• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prinsip dasar demokrasi adalah setiap orang dapat ikut serta dalam proses

pembuatan keputusan politik. Dalam suatu sistem politik yang demokratis para

pemimpin dipilih langsung oleh rakyat. Para politisi atau pejabat publik sebagai

wakil rakyat akan berbuat maksimal sesuai dengan aspirasi masyarakat. Era

reformasi adalah era keterbukaan untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat

terhadap perkembangan politik maupun kritik terhadap kinerja terhadap aparatur

negara. Hal ini disebabkan karena tidak ada lagi sistem yang mengekang

kebebasan berpendapat dan berbicara, baik secara represif maupun preventif

seperti halnya pada masa pemerintahan orde baru dan kedaulatan rakyat dapat

dicapai.

Salah satu sarana kedaulatan rakyat itu adalah melalui pemilihan presiden

secara langsung sebagaimana dituangkan dalam UU no. 23 Tahun 2003 tentang

Pemilihan presiden secara langsung karena lebih demokratis dan mencerminkan

kedaulatan rakyat dan presiden terpilih mempunyai legitimasi kekuasaan lebih

besar dari rakyat.1Masyarakat memiliki porsi yang besar dalam mempengaruhi

berjalannya pemerintahan yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam pemilihan

umum. Pemilihan umum di Indonesia pada awalnya hanya ditujukan untuk

memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota saja. Namun, setelah amandemen keempat UUD 1945 pada

2002, pemilihan presiden dan wakil presiden yang semula dilakukan oleh MPR,

disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pemilihan presiden pun

1

(2)

dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pemilihan presiden sebagai bagian dari

pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004.

Pemilihan presiden pada 2004 menghadirkan beberapa pasang nama untuk

bertarung dalam kancah pemilihan presiden secara langsung. Diantaranya

Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono

Sudiro Husodo, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, dan Hamzah

Haz-Agum Gumelar. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla berhasil

memenangkan pemilihan presiden secara langsung pada pemilihan presiden

putaran kedua dan berhasil menjabat pada periode 2004-2009.2 Pada pemilihan

presiden 2009 ia kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada namun kali ini

berpasangan dengan Boediono, seorang pakar ekonomi. Hingga akhirnya Susilo

Bambang Yudhoyono kembali terpilih sebagai presiden3 dengan menggunakan

Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya sama dengan pemilihan presiden

2004.4

Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan purnawirawan militer yang

terjun ke dalam pemerintahan5 pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid dan

pemerintahan Megawati Soekarnoputri yang dilantik sebagai menteri.6 Karir

panjangnya di dunia militer menjadikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai

salah satu jenderal reformis yang populer di kalangan publik. Dalam membahas

mengenai Susilo Bambang Yudhoyono maka sangat erat kaitannya dengan

pencitraan dan hasil survei serta polling yang selama pemerintahan Susilo

Bambang Yudhoyono kerap mewarnai perjalanan karir politiknya. Survei survei

dan polling yang diadakan oleh lembaga independen di Indonesia ini mencoba

menggambarkan besarnya dukungan dan antusiasme masyarakat terhadap

2

Femi Adi Soempeno, Indonesia Memilih, Yogyakarta: Galangpress, 2009 hal.10

3

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Umum_Presiden_dan_Wakil_Presiden_Indonesia_2009 diakses pada 27 Oktober 2011 pukul 23.14

4

Suhendro Boroma, Ba htera Menuju Istana, Jakarta : Pelangi Indah, 2005. hal. 157

5

Hendri Supriyatmono, SBY Profil Pra jurit Demokrat, Jogyakarta : Bigraf Publising, 2005, hal. 7

6

(3)

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono termasuk juga tingginya angka

ketidakpuasan masyarakat setelah Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa. 7

Misalnya survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia. Dalam

masa pemerintahan SBY periode 2004-2009, menurut LSI, tingkat kepuasan

publik terhadap kinerja SBY mengalami fluktuasi, dari 80 persen pada akhir 2004

lalu terus merosot hingga mencapai 45 persen pada Juni 2008 ketika SBY untuk

ketiga kalinya menaikkan harga BBM. Beruntung kepuasan publik terhadap SBY

kembali menguat pada akhir 2008. Kecenderungan positif terhadap kinerja SBY

ini berlanjut hingga musim pemilu di tahun 2009.8

Hal inilah yang menjelaskan mengapa Partai Demokrat yang didirikan

SBY mengalami lonjakan elektoral hampir tiga kali lipat ketimbang Pemilu 2004.

