• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN SISTEM PEMILU INDONESIA DEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN SISTEM PEMILU INDONESIA DEN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut moh. Kusnardi & harmaily ibrahim pemilihan umum merupakan sebuah cara untuk memilih wakil-wakil rakyat. Oleh karenanya bagi sebuah negara yang mennganggap dirinya sebagai negara demokratis, pemilihan umum itu wajib dilaksanakan dalam periode tertentu. Bagir manan dalam bukunya menyatakan pemilihan umum yang diselenggarakan dalam periode lima 5 tahun sekali adalah saat ataupun momentum memperlihatkan secara langsung dan nyata pemerintahan oleh rakyat. Ketika pemilihan umum itulah semua calon yang bermimpi duduk sebagai penyelenggara negara dan juga pemerintahan bergantung sepenuhnya pada kehendak atau keinginan rakyatnya. . Menurut pasal 1 angka 1 uu no 10 tahun 2008, pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung,umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam negara kesatuan republik indonesia berdasarkan pancasila dan uudnri tahun 1945.

(2)

Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan walaupun tidak begitu akurat, partisipasi dan kebebasan masyarakat. Sekalipun demikian, disadari bahwa pemilihan umum (pemilu) tidak merupakan satu-satunya tolak ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain yang lebih bersifat berkesinambungan. Pemilihan umum memang menunjukkan seberapa besar partisipasi politik masyarakat, terutama di negara berkembang. Kebanyakan negara ini ingin cepat mengadakan pembangunan untuk mengejar keterbelakangannya, karena dianggap bahwa berhasil-tidaknya pembangunan banyak bergantung pada partisipasi rakyat. Ikut sertanya masyarakat akan membantu penanganan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan etnis, budaya, status sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Integritas nasional, pembentukan identitas nasional, serta loyalitas terhadap negara diharapkan akan ditunjang pertumbuhannya melalui partisipasi politik.

(3)

Di samping pemilu untuk pemilihan presiden, ada pula pemilu paruh waktu, yang diadakan pada pertengahan masa jabatan presiden. Dalam pemilu ini yang dipilih bukanlah presiden melainkan seluruh anggota dewan perwakilan dan sepertiga dari semua senator dari tiap negara bagian. Selain negara bagian, ada satu daerah federal dan ada beberapa daerah yang bisa disebut sebagai daerah jajahan.

(4)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka penulis dapat merumuskan suatu masalah, yaitu apakah perbedaan dan persamaan system pemilu Indonesia dibandingkan dengan sistem pemilu amerika dengan landasan konstitusionalnya masing-masing?

C. TUJUAN PENULISAN

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN KONSTITUSIONAL SISTEM PEMILU INDONESIA DENGAN AMERIKA.

Sejak kemerdekaan hingga sekarang bangsa Indonesia telah menyelenggarakan sebelas kali pemilihan umum, yaitu tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009 dan yang terakhir adalah 2014. Akan tetapi pemilihan pada tahun 1955 merupakan pemilihan umum yang dianggap istimewa karena ditengah suasana kemerdekaan yang masih tidak stabil Indonesia melakukan PEMILU , bahkan dunia internasional memuji pemilu pada tahun tersebut. Secara konstitusiaonal pemilu Indonesia diatur dalam pasal 22E Undang-undang dasar amandemen ke empat, Untuk pemilu di Indonesia semuanya serentak mempunyai masa jabatan 5 tahun. DPR, DPD Diatur dalam UU No. 10 Tahun 2008 Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD. Dan UU No. 42 Tahun 2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Sesuai dengan Konstitusi tahun 1787 yang mengalami perubahan sebayak 27 kali, Di amerika serikat sendiri pemilihan diatur dalam pasal 1 dan pasal 2. Sedangkan untuk kelanjutannya diserahkan pada negara bagian masing-masing.

B. SISTEM PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILU.

(6)

wakil yang akan dipilih adalah orangnya langsung, maka pemilih bisa akrab dengan wakilnya.

Kelebihan Pemilu sistem Distrik

 Sistem ini merangsang terjadinya integrasi diantara partai, disebabkan kursi kekuasaan yang diperebutkan hanya satu.

 Perpecahan partai dan pembentukan partai baru bisa dihambat, bahkan bisa mendorong penyederhanaan partai secara natural.

