PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan kelangsungan produktivitas hidupnya
menyebabkan manusia sebagai faktor utama dibalik terjadinya perubahan
penutupan lahan. Perubahan penutupan lahan merupakan suatu kombinasi dari
hasil interaksi sosial-ekonomi, politik dan budaya. Penutupan lahan merupakan
istilah istilah yang berkaitan dengan jenis kenampakan yang ada di permukaan
bumi (Lillesand dan kiefer, 1990).
Penggunaan lahan (Land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi
manusia terhadap lahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar yaitu
penggunaan lahan untuk pertanian dan penggunaan lahan bukan untuk pertanian.
Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,
hidrologi, dan vegetasi dimana faktor- faktor tersebut mempengaruhi potensi
penggunaannya. Termasuk didalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia,
baik pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi daerah-daerah pantai,
penebangan hutan, dan akibat-akibat merugikan seperti erosi dan akumumulasi
garam (Hardjowigeno, 2001).
Lahan yang luas dan subur dengan kualitas sumberdaya manusia yang
berpikiran maju merupakan faktor pendukung utama. Namun demikian dengan
kondisi lahan yang terbatas dan kemampuan lahan tidak merata, maka
pengembangan pertanian, kehutanan dan perkebunan yang berkelanjutan harus
mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Faktor pembatas yang umum
sumber daya alam, dimana data dan informasi merupakan instrument yang sangat
penting dalam perencanaan pembangunan.
Salah satu cara evaluasi lahan adalah melakukan klasifikasi lahan untuk
penggunaan tertentu. Penggolongan kemampuan lahan didasari tingkat produksi
pertanian tanpa menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu yang sangat panjang
(Sitorus, 1985).
Dalam mengambil keputusan tentang memilih jenis tanaman apa yang
tepat bagi suatu lahan maka diperlukan perencanaan yang tepat. Perencanaan dan
pengambilan keputusan yang tepat harus dilandasi oleh data dan informasi yang
yang akurat tentang kondisi lahan. Jenis penggunaa lahan dilokasi penelitian
sampai saat ini lebih didominasi oleh penggunaan lahan pertanian atau
perkebunan. Hal ini tentu saja dikarenakan oleh berbagai sebab dan salah satunya
adalah faktor fisik lingkungan. Oleh karena itu kajian faktor fisik lingkungan
terhadap perubahan penggunaa lahan cukup menarik untuk dilakukan.
Kota Aceh Singkil merupakan kota tujuan program tranmigrasi yang
cukup luas. Badan Pusat Statistik (2013) menyatakan bahwa Kabupaten Aceh
Singkil ini mempunyai luas daerah sekitar 1.857,88 Km. Kota Aceh Singkil
berbatasan langsung dengan Kota Subulussalam pada bagian utara, pada bagian
selatan berbatasan Samudera Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi
Sumatera Utara, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Ditinjau dari aspek topografi kota Aceh Singkil berada pada ketinggian 6 s/d 74
m dpl yang terdiri dari 11 Kecamatan. Selain itu, Badan Pusat Statistik juga
terletak didalam kecamatan tersebut. Nama desa tersebut antara lain Lae Pinang,
Lae Sipola, Mukti Harapan, Mukti Jaya, Pea Jambu, dan Singkohor.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka diperlukan data-data spasial
Kecamatan Singkohor yang berguna dalam pemanfaatan dan pengelolaan
sumberdaya dan ruang di Kecamatan Singkohor yang direncanakan secara
berkelanjutan. Maka dari itu, perlu diadakan penelitian tentang evaluasi
penggunaan lahan di Kecamatan Singkohor, Kabupaten Aceh Singkil.
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tutupan lahan di
kecamatan Singkohor dan mengetahui fungsi penggunaan lahan lain yang terdapat
di kecamatan Singkohor.
Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar kajian pencapaian kebijakan
dan peran institusi dalam pengembangan kecamatan Singkohor di kota
Aceh Singkil.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi guna penelitian lebih
lanjut tentang pengembangan kecamatan Singkohor kota Aceh Singkil.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pengelolaan