Ini pula yang menjelaskan mengapa SBY dengan mudah menang dalam satu

putaran dalam pemilihan presiden Bulan Juli 2009. Tren positif ini berlanjut

pasca-pemilihan presiden dan mencapai 84 persen pada September 2009.9

Memasuki tahun ketiga kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tren

tingkat kepercayaan publik terus menurun seiring anggapan bahwa Susilo

Bambang Yudhoyono telah gagal dalam menangani masalah-masalah ekonomi

seperti pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran serta lemahnya posisi

pemerintah dalam mentsabilkan harga-harga bahan pokok di pasaran. Disisi lain,

masih menurut survei, rakyat masih menaruh harapan yang besar kepada

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam penegakan hukum dan

penanganan kasus-kasus korupsi. Sumber kepuasan dan ketidakpuasan ini adalah

penilaian rakyat terhadap kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang

meningkat dan menurun hampir di semua sektor yang dirasakan oleh rakyat.

7

Samsul Muarif dan Ian Suherlan, Duel SBY-Mega, Merebut RI-1 2009-2014, Jakarta: Indonesia Press, hal. 22

8

www.lsi.or.id diakses pada Senin, 2 Januari 2012 pukul 12.20

9

(4)

Menjadi sangat menarik untuk melihat karakter yang dimiliki oleh sang

figur pemimpin. Mengingat perjalanan kepemimpinan nasional di Indonesia yang

telah berganti-ganti sejak diproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17

Agustus 1945 menggambarkan sebuah pemahaman dan interpretasi bahwa

pergantian pemimpin seringkali menimbulkan perubahan dalam tatanan

kehidupan rakyat Indonesia dimana akhirnya akan menimbulkan persepsi dan

partisipasi yang berbeda pula pada setiap masa pemerintahan sang pemimpin

tersebut.

Susilo Bambang Yudhoyono telah dua kali terpilih sebagai Presiden

Indonesia dan menjadi sangat menarik melihat dan mengetahui bagaimana Susilo

Bambang Yudhoyono dipersepsikan oleh masyarakat Desa Sukaraja yang pada

penelitian ini akan dijadikan sebagai responden penelitian. Dalam hal ini sangat

menarik untuk mengamati dan melihat Susilo Bambang Yudhoyono dari persepsi

masyarakat Desa Sukaraja karena desa ini merupakan lumbung suara Susilo

Bambang Yudhoyono pada pemilihan presiden 2004 dan pemilihan presiden

2009. Pada pemilihan presiden 2004 putaran I Susilo Bambang Yudhoyono 203

suara, putaran II memperoleh 300 suara dari 411 suara sah.10

Sedangkan pada pemilihan presiden 2009 Susilo Bambang Yudhoyono

memperoleh 446 suara dari 487 suara sah.11 Dengan perolehan suara ini terlihat

bagaimana dukungan dari masyarakat Desa Sukaraja ketika itu terhadap Susilo

Bambang Yudhoyono. Dalam hal ini tentu masyarakat telah mengetahui,

menginterpretasi, dan mengevaluasi Susilo Bambang Yudhoyono selama masa

pemerintahannya.12 sehingga menjadikan tingkat keyakinan masyarakat terhadap

sang Susilo Bambang Yudhoyono menjadi bertambah, berkurang dan bahkan

dapat berubah menjadi krisis kepercayaan.

10

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Presiden Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden di Tingkat Kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan Darul Makmur 2004 Putaran Kedua.