 Distrik ialah daerah kecil, karena itu wakil terpilih kemungkinan akan dikenali dengan baik oleh komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih dekat

 Untuk partai besar, lebih gampang untuk memperoleh kedudukan mayoritas di parlemen.

 Jumlah partai yang terbatas menyebabkan stabilitas politik mudah tercapai.

Kelemahan Pemilu Sistem Distrik

 Partai besar lebih berkuasa karena terdapat kesenjangan persentase suara yang diperoleh dengan jumlah kursi di partai politik

 Partai kecil dan minoritas merugi sebab sistem ini menyebabkan banyak suara terbuang.

 Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen & pluralis.

(7)

Sementara Indonesia menggunakan Sistem Proporsional, Sistem yang melihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda gambar kertas suara saja. Sistem proporsional banyak dianut oleh negara multipartai, seperti Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda.

Kelebihan Pemilu Sistem Proporsional

 Dinilai lebih mewakili suara rakyat sebab perolehan suara partai sama dengan persentase kursinya di parlemen.

 Setiap suara dihitung & tidak ada yg terbuang sehingga partai kecil & minoritas mempunyai kesempatan memperoleh suara dan menempatkan wakilnya di parlemen. Sistem ini dianggap lebih mewakili masyarakat pluralis dan heterogen.

Kekurangan Sistem Proporsional

 Sistem proporsional ini kurang mendukung adanya integrasi partai politik. Jumlah partai yang semakin banyak menghambat integrasi partai.

 Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal ini memberikan kedudukan yang kuat pada dewan pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di parlemen.

(8)

Hanya saja dalam sistem pemilu di USA, pilihan rakyat tak mutlak menentukan kemenangan seorang calon presiden/kandidat sebab dalam pelaksanana pemilihan calon presiden & wakil presiden, Amerika Serikat memakai sistem “Electoral College”. Electoral College adalah dewan pemilih yang akan memilih presiden. Anggotanya dipilih oleh rakyat pada hari pemilu. Para utusan itu sudah berjanji di awal untuk memilih kandidat tertentu. Jumlah utusan pada dewan pemilih yaitu dua orang ditambah jumlah anggota DPR dari negara bagian tersebut. Jadi, beberapa negara bagian memiliki jumlah utusan terbanyak, seperti contohnya, California, dan menjadi begitu menentukan dalam pemenangan pemilu. Dengan demikian, pemilihan presiden dan wakil presiden sebenarnya merupakan pemilu dengan cara tidak langsung tetapi diwakilkan pada dewan pemilih sebab pemenangnya ditentukan oleh suara para pemilih dalam Electoral College saat hari pencoblosan. Tata cara pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden di Amerika dalam rangka pelaksanaan pemilihan umum presiden & wakil presiden di Amerika Serikat ,masyarakat menggunakan hak pilihnya sebanyak dua dua kali,yaitu :

i. Pertama, untuk memilih calon presiden yang populer.

ii. Kedua, untuk memilih utusan berjumlah 538 yang mewakili 50 negara bagian.Utusan inilah yang berhak memilih presiden. Jadi, pilihan rakyat hanya berguna untuk menentukan popularitas kandidat.

C. SISTEM KEPARTAIAN.

(9)

jumlahnya,yaitu partai tunggal totaliter dengan satu partai yang berkuasa penuh seperti yang diterapkan pada negara komunis ataupun fasis, partai tunggal dominan yang didalamnya terdapat lebih dari satu partai tetapi ada satu partai besar yang menguasai secara dominan seperti di Jepang,serta yang terakhir adalah bentuk sistem partai tunggal yang tanpa partai sebagaimana diterapkan dalam sistem politik Otokrasi Tradisional seperti di Brunei Darussalam dan Arab Saudi. Sistem dwipartai bersaing merupakan suatu sistem kepartaian yang didalamnya terdapat dua partai yang bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan kewenangan memerintah melalui pemilihan umum. Dalam sistem kepartaian ini, pembagian fungsi diantara kedua partai dibagi secara jelas, yaitu partai yang memenangkan pemilu akan mendapatkan kewenangan memerintah dalam pemerintahan sedangkan yang kalah menjadi oposisi dalam pemerintahan. Sistem banyak partai merupakan suatu sistem yang terdiri atas lebih dari dua partai yang dominan. Sistem ini merupakan produk dari struktur masyarakat yang majemuk, baik secara kultural maupun secara sosial ekonomi. Selain pembagian sistem kepartaian berdasarkan jumlah partai yang ada, Giovanni Sartori kemudian memiliki klasifikasi sistem kepartaian tersendiri berdasarkan atas jarak ideologi antar partai yang ada. Menurut Giovanni Sartori, sistem kepartaian dapat dipilah menjadi 4 sistem kepartaian berdasarkan jarak ideologi di antara partai-partai yang ada, yaitu:

a. Pluralisme sederhana yang tidak terpolarisasi, bipolar (dua partai) dan sentripetal seperti sistem dua partai di Amerika Serikat.

