67

Rataan 4.67 6.20 5.40 5.27 5.38

KK = 34.69 % Transformasi Arc Sin

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

M0 12.48 15.71 11.54 11.54 51.26 12.82

M1 14.18 11.54 14.18 10.52 50.41 12.60

M2 13.77 11.54 14.18 16.07 55.56 13.89

M3 12.92 17.12 11.04 12.92 54.00 13.50

M4 8.13 15.34 15.71 14.58 53.76 13.44

Total 61.48 71.25 66.65 65.63 265.00

Rataan 12.30 14.25 13.33 13.13 13.25

KK = 18.56 % Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT F hit F Tabel Ket

0.05 0.01

Perlakuan 4 4.46 1.12 0.18 3.06 4.89 TN

Galat 15 90.72 6.05

(5)

Lampiran 4. Data Kejadian Penyakit

Data kejadian penyakit 1 minggu setelah aplikasi (msa)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

Data kejadian penyakit 2 minggu setelah aplikasi (msa)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(6)

Data kejadian penyakit 3 minggu setelah aplikasi (msa)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

M0 100 100 100 100 400 100

M1 100 100 100 100 400 100

M2 100 100 100 100 400 100

M3 100 100 100 100 400 100

M4 100 100 100 100 400 100

Total 500 500 500 500 2000

Rataan 100 100 100 100 100

KK = 0%

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT F hit F Tabel Ket

0.05 0.01

Perlakuan 4 0.00 0.00 0 3.05556828 4.89320959 TN

Galat 15 0.00 0.00

(7)

Lampiran 5. Data Keparahan Penyakit

Data keparahan penyakit 3 minggu setelah aplikasi (msa)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

(8)

Lampiran 6. Gambar Tanaman Tebu 5 Perlakuan Yang Di Uji

Tanaman perlakuan M0 Tanaman perlakuan M1

Tanaman perlakuan M2

(9)

Lampiran 6. Gambar Mikroskopis F. moniliforme

Perlakuan M0 Perlakuan M1

Perlakuan M2

(10)

Lampiran 7. Gambar suspensi F. moniliforme

Lampiran 8. Gambar Cara Inokulasi F. moniliforme

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, untuk mengetahui kemampuan awal berpikir kritis siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan model predict-observe-explain , maka dilakukan

anisopliae sebagai agen pengendali hayati telah banyak dilakukan namun masih jarang yang menganalisis tingkat kerusakan yang terjadi pada jaringan dari larva yang

Kewarganegaraan kelas V Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota, dan teknik pengukuran adalah pengumpulan data dengan menggunakan tes yang dilakukan sebelum maupun

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut: (1) Strategi implementasi nilai kejujuran kedisiplinan dan tangung jawab

Tema bangunan adalah metafora riak air untuk merepresentasikan keberadaan sungai Babura, Sehingga instalasi seni pada bangunan menggunakan konsep air yang memberikan aspek

pengeluaran kolostrum early kelompok intervensi lebih besar dibandingkan kelompok kontrol, namun secara statistik tidak terdapat pengaruh bermakna mobilisasi ibu post

Bangunan galeri ini diharapkan dapat mencukupi penilaian galeri yang layak secara taraf nasional dan internasional dikarenakan medan adalah kota besar ketiga di Indonesia

akan digunakan dalam proses produksi.  Mengeluarkan dan membagikan uang gaji karyawan setiap bulan.  Membuat laporan rekapitulasi gaji. Departemen Biro Produksi atau PPC.