11

Rincian Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dan Suara Tidak Sah di panitia Pemilihan Kecamatan 2009

12

(5)

Bagi masyarakat Desa Sukaraja fenomena-fenomena yang terjadi ini

dilihat dan ditafsirkan serta akhirnya dipersepsikan melalui tanggapan dan sikap

yang mereka berikan terhadap kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yang

telah mereka pilih sebagai presiden pada pemilihan presiden 2004 dan pemilihan

presiden 2009. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui persepsi

masyarakat Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono saat ini sebagai

sosok seorang pemimpin nasional yang telah mereka pilih untuk menjadi presiden

di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Skripsi ini pada dasarnya membahas mengenai persepsi masyarakat

terhadap Susilo Bambang Yudhoyono dalam melaksanakan pemerintahannya.

Dalam skripsi ini penulis akan menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif dalam menganalisa data dimana penelitian ini mencoba memberikan

sebuah gambaran mengenai Susilo Bambang Yudhoyono dalam persepsi

masyarakat dengan menggunakan metode kuantitatif.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

“Bagaimana Persepsi masyarakat Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat

Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono di Desa Sukaraja.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis berfungsi sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa

Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(6)

2. Bagi penulis dapat digunakan sebagai wadah pengembangan kemampuan

dalam menulis karya ilmiah khususnya di bidang politik.

E. Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang penulis perlu

menyusun kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari

segi mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Sedangkan menurut

Masri Singarimbun teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, dan

proporsi untuk menerapkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan

merumuskan hubungan antar konsep.13

Sedangkan menurut FN Karliger, teori adalah sebuah konsep atau

konstruksi yang berhubungan satu sama lain, suatu set dari proporsi yang

mengandung suatu pandangan yang sistematis dan fenomena.14

E.1 Teori Persepsi

Persepsi adalah suatu proses internal yang memungkinkan seseorang

memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan.

Menurut Sondang Siagian persepsi terkadang adalah apa yang ingin dilihat oleh

seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya karena merupakan

proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi

tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan,

dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi,

bukan suatu pencatatan yang benar.

Berikut teori persepsi menurut para ahli:

1. Robbins

Seorang pakar organisasi bernama Robbins mengungkapkan bahwa

persepsi didefinisikan sebagai proses dengan mana individu-individu

13

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitia n Survei, Jakarta : LP3ES, 1989, hal. 37

14

(7)

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar member makna

kepada lingkungan mereka.15

2. Thoha

Thoha mengungkapkan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses

kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang

lingkungannya baik melalui penglihatan maupun pendengaran.16

3. Mc. Mahon

Persepsi adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan

menggunakan alat penerima informasi atau sensori information.

4. Morgan dan Kin

Menunjuk pada saat kita melihat, mendengar, merasakan, dan mencium

dunia di sekitar sehingga dengan kata lain persepsi dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang dialami manusia.

Maka dari beberapa definisi diatas secara umum, peneliti membuat

kesimpulan tentang persepsi. Persepsi adalah penafsiran berdasarkan data-data

yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia sebagai

pengambilan inisiatif dari proses komunikasi.

E.2 Konsep Tentang Masyarakat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu

dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan

pikiran, naluri, perasaan, dan keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan

interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan

yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.

15

Stephen Robbins, Perila ku Orga nisa si, Jakarta: Prehalindo, 2001, hal. 88

16

(8)

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari

beberapa ahli sosiologi.

1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup

bersama dan menghasilkan kebudayaan.

2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita

suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya

pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif

pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan

manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang

cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan

sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok/

kumpulan manusia tersebut.

Unsur-Unsur dalam masyarakat menurut Soerjono Soekanto sebagai berikut ini :

1. Berangotakan minimal dua orang.

2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia

baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan

antar anggota masyarakat.

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta

keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar

sekumpulan manusia bisa dikatakan sebagai masyarakat.

1. Ada sistem tindakan utama.

(9)

3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.

4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi

manusia.