b. Pluralisme moderat yang memiliki polaritas kecil, bipolar dengan tiga atau empat partai sebagai basis, dan sentripetal seperti sistem banyak partai di Belanda. c. Pluralisme ekstrim yang memiliki polaritas besar, multipolar dengan banyak

partai,dan sentrifugal seperti sistem kepartaian di Italia.

(10)

diizinkan ada tetapi hanya sebagai partai kelas dua karena mereka tidak diizinkanuntuk berkompetisi bebas dengan partai hegemoni seperti ketika masa Orde Baru diIndonesia dimana kekuasaan Golkar pada saat itu nyaris tidak tersentuh oleh partai politik lain.

Setelah Perubahan UUD 1945, kedudukan dan peranan parpol dalam system ketatanegaraan Indonesia menjadi semakin strategis. Secara eksplisit dalam Pasal 22E ayat(3) UUD 1945 dinyatakan bahwa hanya parpol yang menjadi peserta pemilihan umum (Pemilu) untuk memilih anggota DPR dan DPRD yang kemudian menjadi argumentasi untuk pemberian hak recall oleh parpol atas anggotanya yang duduk di lembaga perwakilan (DPRdan DPRD). System kepartaian di Indonesia menggunakan system multi partai ini tersirat dalam Pasal 6A ayat (2) juga secara tegas dinyatakan bahwa pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan parpol, demikian pula untuk pengusulan calon kepada daerah dan wakil kepala daerah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung, menurut UU No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, parpol menjadi “embarkasi” dan “kendaraan” bagi pencalonan kepala daerah/wakil kepala daerah. Sistem multi partai yang dianut oleh Indonesia, menjadi salah satu kendala bagi masyarakatnya dalam menentukan pemimpin negara. Karena tentunya dapat membuat kita bingung menentukan pilihan ditambah lagi kurangnya sosialisasi secara mendalam ke masyarakat tentang kandidat yang ada

Sistem partai politik modern di Amerika Serikat adalah sistem dua partai yang didominasi oleh Partai Demokrat dan Partai Republik. Kedua-dua partai ini memenangi setiappemilihan Presiden Amerika Serikat sejak tahun 1852 dan mengendalikan Kongres Amerika

Serikat paling sedikit sejak tahun 1856. Beberapa partai ketiga dari waktu ke waktu

(11)

dua partai besar, Partai Demokrat secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kiri di dalam politik Amerika dan mendukung prinsip liberalisme Amerika, sedangkan Partai Republik secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kanan dan mendukung prinsip konservatisme Amerika. Partai Republik membawakan kepentingan pengusaha, kalangan militer, dan golongan konservatif. Sementara Partai Demokrat, lebih dekat ke kalangan pekerja, gerakan sosial bernuansa hak asasi manusia, dan kesejahteraan sosial.

D. PENGAWAS PEMILIHAN.

Di Amerika pemilihan dilakukan di negara-negara bagian yang memiliki peraturan-peraturan pemilihan yang dibuat oleh legislatif masing-masing negara bagian. Pelanggaran terhadap peraturan pemilihan ini dapad digugat kedepan pengadilan setempat atau diajukan protes ke Dewan Penyelidik Pemerintahan Daerah yang terdiri atas Pengawas, Hakim Pengadilan Daerah, dan Kepala Dewan Komisaris Daerah. Selain itu terdapat pula Komisi Penyelidik Pemilihan yang terdiri atas Gubernur, Sekretaris Negara, Kepala Divisi Pemilihan. Komisi ini bertugas menyelidiki dan menyusun hasil-hasil pemilihan, kandidat pemenang pemilihan dan bertanggung jawab atas kelalaian umum sistem pemilihan. Terdapat pula Pengawas Pemilihan (Supervisor) di setiap kabupaten yang bertugas menunjuk Dewan Pemilih yang terdiri atas inspektur dan karyawannya. Dewan ini bertugas menyelenggarakan pemberian suara, penghitungan suaram mengesahkannya kepada Supervisor pada tengah hari sesudah pemilihan.

