• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Bidang Sosial Ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Bidang Sosial Ekonomi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis mencantumkan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis yaitu Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Bidang Sosial Ekonomi.

M. Rinaldi Aulia (2016) dengan judul skripsi Analisis Pengelolaan Dana Desa Pada Pemerintahan Desa (studi kasus pada Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman Tahun Anggaran 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dana desa yang dilaksanakan di Nagari Campago dan Nagari Sikucur, yaitu dalam proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawabannya apakah sudah didasarkan pada prosedur dan aturan yang berlaku, apakah prinsip-prinsip pengelolaannya sudah mampu diwujudkan. Dan faktor-faktor penunjang dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan pemanfaatan dana desa. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif.

(2)

Campago cukup baik, yaitu mulai dari perencanaan sampai dengan pertangungjawabannya. Dari segi perencanaan, wali nagari dari kedua nagari mengadakan musrenbang terlebih dahulu setelah itu menyusun APBNagari. Dari segi pelaksanaan, wali nagari meminta TPK untuk menjalankan kegiatan yang telah diberikan kepadanya. Dari segi penatausahaan, Bendahara TPK dan Bendahara Nagari bertugas membuat pembukuan dan laporan pertanggungjawaban dana desa. Dari segi pertanggungjawaban, laporan pertanggungjawaban yang disampaikan oleh wali nagari kepada bupati melalui camat sedikit terlambat dikarenakan dana desa yang diterima datangnya terlambat dan juga kemampuan SDM yang kurang memadai.

(3)

Sedangkan stakeholder lain seperti karang taruna, tim penggerak, masyarakat dan BPD peranannya hanya sebatas pada tahap perencanaan yaitu keikutsertaan dalam penyusun Daftar Rencana Kegiatan (DRK) dan tahap pelaksanaan dengan terlibatnya dalam pembangunan infrastruktur Desa Deket Kulon. Hasil-hasil pemberdayaan masyarakat Desa Deket Kulon yang didanai oleh anggaran alokasi dana desa meliputi pemberdayaan lingkungan dan pemberdayaan manusia.

Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan ini ingin melihat dan menggambarkan bagaimana pengelolaan Dana Desa ini dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat, peneliti melihatnya dari apa yang akan dikelola dengan menggunakan Dana Desa atau hasil dari penggunaan Dana Desa tersebut mampu atau tidak memberikan perubahan bagi sosial ekonomi masyarakat kemudian pada penelitian ini penulis juga ingin mengetahui prinsip-prinsip apa saja yang diterapkan dalam pengelolaan Dana Desa serta tahapyang dilalui, selain itu didalamnya juga membahas bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa. Dalam pemilihan lokasi penelitian juga ada perbedaan, penelitian ini dilakukan di Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu.

2.2 Pengelolaan Dana Desa

(4)

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Penggunaan dana desa ini diperuntukkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan cara melakukan pembangunan infrastruktur desa dan melakukan program pemberdayaan masyarakat desa. Penanggungjawab dalam pengelolaan dana desa adalah pemerintahan desa, karena memiliki jabatan tertinggi didesa sehingga memiliki wewenang dalam mengatur keuangan desa. Dalam proses pengelolaan dana desa kepala desa dibantu Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD). Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa adalah perangkat desa yang dipilih dan ditunjuk oleh kepala desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa, yakni sekretaris desa dan perangkat desa lainnya.

Keberhasilan dalam pengelolaan Dana Desa (DD) sangat ditentukan oleh dukungan dan peran serta semua pihak khususnya instansi pengelola dana desa mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan dan tim pengelola tingkat Desa serta masyarakat desa melalui pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing.

(5)

pengumpulan gagasan, ide atau pendapat dari masyarakat. Selanjutnya pengelolaan meliputi pelaksanaan penggunaan dana desa yang diharapkan melibatkan masyarakat, tujuannya agar masyarakat desa diberikan kepercayaan untuk dapat mengelola proyek yang bersumber dari dana APBN dengan mekanisme swakelola. Selanjutnya dilakukan pemantauan dan evaluasi yang tujuannya agar pengelolaan dana diawasi secara ketat untuk mengurangi kebocoran anggaran maupun berbagai penyimpangan, dalam pemantauan dan evaluasi tidak cukup jika hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga formil saja bahkan anggota masyarakat juga bisa turut mengawasi, sehingga pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan atau bisa sesuai dengan kepentingan masyarakat. 2.3 Dana Desa (DD)

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran pendapatan belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (dalam PP Nomor 43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6/2014 tentang Desa ).