E.3 Persepsi Masyarakat

Persepsi masyarakat adalah sebuah proses yang terjadi dalam diri individu

-individu dalam masyarakat yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi,

dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya,

ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga

terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah sekelompok

manusia yang hidup dalam satu kesatuan dalam tatanan sosial. Dari definisi

tersebut, penulis menyimpulkan bahwa masyarakan merupakan sekelompok orang

yang hidup bersama-sama dan saling berhubungan. Artinya, bahwa setiap

individu manusia yang satu sadar akan adanya individu yang lain dan

memperhatikan kehadiran individu tersebut.

Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka penulis

memberikan definisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana

sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu

memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik dari lingkungan

tempat tinggal mereka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat:

Robbins mengemukakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi

masyarakat, yaitu:

1. Pelaku persepsi. Bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi

oleh karakteristik pribadi dan pelaku persepsi individu.

2. Target atau objek. Karakteristik-karakteristik dan target yang diamati

(10)

dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakang nya

mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan kita mengelompokkan

benda-benda berdekatan atau yang mirip.

3. Situasi. Dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa

sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi sekitar kita.

F. Metodologi Penelitian F.1 Metode penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang,

sikap-sikap, pandangan-pandangan, dan proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh dari fenomena. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi,

dambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat, dan hubungan antar fenomena yang sedang diteliti.

Data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu hasil observasi atas

sesuatu hal yang bisa dinyatakan dengan angka (numeric). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa deskriptif kuantitatif adalah sebuah penelitian yang bertujuan

hanya untuk menggambarkan fenomena-fenomena politik yang ada di masyarakat

dengan menggunakan data statistik.

F.2 Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan informasi yang mencakup masalah maka penulis

melakukan studi lapangan pada lokasi penelitian di Desa Sukaraja yang terletak di

Jalan Nasional Meulaboh-Tapak Tuan Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Propinsi Aceh. Desa ini terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Trieng

Kuning, Dusun Mangga, dan Dusun Pace.

(11)

F.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang

ciri-cirinya dapat diduga dan paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Populasi

penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih tetap

(DPT) di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

Propinsi Aceh yang berjumlah sebanyak 608 orang.

F.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang nantinya akan digunakan sebagai

responden penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel dapat digunakan rumus

Taro Yamane17dengan presisi 10%, yakni :

� =� � + 1

Di mana :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Presisi 10% dengan derajat kepercayaan 90%

Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel

dari penelitian ini adalah :

n =

% +

n =

, +

n = 86

Berdasarkan pendapat diatas, maka besar sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah 86 responden.

F.4 Teknik Penarikan Sampling

17

(12)

Penelitian ini dalam melakukan penarikan sampel menggunakan teknik

acak sederhana (Simple Random Sampling). Teknik ini dapat dilakukan karena

penelitian yang dilakukan cenderung deskriptif dan bersifat umum. Karena itu

perbedaan karakter yang ada pada elemen atau unsur populasi seperti perbedaan

umur, jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, dan jumlah pendapatan

serta perbedaan lain tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penelitian

ini sehingga dapat diabaikan.

F.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dan

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari penelitian ke lapangan untuk mengumpulkan

data melalui:

a. Penyebaran kuisioner langsung, yaitu alat mengumpulkan data dengan

menyebarkan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus

dijawab oleh responden. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner

tertutup sehingga responden hanya memberi jawaban sesuai pilihan

jawaban yang disediakan.

b. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan

pertanyaan langsung kepada responden guna memperoleh keterangan

dalam menyimpulkan data yang terkumpul.

c. Observasi yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang

dilakukan dengan mengamati, mendengar, mencatat kejadian yang

berkaitan dengan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan metode penelitian keperpustakaan (Library

(13)

buku-buku, majalah, surat kabar, dan literatur yang berhubungan dengan

judul skripsi.

F.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan pendekatan

deskriptif kuantitatif sehingga nantinya peneliti dapat mendeskripsikan informasi

dan data yang diperoleh dari penelitian. Dimana pengolahan dilakukan dengan

cara manual dan sistem komputerisasi dengan SPSS 16. Data dikumpulkan dari

hasil kuisioner dan wawancara yang kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan dianalisa dengan menggunakan skala likert dimana setiap

jawaban dijumlahkan sehingga mendapatka total dan dapat diketahui persepsi

masyarakat terhadap Susilo Bambang Yudhoyono.