(12)

mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk tingkat pusat, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwaslu provinsi dan Panwaslu kabupaten/kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi dan kabupaten/kota., Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya disebut Panwaslu kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwaslu kabupaten/kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan.Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa/kelurahan. Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di luar negeri.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM PEMILU AMERIKA

DAN INDONESIA.

Mengapa Amerika Serikat yang dikategorikan sebagai negara yang demokratis hanya mendapatkan sekitar 60% suara sedangkan Indonesia yang di “cap” sebagai negara yang otoriter mendapatkan sekitar 90% suara?

Dalam berbagai pemilihan dalam pemilu peserta bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kategori, pemilih yang idealis, pemilih yang pragmatis, atau pemilih yang politis. Pembagiannya lainnya bisa disederhanakan menjadi dua pemilih, yaitu pemilih politis, dan pemilih awam. Dimana secara sederhana bisa dikatan pemilih politi adalah pemilih yang terdidik, menggunakan analisa politik, dan rasio untuk menentukan pilihan ini yang disebut dengan educated voters, dan pemilih awam adalah pemilih yang memilih bukan karena alasan yang politis dan logis.

(13)

mobilisasi suatu massa menuju suatu TPS, agar memilih partainya, atau akan diberikan imbalan sebagai pengganti karena telah memilih dirinya, prakte-praktk seperi ini lah yang telah mencederai demokrasi itu endiri, sehingga 90% dianggap sebagai sebuah angka semu, yang tidak diketahui seberapa besar pemilih yang mengikuti pemilu atas kemauan nya sendiri. Pendekatan ini jelas sangat jauh berbeda dengan pendekatan di pemilu Amerika, dimana para calon presiden lebih menggunakan pendekatan personal di bandingkan pendekataan partai, para kandidad datang ke setiap negara bagian, dan mengadakan sebuah pertemuan langsung dengan para pemilih untuk mendengar dan menyampaikan aspirasinya, pendekatan dengan iklan, dan email sangat gencar dilakukan di Amerika, dialog antara kandidat yang disiarkan di TV pun akhirnya memberikan gambaran jelas pada para pemilih, tentang kandidatnya itu sendiri.

(14)

Di Indonesia sendiri sedang dihadapkan dengan kenyataan bahwa jumlah golput dalam setiap pemilihan selalau meninggi, dan yang lebih parah lagi kebanyakan dari orang-orang yang memilih untuk golput berasal dari kalangan muda yang banyak diantaranya adalah akademisi, yang lebih “melek’ tentang realitas politik, sehingga pemilih di Indonesia lebih banyak berasal dari kalangan tua yang sangat identik dengan partaisentris, mereka tidak memilih berdasar idealism, atau program-program yang diajukan oleh kandidat, tapi lebih ke fanatisme partai yang mana adalah hasil dari rezim Orde Baru dahulu, berbeda dengan yang dialami Amerika, walapun dalam kenyataannya jumlah partisipasi pemilihan di Amerika jauh lebih rendah di banding Indonesia, namun tren di Amerika adalah semakin banyak pemilih dari kalangan muda setiap tahunnya, dimana kalangan muda ini rata-rata lebih teredukasi dalam politik di banding kalangan yang lebih tua.

(15)

Tingginya tingkat pemilih di Indonesia juga tida diimbangi dengan perubahan sistem yang lebih demokrtis pula, di Indonesia penduduknya dan perkembangan sangatlah tidak merata, lebih dari setengah penduduknya berada di Jawa, sehingga bisa dikatan bahwasanya presiden yang terpilih adalah presiden yang hanya mewakili hak-hak orang Jawa, berbeda dengan Amerika yang tingkat penyebaran penduduknya sudah mulai merata, sehingga tiap negara bagian bisa mendapatkan perwakilan yang sesuai dengan kepentingan mereka. Indonesia sendiri walaupun sangat demokratis tapi masih sangat bermasalah dengan moral banggsa, seperti korupsi, dan juga HAM yang belum di jaga dengan baik di negeri ini, hukum yang masih compng camping, membuat bangsa ini belum bisa memenuhi cirri-ciri demokrasi yang sesuai dengan teorinya, sehingga bisa disimpulkan walaupun tingkat partisipasi dalam pemilu sangat besar, Indonesia masih belum bisa menempatkan dirinya sebgai negara yang mempunyai sifat yg lebih demokratis dibandingkan pemerintahan di Amerika.