(6)

Pertanggungjawaban ini mengingatkan bahwa desa yang dulunya melaksanakan pembangunan hanya mendapat bantuan keuangan yang terbatas dan pengelolaannya masih sangat sederhana, akan tetapi setelah kebijakan dana desa diberlakukan sekarang ini, desa mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar dan pengelolaannya dilakukan secara mandiri.

Penggunaan Dana Desa memiliki dua bidang yang diprioritas dan harus dijalankan yaitu bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang ke duanya ini menjadi prioritas kegiatan, anggaran dan belanja Desa yang disepakati dan diputuskan melalui Musyawarah Desa. Pada bidang pembangunan desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan desa, meliputi: (dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2015 tentang penggunaan dana desa untuk pembangunan desa pasal 5).

a. pemenuhan kebutuhan dasar.

b. pembangunan sarana dan prasarana Desa. c. pengembangan potensi ekonomi lokal. dan

d. pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

(7)

masyarakat dan desa. Antara lain sebagai berikut (dalam Peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi republik Indonesia nomor 5 tahun 2015 tentang penggunaan dana desa untuk pembangunan desa pasal 11) : a. Peningkatan kualitas proses perencanaan Desa.

b. Mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa lainnya.

c. Pembentukan dan peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa.

d. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa.

e. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat. f. Dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat pengelolaan Hutan Desa

dan Hutan Kemasyarakatan.

g. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui: 1) kelompok usaha ekonomi produktif

2) kelompok perempuan 3) kelompok tani

4) kelompok masyarakat miskin 5) kelompok nelayan

6) kelompok pengrajin

7) kelompok pemerhati dan perlindungan anak 8) kelompok pemuda

(8)

Tabel 2.1 Rincian Dana Desa Menurut Kabupaten/KotaTahun Anggaran 2015

No Nama Daerah Alokasi

(dalam rupiah) I Provinsi Sumatera Utara

1 Kab. Asaha 49.651.593

2 Kab. Dairi 36.494.629

3 Kab. Deli Serdang 105.940.761

4 Kab. Karo 67.583.746

5 Kab. Labuhanbatu 21.663.628

6 Kab. Langkat 67.300.828

7 Kab. Mandailing Natal 99.394.520

8 Kab. Nias 46.241.140

9 Kab. Simalungun 102.699.807

10 Kab. Tapanuli Selatan 57.679.485

11 Kab. Tapanuli Tengah 43.043.384

12 Kab. Tapanuli Utara 64.235.734

13 Kab. Toba Samosir 60.617.160

14 Kab. Padang Sidempuan 12.256.060

15 Kab. Pakpak Bharat 15.040.704

16 Kab. Nias Selatan 121.416.580

17 Kab. Humbang Hasundutan 41.284.514

18 Kab. Serdang Bedagai 64.319.789

19 Kab. Samosir 35.153.931

20 Kab. Batu Bara 39.707.460

21 Kab. Padang lawas 79.483.465.

22 Kab. Padang Lawas Utara 100.361.763

23 Kab. Padang Lawas Selatan 16.387.486

24 Kab. Labuhan Batu Utara 23.982.021

25 Kab. Nias Utara 32.208.325

26 Kab. Nias Barat 29.154.095

27 Kab. Gunungsitoli 27.854.226

Jumlah 1.461.156.834

Sumber :

(9)

4 Kab. Karo 259 565.64

27 Kab. Gunungsitoli 98 565.64 0

55.432.72 0

7.081.264 62.513.984

(10)