F.7 Definisi Konsep

Dalam penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk

mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep merupakan istilah dan

definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian,

keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial.18

Persepsi dapat dikatakan sebagai makna yang berada di alam pikiran atau

di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambing

perkataan atau kata-kata dan konsep dapat dikatakan secara sederhana sebagai

sebuah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala.

Berdasarkan judul penelitian yang dipilih oleh peneliti, maka yang

menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Persepsi adalah pandangan seseorang terhadap suatu objek atau

rangsangan tertentu yang menjadi pusat perhatiannya yang selanjutnya

diaplikasikan secara nyata maupun tidak nyata dalam bentuk penafsiran

atau tindakan tertentu.

18

(14)

2. Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan

bekerjasama sehingga mereka dapa mengorganisasikan dirinya dan

berpikir tentang dirinya sebagai keesatuan sosial dengan batas-batas

tertentu.

F.7 Definisi Operasional

Definisi operasional pada dasarnya adalah petunjuk bagaimana caranya

mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui

indikator apa saja yang melekat dalam variabel sebagai pendukung untuk

dianalisis ke dalam variabel tersebut.19 Singarimbun juga mengatakan definisi

operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti yang

menggunakan variable yang sama.

Persepsi adalah pandangan seseorang terhadap suatu objek atau

rangsangan tertentu yang menjadi pusat perhatiannya yang selanjutnya

diaplikasikan secara nyata maupun tidak nyata dalam bentuk penafsiran atau

tindakan tertentu.

Berikut ini dapat diuraikan indikator-indikator dari persepsi yang nantinya

akan digunakan sebagai alat pengukur dalam penelitian.

1. Pelaku Persepsi

Bagaimana cara masyarakat memandang Susilo Bambang Yudhoyono dan

menafsirkan apa yang dilihat. Penafsiran ini dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

dari pelaku persepsi seperti sikap, motif, kepentingan, minat, harapan, dan

pengalaman masa lalu.

2. Objek atau target

Penampilan dari objek yang dipersepsikan seperti cara berbicara, cara

berpakaian, sikap, keputusan-keputusan serta kebijakan yang dilahirkan.

19

(15)

3. Situasi

Unsur lingkungan bisa mempengaruhi persepsi. Lingkungan disini bisa

berarti lokasi, waktu, dan suasana yang terjadi ketika sesuatu dipersepsikan..

Artinya persepsi bersifat kontekstual tergantung dalam situasi apa persepsi itu

timbul atau muncul.

F.8 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan terperinci, maka

penulis membagi skripsi dalam empat bab. Berikut sistematika penulisannya :

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang

masalah perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka

teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Deskripsi Lokasi, Tokoh, dan Isu Penelitian

Bab III : Penyajian Dan Analisis Data

Penyajian dan analisa data yang disajikan dan dianalisis berdasarkan

data dan angka yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di

lapangan.

Bab IV : Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepatuhan perpajakan antara responden yang sudah menikah dengan yang belum menikah.. Variabel independen

Dengan demikian yang dijadikan populasi dalam penelitian ini ialah seluruh pegawai negeri yang bekerja pada Kantor Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara, sesuai

1) peserta didik mengingat kembali isi teks cerita pendek dari unsur-unsur pembangun cerita. 2) peserta didik membaca naskah cerpen yang telah disediakan. 3) Peserta

Pada penelitian penetrasi obat melalui kulit secara in vitro, membran yang paling sesuai adalah kulit manusia yang dapat dipero- leh dengan jalan operasi atau

Khusus: Mahasiswa mampu menyimpulkan data terhadap rata-rata suatu populasi dengan dua variabel acak setelah diberikan penjelasan tentang pemilihan ukuran sampel untuk

Ditujukan kepada upaya perluasan daya tampung satuan Pendidikan Islam dengan mengacu kepada skala prioritas nasional dengan memberikan kesempatan yang sama bagi

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA.. Nama

FREQUENCY TABLE A grouping of qualitative data into mutually exclusive classes showing the number of.. observations in