Berikut rincian secara umum perbandingan system pemilu Amerika serikat dengan system pemilu Indonesia:

Amerika serikat Indonesia

Partai hanya 2 yaitu partai demokrat dan partai republik

Partai ada banyak

Karena hanya ada 2 partai maka hanya ada 2 calon presiden

(16)

Calon presiden masing-masing partai terlebih dahulu di seleksi melalui konsesi yang melibatkan kader masing-masing partai.

Setiap partai berlomba-lomba mengajukan calon presiden

Dalan konsesi hanya masyarakat yang mendaftar dalam partai atau terdaftar yang boleh ikut menentukan calon presiden

Pemilu ada 2 kali yaitu untuk memilih partai dan calon presiden,pemilu yang lalu pilpres ada 2 tahap.

Karena ada 2 partai maka salah satu akan menjadi partai penguasa dan partai yang lain menjadi partai oposisi

Tidak jelas partai yang menang sama partai yang jadi oposisi

Pemilu dilakukan 2 kali yaitu pemilu untuk pemilih umum atau masyarakat dan pemilu yang diikuti oleh para senator

Dpr juga mengelompok sendiri-sendiri sesuai partai masing-masing

Pelaksanaan pemilu di amerika serikat memakan waktu dua tahun

Orang indonesia berkampanye dengan sistem direct selling, door to door

Pemilihan umum (pemilu) amerika serikat diselenggarakan setiap dua tahun sekali

Pemilihan umum di indonesia

(17)

BAB III

PENUTUP

Sistem pemilihan umum merupakan salah satu instrumen kelembagaan penting di dalam negara demokrasi. Demokrasi itu di tandai dengan 3 (tiga) syarat yakni : adanya kompetisi di dalam memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan, adanya partisipasi masyarakat, adanya jaminan hak-hak sipil dan politik. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diadakanlah sistem pemilihan umum, dengan sistem ini kompetisi, partisipasi, dan jaminan hak-hak politik bisa terpenuhi dan dapat dilihat. Secara sederhana sistem politik berarti instrumen untuk menerjemahkan perolehan suara di dalam pemilu ke dalam kursi-kursi yang di menangkan oleh partai atau calon, dalam hal ini system politik Amerika dan Indonesia tidak ada perbedaan. Indonesia sendiri walaupun tingkat partisipasinnya lebih baik dari amerika tapi masih sangat bermasalah dengan pemahaman politik dan tujuan dari politik. Politik yang pada hakekatnya adalah baik, tetapi belum di jaga dengan baik di negeri ini, hukum yang masih dianggap sebagai dagangan politik, semakin membuat bangsa ini belum bisa memenuhi ciri-ciri demokrasi yang sesuai dengan teorinya, sehingga bisa disimpulkan walaupun tingkat partisipasi dalam pemilu sangat besar, Indonesia masih belum bisa menempatkan dirinya sebgai negara yang mempunyai sifat yg lebih demokratis dibandingkan pemerintahan dan masyarakat di Amerika.

(18)

Referensi

Dokumen terkait

diperlukan Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P2 (menurut DIN 3181) untuk partikel padat dan cair bahan berbahaya Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan,

Menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran dan pembinaan sivitas akademika di lingkungan FKIP UNIMUDA Sorong untuk menghasilkan tenaga pendidik yang profesional, unggul

2.1 Measurement in classical fringe analysis 7 2.2 Schematic diagram of Michelson interferometer 16 2.3 Schematic diagram of Mach-Zehnder interferometer 17 2.4

1) Character, merupakan keadaan watak/sifat, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Ini dapat dilihat dengan meneliti riwayat hidup nasabah, reputasi

Menimbang, bahwa oleh karena pada waktu putusan perkara Nomor : 122/Pdt.G/2014/PN.Cbi dibacakan dipersidangan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibinong pada

Dalam keberhasilan induksi pembelahan sporofitik ditunjukkan dengan parameter pengamatan yang dilakukan pada induksi pembelahan sporofitik mikrospora dengan

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus karena skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Kompensasi, Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (Studi

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengkaji; (1) tingkat kelayakan isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Penjasorkes SD Kelas 4 yang