Tabel 2.3 Rincian Dana Desa Menurut Kabupaten/Kota Tahun Anggaran

5418 720.442 3.903.354 .756

14.454.327 141.972.561

2 Kab. Dairi 161 720.442 115.991.1

62

10.105.628 126.096.790

3 Kab. Deli Serdang

380 720.442 273.767.9 60

29.292.326 303.060.286

4 Kab. Karo 259 720.442 186.594.4

78

9.741.648 196.336.126

5 Kab.

Labuhanbatu

75 720.442 54.033.15 0

8.336.132 62.369.282

6 Kab. Langkat 240 720.442 172.906.0

80

19.957.743 192.863.823

7 Kab. Mandailing Natal

377 720.442 271.606.6 34

12.441.884 284.048.518

8 Kab. Nias 170 720.442 122.475.1

40

10.451.108 132.926.248

9 Kab. Simalungun 386 720.442 278.090.6 12

15.956.928 294.047.540

10 Kab. Tapanuli Selatan

211 720.442 152.013.2 62

9.656.744 161.670.006

11 Kab. Tapanuli Tengah

159 720.442 112.550.2 78

8.842.956 123.393.234

12 Kab. Tapanuli Utara

241 720.442 114.550.2 78

7.072.304 180.698.826

13 Kab. Toba Samosir

231 720.442 173.626.5 22

7.041.625 173.463.727

14 Kab. Padang Sidempuan

42 720.442 166.422.1 02

4.391.637 34.650.201

15 Kab. Pakpak Bharat

52 720.442 30.258.56 4

5.020.897 42.483.881

16 Kab. Nias Selatan 459 720.442 37.462.98 4

16.135.592 346.818.470

17 Kab. Humbang Hasundutan

153 720.442 110.227.6 26

7.285.660 117.513.286

18 Kab. Serdang Bedagai

237 720.442 170.744.7 54

13.105.061 183.849.815

19 Kab. Samosir 128 720.442 92.216.57 6

7.811.227 100.027.803

20 Kab. Batu Bara 141 720.442 101.582.3 22

11.795.034 113.377.356

21 Kab. Padang lawas

303 720.442 218.293.9 26

9.882.445 228.176.371

22 Kab. Padang Lawas Utara

387 720.442 278.811.0 54

(11)

23 Kab. Padang Lawas Selatan

52 720.442 37.462.98 4

8.559.478 46.022.462

24 Kab. Labuhan Batu Utara

82 720.442 59.076.24 4

9.570.695 68.646.939

25 Kab. Nias Utara 112 720.442 80.689.50 4

11.134.690 91.824.194

26 Kab. Nias Barat 105 720.442 75.646.41 0

8.088.286 83.734.696

27 Kab. Gunungsitoli 98 720.442 70.603.31 6

9.214.822 79.818.138

Sumber : 2.4 Otonomi Desa

Otonomi adalah kewenangan dan kewajiban daerah dalam mengatur dan menjalankan rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan otonomi adalah meningkatkan partisipasi masyarakat, dan lembaga yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintahan desa. Lembaga inilah yang menjadi ujung tombak pemerintahan yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat 5, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Provinsi, kabupaten atau kota, dan desa merupakan kategori daerah otonom mulai dari tingkat teratas hingga terbawah yang memiliki kesatuan masyarakat hukum dengan batas wilayah yang jelas serta hak dan wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

(12)

maka desa dapat melakukan perbuatan hukum baik hukum publik maupun hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda serta dapat dituntut dan menuntut di muka pengadilan (Wijaya.2003 : 165).

Sebagai wujud demokrasi, maka di Desa dibentuk Badan Perwakilan Desa yang berfungsi sebagai lembaga legislatif dan pengawas terhadap pelaksanaan peraturan Desa, anggaran pendapatan dan belanja desa serta keputusan kepala desa. Untuk itu kepala desa dengan persetujuan badan perwakilan desa mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum dan mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan dengan pihak lain, menetapkan sumber-sumber pendapatan desa, menerima sumbangan dari pihak ketiga dan melakukan pinjaman desa. Kemudian berdasarkan hak atas asal usul desa bersangkutan. kepala desa dapat mendamaikan perkara atau sengketa yang terjadi di antara warganya.

Pelaksanaan hak, wewenang dan kebebasan otonomi desa menuntut tanggungjawab untuk memelihara integritas, persatuan dan kesatuan bangsa dalam ikatan Negara kesatuan republik Indonesia dan tanggungjawab untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan dalam koridor pertauran perundang-undangan yang berlaku.

2.5 Kesejahteraan Masyarakat Di Bidang Sosial Ekonomi 2.5.1 Pengertian Kesejahteraan

(13)

dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya. Kalau menurut HAM, maka definisi kesejahteraan kurang lebih berbunyi bahwa setiap laki laki ataupun perempuan, pemuda dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik dari segi kesehatan, makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial, jika tidak maka hal tersebut telah melanggar HAM.

Adapun pengertian kesejahteraan menurut UU tentang kesejahteraan yakni suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.

2.5.2 Sosial Ekonomi

Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan, dan lebih sering dibahas secara terpisah. Sosial diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Dalam konsep sosiologi, manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang berarti bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain karena pada dasarnya mereka saling membutuhkan.

(14)

masing-masing (Damsar, 2011:11). Kegiatan ekonomi merupakan gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara moral maupun material. kebutuhan pokok manusia merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia.

Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial yaitu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan sebagai kesatuan. Sosial ekonomi adalah perilaku sosial masyarakat yang menyangkut interaksinya dan perilaku ekonomi dan bagaimana seseorang berusaha menekuni kebutuhan sehari-hari serta pemanfaatan penghasilan atau hasil ekonomi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

2.5.3 Kesejahteraan Sosial Ekonomi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Sosial diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat seperti status, peran, interaksi, solidaritas, kelompok sosial, stratifikasi, struktur, dan lainnya. Berarti Kesejahteraan dalam bidang sosial terkait dengan terpenuhinya dan mudahnya segala kegiatan sosial masyarakat misalnya interaksi antar individu ataupun kelompok, interaksi antar desa maupun wilayah .

(15)

ekonomi kemudian didalam aktivitas pembangunan jalan dan parit masyarakat sebagai pekerjanya sehingga memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Pengembangan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tiga segi berikut ini:

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Titik tolak pemikirannya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya.

b. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat itu. Dalam rangka memperkuat potensi ekonomi masyarakat ini upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan, serta terbukanya kesempatan untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi.

c. Mengembangkan ekonomi masyarakat juga mengandung arti melindungi masyarakat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta mencegah eksploitasi golongan ekonomi yang kuat atas yang lemah. Upaya melindungi masyarakat tersebut tetap dalam rangka proses pemberdayaan dan pengembangan masyarakat.

2.6 Teori fungsional struktural Robert K.Merton

(16)

bagian akan membawa perubahan pula pada bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur sosial dan sistem sosial terdapat bagian atau elemen yang bersifat fungsional terhadap bagian atau elemen yang lain. Sebaliknya jika tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya (George Ritzer,2011:21).

Menurut Merton analisis struktural-fungsional memusatkan perhatian pada kelompok, organisasi, masyarakat, dan kultur. Sasaran studi struktural fungsional antara lain adalah : peran sosial, pola institusi, proses sosial, pola kultur, norma sosial, organisasi kelompok, struktur sosial, dan perlengkapan untuk pengendalian sosial (George Ritzer,2010:137-138). Konsep-konsep utama dalam teori struktural fungsionalisme adalah disfungsi, fungsi, dan keseimbangan.

Menurut Merton disfungsi terjadi sebagaimana struktur atau institusi dapat menyumbang pemeliharaan bagian-bagian lain dari sistem sosial, struktur ataupun institusi yang dapat menimbulkan akibat negatif terhadap sistem sosial. fungsi didefenisikan sebagai konsekuensi-konsekuensi yang dapat diamati yang menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sistem tertentu. Konsep fungsi terdiri dari fungsi nyata (manifest) dan fungsi tersembunyi (latent). Menurut pengertian sederhana, fungsi nyata adalah fungsi yang diharapkan, sedangkan fungsi yang tersembunyi adalah fungsi yang tak diharapkan.

(17)

Begitu juga dengan instansi pemerintahan desa yang terdiri dari Kepala desa, perangkat desa, badan permusyawaratan desa (bpd), lembaga kemasyarakatan desa dan masyarakat desa yang saling berhubungan satu sama lain dan saling bekerjasama.

Didalam pencapaian keberhasilan pengelolaan Dana Desa sangat dibutuhkan elemen-elemen yang saling berkaitan misal antar pemerintah desa dengan masyarakatnya sebagaimana pemerintah desa harus bekerja sesuai fungsinya begitu juga dengan masyarakat desa yang harus menjalankan fungsinya dalam pengelolaan Dana Desa. Tujuannya agar apa yang akan dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan bagi pemerintah desa dan juga masyarakat. Jika ditinjau dari segi fungsi, maka pengelolaan Dana Desa harus mampu membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi.

2.7 Konsep Perencanaan Pembangunan Dari Bawah (Bottom Up

Planning)

Konsep Perencanaan Pembangunan dari bawah (Bottom Up Planning) adalah perencanaan yang dibuat berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan bersama-sama dengan atasan menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan dan atasan juga berfungsi sebagai fasilitator. Sedangkan dalam pengertian dibidang pemerintahan, bottom up planning atau perencanaan bawah adalah perencanaan yang disusun

(18)

efektifan pembangunan desa. Disadari bahwa pembangunan pedesaan telah dilakukan secara luas tetapi hasilnya dianggap belum memuaskan dilihat dari pelibatan peran serta masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Pembangunan pedesaan seharusnya dilihat bukan hanya sebagai obyek, tetapi harus dipandang pula sebagai subyek pembangunan. Sehingga konsep yang ditawarkan Bottom Up Planing ini dianggap relevan dalam pembangunan pedesaan pada saat ini sebab mengikut sertakan masyarakat sejak awal sampai akhir kegiatannya. Dengan kata lain gagasan serta partisipasi masyarakat merupakan faktor utama pembangunan desa, sedangkan pemerintah hanyalah berperan memberikan arahan, bimbingan dan bantuan fasilitas yang diperlukan.

Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa adalah keterlibatan masyarakat desa baik secara emosional, mental maupun fisik, dalam proses pembangunan desa yang mendorong mereka menyumbangkan kemampuan sekaligus merasa ikut bertanggung jawab atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan menjadi keinginan bersama yakni meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Masyarakat desa dianggap yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga. Masyarakat desa dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat desa-lah yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta juga potensi yang dimiliki daerahnya.

(19)

pembangunan untuk memberdayakan masyarakat, dan sebagai upaya mempercepat dan memperkokoh pembangunan ekonomi daerah dalam arti luas secara efektif dan kokoh. Pembangunan pedesaan bersifat multi dimensional dan multi aspek, oleh karena itu perlu dilakukan analisis pembahasan yang lebih terarah dan dalam konteks serba keterkaitan dengan bidang atau sektor dan aspek diluar pedesaan (fisik, dan non fisik, ekonomi dan non ekonomi, sosial-budaya, spasial, internal dan eksternal) (Adisasmita. 2006:24).

Pembangunan pedesaan menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat adalah sangat tepat dan relevan. Disamping itu seharusnya dikembangkan pula pendekatan spasi (tata ruang), mengingat potensi dan kondisi geografis masing-masing desa berbeda-beda. Jika ingin dicapai keberhasilan, maka rencana pembangunnya harus disusun berdasarkan kemampuan berkembangannya masing-masing desa yang bersifat spasial, sehingga perlu dilakukan penataan dan pengekolaan tata ruang pedesaan secars efektif, efisien dan dinamis.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah sebagai ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, dan ikut serta terlibat, memanfaatkan dan menikmati pembangunan. Dalam proses pembangunan masyarakat tidak semata-mata diperlakukan sebagai objek, tetapi lebih sebagai subjek dan aktor atau pelaku. Ada beberapa tahap partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu (Soetomo.2006: 9-10);

(20)

juga pembuat sebuah program karena telah ikut terlibat dalam proses pembuat atau perumusan sebuah program, dengan begitu masyarakat akan merasa memiliki tanggung jawab bagi keberhasilan programnya

2) Keterlibatan masyarakat dalam tahap pelaksanaan dan pengelolaan program juga akan membawa dampak positif dalam jangka panjang, kemandirian masyarakat akan lebih cepat terwujud karena masyarakat menjadi terbiasa untuk mengelola program-program pembangunanpada tingkat lokal.

3) Partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi akan membawa dampak positif bagi penyempurnaan dan pencarian alternatif yang terus-menerus. Hasil evaluasi yang dilakukan akan menjadi umpan balik bagi perbaikan dan penyempurnaan program berikutnya.

4) Partisipasi dalam menikmati hasil. Melalui bentuk partisipasi ini hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati secara lebih merata oleh seluruh lapisan masyarakat secara proposional. Apabila keterlibatan masyarakat dalam memikul beban pembangunan diberi makna sebagai bentuk kewajiban dan tanggung jawab, maka partisipasi dalam menikmati hasil dapat dilihat sebagai hak warga masyarakat.

(21)

berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan.

Gambar

Tabel 2.1 Rincian Dana Desa Menurut Kabupaten/KotaTahun Anggaran
Tabel 2.3 Rincian Dana Desa Menurut Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang serupa juga terjadi pada siswa kelas XI IPA SMA Swasta YPI Dharma Budi Sidamanik yang kemampuan representasi matematisnya masih rendah (Istiawati &

Memang tepat kiranya jika fenomena ini kita sebut dengan istilah ‘lokalisasi agama’, karena lokalisasi memang identik dengan pelacuran, dan tawar-menawar dengan ‘aqidah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kesehatan yang diproksikan dengan angka harapan hidup, tingkat pendidikan yang diproksikan dengan pekerja

Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah (X1), Sumber Daya Manusia

januari 2017 dengan 1 orang siswa kelas kontrol yang telah diberikan perlakuan, diperoleh informasi bahwa siswa kurang tertarik dengan cara penyampaian guru

Jika tim anda diminta memberikan opini atau pendapat terhadap presentasi tim lain, maka opini yang akan tim anda sampaikan berisikan tentang.... Opini yang

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x8 jam, diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria :..  Menggunakan teknik untuk meminimalkan

sedia ada iaitu daripada kelas biologi pertama dan kedua. Oleh yang demikian, generalisasi kajian ini mungkin sesuai kepada sampel kajian yang memiliki ciri-ciri yang